Anda di halaman 1dari 33

TUGAS PERPAJAKAN I

KELOMPOK III

“Pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan”

Disusun oleh :

Dea Katelya 180424105


Gracia Fayola Silvanus 180424170
Majeni 180424346
Felicia Wibowo 180424348
Evelyn Christinawati 180424361
Christopher Rae Andara 180424574
Elsa Jonita 180424592

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA UNIVERSITAS ATMA JAYA


YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
diselesaikan sebagaimana mestinya. Kami mengucapkan Terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penelitian ini dari awal sampai akhir.

Makalah ini merupakan tugas besar mata kuliah Perpajakan 1 program studi
Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kami telah
berusaha semampu kami untuk menyelesaikan makalah ini tepat waktu, tetapi apabila ada
kekurangan atau kesalahan, dengan sepenuh hati kami memohon maaf. Atas perhatiannya
kami mengucapkan Terimkasih.

Yogyakarta, 2 November 2019

Penulis

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
BAB I...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 6
1.5 Metode Penelitian ......................................................................................................... 6
BAB II .................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 8
A. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) ....................................................................... 8
B. Dasar Hukum ............................................................................................................... 8
C. Fungsi Surat Pemberitahuan ...................................................................................... 10
D. Jenis Surat Pemberitahuan ......................................................................................... 10
E. Wajib Pajak Tertentu yang Dikecualikan dari Kewajiban Menyampaikan Surat
Pemberitahuan................................................................................................................... 13
F. Pengisian Surat Pemberitahuan ................................................................................. 14
G. Batas Pelaporan SPT Tahunan .................................................................................. 14
H. Perpanjangan Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan ......................................... 15
I. Sanksi Tidak atau Terlambat Melaporkan SPT ......................................................... 15
J. Wajib Pajak Tertentu yang Dikecualikan dari Pengenaan Sanksi ............................. 16
K. Pembetulan Surat Pemberitahuan .............................................................................. 16
L. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan .................................................. 18
M. Electronic Filling (e-Filing) ................................................................................... 21
N. Mekanisme Pengisian SPT secara Manual (LAMPIRAN) ....................................... 31
BAB III ................................................................................................................................. 32
PENUTUP ............................................................................................................................ 32
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 33

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan
untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan
objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut SPT
Tahunan PPh adalah SPT PPh untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak, yang
meliputi SPT Tahunan OP dan SPT Tahunan Badan. Sebagai Wajib Pajak, Anda wajib
mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani
serta menyampaikannya ke KPP, atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak. Ada beberapa formulir dalam pelaporan SPT ini, diantaranya adalah:
 Formulir 1771
 Formulir 1770
 Formulir 1770S. Digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilan
dari pekerjaannya lebih dari satu pemberi kerja, atau penghasilannya lebih dari
Rp60.000.000,00 setahun, atau Wajib Pajak tersebut memiliki penghasilan
lain. Formulir 1770S ini tidak bisa digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
 Formulir 1770 SS. Formulir SPT Tahunan yang paling sederhana yang
ditujukan Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilannya setahun hanya dari
pekerjaan dan jumlahnya tidak lebih dari Rp60.000.000,00 setahun.
 Bukti Potong 1721-A1 dan atau 1721-A2. Formulir keterangan dari pemberi
kerja yang menjelaskan pajak dari wajib pajak yang sudah dipotong oleh
pemberi Kerja.Formulir ini dilampirkan saat SPT dilaporkan.

Selain itu SPT sekarang bisa menggunakan e–SPT, e-SPT adalah aplikasi yang
dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan untuk digunakan oleh
Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Kelebihan aplikasi e-SPT
adalah Wajib Pajak akan dituntun langsung mengenai cara pengisian SPT, sehingga
dapat dikerjakan secara mudah, cepat, dan akurat, selain itu kelebihan e-SPT lainnya

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


yaitu efisien dalam penyimpanan data Wajib Pajak, jika dibandingkan dengan cara
manual dimana Wajib Pajak harus mengisi sendiri form SPT dengan tidak adanya
panduan langsung dalam menghitung besaran pajak, maka e-SPT jauh lebih unggul.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan SPT ?
2. Apa yang menjadi dasar hukum SPT ?
3. Apa fungsi dari SPT ?
4. Apa saja jenis – jenis SPT ?
5. Siapa saja yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT?
6. Apa ketentuan – ketentuan dalam mengisi SPT ?
7. Kapan batas pelaporan SPT tahunan ?
8. Bagaimana perpanjangan waktu penyampaian SPT ?
9. Apa sanksi apabila tidak atau terlambat melaporkan SPT ?
10. Siapa saja yang dikecualikan dari pengenaan sanksi ?
11. Apa saja yang berkaitan dengan pembetulan SPT ?
12. Bagaimana penyampaian SPT tahunan ?
13. Bagaimana mekanisme pengisian SPT secara manual ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian, dasar hokum dan fungsi dari SPT
2. Untuk mengetahui jenis–jenis dari SPT
3. Untuk mengetahui siapa saja yang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT
4. Untuk mengetahui ketentuan–ketentuan dalam mengisi SPT
5. Untuk mengetahui batas pelaporan SPT tahunan
6. Untuk mengetahui perpanjangan waktu penyampaian SPT
7. Untuk mengetahui sanksi apabila tidak atau terlambat melaporkan SPT
8. Untuk mengetahui siapa saja yang dikecualikan dari pengenaan sanksi
9. Untuk mengetahui hal–hal yang berkaitan dengan pembetulan SPT
10. Untuk mengetahui cara–cara penyampaian SPT tahunan
11. Untuk mengetahui mekanisme pengisian SPT secara manual

