Disusun Oleh:
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah
memberikan semua nikmatnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan modul ajar yang
berjudul Enterprise Resource Planing (ERP) ini tanpa adanya kendala yang berarti. Tujuan dari
penyusunan modul ini adalah untuk memudahkan para mahasiswa Sistem Informasi Fakultas
Teknik dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika dalam mengenal dan memahami
Enterprise Resource Planing.
Modul ini disusun dalam tahapan agar pemula dapat lebih mudah mempelajarai ERP
dan mengembangkan aplikasi ERP yang dapat diimplemtasikan di perusahaan setelah
mahasiswa menyelesaikan masa belajarnya. Keberhasilan penyusunan modul ini tentunya
bukan atas usaha penulis saja namun ada banyak pihak yang turut membantu dan memberikan
dukungan untuk suksesnya penulisan modul ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara
moril ataupun material sehingga buku ini berhasil disusun.
Modul yang ada ini tentu tidak luput dari kekurangan. Selalu ada celah untuk perbaikan.
Kritik, saran serta masukkan dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
kedepannya.
Penulis,
Daftar Isi
Cover
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
Daftar Isi .................................................................................................................................... 2
BAB I Pengenalan Enterprise Resouce Planing (ERP) ....................................................... 4
1.1. Pendahuluan .............................................................................................................. 4
1.2. Material Requirement Planning (MRP) ................................................................. 5
1.3. Material Requirement Planning (MRP) II ............................................................. 6
1.4. Enterprise Resource Planning (ERP) ...................................................................... 7
1.5. Karekteristik Sistem ERP ........................................................................................ 9
1.6. Konsep ERP ............................................................................................................. 10
BAB II Aplikasi Sistem ERP................................................................................................ 13
2.1 Procurement ............................................................................................................ 13
2.2 Sales and Distribution ............................................................................................. 14
2.3 Finance and Accounting ......................................................................................... 16
2.3.1 General Legder ...................................................................................................... 16
2.3.2 Inventory ................................................................................................................ 17
2.4 Produksi dan Operasi ............................................................................................. 17
2.5 Customer Relationship Management (CRM) ....................................................... 18
2.6 Sumber Daya Manusia (SDM) ............................................................................... 19
BAB III Implementasi ERP .................................................................................................. 20
3.1 Manfaat Penerapan ERP ........................................................................................ 20
3.2 Kendala Implementasi ERP ................................................................................... 21
3.3 Pemilihan Sistem ERP ............................................................................................ 22
3.3.1 Analisis strategi bisnis ........................................................................................... 22
3.3.2 Analisis sumber daya manusia .............................................................................. 22
3.3.3 Analisis infrastruktur ............................................................................................. 23
3.3.4 Analisis software ................................................................................................... 23
3.4 Implementasi ERP................................................................................................... 23
3.5 Konversi ERP .......................................................................................................... 24
BAB IV Implementasi ERP Lanjutan................................................................................. 26
BAB I
Pengenalan Enterprise Resouce Planing (ERP)
Tujuan Pembelajaran
1.1. Pendahuluan
ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sistem perangkat lunak yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengelola berbagai aspek operasional dan sumber daya mereka. Sejarah ERP
dimulai pada tahun 1960-an dan 1970-an, ketika perusahaan mulai menggunakan sistem
komputer terpusat untuk mengelola fungsi bisnis mereka, seperti keuangan dan inventarisasi.
Pada tahun 1990-an, konsep ERP modern mulai berkembang. Istilah "ERP" pertama kali
diperkenalkan oleh Gartner Group pada awal tahun 1990 untuk menggambarkan sistem
perangkat lunak yang menyediakan solusi terintegrasi untuk mengelola berbagai fungsi bisnis
(Falgenti & Pahlevi, 2013).
