Anda di halaman 1dari 261

ERP

BUKU AJAR

ENTRPRISE RESOURCE
PLANNING

Dr. Darlan Sidik, M.Pd


Drs.Faisal Syafar, M.Si., M. InfTech., Ph.D
Yasser A. Djawad, S.T., M.Sc., Ph.D
Ridwansyah , S.T., M.T

@Maret 2018
ENTRPRISE RESOURCE
PLANNING
Universitas Negeri Makassar
Fakultas Teknik
Pendidikan Teknik Elektronika

Penulis: Zulfahmi Farid Jafar, A.Md


Pembimbing :
1. Dr. Darlan Sidik, M.Pd
2. Drs.Faisal Syafar, M.Si., M. InfTech., Ph.D
Penguji :
1. Yasser A. Djawad, S.T., M.Sc., Ph.D
2. Ridwansyah , S.T., M.T

Validator Konten/Materi:
Bapak Dr.Muh. Ma’ruf Idris, S.T., M.T
Validator Desain/Media:
Ibu Sutarsi Suhaeb S.T., M.Pd

@Maret 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyusun buku ajar mata kuliah
Enterprise Resouurce Planning di Jurusan Pendidikan
Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri
Makassar.
Buku ajar mata kuliah Enterprise Resouurce
Planning (ERP) ini disusun dengan maksud untuk
dijadikan referensi dalam pembelajaran mata kuliah
Enterprise Resouurce Planning. Di dalam buku ajar ini
membahas tentang Konsep Dasar ERP, Rantai Nilai,
Sistem Informasi, Proses Akuntansi, Dan Proses SDM.
Dalam penyusunan buku ajar ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan, dan akhirnya penulis
berharap buku ajar yang sangat sederhana ini dapat
membantu meningkatkan mutu dan prestasi akademik
mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika di
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar demi
tercapainya tujuan pembelajaran mata kuliah Enterprise
Resouurce Planning.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima
kasih penulis ucapkan kepada Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Elektronika (Bapak Dr. Darlan Sidik,
M.Pd), Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan Teknik
Elektronika (Bapak Dr. Hendra Jaya, S.Pd., M.T) ,
Ketua Prodi Jurusan Teknik Elektronika (Bapak
Saharuddin S.T., M.Pd), Dosen Pengampu Mata
Kuliah Enterprise Resouurce Planning (Bapak Drs.
Faisal Syafar, M.Si., M. InfTech., Ph.D dan
Ridwansyah, S.T., M.T), serta Dosen Pembimbing
(yaitu Bapak Dr. Darlan Sidik, M.Pd., dan Bapak Drs.
Faisal Syafar, M.Si., M. InfTech., Ph.D) yang telah
mengorbankan waktunya untuk membimbing penulis
dalam penyusunan buku ajar ini. Tak terlupakan pula

Enterprise Resources Planning i


kepada kedua orang tua penulis yang selalu
memberikan dorongan, semangat, serta doa sepanjang
masa.
Semua kritik dan saran dari para pembaca
maupun semua pihak untuk membangun penulis terima
dengan senang hati dan ikhlas.

Makassar, Maret 2018


Penulis,

Zulfahmi Farid Jafar

ii Enterprise Resources Planning


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah ERP .......................................................... 1
B. Pengertian ERP ..................................................... 4
C. Manfaat Penerapan ERP ....................................... 6
D. Unsur-unsur ERP ................................................. 9
E. Pengaruh ERP ....................................................... 12
BAB II KONSEP DASAR ERP
A. Konsep Dasar ERP ................................................ 15
B. Komponen Utama Dalam ERP ............................ . 18
C. Tahapan Evolusi ERP ......................................... . 25
D. Permasalahan Terkait ERP ................................. . 31
BAB III RANTAI NILAI
A. Model Porters Value Chain ................................. 38
B. Kategori Rantai Nilai ........................................... . 44
C. Primary Aktivities ................................................. . 45
D. Support Activities ................................................ . 49
E. Analisis Value Chain ........................................... . 52
BAB IV PROSES BISNIS PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
A. Area Fungsional Dari Operasi ............................. 59
B. Proses Bisnis ....................................................... 75
C. Sistem Informasi Terintegrasi ............................. 83
D. Strategi Integrasi Informasi ................................. 85
BAB V SISTEM INFORMASI PENJUALAN & CRM
A. Proses Penjualan ................................................ 90
B. Proses Transaksi Penjualan Pada SAP ERP ....... 94
C. CRM ................................................................... 105
BAB VI SISTEM INFORMASI PRODUKSI DAN SCM
A. Gambaran Umum Produksi ................................. 117
B. Proses Perencanaan Produksi ............................ 124
C. Pendekatan Perencanaan Produksi Pada
SAP ERP ............................................................. 135
BAB VII PROSES AKUNTANSI KEUANGAN
A. Aktivitas Akuntansi .............................................. 140
B. Peran Akuntan Dalam Sistem Informasi .............. 143
C. Pemakaian ERP Untuk Informasi Akuntansi ....... 145

Enterprise Resources Planning iii


D. Permasalahan Pada Sistem Informasi
Akuntansi Yang Tidak Terintegrasi ..................... 148
E. Laporan Keuangan Pada Sistem ERP ................ 151
F. Trend Pada Laporan Keuangan – XBRL ............. 160
BAB VIII PROSES HRD
A. Proses HRD ........................................................ 168
B. Peran, Fungsi Tugas Dan Tanggung Jawab
Departemen SDM ............................................... 170
C. Proses Perencanaan SDM .................................. 176
D. Permasalahan Pada Proses HRD ....................... 181
E. Human Resource Dengan ERP .......................... 191
BAB IX PROSES DAN IMPLEMENTASI
A. Pemodelan Proses .............................................. 197
B. Diagram Flowchart ............................................... 207
C. Diagram EPC ....................................................... 209
D. Proses Improvement ........................................... 210
E. Implementasi Sistem ERP ................................... 214
F. Implementasi Dan Change Management ............. 219
KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN ........................... 223
GLOSARIUM ............................................................. 243
DAFTAR PUSTAKA................................................... 246

iv Enterprise Resources Planning


PENDAHULUAN

Sub Pokok Bahasan


Sejarah Enterprise Resources Planning (ERP)
Pengertian Istilah Enterprise Resources Planning
(ERP)
Manfaat Penerapan Enterprise Resources Planning
(ERP)
Unsur-unsur Enterprise Resources Planning (ERP)
Pengaruh Enterprise Resources Planning (ERP)

Uraian Materi
A. Sejarah Enterprise Resources Planning
Konsep yang mendasari ERP sebenarnya sudah ada
sejak setelah revolusi inggris di abad ke 18 dimana
terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang
pertanian, manufaktur pertambangan, transportasi, dan
teknologi sehingga muncul istilah inventory dalam
melakukan bisnis. berawal sejak adanya inventory dalam
melakukan bisnis inventory management yang mulai dikenal
dan dterapkan di Eropa sejak awal tahun 1880, pada masa
itu orang-orang mencari solusi matematik untuk
mengoptimalkan penggunaan material, peralatan, dan
tenaga kerja. Inventory management muncul dari perubahan
pada praktek manufaktur dalam perusahaan-perusahaan,
dari yang memiliki produk homogen sampai perusahaan
yang terintegrasi secara vertikal dengan diversitas tinggi
dalam hal proses dan produknya. Keberadaan inventory
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, yaitu
dalam benuk skala ekonomi. Tekanan finansial di
perusahaan-perusahaan mulai mengharuskan adaptasi
inventory management yang baik. Sekitar tahun 1960-an
dengan ditemukannya komputer banyak perubahan terjadi
pada inventory management bill of material processor
(BOMP) mulai digunakan, yaitu sistem dengan bantuan
komputer yang berguna untuk mempermudah pengelolaan
pelacakan material atau berfokus pada sistem fabrikasi
untuk pengengalian persediaan dan sekarang telah banyak

Enterprise Resources Planning 1


mengalami pergeseran dari pengendalian menjadi
pengelolaan sumber daya.
ERP

Manufacturing Resource Planning (MRPII)

Closed loop MRP


Material Requirement Planning (MRP)

Bill of Material procesor BOMP


Inventory management

1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990

Gambar 1.1
Perkembangan ERP

Menurut (Wijaya & Darudiato, 2009), sistem ERP sudah


ada sejak tahun 1960an, di mana pada awalnya hanya
berfokus pada sistem pabrikasi untuk mengendalikan
persediaan. Sekarang ini, sistem ERP telah banyak
mengalami evolusi pergeseran dari pengendalian menjadi
pengelolaan sumber daya. Berikut tabel sejarah sistem ERP.
Tabel 1.1
Perkembangan ERP
(Leon, 2008)
Tahun Peristiwa
1960an Sistem pabrikan fokus kepada pengendalian inventory
(inventory kontrol)
1970an Fokus bergeser pada material requirement planning (MRP)
yang menerjemahkan jadwal utama suatu produk menjadi
kebutuhan berbasis time-phased net untuk perencanaan
dan pengadaan barang sebagian jadi, komponen maupun
bahan baku
1980an Manufactuiring resources planning (MRP-II) berkembang
mencakup pengelolaan operasi produksi (shoop Floor) dan
aktivitas pengelolaan distribusi
1990an MRP-II dikembangkan lagi mencakup aktivitas rekayasa
keuangan, sumber daya manusia, pengelolaan proyek, yang
melingkupi hampir semua aktivitas sistem organisasi usaha
(business Enterprise), yang kemudian dikenal dengan istilah
enterprise resources planning (ERP)
2000an- Extended ERP menjadi ERP II
Sekarang

2 Enterprise Resources Planning


Sejarah perkembangan Enterprise Resource Planning
menurut (Leon, 2008) dibagi menjadi empat tahap, yaitu
1. Material Requirement Planning (MRP)
Material Requirement Planning (MRP) merupakan hasil
pengolahan atau pemrosesan dari Bill of Material (BOM)
yang dimulai pada tahun 1960-an dan mulai terkenal
pada tahun 1970-an. Saat itu, orang yang bekerja pada
manufaktur dan perencanaan produksi sedang mencari
metode yang lebih baik dan lebih efisien untuk memesan
bahan baku dan menemukan MRP sebagai solusi
sempurna untuk kebutuhan manufaktur dan
perencanaan produksi karena mampu memecahkan
masalah-masalah utama yang ada.
2. Closed-loop MRP
Sistem MRP berubah menjadi sesuatu sistem yang lebih
baik dari hanya sekadar cara untuk memesan. Sistem
MRP dapat mengelola tanggal jatuh tempo dari
pemesanan dan dapat mendeteksi serta memberikan
peringatan ketika suatu barang tidak diterima pada saat
tanggal jatuh tempo. Terdapat beberapa tools yang
dikembangkan untuk mendukung perencanaan
penjualan dan produksi, pengembangan jadwal produksi,
peramalan, perencanaan kapasitas, dan pemrosesan
pemesanan. Pengembangan tersebut menghasilkan
closed-loop MRP, dimana sistem tidak hanya sekadar
untuk perencanaan kebutuhan material, tetapi juga dapat
untuk mengotomatisasi proses produksi.
3. Manufacturing Resource Planning II (MRP II)
Tahap ketiga perkembangan dari ERP disebut dengan
MRP II yang merupakan metode untuk perencanaan
yang efektif dari sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan manufaktur. MRP II terbentuk dari 9
kumpulan berbagai fungsi yang saling terhubung, fungsi-
fungsi tersebut adalah perencanaan bisnis, perencanaan
operasional dan penjualan, manajemen permintaan,
perencanaan produksi, master scheduling, perencanaan
kebutuhan material, perencanaan kebutuhan kapasitas,
serta pelaksanaan sistem pendukung untuk kapasitas
dan material. Hasil dari sistem tersebut akan terintegrasi
dengan laporan keuangan seperti perencanaan bisnis,

Enterprise Resources Planning 3


laporan pembelian, biaya pengiriman, proyeksi inventory,
dan sebagainya.
4. Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP merupakan tahap dari perkembangan ERP,
dimana konsep dasar ERP sama dengan konsep MRP
II. Perusahaan software menciptakan ERP dengan
sekumpulan proses bisnis yang luas dalam hal ruang
lingkup dan memiliki kemampuan untuk menangani
beberapa fungsi bisnis tambahan serta integrasi yang
baik dan kuat dengan fungsi finansial dan akuntansi.
ERP juga mampu mengintegrasikan tools lain seperti
CRM (Customer Relationship Management), SCM
(Supply Chain Management), dan sebagainya. Selain
itu, ERP juga dapat mendukung proses bisnis yang
melibatkan pihak luar perusahaan.
5. Extended Enterprise Resource Planning (ERP II)
Sistem Extended ERP (ERP II) merupakan tahap terakhir
dari perkembangan ERP, mulai diluncurkan sekitar tahun
2000an. Sistem ini merupakan perluasan dari fungsi-
fungsi yang ada pada sistem ERP sebelumnya.

B. Pengertian Enterprise Resources Planning


ERP singkatan dari kata Enterprise (Perusahaan
/organisasi), Resource (sumber daya), Planning
(perencanaan). Yaitu adanya aspek perencanaan yang
terintegrasi disuatu perusahaan/organisasi, bersifat lintas
fungsional terdiri atas berbagai fitur dengan tujuan agar
dapat merencanakan dan mengelola sumber daya
organisasi dengan lebih efisien dan dapat merespon
kebutuhan pelanggan dengan baik. Berbagai defenisi
tentang ERP telah dikemukakan oleh beberapa ahli.
Secara garis besar (O’Brien 2005) mendefinisikan ERP
sebagai dasar dari e-bisnis, keseluruhan transaksi
perusahaan dibuat terhubung, proses jual pesan,
manajemen dan kontrol peralatan, perencanaan produksi
dan distribusi, serta keuangan. ERP adalah sistem
multifungsi perusahaan yang digerakkan oleh modul aplikasi
terintegrasi yang membantu proses bisnis internal
perusahaan. Enterprise Resource Planning (ERP) menurut
(Hall, 2012) adalah suatu model sistem informasi yang

4 Enterprise Resources Planning


memungkinkan organisasi untuk mengotomatisasi dan
mengintegrasikan proses bisnis utamanya.
Program ERP adalah core software yang digunakan
perusahaan untuk mengintegrasi dan mengkoordinasi
informasi pada setiap area bisnis. Program ERP membantu
organisasi untuk mengelola proses bisnis perusahaan
secara luas menggunakan satu database dan satu sistem
pelaporan manajemen. Enterprise Resource Planning
menurut Turban, Rainer, dan Potter (2007) dirancang dan
didesain untuk menyelesaikan masalah dalam area
fungsional sistem informasi dengan mengintegrasikan area
fungsional melalui database.
Enterprise Resource Planning (ERP) menurut (O’Brien &
Marakas, 2010) adalah sistem perusahaan yang meliputi
semua fungsi yang terdapat di dalam perusahaan yang
didorong oleh beberapa modul software yang terintegrasi
untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan.
Sebagai contoh, software ERP untuk perusahaan
manufaktur umumnya dimulai dari memproses data yang
masuk, melacak status dari penjualan, inventory, pengiriman
barang, dan penagihan barang, serta memperkirakan bahan
baku dan kebutuhan sumber daya manusia, sehingga
menurut (O’Brien & Marakas, 2010) terdapat 5 komponen
utama dari sistem ERP. Berikut adalah gambar dari 5
komponen tersebut :

Production
Planning

Sales Distribution
Integrated
order
Costumer/ logistics
management
Employe

Human Accounting
resources And finances

Gambar 1.2 : Komponen utama dari sistem ERP

Enterprise Resources Planning 5


(O’Brien & Marakas, 2010)
Dari definisi ahli diatas, ERP secara umum adalah
perangkat lunak (software) aplikasi dengan modul-
modul yang menyatukan proses bisnis di seluruh
perusahaan secara otomatis sehingga saling terintegrasi
diseluruh aspek yakni keuangan, SDM, produksi
maupun distribusi di perusahaan bersangkutan
sehingga dapat mendukung proses bisnis utama
perusahaan.

C. Manfaat Penerapan Enterprise Resources Planning


Menurut (Van Hau & Kuzic, 2010) berdasarkan jurnal
yang berjudul “Analisis Implementasi Sistem ERP
(Enterprise Resource Planning)” keuntungan utama
penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah
sistem ini mengintegrasi divisi fungsional dan arus
informasi kedalam sistem tunggal baik divisi pemasaran,
keuangan, HRD dan produksi. Manfaat dari penggunaan
sistem informasi terpadu dalam konsep ERP antara lain
sebagai berikut:
1. Menawarkan sistem terintegrasi didalam perusahaan,
sehingga proses dan pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
2. Menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi
data seperti yang terjadi pada sistem yang terpisah.
3. Memungkinkan manajemen mengelola operasi dan
tidak memonitor saja dan lebih mampu menjawab
semua pertanyaan yang ada.
4. Membantu melancarkan pelaksanaan manajemen
rantai pasok serta memadukannya.
5. Memfasilitasi hubungan komunikasi secara internal
dan eksternal dalam dan luar organisasi.
6. Dapat menurunkan kesenjangan antara pemrograman
dengan cara perawatan sistem yang sah.
7. Dapat menurunkan kompleksitas aplikasi dan
teknologi.
Menurut (O’brien, 2005) penerapan sistem ERP
memiliki banyak manfaat, seperti sebagai berikut:
 Kualitas dan efisiensi. Sistem ERP dapat mencip-
takan kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan

6 Enterprise Resources Planning


meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yang
menghasilkan peningkatan signifikan dalam kualitas dan
efisiensi layanan pelanggan, produksi dan distribusi.
 Penurunan Biaya. Sistem ERP dapat menurunkan
signifikan dalam biaya pemrosesan transaksi dan
hardware, software, serta karyawan pendukung
teknologi informasi, jika dibandingkan dengan sistem
yang tidak terintegrasi yang digantikan oleh sistem ERP
 Pendukung Keputusan. Sistem ERP dapat
mempermudah tugas-tugas manajemen sehari-hari
dalam pengambilan keputusan dan melakukan fungsi
manajemen yang meliputi diantaranya di bidang
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan
pengendalian. Sistem ERP dapat menyediakan
informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang
sangat penting secara cepat untuk level managerial dan
pengambil keputusan agar dapat secara signifikan
meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan
secara tepat waktu pada lintas bisnis perusahaan.
 Kelincahan Perusahaan. Sistem ERP dalam
mengimplementasikannya dapat menghilangkan
perbedaan budaya antar departemen, sehingga data
dapat diintegrasikan. Dan menghilangkan dinding
departemen dan fungsi berbagai proses bisnis, sistem
informasi dan sumber daya informasi, sehingga
menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab
managerial dan peran kerja yang lebih fleksibel, dan
karenanya menghasilkan struktur organisasi dan
tenaga kerja yang lebih lincah dan adaptif yang dapat
dengan lebih mudah memanfaatkan berbagai peluang
baru bisnis.
 Sistem Terintegrasi. Sistem ERP menawarkan sistem
terintegrasi dalam perusahaan, sehingga proses dan
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih
efektif dan efisien.
 Sistem ERP Tidak Hanya Memadukan Data Dan
Orang, tetapi dapat menghilangkan kebutuhan
pemuktahiran dan koreksi data pada banyak sistem
komputer yang terpisah.

Enterprise Resources Planning 7


 Sistem ERP dapat Memungkinkan Manajemen
Mengelola Operasi, tidak hanya memonitor operasional
saja, tetapi mampu menjawab apa yang harus
dikerjakan untuk menjadi lebih baik.
 Sistem ERP Dapat Memudahkan Ekstraksi Informasi.
Untuk menghasilkan analisa dan laporan pendukung
perencanaan jangka panjang yang dapat dijadikan alat
pengambilan keputusan sebagai decision support
sistem.
 Sistem ERP Menghasilkan Informasi, dari data
masukan yang relevan untuk membuat perencanaan
aktivitas antar departemen agar sumber daya dikelola
dan dialokasikan secara efisien dan efektif misalnya
perencanaan pembelian barang, perencanaan produksi
dan perencanaan cash flow, perencanaan penjualan
dan perencanaan biaya.
 Sistem ERP Menciptakan Struktur Organisasi,
Ramping dan pembagian kerja yang tepat dengan
menggunakan sistem yang terintegrasi untuk seluruh
fungsi baik fungsi penjualan, pembelian, produksi dan
keuangan sehingga dapat menghilangkan pekerjaan-
pekerjaan rangkap dan menggunakan standarisasi data
untuk seluruh departemen.
 Sistem ERP Menjamin Seluruh Akivitas, dilakukan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan misalnya
fungsi pembelian harus melalui perhitungan
perencanaan kebutuhan barang setelah itu order
pembelian kemudian penerimaan barang selanjutnya
pengakuan hutang. Dengan demikian seluruh aktivitas
dapat berjalan efisien dan efektif.
 Sistem ERP Mengendalikan Seluruh Proses Bisnis,
dengan menggabungkan seluruh aktivitas masing-
masing departemen dalam satu sistem yang
terintegrasi. Dengan sistem yang terintegrasi dapat
dihindari kebocoran, pemborosan, penyalagunaan
sumber daya perusahaan dan alokasi sumber daya
yang tidak tepat.

8 Enterprise Resources Planning


D. Unsur-Unsur Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut (Michael, 2008) dalam Journal Enterprise
Solution mengemukakan bahwa ada seperangkat komputer
atau disebut infrastruktur ERP yang diperlukan untuk proses
ERP terdiri dari :
1. Physical Component (server, network, storage, client)
2. People ( Business staff, operation staff, development
staff)
3. Organizational Process (program and project
management, change management, support service).

Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3


komponen penting didalam proses sistem Enterprise
Resource Planning (ERP) :
1. Physical Component (Komponen Fisik)
a. Server-Client yang terdiri dari komputer server dan
beberapa komputer client. Server menjadi pusat
sistem informasi, sedangkan client merupakan
komputer yang digunakan untuk melakukan tugas-
tugas penangan data
b. Network (Jaringan), merupakan suatu unit
komunikasi yang membantu didalam penyebaran
informasi.
c. Storage (Penyimpanan), merupakan tempat
penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan
datan yang diolah oleh komputer.

2. People (Sumber Daya Manusia)


Sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting
untuk pengembangan dan implementasi sistem adalah :
a. Staf Bisnis (Business Staff)
Staf bisnis merupakan orang yang bertugas
menganalisa workflow (urutan proses) sistem
manajemen yang sedang berjalan (workflow as-is)
dan mendesain workflow baru yang lebih efisien
(Workflow should-be).Staf bisnis haruslah orang yang
menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses
bisnis yang dianalisa, misalnya membuat analisa di

Enterprise Resources Planning 9


departemen accounting maka staf bisnis harus
menguasai siklus akuntansi.
b. Staf Operasi (Operation Staff)
Staf operasi merupakan staf yang bertanggung jawab
pada kegiatan operasional sehari-hari, misalnya
backup data.
c. Staf Pengembangan (Development Staff)
Staf pengembangan yang bertugas untuk
mengembangkan sistem dengan mendisain program-
program yang diperlukan.

3. Organization Process (Proses Organisasi)


1) Program dan proyek manajemen (Program and
Project Management) Penerapan sistem ERP
biasanya merupakan bagian dari program dan proyek
manajemen, yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan manajemen.
Berikut ini alasan mengapa perusahaan melakukan
perubahan :
a. Perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis
Peningkatan pesaing, pertumbuhan bisnis atau
konsolidasi, merger dan divestasi, peraturan baru,
atau perubahan dalam hubungan regional serta
global dapat mengubah struktur dan tujuan
organisasi. Agar tetap responsif atas kebutuhan
perusahaan, maka sistem juga harus berubah.
b. Perubahan Teknologi
Sejalan dengan makin maju dan murahnya
teknologi, perusahaan dapat memanfaatkan
berbagai kemampuan baru atau lama.
c. Peningkatan Proses Bisnis
Banyaknya perusahaan memiliki proses bisnis
yang tidak efisien sehingga membutuhkan
pembaruan untuk memuaskan pelanggan.
d. Keunggulan Kompetitif
Peningkatan kualitas, kuantias dan kecepatan
informasi dapat meningkatkan produk atau
layanan serta dapat membantu mengurangi
biaya.
e. Perolehan Produktivitas

10 Enterprise Resources Planning


Komputer akan mengotomatisasi pekerjaan
administrasi secara rutin serta signfikan didalam
mengurangi waktu untuk melakukan tugas-tugas
lainya.
f. Pertumbuhan
Perusahan berkembang lebih basar dari
sistemnya sehingga harus meningkatkan atau
melakukan perubahan terhadap sistemnya
secara keseluruhan.
g. Penciutan
Perusahaan seringkali berpindah dari mainframe
terpusat ke jaringan PC atau sistem berbasis
internet untuk mamanfaatkan rasio harga/kinerja
mereka. Hal ini menempatkan pengambilan
keputusan dan informasi yang terkait sampai ke
bagan organisasi.

2) Perubahan Proses Kerja (Change Management)


Penerapan sistem ERP berpengaruh terhadap
budaya perusahaan, sehingga diperlukan perubahan
proses kerja (Change Management) pada masa
penyesuaian atau yang sering disebut proses
implementasi. Jika pada proses implementasi
tersebut diperlukan perubahan proses kerja yang
cukup mendasar, maka perusahan harus melakukan
rekayasa ulang proses bisnis atau Business Process
Reengineering (BPR) yaitu analisis menyeluruh dan
mendesain ulang yang lengkap atau proses bisnis
dan sistem informasi untuk mencapai peningkatan
kualitas yang dramatis. Walaupun memerlukan waktu
yang cukup lama beberapa keuntungan dari proses
BPR yaitu :
a. Untuk menyederhanakan sistem
b. Untuk membuatnya lebih efektif
c. Untuk meningkatkan kualitas serta layanan
perusahaan.

3) Layanan dan Dukungan dari IT Departemen (Support


Service)

Enterprise Resources Planning 11


Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem
dan mendukung pelaksanaan dari sistem ERP agar
dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan,
diperlukan adanya layanan dan dukungan dari IT
departemen atau vendor software. Dengan begitu
para pengguna (Users) akan mampu memahami
sistem secara cepat, dan user akan puas dengan
sistem yang ada karena sistem tersebut dapat
membantu kerja mereka dan tidak merumitkan.
Pengimplementasian sistem ERP bukan merupakan
kejadian yang muncul kemudian berakhir. Skala
sistem yang sangat luas menyebabkan manajer
menyadari yang terjadi tidak akan pernah lengkap
terselesaikan

E. Pengaruh ERP
Enterprise Resource Planning (ERP) bagaikan sebuah
keajaiban bagi perusahaan, yang mana sangat berdampak
besar pada kemajuan dunia bisnis dan teknologi informasi
dunia. Pengaruh dari ERP diantaranya:
1. ERP mempengaruhi banyak perusahaan besar di
dunia.
2. ERP mempengaruhi banyak UKM (usaha kecil dan
menengah)
3. ERP mempengaruhi perilaku pesaing.
4. ERP mempengaruhi kebutuhan mitra bisnis.
5. ERP telah mengubah sifat perusahaan konsultan.
6. ERP menjadi salah satu alat utama dalam rekayasa
ulang (reengineering)
7. ERP telah memberikan banyak "praktik terbaik".
8. ERP memberi server untuk menghitung produk utama
perusahaan konsumennya.
9. ERP telah mengubah sifat dari fungsi sistem informasi
10. ERP telah mengubah sifat pekerjaan di semua bidang
fungsional.
11. ERP telah mengalami pertumbuhan pasar yang besar.

Kelemahan ERP
Adapun kelemahan dari ERP adalah sebagai berikut:

12 Enterprise Resources Planning


1. Sistem dapat terlalu kompleks jika dibandingkan dengan
kebutuhan dari pelanggan.
2. Terbatasnya kustomisasi dari perangkat lunak ERP.
3. Sistem ERP sangat mahal.
4. Perekayasaan kembali proses bisnis untuk
menyesuaikan dengan standar industri yang telah
dideskripsikan oleh sistem ERP dapat menyebabkan
hilangnya keuntungan kompetitif.
5. ERP sering terlihat terlalu sulit untuk beradaptasi
dengan alur kerja dan proses bisnis tertentu dalam
beberapa organisasi.
6. Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat,
contohnya : pelanggan, data keuangan. Hal ini dapat
meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika
terdapat pembobolan sistem keamanan.

Enterprise Resources Planning 13


Rangkuman
1. Sistem ERP telah ada sejak tahun 1960an, di mana
awalnya hanya berfokus pada sistem fabrikasi untuk
pengengalian persediaan dan sekarang telah banyak
mengalami pergeseran dari pengendalian menjadi
pengelolaan sumber daya.
2. Tahap Perkembangan sistem ERP adalah sebagai
berikut:
 Tahap 1 : Material Requierement planning
 Tahap 2 : Close Loop MRP
 Tahap 3 : Manufacturing Resource Planning
(MRP II)
 Tahap 4 : Enterprise Resource Planning
 Tahap 5 : Extended ERP (ERP II)
3. Enterprise Resource Planning adalah konsep sistem
informasi yang mengintegrasikan setiap modul,
sehingga dapat mendukung proses bisnis utama
perusahaan.

Soal Latihan
1. Jelaskan secara singkat sejarah Enterprise Resource
Planning (ERP) ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Enterprise
Resource Planning (ERP) ?
3. Sebutkan 5 komponen utama dalam Enterprise
Resource Planning (ERP) ?
4. Manfaat dari penerapan Enterprise Resource Planning
(ERP) ?
5. Sebutkan 3 komponen didalam proses sistem Enterprise
Resource Planning (ERP) ?