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


1.4 Manfaat
1. Proposal ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Mahasiswa dalam
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kegunaan SPT.
2. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa dasar hukum apa saja yang digunakan
dalam SPT.
3. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak bagi wajib pajak dan bagi
pengusaha kena pajak.
4. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa berbagai jenis surat pemberitahuan.
5. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa bentuk SPT dan kegunaan dari setiap SPT.
6. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa tentang wajib pajak tertentu yang
dikecualikan dari kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan.
7. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa cara pengisian formulir SPT tahunan
seperti SPT 1770, SPT 1770S dan SPT 1770SS
8. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa batas pelaporan SPT tahunan.
9. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa tentang perpanjangan waktu penyampaian
surat pemberitahuan.
10. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa tentang sanksi jika tidak atau terlambat
melaporkan SPT.
11. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa tentang bagaimana cara pembetulan SPT.
12. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa tentang penyampaian SPT Tahunan.
13. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa tentang e- filling.
14. Untuk memberitahukan kepada mahasiswa tentang cara menggunakan e – filling.

1.5 Metode Penelitian


Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Melakukan wawancara kepada pihak yang tekait dengan penelitian ini di Kantor
2. Melakukan pengamatan langsung mengenai NPWP dan NPPKP.
3. Melakukan studi pustaka dari berbagai sumber atau referensi yang berkaitan tentang
penelitian ini.

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


Pengisian SPT Tahunan PPh 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)


Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek
pajak dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

B. Dasar Hukum
Pasal 3 ayat 1, 1a, dan 1b UU KUP menyebutkan sebagai berikut.
(1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan
jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan
mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

(1a) Wajib Pajak yang telah mendapatkan izin Menteri Keuangan untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain
Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa indonesia dengan
menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. Bagi Wajib Pajak yang telah
mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan bahasa
asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam
bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya
diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

(1b) Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan secara biasa,
dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, yang semuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Dasar Hukum lain diantaranya :

 Undang-Undang Nomor 28 TAHUN 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


Undang Nomor 6 tahun 1983.
 SE Dirjen Pajak No. SE - 04/PJ.33/1998 tanggal 30 April 1998 tentang Perpanjangan
Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunnan Pajak Penghasilan.
 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 518/PJ./2000 tanggal 4 Desember
2000 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Selain Melalui Kantor Pos.
 Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-517/PJ./2000 tanggal 4 Desember 2000 tentang
Tempat Pengambilan Surat Pemberitahuan.
 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-01/PJ.9/2000 tanggal 24 April 2000 tentang
pelaksanaan pelaporan menggunakan Media Elektronik.
 Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 533/KMK.04/2000 tanggal 22
Desember 2000 tentang penyelenggaraan Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata
uang selain Rupiah Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.
 Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 534/KMK.04/2000 tanggal 22
Desember 2000 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan Serta Keterangan dan
atau Dokumen yang harus dilampirkan.
 Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 535/KMK.04/2000 tanggal 22
Desember 2000 tentang Wajib Pajak tertentu Yang Dikecualikan dari Kewajiban
Menyampaikan Surat Pemberitahuan.
 Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 536/KMK.04/2000 tanggal 22
Desember 2000 tentang Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan.
 Keputusan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 537/KMK.04/2000 tanggal 22
Desember 2000 tentang Wajib Pajak Tertentu Yang Dikecualikan dari Pengenaan
Sanksi Administrasi Berupa Denda Karena Tidak Menyampaikan SPT Dalam Jangka
Waktu Yang Ditentukan.
 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 82/KMK.03/2003 tanggal 28 Februari 2003
tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 536/KMK.04/2000
tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan.
 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-49/PJ/2003 tentang Tata Cara
Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan.

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


C. Fungsi Surat Pemberitahuan
1. Bagi Wajib Pajak, Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan
untuk melaporkan tentang :
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) tahun pajak atau bagian
tahun pajak;
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;
c. Harta dan kewajiban;
d. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang atau badan lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
2. Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang
dan untuk melaporkan tentang :
a. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha
Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku; dan
c. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai
sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau
dipungut dan disetorkannya.

D. Jenis Surat Pemberitahuan


Surat Pemberitahuan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Surat Pemberitahuan Masa
dan Surat Pemberitahuan Tahunan.
1. Surat Pemberitahuan Masa
Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa
pajak, terdiri atas :
a. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan pasal 21 dan 26;
b. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan pasal 22;
c. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan pasal 23 dan 26;

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


d. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan pasal 25
e. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2;
f. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan pasal 15;
g. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai;
h. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi pemungut;
i. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak
Pedagang Eceran yang menggunakan nilai lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak;
dan
j. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

2. Surat Pemberitahuan Tahunan


Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahun
pajak atau bagian tahun pajak, yang terdiri atas :
a. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan hanya menggunakan satu jenis
formulir yaitu SPT Tahunan 1771.
b. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan yang
diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang
dolar Amerika Serikat;
c. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi. SPT
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi terbagi ke dalam tiga jenis
formulir. Formulir tersebut adalah SPT Tahunan 1770, SPT 1770 S, dan SPT 1770
SS. Berikut perbedaan dari ketiga jenis formulir tersebut:
1. Formulir 1770 SS. Formulir ini memiliki struktur dan bentuk yang paling
sederhana karena hanya 1 lembar. Formulir ini digunakan oleh Wajib Pajak
yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas
dengan penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 dalam satu tahun
Formulir 1770 SS:
- Di akhir tahun karyawan harus meminta bukti potong 1721-A1 untuk
karyawan swasta dan bukti potong 1721-A2 untuk pegawai negri sehingga
memudahkan untuk mengisi formulir 1770 SS dikarenakan di dalam bukti
potong 1721-A1 maupun 1721-A2 sudah tertera penghasilan bruto
karyawan tersebut selama 1 tahun.