Enterprise Resource Planning (ERP) telah menjadi topik yang sering di diskusikan
dalam bisnis belakangan ini, sebelumnya pada 1960 hanya disebut sebagai manajemen
perusahaan. Perhitungan mesin untuk mengatur aspek produksi manajemen mulai secara
massal dilakukan pada 1960-an. Sistem pabrikan berfokus kepada pengendalian Inventory
(Inventory Control). Tahun 1970-an fokus bergeser pada MRP (Material Requirement
Planning) yang menerjemahkan jadwal utama suatu produk menjadi kebutuhan berbasis time
phased net, untuk perencanaan dan pengadaan barang sebagi barang jadi. Komponen maupun
bahan baku juga sering dilakukan untuk memantau produksi dari pabrik manufaktur. Hal ini
digambarkan sebagai Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (MRP dan MRP II).
Pada 1990-an istilah "ERP" menjadi lebih umum dan menjadi bagian sentral dari fungsi
bisnis dalam perusahaan. Fungsi-fungsi yang biasa ada antara lain keuangan, SDM, pemasaran,
dan manajemen proyek. Awalnya, sistem ERP didominasi oleh sistem ERP yang besar.
perusahaan yang memiliki sumber daya untuk menerapkan teknologi baru ke perusahaan
mereka. Pada akhir 1990-an, bisnis kecil mulai bergabung. Ketika sistem ini menjadi lebih
murah dan lebih terjangkau. Para pengambil keputusan di seluruh negara sudah siap
mengadopsi ERP. Sistem ERP yang muncul ini umumnya terdiri dari seluruh organisasi, off-
the-shelf solusi yang menggunakan satu database dan berada dalam satu tempat. Sistem ini
mengikuti model break / fix yang akrab bagi para profesional TI. NetSuite diciptakan pada
tahun 1998, dan merupakan platform pertama yang memberikan perangkat lunak ERP untuk
bisnis melalui Internet - sesuatu yang pada akhirnya akan mengarah ke Perangkat Lunak
sebagai Layanan (SaaS) model yang lebih kita kenal hari ini.
kebutuhan material bersih. Hal ini kemudian mendorong aktivitas seperti menempatkan
pesanan, membatalkan pesanan yang sudah ada, atau memodifikasi waktu pesanan yang ada.
Untuk Pertama kali di bidang manufaktur, ada mekanisme untuk menjaga prioritas tetap
berlaku dalam mengubah lingkungan manufaktur. Kemampuan Sistem perencanaan untuk
menjadwalkan semua bagian secara sistematis dan efisien adalah langkah yang luar biasa maju
untuk produktivitas dan kualitas (Umble et al., 2003). Namun, di bidang manufaktur, prioritas
produksi dan perencanaan bahan hanyalah bagian dari masalah.
Perencanaan kapasitas adalah tantangan yang serupa. Sebagai respons, teknik untuk
perencanaan kapasitas telah ditambahkan ke kemampuan dasar sistem MRP. Alat telah
dikembangkan untuk mendukung perencanaan penjualan secara keseluruhan dan tingkat
produksi (penjualan dan perencanaan operasional), pengembangan jadwal yang dibuat khusus
(penjadwalan produksi utama), ramalan, perencanaan penjualan, dan pesanan pelanggan yang
dijanjikan (manajemen permintaan), serta analisis sumber daya tingkat tinggi (perencanaan
kapasitas kasar). Teknik penjadwalan untuk penjadwalan dasar pabrik dan pemasok juga telah
dimasukkan ke dalam sistem MRP. Ketika ini terjadi, mereka mulai menganggap sistem
mereka sebagai perluasan sistem perusahaan. Kemajuan ini menghasilkan tahap evolusi yang
dikenal sebagai closed loop MRP.
keuangan yang tepat. Sistem Perencanaan Sumber Daya Manufaktur (MRP II) berevolusi untuk
menggabungkan sistem akuntansi keuangan, sistem manajemen keuangan, manufaktur, dan
sistem manajemen material. Ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki sistem yang lebih
terintegrasi, yang memperhitungkan persyaratan material dan kapasitas yang terkait dengan
operasi yang direncanakan, menyediakan rincian kegiatan, menerjemahkannya ke dalam
laporan keuangan, dan memberikan saran untuk mengatasi ketidakseimbangan dengan rencana
yang diinginkan. Pada awal 1990-an, kemajuan berkelanjutan dalam teknologi memungkinkan
MRP II diperluas untuk menggabungkan perencanaan sumber daya di seluruh perusahaan.