14 Enterprise Resources Planning


Enterprise Resources Planning 15
KONSEP DASAR ERP

Sub Pokok Bahasan


Konsep Dasar Enterprise Resources Planning (ERP)
Komponen Utama Dalam Enterprise Resources
Planning (ERP)
Tahapan Evolusi Enterprise Resources Planning
(ERP)
Permasalahan Terkait Enterprise resources Planning
(ERP)

Uraian Materi
A. Konsep Dasar ERP
ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang
dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya,
informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis
lengkap. Sistem ERP didasarkan pada database pada
umumnya dan rancangan perangkat lunak modular ERP
merupakan software yang mengintegrasikan semua
departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu
system komputer yang dapat melayani semua kebutuhan
perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi
atau keuangan. Syarat terpenting dari sistem ERP adalah
Integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah menggabungkan
berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical
database, sehingga memudahkan semua departemen
berbagi informasi dan berkomunikasi. Database yang ada
dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan
untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-
time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat
diakses dan mudah disebarluaskan. Tujuan sistem ERP
adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara
keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam
organisasi/perusahaan untuk:
 Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
 Membagi database yang umum dan praktek bisnis
melalui enterprise
 Menghasilkan informasi yang real-time

Enterprise Resources Planning 15


 Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan
kegiatan perencanaan

Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan


singkatan dari tiga elemen kata Enterprise
(Perusahaan/Organisasi), Resource (Sumber Daya),
Planning (perencanaan). Tiga kata tersebut
mencerminkan sebuah konsep yang berujung pada kata
kerja yatu planning. Dengan demikian, berarti ERP
menekankan kepada aspek perencanaan.
Integrasi dalam konsep sistem ERP berhubungan
dengan interpretasi sebagai berikut :
 menghubungkan antara berbagai aliran proses bisnis
 metode dan teknik berkomunikasi
 keselarasan dan sinkronisasi operasi bisnis
 koordinasi operasi bisnis

Perusahaan adalah organisasi yang terstruktur, baik


dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan
aktivitasnya. Untuk itu, dalam pelaksanaan operasi-
onalnya untuk memperoleh tujuan organisasi, diten-tukan
keberhasilan dalam mengenai faktor eksternal dan faktor
internal. Salah satu faktor internal adalah sistem ERP,
yang dapat dikatakan sebagai back bone dalam
mendukung sistem operasional yang dapat
mempengaruhi kemampuan kompetitif perusahaan.
Enterprise digunakan untuk menggambarkan situasi
bisnis secara umum dalam satu entitas korporat, dalam
berbagai ukuran, mulai dari bisnis ukuran kecil hingga
bisnis multinasional. Secara konsep dapat dikatakan
bahwa enterprise dapat digambarkan sebagai sebuah
kelompok orang dengan tujuan tertentu yang memiliki
sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi/Perusahaan dibagi-bagi menjadi unit-unit
dengan fungsi-fungsi tertentu, seperti fungsi personalia,
keuangan, pemasaran, pengadaan, dan sebagainya.
Tiap fungsi tersebut memiliki tujuan dan sasaran masing-
masing, sehingga terkesan tiap fungsi memiliki sistem
dan koleksi data dan analisis masing-masing. Enterprise
secara keseluruhan organisasi dianggap sebagai sebuah

16 Enterprise Resources Planning


sistem dan masing-masing fungsi adalah subsistem.
Informasi mengenai semua fungsi disimpan dan dikelola
secara terpusat dan dapat diakses tiap fungsi sesuai
kebutuhan, sehingga terjadi transparansi informasi bagi
tiap-tiap fungsi untuk mendukung pekerjaan sebagai
upaya mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.
Resource merupakan sumber daya, yang berupa
asset perusahaan, seperti asset keuangan, sumber daya
manusia, konsumen, suplier, order, teknologi, dan
strategi. Resource dapat meliputi semua hal yang
menjadi tanggung jawab dan tantangan management
untuk dikelola agar dapat menghasilkan keuntungan bagi
organisasi secara keseluruhan.
Jadi Enterprise Resource planning (ERP) merupakan
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber
daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program
terintegrasi dan multi modul yang dirancang untuk
melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam
perusahaan (to serve and support multiple business
functions), sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan
dapat memberikan pelayanan lebih bagi konsumen, yang
akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan
memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak
yang berkepentingan (stake holder) atas perusahaan
Konsep dasar ERP dapat diterjemahkan sebagai
berikut :
 ERP terdiri atas paket software komersial yang
menjamin integrasi yang mulus atas semua aliran
informasi di perusahaan, yang meliputi keuangan,
akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan
informasi konsumen.
 Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang
dapat dikonfigurasi, yang mengintegrasikan informasi
dan proses yang berbasis informasi di dalam dan
melintas area fungsional dalam sebuah organisasi.
 ERP merupakan satu basis data, satu aplikasi dan
kesatuan antarmuka diseluruh enterprise.

Enterprise Resources Planning 17


B. Komponen utama yang ada dalam ERP
ERP biasanya terbagi atas modul utama Operasi dan
modul pendukung Finansial, Akunting dan Sumber Daya
Manusia sebagai berikut:
1. Modul Operasi
Terdiri atas General Logistic, Sales and Distribution,
Materials Management, Logistic Execution, Quality
Management, Plant Maintenance, Customer Service,
Production Planning and Control, Project System,
Environment Management.
2. Modul Finansial dan Akunting
Terdiri atas General Accounting, Financial
Accounting, Controlling, Investment Management,
Treasury, Enterprise Controlling
3. Modul Sumber Daya Manusia
Terdiri atas Personel Management, Personnel Time
Management, Payroll, Training and Event
Management, Organizational Management, Travel
Management

Penjelasan secara rinci sebagai berikut :


a. Financial
FI – Financial Accounting
Ditujukan untuk menyediakan pengukuran
berkelanjutan terhadap keuntungan perusahaan.
Modul FI juga mengukur kinerja keuangan
perusahaan, berdasarkan pada data transaksi intenal
maupun eksternal. Modul FI menyediakan dokumen
keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap
angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan
hingga ke data transaksi awalnya.

CO-Controlling
Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung
empat kegiatan operasional, seperti:
 Pengendalian capital investment
 Pengendalian aktivitas keuangan perusahaan,
memonitor dan merencanakan pembayaran
 Pengendalian pendanaan terhadap pembelian,

18 Enterprise Resources Planning


pengadaan dan penggunaan dana di setiap area
 Pengendalian biaya dan profit berdasarkan
semua aktivitas perusahaan
IM – Investment Management
Fungsi dari modul IM ini saling melengkapi
dengan fungsi yang dijalankan oleh modul TR,
namun modul IM lebih spesifik ditujukan untuk
menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan
fixed assets dari perusahaan dan membantu
manajemen dalam membuat keputusan.
EC – Enterprise Controlling
Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan
akses bagi Enterprise Controller mengenai hal-hal
berikut :
 Kondisi keuangan perusahaan
 Hasil dari perencanaan dan pengendalian
perusahaan
 Investasi
 Maintenance dari aset perusahaan
 Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan
 Kondisi pasar yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar,
market share,competitor performance
 Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti
struktur produksi, struktur biaya, neraca dan
laporan rugi laba
TR – Treasury
Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan
antara cash management dan cash forecasting
dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan.

b. Distribution dan Manufacturing


LE – Logistics Execution
Modul LE juga merupakan modul yang
terintegrasi dengan modul yang lainnya, yaitu modul
PP, EC, SD, MM, PM dan QM. Pada intinya, modul
ini fokus pada pengaturan logistik dari masa
purchasing hingga distribusi. Dari purchase
requisition, good receipt hingga delivery.

Enterprise Resources Planning 19


SD – Sales Distribution
Desain dari modul SD ditekankan kepada
penggunaan strategi penjualan yang sensitif
terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas
utama dari penggunaan modul ini adalah untuk
membuat struktur data yang mampu merekam,
menganalisis, dan mengontrol aktivitas untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
menghasilkan profit yang layak dalam periode
akuntansi yang akan datang.

MM – Materials Management
Fungsi utama dari modul MM adalah untuk
membantu manajemen dalam aktivitas sehari-hari
dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi
material, termasuk energi dan servis.

PP – Production Planning
Modul PP ini berfungsi dalam merencanakan dan
mengendalikan jalannya material sampai kepada
proses pengiriman produk.

PM – Plant Maintenance
Modul PM berfungsi untuk mendukung dan
mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan
secara efektif, mengatur data perawatan, dan
mengintegrasikan data komponen peralatan dengan
aktivitas operasional yang sedang berjalan.

QM – Quality Management
Modul QM terintegrasi dengan modul PP-PI
Production. Salah satu fungsi dari modul QM adalah
untuk menyediakan master data yang dibutuhkan
berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series.

PS – Project System
Modul PS dikonsentrasikan untuk mendukung
kegiatan-kegiatan berikut ini:
 Perencanaan terhadap waktu dan nilai

20 Enterprise Resources Planning


 Perencanaan detail dengan menggunakan
perencanaan cost element atau unit cost dan
menetapkan waktu kritis, pendeskripsian aktivitas
dan penjadwalan
 Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi
permintaan material, manajemen dan kapasitas
material, serta sumber daya manusia
 Monitoring terhadap material, kapasitas dan
dana selama proyek berjalan
 Penutupan proyek dengan analisis hasil dan
perbaikan

c. Human Resources
Berfungsi untuk Memudahkan melaksanakan
manajemen yang efektif dan tepat waktu terhadap
gaji, benefit dan biaya yang berkaitan dengan SDM
perusahaan, Melindungi data personalia dari pihak
luar, dan Membangun sistem rekruitmen dan
pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen
karir

Gambar 2.1
Konsep Sistem ERP
(Wawan & Falahah D., 2007)

Enterprise Resources Planning 21


Financial dan Accounting
 Cost Center and Profit Center
 Account Payable
 Account Receivable
 Cash/Bank Management (Cash Flow Management)
 Treasury Management
 General Ledger (Income Statement & Balance Sheet)

Sales dan Distribution


 Sales Quotation
 Sales Order
 Shipping
 Goods Issue
 Invoicing
 Credit Control
 Komisi, Discount, Credit Notes

Manufacturing
 Order Production
 Bill of Material
 Planning Production Control – Order Production
 Master Planning
 Scheduling
 MRP (material requirement planning)
 Product Costing

Inventory
 Inventory Movement (transfer)
 Inventory Management
 Multiple Werehouse Location
 Produck Category
 Product Items
 Physical and Valuation Inventroy

Procurement
 Purchase Requisition and Approval
 Purchase Order And Approval
 Goods Receipt
 Invoice Verification

22 Enterprise Resources Planning


 Purchase Return

Human Resource
 Employee Scheduling
 Training
 Development Employement
 Payroll, Benefit, Bonus, Overtime
 Job Description
 Self Service HR
 Struktur Organisasi and Workflow Analysis

Plant Maintenance
 Pengurangan biaya operasional dalam produksi
 Peningkatan efisiensi (work clearance manage-ment,
maintenance execution, Service Parts, document
management, maintenance budgeting, dan integrasi
dengan accounting assets)

Costumer Relationship Management


 Customer Campaign
 Customer Interaction Center
 Customer Self Service online inquiry
 Lead and activity tracking (information, service,
charge, account, warranty, help)
 Knowledge base, sales report, sales support, sales
Qualification
 Consistent user experience
 Personalization of service
 Realtime access enterprise info

Business Intelligence
 Sistem infromasi untuk pengambilan keputusan bagi
management, seperti Decision Support Sistem
(DSS), yang inovatif dan intuitif interface untuk
kepentingan analisis data transaksi agar memper-
oleh kinerja bisnis
 Merupakan proses interaktif untuk eksplorasi dan
analisis informasi yang terstruktur dan pada domain
tertentu (data warehouse) untuk mengetahui pola

Enterprise Resources Planning 23


bisnis tertentu, sehingga membantu pengambilan
keputusan

Pengambilan dalam menanggapi customer demand bisa


lebih terkontrol dan lebih unggul dari pesaing bisnis yang
belum menggunakan sistem ERP. Sistem ERP ini
mempunyai arsitektur sebagai berikut :

Gambar 2.2 Arsistektur Sistem ERP


(Wijaya & Darudiato, 2009)

Client merupakan komputer yang dipakai oleh pengguna


sistem Erp. Pengguna sistem ERP ini dapat dalam satu
lingkup perusahaan, seperti bagian finance dan accounting,
pemasaran, produksi, logistik, HRD, dan sebagainya. Secara
arsitektur pengguna sistem ERP tersebut berhubungan
dengan aplikasi server yang kemudian terhubung ke
database server. Untuk sistem ERP tertentu, sudah bisa di
akses lewat web/internet. Dalam hal ini tidak menutup

24 Enterprise Resources Planning


kemungkinan bahwa pengguna sistem ERP ini dapat
melakukan di luar lingkup perusahaan (web Client), yang
tentunya dengan otorisasi yang jelas.
Menurut Daniel O’leary (2002), karakteristik sistem ERP
adalah sebagai berikut:
 Paket perangkat lunak yang didesain untuk
lingkungan pelanggan pengguna server, apakah
secara tradisional atau berbasis jaringan
 Memadukan sebagian besar dari proses bisnis
 Memproses sebagian besar dari transaksi
perusahaan
 Menggunakan database perusahaan yang secara
tipikal menyimpan setiap data sekali saja
 Memungkinkan akses data secara real time
 Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan
kegiatan perencanaan
 Menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang
sangat diperlukan perusahaan multinasional
 Memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan
khusus perusahaan tanpa melakukan pemrograman
kembali

C. Tahapan Evolusi ERP

ERP
MRP II
Closed loop MRP

MRP

Gambar 2.3
Evolusi ERP
(Widyat,
2011)(https://widyatnurcahyo.wordpress.com/2011/05
/14/evolusi-erp/)

Enterprise Resources Planning 25


 Tahap I : Material Requirement Planning (MRP).
Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep
merencanaan kebutuhan material.
Langkah Satu – Material Requirements Planning
(MRP) ERP mulai hidup pada tahun 1960an sebagai
MRP, pengembangan dari proses bill of material.
Teknik ini dibuat karena dibutuhkan metode yang
lebih baik dalam pemesanan material dan komponen.
Logika dari MRP mengandung beberapa pertanyaan
berikut:
• Apa yang akan kita buat?
• Apa yang dibutuhkan untuk membuatnya?
• Apa yang kita miliki?
• Apa yang harus kita dapatkan?
Ini disebut dengan persamaan manufaktur
universal. Logikanya bisa diterapkan baik produknya
berbentuk pesawat terbang, mesin berat, kaleng
susu,atau bahan kimia. MRP mensimulasikan
persamaan tersebut. MRP menggunakan Jadwal
Master (Apa yang akan kita buat?), Bill of Material
(Apa yang diperlukan untuk membuatnya?), Dan
Inventory Records (Apa yang kita miliki?) Untuk
menentukan kebutuhan masa depan (Apa yang
harus kita dapatkan ?).
 Tahap II: Close-Loop MRP. Merupakan sederetan
fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri
atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan
adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika
diperlukan.
Langkah Dua – Closed-Loop MRP. MRP dengan
cepat berkembang, menjadi sesuatu yang lebih dari
sekedar cara memesan yang baik. Para pengguna
dengan cepat menyadari bahwa teknik ini juga dapat
membantu untuk menjaga jatuh tempo pemesanan
tetap valid setelah pesanan dikeluarkan kepada
produksi atau kepada supplier. MRP mampu
mendeteksi kapan jatuh tempo sebuah pesanan
(saat dijadwalkan datang) ternyata keluar dari waktu
dibutuhkannya (saat dibutuhkan).

26 Enterprise Resources Planning


Hal ini merupakan terobosan penting. Untuk
pertama kalinya dalam dunia manufaktur, ada
sebuah mekanisme formal untuk menjaga prioritas
tetap vali dalam lingkungan yang terus berubah.
Fungsi untuk menjaga jatuh tempo pesanan tetap
valid dan sinkron dengan perubahan ini, disebut
dengan priority planning. Lalu apakah terobosan
tentang prioritas ini bisa menjawab segala masalah?
Tentu saja tidak. Prioritas hanya setengah jalan.
Faktor lainnya adalah Kapasitas.
Priority vs Capacity
PRIORITY CAPACITY
Which one ? Enough ?
Sequence Volume
Scheduling Loading
Teknik untuk membantu perencanaan kebutuhan
kapasitas, berkaitan dengan MRP. Lebih jauh lagi, alat-
alat dikembangkan untuk mendukung perencanaan
agregat, pengembangan penjadwalan, forecasting,
perencanaan sales, demand management, dan analisis
sumber daya (Rough-Cut Capacity Planning).
Pengembangan-pengembangan ini menghasilkan
langkah kedua yaitu closed-loop MRP. Closed-loop MRP
memiliki beberapa karakteristik penting:

 Merupakan rangkaian fungsi-fungsi, bukan hanya


material requirement planning.
 Berisi alat-alat untuk memenuhi prioritas dan
kapasitas, dan mendukung perencanaan sekaligus
pelaksanaannya.
 Memiliki ketentuan untuk umpan balik dari fungsi
eksekusi kembali ke fungsi perencanaan. Rencana
kemudian dapat diubah bila perlu, dengan demikian
menjaga kevalidan prioritas bila terjadi perubahan
kondisi.

Enterprise Resources Planning 27


Production Planning

D C
Master Scheduling A
E
M P
A A
N C
D Material Requirement I
Planning T
M Y
A
N P
A L
G Plant & A
E Supplier Scheduling N
M N
E I
N N
T Execution G

Gambar 2.4
Closed-Loop MRP
(https://widyatnurcahyo.wordpress.com/2011/05/14/evolusi-
erp/)

 Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP


II). Merupakan pengembangan dari close-loop MRP
yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan
penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan
simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan.
Langkah Tiga – Manufacturing Resource Planning
(MRP II). Langkah berikutnya dari evolusi ini disebut
dengan MRP II, merupakan pengembangan langsung
dari Closed-Loop MRP. Mengandung tiga elemen
tambahan:
1. Sales & Operations Planning.
Proses tangguh untuk menyeimbangkan permintaan
dan penawaran pada tingkat volume, sehingga
memberikan manajemen puncak kontrol yang jauh
lebih besar terhadap aspek operasional bisnis.
2. Financial Interface.

28 Enterprise Resources Planning


Kemampuan untuk menerjemahkan rencana operasi
(dalam pcs, pound, galon, atau unit lain) ke dalam
istilah keuangan (dolar/rupiah).
3. Simulasi.
Kemampuan untuk bertanya dan ditindaklanjuti untuk
mendapatkan jawaban – baik dalam unit atau dolar.
Awalnya ini dilakukan hanya pada basis agregat,
tetapi sistem perencanaan lanjutan (APS) saat ini
memungkinkan simulasi efektif pada tingkat yang
sangat rinci.
Terminologi MRP II menurut APICS:
Sebuah metode untuk perencanaan efektif
semua sumber daya perusahaan manufaktur.
Idealnya, ini membahas perencanaan operasional di
unit, perencanaan keuangan dalam dolar, dan memiliki
kemampuan simulasi untuk menjawab pertanyaan
"bagaimana jika". Ini terdiri dari berbagai fungsi,
masing-masing dihubungkan bersama: perencanaan
bisnis, perencanaan penjualan dan operasi,
perencanaan produksi, penjadwalan induk,
perencanaan kebutuhan material, perencanaan
persyaratan kapasitas, dan sistem pendukung
eksekusi untuk kapasitas dan material. Output dari
sistem ini terintegrasi dengan laporan keuangan
seperti rencana bisnis, laporan komitmen pembelian,
anggaran pengiriman, dan proyeksi persediaan dalam
dolar. Perencanaan sumber daya manufakturing
merupakan pengembangan langsung dan perluasan
MRP loop tertutup
 Tahap IV: Enterprise Resource Planning. Merupakan
perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa
proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai
pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan
juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah.
Langkah Empat – Enterprise Resource Planning
(ERP) Langkah terakhir dari evolusi ini adalah ERP.
Dasar dari ERP adalah sama dengan MRP II. Namun,
ERP merupakan kesatuan dari berbagai proses bisnis
dalam ruang lingkup yang lebih besar, dan lebih efektif
dalam menangani beberapa unit bisnis. Integrasi

Enterprise Resources Planning 29


financial juga lebih kuat. Alat-alat supply chain,
mendukung bisnis melewati batasan perusahaan, juga
lebih tangguh. Bagan ERP dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Strategi Planning

Busines Planning

F Volume Sales Operations


O Planning
R
E
Sales operations
C C
Plan Plan
A A
S P
T pl A
I C
N MIX I
G Master Scheduling T
Y
&
P
D Detailed Planning & L
DEMAND E A
ExecutionProcesses SUPPLY
M N
A
MRP Plant Scheduling
N
N Supplier Scheduling, ETC I
D N
M G

M
G EXECUTION
M
T

Gambar 2.5
Bagan ERP
(https://widyatnurcahyo.wordpress.com/2011/05/14/evolusi-
erp/)

Perencanaan sumber daya enterprise (erp)


memprediksi dan menyeimbangkan permintaan dan
penawaran. Ini adalah seperangkat peramalan,
perencanaan, dan penjadwalan perusahaan, yang:
• menghubungkan pelanggan dan pemasok ke dalam
rantai pasokan yang lengkap,
• Mempekerjakan proses yang telah terbukti untuk
pengambilan keputusan, dan

30 Enterprise Resources Planning


• Mengkoordinasikan penjualan, pemasaran, operasi,
logistik, pembelian, keuangan, pengembangan produk,
dan sumber daya manusia.
Tujuannya meliputi tingkat layanan pelanggan,
produktivitas, pengurangan biaya, dan perputaran
persediaan yang tinggi, dan ini memberikan landasan
bagi manajemen rantai pasokan dan e-commerce yang
efektif. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan
rencana dan jadwal sehingga sumber daya yang tepat -
tenaga kerja, bahan, mesin, dan uang - tersedia dalam
jumlah yang tepat bila diperlukan.Tujuan utama
mengimplementasikan ERP adalah untuk menjalankan
bisnis, dalam lingkungan yang berubah sangat cepat dan
sangat kompetitif, secara lebih baik.
 Tahap V: Extended ERP (ERP II). Merupakan
perkembangan dari ERP yang diluncurkan tahun
2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.

D. Permasalahan Terkait ERP


Dalam sistem IT, proses beradaptasi perusahaan
adalah kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan
sistem-sistem IT yang dimilikinya guna merespon perubahan
yang terjadi. Ada beberapa sistem teknologi informasi yang
membantu perusahaan menjalankan proses bisnisnya,
salah satunya adalah ERP. Namun, menyesuaikan sistem IT
itu tak mudah karena ada banyak pihak yang terlibat dalam
rangkaian proses bisnis, mulai dari karyawan, eksekutif dan
BOD, di internal perusahaan, hingga distributor, vendor,
sub-kontraktor dan pemasok di eksternal perusahaan.
Mereka yang terlibat dalam satu rangkaian ini, biasanya
memiliki sistem yang berbeda baik dari kultur, kebiasaan,
model data, jenis aplikasi, platform maupun tingkat kesiapan
sumber daya IT-nya. Oleh karena itu, dalam
mengimplementasikan suatu sistem teknologi informasi
(misalnya ERP) harus dilihat tiga aspek utama,
yaitu People, Process, Technology. Atau dengan kata lain
dalam implementasi suatu sistem TI harus diperhitungkan
hal-hal yang bersifat teknis dan non-teknis. Faktor non-teknis
sangat penting, karena seringkali sistem sudah berjalan
secara teknis tetapi sistem tersebut tidak digunakan secara

Enterprise Resources Planning 31


optimal, atau bahkan dilewati (di by pass) begitu saja.
Sumber utama penyebab munculnya kegagalan non teknis,
biasanya terkait dengan aspek manusia atau SDM. Pada
umumnya ketika proses implementasi sistem TI
berlangsung, kebanyakan perusahaan terlalu berfokus
kepada aspek teknologi dan sehingga melupakan aspek
lainnya yaitu people and process. Fokus yang terlupakan
terhadap aspek people dan process, dapat menyebabkan
kegagalan jalannya sistem TI tersebut. Contoh kegagalan
yang disebabkan faktor process adalah, misalnya
perusahaan belum memiliki proses bisnis yang jelas.
Misalnya belum ada definisi dari roles (siapa berhak
melakukan, misalnya purchasing / delivery order / approval)
untuk berbagai fungsi bisnis dari sistem yang
diimplementasikan. Disamping itu, kegagalan bisa juga
disebabkan, tidak disadarinya adanya perbedaan antara
proses bisnis di lapangan dengan yang diterapkan di dalam
sistem TI. Misalnya ada perbedaan yang terkait dengan
aturan keuangan antara bidang industri dan institusi yang
menggunakan sistem TI tersebut.
Oleh karena itu, sebelum mengimplementasikan sistem
ERP ini, melakukan kustomisasi terhadap aplikasi adalah
penting. Perlu ditekankan bahwa hal itu bukanlan pekerjaan
yang mudah, karena seringkali tidak ditemukan orang di
dalam perusahaan yang paham terhadap seluruh proses
bisnis di perusahaan. Untuk itulah, dibutuhkan waktu untuk
melakukan interaksi dengan berbagai pihak di perusahaan
dalam melakukan kustomisasi. Aspek sumber
daya/pengguna juga bisa menyebabkan terjadinya
kegagalan sistem TI. Ini terutama disebabkan pengguna
(dari mulai users sampai dengan top management) tidak
memiliki komitmen terhadap penggunaan sistem tersebut.
Misalnya, penentuan pengadaan dilakukan dengan tidak
transparan, tidak ada sanksi terhadap pelanggaran, dan
seterusnya.
Pengguna yang tidak familier dengan sistem baru,
karena tidak dilakukan pelatihan juga bisa menjadi penyebab
kegagalan impelementasi sebuah sistem. Seringkali orang
teknis beranggapan bahwa sistem akan mudah digunakan
sehingga pengguna tidak perlu diajari (ditraining). Padahal

32 Enterprise Resources Planning


penggunaan sistem yang baru harus selalu diajarkan.
Training adalah salah satu kunci keberhasilan dalam
mengimplementasikan sistem TI. Namun, training seringkali
dianggap remeh, padahal proses training membutuhkan
waktu dan biaya yang seringkali lupa tidak dimasukkan ke
dalam budget. Untuk di Indonesia, sistem TI bisa juga gagal,
karena faktor pengguna yang tidak mau menggunakan
sistem tersebut, karena berbagai alasan. Misalnya,
pengguna tidak dapat melakukan kecurangan lagi karena
dengan sistem TI semuanya akan berjalan secara real
time dan transparan. Maka sistem “disabotase” dengan
berbagai cara, misalnya saja diperlambat penggunaan,
sengaja salah mengentri data, dan seterusnya, atau bahkan
dicari-cari celah untuk melakukan fraud dengan cara baru.
Untuk meminimalkan kegagalan yang disebabkan oleh faktor
SDM, yang terpenting adalah adanya komitmen dari top
managemen hingga user, pelatihan dan integritas dari para
pelakunya.
Banyak bisnis mengalami banyak masalah ketika
mencoba untuk menerapkan sistem besar. Paket tidak
hanya biaya uang dalam jumlah besar, tetapi proses untuk
menerapkan sistem itu sering berlari anggaran karena biaya
tersembunyi. Namun, ini adalah yang pertama dari banyak
masalah dalam pelaksanaan ERP. Faktor risiko lain
termasuk kegagalan untuk merancang ulang proses bisnis
agar sesuai dengan yang telah digariskan oleh perangkat
lunak, kurangnya dukungan manajemen puncak atau “juara,”
cukup pelatihan dan penyertaan dari pengguna akhir selama
dan setelah pelaksanaan, ketidakmampuan untuk merekrut
dan melatih berkualitas ERP pengembang sistem,
standarisasi data tidak memadai, kurangnya integrasi di
semua area fungsional sebuah bisnis, dan gagal untuk
memperoleh dan menyimpan pengetahuan para ahli dari
sistem. Perhatian banyak penelitian difokuskan pada kedua
pemahaman isu-isu ini dan mengidentifikasi cara untuk
memecahkan masalah pelaksanaan ini.
Erp untuk perusahaankecil dan menengah ?
Kecil dan menengah berkisar bisnis juga mencari solusi
integrasi. PeopleSoft, Baan, dan SAP telah terstruktur
pelaksanaan dan pelatihan cepat paket untuk meringankan

Enterprise Resources Planning 33


masalah-masalah yang lebih besar perusahaan telah
berjuang. Vendor juga memungkinkan perusahaan untuk
melakukan outsourcing ini bagian dari perangkat lunak ERP,
karena perusahaan-perusahaan kecil mungkin tidak dapat
mendukung seluruh paket dengan sendirinya. Lebih jauh
lagi, vendor telah diubah menjadi komponen-komponen
perangkat lunak mereka, sehingga dengan mudah
menginstal klien untuk bagian-bagian dari sebuah ERP suite
dan memiliki waktu pelaksanaan dipercepat. Hal ini telah
membantu vendor untuk memenuhi kecil untuk perusahaan
berkisar pertengahan. Dengan hampir jenuh pasar ERP
untuk perusahaan besar, ERP vendor memperluas software
mereka untuk menyediakan total solusi bisnis.
Masa depan ERP telah membuka dunia kesempatan
lain. Vendor pihak ketiga mulai mengisi celah kosong yang
ditinggalkan oleh sistem ERP. Vendor ini persaingan faktor
lain yang membuat pengembang ERP memikirkan kembali
produk mereka. Siebel Systems, misalnya, telah menjadi
pemimpin dalam bidang Customer Relationship
Management (CRM), yang memiliki hubungan dekat dengan
ERP. Di sisi lain, adalah memberikan solusi untuk Supply
Chain Management (SCM).
ERP vendor hari ini telah memfokuskan energi mereka
pada menciptakan cara yang lebih baik untuk beroperasi
dengan CRM, SCM, dan kolaboratif paket dalam suite
mereka. Banyak yang telah melakukan investasi yang besar
ke dalam ERP, bagaimanapun, mencari untuk melengkapi
sistem mereka untuk meningkatkan posisi strategis mereka
di pasar-pasar. Jadi, ERP untuk perusahaan-perusahaan ini
sedang digunakan sebagai tulang punggung untuk paket
perangkat lunak yang akan datang, dan evolusi ERP adalah
didorong oleh teknologi ini untuk memperbaiki bidang-bidang
seperti CRM dan SCM.
Perpanjangan paket perangkat lunak ini tidak berhenti di
situ. ERP telah hanya difokuskan pada integrasi back-end
bisnis di masa lalu, tapi setelah Y2K menakuti pasar untuk
perangkat lunak ERP mengambil memburuk. Bisnis mulai
fokus pada bagian front-end organisasi mereka, akhir yang
berurusan dengan pelanggan dan mitra bisnis. Banyak
analis telah menduga bahwa Internet akan menjadi akhir dari

34 Enterprise Resources Planning


ERP, tetapi bisnis dengan cepat datang untuk menyadari
bahwa ERP tidak akan pergi. Bahkan, munculnya e-
commerce hanya dapat dilengkapi dengan integrasi back-
end yang disediakan oleh ERP. Hari ini, banyak vendor
tradisional insinyur berusaha untuk produk mereka untuk
mendukung platform berbasis web. Dengan terus integrasi
dengan aplikasi berbasis web, keamanan juga menjadi isu
utama.