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


- Dalam pengisiannya formulir ini merupakan yang paling sederhana
dikarenakan hanya memindahkan data yang sudah ada dalam bukti potong
1721-A1 maupun 1721-A2 ke dalam formulir 1770 SS. Serta mengisikan
daftar harta maupun kewajiban sampai akhir tahun tanpa memerlukan
perinciannya.

2. Formulir 1770 S. Formulir ini memiliki struktur lebih kompleks dibandingkan


formulir 1770 SS karena memiliki lampiran yang harus diisi. Formulir ini
diperuntukan bagi:
- Wajib Pajak Orang Pribadi yang memperoleh penghasilan lebih dari satu
pemberi kerja atau, yang penghasilan brutonya sama dengan atau lebih
besar dari 60 juta per tahun;
- memperoleh penghasilan dalam negeri lainnya (seperti : bunga, royalty,
sewa ataupun keuntungan dari penjualan dan/atau pengalihan harta
lainnya) atau,
- memiliki penghasilan yang dikenakan PPh final Dan/atau bersifat final
seperti bunga deposito, SBI dan lainnya.

Formulir 1770 S:

- Formulir ini digunakan untuk karyawan yang penghasilan brutonya sama


dengan atau lebih besar dari 60 juta per tahun. Karyawan yang mengisi
formulir 1770 S juga diwajibkan untuk meminta bukti potong 1721-A1
maupun 1721-A2;
- Memperoleh penghasilan yang bukan termasuk objek pajak seperti:
Hibah/Warisan, Bantuan/Sumbangan, Klaim asuransi kesehatan, Beasiswa,
dan lain-lain
- Bagi Wajib Pajak yang menggunakan formulir 1770 S dalam penyampaian
SPT Tahunannya, diwajibkan untuk mengisi lampiran – lampirannya
seperti : Data penghasilan, Daftar harta dan/atau kewajiban, Bukti potong,
Daftar anggota keluarga.
3. Formulir 1770. Formulir 1770 ini diperuntukkan bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi yang memperoleh penghasilan dari usaha sendiri (misalnya : usaha
pertokoan, salon, warung dan lain-lain) atau, dari pekerjaan bebas (misalnya :

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


dokter, notaris, petugas dinas asuransi dan lain-lain) atau, WP yang
memperoleh penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja memiliki
penghasilan yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final
- Wajib Pajak yang memiliki penghasilan Dalam Negeri lainnya (seperti :
bunga, royalty, sewa ataupun keuntungan dari penjualan dan/atau
pengalihan harta lainnya).
- Wajib Pajak yang dan memperoleh penghasilan di luar negeri.
d. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21. SPT Tahunan PPh
Pasal 21 dengan menggunakan formulir 1721. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan yang selanjutnya disebut SPT Tahunan PPh adalah SPT PPh untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak, yang meliputi SPT Tahunan Orang
Pribadi dan SPT Tahunan Badan. SPT Tahunan PPh, yang terdiri dari:
- SPT Tahunan PPh untuk satu Tahun Pajak; dan
- SPT Tahunan PPh untuk Bagian Tahun Pajak.

Sebelum melakukan pelaporan SPT Tahunan, orang pribadi juga harus


menerima bukti potong pajak yang dikeluarkan oleh bagian keuangan perusahaan
tempat ia bekerja. Bukti potong pajak tersebut berupa lembar dokumen 1721-A1 atau
1721-A2. Setiap pekerja atau pegawai pasti menerima bukti potong sebagai bukti
setoran pajak yang telah dipungut dan dilaporkan oleh perusahaan pemberi kerja.
Formulir bukti potong tersebut terbagi menjadi dua yakni :

- Formulir 1721 A1 khusus untuk para karyawan yang bekerja di perusahaan


milik swasta.
- Formulir 1721 A2 untuk karyawan yang menjabat sebagai Pegawai Negeri
Sipil.

Kedua formulir ini nantinya akan menjadi pedoman wajib pajak ketika lapor pajak.

E. Wajib Pajak Tertentu yang Dikecualikan dari Kewajiban Menyampaikan Surat


Pemberitahuan
1. Wajib Pajak orang pribadi yang penghasilan netonya tidak melebihi jumlah
Penghasilan Tidak Kena Pajak, yaitu Wajib Pajak yang penghasilan netonya dalam 1
(satu) tahun pajak tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana diatur

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


dalam pasal 7 undang-undang PPh. Wajib Pajak tersebut dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan
bebas. Wajib Pajak yang dimaksud dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25.

F. Pengisian Surat Pemberitahuan


Ketentuan-ketentuan dalam mengisi SPT adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan benar,
lengkap, jelas, dan menandatanganinya.
2. Jika Wajib Pajak adalah badan, Surat Pemberitahuan harus ditandatangani oleh
pengurus atau direksi.
3. Jika Surat Pemberitahuan diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib Pajak,
harus dilampiri surat kuasa khusus.
4. Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan oleh Wajib Pajak yang
wajib melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan keuangan berupa
neraca dan laporan laba rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.

G. Batas Pelaporan SPT Tahunan


Batas Pelaporan SPT Tahunan juga dibagi menjadi dua yaitu batas pelaporan SPT
Tahunan Orang Pribadi dan batas pelaporan SPT Tahunan Badan.
a) Batas Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi adalah 3 bulan sejak berakhirnya masa
pajak.
b) Batas Pelaporan SPT Tahunan Badan adalah 4 bulan sejak berakhirnya masa pajak.

Apa yang dimaksud dengan berakhirnya masa pajak itu? Pemahaman yang selama ini
beredar, Batas Pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi adalah 31 Maret. Sementara Batas
Pelaporan SPT Tahunan Badan adalah 30 April. Padahal kenyataanya tidak selalu seperti
itu. Untuk Wajib Pajak yang tahun bukunya berakhir pada 31 Desember batas akhir
pelaporan pajaknya memang 31 Maret (OP) dan 30 April (Badan). Namun untuk Wajib
Pajak yang tahun bukunya berakhir pada 31 Juli maka batas lapornya bukan lagi 31 Maret

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


(OP) dan 30 April (Badan) melainkan 31 Oktober (OP) dan 30 November (Badan).

