Anda di halaman 1dari 11

PROJEK

“PERPAJAKAN”

Dosen Pengampu:

Sondang A. Silalahi SE., M. Si & Haryani Pratiwi Sitompul,SE., M. Si

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 9:

Cindy Nelly Mariska Sinaga : 7193342017

Kristina Sihombing : 7191142010

Fauziah Panggabean : 7193342005

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan tugas “Rekayasa Ide” ini dengan baik. Tugas ini
dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu “ Perpajakan”
Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua khususnya dalam hal mata kuliah Perpajakan. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman kami masih terbatas, karena keterbatasan ilmu dan pemahaman kami yang
belum seberapa.
Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatian nya kami
mengucapkan terima kasih.

Medan, Januari 2021

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

A. Cara Pengisian SPT........................................................................................

B. Mekanisme Pajak Pengahasilan pasal 21

C. Cara Perhitungan PPh.....................................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan

B. Saran.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung bersama-sama
melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan
nasional. PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada orang
pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak. Penghasilan yang dimaksud dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium,
hadiah, dan yang lainnya.
UU No 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan (PPh) adalah
pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi maupun badan berdasarkan jumlah
penghasilan yang diterima selama satu tahun. Ketentuan mengenai PPh pertama kali
diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1983.
Untuk mewujudkan sistem perpajakan yang netral, stabil, adil, sederhana, serta
memiliki kepastian hukum dan transparansi, dilakukan sejumlah perubahan dan
penyempurnaan terhadap Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Perubahan terakhir mengenai peraturan PPh dapat dilihat dalam UU No 36 Tahun
2008. Berikut beberapa poin perubahan penting yang harus dipahami wajib pajak.

B. RumusanMasalah

1. Bagaimana cara pengisisian SPT?

2. Bagaimana cara mekanisme pajak penghasilan pasal 21?

3. Bagaimana cara perhitungan pajak penghasilan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pengisian SPT

2. Untuk mengetahui mekanisme pajak penghasilan pasal 21


3. Untuk mengetahui cara perhitungan pajak penghasilan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Cara Pengisian Formulir SPT 1770S

A. Detail Data Pribadi Anda


TAHUN PAJAK
Diisi pada kotak yang tersedia sesuai dengan Tahun Pajak. Contoh : Tahun Pajak 2014
Kotak SPT Pembetulan diisi dengan tanda silang (X) dan “ Ke-….” diisi dengan angka
banyaknya melakukan pembetulan jika Wajib Pajak menyampaikan Pembetulan SPT.
Jika Wajib Pajak menyampaikan SPT Normal maka kotak SPT Pembetulan dan “ Ke-
….” tersebut tidak perlu diisi.
IDENTITAS NPWP
Diisi sesuai dengan NPWP yang tercantum pada Kartu NPWP.
NAMA WAJIB PAJAK
Diisi sesuai dengan nama Wajib Pajak yang tercantum pada Kartu NPWP.
PEKERJAAN
Diisi sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Wajib Pajak secara lengkap.
KODE LAPANGAN USAHA (KLU)
Nomor kode klasifikasi lapangan usaha (KLU) diisi sesuai dengan Klasifikasi
Lapangan Usaha Wajib Pajak menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-321/PJ/2012.
NOMOR TELEPON DAN FAKSIMILI
STATUS PERPAJAKAN SUAMI-ISTRI
Diisi dalam hal Wajib Pajak telah kawin dengan status perpajakan suami-istri sebagai
berikut:
1. KK yaitu suami-istri yang menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakan secara gabungan. Istri dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya menggunakan NPWP suami atau kepala keluarga.
2. HB yaitu penghasilan suami-istri dikenai pajak secara terpisah karena suami-istri
telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim.
3. PH yaitu penghasilan suami-istri dikenai pajak secara terpisah karena berdasarkan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan oleh suami-istri.

4. MT yaitu penghasilan suami-istri dikenai pajak secara terpisah karena dikehendaki


oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.
NPWP ISTRI / SUAMI
Diisi sesuai dengan NPWP suami atau istri dalam hal Wajib Pajak telah kawin dengan
status perpajakan suami-istri HB, PH atau MT.
PERUBAHAN DATA
Wajib Pajak dapat menyampaikan permohonan tertulis perubahan data dengan
Formulir Perubahan Data Wajib Pajak dengan dilengkapi dokumen yang disyaratkan,
secara terpisah dari pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi.
Yang termasuk dalam perubahan data berupa:
Perubahan identitas Wajib Pajak orang pribadi.
Perubahan alamat tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi yang masih dalam wilayah
kerja KPP yang sama.
Perubahan sumber penghasilan utama Wajib Pajak orang pribadi.
Perubahan kategori Wajib Pajak orang pribadi berupa:
a) wanita yang telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim (HB);
b) istri melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan (PH);
c) istri memilih menjalankan hak dan kewajiban perpajakan terpisah (MT); atau
d) warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
(WBT);

B. Detail Pajak Anda


Huruf A: PENGHASILAN NETO
Angka 1 – PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAAN
Diisi sesuai dengan Bukti Potong Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 yang dilampirkan
atau Bukti Potong lain.