Enterprise Resources Planning 35


Rangkuman
1. Konsep dasar ERP dapat diterjemahkan sebagai berikut
a. ERP terdiri atas paket software komersial yang
menjamin integrasi yang mulus atas semua aliran
informasi di perusahaan, yang meliputi keuangan,
akuntansi, sumber daya manusia, rantai pasok, dan
informasi konsumen.
b. Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang
dapat dikonfigurasi, yang mengintegrasikan
informasi dan proses yang berbasis informasi di
dalam dan melintas area fungsional dalam sebuah
organisasi.
c. ERP merupakan satu basis data, satu aplikasi dan
kesatuan antarmuka diseluruh enterprise.
2. ERP merupakan software yang ada dalam
organisasi/perusahaan untuk
a. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
b. Membagi database yang umum dan praktek bisnis
melalui enterprise
c. Menghasilkan informasi yang real-time
d. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan
kegiatan perencanaan.
3. Dalam mengimplementasikan suatu sistem teknologi
informasi (misalnya ERP) harus dilihat tiga aspek utama,
yaitu People, Process, Technology. Atau dengan kata
lain dalam implementasi suatu sistem TI harus
diperhitungkan hal-hal yang bersifat teknis dan non-
teknis.

36 Enterprise Resources Planning


Soal Latihan

1. Jelaskan Konsep Dasar Dari Enterprise Resource


Planning ?
2. Sebutkan Dan Jelaskan Secara Singkat Komponen
Utama Yang Ada Dalam Enterprise Resource
Planning ?
3. Jelaskan Karakteristik Sistem Enterprise Resource
Planning ?
4. Sebutkan Tahap Perkembangan Enterprise
Resource Planning ?
5. Jelaskan Masalah Yang Biasa Dihadapi Dalam
Penerapan Enterprise Resource Planning ?

Enterprise Resources Planning 37


RANTAI NILAI

Sub Pokok Bahasan


Model Porters Value Chain
Kategori Rantai Nilai
Primary Activities
Support Activities
Analisa Value Chain

Uraian Materi
A. Model Porters Value Chain
(Porter, 1985) berpendapat bahwa Analisa rantai nilai
adalah suatu perangkat (tool) yang dikembangkan oleh
michael porter untuk menguji proses produksi dan proses
pendukungnya, yang akan memberikan kontribusi pada
keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan/organisasi.
Keunggulan kompetitif tidak dapat dipahami hanya dengan
melihat suatu perusahaan secara keseluruhan. Ini terdiri dari
berbagai aktifitas yang dilakukan suatu perusahaan mulai
dari perencanaan, produksi, pemasaran, pengiriman dan
dukungan terhadap hasil produknya.
Selanjutnya porter menjelaskan Pengertian dan
Kerangka Rantai Nilai Dasar Menurut (Pearce, Robinson, &
Subramanian, 2000) istilah Value Chain (Rantai Nilai)
menggambarkan cara untuk memandang suatu perusahaan
sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output
yang bernilai bagi pelanggan.Nilai bagi pelanggan berasal
dari tiga sumber dasar aktivitas yang membedakan produk,
aktivitas yang menurunkan biaya produk dan aktivitas yang
dapat segera memenuhi kebutuhan pelanggan. VCA
berupaya memahami bagaimana suatu bisnis menciptakan
nilai bagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi dari
aktivitas-aktivitas yang berbeda dalam bisnis terhadap nilai
tersebut. Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan
terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan
aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan
perusahaan. Yaitu dengan membangun blok dimana
perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga bagi

38 Enterprise Resources Planning


pembelinya. Marjin merupakan selisih antara nilai total dan
biaya kolektif yang dilakukan dari aktivitas nilai. Marjin dapat
diukur dalam berbagai cara. Saluran emasok dan rantai nilai
juga mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam
memahami sumber posisi biaya perusahaan, karena saluran
pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang
ditanggung pembeli.
Rantai nilai (value chain) adalah pola yang digunakan
perusahaan untuk memahami posisi biayanya dan untuk
mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi implementasi dari strategi tingkat-bisnisnya.
Rantai nilai menunjukkan bagaimana sebuah produk
bergerak dari tahap bahan baku ke pelanggan akhir
(Harrison, Hitt, Hoskisson, & Ireland, 2001). Rantai nilai
menggambarkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
membawa produk atau jasa dari konsepsi, melalui berbagai
tahapan produksi (melibatkan kombinasi transformasi fisik
dan masukan dari berbagai produsen jasa), pengiriman pada
konsumen akhir, dan pembuangan akhir setelah digunakan.
Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna
untuk mendefinisikan kompetensi inti perusahaan di mana
perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif sebagai
berikut:
• Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami biaya
dan menekannya keluar dariaktivitas penambahan nilai.
• Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas
yang berhubungan dengan kompetensi inti dan
kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada
pesaing.
Perangkat ini direncanakan untuk membantu
menganalisa pad tingkat fungsional. Perangkat ini
memberikan suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi
kontribusi yangdiberikan oleh proses-proses internal untuk
memberikan nilai pelanggan customer value. Analisa ini
tidak mempertimbangkan masalah lingkungan eksternal,
kecuali yang memberikan pengaruh pada perencanaan
proses internal ataupun implementasi. Demikian pula,
semakin subyektif aspek-aspek lingkungan internal seperti
nilai-nilai organisasi dan budaya (kultur) tidak termasuk
dalam aplikasi perangkat analisa ini. Perangkat analisa ini

Enterprise Resources Planning 39


memberikan tambahan/bantuan yang bermanfaat pada
seluruh penilaian akan kekuatan dan kelemahan dari suatu
organisasi, dengan memberikan atau menyediakan suatu
kerangka kerja (framework) untuk suatu analisa yang
terstruktur dan sistematis terhadap operasi-operasi yang
spesifik dalam suatu organisasi.
Porter membedakan aktivitas primer dan aktivitas
pendukung. Aktivitas primer berkaitan secara langsung
dengan proses penciptaan atau rantai pasokan produk atau
jasa. Aktivitas primer tersebut dikelompokkan menjadi lima
bidang utama: logistik inbound (inbound logistic), operasi
(operations), logistik outbound (outbound logistic),
pemasaran dan penjualan (sales & marketing), dan
pelayanan (services). Masing-masing aktivitas primer terkait
untuk mendukung aktivitas pendukung yang membantu
peningkatan efektivitas dan efisiensi. Empat bidang utama
aktivitas pendukung: pengadaan, pengembangan teknologi
(termasuk R&D), manajemen sumber daya manusia, dan
infrastruktur (sistem perencanaan,keuangan, kualitas,
manajemen informasi dll).
Gambar 3.1
Firm Infrastructure
Support
Activities Human Resource Management
Technology Development
M
Procurement A
R
G
Inbound I
Operations Outbound Marketing Service
logistics N
logistics & sales

Primary Activities

Value Chain Porter


(Porter, 1985)

Istilah “margin” pada konteks ini merupakan margin


keuntungan yang tergantung pada kemampuan
perusahaan dalam mengelola hubungan keseluruhan
aktivitas pada rantai nilai. Dengan kata lain, organisasi
mampu memberikan produk atau layanan dimana

40 Enterprise Resources Planning


pelanggan bersedia membayar lebih dari total biaya
dalam keseluruhan aktivitas rantai nilai. Beberapa
praktisi meyakini keterkaitan antar aktivitas sangat
penting bagi keberhasilan perusahaan. Keterkaitan
tersebut dapat berupa arus informasi,barang dan jasa,
serta halnya proses dan sistem untuk menjalankan
aktivitas. Sebagai ilustrasi, jika fungsi bagian Sales &
Marketing dapat memberikan perkiraan penjualan untuk
berikutnya dengan tepat waktu dan akurat,
bagian procurement dapat memesan bahan yang
diperlukan dengan jumlah yang optimum serta tanggal
yang benar. Jika informasi dari bagian procurement
dapat diteruskan ke bagian logistik inbound, bagian
operasi dapat melakukan penjadwalan produksi dan
menjamin pengiriman produk secara tepat waktu
danefektif sebagaimana dengan permintaan bagian
marketing dan sales sebelumnya. Pada sebagian besar
industri, jarang ditemukan sebuah perusahaan
melakukan sendiri semua aktivitas bisnisnya mulai dari
mendesain produk, memproduksi komponen, perakitan
akhir hingga pengiriman ke end-user Umumnya peru-
sahaan itu sendiri merupakan elemen dari sistem nilai
(value system) atau rantai pasokan. Oleh karena itu,
analisis rantai nilai harus mencakup sistem nilai
keseluruhan di mana organisasi beroperasi.

Supplier Value Channel Value Customer Value


Chains Chains Chains

Org
aniz
atio
ns
Gambar 3.2
Sistem Rantai Nilai
(Porter, 1985)
Val
ue
Enterprise Resources Planning
Cha
41
in
Gagasan dari rantai nilai berdasarkan pada proses
yang dilakukan suatu organisasi dalam menghasilkan
suatu produk/jasa sebagai satu sistem, yang terdiri dari
beberapa subsistem, dimana setiap subsistem
mempunyai masukan-masukan, proses transformasi dan
keluaran-keluaran ini meliputi perolehan dan
pemakaian/pemanfaatan dari berbagai sumber daya,
seperti uang, karyawan, bahan-bahan mentah (material
dasar), peralatan, bangunan, tanah, administrasi dan
manajemen. Bagaimana aktivitas-aktivitas dari rantai
nilai ini dilaksanakan oleh suatu perusahaan akan sangat
menentukan biaya dan keuntungan dari perusahaan
tersebut.
Karena rantai nilai menaruh perhatian pada
kepastian berfungsinya organisasi dalam mendukung
strategi tingkat bisnis, maka rantai nilai sebaiknya
diterapkan pada satu unit bisnis yang jelas.
Mengaplikasikan perangkat ini pada tingkat/level dimana
ada beberapa aktivitas yang saling berkaitan yang
diarahkan untuk melayani pasar tertentu. Biasanya ini
merupakan suatu unit bisnis yang jelas.
Mengaplikasikan perangkat ini pada tingkat/level yang
terlalu tinggi pada suatu organisasi tidak akan
memberikan wawasan yang bernilai. Ini dikarenakan
suatu industri terdiri dari banyak segmen yang berbeda
secara tidak langsung menunjukkan perlunya proses
yang berbeda dan mencakup hubungan ekonomi yang
berbeda dan dinamis. Kenali juga bahwa rantai nilai dari
suatu organisasi adalah unik, suatu produk dari
organisasi-organisasi dengan strategi dan sejarah bisnis
tertentu.
Untuk menerapkan rantai nilai, penting sekali bahwa
suatu organisasi mengetahui dengan jelas sasarannya.
Analisa sebaiknya dilakukan dengan melihat seluruh
strategi perusahaan yang ingin dicapai. Analisa dapat
dilakukan pada beberapa hal :
Mengenali aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh unit
usaha disetiap kategori umum yang ditentukan pada
model.

42 Enterprise Resources Planning


 Analisa nilai tambah dari setiap aktivitas dalam
kaitannya dengan keseluruhan strategi bisnis
(misalnya keunggulan biaya/cost leadership,
diferensiasi).
 Menguji bagaimana hubungan/linkage dan
aliran/flow menghasilkan nilai pada saat proses-
proses berlangsung dari satu pekerjaan ke
pekerjaan/tugas yang lainnya.
 Menguji bagaimana keluar masuknya aliran/flow
pada suatu organisasi terjadi dan apakah
perbahan-perubahan pada proses-proses
internal dapat meningkatkan hubungan dengan
pemasok/supplier ataupun dengan pelanggan
dalam berbagai tahapan dalam proses
pertambahan nilai.
 Mengenali aktivitas-aktivitas yang menjadi kunci
sukses dari strategi bisnis.
 Menguji semua sumber daya berkenaan dengan
alokasi sumber daya yang menunjang tugas-
tugas sesuai dengan arah strategi yang telah
ditetapkan.
Biasanya tujuan/sasaran adalah untuk menguatkan
semua aktivitas yang paling besar kontribusinya
untuk keseluruhan strategi, sementara terbatasnya
alokasi sumber daya sering terpakai untuk tugas-
tugas yang kurang penting.

B. Kategori Rantai Nilai


Dalam (Gereffi, Humphrey, & Sturgeon, 2005)
kategori rantai nilai terdiri dari:
a. Hierarchical/Vertical Value Chains (Supplier-Driven):
Pada kategori ini, rantai nilai dan tata kelolanya
terikat dalam perusahaan trans-nasional yang
terintegrasi secara vertikal (misalnya, anak
perusahaan dan afiliasi yang harus tunduk pada
perintah dari kantor pusat). Kategori ini merupakan
jenis rantai nilai paling tradisional dan paling
mendekati bentuk penanaman modal asing yang
mulai tersebar.

Enterprise Resources Planning 43


b. Captive/Directed Value Chains (Buyer-Driven):
Dalam hal ini, produsen hulu sangat bergantung
pada pembeli hilir yang lebih besar dan mapan (atau
disebut dengan lead firms). Hal ini tidak hanya terkait
dengan transaksi bisnis atau pesanan, tetapi juga
untuk mendapatkan bahan, desain,teknologi, dll.
Seringkali produsen harus melakukan investasi yang
spesifik untuk memenuhi suatu transaksi, dengan
tingkat fleksibilitas rendah. Dengan demikian,
diperlukan biaya peralihan yang tinggi untuk pindah
ke bidang bisnis baru. Produsen hulu tersebut
seringkali perusahaan kecil yang kerap “terkurung”
oleh kendali lead firm.
c. Relational Value Chains: Jenis rantai nilai ini
mengacu pada suatu situasi dimana perusahaan
produsen, berdasarkan desain dan kapasitas
produksi yang disyaratkan, dapat menegosiasikan
hubungannya dengan pembeli hilir secara lebih
setara. Dengan arus informasi dua arah pada
masalah seperti kondisi pasar, tecknologi/desain
produk dan proses dsb. maka hubungan intra rantai
nilai dalam kategori ini dicirikan dengan adanya
saling ketergantungan dalam lingkup tertentu.
Peralihan dari rantai nilai pasti (captive) ke hubungan
(relational) dalam literatur lain (contoh: bidang
ekonomi, teknologi dan perdagangan, literatur bisnis
internasional) disatukan dengan kemajuan dari
penataan bergaya OEM (original equipment
manufacturing) menjadi lebih ODM (own design
manufacturing).
d. Modular atau Balanced Value Chains: Dalam situasi
seperti ini, perusahaan produsen kurang begitu
bergantung pada lead firm karena penataan
produksinya yang lebih fleksibel, sehingga
memungkinkan penggunaan peralatan, bahan,
teknologi dan lain sebagainya yang lebih generik dan
tidak terlalu spesifik terhadap transaksi yang
dilakukan. Ini mencakup penggunaan arsitektur
produk dan standar teknis modular yang mengurangi

44 Enterprise Resources Planning


variasi komponen danmenyatukan spesifikasi
komponen, produk dan proses.
e. Market Driven Value Chains: Tipe ini mengacu pada
suatu situasi yang mendekati struktur pasar yang
benar-benar kompetitif dalam literatur ekonomi mikro.
Dalam kategori ini, terdapat berbagai pilihan
pasokan/permintaan dan switching costs ke mitra
Rantai Nilai baru cukup rendah bagi kedua belah
pihak.

C. Primary Activities
Aktivitas utama terdiri dari :
1. Inbound logistics adalah aktivitas, biaya dan asset
yang berhubungan dengan membeli bahan bakar,
energi, raw materials, parts components,
merchandise, dan item-item lain dari vendor serta
menerima, menyimpan dan mendiseminasikan input
dari supplier, inspection dan inventory management.
2. Operations adalah aktivitas, biaya dan asset yang
berhubungan dengan mengubah input menjadi
produk jadi yang terdiri dari proses production,
assembly, packaging, equipment maintenance,
facilities, operations, quality assurance, dan
environmental protection.
3. Outbound logistics adalah aktivitas, biaya dan asset
yang berhubungan dengan mendistribusikan produk
kepada pembeli yang terdiri dari finished good
warehousing, order processing, order picking and
packing, shipping dan delivery vehicle operations.
4. Sales and marketing adalah aktivitas, biaya dan
asset yang berhubungan dengan kegiatan
pemasaran dan penjualan perusahaan yang terdiri
dari sales force efforts, advertising and promotion,
market research and planning, dan distributor
support.
5. Service adalah aktivitas, biaya dan asset yang
berhubungan dengan menyediakan layanan bagi
pelanggan seperti installation, spare parts delivery,
maintenance and repair, technical assistance, dan
complaints.

Enterprise Resources Planning 45


Inbound Logistics
Inbound logistics merupakan aktivitas yang diperlukan
untuk membeli, menerima, menyimpan dan mengelola
bahanbahan baku dari supplier yang akan digunakan untuk
proses produksi. Resources yang dimiliki dalam aktivitas
inbound logistics adalah:
1. Financial : retained earning
2. Physical : gudang, bahan baku & kemasan, lokasi
geografis dan akses terhadap bahan baku.
3. Human : staff produksi
4. Organizational : sistem kontrol perusahaan, struktur
pelaporan formal dan hubungan perusahaan dengan
supplier.

Operations
Operations merupakan aktivitas yang diperlukan untuk
memproduksi dan mengemas produk yang nantinya akan
didistribusikan kepada pelanggan. Resources dan
capabilities yang dimiliki dalam aktivitas operations adalah:
1. Financial: retained earning, modal owner dan bank.
2. Physical : tempat produksi, bahan baku & kemasan
dan mesin & peralatan.
3. Human : staff produksi, pelatihan, pengalaman dan
penilaian.
4. Organizational : sistem kontrol perusahaan, struktur
pelaporan formal, perencanaan formal, kebijakan
kompensasi, formula produksi dan patents.
5. Technology capabilities : production process.

Outbound Logistics
Outbound logistics merupakan aktivitas yang di-perlukan
untuk menyimpan barang hasil produksi ke gudang
penyimpanan perusahaan dan mendistribusikan produk
kepada pelanggan. Pemilihan alat transportasi yang
digunakan disesuaikan dengan jarak dan tujuan distribusi.
Resources yang dimiliki dalam aktivitas outbound logistics
adalah:
1. Financial: retained earning, modal owner dan bank.

46 Enterprise Resources Planning


2. Physical : produk-produk inredients, gudang,
angkutan, pengiriman dan telepon sistem.
3. Human : tenaga pengiriman, manajer operasional,
kepala gudang, staff gudang dan pengalaman.
4. Organizational : sistem kontrol perusahaan, struktur
pelaporan formal dan kebijakan kompensasi.

Marketing and Sales


Marketing and sales merupakan aktivitas yang di-
perlukan untuk mendapatkan pelanggan baru maupun
mengelola hubungan perusahaan dengan pelanggan yang
sudah ada untuk meningkatkan penjualan produk
perusahaan. Resources dan capabilities yang dimiliki dalam
aktivitas marketing & sales adalah:
1. Financial: retained earning dan modal owner.
2. Physical : kantor.
3. Human : sales, pelatihan dan penilaian.
4. Organizational : sistem kontrol perusahaan, struktur
pelaporan formal, perencanaan formal, hubungan
perusahaan dengan pelanggan dan kebijakan
kompensasi.
5. Market-linking capabilities : market sensing.

Service
Service adalah aktivitas yang diperlukan untuk menerima
keluhan dan masukan dari pelanggan untuk menjaga kondisi
serta kualitas dari produk yang telah dibeli oleh pelanggan
Resources yang dimiliki dalam aktivitas service adalah:
1. Financial : retained earning.
2. Physical : kemasan, produk-produk ingredients,
telephone system dan angkutan pengiriman.
3. Human : pengalaman dan pelatihan.
4. Organizational : sistem kontrol perusahaan dan
struktur pelaporan formal.

Manfaat Primary Activities


 Manfaat Sistem Informasi di bidang inbound
logistic
Memberikan informasi pemasukan bahan
bagi perusahaan untuk diolah menjadi produk yang

Enterprise Resources Planning 47


berkualitas dan ekonomis. Tidak hanya pasokan
barang bagi perusahaan namun Sistem informasi
juga dapat memantau aliran modal ,sehingga dapat
membandingkan bahan yang berkualitas bagi
perusahaan.
 Manfaat Sistem informasi di bidang operations
Dapat memberikan informasi bagi
perusahaan secara benar dan tepat pada
perusahaan ,diperlukan ketelitian. Sistem informasi
dapat memberikan laporan perusahaan secara
terperinci ,relevan dan tepat waktu bagi perusahaan
ssehingga memudahkan untuk pengambilan
keputusan. Selain itu menimalkan tingkan kesalahan
yang berhubungan pengolahan input menjadi ouput.

 Manfaat Sistem informasi di bidang outbound


logistic
Sistem Informasi dapat meningkatkan Value
produk . Perusahaan dapat mengetahui apa yang
diinginkan pelanggan dan seharusnya dibangun
berdasarkan perspektif kebutuhan pelanggan,
sehingga output perusahaan dapat diminati
pelanggan . Dan Profit perusahaan dapat meningkat.
 Manfaat Sistem informasi di bidang marketing
and sales
Pengaruh sales menjadi sangat dominan dan
berperan seorang calon konsumen menentukan
produk. Jika memang tidak cocok, para calon
customer tersebut tidak akan mau
membelinya. Sales hanya berusaha menjelaskan
feature produk dan keunggulannya tanpa berusaha
membujuk atau merayu untuk memilih brand tertentu.
Dengan sistem informasi para sales dapat
mengetahui produk mana yan cocok bagi
pelanggannya dan kawasan pemasaran yang
strategis, selain itu perusahaan dapat mengetahui
laporan penjualan sales individu maupun kelompok.
Dan didaerah mana yang paling laku produknya,
sehinga perusahaan dapat mengontrol produk di
daerah pemasaran yang laku ataupun kurang laku.

48 Enterprise Resources Planning


 Manfaat Sistem informasi di bidang service
Dengan Sistem informasi perusahaan dapat
mengetahui bagaimana perilaku pelanggan yang
dihadapi. Hal-hal apa yang paling disukai konsumen.
Apa yang membuat konsumen tidak puas dan lari?
Bagaimana menciptakan konsumen puas?
Bagaimana membuat konsumen loyal? .
Selain itu perusahaan dapat mengetahui keluhan
pelanggan. Dibutuhkan kesabaran dan tindakan
cepat agar dapat melayani permintaan dan
ketidakpuasan konsumen dengan baik. memberikan
yang terbaik bagi konsumen dan menjadikannya
puas akan sejumlah rupiah yang dikeluarkan. Value
yang didapatkan konsumen harus lebih besar dari
harga (price) yang mereka bayarkan. Tindakan
tersebut dapat memper-tahankan atau meningkatkan
nilai dari produk

D. Support Activities
Sementara aktivitas pendukung terdiri dari:
1. Procurement adalah aktivitas, biaya dan asset yang
berhubungan dengan purchasing dan providing raw
materials, supplies, services, dan outsourcing yang
dibutuhkan untuk mendukung perusahaan dalam
melakukan aktivitas-aktivitas yang ada.
2. Technology development adalah aktivitas, biaya
dan asset yang berhubungan dengan produk R&D,
process R&D, process design improvement,
equipment design, computer software development,
dan telecommunication systems.
3. Human resource management adalah aktivitas,
biaya dan asset yang berhubungan dengan
recruitment, hiring, training, development, dan
compensation dari semua karyawan dalam
perusahaan serta labor relations activities.
4. Firm infrastructure adalah aktivitas, biaya dan asset
yang berhubungan dengan general management
yaitu control & coordination system, formal reporting
structure, dan organization culture, kemudian

Enterprise Resources Planning 49


accounting and finance, legal and regulatory affairs,
safety and security, dan management informations
systems.

Procurement
Procurement adalah aktivitas yang diperlukan untuk
melakukan pemesanan dan pembelian ulang bahan baku
maupun produk dari supplier sebelum bahan baku habis
digunakan dalam proses produksi atau produk habis terjual.
Resources yang dimiliki dalam aktivitas procurement adalah:
i. Financial : retained earning.
ii. Physical : telephone system.
iii. Human : manajer pembelian dan pengalaman.
iv. Organizational : sistem kontrol perusahaan, struktur
pelaporan formal dan perencanaan formal.

Technology development
Technology development adalah aktivitas yang
diperlukan untuk mengembangkan teknologi atau produk
yang dimiliki oleh perusahaan. Resources dan capabilities
yang dimiliki dalam aktivitas technology development adalah:
1. Financial : retained earning.
2. Physical : kantor dan kolom kerja.

Human resource management


Human resource management merupakan aktivitas
yang diperlukan untuk mengelola sumber daya manusia
yang dimiliki oleh perusahaan seperti merekrut karyawan,
melatih dan mengembangkan karyawan, menentukan
kebijakan kompensasi, serta mengadakan aktivitas-aktivitas
bersama yang dapat meningkatkan kekompakan serta
kerjasama antar karyawan dalam perusahaan Resources
dan capabilities yang dimiliki dalam aktivitas human resource
management adalah:
1. Financial : retained earning.
2. Physical : kantor.
3. Human : pelatihan dan hubungan karyawan dalam
perusahaan.

50 Enterprise Resources Planning


4. Organizational : kebijakan kompensasi, struktur
pelaporan formal dan hubungan antar karyawan
dalam perusahaan.
5. Management related capabilities : human resource
management.
Technology Development
Technology development adalah aktivitas yang
diperlukan untuk mengembangkan teknologi atau produk
yang dimiliki oleh perusahaan. Resources dan capabilities
yang dimiliki dalam aktivitas technology development adalah:
1. Financial : retained earning.
2. Physical : kantor dan kolom kerja.
3. Human : sales.
4. Organizational : struktur pelaporan formal, hubu-
ngan perusahaan dengan pelanggan dan hubungan
perusahaan dengan pabrik kemas.
5. Technology capabilities : product development.

Manfaat Supported activities :


 Manfaat sistem informasi di bidang procurement
Memberikan informasi pemasukan bahan
bagi perusahaan untuk diolah menjadi produk yang
berkualitas dan ekonomis. Dapat membandingkan
bahan yang berkualitas bagi perusahaan.
 Manfaat sistem informasi di bidang technological
development
Sistem Informasi dapat mengetahui arah dan
perkembangan TI secara global agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemilihan teknologi yang
diterapkan dan dikembangkan di organisasi
/perusahaan . Maka harus dilakukan pemilahan
terhadap teknologi mana saja yang masih dalam
tahap percobaan atau perkenalan (infancy/
emerging), perkembangan (growth), stabil (mature),
dan mulai ditinggalkan (facing out). Tentunya dalam
pembuatan sistem jangka panjang dan perencanaan
harus diperhatikan agar jangan sampai
menggunakan metode atau teknologi yang sudah
mengarah ke teknologi basi (facing out).

Enterprise Resources Planning 51


 Manfaat sistem informasi di bidang human
resources management
Sistem infomasi dapat mengatur tugas– tugas
bagi karyawan sehinggaperusahaan dapat
berorientasi secara, memastikan seluruh karyawan
untuk selalu berpikir mengenai efektifitas biaya.
Apakah ada biaya yang dapat dikurangi. Di mana
terjadi pemborosan biaya.
 Manfaat sistem infomarsi dibidang firm
infastrukture
Sistem informasi dapat menjamin bahwa TI
yang direncanakan dan dikembangkan benar-benar
menjawab kebutuhan bisnis organisasi/ perusahaan.
Pada tahap persiapan dan perencanaan, akan
dianalisa dan diusulkan beberapa skenario atau
pilihan (options), dimana setiap skenario memiliki
variabelnya masing-masing seperti biaya (costs),
manfaat (benefits), resiko (risks), dampak (impacts),
tingkat kesulitan (complexity), hambatan
(constraints),

E. Analisis Value Chain


(Wheelen & Hunger, 2011) mengatakan bahwa
terdapat tiga langkah dalam melakukan value chain
analysis, yaitu :
1. Menganalisis value chain dari lini produk
perusahaan yaitu berbagai aktivitas yang di-
lakukan dalam memproduksi produk atau jasa.
2. Menganalisis hubungan antara aktivitas-aktivitas
yang dilakukan dalam lini produk perusahaan,
yaitu hubungan antara cara suatu aktivitas
dilakukan dengan cost of performance dari
aktivitas yang lain.
3. Menganalisis potensi sinergi antara value chain
dari lini produk atau unit bisnis yang berbeda, yaitu
sinergi yang dapat membuat perusahaan
mencapai skala ekonomi pada aktivitas tertentu di
mana aktivitas dilakukan dengan biaya perunit
output terendah mungkin.