H. Perpanjangan Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan


Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan.
Pemberitahuan perpanjangan harus disertai dengan penghitungan sementara pajak
yang terutang dalam 1 (satu) tahun pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan
kekurangan diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan.
Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan,
dapat diterbitkan Surat Tagihan.

I. Sanksi Tidak atau Terlambat Melaporkan SPT


SPT dilaporkan menggunakan formulir tertentu, tergantung dari jenis pajak yang akan
dilaporkan. Untuk setiap jenis laporan memiliki tanggal jatuh tempo yang berbeda untuk
waktu pembayaran dan pelaporan. Jika SPT tidak dilaporkan pada waktunya, maka
dikenakan sanksi administrasi dan sanksi pidana.
a. Untuk sanksi administrasi, berupa:
- Denda Rp. 100.000, untuk SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
- Denda Rp. 1.000.000,- untuk SPT Tahunan Wajib Pajak Badan
b. Sanksi pidana, berupa denda 100% sampai 400% dari pajak terhutang dan sanksi
pencegahan sampai kurungan (penjara).

SPT dianggap tidak disampaikan apabila:

a. SPT tidak ditandatangani;


b. SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen yang dipersyaratkan;
c. SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak telah
ditegur secara tertulis; atau
d. SPT disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan, melakukan
pemeriksaan bukti permulaan secara terbuka, atau menerbitkan surat ketetapan pajak.

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


Dalam hal SPT dianggap tidak disampaikan, Direktur Jenderal Pajak harus memberitahukan
secara tertulis kepada Wajib Pajak.

J. Wajib Pajak Tertentu yang Dikecualikan dari Pengenaan Sanksi


Wajib Pajak yang dikecualikan dari pengenaan sanksi administrasi berupa denda
dikarenakan hal-hal berikut:
a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia.
b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas.
c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang tidak
tinggal lagi di Indonesia.
d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia.
e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha, tetapi belum dibubarkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f. Bendaharawan yang tidak melakukan pembayaran lagi.
g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan peraturan
pemerintah Menteri keuangan.
h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri
Keuangan.

K. Pembetulan Surat Pemberitahuan


Hal-hal yang berkaitan dengan pembetulan surat pemberitahuan adalah sebagai
berikut:
a. Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang
telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur
Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.
b. Jika pembetulan Surat Pemberitahuan menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan
Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun sebelum
kadaluwarsa penetapan.
c. Jika Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 persen per bulan atas jumlah pajak yang kurang

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai
dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan.
d. Jika Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 persen per bulan atas jumlah pajak yang kurang
dibayar, dihitung sejak saat jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
e. Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib
Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan
sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai
pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta
sanksi administrasi berupa denda sebesar 150 persen dari jumlah pajak yang kurang
dibayar.
f. Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat
Direktur Jenderal belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan
kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai keadaan
yang sebenarnya yang dapat mengakibatkan:
 Pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil;
 Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar;
 Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil;
 Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil.
g. Pajak kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran
pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 beserta sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 50 persen dari pajak yang kurang dibayar, harus
dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan. Wajib
Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan yang telah disampaikan. Jika
Wajib Pajak menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali tahun
pajak sebelumnya atau beberapa tahun pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


yang berbeda dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan yang akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan setelah menerima surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali, dengan
syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

L. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan


Sejak 1 Januari 2013, ada 4 cara bagi Wajib Pajak untuk dapat menyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan, yaitu:
1. Secara Langsung
Jika penyampaian SPT Tahunan dengan datang langsung ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP), wajib pajak dapat melaporkan SPT Tahunan ke seluruh KPP terdekat
sampai dengan tanggal 31 Maret untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan 30 April untuk
Wajib Pajak Badan. WP hanya perlu membawa formulir SPT Tahunan yang telah diisi
dengan benar, lengkap, dan jelas. Kemudian formulir tersebut diserahkan secara
langsung ke petugas pajak pada KPP. WP akan mendapatkan tanda terima pelaporan
SPT Tahunan yang telah dilaporkan tersebut. Bukti pelaporan SPT Tahunan disimpan
jika suatu waktu dibutuhkan.

2. Melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi, atau jasa kurir


Dalam hal penyampaian SPT Tahunan dilakukan melalui pos, perusahaan jasa
ekspedisi, atau jasa kurir, WP menyampaikan SPT Tahunan dalam amplop tertutup
yang telah dilekatkan lembar informasi bertuliskan :
 Nama WP
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Tahun pajak
 Status SPT Tahunan (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar)
 Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan Ke-…)
 Nomor telepon
 Pernyataan, dan
 Tanda tangan WP.

Selanjutnya berkas SPT Tahunan tersebut dikirimkan ke alamat KPP sesuai tempat

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


Anda terdaftar. Satu Surat Tercatat (Bukti Pengiriman atau Tanda Terima berkas)
hanya berlaku untuk satu SPT. Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat dianggap
sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT sepanjang SPT yang dilaporkan telah
lengkap. Simpan bukti pengiriman, jangan sampai hilang.

3. Penyampaian SPT dengan datang langsung ke KPP dan pengiriman berkas SPT
melalui pos/ekspedisi
Penyampaian SPT Tahunan melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir
dilakukan dalam amplop tertutup yang telah dilekati lembar informasi amplop SPT
Tahunan yang berisi data sebagai berikut:
 Nama Wajib Pajak;
 NPWP;
 Tahun Pajak;
 Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar);
 Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan ke-…);
 Perubahan Data (Ada/Tidak Ada);
 Nomor Telepon;
 Pernyataan; dan Tanda tangan WP.