Angka 2 – PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A.

Angka 3 – PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI


Diisi dari jumlah Penghasilan Neto yang tercantum pada Lampiran Tersendiri Formulir
1770 S.

Angka 4 – JUMLAH PENGHASILAN NETO


Bagian ini diisi dengan hasil penjumlahan Angka 1 s.d. Angka 3.

Angka 5 – ZAKAT/SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB


Bagian ini diisi jumlah zakat/sumbangan keagamaan yang bersifat wajib atas
penghasilan yang menjadi objek pajak yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak
Orang Pribadi pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang sah.

Angka 6 – JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN


ZAKAT/SUMBANGAN YANG SIFATNYA WAJIB
Bagian ini diisi dengan hasil pengurangan Angka 4 dengan Angka 5.

Huruf B: PENGHASILAN KENA PAJAK


Angka 7 – PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
Angka 8 – PENGHASILAN KENA PAJAK
Tutorial Cara Mengisi SPT Tahunan 1770 SS Manual
Diisi dengan tahun pajak SPT yang dilaporkan. Misalnya SPT Tahun Pajak 2017 SPT
tersebut dilaporkan di tahun 2018.
Diisi jika SPT yang dilaporkan adalah pembatulan. Conteng kota pemebetulan dan
tuliskan angka pembetlan ke berapanya.
Diisi dengan nomor NPWP 15 digit.
Diisi dengan Nama Wajib Pajak
Diisi dengan jumlah penghasilan bruto selama setahun (sesuai dengan bukti potong
A1/A2 dari bendahara)
Diisi dengan jumlah pengurangan penghasilan bruto
Diisi dengan jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan status
pernihkahan Wajib Pajak. Untuk mengetahui jumlah PTKP bisa dilihat pada halaman
ini.
Jumlah Penghasilan Kena Pajak adalah nilai pengurangan dari penghasilan bruto -
pengurangan - PTKP.
Pajak terutang merupakan hasil perkalian dari penghasilan kena pajak x tarif pajak.
Cara menghitung PPh pasal 21 terutang ada pada halaman ini.
Diisi dengan jumlah pajak penghasilan yang telah dipotong oleh pihak lain. Contohnya
bendahara
Diisi dengan hasil pengurangan pph terutang dengan yang pph yang telah dipotong
Diisi dengan penghasilan yang dikenakan pph final. Misalnya penjualan tanah dan atau
bangunan
Diisi dengan jumlah pph final terutang
Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak. Misalnya Wajib Pajak yang memiliki
CV dan Penghasilan CV tersebut sudah dikenakan pajak
Jumlah seluruh harta yang dimiliki sampai dengan akhir tahun pelaporan SPT
Jumlah hutang yang dimiliki sampai dengan akhir tahun pelaporan SPT
Diisi dengan Lokasi dan tangal penandatanganan SPT
Tanda Tangan Wajib Pajak

B. Mekanisme perhitungan pajak PPH psl 21


Hitung gaji bruto dalam satu tahun (gaji pokok, tunjangan, makan, kesehatan dll).
Kalkulasikan PTKP sesuai dengan status kekeluargaan (sudah menikah belum atau
punya anak dll).
Kurangi dengan tunjangan biaya jabatan 5% (maks. 6 juta) dan iuran pensiun 5%
(maks. 2,4 juta). Kedua biaya tersebut diambil dari penghitungan gaji bruto selama satu
tahun.
Penghasilan Netto: Gaji Bruto – PTKP – Iuran Jabatan dan Pensiun
Setelah gaji bersih (netto) didapatkan, Anda bisa kali dengan besaran tarif pajak yang
berlaku.
Case Study
Sindy Koesnadi merupakan seorang pegawai di PT. Sukses Selalu Dah. Wanita
tersebut memiliki penghasilan Rp. 8 juta perbulan ditambah dengan uang makan Rp.
630 ribu perbulan dan tunjangan lainnya mencapai R…
Tata Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Menurut Metode Pembayaran
Dilihat dari metode pembayarannya, tata cara pembayaran Pajak Penghasilan (PPh)
terbagi dua, yakni pembayaran melalui online banking atau menyetor langsung melalui
kantor pos atau bank persepsi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

bayar pajak online


Secara umum, tata cara pembayaran Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
1. Online Banking
Wajib pajak perlu mendaftar untuk fasilitas online banking pada bank persepsi yang
ditunjuk Menteri Keuangan. Bank tersebut kemudian akan menyediakan aplikasi
khusus pembayaran pajak online. Saat melakukan pembayaran, wajib pajak harus
mengisi terlebih dahulu data yang diperlukan pada aplikasi dari bank tersebut.
Saat pembayaran sudah dilakukan, wajib pajak akan menerima nomor referensi sebagai
tanda bukti pembayaran. Setelah itu data yang sudah diisi beserta nomor referensi perlu
dikirim kepada bank yang bersangkutan, agar wajib pajak dapat menerima Nomor
Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dari bank, untuk dipergunakan pada laporan
pajak yang akan dikirimkan kepada kantor pajak.