52 Enterprise Resources Planning


Skala ekonomi dapat tercapai ketika value chain dari
produk atau jasa yang berbeda dalam perusahaan
dilakukan dalam aktivitas yang sama seperti marketing
channels atau distribution channels.
Salah satu alat analisis yang dapat dipergunakan
untuk memberikan informasi guna membuat keputusan
strategis dalam menghadapi persaingan bisnis adalah
Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis). Menurut
(Porter, 1985), strategi yang memungkinkan organisasi
untuk mendapatkan keunggulan kompetitif adalah satu
diantara Strategi Generik berikut : Cost Leadership
Strategy, Differentiation Strategy dan Focus Strategy
Cost. Cost leadership strategy (strategi kepemimpinan
harga) berarti memproduksikan barang standar pada
biaya per unit yang sangat rendah untuk konsumen
yang sensitif terhadap harga. Penekanannya adalah
pada harga jual yang lebih rendah dibandingkan dengan
competitor untuk menarik konsumen atau memberikan
nilai yang sama atau lebih baik kepada pelanggan
dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan
pesaing. Beberapa pendekatan yang dilakukan adalah:
ekonomis dalam skala produksi; pengalaman;
pengendalian biaya; meminimumkan biaya-biaya
tertentu, seperti biaya penelitian dan pengembangan,
tenaga penjualan, advertensi dan lain-lain.
Differentiation Strategy (Diferensiasi) adalah adalah
strategi yang bertujuan memproduksi barang dan jasa
yang dianggap unik oleh industri dan ditujukan kepada
pelanggan yang relatif tidak sensitif terhadap harga,
strategi ini berusaha keras untuk meningkatkan nilai
pelanggan dengan meningkatkan apa yang diterima
pelanggan. Penekanannya berusaha mempunyai
keunggulan diferensiasi Perusahaan menciptakan
sesuatu dimana konsumen disuguhi sesuatu yang
dirasakan unik. Keunggulan bersaing diciptakan dengan
memberikan sesuatu kepada pelanggan yang tidak
diberikan oleh para pesaing. Misalnya perbedaan dalam
beberapa atribut, baik berwujud maupun tidak berwujud
dari produk, perbedaan sifat fungsional, estetika atau
gaya bahasanya. Produk yang bersifat unik ini dapat

Enterprise Resources Planning 53


dicapai melalui beberapa cara antara lain loyalitas
merek, pelayanan yang istimewa kepada konsumen,
jaringan dealer, desain dan ciri-ciri produk atau
teknologi.
Focus Strategy (Strategi Fokus) berarti memproduksi
barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan
sekelompok kecil pelanggan. Strategi ini paling efektif
ketika konsumen memiliki preferensi atau persyaratan
yang unik dan ketika perusahaan pesaing tidak
berusaha untuk berspesialisasi dalam target segmen
pasar yang sama. Penekanannya adalah berkon-
sentrasi pada kelompok pelanggan, pasar geografis,
atau segmen lini produk tertentu untuk melayani pasar
yang sudah ditentukan tetapi sempit, lebih baik dari
pesaing yang melayani pasar yang lebih luas. Strategi
apapun yang dipilih, VCA (Analisis Rantai Nilai) dapat
membantu perusahaan untuk berfokus pada strategi
yang di pilih dan berusaha untuk meraih keunggulan
kompetitif.
VCA (Value Chain Analysis) memandang
perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai
produk. Rantai nilai produk merupakan aktivitas yang
berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan
purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang
terjadi karena hubungan dengan pemasok (Supplier
Linkages), dan hubungan dengan konsumen (Consumer
Linkages). Aktivitas ini merupakan kegiatan yang
terpisah tapi sangat tergantung satu dengan yang lain
(David, 2006). Value Chain Analysis bertujuan untuk
mengidentifikasi di mana keunggulan biaya rendah atau
kelemahan terjadi di sepanjang rantai nilai dari bahan
mentah hingga aktivitas pelayanan pelanggan. VCA
membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan
pada rantai nilai produk untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif.

Contoh Analisis Value Chain


Analisis value chain ini mengambil contoh pada
sebuah perusahaan fotocopi (copier manufakturer) tabel
dibawah ini menunjukkan apa yang akan dilakukan oleh

54 Enterprise Resources Planning


pihak perusahaan secara spesifik yaitu dengan
mengadakan diferensiasi dalam rantai nilai untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif dari para pesaing.
Versi dasar dapat terlihat kontras bila dibangdingkan
dengan value chain kompetitor, yang dapat dibuat
analisis secara terpisah. Template value chain secara
bertahap menambahkan analisis waktu, biaya total yang
dapat diidentifikasi untuk tiap kegiatan, tergantung
kepada biaya-biaya yang dapat diidentifikasi biaya yang
didasarkan perunit yang mana merupakan tujuan akhir
dari analisis.

Gambar 3.3
Contoh Analisis Rantai Nilai Porter pada perusahaan
fotokopi
(http://cio-indo.blogspot.co.id/2011/11/analisis-rantai-nilai-
value-chain.html)

Enterprise Resources Planning 55


Rangkuman
1. Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna
untuk mendefinisikan kompetensi inti perusahaan di
mana perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif
sebagai berikut:
a. Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami
biaya dan menekannya keluar dariaktivitas
penambahan nilai.
b. Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-
aktivitas yang berhubungan dengan kompetensi inti
dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik
daripada pesaing.
2. Aktivitas utama terdiri dari :
a. Inbound logistics adalah aktivitas, biaya dan asset
yang berhubungan dengan membeli bahan bakar,
energi, raw materials, parts components,
merchandise, dan item-item lain dari vendor serta
menerima, menyimpan dan mendiseminasikan input
dari supplier, inspection dan inventory management.
b. Operations adalah aktivitas, biaya dan asset yang
berhubungan dengan mengubah input menjadi
produk jadi yang terdiri dari proses production,
assembly, packaging, equipment maintenance,
facilities, operations, quality assurance, dan
environmental protection.
c. Outbound logistics adalah aktivitas, biaya dan asset
yang berhubungan dengan mendistribusikan produk
kepada pembeli yang terdiri dari finished good
warehousing, order processing, order picking and
packing, shipping dan delivery vehicle operations.
d. Sales and marketing adalah aktivitas, biaya dan
asset yang berhubungan dengan kegiatan
pemasaran dan penjualan perusahaan yang terdiri
dari sales force efforts, advertising and promotion,
market research and planning, dan distributor
support.
e. Service adalah aktivitas, biaya dan asset yang
berhubungan dengan menyediakan layanan bagi
pelanggan seperti installation, spare parts delivery,

56 Enterprise Resources Planning


maintenance and repair, technical assistance, dan
complaints.
3. Aktivitas pendukung terdiri dari:
a. Procurement adalah aktivitas, biaya dan asset yang
berhubungan dengan purchasing dan providing raw
materials, supplies, services, dan outsourcing yang
dibutuhkan untuk mendukung perusahaan dalam
melakukan aktivitas-aktivitas yang ada.
b. Technology development adalah aktivitas, biaya dan
asset yang berhubungan dengan product R&D,
process R&D, process design improvement,
equipment design, computer software development,
dan telecommunication systems.
c. Human resource management adalah aktivitas, biaya
dan asset yang berhubungan dengan recruitment,
hiring, training, development, dan compensation dari
semua karyawan dalam perusahaan serta labor
relations activities.
d. Firm infrastructure adalah aktivitas, biaya dan asset
yang berhubungan dengan general management
yaitu control & coordination system, formal reporting
structure, dan organization culture, kemudian
accounting and finance, legal and regulatory affairs,
safety and security, dan management informations
systems.

Enterprise Resources Planning 57


Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian dari analisa rantai ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas primer
dan aktivitas pendukung ?
3. Jelaskan bagian-bagian dalam aktivitas utama (primary
activities) dan aktivitas pendukung (support activities) ?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan value
chain analisis ?
5. Jelaskan tujuan dilakukannya value chain analysis ?

58 Enterprise Resources Planning


PROSES BISNIS PERUSAHAAN
MANUFAKTUR

Sub Pokok Bahasan


Area Fungsional Dari Operasi
Proses Bisnis
Sistem Informasi Terintegrasi
Strategi Integrasi Informasi

Uraian Materi
A. Area Fungsional Dari Operasi
Sistem bisnis fungsional merupakan sistem informasi
yang ditujukan untuk memberikan informasi yang
berkaitan dengan bisnis perusahaan kepada kelompok
orang yang berada pada bagian tertentu dalam
perusahaan jenis sistem informasi yang mendukung
diantaranya akuntansi, keuangan, pemasaran,
manajemen operasi dan manajemen sumber daya
manusia. Berikut dibawah dapat dilihat bagaimana sistem
ini mendukung berbagai area fungsional dalam bisnis.
PEMASARAN
- Manajemen Hub
Pelanggan
- Pemasaran interaktif
- Otomatisasi penjualan

KEUANGAN Produksi/Operasi
- Manajemen kas - Manufacturing
- Manajemen kredit resource planning
SISTEM (MRP)
- Manajemen FUNGSIONAL
investasi - Sistem eksekusi
BISNIS manufaktur
- Penganggaran
modal - Pengendalian proses

AKUNTANSI Manajemen SDM


- PEMROSESAN pesanan - Analisis kompensasi
- Pengendalian persediaan - Inventaris keahlian karyawan
- Piutang usaha - Perkiraan kebutuhan personel
- Penggajian
- Buku besar

Gambar 4.1
Sistem Informasi Fungsional Bisnis
(Wheelen & Hunger, 2011)

Enterprise Resources Planning 59


Sistem informasi berdasarkan area fungsional adalah
merupakan sistem informasi yang ditujukan untuk
memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada
pada bagian tertentu dalam suatu perusahaan dengan
perusahaan lain berbeda-beda. Sedangkan didalam suatu
perusahaan/ organisasi itu sendiri juga memiliki sejumlah
area fungsional bisnis seperti akuntansi, pemasaran,
produksi, dan sebagainya seperti tampak dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Area fungsional bisnis dan tugasnya
Area Fungsional Tugas
Menangani penjualan dan
Penjualan dan
pemasaran produk/jasa yang
pemasaran
dihasilkan
Manufaktur Menghasilkan produk
Keuangan Mengelola aset-aset perusahaan
Memelihara rekaman-rekaman
Akuntansi transaksi keuangan dalam
perusahaan

Berdasarkan area fungsional seperti ini, dikenal


sejumlah sistem informasi fungsional. Jadi, sistem
informasi adalah sistem informasi yang ditunjukkan untuk
memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada
pada bagian tertentu dalam perusahaan. Beberapa
sistem informasi fungsional yang umum adalah sebagai
berikut :
a. Sistem Informasi akuntansi (accounting information
system)
b. Sistem Informasi keuangan (Finance information
system)
c. Sistem informasi manufaktur (Manufacturing/
Production information system)
d. Sistem Informasi pemasaran (Marketing information
system atau MKIS)

60 Enterprise Resources Planning


e. Sistem Informasi SDM (Human resource information
system atau HRIS).

Macam-macam Sistem Informasi fungsional yang tersedia


antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya
berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan distribusi tidak
memiliki sistem informasi produksi. Perlu diketahui bahwa
sistem-sistem informasi fungsional tidak berdiri sendiri
secara fisik. Sistem-sistem informasi ini berbagai sumber
daya dalam organisasi. Dalam sistem informasi perusahaan
sistem-sistem informasi fungsional ini berkedudukan sebagai
sub sistem-sub sistem.
Tabel 4.2
Macam-macam sistem informasi
Sistem Informasi Keterangan
Sistem informasi yang
menyediakan informasi
yang dipakai oleh fungsi
akuntansi (departemen atau
Sistem Informasi Akuntansi bagian akuntasi). Sistem ini
mencakup semua transaksi
yang berhubungan dengan
keuangan dalam perusahan

Sistem informasi yang


menyediakan informasi
pada fungsi keuangan
(departemen atau bagian
Sistem informasi keuangan keuangan). Yang menyang-
kut keuangan perusahaan.
Misalnya berupa ringkasan
arus kas (cash flow dan
informasi pembayaran).
Sistem informasi yang
bekerja sama dengan
Sistem informasi
sistem informasi lain untuk
manufaktur mendukung manajemen
perusahaan (baik dalam hal

Enterprise Resources Planning 61


perencanaan maupun peng-
endalian). Dalam menye-
lesaikan masalah yang
berhubungan dengan jasa
atau produk yang dihasilkan
perusahaan misalnya
berupa data bahan mentah,
profil vendor baru dan
jadwal produksi.
Sistem informasi yang me-
nyediakan informasi dipakai
Sistem informasi oleh fungsi pemasaran.
pemasaran Misalnya berupa rangkaian
penjelasan

Sistem informasi yang me-


nyediakan informasi dipakai
oleh fungsi personalia.
Sistem informasi SDM Misalnya berisi informasi
gaji, ringkasan pajak dan
tunjangan-tunjangan hingga
kinerja pegawai.

Penggolongan sistem – sistem informasi fungsional


sering kali didasarkan pada perspektif yang berbeda.
Semua informasi, selain sistem informasi akuntansi,
dianggap sebagai sistem informasi manajemen.

Pembagian Sistem Informasi Fungsional


a. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah
Sistem Informasi yang menangani segala sesuatu yang
berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri
sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi. Sistem
Informasi akuntansi merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu sistem informasi perusahaan. Dalam
suatu sistem informasi perusahaan, sistem informasi
akuntansi merupakan suatu bagian dari sistem informasi
yang lebih banyak berhubungan dengan data keuangan.

62 Enterprise Resources Planning


Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mencakup
kegiatan mengidentifikasi, menghimpun, memproses, dan
mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu
organisasi ke berbagai pihak. Tujuan utama dari
akuntansi keuangan adalah untuk menyediakan suatu
informasi yang relevan terhadap pihak-pihak luar seperti
pemegang saham, kreditur, maupun pihak pemerintah.
Hal ini tercapai dengan menerbitkan laporan-laporan
periodik, seperti neraca, laporan laba/rugi, laporan laba
yang ditahan dan laporan perubahan modal.[4]
Disamping itu tujuan utama dari akuntansi keuangan
adalah menyediakan informasi bagi pihak intern
perusahaan yaitu pihak manajemen sehingga dapat
menggunakan laporan keuangan untuk dasar
pengambilan keputusan. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan informasi bagi pihak ekstern maupun intern
tersebut, maka disusun suatu sistem informasi akuntansi.
Sistem ini dirancang untuk dapat menghasilkan informasi
berupa informasi keuangan yang berguna bagi pihak
ekstern maupun intern perusahaan. Sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan perusahaan, maka sistem
informasi akuntansi dapat diproses baik dengan cara
manual maupun dengan menggunakan mesin-mesin
mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai
dengan komputer. Keterlibatan komputer dalam roda
kehidupan perusahaan memang bermacam, tergantung
pada tingkat kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Bagi perusahaan besar yang memiliki sistem yang rumit
dan kompleks, komputer akan dipergunakan secara
maksimal dengan cara membangun suatu jaringan yang
integral dan rumit dengan mengoperasikan komputer
dalam jumlah banyak.

Fungsi Utama Sistem Informasi Akuntansi


 mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas dan transaksi.
 memproses data menjadi informasi yg dapat
digunakan dlm proses pengambilan keputusan.
 melakukan kontrol secara tepat terhadap aset
organisasi.

Enterprise Resources Planning 63


Subsistem Sistem Informasi Akuntansi
Subsistem sistem informasi akuntansi terdiri dari 5
sistem, yaitu :
 Sistem Pengeluaran (expenditure system) Segala
peristiwa yang berhubungan dengan usaha
mendapatkan sumber-sumber ekonomis yang
diperlukan oleh perusahaan, baik berupa barang
ataupun jasa, baik pemasok dari luar maupun dari
karyawan didalam perusahaan.
 Sistem Pendapatan (revenue system) Berhubu-ngan
dengan penjualan barang atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan kepada konsumen dan
mendapatkan pembayaran dari mereka.
 Sistem Produksi (production systeme) Berhubu-ngan
dengan pengumpulan, penggunaan dan pengubahan
bentuk suatu sumber ekonomi.
 Sistem Manajemen Sumber Daya (resources
management system) Meliputi peristiwa-peristiwa
yang berkaitan dengan manajemen dan pengenda-
lian sumber daya seperti investasi dan aktivas tetap
(fasilitas).
 Sistem Buku Besar dan Laporan Keuangan (general
ledger and financial accounting) Manfaat Sistem
Informasi Akuntansi
 Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu
sehingga dapat melakukan aktivitas secara efektif
dan efisien.
 Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk
dan jasa yang dihasilkan
 Meningkatkan efisiensi
 Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan
keputusan
 Meningkatkan sharing knowledge
 Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.

Faktor–faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan


sistem informasi akuntansi:

64 Enterprise Resources Planning


 Sistem informasi akuntansi yang disusun harus
memenuhi prinsip cepat yaitu sistem informasi
akuntansi harus menyediakan informasi yang
diperlukan dengan cepat dan tepat waktu serta dapat
memenuhi kebutuhan dan kualitas yang sesuai.
 Sistem informasi yang disusun harus memenuhi
prinsip aman yaitu sistem informasi harus dapat
membantu menjaga keamanan harta milik
perusahaan.
 Sistem informasi akuntansi yang disusun harus
memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya
untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi
tersebut harus dapat ditekan sehingga relatif tidak
mahal.

b. Sistem Informasi Keuangan


Berdasarkan dari berbagai pengertian menurut para
ahli, sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi
yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai
arus uang bagi para pemakai di seluruh perusahaan.
Sistem Informasi Keuangan juga merupakan bagian dari
sistem informasi manajemen yang digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah keuangan perusahaan.

Tugas Pokok Sistem Informasi Keuangan


Terdapat 3 tugas pokok untuk sistem informasi keuangan,
yaitu :
 Mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan datang,
 Membantu perolehan dana tersebut, dan
 Mengontrol penggunaan dana.

Tujuan Sistem Informasi Keuangan


Adapun beberapa tujuan dari Sistem Informasi Keuangan
adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan agar
akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggung
jawabkan yang mampu menghubungkan kantor
cabang ke kantor pusat.
 Mendukung efisiensi, efektifitas dan kelancaran
penyusunan laporan keuangan

Enterprise Resources Planning 65


 Sebagai upaya mencapai peningkatan laporan
keuangan.

Model Sistem Informasi Keuangan


Ketiga tugas pokok tersebut ditampilkan sebagai
subsistem output dalam sistem informasi keuangan.
Sistem biasanya mempunyai pengaturan yang sama
dengan yang digunakan untuk sistem informasi
pemasaran dan manufaktur.
Komponen input sistem informasi keuangan terdiri
dari subsistem audit internal, sistem informasi
akuntansi/pemrosesan data, subsistem intelejen
keuangan.
Komponen output sistem informasi keuangan terdiri
dari subsistem peramalan, subsistem manajemen dana,
subsistem pengendalian.
Subsistem Model Sistem Informasi Keuangan
a) Subsistem Input
Terdapat tiga subsistem input yaitu : subsistem
akuntansi/pemrosesan data, subsistem audit internal,
dan subsistem intelegensi keuangan.
 Subsistem Informasi Akuntansi, menyediakan data
input bagi aplikasi keuangan.
 Subsistem Audit Internal, membantu SIA dalam
menyediakan data dan informasi internal dengan
penelitian khusus yang dilakukan auditor.
 Subsistem Intelejen Keuangan, mengumpulkan
informasi dari elemen – elemen lingkungan yang
mempengaruhi arus uang masyarakat keuangan,
pemegang saham dan pemilik serta pemerintah.
b) Subsistem Output
Terdapat tiga subsistem output yaitu : subsistem
peramalan, subsistem manajemen dana, dan
subsistem pengendalian.
 Subsistem Peramalan, melakukan peramalan
jangka panjang (misal 5 – 10 tahun kedepan) untuk
menyediakan dasar bagi perencanaan dasar bagi
perencanaan strategis.
 Subsistem Manajemen Dana, berkaitan dengan
arus uang melalui perusahaan.

66 Enterprise Resources Planning


 Subsistem Pengendalian, menyiapkan anggaran
operasi tahunan dan kemudian menyediakan
informasi umpan balik kepada manajer sehingga
mereka dapat memantau biaya aktual dibandingkan
dengan anggaran.

c. Sistem Informasi Manufaktur


Manfaktur dalam arti yang paling luas, adalah
proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses
ini meliputi: perancangan produk, pemilihan material
dan tahap-tahap proses dimana produk tersebut
dibuat. Defenisi manufaktur secara umum adalah
suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai variasi sumber daya dan aktifitas
perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin
dan perkakas, manufakturing, penjualan, peranca-
ngan proses production control pengiriman material,
support service, dan custemer service.
Sistem informasi Manufaktur adalah suatu system
berbasis computer yang bekerja dalam hubungannya
dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk
mendukung manajemen perusahaan dalam
pemecahan masalah yang berhubungan dengan
manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya
tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem
ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang
meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan
perencanaan dan pengendalian proses untuk
memproduksi barang atau jasa.

Manfaat Sistem Informasi Manufaktur


Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur
di dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
 Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat
waktu karena sistem informasi manufaktur
menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
 Setiap komponen data dalam sistem informasi
manufaktur dapat menunjang proses pengolahan
untuk menjadi informasi yang berguna bagi

Enterprise Resources Planning 67


departemen persediaan, departemen produksi dan
juga departemen kualitas sehingga keuntungan
yang diperoleh perusahaan lebih meningkat karena
informasi yang diperoleh adalah informasi yang
akurat dan terpercaya.
 Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem
database.
 Dengan menggunakan sistem informasi manufaktur
yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin
cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan
yang tidak terpakai.

Input Data / Informasi dalam Model Sistem Informasi


Manufaktur
Input data berupa data internal dan data eksternal,
data internal merupakan data intern sistem keseluruhan
yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya
manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang
mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi
perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang
berasal dari luar perusahaan (environment) yang
mendukung proses pengolahan data menjadi informasi
yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur
mulai dari awal hingga akhir proses. Contoh data
eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll.

Subsistem Model Sistem Informasi Manufaktur


a) Subsistem Input
Sub sistem input terdiri dari :
 Subsistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan
operasi manufaktur dan data lingkungan yang
menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok.
Sebagai contoh, pegawai produksi memasukan data
ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi
media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media

68 Enterprise Resources Planning


berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat
dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang
dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan
garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara
magnetis. Setelah dibaca data tersebut
ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui
database.
 Subsistem Industri Engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem
yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran‐saran per
baikan. Industrial engineering terdiri dari proyek-
proyek pengumpulan data khusus dari dalam
perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
 Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi
agar manajemen manufaktur tetap mengetahui
sumber-sumber pekerja, material dan mesin. Adapun
yang termasuk dalam sub sistem intelejen
manufaktur adalah:
Informasi pekerja, manajemen manufaktur
harus memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan para pekerja Baik dalam
sistem kontrak, tak berjangka maupun
borongan.
Sistem formal, manajemen manufaktur
memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang
dikirimkan ke departemen sumber daya
manusia dan data dari berbagai elemen
lingkungan yang menghubungkan kepada
pihak pelamar.
Sistem informal, arus informasi antar pekerja
dan manajemen manufaktur sebagaian besar
bersifat informal arus itu berupa kontak harian
antara pekerja dan manajer mereka.

Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen


manufaktur

Enterprise Resources Planning 69


Pengumpulan (pendokumentasian) data dari
lingkungan.
Pengujian data.
Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi
dan kemutakhiran data.
Keamanan data, untuk menghindari
kerusakan serta penyalahgunaan data.
Pengambilan data dalam bentuk laporan,
untuk memudahkan pengolahan data yang
lain.

b) Subsistem Output
Subsistem output adalah informasi yang dihasilkan
dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi
3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas,
dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya
yang terjadi di dalamnya.
 Subsistem Produksi
Subsistem produksi adalah segala hal yang
bersangkutan dengan proses yang terjadi
disetiap divisi kerja ataupun departemen yang
mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri
arus kerja dari satu langkah ke langkah
berikutnya.
 Subsistem Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat
penting karena menggambarkan investasi yang
besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh
jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap
kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat
diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan
ditambah safety stock. Subsistem persediaan
memberikan jumlah stik, biaya holding, safety
stovl, dan lain-lain berdasarkan hasil pengelolaan
data dari input, biasanya memiliki proses
pembelian (purchasing) dan penyimpanan
(inventory). Dan fungsi dari sub sistem
persediaan adalah mengukur volume aktifitas
produksi saat persediaan diubah dari bahan
mentah menjadi bahan jadi.

70 Enterprise Resources Planning


 Subsistem Kualitas
Subsistem kualitas adalah semua hal
yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu,
biaya, performa kerja, maupun
pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem
kualitas adalah mengukur kualitas material saat
material diubah. Banyak hal lain yang bukan
unsur mutlak kualitas namun perlu masuk
dalam unsur kualitas seperti proses (Process
Control), Perawatan (Maintenance), dan
Spesifikasi (Specification) baik produk jadi
maupun material. Sub sistem kualitas
mempunyai pendekatan khusus untuk
meningkatkan kualitas produksinya dengan
menggunakan total quality management (TQM)
yaitu manajemen keseluruhan perusahaan
sehingga perusahaan unggul dalam semua
dimensi produk dan jasa yang penting bagi
semua pelanggan. Keyakinan dasar yang
melandasi TQM adalah

Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan


manajemen yang digunakan.
Kualitas dicapai oleh manajemen.
Kualitas adalah seluruh tanggung jawab
seluruh penghuni perusahaan.

 Subsistem Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua
subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai
keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh
karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan
pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di
dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk
mengukur biaya yang terjadi selama proses
produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya
ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem
untuk melaporkan rincian kegiatan saat

Enterprise Resources Planning 71


terjadinya proses produksi yang akurat. Sub
sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
Biaya Pemeliharaan (Biaya penyimpanan),
biasanya dinyatakan sebagai presentase
biaya tahunan dari barang, mencakup
kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan
asuransi.
Biaya Pembelian, mencakup biaya‐biaya yang
terjadi saat material dipesan, waktu
pembelian, biaya telpon, biaya sekretaris,
biaya formulir pesanan pembelian dan
sebagainya.

d. Sistem Informasi Pemasaran


Suatu sistem berbasis komputer yang bekerja sama
dengan sistem informasi fungsional lain untuk
mendukung manajemen perusahaan dalam menye-
lesaikan masalah yang berhubungan dengan
pemasaran produk perusahaan.
Prinsip Pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan
dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat
hubungan pertukaran yang memuaskan dalam
lingkungan yang dinamis melalui penciptaan,
pendistribusian, promosi, penentuan harga barang,
jasa dan gagasan.
Arus Informasi Kotler
Keterangan:
 Intelijen Pemasaran, informasi yang mengalir ke
perusahaan dari lingkungan.
 Informasi Pemasaran Intern, informasi yang
dikumpulkan didalam perusahaan.
 Komunikasi Pemasaran, informasi yang mengalir
keluar dari perusahaan ke lingkungan.

Model Sistem Informasi Pemasaran


a. Subsistem Input Pemasaran
 Sistem Informasi Akuntansi
Menyediakan catatan penjualan yang terinci,
yang dapat menjadi dasar untuk Pembuatan
Laporan. Digunakan untuk aplikasi pengolahan

72 Enterprise Resources Planning


data. Data digunakan untuk menyediakan
informasi dalam bentuk Laporan Khusus dan
Laporan Periodik atau Model Matematika.
 Subsistem Penelitian Pemasaran
Mengumpulkan data mengenai segala aspek
operasi pemasaran penjualan, terutama aspek-
aspek yang berkaitan dengan pelanggan atau
calon pelanggan. Terdapat 2 jenis data yang
dikumpulkan: Data Primer dan Data Sekunder.
 Subsistem Intelijen Pemasaran
Mengumpulkan data dan informasi mengenai
pesaing perusahaan. Pemasaran tidak
bertanggung jawab untuk membuat arus keluar
bagi pesaing tetapi membuat arus masuk.
Subsistem Output Pemasaran.
 Subsistem Produk
Semua software yang menginformasikan
manajer mengenai produk tersebut. Tugas
manajer pemasaran adalah mengembangkan
strategi dan taktik untuk tiap unsur pemasaran
dan kemudian mengintegrasikannya menjadi
suatu rencana pemasaran yang menyeluruh.
Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup
produk mengarahkan manajer dalam membuat
keputusan, mulai dari menelusuri penjualan
suatu produk sampai dengan memastikan
apakah produk tersebut diterima dipasaran atau
tidak.
 Subsistem Tempat
Berbagai saluran distribusi digunakan
perusahaan untuk menyalurkan produknya ke
konsumen.
 Subsistem Promosi
Memberitahukan manajer mengenai
penjualan langsung dan periklanan.
 Subsistem Harga
Semua informasi mengenai harga produk
tertentu.
 Subsistem Bauran Terintegrasi

Enterprise Resources Planning 73


Memungkinkan manajer mengembangkan
strategi pemasaran.

e. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia


Sistem informasi sumber daya manusia adalah
sistem yang bertugas untuk mengumpulkan dan
memelihara data yang menjelaskan sumber daya
manusia, mengubah data tersebut menjadi informasi,
dan melaporkan informasi itu kepada pemakai.
Fungsi SDM
Sumber Daya Manusia merupakan departemen
atau divisi yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah
organisas atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan sumber daya menusia seperti perekrutan,
penerimaan, pendidikan, pelatihan, manajemen data,
penghentian, dan administrasi tunjangan. Sumber
daya manusia adalah faktor produksi yang kompleks
apabila dibandingkan dengan factor produksi lainnya.
Manusia memiliki, kemauan, keinginan, cita-cita, dan
emosi. Tidaklah demikian dengan sumber daya
lainnya.

Kegiatan Utama SDM


Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan,
mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam
maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga
kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah
ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia.
Pendidikan dan pelatihan memiliki fungsi untuk
menjaga kualitas sumber daya manusia dalam
organisasi melalui berbagai aktivitas pelatihan,
pendidikan dan pengembangan sebagai upaya
peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja.
Aktivitas ini dapat dilakukan secara internal maupun
eksternal

Manajemen data adalah suatu kegiatan pengolahan


data yang berhubungan dengan pegawai dan
memproses data tersebut sehingga data tersebut

74 Enterprise Resources Planning


dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi semua yang
membutuhkan.
Kegiatan penghentian berfungsi untuk mengelola
seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam
organisasi yang disebabkan karena banyak hal seperti
habisnya masa kontrak, pensiun, meninggal, atau
karena suatu kesalahan yang menyebabkan seorang
pegawai harus diberhentikan.

B. Proses Bisnis
Proses bisnis adalah suatu kumpulan pekerjaan yang
saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa
subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi
juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari super
prosesnya.sedangkan menurut (Gunasekaran & Kobu, 2002)
proses bisnis didefinisikan sebagai sebuah kumpulan relasi
pekerjaan yang bersama-sama meng-hasilkan nilai untuk
pelanggan. Proses bisnis adalah serangkaian instrumen
untuk mengorganisir suatu kegiatan dan untuk meningkatkan
pemahaman atas keterkaitan suatu kegiatan(Weske, 2007).
Adapun pengertian lain dari proses bisnis (Sparx
System, 2004) adalah sekumpulan kegiatan atau aktifitas
yang dirancang untuk menghasilkan suatu keluaran tertentu
bagi pelanggan tertentu. Menurut Hammer dan Champy
dalam (Weske, 2007) proses bisnis adalah sekumpulan
kegiatan yang mengambil salah satu atau banyak masukan
dan menciptakan sebuah keluaran yang berguna bagi
pelanggan. proses bisnis adalah sekumpulan kegiatan
dalam bisnis untuk menghasilkan produk dan jasa. Kegiatan
proses bisnis ini dapat dilakukan baik secara manual
maupun dengan bantuan sistem informasi (Weske, 2007).