Bidang-bidang seperti desain produk, informasi pergudangan, perencanaan bahan, perencanaan
kapasitas, sistem komunikasi, sumber daya manusia, keuangan, dan manajemen proyek
sekarang dapat dimasukkan dalam perencanaan. Oleh karena itu, istilah ERP (Enterprise
Resource Planning) diciptakan. ERP dapat digunakan tidak hanya dalam perusahaan
manufaktur, tetapi dalam perusahaan apa pun yang ingin meningkatkan daya saing dengan
efektif menggunakan semua asetnya, termasuk informasi.
Perluasan fungsi sistem yang ada dalam ERP mencakup semua fungsi yang
memungkinkan komunikasi dengan pemasok dan pelanggan. Sistem ini tidak hanya berfokus
pada pelanggan, proses produksi, transaksi real-time, manajemen aset perusahaan, tetapi juga
berfokus pada upaya optimasi seluruh jaringan bisnis, termasuk integrasi dengan pemasok.
Masalah integrasi bisnis menjadi hal yang menarik. Gambar 3 mengilustrasikan cakupan sistem
perusahaan.
Infrastruktur sistem ERP terdiri dari Techology, People, Proses dan Operation yang saling
terkait seperti terlihat pada Gambar 4.
1) Membuat integrasi antara proses transaksi dan aktivitas perencanaan menjadi mungkin.
2) Mendukung penggunaan multi mata uang dan bahasa dalam sistem, yang sangat penting
untuk perusahaan yang beroperasi secara internasional.
3) Mengizinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus perusahaan tanpa memerlukan
pemrograman ulang.
1) Sales Quotation
2) Sales Order
3) Shipping
4) Good Issue
5) Invocing
6) Credit Control
7) Komisi, Discount, Creadit Notes
Scope of Manufacturing
1) Production
2) Bill of Material
3) Planning Producting Control-Order Production
4) Master Planning
5) Schedulling
6) MRP (material requirement planning)
7) Product costing
Scope of Inventory
1) Inventory Movement(transfer)
2) Inventory Management
3) Multiple Warehouse Location
4) Product Category
5) Product Items
6) Physical and Valuation Inventory
Procurement
1) Employee Schedulling
2) Training
3) Development Employement
4) Payroll, Benefit, Bonus, Overtime
5) Job Description
6) Self Service HR
7) Struktur Organisasi and Workflow Analysis
Scope of Plant
1) Customer Campaign
2) Customer Interaction Center
3) Customer Self Service Online Inquiry
4) Lead and Activity Tracking (Information, Service, Charge, Account, Warranty, help)
5) Knowledge base, Sales Report, Sales Support, Sales Qualification
6) Consistent user experience
7) Personalization of Service
8) Realtime access enterprise info
BAB II
Aplikasi Sistem ERP
Deskripsi Pokok Bahasan:
Membahas tentang Procurement, Sales and Distribution, Finance and Accounting, Inventory,
Produksi dan Operasi, Customer Relationship Manajemen, Sumber Daya Manusia
Tujuan Pembelajaran
2.1 Procurement
Siklus sistem pengadaan dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh
departemen. Setelah itu, permintaan tersebut disetujui oleh atasan departemen dan dikirim ke
departemen pengadaan. Tim pengadaan akan memilih pemasok, bernegosiasi harga, dan
kemudian mengeluarkan pesanan pembelian sebagai bukti persetujuan pembelian oleh
perusahaan kepada pemasok. Selanjutnya, gudang akan menerima barang berdasarkan pesanan
pembelian tersebut. Sesuai dengan kesepakatan, pemasok akan mengirimkan tagihan dan
faktur, termasuk faktur pajak untuk proses pembayaran. Departemen keuangan akan
melakukan verifikasi tagihan (verifikasi faktur). Setelah itu, pembayaran akan dilakukan
kepada pemasok sebagai bukti pelunasan atas barang yang dibeli.