2. Menyetor Lewat Teller Bank/Kantor Pos


Selain bank, kantor pos juga merupakan salah satu kanal yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk melaksanakan sistem penerimaan negara secara elektronik melalui
sistem modul penerimaan negara ‘billing’ generasi kedua (MPN G2).
Dengan adanya pola penerimaan sistem MPN G2, wajib pajak cukup menunjukkan ID
Billing berupa 15 digit yang dibaca oleh sistem MPN G2. Kode tersebut dapat diakses
wajib pajak dengan terlebih dahulu mendaftar secara online melalui alamat
www.pajak.go.id. Atau, wajib pajak bisa juga mendapatkan ID Billing pada salah satu
kanal yang ditunjuk oleh pemerintah, misalnya aplikasi OnlinePajak.
Sebelumnya, sistem penerimaan pajak menggunakan lembar Surat Setoran Pajak
(SSP). Sayangnya, sistem tersebut merepotkan wajib pajak maupun petugas kantor
pos/bank persepsi.
Kini, melalui sistem yang sudah terintegrasi, wajib pajak hanya perlu menunjukan ID
Billing kepada petugas kantor pos dan kemudian petugas akan memasukan kode billing
tanpa harus memasukan lagi identitas wajib pajak, NPWP, Kode MAP, nominal besar
uang, serta masa pajak.

3. Cara Pembayaran Pajak Penghasilan dengan OnlinePajak

Selain menggunakan fasilitas online banking atau menyetor langsung, wajib pajak kini
memiliki alternatif lain yang kian memudahkan wajib pajak untuk melakukan
pembayaran pajak. Alternatif yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan layanan
yang disediakan oleh OnlinePajak.
Online Pajak menggunakan cookie untuk memberikan Secara umum, tata cara
pembayaran Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
1. Online Banking
Wajib pajak perlu mendaftar untuk fasilitas online banking pada bank persepsi yang
ditunjuk Menteri Keuangan. Bank tersebut kemudian akan menyediakan aplikasi
khusus pembayaran pajak online. Saat melakukan pembayaran, wajib pajak harus
mengisi terlebih dahulu data yang diperlukan pada aplikasi dari bank tersebut.
Saat pembayaran sudah dilakukan, wajib pajak akan menerima nomor referensi sebagai
tanda bukti pembayaran. Setelah itu data yang sudah diisi beserta nomor referensi perlu
dikirim kepada bank yang bersangkutan, agar wajib pajak dapat menerima Nomor
Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dari bank, untuk dipergunakan pada laporan
pajak yang akan dikirimkan kepada kantor pajak.

2. Menyetor Lewat Teller Bank/Kantor Pos


Selain bank, kantor pos juga merupakan salah satu kanal yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk melaksanakan sistem penerimaan negara secara elektronik melalui
sistem modul penerimaan negara ‘billing’ generasi kedua (MPN G2).
Dengan adanya pola penerimaan sistem MPN G2, wajib pajak cukup menunjukkan ID
Billing berupa 15 digit yang dibaca oleh sistem MPN G2. Kode tersebut dapat diakses
wajib pajak dengan terlebih dahulu mendaftar secara online melalui alamat
www.pajak.go.id. Atau, wajib pajak bisa juga mendapatkan ID Billing pada salah satu
kanal yang ditunjuk oleh pemerintah, misalnya aplikasi OnlinePajak.
Sebelumnya, sistem penerimaan pajak menggunakan lembar Surat Setoran Pajak
(SSP). Sayangnya, sistem tersebut merepotkan wajib pajak maupun petugas kantor
pos/bank persepsi.
Kini, melalui sistem yang sudah terintegrasi, wajib pajak hanya perlu menunjukan ID
Billing kepada petugas kantor pos dan kemudian petugas akan memasukan kode billing
tanpa harus memasukan lagi identitas wajib pajak, NPWP, Kode MAP, nominal besar
uang, serta masa pajak.

3. Cara Pembayaran Pajak Penghasilan dengan OnlinePajak


Selain menggunakan fasilitas online banking atau menyetor langsung, wajib pajak kini
memiliki alternatif lain yang kian memudahkan wajib pajak untuk melakukan
pembayaran pajak. Alternatif yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan layanan
yang disediakan oleh OnlinePajak.

Anda mungkin juga menyukai