(Sparx System, 2004) Dalam sebuah proses bisnis,


harus mempunyai
1. tujuan yang jelas.
2. adanya masukan.
3. adanya keluaran.
4. menggunakan resource.

Enterprise Resources Planning 75


5. mempunyai sejumlah kegiatan yang dalam beberapa
tahapan.
6. dapat mempengaruhi lebih dari satu unit dalam
oraganisasi.
7. dapat menciptakan nilai atau value bagi konsumen

Menurut (Weske, 2007) sebuah proses bisnis terdiri dari


serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam koordinasi di
lingkungan bisnis dan teknis. Serangkaian kegiatan ini
bersama-sama mewujudkan strategi bisnis. Suatu proses
bisnis biasanya diberlakukan dalam suatu organisasi, tapi
dapat juga saling berinteraksi dengan proses bisnis yang
dilakukan oleh organisasi lain.
Terdapat berbagai cara mengklasifikasikan proses
bisnis. Salah satu cara adalah TOPP Program, yang
mengelompokkan proses bisnis menjadi:
1. Proses Utama (Primary processes) Proses-proses yang
menghasilkan nilai dalam perusahaan mulai dari
penerimaan material dari supplier sampai aktivitas di
pihak pelanggan.
2. Proses Pendukung (Support processes) Proses-proses
yang tidak langsung menghasilkan nilai tetapi diperlukan
untuk mendukung proses utama.
3. Proses Pengembangan (Development processes)
Proses-proses untuk meningkatkan kinerja rantai nilai
dengan proses utama dan pendukung.

Analisis Proses Bisnis


Analisis proses bisnis adalah sebuah analisis dan
pemodelan proses bisnis untuk perbaikan dan otomatisasi.
Analisis proses bisnis digunakan untuk meningkatkan kinerja
suatu perusahaan. Menurut (Andersen, 2007) peningkatan
kinerja diperlukan karena alasan berikut:
a. Banyak isu baik eksternal maupun internal yang
menyebabkan perlunya dilakukan improvement.
Performance level pada semua proses
mempunyai tendensi menurun, diperlukan
perawatan (maintenance) untuk mengem-balikan
pada kondisi standar.

76 Enterprise Resources Planning


Jika perusahaan tidak melakukan peningkatan
(improvement), akan mengalami kekalahan
persaingan dengan para kompetitor.
Konsumen semakin banyak harapan yang
ditujukan pada perusahaan. Perusahaan perlu
memanjakan konsumen sehingga memberikan
pelayanan yang melebihi harapan. Untuk itu
perusahaan harus melakukan terobosan
(breakthrough).
b. Perusahaan pada umumnya melakukan continuous
improvement dalam menjaga performance level, dan
kadangkadang melakukan breakthrough.
c. Tanpa usaha pemeliharaan dan perbaikan, kinerja
perusahaan akan menurun.

Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan


proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas
atau kegiatan. Banyak definisi yang telah dijabarkan oleh
para ahli manajemen mengenai proses bisnis. Beberapa
karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu
proses bisnis adalah:
1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan,
masukan, serta keluaran yang jelas.
2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas
yang berurut sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai
penerima hasil proses.
4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses
harus memberikan nilai tambah pada penerima.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak
harus, mencakup beberapa fungsi.
Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung
jawab terhadap kinerja dan pengembangan
berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai
suatu karakteristik proses bisnis.

Enterprise Resources Planning 77


Perkembangan pasar yang bergerak menjadi sangat
kompetitif dan persaingan bisnis yang semakin kompleks
dan ketat telah menghadirkan tantangan baru bagi
perusahaan. Kecepatan menjadi masalah yang patut
diperhatikan yaitu bagaimana cara perusahaan atau
organisasi untuk mendapatkan dan mengevaluasi informasi
dengan segera, dan untuk kemudian meng-gunakan
informasi tersebut untuk merespon setiap kejadian dan
masalah secara cepat dan tepat pula. Karena itu kecepatan
menjadi faktor penting dalam menumbuhkan nilai kompetitif
suatu perusahaan atau organisasi. Masalah yang sering kali
terjadi adalah perusahaan gagal atau terlambat dalam
merespon tantangan bisnis yang muncul secara tidak
terduga. Sebagai contoh: banyak perusahaan sangat lambat
dalam mendeteksi adanya peluang-peluang bisnis baru serta
dalam mendeteksi pergerakan yang dilakukan oleh
kompetitor; lebih jauh lagi adalah perusahaan kadang
cenderung mempunyai sifat reaktif dan tidak dapat
mendeteksi masalah secara dini, dimana ini merupakan hal
yang sangat kontraproduktif bagi perusahaan dalam
menghadapi perkembangan bisnis di masa seperti sekarang
ini.
Proses bisnis utama dalam perusahaan manufaktur terdiri
dari :
1. Siklus pembelian dan pengeluaran kas, contohnya :

78 Enterprise Resources Planning


Fungsi
Klasifikasi Dokumen &
Akun Fungsi
Transaksi Pencatatan
Bisnis
• Persediaan • Pemrosesan • Permintaan
aset tetap pesanan pembelian
• Beban pembelian • Pesanan
dibayar • Penerimaan pembelian
dimuka barang dan • Laporan
• Peningkatan jasa penerimaan
sewa guna • Pengakuan • Faktur dari
• Utang utang vendor
dagang • Memo debet
• Beban • Voucher
manufaktur • Berkas
transaksi
Akuisisi akuisisi
• Jurnal atau
daftar
akuisisi
• Berkas
utama utang
dagang
• Neraca saldo
utang
dagang
• Laporan dari
vendor

• Kas di bank • Pemrosesan • Cek, berkas


(dari dan transaksi
pengeluaran pencatatan, pengeluaran
Pengeluaran
kas) pengeluaran kas, jurnal
kas
• Utang dagang kas atau daftar
• Diskon pengeluaran
pembelian kas

Enterprise Resources Planning 79


Pengendalian internal siklus pembelian dan pengeluaran kas
antara lain :
Sistem
Aktivitas Sistem
pemrosesan
pengendalian pengeluaran kas
pembelian
Otorisasi Pengendalian Bagian utang
transaksi persediaan usaha
mengotorisasi
pembayaran
Pemisahan Bagian Pisahkan buku
tugas pengendalian besar pembantu
persediaan utang,
dipisahkan dari pengeluaran kas
bagian
pembelian dan
penyimpanan
barang
Supervisi Bagian
penerimaan
Akses Keamanan fisik Batasi akses ke
aktivitas, berbagai catatan
dengan cara akuntansi
batasi akses
fisik
Akuntasi Buku pembantu File voucher
utang usaha, utang, buku
buku besar, file pembantu usaha
PO, file dll
pesanan, file
pembelian, file
laporan
penerimaan
barang
Verifikasi Bagian utang Rekonsiliasi
independen merekonsiliasi segala
utang dengan pengeluaran kas
bukti
pendukung.

80 Enterprise Resources Planning


2. Siklus Produksi, pengubahan dari bahan baku menjadi
barang siap dijual atau barang jadi. Kegiatan pokok
siklus Produksi :
 Perencanaan Produksi
 Permintaan Bahan Baku
 Penugasan Karyawan
 Akuntansi Biaya
 Penyimpanan Barang

Pengendalian internal dalam siklus Produksi :


Aktivitas pengendalian Titik pengendalian dalam
sistem
Otorisasi transaksi Perintah kerja, lembar
perpindahan, dan permintaan
bahan baku
Pemisahaan tugas Pemisahaan penyimpanan raw
material dan finish good
GL terpisah dari akuntasi
lainnya
Supervisi Pengawasan bahan baku dan
pencatatan jam kerja
Akses Membatasi akses fisik ke
barang jadi, dan penggunaan
produk formal
Akuntansi File perintah, file bahan baku,
file barang jadi
Verifikasi independen Biaya produksi bisa
direkonsiliasi

3. Siklus Penjualan dan penerimaan kas


Terdapat lima kelompok transaksi yang termasuk dalam
siklus penjualan dan penerimaan kas sbb :

Kelompok Akun Fungsi Bisnis Dokumen &


Transaksi Catatan
penjualan Penjualan, Pemrosesan Pesanan
piutang pesanan pelanggan,
dagang pelanggan pesanan
penjualan
Persetujuan Pesanan
penjualan pelanggan
kredit atau

Enterprise Resources Planning 81


pesanan
penjualan
Pengiriman Dokumen
barang pengiriman
Penagih ke Faktur
pelanggan & penjualan,
pencatatan jurnal
penjualan penjualan,
laporan
ikhtisar
penjualan,
master file
A/R, neraca
saldo A/R,
laporan
bulanan
Penerimaan Kas bank Pemrosesan Nota
kas (debit dari dan pembayaran
penerimaan pencatatan (R/A), daftar
kas), piutang penerimaan awal
dagang kas penerimaan
kas, jurnal
penerimaan
kas
Cadangan dan Cadangan dan Pemrosesan Memo kredit,
retur penjualan retur dan jurnal
penjualan, pencatatan cadangan
piutang cadangan dan dan retur
dagang retur penjualan penjualan
Penghapusan Piutang Penghapusan Formulir
akun tak dagang, piutang otorisasi
tertagih cadangan dagang tak saldo yang
untuk tertagih tak tertagih
penghapusan
piutang
Beban piutang Beban piutang Penyisihan -
ragu-ragu ragu-ragu, untuk piutang
cadangan ragu-ragu
untuk akun tak
tertagih

82 Enterprise Resources Planning


Pengendalian internal dalam siklus Penjualan dan
penerimaan kas terdiri dari :
1. Pemisahan tugas yang memadai.
2. Otorisasi yang semestinya.
3. Dokumen/catatan yang memadai.
4. Dokumen yang prenumbered.
5. Pengiriman monthly statement.
6. Prosedur verifikasi intern
Cara mengidentifikasi major threat dalam aktivitas bisnis
untuk pengendalian internal :
1. Memahami sistem pengendalian
2. Memperkirakan risiko pengendalian yang
direncanakan
3. Mengevaluasi pengujian atas pengendalian
4. Menyusun pengujian atas pengendalian
5. Menyusun pengujian substantif.

C. Sistem Informasi Terintegrasi


Sistem terintegrasi merupakan sistem informasi yang
melibatkan berbagai unit fungsional di dalam perusahaan
maupun hubungan perusahaan dengan pihak luar seperti
pelanggan dan pemasok. Sistem informasi yang terinteg-rasi
juga merupakan sebuah sistem yang memungkinkan berbagi
data untuk seluruh organisasi. Sistem terintegrasi juga
disebut sistem ERP (Enterprise Resource Planning) karena
semua data operasional terletak pada database pusat dan
dapat diakses oleh pengguna disuatu organisasi. Dengan
sebuah sistem terintegrasi perusahaan dapat menyimpan
informasi secara elektronik. Sistem terintegrasi
diimplementasikan dalam perusahaan manufaktur yang
besar dan mempunyai berbagai unit dalam mengolah barang
mentah menjadi barang jadi. Sistem ini akan membantu
dalam melakukan pengontrolan dan menejemen pada
banyak unit yang terhubung menjadi satu kesatuan. Sistem
informasi terintegrasi atau yang sering disebut Enterprise
Integration (EI) merupakan suatu konsep untuk membuat
setiap aplikasi-aplikasi yang bekerja pada berbagai platform
berbeda dapat bekerja sama, dan berhubungan guna
menghasilkan suatu kesatuan fungsionalitas, sehingga

Enterprise Resources Planning 83


memungkinkan untuk saling berbagi informasi di dalam
enterprise maupun diluar enterprise. Sistem ini juga
melibatkan berbagai fungsional area di dalam perusahaan,
maupun hubungan perusahaan dengan pihak luar seperti
pelanggan, dan pemasok.

Front-Office Coorporate Reporting Front-Office

C S
U U
Sales & Sales &
S P
Distribution Distribution
T P
U L
DATABASE Service
CENTRAL
M I
E Appication
E
R R
Service
S Service S
Appication
Appication

Human Resource
Management

Gambar 4.1
Integrasi Sistem Informasi
(O’brien, 2005)

Dalam penerapan sistem informasi terintegrasi, ada 2


pendekatan yang dapat diterapkan :

1. Pendekatan Total & Homogen :


Pada pendekatan ini integrasi dilakukan semua aspek
bisnis dengan kerangka/framework standart & dilakukan
secara serentak di setiap bidang organisasi. Pendekatan ini
menghabiskan biaya yang relatif mahal dan membutuhkan
waktu yang cepat (tergantung kematangan IT di
perusahaan). Contoh : implementasi produk ERP seperti
SAP, Oracle, Sage Group, IBM, dll.
2. Pendekatan Bertahap :
Pada pendekatan bertahap, integrasi dilakukan mulai
dari bawah dengan memanfaatkan sistem informasi yang
sudah ada, setiap sistem informasi dirancang dan dirangkai
mengikuti pola integrasi dan kebutuhan informasi yang akan

84 Enterprise Resources Planning


datang. Pendekatan ini membutuhkan waktu yang cukup
lama namun biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah.
Penerapan sistem informasi terintegrasi di dalam
organisasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaannya, berikut adalah hal-hal yang harus
diperhatikan di dalam penerapan sistem informasi
terintegrasi :
1. Integrasi harus didasari pada sasaran yang jelas (tujuan
akhir dari penerapan ini adalah perbaikan proses
bisnis).
2. Berfokus pada proses bisnis, bukan pada sistem
informasi.
3. Memperhatikan alur-alur aktivitas bisnis.
4. Identifikasi setiap stakeholder yang terlibat : peran,
tugas, kewenangan, tanggung jawab, dan aktivitas yang
dilakukan.
5. Kesamaan pandangan/persepsi terhadap integrasi
sistem informasi ini perlu dibangun.

D. Strategi Integrasi Informasi


Strategi dapat diterjemahkan sebagai rencana
komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi
juga merupakan pendekatan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan pelaksanaan suatu gagasan,
perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu. Strategi dibagi menjadi beberapa komponen,
diantaranya :
1. Kompetensi yang berbeda.
2. Ruang lingkup.
3. Distribusi sumber daya.

Strategi pada dasarnya memiliki beberapa jenis, antara


lain : strategi pada tingkat perusahaan (corporate level
strategy), strategi pada tingkat bisnis (business level
strategy), dan strategi pada tingkat fungsional (functional
level strategy).
Integrasi dapat didefinisikan sebagai pembaharuan yang
menjadi kesatuan utuh, dan bulat. Definisi lain mengenai
integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok
etnik beradaptasi, dan bersikap komformitas terhadap

Enterprise Resources Planning 85


kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Dapat disimpulkan bahwa integrasi memiliki 2 pengertian,
yaitu :
1. Pengendalian terhadap konflik, dan penyimpangan
sosial di dalam sistem sosial tertentu.
2. Membuat suatu keseluruhan, dan menyatukan unsur-
unsur tertentu.

Kesimpulannya, untuk strategi integrasi informasi adalah


tindakan yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada kemudian memadukan informasi yang
diperoleh untuk mencapai tujuan. Permasalahan umum yang
sering terjadi dalam integrasi informasi adalah ketidak
sesuaian yang menyebabkan informasi tidak dapat
diintegrasikan, misalnya karena standar, protokol, teknologi,
algoritma, dan metode yang berbeda-beda. Richardus Eko
Indrajit merumuskan enam tahap integrasi informasi, yaitu :
1. Eksploitasi kapabilitas lokal
Tujuan dari dilakukannya tahap ini adalah untuk
memahami secara keseluruhan, batasan maksimal
kemampuan sistem informasi dalam menghasillkan
kebutuhan manajemen strategis, dan operasional organisasi
yang bersangkutan, dilihat dari segi keunggulannya maupun
keterbatasannya.
2. Lakukan integrasi tak tampak
Pada proses ini, sistem informasi dapat mulai saling
diperkenalkan, dan dipertukarkan. Jika hal ini berhasil
dilakukan, maka tahap yang tersulit dalam integrasi, yaitu
bersama-sama memikirkan kepentingan organisasi. Pada
saat inilah sebenarnya hakekat integrasi telah dilakukan.
Secara teknis yang biasa dihasilkan adalah ide-ide, dan
solusi dalam bentuk penambahan sejumlah entitas atau
komponen sebagai jembatan antara satu sistem dan sistem
lainnya tanpa harus merusak masing-masing sistem
informasi yang telah dianggap baik oleh organisasi. Artinya
adalah bahwa secara vertikal, masing-masing sistem
informasi tetap melayani bagiannya masing-masing,
sementara secara horisontal telah dilakukan proses integrasi
melalui penambahan komponen-komponen baru dari hasil

86 Enterprise Resources Planning


diskusi yang dilakukan (misalnya: interface, middleware,
application integration system, database clearing house,
dsb).

3. Kehendak berbagi pakai


Ketika skenario pada tahap kedua berjalan dengan baik,
langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi seberapa
efisien dan optimum solusi tersebut berhasil dibangun,
terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka
ragam sumber daya organisasi. Keluaran terpenting dari
tahap ini adalah mulai bergesernya pemikiran-pemikiran
yang didominasi oleh faktor emosional ke ide-ide brilian yang
dipandu oleh pemikiran rasional.
4. Redesain arsitektur proses
Pada tahap ini akan dilakukan kesepakatan untuk
melakukan kolaborasi secara lebih jauh, yaitu dengan
memperhatikan nilai dari para stakeholder di organisasi.
Ragam proses baru inilah yang akan menjadi cikal bakal
arsitektur sebuah sistem informasi terintegrasi yang
dimaksud, yang merupakan penjelmaan secara tidak sadar
kumpulan sistem informasi organisasi beragam.
5. Optimalisasi infrastruktur
Pada tahap ini, akan dihasilkan sistem informasi terpadu
yang dapat bekerja sama secara efektif untuk melayani
kepentingan organisasi secara vertikal.
6. Transformasi organisasi
Tahap terakhir yang akan dicapai adalah transformasi
organisasi, yang berarti implementasi dari integrasi yang
telah direncanakan.

Enterprise Resources Planning 87


Rangkuman
1. Beberapa sistem informasi fungsional yang umum
adalah sebagai berikut :
a. Sistem Informasi akuntansi (accounting information
system)
b. Sistem Informasi keuangan (Finance information
system)
c. Sistem informasi manufaktur (Manufacturing/
Production information system)
d. Sistem Informasi pemasaran (Marketing information
system atau MKIS)
e. Sistem Informasi SDM (Human resource information
system atau HRIS).
2. Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di
dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat
waktu karena sistem informasi manufaktur
menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
b. Setiap komponen data dalam sistem informasi
manufaktur dapat menunjang proses pengolahan
untuk menjadi informasi yang berguna bagi
departemen persediaan, departemen produksi dan
juga departemen kualitas sehingga keuntungan
yang diperoleh perusahaan lebih meningkat karena
informasi yang diperoleh adalah informasi yang
akurat dan terpercaya.
c. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem
database.
d. Dengan menggunakan sistem informasi manufaktur
yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin
cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan
yang tidak terpakai.
3. Penerapan sistem informasi terintegrasi di dalam
organisasi merupakan hal penting yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaannya, berikut adalah hal-
hal yang harus diperhatikan di dalam penerapan sistem
informasi terintegrasi :

88 Enterprise Resources Planning


a. Integrasi harus didasari pada sasaran yang jelas
(tujuan akhir dari penerapan ini adalah perbaikan
proses bisnis).
b. Berfokus pada proses bisnis, bukan pada sistem
informasi.
c. Memperhatikan alur-alur aktivitas bisnis.
d. Identifikasi setiap stakeholder yang terlibat : peran,
tugas, kewenangan, tanggung jawab, dan aktivitas
yang dilakukan.
e. Kesamaan pandangan/persepsi terhadap integrasi
sistem informasi ini perlu dibangun.

Soal Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem bisnis
fungsional ?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-
macam sistem informasi ?
3. Dalam Penyusunan sistem Informasi Akuntansi
Faktor Apa saja Yang perlu diPerhatikan ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis proses
Bisnis ?
5. Dalam penerapan sistem informasi terintegrasi 2 dua
cara yang didapat diterapkan, yaitu ?

Enterprise Resources Planning 89


SISTEM INFORMASI PENJUALAN & CRM

Sub Pokok Bahasan


Proses Penjualan
Proses Transaksi penjualan pada SAP ERP
CRM

Uraian Materi
A. Proses Penjualan
Penjualan merupakan bagian dari manajemen
pemasaran. Pengertian penjualan seringkali diartikan
sebagai kegiatan menawarkan produk baik barang dan jasa
kepada konsumen yang menghasilkan laba. Langkah seperti
memilih tempat penjualan ataupun melakukan penjualan
online dianggap sebagai usaha dalam menghasilkan sumber
kehidupan bagi perusahaan atau pelaku usaha. Secara
umum pengertian penjualan dipahami sebagai tujuan
perusahaan nirlaba dengan menarik minat konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian produk.
Kadang kadang orang mempunyai salah presepsi
tentang pengertian penjualan yang di anggap sama dengan
istilah pemasaran. Misalnya seorang wiraniaga atau manajer
penjualan membicarakan pemasaran, tetapi sebenarnya
masalah yang di bicarakan adalah penjualan. Kedua istilah
tersebut mempunyai ruang lingkup yang berbeda.
Pengertian pemasaran meliputi kegiatan yang luas,
sedangkan pengertian penjualan hanyalah meruapakan
suatu kegiatan saja di dalam pemasaran. Di bawah ini akan
di jelaskan perbedaan pemasaran dan penjualan dengan
membandingkan pengertian pemasaran dan penjelasan
detail tentang pengertian penjualan. Pembahasan
mengenai Pengertian Penjualan akan dibagi menjadi dua
penjabaran yaitu pengertian penjualan secara umum dan
pengertian penjualan menurut para ahli. Penjelasan
mengenai pengertian penjualan akan berbeda-beda baik
secara umum maupun menurut para ahli namun pada intinya
memiliki makna yang sama. Oleh karena itu artikel ini
mencoba menyajikan pengertian penjualan dari berbagai

90 Enterprise Resources Planning


sumber untuk dapat dipahami dengan membandingkan
pengertian penjualan yang satu dengan yang lainnya.
pengertian penjualan adalah aktivitas terpadu dalam
pengembangan berbagai perencanaan strategis yang
ditujukan pada upaya pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
konsumen yang berakhir pada transaksi penjualan dengan
memperoleh laba. Penjelasan lain tentang pengertian
penjualan adalah aktivitas transaksi jual beli yang
dilaksanakan oleh dua pihak atau lebih menggunakan alat
pembayaran yang sah. Pengertian penjualan memiliki arti
sebagai upaya maupun tindakan kongkrit yang dijalankan
dalam mendistribusikan suatu produk baik barang maupun
jasa yang berasal dari produsen ke konsumen dengan atau
tanpa melalui perantara.
Para ahli juga mengemukakan beberapa pendapatnya
mengenai pengertian penjualan, berikut pemaparannya :
 Kotler : Pengertian penjualan adalah proses ketika
kebutuhan konsumen/pembeli dan keinginan
penjual/produsen terpenuhi melalui tukar menukar
informasi dan kepentingan.
 Reeve, Warren, dan Duchac : Penjualan adalah nilai
keseluruhan yang ditanggung oleh
pembeli/konsumen untuk barang yang dijual meliputi
penjualan tunai maupun kredit.
 Zimmerer : Menurut zimmerer penjualan adalah
sumber pokok dari arus kas yang diperoleh
perusahaan.
 Jill Griffin : Griffin mengartikan penjualan sebagai
suatu awalan dalam menjalin hubungan dengan
customer.
 Robert Ashton : Ashton mengatakan bahwa
pengertian penjualan adalah proses ketika suatu
pihak membantu pihak lainnya adalam menetapkan
keputusan pembelian.

Tujuan Penjualan
Tujuan penjualan pada intinya adalah memperoleh
laba atau keuntungan sebesar-besarnya dari transaksi
penjualan akan produk yang dihasilkan. Dalam mewujudkan
tujuan penjualan ini tidak lupa harus memperhatikan kinerja

Enterprise Resources Planning 91


para penyalur produk seperti distributor, agen dan lembaga
pemasaran lainnya. Peningkatan performa kerja dari
lembaga pemasaran tersebut dalam hal menjaga kualitas
barang atau jasa sangat menentukan penjualan akhir.

Jenis-Jenis Penjualan
Upaya meraih tujuan penjualan harus dilakukan
dengan melakukan teknik penjualan yang jitu. Adapun
terdapat jenis-jenis penjualan yang ada dan dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi usaha. Berikut jenis-
jenis penjualan :
1. Trade Selling adalah jenis kegiatan penjualan yang
dilaksanakan oleh trader atau pedagang kepada
pembeli grosirnya atau pedagang lain yang akan
menjual kembali produk tersebut.
2. Technical Selling. Jenis penjualan ini mencoba untuk
melakukan pendekatan persuasif kepada
konsumennya. Pedagang berusaha memberikan
penjelasan/tips-tips kepada pelanggan/konsumen
terkait dengan produk yang dijualnya. Pedagang
memiliki pekerjaan dalam menganalisa kendala-
kendala yang dihadapi konsumen kemudian
menjelaskan tentang produk yang dijual akan mampu
menjadi problem solver dari kendala tersebut.
3. Missionary Selling. Usaha penjualan yang dilakukan
si penjual untuk meningkatkan volume penjualannya.
Pengertian volume penjualan adalah jumlah produk
yang berhasil dijual oleh pedagang kepada pembeli.
Cara meningkatkan volume penjualan pada
missionary selling adalah dengan pedagang
mempunyai saluran pemasaran tersendiri yang akan
mendistribusikan produk miliknya kepada konsumen.
4. New Business. Aktivitas dalam menciptakan berbagai
transaksi baru melalui merubah calon konsumen
menjadi pelanggan setia.
Dasar order penjualan siklus pengolahan untuk
layanan atau bahan terdiri dari tahap-tahap berikut:
1. Kegiatan pra penjualan
Kegiatan pra-penjualan dapat berupa pertanyaan
atau kutipan yang dimasukkan ke dalam sistem. ini

92 Enterprise Resources Planning


kemudian dapat digunakan sebagai acuan selama
pembuatan order penjualan.
2. Pembuatan order penjualan dan cek ketersediaan
Urutan penjualan dapat mengadopsi informasi dari
dokumen-dokumen pra-penjualan (kutipan atau
penyelidikan). perjanjian penjadwalan penjualan atau
kontrak penjualan (perjanjian penjualan jangka
panjang) juga dapat dibuat dengan mengacu pada
order penjualan yang didukung oleh langkah-langkah
proses penjualan. Selama pembuatan pesanan
penjualan, ketersediaan material dapat diperiksa
untuk mengkonfirmasi tanggal delievery yang diminta
pelanggan.
3. Pengiriman dan masalah barang Pengiriman yang
keluar adalah dasar untuk proses saat barang
dipindahkan secara fisik serta untuk posting masalah
barang. Hasil dapat dipenuhi melalui penggunaan
sistem manajemen gudang dan transportasi yang
direncanakan dan dilaksanakan.
4. Penagihan
Sebagai langkah akhir dalam proses penjualan,
faktur dikeluarkan, dan harus ada dalam proses
akuntansi.

Urutan penjualan
Selama pembuatan order penjualan, sistem dapat
menjalankan fungsi dasar:
 Melihat transaksi penjualan
 Mengecek ketersediaan barang
 Mentransfer persyaratan untuk perencanaan
kebutuhan material
 Penjadwalan pengiriman
 Perhitungan harga dan pajak
 Mengecek ketersediaan batas kredit
 Membuat dokumen dicetak atau dikirimkan
secara elektronik.
Tergantung pada bagaimana sistem
dikonfigurasi, fungsi dasar dapat sepenuhnya
otomatis atau mungkin memerlukan beberapa proses
manual. Data yang dihasilkan dari fungsi-fungsi

Enterprise Resources Planning 93


dasar disimpan dalam dokumen penjualan. Data
yang dihasilkan dapat ditampilkan oleh pengguna
dan dalam beberapa kasus selama proses
berikutnya, diubah secara manual oleh pengguna.

B. Proses Transaksi Penjualan pada SAP ERP


SAP adalah perusahaan yang memiliki pengalaman dan
keahlian yang dapat diunggulkan dalam bidang teknologi
ERP, untuk memberikan solusi bisnis kepada perusahaan-
perusahaan yang membutuhkannya. Perusahaan yang
berkelahiran di Waldorf Jerman, pada tahun 1972 sudah
memliki cabang perusahan lebih dari 50 negara. SAP
membantu perusahaan-perusahaan untuk membangun
sistem ERP melalui software yang bernama SAP. SAP
(System Application and Product in data processing ) adalah
suatu software yang dikembangkan untuk mendukung suatu
organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software
Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT
dan manajemen untuk membantu perusahaan
merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai
kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu
dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara
berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi
di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang
satu dengan lainnya.
Software SAP memberikan berbagai macam function
yang berkaitan dengan departemen yang ada di perusahaan
salah satu functionnya adalah sales and distribution yang
membantu perusahaan untuk mengatur melakukan proses
penjualan dari proses penerimaan order, pengiriman order,
dan pembayaran order. Proses bisnis pada sale and
distribution merupakan proses bisnis yang menerangkan
jalannya bisnis dari permintaan sampai proses pembayaran
order-to-cash process.
Systems, Applications, and Products in Data Processing
(SAP) merupakan software package yang dapat
meminimalisasi kompleksitas dan menjalankan bisnis

94 Enterprise Resources Planning


dengan kemampuan computing yang lebih realtime (G.
Anderson, 2011).
Anderson menjabarkan bahwa software aplikasi SAP
dibangun berdasarkan konsep spesialisasi dan integrasi.
SAP menggunakan istilah ‘komponen’ untuk menunjukkan
business application. Sementara, modul SAP menyediakan
fungsionalitas khusus dalam sebuah komponen, contohnya
modul 10 Finance, modul Production Planning, dan modul
Material Management. Modul-modul SAP membentuk
komponen SAP. Di dalam modul tertentu, proses bisnis
perusahaan dikonfigurasi (G. Anderson, 2011).
Proses bisnis perusahaan juga dikenal sebagai skenario
bisnis, contohnya order-to-cash. Proses bisnis terdiri dari
berbagai transaksi, seperti “picking” inventory, membuat
delivery, dan membuat tagihan order kepada pelanggan.