Selanjutnya berkas SPT Tahunan tersebut dikirimkan ke alamat KPP sesuai tempat
Anda terdaftar. Satu Surat Tercatat (Bukti Pengiriman atau Tanda Terima berkas)
hanya berlaku untuk satu SPT. Tanda bukti dan tanggal pengiriman surat dianggap
sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT sepanjang SPT yang dilaporkan telah
lengkap. Simpan bukti pengiriman, jangan sampai hilang.

4. e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau


Penyedia Jasa ASP (Application Service Provider)
Penyampaian SPT Tahunan dapat dilakukan dengan mengakses laman website
Aplication Service Provider (ASP). Aplication Service Provider (ASP) adalah aplikasi
yang dikelola oleh pihak ketiga sebagai Penyedia Jasa layanan Aplikasi. Pelaporan
SPT Tahunan melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi diatur dalam PER-
36/PJ/2013 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (e-
filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Perusahaan Penyedia Jasa

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


Aplikasi Perusahaan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai Penyedia Jasa
Aplikasi (ASP) adalah PT. Mitra Pajakku dengan website http://www.pajakku.com,
Laporpajak.com dengan website http://www.laporpajak.com, PT. Sarana Prima
Telematika dengan website http://www.spt.co.id.

Untuk melakukan e-filing melalui ASP, wajib pajak harus memenuhi prasyarat
sebagai berikut :

1. WP mengajukan surat permohonan untuk memiliki e-FIN dan Sertifikat (digital


certificate) dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui KPP tempat di mana WP
terdaftar. Bentuk surat permohonan dapat dilihat pada lampiran PER-36/PJ/2013.
2. Setelah mendapatkan e-FIN, wajib pajak harus mendaftarkan diri melalui website
perusahaan penyedia jasa aplikasi (ASP).
3. Setelah mendaftarkan diri, wajib pajak akan memperoleh digital certificate dari DJP
melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi.
4. Perusahaan penyedia jasa aplikasi akan memberikan informasi mengenai tata cara
pelaksanaan e-filing, aplikasi, dan petunjuk penggunaan e-SPT dan e-SPTy serta
informasi lainnya.

Berikut cara pelaporan SPT melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) antara lain:

1. e-SPT dan e-SPTy yang telah diisi dan dilengkapi sesuai dengan ketentuan beserta
keterangan dan/atau dokumen lain yang harus dilampirkan dalam SPT dan/atau
Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan dibubuhi tanda tangan elektronik atau
tanda tangan digital dan disampaikan secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak
rnelalui suatu Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
2. Dalam hal SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan menunjukkan adanya
kewajiban pembayaran pajak, wajib pajak wajib mencantumkan Nomor Transaki
Penerimaan Negara (NTPN) pada e-SPT dan e-SPTy sebagai bukti pembayaran yang
telah divalidasi.
3. Wajib pajak yang menyampaikan SPT dan /atau Pemberitahuan Perpanjangan SPT
Tahunan secara elektronik melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) tidak diwajibkan
menyampaikan induk SPT dan SSP dalam bentuk kertas (hardcopy) sepanjang SSP
tersebut telah mendapatkan NTPN dan NTPN tersebut telah dicantumkan dalam SPT
yang dimaksud.

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


4. Apabila e-SPT dan e-SPTy sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan lengkap
oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka kepada wajib pajak diberikan Bukti Penerimaan
Elektronik.
5. Penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik
(e-filing) dapat dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari
seminggu dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB).

M. Electronic Filling (e-Filing)


e-Filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik
yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat
Jenderal Pajak (http://www.pajak.go.id) atau Penyedia Layanan SPT Elektronik atau
Application Service Provider (ASP).
Bagi wajib pajak yang hendak menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi (1770, 1770S, 1770SS) maupun SPT Tahunan PPh Badan (1771) dapat mengisi
dan menyampaikan laporan SPT-nya pada aplikasi e-Filing di DJP Online.
Untuk jenis SPT 1770SS dan 1770S disediakan formulir pengisian langsung pada
aplikasi e-Filing. Sedangkan untuk penyampaian laporan SPT pajak lainnya terutama jenis
SPT 1770 maupun 1771, e-Filing di DJP Online menyediakan fasilitas penyampaian SPT
berupa ungggah SPT yang telah dibuat melalui aplikasi e-SPT maupun e-FORM, SPT
yang telah dibuat melalui aplikasi-aplikasi tersebut dapat disampaikan secara online tanpa
harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Selain sarana-sarana tersebut dan untuk jenis SPT yang lain, Wajib Pajak dapat
menyampaikan SPT secara online melalui salah satu ASP yang telah ditunjuk Direktur
Jenderal Pajak yaitu:
 www.spt.co.id
 www.pajakku.com
 www.eform.bri.co.id
 www.online-pajak.com
 aspbni.bni.co.id
 klikpajak.id
 PT Prima Wahana Caraka

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


a) Jenis Layanan e-Filling
Isi SPT secara online
1. SPT Tahunan Orang Pribadi 1770 SS
- Penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas
- Kurang dari 60 juta setahun (bruto)
2. SPT Tahunan Orang Pribadi 1770 S
- Dari satu atau lebih pemberi kerja;
- Dalam negeri lainnya; dan/atau
- Dikenakan PPh Final dan/atau bersifat Final