1) Sales transaction processing sistem: sales order processing, billing, sales analysis
2) Purchases transaction processing sistem: purchases, inventory, processing
3) Cash receipt and Disbursement transaction processing sistem: accountreceivable,
cashreceipts, accountpayable, cashdisbursement
4) Payroll transaction processing sistem: payroll, time keeping
2.3.2 Inventory
Dengan menggunakan modul Inventory ini, perusahaan dapat mengendalikan tingkat
persediaan mereka dengan tujuan meminimalkan persediaan. Hal ini akan berdampak pada
penggunaan modal kerja yang lebih efisien, di mana perusahaan dapat mengurangi jumlah
persediaan tanpa mengganggu kelancaran proses produksi. Selain itu, model ini juga membantu
mengurangi kerugian persediaan yang tidak terpakai lagi (obselence), rusak (damage), dan
persediaan yang sudah kadaluwarsa (expired date).
BAB III
Implementasi ERP
Membahas tentang manfaat penerapan ERP, kendala Implementasi ERP, dan pemilihan sistem
ERP.
Tujuan Pembelajaran
1) Productivity
Menurut (Panorama, 2020; Team, 2020) ada 65% bisnis yang mengadopsi ERP Untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas mereka. Setengah dari mereka
melaporkan perbaikan proses bisnis utama serta perbaikan kemampuan untuk menilai dan
menganalisis alur kerja.
2) Collaboration
Nama organisasi akan meningkat karena Kolaborasi menempati peringkat manfaat terbesar
kedua. Dengan mengadopsi ERP (Team, 2020), akan terjalin lebih banyak komunikasi
antara Departemen yang satu dengan yang lainnya dan dapat lebih mudah saling Bertukar
data dan informasi.
3) Real-Time Information and Data
Menerapkan sistem ERP berarti mengintegrasi sistem yang berbeda diberbagai lini bisnis
(Lines Of Business/ LOBs), seperti sales and customer relationship management. Seperti
yang telah kami sebutkan sebelumnya. Hal ini juga memungkinkan para pemangku
6) Inadequate education and training results in users that are unable to satisfactionly run the
system
implementasi serta pengguna yang akan menggunakannya juga menjadi faktor penting.
Selanjutnya, diharapkan untuk menetapkan harapan dari pengguna yang akan menggunakan
sistem. Selain itu, juga perlu dipertimbangkan apakah ada konsultan dari pihak luar yang akan
membantu dalam implementasi ERP.
Metode yang umum digunakan untuk melakukan konversi dari sistem lama ke sistem
baru adalah:
1) Sistem Paralel
Salah satu pendekatan untuk mengadopsi sistem baru adalah dengan menjalankan sistem
baru dan sistem lama secara simultan (pada waktu tertentu). Setiap output dari proses
dievaluasi dan dihubungkan. Jika sistem baru terbukti lebih unggul daripada sistem lama,
maka sistem baru akan menggantikan sistem lama.
BAB IV
Implementasi ERP Lanjutan
Tujuan Pembelajaran
1. Integrasi sistem
Integrasi sistem yang tidak berhasil menjadi penyebab umum kegagalan implementasi
ERP. ERP melibatkan penggabungan berbagai sistem dan aplikasi yang ada di dalam
organisasi menjadi satu platform terintegrasi. Jika integrasi ini tidak dilakukan dengan
benar, data yang tidak akurat atau tidak terkonsolidasi, kesalahan proses, dan kegagalan
komunikasi dapat terjadi. Hasilnya, sistem ERP tidak dapat berfungsi dengan baik dan
memberikan manfaat yang diharapkan.
2. Ketidaksesuaian antara personil, proses, dan teknologi.
Implementasi ERP memerlukan kesesuaian yang baik antara personil, proses bisnis, dan
teknologi yang terlibat. Jika ada kesenjangan antara tiga faktor ini, implementasi ERP bisa
gagal. Misalnya, jika personil tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang sistem baru
atau resisten terhadap perubahan, proses bisnis tidak diubah sesuai dengan persyaratan
sistem, atau teknologi yang digunakan tidak mendukung kebutuhan organisasi, maka
implementasi ERP tidak akan berhasil.