Mega Processes
Extended Business Business
Business Process Processes Processes

Business
Processes
SAP Transactions

Business
Functionality

FI PP MM etc DP SNP
SAP Module Module Module ... Module Module
Components
SAP ERP SAP SCM

Gambar 5.1
Komponen, modul, dan transaksi SAP
(G. Anderson, 2011)
Sebagian besar perusahaan memiliki sistem
teknologi informasi yang berbeda untuk memenuhi
keperluan bisnisnya. Dengan sistem teknologi informasi
yang berbeda, aliran informasi dalam suatu perusahaan
dapat terhambat, seperti tidak adanya kontrol terhadap
jalannya proses bisnis.

Enterprise Resources Planning 95


Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suatu
pengendalian internal yang fleksibel, terintegrasi, dan
dapat memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan.
Salah satu teknologi untuk mencapai jaringan yang
fleksibel dan terintegrasi adalah SAP. Perangkat lunak
SAP menyediakan integrasi untuk keperluan bisnis
perusahaan. Perusahaan dapat mengoptimalkan
operasi bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan
kompetitif.
Ada beberapa alasan perusahaan memilih untuk
mengimplementasikan SAP (G. W. Anderson, Nilson,
Rhodes, & Kakade, 2009) yaitu:
 Untuk meningkatkan kualitas atau ketersediaan
produk
 Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan
 Untuk menyediakan suatu sistem yang mengelola
aktivitas
 Untuk meningkatkan keuntungan kompetitif

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas,


maka dapat disimpulkan bahwa SAP merupakan salah
satu produk ERP untuk membantu integrasi keperluan
bisnis perusahaan secara real-time agar berjalan secara
efisien dan efektif guna meningkatkan keuntungan
kompetitif perusahaan.

96 Enterprise Resources Planning


Paket Aplikasi SAP ERP

Gambar 5.2
SAP ERP Solution Map
(http://memberfiles.freewebs.com/75/12/84191275/document
s/Tugas Makalah SAP ERP.pdf)

Dari Solution Map di atas terlihat berbagai fungsi yang


termasuk dalam Solusi SAP ERP. Sesungguhnya ada empat
fungsi utama aplikasi yang membentuk produk ini yaitu:
1. SAP ERP Financials, yang meliputi Financial
Accounting, Financial dan Manajemen Pelaporan,
corporate governance and compliance, Manajemen
Modal, dan Corporate Performance Management.
SAP ERP Financial merupakan inti dari semua
implementasi SAP secara global. Fitur dalam SAP
ERP Financial ini membantu organisasi
merampingkan proses keuangan, mengoptimalkan
modal kerja, dan mengelola resiko yang dapat
mempengaruhi nilai aset keuangan, membantu
proses pembayaran, dan pengaturan margin
keuntungan. Juga membantu mempercepat arus kas
dan meningkatkan cara pengelolaan uang tunai untuk
memaksimalkan liquiditas dan meningkatkan hasil
investasi.

Enterprise Resources Planning 97


2. SAP ERP Human Capital Management, meliputi
proses manajemen karyawan untuk Manajemen
Sumber Daya Manusia, administrasi kepegawaian
dan proses penggajian. Berbagai fungsi pada modul
ini mulai dari proses dari applicant sampai menjadi
employee, life cycle pekerjaan seperti mutasi,
promosi, demosi sampai terminasi dan pensiun. Fitur
di HCM ini berkontribusi dalam hal produktivitas dan
profitabilitas sebuah organisasi dengan menjalankan
biaya yang efektif dan efisien dalam operation di HR
mulai dari Hire, pengembangan dan
mempertahankan talenta-talenta terbaik di semua
level. Mengelola tugas Sumber Daya Manusia
dengan memberikan informasi yang lengkap, real
time yang pada akhirnya akan membantu dalam
mengelola karyawan secara lebih efektif,
meningkatkan kepuasan karyawan, dan mengontrol
semua biaya yang dikeluarkan untuk karyawan.
3. SAP ERP Operations, menggabungkan proses
penyediaan produk dan services kepada customer.
Fungsi-fungsi yang didukung antara lain Procurement
dan Logistic execution, pengembangan produk,
manufacturing, sales dan service.
4. SAP ERP Corporate Services, meliputi banyak fungsi
corporate yang biasanya diluar ketiga group yang di
atas. Seperti Real Estate Management, Asset
Management, Manajemen produk dan Porfolio,
environment, health and safety management, dan
quality management. Apakah service ini mau dibuat
sentralisasi atau desentralisasi, service corporate ini
dapat dimanage di dalam SAP ERP corporate
services.

Fungsi SAP
SAP secara umum terdiri dari 3 fungsi:
1. Functional, ini berhubungan dengan fungsi ERP,
biasanya orang dengan latar belakang keuangan
(untuk modul FICO), orang berlatar belakang HRD
(untuk modul HR), ataupun orang teknik (untuk modul

98 Enterprise Resources Planning


PP, PM) atau bahkan orang diluar bidang ilmu terkait
bisa menjadi functional.
2. Functional berhubungan dengan design business
process dari si ERP. Persoalan design ini penting,
karena proses pembelian barang pada pabrik Mobil
dengan pabrik Motor tentunya memiliki flow yang
berbeda.
3. ABAPER, dengan nama lain programmer, ini
pastinya diisi oleh orang-orang berlatar belakang
programming. ABAPER bertugas membuat report /
custom akan sistem SAP. ABAP merupakan bahasa
pemrograman sendiri yang dibuat oleh SAP.

Keuntungan dan kerugian SAP


SAP memiliki beberapa keuntungan di antara nya
adalah
 SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang
mempunyai kemampuan mendukung semua
transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan
tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan
yang lainnya.
 Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya,
 SAP punya Netweaver platform, yg mensupport
development dan software logistik,
 SAP punya ABAP, business programming language
yg mempermudah developer utk implementasi
business logic
 Menerapkan balance score card. Membuat
integrative process chain dari company sampai lebih
3 tingkat ke hulu supplier dan lebih 3 tingkat ke hilir
distributor.
 Membuat laporan keuangan konsolidasi dengan multi
accounting system, multi currency dan multi-2 lainnya
 Mendukung integrasi proses bisnis perusahaan-
perusahaan besar.
 Semua informasi yang tersimpan didalam SAP dapat
diakses oleh bagian organisasi yang membutuhkan
pada saat dibutuhkan.

Enterprise Resources Planning 99


Selain keuntungan sap juga memiliki kerugian /
kekurangan di antara nya adalah
 Scope integrasi,
 Harga license tiap user SAP yang relative mahal
 Biaya consultan yang lumayan mahal
 Kelengkapan data entry dan batas waktunya yang
menuntut kedisiplinan usernya. Dimana dalam
mengimplementasikan SAP, perusahaan harus
menyediakan SDM yang sebagai user dan
penanggung jawab atas Change Management
Process.

Tujuan Mengimplementasikan SAP


1. Meningkatkan kecepatan (The Speed) dari proses
bisnis
 Meningkatkan customer service.
 Meningkatkan respon terhadap perubahan pasar.
2. Meningkatkan kosistensi (The Consistency) dari
proses bisnis
 Memastikan bahwa SOP dijalankan dengan baik.
 Meningkatkan fungsi monitoring dan control di
masing-masing bagian.
 Mengurangi human errors.
3. Meningkatkan kualitas (The Quality) dari proses
bisnis

 Meningkatkan kualitas dari informasi sehingga


dapat meningkatkan kemampuan untuk
pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.
 Meningkatkan fungsi analisa terhadap suatu
situasi.

Proses Penjualan Dalam SAP


Proses menjual dan mendistribusikan barang atau
jasa dimulai dengan interaksi awal antara pelanggan
dan penjual. Hal ini berakhir setelah produk yang dibeli
telah dikirim/disampaikan. Proses Pertama yaitu
membuat Quotation (sebuah kutipan) yang berisi
informasi mengenai barang atau jasa yang ditawarkan

100 Enterprise Resources Planning


kepada pelanggan, harga, dan informasi pendukung.
Kemudian membuat Sales order dengan atau tanpa
referensi dari dokumen sebelumnya. Sales Order ini
dilakukan setelah penjualan telah dikonfirmasi oleh
pelanggan, maka pesanan penjualan disusun untuk
membantu dalam pengolahan pesanan. Dengan
selesainya order penjualan, modul lainnya dapat
memanfaatkan data nya untuk menyelesaikan proses
penjualan.
Membuat dokumen pengiriman dimana barang
secara fisik telah diterima. Mengubah dokumen
pengiriman sehingga mencerminkan pengambilan
(picking). Lalu, proses selanjutnya mengubah dokumen
pengiriman hingga mencerminkan Hasil Goods Issue.
Sebelum, barang secara fisik dikirim maka diperlukan
memo Kredit atau debit dengan atau tanpa referensi
dokumen sebelumnya. Setelah itu, membuat Dokumen
pembayaran lalu mencetak faktur atau tagihan biaya
(invoice).
SD-Sales & Distribution ini adalah salah satu modul
SAP yang membantu meningkatkan efisiensi kegiatan
operasional berkaitan dengan proses pengelolaan
customer order (proses sales, shipping dan billing).
Sales & Distribution merupakan dasar dari semua
transaksi yang dijalankan. Sales & Distribution terdiri
dari seluruh master data, system configuration, dan
transaksi untuk menyelesaikan proses pemesanan.
Beberapa hal yang merupakan bagian (informasi dan
proses) dari Sales and Distribution yaitu
 Customer Master dan Material Master data
 Sales Orders
 Deliveries
 Pricing
 Billing
 Credit Management

Mengelola dan memproses penjualan secara efektif


adalah bagian utama dari berjalannya bisnis yang
efisien. Modul Sales & Distribution pada SAP (SAP SD),
yang merupakan bagian dari Sistem Aplikasi SAP, yang

Enterprise Resources Planning 101


membuat proses penjualan mudah. Mulai dari tugas-
tugas sebelum penjualan sampai distribusi barang atau
jasa, modul SD mempengaruhi hampir semua penjualan
berdasarkan langkah-langkah dan dokumentasi. Pada
dasarnya, sebagian besar data penjualan diproses
dalam pesanan penjualan, dimana dibuat untuk
memberi otorisasi penjualan barang, tetapi juga
berfungsi sebagai dokumen audit internal di lain waktu.
Modul SD mengotomatiskan banyak pekerjaan, yang
menghemat waktu dan mencegah kesalahan dan
kecerobohan pengguna akhir.
SAP (System Application and Product in data
processing) adalah suatu software yang dikembangkan
untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif.
SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang
mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi
yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi
bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya.
Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.

SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut :


 SD-Sales & Distribution: membantu meningkatkan
efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan
proses pengelolaan customer order (proses sales,
shipping dan billing)
 MM-Materials Management: yang membantu
menjalankan proses pembelian (procurement) dan
pengelolaan inventory
 PP-Production Planning: membantu proses
perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi
(manufacturing) suatu perusahaan.
 QM-Quality Management: membantu men-cek
kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik
 PM-Plant Maintenance: suatu solusi untuk proses
administrasi dan perbaikan sistem secara teknis
 HR-Human Resources Management: meng-
integrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi
pendaftaran, administrasi pegawai, management

102 Enterprise Resources Planning


waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke
proses pembayaran gaji pegawai
 FI-Financial Accounting: Mencakup standard
accounting cash management (treasury), general
ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial
reporting.
 CO-Controlling: Mencakup cost accounting, mulai
dari cost center accounting, cost element accounting,
dan analisa profitabilitas
 AM-Asset Management: Membantu pengelolaan atas
keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset
accounting tradisional dan technical assets
management, sampai investment controlling
 PS-Project System: Mengintegrasikan keseluruhan
proses perencanaan project, pengerjaan dan control

Tipe data yang terdapat dalam sistem SAP:


 Data Transaksi
Data yang digunakan untuk melakukan transaksi di
SAP, contoh: membuat purchase order ,setiap
transaksi akan tersimpan di dalam satu dokumen
tertentu.
 Master Data
Data utama yang harus dibuat dengan benar supaya
transaksi bisa dilakukan, contoh: master, vendor
master, customer master. Master data tersimpan
secara terpusat dan digunakan oleh seluruh modul
aplikasi dalam sistem SAP
Proses Bisnis dan Fungsi dalam SAP
Sistem SAP dikembangkan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan keseluruhan rangkaian proses bisnis
yang terdapat pada suatu organisasi.Dalam suatu
organisasi, misalnya perusahaan manufacturing, ini
berarti integrasi keseluruhan proses supply chain –
mulai dari supplier sampai dengan customer – dalam
suatu rangkaian proses yang saling berbagi informasi.
Berikut akan diuraikan secara garis besar mengenai
proses-proses bisnis yang berlaku pada suatu
organisasi manufacturing meliputi :
 Rangkaian proses end-to-end

Enterprise Resources Planning 103


 Proses Procurement to Payment
 Proses Order to Cash
 Proses Inventory/Warehouse Management
 Proses Plan & Manage Enterprise (FI/CO)

Pada dasarnya, sebagian besar data penjualan


diproses dalam pesanan penjualan, dimana dibuat untuk
memberi otorisasi penjualan barang, tetapi juga
berfungsi sebagai dokumen audit internal di lain waktu.
Modul SD mengotomatiskan banyak pekerjaan, yang
menghemat waktu dan mencegah kesalahan dan
kecerobohan pengguna akhir.
Proses menjual dan mendistribusikan barang atau
jasa dimulai dengan interaksi awal antara pelanggan dan
penjual. Hal ini berakhir setelah produk yang dibeli telah
dikirim/disampaikan. Proses Pertama yaitu membuat
Quotation (sebuah kutipan) yang berisi informasi
mengenai barang atau jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan, harga, dan informasi pendukung. Kemudian
membuat Sales order dengan atau tanpa referensi dari
dokumen sebelumnya.
Sales Order ini dilakukan setelah penjualan telah
dikonfirmasi oleh pelanggan, maka pesanan penjualan
disusun untuk membantu dalam pengolahan pesanan.
Dengan selesainya order penjualan, modul lainnya dapat
memanfaatkan data nya untuk menyelesaikan proses
penjualan. Membuat dokumen pengiriman dimana
barang secara fisik telah diterima. Mengubah dokumen
pengiriman sehingga mencerminkan pengambilan
(picking). Lalu, proses selanjutnya mengubah dokumen
pengiriman hingga mencerminkan Hasil Goods Issue.
Sebelum, barang secara fisik dikirim maka diperlukan
memo Kredit atau debit dengan atau tanpa referensi
dokumen sebelumnya. Setelah itu, membuat Dokumen
pembayaran lalu mencetak faktur atau tagihan biaya
(invoice).

104 Enterprise Resources Planning


C. CRM
Definisi Customer Relationship Management (CRM)
menurut (Buttle, 2007) CRM adalah strategi inti dalam bisnis
yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsi-fungsi
internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan
serta mewujudkan nilai bagi para konsumen sasaran secara
profitabel. Sedangkan menurut Temporal dan Troot (2002)
berpendapat bahwa CRM pada intinya merupakan
kolaborasi dengan setiap konsumen yang mampu
menciptakan keadaan yang tidak merugikan salah satu
pihak (win-win situation). anda menambah nilai pada
kehidupan sehari-hari setiap konsumen, dan sebagai
imbalannya, mereka memberikan kesetiaan kepada anda.
Sesungguhnya, proses ini merupakan hal yang berhubungan
dengan setiap konsumen secara individual. Menurut
(Whidya Utami, 2010) pengertian CRM adalah Suatu proses
interaktif yang mengubah data-data pelanggan kedalam
kesetiaan pelanggan melalui beberapa kegiatan, yaitu
mengumpulkan data pelanggan, menganalisis data
pelanggan tersebut dan mengidentifikasi target pelanggan,
mengembangkan program CRM, dan menerapkan program
CRM. Sedangkan menurut Kotler & Keller (2009) Customer
Relationship Management merupakan proses mengelola
informasi rinci tentang masing-masing pelanggan dan secara
cermat mengelola semua “titik sentuhan” pelanggan demi
memaksimalkan kesetiaan pelanggan.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Customer Relationship Management (CRM) adalah
suatu strategi bisnis yang mengintegrasikan proses dan
fungsi internal dengan eksternal untuk untuk menciptakan
nilai dan memanjakan pelanggan serta menciptakan
keadaan win-win situation melalui serangkaian kegiatan
mengelola informasi yang rinci tentang masing-masing
pelanggan dengan tujuan untuk menciptakan kesetiaan
pelanggan dan agar tidak berpaling kepada pesaing. Pada
intinya perusahaan bermaksud membangun ikatan yang
lebih kuat dengan para pelanggan yang bertujuan untuk
memaksimalkan loyalitas pelanggan.

Enterprise Resources Planning 105


Tujuan dan Manfaat dari CRM
Dalam penerapannya Customer Relationship
Management (CRM) memiliki beberapa tujuan menurut
(Lukas, 2001), diantaranya :
1. Mendapatkan pelanggan.
2. Mengetahui pelanggan
3. Mempertahankan pelanggan yang menguntungkan.
4. Mengembangkan pelanggan yang menguntungkan.
5. Merubah pelanggan yang belum menguntungkan
menjadi menguntungkan.
Pada dasarnya customer relationship management
bertujuan untuk proses adaptasi antara perusahaan dengan
pelangganya. Program customer relationship management
yang diterapkan dengan baik adalah seperti benang yang
menjalar keseluruh perusahaan. Jadi departemenen
manapun sebenarnya bertanggung jawab menjalankan
program customer relationship management, setiap devisi,
setiap departemen, dan setiap anggota karyawan harus tahu
tentang program tersebut, tujuan-tujuannya, dan yang paling
penting apa peranan mereka dan bagaimana mereka dapat
memberikan kontribusi dalam menjalankan program itu.
Akhirnya tujuan customer relationship management adalah
untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pelanggan.
Penerapan CRM menjanjikan sejumlah manfaat utama,
seperti cost effectiveness, loyalitas pelanggan, kualitas
pelayanan, profitabilitas (Tjiptono, 2004).
a. Efisiensi biaya dalam melayani repeat customer.
Biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan
cenderung lebih mahal dibandingkan
mempertahankan pelanggan lama.
b. Kepuasan dan loyalitas pelanggan. Adanya
dukungan dan kepercayaan pelanggan menjadi salah
satu sumber kekuatan dalam mempengaruhi daya
survival perusahaan.
c. Gethock tular positif, berdasarkan konsep loyalitas,
dimana pelanggan yang puas dan loyal terhadap
produk/jasa perusahaan sangat berharga bagi
perusahaan dan berpotensi menyebarluaskan
pengalaman positif kepada orang lain.

106 Enterprise Resources Planning


d. Perusahaan berusaha menjalin relasi dengan
pelanggan tujuannya untuk mendapatkan laba
melalui penjualan produk dan jasa.
(Tjiptono, 2004) menyatakan bahwa dampak terbesar
program CRM adalah pada terciptanya pelanggan yang loyal
dan peningkatan brand salience, yang dapat berkontribusi
pada peningkatan share-of market dan share-of customer.

Tataran Customer Relationship Management (CRM)


Konsep Customer Relationship Management (CRM)
dapat dipahami dalam tiga tataran, yaitu strategis,
operasional, dan analitis. CRM strategis terfokus pada upaya
untuk mengembangkan kultur usaha yang berorientasi pada
pelanggan atau customer-centric. Kultur ini ditujukan untuk
merebut hati konsumen dan menjaga loyalitas mereka
dengan menciptakan serta memberikan nilai bagi pelanggan
yang mengungguli para pesaing. Kultur ini tercermin dari
perilaku pucuk pimpinan perusahaan, desain sistem formal
di dalam perusahaan, dan berbagai mitos dan cerita yang
beredar didalam perusahaan.CRM operasional lebih terfokus
pada otomatisasi cara-cara perusahaan dalam berhubungan
dengan pelanggan. Berbagai aplikasi perangkat lunak CRM
memungkinkan fungsi-fungsi pemasaran, penjualan, dan
penjualan dapat berjalan secara otomatis. CRM analitis
digunakan untuk mengekploitasi data konsumen demi
meningkatkan nilai mereka (dan nilai perusahaan). sistem ini
dikembangkan berdasarkan informasi mengenai konsumen.
Data pelanggan dapat diperoleh dari pusat-pusat informasi
atau bank data yang dimiliki setiap perusahaan yang
relevan, yakni data penjualan (riwayat pembelian barang
atau jasa oleh pelanggan), data finansial (riwayat
pembayaran atau skor kredit), data pemasaran (respon
konsumen terhadap kampanye iklan, data skala loyalitas
produk), dan data layanan.
Proses Customer Relationship Management (CRM)
(Whidya Utami, 2010) menjelasan proses dari
Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM/Customer
Relationship Management) adala mengumpulkan data
pelanggan, menganalisis data pelanggan dan identitas target
pelanggan, mengembangkan Program CRM, dan meng-

Enterprise Resources Planning 107


implementasikan Program CRM. Customer Relationship
Management (CRM) memungkinkan perusahaan untuk
memberikan pelayanan kepada pelanggan secara langsung
dan secara maksimal yaitu dengan cara mengembangkan
hubungan dengan setiap pelanggan yang berharga melalui
penggunaan informasi atau basis data (database) pelanggan
yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
menggunakan strategi Customer Relationship Management
(CRM) dengan tujuan agar perusahaan tetap fokus terhadap
pelanggan berdasarkan informasi atau basis data (database)
pelanggan yang dimiliki.

Gambar 5.3.
Proses CRM
(Whidya Utami, 2010)

Komponen Customer Relationship Management (CRM)


(Lukas, 2001), mengatakan bahwa keberhasilan CRM
ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu, manusia, proses dan
teknologi untuk mengoptimalkan hubungan organisasi
dengan semua tipe pelanggan. Pembagian CRM kedalam
tiga komponen utama, yaitu :
1. Manusia (people)
Manusia adalah faktor nomor satu, karena CRM
sebenarnya adalah bagaimana mengelola hubungan
atau relasi antara manusia sehingga diperlukan
“personal touch” atau sentuhansentuhan pribadi dan
manusiawi. Diperlukan “attitude” dan semangat dari

108 Enterprise Resources Planning


dalam pelaku bisnis atau untuk lebih proaktif menggali
dan mengenal pelanggannya lebih dalam agar dapat
lebih memuaskan mereka.
Perusahaan yang menerapkan CRM perlu memiliki
pimpinan yang dapat menjelaskan dan menanamkan
nilai-nilai yang benar mengenai pentingnya loyalitas
pelanggan dengan jelas dan tepat. Dalam CRM
diperlukan tim-tim kecil untuk menyerderhanakan
tanggung jawab dan akuntabilitas dalam pengambilan
keputusan sehingga sangat diperlukan kehati-hatian
dalam pemilihan karyawan untuk mendapatkan hasil
yang terbaik. Tetapi karyawan juga perlu diberikan
kesempatan untuk menyampaikan kritik dan saran
masukan secara terus terang untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kepada pelanggan sehingga timbul
loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.

2. Proses (process)
Disamping itu dibutuhkan proses yaitu sistem dan
prosedur yang membantu manusia untuk dapat menjalin
hubungan dekat dengan pelanggan. Struktur organisasi,
kebijakan operasional serta system reward punishment
harus dapat mencerminkan apa yang akan dicapai
dengan CRM. Implementasi CRM akan merubah proses
usaha yang telah ada sebelumnya. Baik proses usaha
yang melibatkan pelanggan secara langsung maupun
tidak. Pada CRM seluruh fungsi usaha yang ada harus
berfokus pada pelanggan. Tahap pada proses dalam
CRM meliputi :

1) Identifikasi (Identification)
Pada aktivitas proses ini perusahaan dituntut
memiliki analisa yang cukup kuat terhadap prospek,
siapa pelanggan yang menguntungkan, mengapa dia
menguntungkan dan sebagainya. Kebanyakan
perusahaan hanya melihat banyak pelanggan yang
dimiliki sehingga berpikir bahwa mereka telah sukses
dan akan mendapatkan profit yang besar. Namun
perlu diperhatikan tidak semua pelanggan membawa

Enterprise Resources Planning 109


keuntungan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui
tentang pelanggan seperti:
a. Firmagrafik : yaitu informasi mengenai
konsumen yang melakukan bisnis dengan kita,
seperti misalnya bidang bisnis.
b. Demografi dan Psikografi : Terutama info yang
menyangkut pribadi konsumen. Seperti umur,
gender dan pendekatan psikologis yang
diinginkan.
c. Infografi : Bagaimana konsumen menginginkan
cara interaksi dalam mendapatkan informasi
yang ia butuhkan.
Semakin baik perusahaan dapat mengidentifikasi
konsumen yang mempunyai potensi menguntungkan,
semakin besar pula kesempatan perusahaan
memperoleh profit yang besar.
2) Diferensiasi (Differentiation)
Aktivitas dalam proses kedua ini memperjelas
manakah konsumen yang memberikan kontribusi
yang besar pada perusahaan. Caranya adalah
dengan membagi konsumen bedasarkan tingkah
laku, demografi dan ekspektasi pelanggan.
Pembagian tersebut disebabkan karena ada
kemungkinan pelayanan serta produk yang
ditawarkan tidak sesuai dengan harapan dan
kebutuhan konsumen. Secara sederhana pelanggan
dapat dibagi menjadi tiga kelompok :
a. Most Valuable Customer (MVC) : adalah
pelanggan yang saat ini memberikan profit
besar bagi perusahaan.
b. Most Growable Customer (MGC) : adalah
pelanggan yang akan menjadi sangat berharga
bila kita mampu menjalin lebih banyak lagi
bisnis dengan mereka.
c. Below Zero Customer (BZC) : adalah
pelanggan yang membuat rugi karena biaya
untuk melayani lebih besar dari pada
pemasukan.
Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat lebih fokus
pada segmen konsumen yang memberikan

110 Enterprise Resources Planning


keuntungan terbesar dan sedikit demi sedikit
mengurangi konsumen yang merugikan meskipun hal
ini tidak baik untuk dilakukan.
3) Interaksi (interaction)
Menjalin interaksi dengan pelanggan agar terjadi
hubungan yang lebih intim adalah hal yang harus
dilakukan karena komunikasi dapat menjadi jembatan
penghubung antara apa yang diharapkan konsumen
dengan program perusahaan. Interaksi ini dapat
didasarkan pada konteks dari interaksi sebelumnya.
Disinilah peran teknologi yaitu membantu
perusahaan melihat kembali interaksi yang telah
terjadi sebelumnya. Seberapa sering ia membeli,
seberapa sering ia mengikuti produk yang sama dan
seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk
membeli serta apakah ia pernah mengajukan keluhan
dan sebagainya, dapat diketahui dengan pengelolaan
database yang baik.
4) Personalitas (personalization/customization)
Produk maupun program loyalitas akan
disesuaikan dengan keinginan pelanggan secara
terus menerus dengan menggunakan semua
informasi yang telah didapat sebelumnya untuk
membuat barang atau jasa yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Konsep
sederhananya adalah perlakuan pelanggan dengan
cara seperti yang dia inginkan. Dalam melakukan
personalisasi perusahaan dapat melakukan empat
pendekatan, yaitu
a. Pertama perusahaan berbicara dengan
pelanggan untuk mengetahui kebutuhan
mereka berdasarkan pilihan yang sudah ada.
b. Kedua, perusahaan menyediakan produk dasar
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pelanggan tanpa intervensi pelanggan.
c. Ketiga, perusahaan menyediakan produk dasar
dan tambahan yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan dan yang

Enterprise Resources Planning 111


d. keempat, adalah perusahaan merubah barang
atau layanan dengan cara mengamati
pelanggan untuk memenuhi kebutuhanya.
3. Teknologi (Technology)
Setelah menusia dan prosesnya dipersiapkan,
teknologi diperkenalkan untuk lebih membantu
mempercepat dan mengoptimalkan faktor manusia dan
proses dalam aktivitas CRM sehari-hari. Perlu disadari
teknologi adalah alat penunjang dalam melengkapi nilai
tambah CRM. Peran teknologi dalam CRM pertama
adalah membangun database pelanggan mulai dari
sistem operasi hingga transaksi. Ini disebut operational
CRM. Kedua, adalah menganalisis siapa pelanggan
yang paling potensial, program yang sering diikuti,
frekuensi pembelian, tempat pembelian, dan lainnya.
Termasuk didalamnya customer profitability, trend
analysis, segmentation prospensity modeling dan
sebagainya. Inilah yang disebut dengan analytical CRM.
Ketiga adalah melaksanakan aktivitas penjualan,
marketing dan customer service dengan menyatukan
saluran komunikasi berbeda. Hal ini disebut dengan
collaborative CRM.
CRM terdiri dari tiga komponen, yaitu pelanggan,
hubungan, dan manajemen. Dengan meningkatkan
kemampuan dalam interaksi dengan konsumen
(termasuk di dalamnya komunikasi tatap muka, telepon,
fax, surat, dan email), suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa akan mampu menciptakan kepuasan
dari nasabahnya(Sarlak & Fard, 2009).

Pilar Customer Relationship Management


Menurut Ed Peelen (2004, p.7), ada 4 pilar dari
Customer Relationship Management yang harus disebutkan
pertama adalah:
a. Pengetahuan Pelanggan Pengetahuan tentang
pelanggan individu sangat penting untuk
mengembangkan hubungan jangka panjang.
b. Strategi Hubungan Informasi pelanggan individu harus
digunakan untuk mengembangkan hubungan
pelanggan, Dengan kata lain jenis pemasaran atau

112 Enterprise Resources Planning


strategi harus diimplementasikan benar-benar berbeda
dari strategy yang hanya berfokus pada transaksi.
c. Komunikasi Dalam komunikasi antara pelanggan dan
pemasok, strategi hubungan harus memiliki pembuktian
diri bahwa memiliki tingkat yang baik.
d. Proposisi nilai individual Sebuah organisasi yang
mengambil inisiatif untuk lebih mengenal satu
pelanggan, untuk mengembangkan hubungan dengan
pelanggan, dan untuk melakukan komunikasi dengan
benar dengan pelanggan tidak sepenuhnya juga bisa
kepada pelanggan mengenai proporsi individu. Produk
,jasa, dan juga harga harus sesuai dengan keadaan
individu.