Upload e-SPT

1. SPT Tahunan Orang Pribadi 1770


- Dari usaha/pekerjaan bebas;
- Dari satu atau lebih pemberi kerja;
- Dikenakan PPh Final dan/atau bersifat Final
- Dalam negeri lainnya/luar negeri
2. SPT Tahunan Badan 1771

e-Form

1. SPT Tahunan Orang Pribadi 1770 S


- Dari satu atau lebih pemberi kerja;
- Dalam negeri lainnya; dan/atau
- Dikenakan PPh Final dan/atau bersifat Final
2. SPT Tahunan Orang Pribadi 1770
- Dari usaha/pekerjaan bebas;
- Dari satu atau lebih pemberi kerja;
- Dikenakan PPh Final dan/atau bersifat Final
- Dalam negeri lainnya/luar negeri
3. SPT Tahunan Badan 1771
b) Tampilan e-Filling
Mobile phone

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


PC/Notebook

c) Alur Pelaporan dengan e-filling


Setelah melakukan registrasi dan e-Filing sudah siap digunakan, Anda sudah
bisa melakukan pengisian SPT. Namun, sebelum mengisi SPT, Anda perlu
mengetahui jenis SPT yang sesuai. Untuk Wajib Pajak Badan Usaha, terdapat
perbedaan dalam pelaporannya yaitu perlu mengisi formulir SPT 1771 beserta
lampirannya. Wajib Pajak Orang Pribadi juga dibedakan lewat tiga formulir SPT yang
berbeda. Jika Anda sudah mengetahui formulir SPT mana yang harus Anda gunakan,
berikut merupakan alur lengkap pelaporan pajak menggunakan e-Filing:
1. Login ke website DJP Online atau penyedia layanan SPT elektronik seperti Klikpajak

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


untuk menggunakan aplikasi e-Filing.
2. Klik “e-Filing”, kemudian klik “buat SPT” untuk mulai membuat SPT Anda.
3. Ikuti petunjuk dan jawab pertanyaan yang diajukan dengan jujur dan benar untuk
menentukan jenis formulir yang sesuai dengan profil Anda.
4. Untuk mengirim SPT, Anda perlu mengisi kode verifikasi yang dikirimkan ke alamat
email Anda.
5. Proses pengisian SPT akan selesai setelah Anda klik tombol “kirim SPT”.
6. Setelah sukses melakukan pengiriman SPT, Anda akan diminta memberikan respon
kepuasan layanan pelaporan SPT melalui e-Filing. Silahkan isi respon kepuasan
tersebut sesuai dengan pendapat Anda. Terakhir, Anda akan mendapatkan tanda
terima elektronik SPT yang dikirim ke alamat email Anda. Selalu simpan tanda terima
elektronk SPT tersebut untuk mengantisipasi adanya beberapa keperluan terkait
pelaporan SPT.

3 Hal Penting mengenai e-Filling:

1. Akun DJP Online


Tiga hal yang perlu Anda siapkan untuk mendaftar adalah NPWP, email aktif
yang bisa Anda akses, e-FIN (cukup Anda minta sekali saja).
1. Sebelum mengakses DJP Online login, Anda harus masuk terlebih dahulu ke
website DJP Online dengan mengakses pajak.go.id/registrasi.
2. Masukkan data dan verifikasi dengan mengisi NPWP dan Kode e-FIN Anda.
Kemudian isi kode keamanan sesuai tulisan yang muncul, dan klik “verifikasi“.
NPWP harus ditulis angka tanpa titik dan strip. Adapun beberapa penyebab gagal
verifikasi bisa karena NPWP tidak valid misalnya Anda salah mengetik NPWP
atau e-FIN belum aktif. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda dapat mengunjungi
KPP terdekat untuk mengaktifkan Kode e-FIN.
3. Untuk NPWP yang sudah terdaftar, Anda dapat mengunjungi
djponline.pajak.go.id/resetpass pada bagian lupa email, klik “ya” dan masukkan
email aktif Anda. Masukkan NPWP, e-FIN, email dan kode keamanan lalu klik
“submit”. Beberapa saat kemudian buka email Anda, klik linknya dan buatlah
password baru. Anda tidak perlu mendaftar lagi.
2. EFIN
Cara aktivasi EFIN Wajib Pajak Orang Pribadi:

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


a) Permohonan dilakukan dengan mendatangi langsung KPP/KP2KP terdekat oleh
WP sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada pihak lain .
b) WP mengisi, menandatangani, dan menyampaikan Formulir Permohonan Aktivasi
EFIN.
c) Menunjukkan asli dan menyerahkan fotokopi:
- KTP (bagi WNI) atau Paspor dan KITAS/KITAP (bagi WNA).
- NPWP atau Surat Keterangan Terdaftar (SKT).

3. NPWP

d) Panduan e-Filling
- Panduan daftar akun DJP Online
1) Buka djponline.pajak.go.id , lalu klik “Daftar”

2) Isi NPWP, EFIN, dan kode keamanan, lalu klik “Verifikasi”


3) Sistem mengirimkan identitas pengguna (NPWP), password, dan link aktivasi
melalui email yang Anda daftarkan. Klik link aktivasi tersebut.
4) Setelah akun Anda diaktifkan, silahkan login kembali dengan NPWP dan
password yang sudah diberikan.

- Panduan umum e-Filling


1) Siapkan dokumen pendukung
2) Buka djponline.pajak.go.id , masukkan NPWP dan password, lalu klik login
3) Pilih Layanan: e-Filing
4) Pilih ikon buat SPT
5) Ikuti panduan yang diberikan, termasuk yang berbentuk pertanyaan. Isi SPT

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


mengikuti panduan yang ada.
6) Jika SPT sudah dibuat, sistem akan menampilkan ringkasan SPT. Untuk
mengirim SPT tersebut, ambil terlebih dahulu kode verifikasi. Kode verifikasi
akan dikirim melalui email wajib pajak.
7) Masukkan kode verifikasi dan klik ikon Kirim SPT
8) Jika belum ingin mengirim SPT, Anda dapat klik selesai dan SPT Anda akan
tersimpan untuk dapat dilihat dan diedit kembali di menu submit SPT