BAB V
Evaluasi dan Pengukuran Kinerja ERP
Tujuan Pembelajaran
5.1 Pendahuluan
Tidak semua proyek teknologi informasi di suatu perusahaan akan berjalan tanpa
hambatan. Faktor kesiapan SDM di perusahaan dan kualitas konsultan sebagai mitra kerja tidak
selalu menjamin keberhasilan implementasi proyek sistem informasi. Ini adalah kenyataan
bahwa tidak semua sumber daya manusia, baik dari pihak perusahaan maupun konsultan,
memiliki tingkat semangat yang sama dalam menjalankan proyek sistem informasi.
Dalam memilih sumber daya manusia untuk mengelola proyek sistem informasi,
penting untuk melakukan pertimbangan yang tepat. Manajemen bertanggung jawab dalam
memilih staf atau karyawan yang tepat sebagai pemimpin proyek yang aktif dan berdedikasi
dalam menangani proyek sistem informasi secara menyeluruh. Menurut (Indrajit, 2002),
hubungan antara manfaat (value) bagi SDM perusahaan dan konsultan terhadap potensi
keberhasilan proyek Sistem Informasi dapat dilihat dalam matriks Gambar 9.
1. Kuadran Satu
Dalam sebuah lingkungan di mana sumber daya manusia dari kedua belah pihak merasa
mendapatkan manfaat dari proyek yang sedang dikerjakan, proyek tersebut cenderung
berjalan dengan lancar karena semua pihak bekerja sama secara positif. Tidak ada rasa
curiga atau motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari keberhasilan proyek TI.
Dalam hal keuangan proyek, prinsip "value for money" menjadi pertimbangan utama.
Pada akhirnya, tercipta suasana "win-win solution" yang merupakan kondisi ideal dalam
sebuah proyek dan hal ini dapat mengurangi risiko kegagalan implementasi proyek TI.
2. Kuadran Dua
Situasinya adalah ketika hanya pihak perusahaan (klien) yang merasa mendapatkan
banyak manfaat dari keterlibatan sumber daya manusia dalam menangani proyek IT. Di
sisi lain, konsultan merasa tidak mendapatkan manfaat yang signifikan dari proyek IT
tersebut, sehingga cenderung tidak terlibat secara intens dalam proyek IT. Fenomena ini
kadang membuat perusahaan menuntut hal-hal yang berlebihan (over demanding).
Meskipun pada awalnya risiko kegagalan proyek IT cukup rendah, namun jika kondisinya
berlarut-larut (terutama jika proyek IT berjangka waktu yang panjang), maka risiko
kegagalan proyek TI dapat meningkat. Hal ini dikarenakan konsultan akan melakukan
pekerjaan lain di luar proyek tersebut, sehingga kualitas layanan konsultannya menurun.
3. Kuadran Tiga
Kuadran ketiga adalah kebalikan dari kuadran kedua, di mana pihak konsultan merasa
mendapatkan manfaat dari proyek TI. Namun, bagi pihak perusahaan, sumber daya
manusia cenderung menjadi beban, sehingga perusahaan akan menyerahkan tugas kepada
konsultan untuk melaksanakan proyek IT. Dalam kondisi ini, SDM perusahaan sering
memberikan kritik sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap hasil kerja yang dilakukan
oleh konsultan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kegagalan proyek, terlepas dari
kualitas output yang diperoleh dari proyek IT. Terkadang, perusahaan menjadi kurang
peduli terhadap hasil kerja konsultan. Pada kondisi ini, konsultan akan mendapatkan
keuntungan dengan mendapatkan jasa konsultasi serta menggunakan proyek tersebut
sebagai kesempatan untuk pelatihan, penelitian, dan pengembangan TI dari perspektif
konsultan.
4. Kuadran Empat
Pada situasi ini, baik pihak perusahaan maupun konsultan tidak mendapatkan manfaat
apapun dari proyek TI tersebut, karena berbagai alasan dan kondisi tertentu. Akibatnya,
kedua belah pihak biasanya memiliki keinginan yang sama untuk menyelesaikan proyek
tersebut dengan cepat dan dengan kualitas minimum. Seringkali, terjadi pelanggaran
etika bisnis oleh salah satu atau kedua belah pihak, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan risiko di masa depan.