Operational Customer Relationship Management


Menurut (Anton, Phelps, & Petouhoff, 2005) dalam
bagian operasional Customer Relationship Management,
kita melihat penggunaan dan pengeloaan yang efektif dan
efisien dengan cara:
1. People, CRM dan pertukaran
2. Process, CRM dan Pertukaran
3. Technology, CRM dan pertukaran
Faktor gejala utama dari tidak berjalanya aksesbilitas
atau operasional customer relationship management adalah:
1. Rendahnya moral dari aset sumber daya manusia
2. Ketidakpuasan konsumen / pelanggan
3. Ketidakloyalitasan konsumen / pelanggan
4. Terjadi pengurangan pelanggan

Menurut (Gordon, 2002), terdapat 4 strategi utama CRM


yang termasuk:
1. Technology This will enable the desired functionality
for CRM practice. (Teknologi akan memampukan
fungsi yang diinginkan untuk praktek CRM).
2. Sikap dan kemampuan dari orang yang merespon
adanya CRM.
3. Process The processes that the company has
identified to enable or to ensure that the CRM are
fulfilled-these include transactional interactions with
the customers. (Proses perusahaan telah

Enterprise Resources Planning 113


diidentifikasi untuk mengaktifkan atau untuk
memastikan bahwa tujuan CRM terpenuhi-ini
termasuk interaksi transaksional dengan pelanggan).
4. Knowledge and Insight To ensure stronger and
deeper relationship with the right set of customers,
companies need to identify the right approaches
value significantly. (Untuk memastikan hubungan
yang lebih kuat dan lebih dalam dengan mengatur
secara tepat pada pelanggan, perusahaan perlu
mengidentifikasi nilai pendekatan yang tepat secara
signifikan).

Dari kutipan diatas dapat kita ketahui bahwa teknologi


sangatlah diperlukan dalam kegiatan-kegiatan customer
relationship management yang dimana diperlukan untuk
mendukung aktivitas fungsionalnya dalam melayani
pelanggan. Kemudian diperlukan orang atau karyawan dari
perusahaan yang memiliki kemampuan, keterampilan dan
sikap yang bertanggung jawab dalam menjalankan customer
relationship management agar bisa berjalan dengan lancar
dan dapat memenuhi keinginan konsumen, setelah itu,
dalam kegiatan menjalankan customer relationship
management, tentunya terdapat proses yang perlu dilakukan
untuk menyakinkan tujuan dari CRM tercapai seperti melalui
interaksi transaksional dengan pelanggan, yang dimana
terdapat hubungan dua atau lebih pihak yang berhubungan.
Selain itu, pengetahuan dan wawasan karyawan sangatlah
diperlukan untuk menarik pelanggan sehingga pelanggan
sendiri mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru
sehingga meningkatkan nilai pelanggan secara signifikan.

114 Enterprise Resources Planning


Rangkuman
1. Jenis-jenis penjualan
a. Trade Selling adalah jenis kegiatan penjualan yang
dilaksanakan oleh trader atau pedagang kepada
pembeli grosirnya atau pedagang lain yang akan
menjual kembali produk tersebut.
b. Technical Selling. Jenis penjualan ini mencoba
untuk melakukan pendekatan persuasif kepada
konsumennya. Pedagang berusaha memberikan
penjelasan/tips-tips kepada pelanggan/konsumen
terkait dengan produk yang dijualnya. Pedagang
memiliki pekerjaan dalam menganalisa kendala-
kendala yang dihadapi konsumen kemudian
menjelaskan tentang produk yang dijual akan
mampu menjadi problem solver dari kendala
tersebut.
c. Missionary Selling. Usaha penjualan yang dilakukan
si penjual untuk meningkatkan volume
penjualannya. Cara meningkatkan volume
penjualan pada missionary selling adalah dengan
pedagang mempunyai saluran pemasaran tersendiri
yang akan mendistribusikan produk miliknya kepada
konsumen.
d. New Business. Aktivitas dalam menciptakan
berbagai transaksi baru melalui merubah calon
konsumen menjadi pelanggan setia.

2. Tujuan Mengimplementasikan SAP


a. Meningkatkan kecepatan (The Speed) dari proses
bisnis
 Meningkatkan customer service.
 Meningkatkan response terhadap perubahan
pasar.
b. Meningkatkan kosistensi (The Consistency) dari
proses bisnis
 Memastikan bahwa SOP dijalankan dengan baik.
 Meningkatkan fungsi monitoring dan control di
masing-masing bagian.
 Mengurangi human errors.

Enterprise Resources Planning 115


c. Meningkatkan kualitas (The Quality) dari proses
bisnis
 Meningkatkan kualitas dari informasi sehingga
dapat meningkatkan kemampuan untuk
pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.
 Meningkatkan fungsi analisa terhadap suatu
situasi.

3. Dalam penerapan CRM (Customer Relationship


Management) memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
a. Mendapatkan pelanggan.
b. Mengetahui pelanggan
c. Mempertahankan pelanggan yang memberikan
keuntungan.
d. Mengembangkan pelanggan yang memberikan
keuntungan. .
e. Merubah pelanggan yang belum menguntungkan
menjadi menguntungkan.

Soal Latihan

1. Jelaskan secara singkat jenis-jenis penjualan ?


2. Apa Yang dimaksud dengan SAP ?
3. Jelaskan apa keuSntungan perusahaan jika
mengimplementasikan SAP ?
4. Jelaskan Proses Bisnis dalam SAP ?
5. Sebutkan tujuan dari penerapan CRM dalam
Perusahaan ?

116 Enterprise Resources Planning


SISTEM INFORMASI PRODUKSI & SCM

Sub Pokok Bahasan


Gambaran Umum Produksi
Proses Perencanaan produksi
Pendekatan perencanaan produksi pada SAP
ERP

Uraian Materi
A. Gambaran Umum Produksi
Berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk melakukan
kegiatan usaha yang tujuan akhirnya menjual suatu produk
barang atau pun jasa demi mendapatkan keuntungan.
Produk dan jasa tersebut merupakan output perusahaan
yang diperoleh dari pembelian yang kemudian langsung
dijual kembali (agen atau reseller), atau dari proses
produksi. Biasanya perusahaan yang melakukan proses
produksi terlebih dahulu untuk memperoleh suatu produk
merupakan perusahaan manufaktur (pabrik). Maka produksi
memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam kaitannya dengan
aktifitas perusahaan.
Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan atau
menambah nilai guna suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda
tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang. Besar kecil tingkat produksi suatu produk barang
maupun jasa ditentukan oleh jumlah modal, tenaga kerja,
jumlah kekayaan alam dan teknologi yang digunakan. Hal-
hal itulah yang disebut sebagai faktor produksi. Faktor
produksi tetap meliputi modal bangunan perusahan,
teknologi berupa mesin dan peralatan yang digunakan.
Sedang faktor produksi tidak tetap atau berubah-ubah
adalah modal uang dan tenaga kerja.
Jadi produksi merupakan kegiatan menciptakan dan
memberi nilai guna suatu barang, mengubah sesuatu yang

Enterprise Resources Planning 117


bernilai rendah untuk menjadi barang yang bernilai tinggi,
dengan menggunakan sumber daya yang ada meliputi
bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin dan peralatan
serta sumber daya yang lain. Sehingga produk yang
dihasilkan tersebut sesuai dengan tujuan perusahaan yang
pada akhirnya bisa memberikan kepuasan kepada
konsumen. Hasil proses produksi meliputi produk barang
maupun jasa.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam mencapai kemakmuran. Kemakmuran
dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah
yang mencukupi. Orang atau badan yang melakukan
kegiatan produksi disebut dengan produsen. Berdasarkan
pengertian tersebut maka produksi mengandung dua hal
pokok, yaitu :
1. Menciptakan nilai guna
Misalnya, membangun rumah, membuat pakaian,
membuat tas, membuat sepeda dan lainnya.
2. Menambah nilai guna
Misalnya, memperaiki televisi, mempembaiki sepatu,
memperbaiki atau memodifikasi motor/ mobil dan
lainnya.

Faktor-Faktor Produksi
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang
disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran.
Yang termasuk dalam sumber daya alam yaitu
lingkungan alam, lahan, maupun kekayaan yang
terkandung di dalam tanah.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah kemampuan
(daya) atau usaha manusia berupa jasmani maupun
rohani yang digunakan untuk meningkatkan guna
suatu barang. Menurut kualitasnya, sumber daya
manusia dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tenaga
kerja terdidik, tenaga kerja terlatih, serta tenaga kerja
tidak terdidik dan tidak terlatih.
3. Sumber Daya Modal

118 Enterprise Resources Planning


Sumber daya modal adalah alat atau barang hasil
produksi yang dipakai sebagai sarana untuk
menghasilkan barang. Modal ini dibeli tidak oleh
konsumen melainkan oleh produsen. Modal tidak
harus berupa uang. Modal dapat berupa barang yang
dihasilkan. Barang-barang modal disebut juga alat-
alat produksi, misalnya gedung, mesin, dan bahan
dasar yang digunakan dalam proses produksi.
4. Keahlian
Ini adalah faktor penting dalam menjalankan
proses produksi. Keahlian atau keterampilan individu
penting untuk mengoordinasikan dan mengelola
faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa.

Pedoman kerja produksi terdiri dari 4 hal yang dikenal


sebagai empat tepat, yaitu : tepat jumlah, tepat mutu, tepat
waktu, dan tepat biaya. Ketepatan tersebut tidak lain
adalah untuk hasil output yang maksimal dan berkualitas
baik dengan input yang efektif dan efisien. Hal ini sejalan
dengan prinsip ekonomi.

Penggolongan Proses Produksi


Jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau
dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya
terbagai menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk,
proses assembling, proses transportasi dan proses
penciptaan jasa-jasa administrasi (Ahyari, 2002).
Proses produksi dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu
sebagai berikut:
1. Berdasar sifat produksi
 Proses ekstraktif, yaitu proses produksi yang
mengambil bahan baku langsung dari alam.
Contohnya, penambangan minyak bumi.
 Proses analitik, yaitu proses produksi yang
memisahkan bahan baku menjadi
beberapa output produk barang yang masih
memiliki rupa dan sifat bahan baku aslinya.
Contohnya, penyulingan minyak.
 Proses pabrikasi, yaitu proses produksi yang
mengolah bahan baku menjadi beberapa

Enterprise Resources Planning 119


bentuk output barang jadi. Contohnya adalah
proses produksi perusahaan konveksi.
 Proses sintetik, yaitu proses produksi yang
melibatkan metode kombinasi beberapa bahan
baku menjadi bentuk output produk baru yang
berbeda jenis dari bahan baku aslinya. Contoh
berupa pengolahan baja gelas atau kaca.

2. Berdasar jangka waktu produksi


 Continuous process atau proses terus-menerus,
adalah proses produksi yang memerlukan waktu
yang lama untuk mempersiapkan mesin dan
peralatan yang dipakai guna menghasilkan
satu output produk barang jadi. Perusahaan
menggunakan proses produksi terus-menerus
apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-
urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai
proses produksi akhir. Proses produksi terputus-
putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang
pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi
produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari,
2002).. Contoh, produksi mobil.
 Intermittent process atau proses terputus-putus,
adalah proses produksi di mana mesing-mesin
mengalami beberapa kali proses, stop proses dan
kemudian dirancang serta digunakan kembali
untuk membuat produk yang berbeda. Jadi satu
alat yang sama bisa difungsikan untuk
menghasilkan beberapa produk yang berbeda. Hal
tersebut biasanya terjadi pada perusahaan
yang output-nya tergantung pesanan atau
permintaan konsumen.

Untuk mengetahui apakah proses produksi telah


berjalan dengan baik dan tepat sasaran seperti yang telah
direncanakan sebelumnya, diperlukan adanya pemeriksaan
manajemen yang meliputi perencanaan produksi, ternaga
kerja produksi, fasilitas produksi, pelaksanaan proses
produksi, dan pengendalian produksi. Pemeriksaan

120 Enterprise Resources Planning


manajemen ini tidak jauh berbeda dengan maksud dari
fungsi produksi.
Fungsi produksi dalam perusahaan merupakan fungsi
yang menentukan output produksi perusahaan untuk
semua kombinasi input atau faktor produksi. Tujuan utama
fungsi produksi adalah untuk mencapai hasil efisiensi
alokatif dalam pemakaian faktor-faktor produksi.

Fungsi produksi yang terpenting dalam perusahaan :


1. Perencanaan
Yaitu penetapan hal-hal terkait dengan kegiatan
produksi yang akan dilakukan dalam suatu periode
tertentu sehingga produksi dapat berjalan secara efektif
dan efisien. Yang termasuk dalam perencanaan ini
contohnya antara lain : jumlah produk yang akan
dihasilkan, modal dan tenaga kerja yang diperlukan,
2. Proses pengolahan
Yaitu teknik atau metode tertentu yang digunakan
untuk mengubah input berupa bahan baku menjadi
output barang setengah jadi dan barang jadi. Dalam
proses produksi, tiap perusahaan memiliki metode yang
berbeda. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi dan
tujuan perusahaan.
3. Jasa-jasa penunjang
Merupakan sarana-sarana yang menunjang peng-
organisasian dan kelancaran proses produksi. Yang
dimaksud adalah sarana lain di luar modal dan tenaga
kerja.
4. Pengendalian dan perawatan
Adalah fungsi yang menjamin terlaksananya proses
produksi sesuai dengan poin-poin yang telah
direncanakan sehingga tujuan dan pedoman produksi
dapat tercapai.

Proses untuk memperoleh output produk barang dan


jasa berasal dari input bahan baku dan sumber daya
lainnya. Sumber daya lain yang dimaksud merupakan
faktor-faktor produksi. Umumnya perusahaan
menggunakan fungsi produksi untuk menentukan
kombinasi optimal dari faktor-faktor produksi untuk

Enterprise Resources Planning 121


menghasilkan output produk barang dan jasa dengan
jumlah tertentu. Hal tersebut dilakukan karena harga-
harga dari faktor produksi di pasar tidak stabil.

Dalam manajemen produksi, sangat penting bagi kita


untuk dapat menghasilkan suatu produk yang dapat
memenuhi standar bisnis atau perusahaan. Pada
manajemen produksi, terdapat beberapa aspek penting
yang harus dilakukan agar dapat benar – benar
menghasilkan suatu produk yang berkualitas baik berupa
barang ataupun jasa.

1. Perencanaan produksi
Hal ini dilakukan dengan tujuan mengadakan
persiapan yang sistematis bagi proses produksi yang
akan di jalankan. Adapun beberapa unsur yang biasa
di bahas saat tahapan perencanaan ini antara lain :
 Jenis barang yang diproduksi
 Kualitas barang
 Jumlah barang
 Bahan baku
 Dan pengendalian produksi
2. Pengendalian Produksi
Tujuan dari pengendalian produksi adalah menyusun
proses kerja yang perlu dilakukan agar proses
produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahapan
pengendalian produksi antara lain
 Menyusun perencanaan kerja
 Membuat penjadwalan kerja
 Dan menentukan target pemasaran produk
3. Pengawasan produksi
Setelah perencanaan dan proses kerja telah
tersusun, maka tahapan selanjutnya adalah
melakukan pengawasan agar proses produksi yang
berjalan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan
apa yang diharapkan. Adapun kegiatan yang
dilakukan pada tahapan ini antara lain :
 Menetapkan kualitas
 Menetapkan standar barang atau jasa

122 Enterprise Resources Planning


 Memastikan pelaksanaan produksi tepat waktu

Proses Produksi
Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus
dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada
proses produksi yang membutuhkan waktu lama,
misalnya dalam pembuatan gedung pencakar langit,
pembuatan pesawat terbang, dan pembuatan kapal, dan
lain sebagainya. Dalam proses produksi membutuhkan
waktu yang berbeda-beda, ada yang sebentar, misalnya
pembuatan kain, pembuatan televisi, dan lain-lain.
Tetapi, ada juga proses produksi yang dapat dinikmati
langsung hasilnya oleh konsumen, misalnya pentas
hiburan, pijat, dan produksi lain-lainnya. Berdasarkan
caranya, proses produksi digolongkan dalam empat
macam yaitu.
a. Proses Produksi Pendek
Proses produksi yang pendek atau cepat dan
langsung menghasilkan barang atau jasa yang
dapat dinikmati konsumen. Contohnya adalah
proses produksi makanan, seperti pisang goreng,
bakwan, singkong goreng, dan lain-lain.
b. Proses Produksi Panjang
Proses produksi yang memakan waktu lama.
Contohnya adalah proses produksi menanam
padi dan membuat rumah.
c. Proses Terus Menerus/Kontinyu
Proses produksi yang mengolah bahan-bahan
secara berurutan dengan beberapa tahap dalam
pengerjaan sampai menjadi suatu barang jadi.
Jadi bahan tersebut melewati tahap-tahap dari
proses mesin secara terus-menerus untuk
menjadi suatu barang jadi. Contohnya adalah
proses memproduksi gula, kertas, karet, dan lain-
lain
d. Proses Produksi Berselingan/Intermitten
Proses produksi yang mengolah bahan-bahan
dengan cara menggabungkannya menjadi barang
jadi. Seperti, proses produksi mobil di mana
bagian-bagian mobil dibuat secara terpisah, mulai

Enterprise Resources Planning 123


dari kerangkanya, setir, ban, mesin, kaca, dan
lain-lain. Setelah semua bagian dari mobil
tersebut selesai atau lengkap maka selanjutnya
bagian-bagian mobil tersebut digabungkan
menjadi mobil.

Produksi adalah hal penting dalam menjalankan


sebuah bisnis. Selain itu, mengatur keuangan produksi
juga merupakan hal penting, untuk itu kita perlu memiliki
laporan keuangan. Kini, Anda dapat membuat laporan
keuangan dengan mudah, cepat, dan realtime dengan
menggunakan Jurnal. Fitur yang ada pada Jurnal juga
dapat membantu Anda mengelola keuangan hingga
membantu proses produksi.

B. Proses Perencanaan Produksi


Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide
produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan
ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi
cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.
Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan,
distribusi, perubahan harga dan promosi. Kesuksesan
ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada
kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan,
kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah.
Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian
pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja,
melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan
banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode
pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan
atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer
adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis
keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut
tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut
pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba,
usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk
dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan
laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat
dan langsung.

124 Enterprise Resources Planning


Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan
laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha
pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya
pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan
pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan
mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan
harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta
biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur
dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar
laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume
penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan
kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap
perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima
pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan
tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah
satu komponen yang penting dari investasi yang
dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang
dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik
yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian
yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang
telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang
kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh
penciptaan suatu konsep produk, perancangan
produk, pengembangan dan penyempurnaan produk,

Enterprise Resources Planning 125


dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian
produk tersebut.

Tujuan Dan Fungsi Rencana Produksi


1. Tujuan rencana produksi
 Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba
 Memaksimalkan layanan nasabah
 Meminimalkan investasi inventaris
 Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
 Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga
kerja
 Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan
perlengkapan
2. Fungsi rencana produksi
Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi
adalah:
 Menjamin rencana penjualan dan rencana
produksi konsisten terhadap rencana strategis
perusahaan
 Sebagai alat ukur performansi proses
perencanaan produksi
 Menjamin kemampuan produksi konsisten
terhadap rencana produksi
 Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana
produksi dan membuat penyesuaian.
 Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai
target produksi dan rencana startegis
 Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan
Jadwal induik Produksi.
Tujuan dan fungsi perencanaan meramalkan
permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk
sebagai fungsi dari waktu. Memonitor permintaan yang
aktua, membandingkannya dengan ramalan permintaan
sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut
jika terjadi penyimpangan menetapkan ukuran
pemesanan barang yang ekonomi atas bahan baku yang
akan dibeli. Menetapkan sistem persediaan yang
ekonomis, menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat
persediaan pada saat tertentu. Memonitor tingkat
persediaan, mem-bandingkannya dengan rencana

126 Enterprise Resources Planning


persediaan, dan melakukan revisi rencana produksi pada
saat yang ditentukan. Membuat jadwal produksi,
penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja
yang terperinci.

Menurut British Standart Institute, ada 4 langkah atau


teknik untuk proses perencanaan dan kontrol sebuah
produksi. Keempat tahapan atau langkah-langkah dalam
perencanaan dan pengendalian produksi adalah:
1. Routing
2. Penjadwalan
3. Despatching, dan
4. Tindak lanjut
Awal dua langkah yaitu Routing dan Penjadwalan,
berhubungan dengan perencanaan produksi. Dua
langkah terakhir yaitu Dispatching dan Tindak Lanjut,
berhubungan dengan pengendalian produksi.
Sekarang mari kita lanjutkan diskusi kita lebih lanjut untuk
memahami setiap langkah secara rinci:
1. Routing
Routing adalah langkah pertama dalam perencanaan
produksi dan kontrol. Routing dapat didefinisikan
sebagai proses penentuan jalur (rute) pekerjaan dan
urutan operasi. Routing perbaikan yang digunakan:
a. Kuantitas dan kualitas produk.
b. Para manusia, mesin, bahan, dan hal lain yang
akan digunakan.
c. Jenis, jumlah dan urutan operasi manufaktur.
d. Tempat produksi
Singkatnya, routing yang menentukan ‘Apa’, ‘Berapa
banyak’, ‘Dengan yang’, ‘Bagaimana’ dan ‘Dimana’
untuk menghasilkan. Routing mungkin sama baiknya
antara yang sederhana atau kompleks. Hal ini
tergantung pada sifat produksi. Dalam produksi terus
menerus lebih baik memakai yang otomatis, memakai
routing yang sederhana. Namun, dalam job order,
routing kompleks diperlukan.
Routing dipengaruhi oleh faktor manusia. Oleh karena
itu, harus mengenali kebutuhan manusia, keinginan
dan harapan. Hal ini juga dipengaruhi oleh layout,

Enterprise Resources Planning 127


karakteristik peralatan dan lainnya. Tujuan utama dari
routing untuk menentukan (fix) terbaik dan termurah
urutan operasi dan untuk memastikan bahwa urutan ini
dapat diterapkan di pabrik.
Routing memberikan metode yang sangat sistematis
untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.
Hal ini membuat halus dan bekerja efisien . Hal ini
menyebabkan pemanfaatan optimal sumber daya,
yaitu manusia, mesin, bahan, dan lain-lain. Hal ini
menyebabkan pembagian kerja . Ini memastikan aliran
kontinu bahan tanpa backtracking.Ini akan menghemat
waktu dan ruang, membuat pekerjaan mudah bagi
para insinyur produksi dan mandor. memiliki pengaruh
yang besar pada desain bangunan pabrik dan mesin
terpasang .
Jadi, routing merupakan langkah penting dalam
perencanaan produksi dan kontrol. Perencanaan
produksi dimulai dengan itu. Baca artikel tentang
prosedur routing dalam produksi.
2. Penjadwalan
Penjadwalan adalah langkah kedua dalam
perencanaan produksi dan kontrol. Muncul setelah
routing. Penjadwalan berarti:
a. Memperbaiki jumlah pekerjaan yang harus
dilakukan
b. Mengatur operasi manufaktur yang berbeda dalam
urutan prioritas
c. Memperbaiki memulai dan menyelesaikan, tanggal
dan waktu, untuk setiap operasi.
Penjadwalan ini juga dilakukan untuk bahan, suku
cadang, mesin, dan lainnya. Elemen waktu yang
diberikan kepentingan khusus dalam penjadwalan. Ada
berbagai jenis jadwal, yaitu jadwal Guru, jadwal
Operasi dan jadwal harian.
Penjadwalan membantu untuk memanfaatkan secara
optimal waktu. Ia melihat bahwa setiap bagian dari
pekerjaan dimulai dan selesai pada waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Ini membantu untuk
menyelesaikan pekerjaan secara sistematis dan dalam
waktu. Ini membawa waktu koordinasi dalam

128 Enterprise Resources Planning


perencanaan produksi. Semua ini membantu untuk
mengantarkan barang kepada pelanggan dalam waktu.
Hal ini juga menghilangkan kapasitas menganggur. Itu
membuat tenaga kerja terus menerus digunakan.
Jadi, penjadwalan merupakan langkah penting dalam
perencanaan produksi dan kontrol. Hal ini penting
dalam sebuah pabrik, di mana banyak produk yang
diproduksi pada saat yang sama.
3. Dispatching
Dispatching adalah langkah ketiga dalam perencanaan
produksi dan kontrol, ini adalah tindakan, melakukan
atau tahap implementasi. Muncul setelah routing dan
penjadwalan. Dispatching berarti memulai proses
produksi. Ini memberikan kewenangan yang diperlukan
untuk memulai pekerjaan. Hal ini didasarkan pada rute:
produksi. Ini memberikan kewenangan yang diperlukan
untuk memulai pekerjaan. Hal ini didasarkan pada rute.
Dispatching meliputi:
1. Perihal bahan, alat, perlengkapan, dan lain
sebagainya. Yang diperlukan untuk produksi yang
sebenarnya
2. Perihal perintah, instruksi, gambar, dan lainnya
untuk memulai pekerjaan
3. Memelihara catatan yang tepat dari awal dan
menyelesaikan setiap pekerjaan tepat waktu
4. Pindah pekerjaan dari satu proses ke proses
lainnya sesuai jadwal
5. Memulai prosedur kontrol
6. Mencatat waktu idle mesin
Pengiriman dapat berupa sentralisasi atau
desentralisasi :
Dalam pengiriman terpusat, perintah dikeluarkan
langsung oleh otoritas terpusat. Dalam pengiriman
terdesentralisasi, perintah yang dikeluarkan oleh
departemen yang bersangkutan.
4. Tindakan lanjutan
Tindak lanjut atau Expediting adalah langkah terakhir
dalam perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah
perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan
evaluasi hasil. Tindak lanjut menemukan dan

Enterprise Resources Planning 129


menghilangkan cacat, penundaan, keterbatasan,
kemacetan, lubang, dan lainnya dalam proses
produksi. Ini mengukur kinerja aktual dan
membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan.
Ia memelihara catatan kerja yang tepat, penundaan
dan kemacetan. Catatan tersebut digunakan di masa
depan untuk mengontrol produksi.
Tindak lanjut dilakukan oleh ‘Expediters’ atau ‘Stock
Chaser‘. Tindak lanjut yang diperlukan ketika produksi
menurun bahkan ketika ada routing yang tepat dan
penjadwalan. Produksi dapat terganggu karena
breakdowns mesin, kegagalan listrik, kekurangan
bahan, pemogokan, absensi, dan lainnya. Tindak lanjut
menghilangkan kesulitan-kesulitan ini dan
memungkinkan kelancaran produksi.

Proses Perencanaan Produk


Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-
produk yang dikembangkan dan waktu pengenalan ke
pasar. roses perencanaan mempertimbangkan peluang-
peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh
banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran,
penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan
analisis keunggulan para pesaing. Rencana produk perlu
diperbaharui secara berkala agar dapat mengakomodasi
perubahan dan perkembangan yang ada untuk
mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan
misi proyek perlu 5 (lima) tahapan Proses :
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 tipe
proyek pengembangan produk, yaitu:
a. Produk baru
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang
sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk
pesaing.

130 Enterprise Resources Planning


c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara
otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya
kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan
teknologi untuk kategori yang produk ada dan
peluang-peluang kategori produk baru.
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam
mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang
bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah
ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan
sebuah pendekatan pasar dan produk yang
mendasar dengan memperhatikan para pesaing.
Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Pada
umumnya perusahaan melakukan diskusi pada
tingkat manajemen merupakan sebuah kompetensi
strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa
strategi yang mungkin untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen
memungkinkan perusahaan untuk menganalisa
tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk
perusahaan sekarang berdasarkan kelompok
pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk
pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen
akan membantu perusahaan dalam memperkirakan
peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini
produknya dan yang memanfaatkan kelemahan dan
penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi,
keputusan perencanaan yang utama adalah
penentuan waktu untuk menggunakan teknologi
dasar yang baru dalam lini produk.

Enterprise Resources Planning 131


d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset
yang dibagi dalam sekumpulan produk. Platform
yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan
produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah,
yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-
fungsi yang diinginkan oleh pasar utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat
berkaitan dengan usaha pengembangan produk
dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai
teknologi mana yang akan digunakan untuk produk
baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan
pengembangan teknologi dengan perencanaan
produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur
teknologi merupakan cara untuk menunjukkan
ketersediaan yang diharapkan dan masa depan
penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk
produk yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang
produk baru secara fundamental adalah:
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan
kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan
pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi-dimensi
yang berguna, sehingga manajer akan
mempertimbangkan implikasi dari keputusan
perencanaan. Pendekatan pemetaan yang
dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan
dimensi seperti resiko teknis, pengembalian
finansial, daya tarik pasar dan sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu

132 Enterprise Resources Planning


a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan
dalam penggunaan sumber daya secara efisien
dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan
untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang
dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus
mempertimbangkan faktor-faktor:
a) Penentuan waktu pengenalan produk.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi
sebelum sumber daya penting digunakan. Kegiatan ini
melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti.
Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih
sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu
pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk
kadang sangatlah umum. Untuk memberikan petunjuk
yang jelas bagi organisasi pengembangan produk,
biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang
lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang
mendasari operasional tim pengembangan.
Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat
dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat
produk utama untuk pelanggan namun
menghindari penggunaan konsep produk secara
spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya
dan kualitas.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi
pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.