- Panduan Upload e-SPT


1) Siapkan dokumen pendukung
2) Buka djponline.pajak.go.id , masukkan NPWP dan password, lalu klik Login
3) Pilih Layanan: e-Filing
4) Pilih ikon Buat SPT
5) Ikuti panduan yang diberikan, termasuk yang berbentuk pertanyaan. Lalu pilih
Upload SPT
6) Klik Ikon + Browse File ...csv dan pilih file .csv dari e-SPT Anda
7) Anda juga bisa meng-upload lampiran (pdf), bila ada
8) Upload SPT Anda dengan klik start upload
9) Klik tombol “OK” pada waktu muncul info bahwa proses upload telah selesai
10) Cek kolom “Status Pengiriman”, pastikan statusnya “Siap Kirim”
11) Lanjutkan dengan proses pengambilan dan pengisian kode verifikasi, lalu
kirim SPT. BPE dikirim ke email WP.

e) Simulasi Pengisian e-Filling


Sebelum pengisian SPT, siapkan dokumen pendukung seperti:
- bukti pemotongan pajak;
- daftar penghasilan;
- daftar harta dan utang;
- daftar tanggungan keluarga;
- bukti pembayaran zakat/sumbangan lain;
- dan dokumen terkait lainnya.

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


Formulir 1770SS

1) Buka djponline.pajak.go.id, masukkan NPWP dan password, masukkan kode


gambar/CAPTCHA, lalu klik “Login”
2) Pilih Layanan: e-Filing
3) Pilih Buat SPT
4) Ikuti Panduan Pengisian e-Filing
5) Isi tahun pajak, status SPT, dan status pembetulan
6) Isi BAGIAN A. PAJAK PENGHASILAN
Misal pegawai negeri: masukkan data sesuai formulir 1721-A2 yang diberikan oleh
bendahara
7) Isi BAGIAN B. PAJAK PENGHASILAN
Misal: Dapat hadiah undian Rp1.000.000, telah dipotong PPh Final 25% (Rp250.000)
dan menerima warisan (dikecualikan dari objek) Rp2.000.000
8) Isi BAGIAN C. DAFTAR HARTA DAN KEWAJIBAN
Misal: Harta yang dimiliki Motor Yahonda Vamio Rp15.000.000, kalung emas
Rp3.000.000, dan perabot rumah senilai Rp7.000.000. Kewajiban yang dimiliki
berupa sisa kredit motor sebesar Rp12.000.000
9) Isi BAGIAN D. PERNYATAAN
Ringkasan SPT Anda dan Pengambilan Kode Verifikasi. Klik Kirim SPT jika sudah
mengisi kode verifikasi
10) SPT Anda telah diisi dan dikirim. Silahkan buka email Anda, Bukti Penerimaan
Elektronik (BPE) SPT Anda telah dikirim

Formulir 1770S

1) Ikuti Panduan Pengisian e-Filing


2) Jika Anda sudah memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengisi Formulir 1770S
dalam bentuk Formulir, silahkan pilih pengisian form “Dengan Bentuk Formulir”.
3) Jika Anda ingin dipandu dan dipermudah bentuk tampilan pengisiannya, silahkan pilih
pengisian form “Dengan panduan”
4) Isi data formulir yang akan diisi
5) Jika Anda memiliki Bukti Pemotongan Pajak, tambahkan dalam langkah ke dua

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


Misal: Pemotongan Gaji PNS oleh Bendahara yang dituangkan dalam formulir 1721-
A2, kita input ke dalam kotak dialog ini.
6) Setelah disimpan, akan tertampil dalam ringkasan pemotongan pajak di Langkah ke-2
7) Masukkan Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan dengan Pekerjaan
8) Masukkan Penghasilan Dalam Negeri Lainnya, bila ada
9) Masukkan Penghasilan Luar Negeri, bila ada
10) Masukkan Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak, bila ada Misal: warisan
sebesar Rp10.000.000
11) Masukkan Penghasilan yang telah dipotong PPh Final, bila ada Misal: Hadiah Undian
senilai Rp20.000.000, telah dipotong PPh Final 25% (Rp5.000.000)
12) Tambahkan Harta yang Anda miliki. Jika tahun sebelumnya Anda sudah melaporkan
daftar harta dalam e-filing, Anda dapat menampilkan kembali dengan klik “Harta Pada
SPT Tahun Lalu”
13) Tambahkan Utang yang Anda miliki. Jika tahun sebelumnya Anda sudah melaporkan
daftar utang dalam e-filing, Anda dapat menampilkannya kembali dengan memilih
“Utang Pada SPT Tahun Lalu”
14) Tambahkan tanggungan yang Anda miliki. Jika tahun sebelumnya Anda sudah
melaporkan daftar tanggungan dalam e-filing, Anda dapat menampilkannya kembali
dengan memilih “Tanggungan Pada SPT Tahun Lalu”
15) Isilah dengan Zakat/Sumbangan Keagamaan Wajib yang Anda bayarkan ke Lembaga
Pengelola yang disahkan oleh Pemerintah
16) Isilah dengan sesuai status perpajakan suami istri. Dalam hal ini, mohon diperhatikan
jika Anda melakukan kewajiban perpajakan secara terpisah dengan suami/istri, hidup
berpisah, atau melakukan perjanjian pemisahan harta. (MT/HB/PH)
Misal: WP adalah kepala keluarga dan istri tidak bekerja
17) Isilah dengan pengembalian/pengurangan PPh Pasal 24 dari penghasilan Luar Negeri,
bila ada.
18) Isilah dengan Pembayaran PPh Pasal 25 dan Pokok SPT PPh Pasal 25, bila ada.
19) Penghitungan Pajak Penghasilan
20) Penghitungan PPh Pasal 25, bila ada
21) Konfirmasi
22) Ringkasan SPT Anda dan Pengambilan Kode Verifikasi. Klik Kirim SPT jika sudah
mengisi kode verifikasi