4. Analisis Data.
Menganalisis data yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan pemahaman tentang
kinerja sistem. Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan teknik statistik, visualisasi
data, atau metode analisis lainnya yang sesuai.
5. Penilaian Hasil.
Menilai hasil evaluasi sistem berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil penilaian
dapat berupa kesimpulan tentang kinerja sistem, temuan kelemahan atau masalah, atau
rekomendasi perbaikan dan pengembangan sistem.
6. Penyusunan Laporan Evaluasi.
Menyusun laporan evaluasi yang berisi hasil evaluasi, analisis data, temuan, dan
rekomendasi. Laporan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
terkait perbaikan atau pengembangan sistem.
7. Implementasi Tindak Lanjut.
Mengimplementasikan tindak lanjut berdasarkan rekomendasi evaluasi. Tindak lanjut ini
dapat berupa perbaikan sistem, pengembangan fitur baru, peningkatan pelatihan
pengguna, atau langkah lain yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sistem.
8. Monitoring dan Evaluasi Lanjutan.
Melakukan monitoring dan evaluasi lanjutan terhadap sistem setelah tindak lanjut
diimplementasikan. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa perbaikan yang
dilakukan efektif dan sistem terus berkembang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang
telah ditetapkan.
Kemajuan dalam pola bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi memiliki potensi
untuk mempengaruhi cara implementasi sistem ERP di masa depan. Beberapa perubahan yang
mungkin terjadi adalah:
1. Penggunaan aplikasi berbasis web yang lebih luas, terutama untuk memfasilitasi
koordinasi dengan mitra kerja dalam rantai pasokan.
2. Peningkatan penggunaan sistem yang mengadopsi kecerdasan buatan (artificial
intelligence) untuk mendukung proses perencanaan.
3. Peningkatan adopsi sistem ERP oleh perusahaan berskala menengah dengan teknologi
yang lebih stabil, waktu implementasi yang lebih cepat, dan biaya instalasi yang lebih
terjangkau.
4. Sistem ERP akan cenderung menjadi lebih fleksibel dan modular, mendukung
pendekatan implementasi terbaik di kelasnya (best of breed).
5. Dukungan dari pihak ketiga (bolt ons) sebagai penyedia aplikasi yang dapat diakses
melalui middleware akan semakin meningkat.
BAB VI
Aplikasi Program ERP
Tujuan Pembelajaran
6.1 SAP
Saat ini, tersedia berbagai jenis perangkat lunak ERP dengan berbagai fitur, versi, skala,
dan kemampuan yang berbeda. Salah satu contohnya adalah SAP, yang menyediakan sistem
ERP untuk berbagai industri. SAP ERP adalah perangkat lunak global yang digunakan di
perusahaan-perusahaan untuk mengelola proses bisnis dalam berbagai fungsi bisnis. SAP ERP
Business One dirancang khusus untuk usaha kecil atau anak perusahaan, sedangkan SAP
Business ByDesign ditujukan untuk perusahaan pasar menengah. Versi terbaru dari ERP SAP
adalah SAP S4/HANA Cloud, yang tersedia dalam bentuk perangkat lunak lokal atau hybrid
untuk perusahaan menengah dan besar. SAP adalah perusahaan perangkat lunak bisnis yang
berbasis di Jerman dan didirikan pada tahun 1970 oleh mantan karyawan IBM. Singkatan SAP
berarti Sistem, Aplikasi, dan Produk.
Oracle ERP
Perbandingan antara SAP ERP dan solusi Oracle ERP, termasuk SAP HANA dan versi
lainnya, digunakan oleh perusahaan menengah dan besar. SAP menyediakan produk
perangkat lunak yang ditargetkan untuk bisnis UKM. Baik Oracle ERP maupun SAP ERP
menyediakan solusi yang dapat diakses melalui cloud, on-premise, atau kombinasi
keduanya (hybrid). Perangkat lunak Oracle ERP menggunakan kode yang lebih baru
dalam solusi cloud-nya dibandingkan dengan platform SAP S4/HANA.