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


23) SPT Anda telah diisi dan dikirim. Silahkan buka email Anda, Bukti Penerimaan
Elektronik (BPE) SPT Anda telah dikirim

SPT Kurang Bayar

1) Dalam formulir 1770SS, akan muncul kotak dialog untuk melaporkan pembayaran
pajak atau membuat ID Billing di bawah
BAGIAN A. PAJAK PENGHASILAN Dalam formulir 1770S, akan muncul kotak
dialog untuk melaporkan pembayaran pajak atau membuat ID Billing di Langkah ke-
16
- Jika SUDAH MEMBAYAR, silakan pilih “SUDAH”, kemudian masukkan
kode Nomor Tanda Penerimaan Negara (NPTN) dan tanggal setor yang
tercetak dalam bukti pembayaran pajak Anda.
- Jika BELUM MEMBAYAR, silakan pilih “BELUM”, kemudian pilih “BUAT
KODE BILLING”
2) Silakan bayar Kode Billing tersebut di ATM/ Internet Banking/ EDC/ Bank Persepsi/
Kantor Pos Persepsi
3) Jika sudah membayar, buka dan edit kembali SPT Anda di menu
4) Input NTPN dan tanggal, lalu lanjutkan hingga tahap pengiriman SPT
5) Dalam hal ‘buat kode billing’ gagal dilakukan, maka akan muncul notifikasi seperti
ini: INFO Generate Kode billing gagal, silahkan ulang kembali
6) Silakan buat Kode Billing melalui menu Billing System pada halaman awal setelah
login DJP Online
7) Kemudian pilih “Isi SSE”
8) Klik ‘simpan’ untuk melanjutkan
9) Klik “Ya” jika yakin data sudah benar
10) Info Rekaman SSP telah berhasil
11) Klik “Kode Billing” untuk menerbitkan ID Billing
12) Akan muncul notifikasi jika pembuatan ID Billing telah sukses
13) Ringkasan SSE dan Kode Billing akan ditampilkan oleh sistem. WP juga bisa
mencetak ID Billing tersebut
14) Tampilan cetakan ID Billing

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


15) Silakan bayar Kode Billing tersebut melalui ATM, Internet Banking, teller Bank
Persepsi, Mesin Mini ATM, atau Kantor Pos.
16) Masukkan NTPN dari Bukti Penerimaan Negara(BPN) ke e-Filing

SPT Lebih Bayar

1) Jika muncul notifikasi SPT LB, maka SPT Anda statusnya adalah “LEBIH BAYAR”
2) Pastikan Anda telah mengisi SPT (seluruh penghasilan, pengurang, PTKP dan PPh
yang dipotong pihak lain) dengan benar dan lengkap.
3) Kelebihan pembayaran pajak Anda dikembalikan setelah dilakukan pemeriksaan atau
penelitian. Siapkan SPT dan Simulasi e-Filing Lebih Bayar dokumen pendukung
(seperti : bukti pemotongan).
4) Khusus SPT Lebih Bayar, dokumen yang dipersyaratkan dipindai dan diunggah dalam
format PDF oleh Wajib Pajak.

Simulasi Upload e-SPT pada e-Filing

1) Isi dan buat file .CSV dari e-SPT 1770 Anda.


2) Aplikasi e-SPT dapat diunduh di http://www.pajak.go.id/e-spt
3) Buat SPT dan ikuti panduan yang ada. Pilih Upload SPT
4) Pilih file .CSV di komputer Anda yang akan di-upload dengan “+Browse file…csv”
5) Berikut tampilan ketika file .CSV sudah di-upload
6) Jika memiliki lampiran tambahan (seperti laporan keuangan, daftar omzet tempat-
tempat usaha), Anda dapat melampirkan dalam SATU file bentuk .PDF dengan klik
“Browse file…pdf”. Nama file .PDF harus sama dengan nama file .CSV yang di-

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


upload.
7) Jika file yang akan di-upload telah dipilih semua, klik ‘start upload’
8) Jika e-SPT Anda berhasil di-upload, maka akan muncul notifikasi seperti ini
INFO Proses Upload selesai
9) Selanjutnya adalah dapatkan kode verifikasi
10) Klik “OK” untuk melanjutkan
11) Setelah upload, SPT Anda akan ditampilkan ringkasannya
12) Pastikan dalam baris Catatan tertulis “Lengkap: Siap Kirim”
13) Ambil kode verifikasi, lalu isikan, dan kirim
14) Klik “Kirim SPT”, jika sudah isi kode verifikasi
15) Setelah berhasil kirim SPT, Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) dikirim ke email
Wajib Pajak.

N. Mekanisme Pengisian SPT secara Manual (LAMPIRAN)


1) Petunjuk Pengisian Formulir 1770
2) Petunjuk Pengisian Formulir 1770 S
3) Petunjuk Pengisian Formulir 1770 SS
4) Petunjuk Pengisian Formulir 1771
5) Petunjuk Pengisian Formulir 1721 A1
6) Petunjuk Pengisian Formulir 1721 A2

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek
pajak dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Sebagai Wajib Pajak, Anda wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan
jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata
uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke KPP, atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Ada beberapa formulir dalam pelaporan SPT ini,
diantaranya adalah Formulir 1771, Formulir 1770, Formulir 1770S, Formulir 1770 SS,
dan Formulir 1721. Masing-masing formulir memiliki tata cara pengisian dan
penyampaiannya tersendiri. Jadi hendaklah kita memperhatikan ketentuan pengisian dan
penyampaiannya dengan benar dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pengisian SPT Tahunan PPh 1


DAFTAR PUSTAKA

https://www.online-pajak.com

https://www.pajak.go.id

Pengisian SPT Tahunan PPh 1

Anda mungkin juga menyukai