Oracle Netsuite
Oracle memiliki platform NetSuite, yang merupakan solusi ERP berbasis cloud yang
sangat komprehensif dan bersaing dengan semua produk SAP ERP, terutama yang
ditujukan untuk bisnis UKM seperti SAP ERP Business One dan SAP Business
ByDesign. NetSuite tidak fokus pada pelanggan perusahaan pasar tingkat atas dan
memiliki beberapa pelanggan dari peringkat Fortune 100.
Workday
Workday merupakan pesaing utama dalam ranah ERP cloud untuk SAP ERP dalam hal
keuangan, sumber daya manusia, perencanaan, dan fungsi bisnis lainnya. Perusahaan-
perusahaan besar maupun menengah menggunakan platform Workday ERP. Gartner
mengakui Workday sebagai pemimpin dalam suite manajemen keuangan cloud, suite
manajemen sumber daya manusia cloud, dan suite perencanaan dan analisis keuangan
cloud (FP&A).
Orion ERP
Orion ERP merupakan sebuah perangkat lunak lengkap yang dikembangkan oleh
perusahaan 3iInfotech di India, dirancang untuk mendukung bisnis global yang
beroperasi di lebih dari 50 negara. Selain itu, Orion ERP juga menyediakan solusi dalam
bidang sumber daya manusia dan perangkat lunak CRM.
Software ini merupakan aplikasi web yang dapat diakses melalui PC yang terhubung ke
Internet. Dapat disesuaikan agar dapat berfungsi sesuai dengan proses bisnis organisasi.
Peoplesoft merupakan produk Oracle yang terdiri dari serangkaian aplikasi yang
diintegrasikan oleh perusahaan-perusahaan menengah dan besar sebagai solusi manajemen
tenaga kerja. Awalnya, aplikasi Peoplesoft dikembangkan untuk mendukung fungsi sumber
daya manusia dan keuangan. Namun, seiring berjalannya waktu, Peoplesoft telah mengalami
perkembangan dengan adanya berbagai aplikasi dan alat tambahan yang memenuhi kebutuhan
bisnis perusahaan. Penggunaan Peoplesoft dalam perusahaan dan bisnis meliputi berbagai
aspek manajemen, termasuk komunikasi, pengelolaan materi, dan manajemen penggajian.
1. HRMS (Human Resource Management Sistem), terdiri dari : Payroll, Benefits, Human
Resource, Pension Administration, Time & labor.
2. Accounting and Control terdiri dari : General Ledger, payables, Receivables, Asset
Managements, Project, Budgets, Expenses, Cash management.
3. Treasury Management
4. Material Management
5. Supply Chain Planning
6. Service Revenue Management
7. Enterprise Performance Management
Note: Tampilan Odoo terkadang berubah sesuai dengan pengembangan dari pihak
Odoo , tampilan ini hanya mewakili secara garis besar saja
3. Tampilan jadwal dari kebutuhan Recruitment dari Human Resource akan tampil seperti
Gambar 11.
4. Tampilan kebutuhan data modul Recruitment adalah seperti Gambar 12 berikut ini.
Daftar Pustaka
Anggraeni, S., Apriliana, A., Sumunten, suminten, & Rani, R. (2020). Perancangan Enterprise
Resource Planning Modul Sales dengan menggunakan Odoo pada PT Baba Rafi. Jurnal
Teknika, 14(1), 1–10.
Falgenti, K., & Pahlevi, S. M. (2013). Evaluasi Kesuksesan Sistem Informasi ERP pada Usaha
Kecil Menengah Studi Kasus: Implementasi SAP B1 di PT. CP. Jurnal Manajemen
Teknologi, 12(2), 161–183. https://doi.org/10.12695/jmt.2013.12.2.4
Team. (2020). Technology Evaluation Centers ERP Statistics & Facts: ERP Success & Failure
Rate. https://www3.technologyevaluation.com/
Umble, E. J., Haft, R. R., & Umble, M. M. (2003). Enterprise resource planning:
Implementation procedures and critical success factors. European Journal of Operational
Research, 146(2), 241–257. https://doi.org/10.1016/S0377-2217(02)00547-7