Enterprise Resources Planning 133


d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha
pengembangan.
e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak
permasalahan pengembangan ditujukan untuk
mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder
dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari
pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang
membuat keputusan-keputusan tentang produk.
Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan
bagi tim untuk mempertimbangakn kebutuhan
setiap konsumen.

b. Asumsi dan batasan


Asumsi dan batasan diperlukan agar
pengembangan teknis dari produk lebih terarah.
Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam
menyatakan asumsi dan batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan,
kapasitas, dan batasan operasional manufaktur.
b) Pelayanan, Pelayanan pelanggan dan
pendapatan pelayanan sangat menentukan
keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan
perlu menyatakan sasaran strategis untuk
tingkat-tingkat kualitas pelayanan.
c) Lingkungan, Sasarannya adalah bahwa seluruh
komponen akan dimanufaktur kembali atau
didaur ulang atau keduanya Sehingga
seharusnya tidak ada komponen yang dibuang
pelanggan.
c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek
pendahuluan lain.
5. Merefleksikan hasil dengan proses
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses
strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa
pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan
proses.
C. Pendekatan Perencanaan produksi Pada SAP ERP
ERP SAP merupakan sebuah aplikasi atau sistem
informasi perencanaan bisnis yang dirancang untuk
bersaing dan menang di pasar global. Aplikasi SAP ERP

134 Enterprise Resources Planning


mendukung fungsi penting dari proses bisnis Anda dan
operasi efisien dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
dari industri Anda. SAP ERP, sebuah aplikasi disertakan
dalam perangkat lunak SAP Business Suite, memberikan
solusi yang dibagi kedalam :
1. SAP ERP Financials
2. SAP ERP Human Capital Management
3. SAP ERP Operasi
Untuk saat ini, SAP menawarkan SAP enhacement
package yang didesain untuk meningkatkan dan
memperluas manfaat aplikasi ERP-SAP tanpa baiaya
upgrade besar sebagai contoh, anda dapat
memanfaatkan SAP master data pemerintahan
disampaikan melalui paket perangkat tambahan SAP
untuk membantu mengatur master data keuangan
yang digunakan dalam konsolidasi operasional dan
bagan akun. Informasi terbaru didapat secara
interaktif pada SAP ERP komunitas.

Untuk saat ini, SAP menawarkan SAP enhacement


package yang didesain untuk meningkatkan dan
memperluas manfaat aplikasi ERP-SAP tanpa biaya
upgrade besar. Sebagai contoh, Anda dapat
memanfaatkan SAP Master Data Pemerintahan -
disampaikan melalui paket perangkat tambahan SAP -
untuk membantu mengatur master data keuangan yang
digunakan dalam konsolidasi operasional dan bagan
akun. Informasi terbaru dapat didapat secara interaktif
pada SAP ERP Komunitas.
Dengan dukungan penuh untuk stategi manufaktur
untuk bisnis didalam proses diskrit dan industri produk
konsumen, mySAP ERP membantu perusahaan
mengatasi berbagai kegiatan manufaktur, dari
perencanaan ke eksekusi dan analisa, dalam satu,
ujung ke ujung sistem. Melalui mySAP ERP,
perusahaan dapat berbagi informasi manufaktur di
perusahaan dan pengadaan jaringan melalui proses
kordinasi produksi dan meningkatkan kerja sama.
Berikut siklus proses produksi :
1. Order Creation

Enterprise Resources Planning 135


Pembuatan detail dari pemesanan yang dilakukan
seperti vendornya dari mana atau tempat pembuatan
produknya.
2. Machine Occupancy
Unit perencanaan menyiapkan mesin termasuk
pendataan kemampuan mesn dalam proses
produksi.
3. Order Release
Melakukan detailing untuk produksi seperti nama
material, jumlah material yang dibutuhkan dan harga
per pieces nya dll
4. Order Printing
Memberikan respon berupa informasi atau progras
pengemplementasian dari rencana yang telah dibuat
5. Material Staging
Pengecekan materialyang akan digunakan dalam
pembuatan produk
6. Order Execution
Pengeksekusian order mulai dari proses pembuatan
produk sampai pelepasan produk jadi hingga
penerimaan produk
7. Confirmations
Melakukan konfirmasi apabila prodksi telah selesai
dan mengkorfirmasi jumlah barang yang berhasil
dibuat atau yang gagal
8. Goods Receipt
Melakukan pengecekan kembali terhadap stock finish
goo dan revenue terhadap material.

Proses Perencanaan Produksi


Beberapa model peramalan dan strategi dapat
membantu Anda dalam membuat pilihan terbaik. Model
memilih melalui system kecerdasan buatan sampai
mySAP ERP melanjutkan pengecekan validasi dari
model. Maka dari itu jadwal produksi dan pengadaan
berperan penting dalam menyelesaikan komponen
produk dan material yang ada.
Berikut adalah proses dari perencanaan produksi :
1) Peramalan Penjualan

136 Enterprise Resources Planning


Peramalan penjualan adalah proses pengembangan
prediksi untuk permintaan di masa mendatang untuk
produk-produk perusahaan.
2) Sales & Operation Planning (SOP)
Perencanaan operasi dan penjualan adalah proses
penetuan apakah perusahaan akan menghasilkan
atau tidak.
3) Manajemen Permintaan
Manajemen permintaan adalah proses penghentian
perencanaan produksi ke waktu yang lebih baik,
seperti tiap pecan atau produksi per hari.
4) Perincian Jadwal
Perincian jadwal yakni menggunakan rencana
permintaan produksi manajemen sebagai masukan
untuk jadwal produksi.
5) Master Production Scheduling
Langkah opsional untuk perencanaan sumber daya
yang penting.
6) Material Requirement Planning (MRP)
MRP menentukan jumlah dan waktu pesanan bahan
baku. Output : Perencanaan pemesanan atau
permintaan pembelian.
7) Eksekus Manufaktur
 Penciptaan dan melepas pesanan yang telah di
produksi
 Masalah komponen barang
 Konfirmasi produk
 Penerimaan dari barang jadi

Rangkuman
1. Produksi mengandung dua hal pokok, yaitu :
a. Menciptakan nilai guna
Misalnya, membangun rumah, membuat pakaian,
membuat tas, membuat sepeda dan lainnya.
b. Menambah nilai guna

Enterprise Resources Planning 137


Misalnya, memperaiki televisi, mempembaiki sepatu,
memperbaiki atau memodifikasi motor/ mobil dan
lainnya.
2. Tujuan Dan Fungsi Rencana Produksi
a. Tujuan rencana produksi
 Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba
 Memaksimalkan layanan nasabah
 Meminimalkan investasi inventaris
 Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
 Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga
kerja
 Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan
perlengkapan
b. Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi
adalah:
 Menjamin rencana penjualan dan rencana
produksi konsisten terhadap rencana strategis
perusahaan
 Sebagai alat ukur performansi proses
perencanaan produksi
 Menjamin kemampuan produksi konsisten
terhadap rencana produksi
 Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana
produksi dan membuat penyesuaian.
 Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai
target produksi dan rencana startegis
 Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan
Jadwal induik Produksi.
3. SAP ERP, sebuah aplikasi disertakan dalam perangkat
lunak SAP Business Suite, memberikan solusi yang
dibagi kedalam : SAP ERP Financials, SAP ERP Human
Capital Management, SAP ERP Operasi.

138 Enterprise Resources Planning


Soal Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud produksi ?


2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ?
3. Sebutkan 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan
laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha
pengembangan produk?
4. Sebutkan 4 langkah atau teknik untuk proses
perencanaan dan kontrol sebuah produksi ?
5. Apa yang dimaksud dengan SAP ERP ?

Enterprise Resources Planning 139


PROSES AKUNTANSI KEUANGAN

Sub Pokok Bahasan


Aktifitas Akuntansi
Pemakaian ERP Untuk Informasi Akuntansi
Permasalahan Pad0a Sistem Informasi Akuntansi
Yang Tidak Terintegrasi
Laporan Keuangan Pada Sistem ERP
Trend Pada Laporan Keuangan – XBRL

Uraian Materi
A. Aktifitas Akuntansi
Definisi Akuntansi berasal dari kata Accountancy/
Accounting/ Constituency yang diserap kedalam bahasa
Indonesia. Akuntansi berarti sebuah aktivitas atau proses
dalam mengidentifikasi, mencatat, mengklasifikasi,
mengolah, dan menyajikan data yang berhubungan dengan
keuangan atau transaksi agar mudah dimengerti dalam
mengambil keputusan yang tepat.

Fungsi Akuntansi
Akuntansi bisa dianggap sebagai bahasa perusahaan
dalam memberikan informasi berupa data-data keuangan
yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Setiap
perusahaan membutuhkan dua macam informasi tentang
perusahaannya, yaitu tentang nilai perusahaan dan
informasi mengenai laba/rugi perusahaan. Dengan
akuntansi, Anda dapat mengetahui jumlah modal yang
dimiliki perusahaan dan perkembangan perusahaan pada
periode tertentu. Proses akuntansi juga bisa menjadi dasar
perhitungan pajak dan untuk menentukan kebijakan
manajemen perusahaan. Dengan proses akuntansi, Anda
juga dapat menjelaskan kepada pihak ketiga seperti Bank
atau investor mengenai kondisi perusahaan dengan tepat
ketika suatu waktu Anda memerlukan kredit usaha.

Aktivitas Utama dalam Akuntansi


Akuntansi memiliki tiga aktivitas utama didalamnya, antara
lain:

140 Enterprise Resources Planning


1. Aktivitas Identifikasi
Aktivitas untuk mengidentifikasikan transaksi-
transaksi ataupun arus keuangan yang terjadi dalam
perusahaan. Identifikasi ini penting untuk bisa
menghasilkan data yang komprehensif.
2. Aktivitas Pencatatan
Setelah transaksi-transaksi diidentifikasikan
kemudian transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam
bentuk laporan keuangan.
3. Aktivitas Komunikasi
Setelah transaksi-transaksi diidentifikasi dan dicatat
langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan
hasil catatan tadi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan laporan informasi komunikasi, baik
dari pihak internal ataupun eksternal perusahaan.

Jenis-Jenis Akuntansi
Setelah mengetahui definisi, fungsi, dan aktivitas
akuntansi, sekarang kita akan membahas jenis-jenis
akuntansi yang ada. Sama seperti bidang manajemen,
akuntansi juga memiliki berbagai spesialisasinya, antara
lain.
1. Akuntansi Keuangan
Bidang akuntansi yang secara khusus mempelajari
tentang transaksi-transaksi keuangan seperti utang
(kewajiban), modal (ekuitas), ataupun perubahan
aset perusahaan.
2. Akuntansi Manajemen
Bidang akuntansi yang memberikan data real kepada
pihak internal perusahaan (manajemen) untuk
kebijakan perusahaan selanjutnya.
3. Akuntansi Biaya
Bidang akuntansi yang bertujuan untuk efisensi biaya
produksi ataupun biaya-biaya yang lain.
4. Akuntansi Pajak
Bidang akuntansi yang bertujuan untuk mengurusi
perpajakan. Dalam hal ini untuk meminimalisasi pajak
yang harus dibayarkan perusahaan tanpa menyalahi
aturan yang berlaku.
5. Akuntansi Pemeriksaan

Enterprise Resources Planning 141


Bidang akuntansi berupa pemeriksaan atas laporan
pencatatan akuntansi atau laporan keuangan yang
dilakukan oleh akuntan independen tanpa adanya
tekanan dari pihak manapun. Akuntansi pemeriksaan
ini biasa disebut dengan audit, dan orang yang
mengaudit disebut auditor.
6. Akuntansi Anggaran
Bidang akuntansi ini mempelajari penyusunan budget
atau pengeluaran dari sebuah perusahaan kemudian
dibandingkan dengan pengeluaran yang aktual.
7. Akuntansi Pemerintahan
Bidang akuntansi yang mempelajari tentang
penyajian data laporan keuangan atau financial
statement yang dilakukan oleh lembaga
pemerintahan, baik lembaga daerah atau pusat.
8. Akuntansi Pendidikan
Bidang akuntansi yang output-nya diarahkan khusus
dibidang pendidikan, misalkan untuk menjadi
pengajar akuntansi, peneliti, atau pekerjaan lain yang
berhubungan dengan edukasi akuntansi.
9. Sistem Akuntansi
Bidang akuntansi ini berhubungan dengan proses
pembuatan prosedur akuntansi atau alat-alat
pendukungnya, serta diikuti oleh penentuan langkah-
langkah yang akan diambil kedepannya.
10. Akuntansi Internasional
Bidang akuntansi yang mempelajari masalah-
masalah Internasional seperti pedagangan
Internasional yang umum terjadi di perusahaan
multinasional atau Internasional.

beberapa penjelasan mengenai akuntansi,


pentingnya akuntansi, terutama dalam menjalankan
sebuah bisnis. Melalui proses akuntansi, dapat lebih
mudah dalam membuat strategi bisnis dengan melihat
laporan keuangan perusahaan. Jurnal merupakan
software akuntansi online yang siap membantu Anda
dalam proses akuntansi, mulai dari pencatatan transaksi
keuangan hingga menjadi sebuah laporan keuangan

142 Enterprise Resources Planning


bisnis. Dengan Jurnal, Anda juga dapat mengelola dan
memonitor keuangan bisnis di mana pun dan kapan pun.

Peran Sistem Informasi akuntansi


Dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk memenuhi
fungsi pentingya diantaranya :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh
perusahaan, sumber daya yang dipengaruhi oleh
aktivitas-aktivitas tersebut dan para pelaku yang
terlibat dalam aktivitas tersebut, agar para
manajemen, para pegawai, dan pihak luar yang
berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-
hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi, ini merupakan
fungsi vital dari SIA ketika data menjadi informasi,
maka inforamsi tersebut akan sangat bermanfaat
baik bagi pihak internal maupun ekternal
perusahaan.
3. Fungsi ketiga dari SIA adalah tersedianya
pengendalian. Sebagaimana kita tahu bahwa dalam
ranah organisasi yang lingkupnya bersar seperti
perusahaan, terjadinya fraud atau kecurangan
bukanlah hal yang langkah. Denga adanya SIA,
perusahaan akan mampu untuk menjafa aset-aset
organisasi, termasuk data organisasi, untuk
memastikan bahwa data tersebut tersedia saat
dibutuhkan, akurat dan andal.

A. Peran Akuntan Dalam sistem Informasi


Akuntan memiliki banyak peran penting dalam
sebuah Sistem Informasi Akuntansi. Berbagai macam
peran yang dapat dikerjakan seorang akuntan. Peran
akuntan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Akuntan Sebagai Pengguna
Akuntan dan Manajer dapat dikatakan sebagai
pengguna sistem informasi akuntansi karena mereka
menggunakan sistem informasi untuk mengolah
pemrosesan transksi pada semua siklus transaksi

Enterprise Resources Planning 143


keuangan perusahaan (membukukan transaksi dan
memyusun laporan). Sebagai pengguna akuntan
harus bisa memastikan bahwa sistem baru harus
berisi ciri-ciri (features) yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas/fungsi/ pekerjaan dalam
organisasi. Peran akuntan harus memberikan
gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka
kepada para profesional/ spesialis sistem yang
merancang sistem mereka.
IFAC menekankan pula bahwa para pengguna perlu
memahami arsitekstur suatu sistem informasi seperti
perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan metode pengorganisasian data serta
harus mampu menggunakan paket pengolahan data,
lembar kerja, basis data, dan akuntansi.
2. Akuntan Sebagai Designer
Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam
perancangan suatu sistem informasi adalah dengan
melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan
sebagai harus dilibatkan dalam perancangan sistem
karena akuntan mempunyai pengetahuan mengenai
prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan,
teknik-teknik sistem informasi, dan metode
pengembangan sistem, upaya perancangan sistem
merupakan kolaborasi antara akuntan dengan
profesional/spesialis sistem. Akuntan bertanggung
jawab untuk sistem konseptualnya sedangkan
professional/spesialis sistem bertanggung jawab
untuk sistem fisiknya seperti pembuatan program
baik itu dalam tampilan program maupun laporan
yang dihasilkannya.
3. Akuntan Sebagai Auditor
Output/hasil akhir dari sistem informasi akuntansi
adalah berupa informasi laporan keuangan. Informasi
dari laporan keuangan yang dihasilkan Sistem
Informasi Akuntansi harus sesuai dengan kualitas
suatu informasi. Salah satunya adalah ketersediaan
bukti fisik/data dalam sistem informasi akuntansi
tersebut dalam menghasilkan laporan keuangan.

144 Enterprise Resources Planning


Untuk melakukan pemeriksaan terhadap informasi
yang di sajikan laporan keuangan dibutuhkan
seorang auditor. Baik auditor internal maupun auditor
eksternal/publik accountant melakukan pengauditan
SIA untuk menyediakan kepastian (assurance)
mengenai informasi yang terkandung pada laporan
keuangan tersebut. Akuntan sebagai auditor harus
menguji program yang sedang berjalan menilai
efisiensi dan efektivitas sistem dan berpartisipasi
dalam proses pengembangannya
Agar tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik,
auditor harus memiliki pengetahuan teknik
pengembangan sistem, pengendalian dan teknologi
informasi yang digunakan serta perancangan dan
pengoperasian SIA tersebut.

B. Pemakaian ERP Untuk Informasi Akuntansi


Peran teknologi informasi dalam membantu proses
akuntansi dalam perusahaan/organisasi telah lama
berlangsung. Alasan utama penggunaan IT dalam
akuntansi ialah efisiensi, penghematan waktu dan biaya.
Alasan lain termasuk peningkatan efektifitas, mencapai
hasil/output laporan keuangan dengan benar. Alasan
lainnya yaitu ditambah dengan perlindungan atas aset
perusahaan. Jika menggunakan ilustrasi piramida
organisasi, tugas akuntansi akan berada pada level
paling bawah yaitu level operasional dan transaksional.
Level ini punya ciri khas yaitu teknis, repetitive,
prosedural, standar dan juga dapat membuat bosan.
Contohnya, akuntansi yang menangani transaksi
pembelian, penjualan, pengiriman barang, pembayaran
transaksi, penerimaan hasil penjualan, penyusunan
laporan. Ciri khas ini yang menjadi alasan utama
mengapa teknologi informasi sangat berkaitan erat
dengan akuntansi. Bahkan, kisah hubungan ini telah
terjadi jauh-jauh hari pada saat komputer masih
berbadan besar dan boros tenaga (mainframe).
Peran TI dalam akuntansi masih penting bahkan
makin semakin penting Kemajuan pesat TI sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan aplikasi ilmu

Enterprise Resources Planning 145


akuntansi. Munculnya istilah enterprise systems, e-
business, business intelligence, conforming to assurance
and compliance standards, IT governance, business
continuity management, privacy management, business
process improvement, mobile and remote computing,
XBRL, dan knowledge management menunjukkan
bahwa dunia akuntansi akan semakin kompleks, tidak
hanya berkutat pada jurnal dan penyusunan laporan
keuangan saja. Ini membuat dunia akuntansi lebih
menarik! Peran akuntan dapat meliputi tiga bidang:
perancang, pengguna dan pemeriksa (auditor). Dalam
ketiga peran ini, TI akan sangat berperan dalam
kesuksesan kerja akuntan. pengetahuan tentang TI
bukan segalanya dalam konteks ilmu sistem informasi
akuntansi. Diperlukan pemahaman lainnnya seperti
database, pelaporan yang baik, pengendalian, business
operation, pemrosesan transaksi, pengambilan
keputusan manajemen, pengembangan dan penggunaan
sistem, komunikasi, dan pemahaman prinsip akuntansi
dan audit.
Informasi akuntansi yang berhubungan dengan data
keuangan dari suatu perusahaan merupakan bagian dari
informasi penting yang diperlukan oleh manajemen. Agar
data keuangan yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak
manajemen maupun pihak luar perusahaan, maka data
tersebut perlu disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai.
Diperlukan suatu sistem yang mengatur arus dan
pengolahan data akuntansi dalam perusahaan untuk
dapat menghasilkan informasi yang sesuai dan dalam
bentuk yang sesuai juga (Sutabri, 2004). Sistem
informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila
ditunjang dengan sistem yang baik pula, salah satunya
adalah system Enterprise Resource Planning (ERP).
Sistem ERP merupakan alat pendukung keputusan yang
memberikan pihak manajemen informasi secara real-tim
sehingga memungkinkan adanya keputusan secara tepat
waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja serta
mencapai keunggulan bersaing. Pemrosesan analitis
secara online meliputi pendukung keputusan,
pemodelan,penarikan informasi, analisis/ laporan

146 Enterprise Resources Planning


khusus, dan analisis bagaimana jika (what-if) (Hall,
2012). Selain menjadi alat pendukung keputusan bagi
pihak menajer dengan memberikan kualitas output yang
dibutuhkan, ERP juga mampu untuk meningkatkan
pengendalian internal dari sistem informasi akuntansi
yang telah terintegrasi dengan sistem ERP (Alzoubi,
2011). integrasi sistem informasi akuntansi dengan
sistem Enterprise Resources Planning (ERP)
meningkatkan relevansi dari informasi akuntansi dan
mengurangi tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh
pembuat keputusan.
Karakteristik informasi yang berupa Relevan, Andal,
Lengkap, Tepat Waktu, Dapat Dipahami dan Dapat
Diverifikasi, secara ideal dihasilkan oleh suatu
pengembangan dan implementasi Sistem Informasi
Akuntansi yang terpadu yang menggabungkan secara
optimal komponen berupa sumber daya manusia,
prosedur, data, software dan infrastruktur menjadi lima
siklus transaksi yaitu Revenue Cycle, Siklus pendapatan
yang mencakup kegiatan penjualan dan penerimaan
kas, Expenditure Cycle, siklus pengeluaran yang
mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran/
pengeluaran kas, Payroll & Human Resouces Cycles,
meliputi proses pengembangan potensi sumber daya
manusia, Production Cycle siklus proses produksi dan
biaya produksi, Financial Cycle, siklus kegiatan
akuntansi dan keuangan merupakan fondasi dasar
perusahaan dalam pengembangan bisnisnya. Penerapan
model Enterprise Resource Planning yang merupakan
model sistem informasi akuntansi terpadu berbasis
komputer yang dikembangkan oleh Gartner Group dan
diaplikasikan oleh banyak perusahaan. (Hall, 2012)
adalah salah satu model yang mendukung dalam
pengembangan value Chain SIA pada bisnis. Kerangka
hubungan antar siklus dari sistem informasi akuntansi
terintegrasi dengan pola yang mengambil pada model
ERP adalah dalam bagan berikut :
Pola hubungan bagan tersebut diatas
adalah hubungan dengan menggunakan Diagram
Resource Event and Agent (REA) dengan pola dualitas

Enterprise Resources Planning 147


ekonomi yaitu terjadinya proses Take and Give dari dua
pelaku (Agent) baik secara intern dalam perusahaan
maupun dengan pihak ekstern. Pola hubungan dengan
asumsi menggunakan konfigurasi networking online
untuk komunikasi data berbagai pihak yang terlibat akan
memberikan proses kecepatan yang optimal sehingga
luas organisasi perusahaan dapat tertanggulangi
melalui networking online demikian pula jangkauan
wilayah geografis antar siklus ataupun antar departemen
dalam organisasi dapat terpecahkan. Hubungan
komunikasi data dengan pihak ekstern termasuk dengan
pemasok dan pelanggan akan dengan cepat terjalin,
pertukaran data dapat dilakukan dengan cepat dan
dengan dukungan Software dan database serta
pengendalian yang baik akan menghasilkan keakuratan
data yang baik. Penggunaan digitalisasi dari Formulir
dalam kegiatan transaksional dengan penggunaan
sistem pengendalian berupa validasi input data dan User
Account (Id) memberikan efisiensi waktu dan biaya
dalam proses pengolahan data transaksi, lalu lintas data
transaksi bergerak dengan cepat dan efisien membuat
proses pengambilan keputusan yang cepat dan akurat.
Proses manipulasi data dilakukan dengan cepat oleh
dukungan Software yang mempunyai arsitektur effisien
dan struktur pengendalian program yang baik serta
dukungan pengendalian intern dari sistem informasi
akuntansi lainnya, termasuk prosedur internal audit yang
dilakukan optimal akan menghasilkan arus informasi
yang mendukung berbagai kebijakan dan strategi
perusahaan dalam memenangkan persaingan globalnya.

C. Permasalahan Pada Sistem Informasi Akuntansi


Yang Tidak Terintegrasi
Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu
jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan
dalam menangani kegiatan operasional sehari-hari untuk
menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta
informasi lainnya mengenai proses bisnis perusahaan
yang diperlukan oleh manajemen dan pihak-pihak terkait
lainnya sehubungan dengan pengambilan keputusan dan

148 Enterprise Resources Planning


kebijakan-kebijakan lainnya. Pembelian merupakan
salah satu fungsi penting untuk kelancaran operasional
perusahaan, di mana perusahaan akan mendapatkan
pasokan barang dari pemasok untuk pengadaan atau
penyediaan barang agar permintaan pelanggan dapat
dipenuhi dengan baik. Pembelian dibagi menjadi dua,
yaitu pembelian tunai yang terkait dengan pengeluaran
kas dan pembelian kredit yang terkait dengan utang
usaha.
Kesalahan-kesalahan dalam melakukan pembelian
barang dagang akan berpengaruh buruk pada
perusahaan tanpa adanya perencanaan dan
pengendalian yang tepat dalam melakukan pembelian
memungkinkan terjadinya pembelian yang terlalu sedikit
atau mungkin terlalu banyak, harga beli yang terlalu
tinggi yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan.
Untuk itu, pengendalian atas pembelian dan persediaan
akan sangat membantu perusahaan mencegah
terjadinya kesalahan dalam penanganan.

Tujuan dari sistem akuntansi adalah untuk


memperbaiki pengendalian intern dan untuk
memperbaiki informasi yang lebih baik, disamping untuk
mengurangi biaya tata usaha atau biaya administrasi,
dan untuk menentukan pelaksanaan proses produksi
agar lebih mudah menjalankan perencanaan dan
mencegah pelaksanaan operasional perusahaan yang
kurang sehat. Sistem akuntansi juga merupakan alat
control perusahaan dalam menyelamatkan harta
kekayaan perusahaan.
Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini ialah
sistem pengendalian internal yang kurang baik dalam
prosedur pembelian dan pengelolaan persediaan di
mana tidak terdapat dokumen pendukung yang kuat atas
transaksi yang terjadi dan tidak terjadi pemisahan fungsi
pembelian dan penerimaan sehingga mengakibatkan
terjadi ketidaksesuaian pencatatan persediaan dengan
bukti fisik persediaan yang ada. Oleh karena itu perlu
mengusulkan solusi berupa prosedur baru yang

Enterprise Resources Planning 149


memenuhi seluruh kriteria pengendalian internal yang
baik pada perusahaan.
Analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi
pembelian dan persediaan dilakukan dengan pendekatan
OOAD ( Objek Orientied Analysis and Design) Analisis
dilakukan dengan pengamatan proses bisnis dan
pengumpulan data perusahaan dan mengusulkan solusi
untuk mengatasi permasalahan. Dalam perancangan
dibuat suatu alur kerja terkomputerisasi yang telah
melalui proses perancangan komponen model,
komponen fungsi dan database serta komponen user
interface. Penerapan sistem baru yang diusulkan
memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja
perusahaan serta memenuhi unsur sistem pengendalian
internal yang baik pada perusahaan sehingga berbagai
kesalahan dan masalah yang sebelumnya sering terjadi
dapat diatasi. Selain itu sistem informasi 5 akuntansi
yang dirancang berfungsi memberikan informasi
keuangan (laporan) dan akuntansi (Jurnal) yang
dibutuhkan pihak manajemen untuk melakukan evaluasi
kinerja perusahaan dan membuat kebijakan serta
menyusun strategi untuk pengembangan perusahaan.
Contoh lain dalam kegiatan pembelian untuk
persediaan spare part, biasanya dilakuka secara tunai
dan kredit. Tetapi untuk pembelian tunai jarang sekali
dilakukan oleh perusahaan, dan sebagian besar
pembelian dilakukan secara kredit. Terkait dengan
kegiatan pembeliannya, perusaahan harusnya dapat
menghindari faktor-faktor penghambat dalam proses
pembelian dan utang usaha perusahaan, seperti
misalnya penelusuran informasi atas karyawan yang
melakukan transaksi pembelian dan utang usaha,
sulitnya penelusuran informasi mengenai retur pembelian
yang dilakukan, kesulitan untuk melihat tanggal jatuh
tempo utang, tidak adanya evaluasi terhadap kinerja
pemasok, dan fungsi akuntansi yang tidak indepanden.
Tidak adanya evaluasi terhadap kinerja pemasok
yang berpengaruh terhadap kegiatan pembelian
perusahaan, terutama untuk menilai ketepatan waktu
pengiriman barang, dan kualitas barang yang dibeli.

150 Enterprise Resources Planning


Fungsi akuntansi dan fungsi keuangan masih menyatu,
hal ini terkait dengan pengendalian internal yaitu
segregation of duties yang merupakan penetapan
tanggung jawab untuk mengotorisasi transaksi,
melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan menjaga
aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda.
Usulan pemecahan,
berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam
kegiatan pembelian dan utang usaha perusahaan berikut
diberikan beberapa usulan perbaikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut, yaitu merancang sistem dan
dokumen untuk transaksi pembelian dan utang usaha
perusahaan dengan mencantumkan identitas untuk
setiap karyawan yang melakukan transaksi tersebut.
Merancang sistem dan dokumen untuk transaksi retur
pembelian yang dilakukan. Merancang sistem yang
dapat menampilkan daftar jatuh tempo utang setiap
bulannya. Merancang sistem
yang menyediakan laporan mengenai kinerja pemasok.
Fungsi akuntansi harus independen dari fungsi
keuangan.

D. Laporan Keuangan Pada Sistem ERP


Sebagai sistem informasi keuangan, akuntansi keuangan
adalah suatu proses yang terdiri dari tiga aktivitas, yaitu
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan
kejadian ekonomis dari suatu organisasi (bisnis dan
nonbisnis) kepada pengguna informasi yang
berkepentingan. Produk akhir dari ketiga aktivitas
tersebut adalah laporan keuangan (financial reporting)
yang merupakan alat utama dimana informasi keuangan
dikomunikasikan kepada piha-pihak diluar perusahaan.
Laporan keuangan menurut (IAI, 2004) laporan
keuangan suatu perusahaan yang lengkap pada
umumnya terdiri dari nereca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalam
berbagai cara, misalnya sebagai laporan aru kas, atau
laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta
materi penjelasan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan. Disamping itu,

Enterprise Resources Planning 151


terdapat jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan keuangan segmen industri dan geografi
serta perubahan harga.
Defenisi lain dari laporan keuangan merupakan hasil
dari pemrosesan data akuntansi yang disajikan dalam
empat laporan yaitu:
1. Neraca yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada akhir periode
2. Laporan laba rugi yang mengukur keberhasilan
operasional perusahaan selama periode waktu
tertentu.
3. Laporan arus-kas melaporkan semua arus kas
masuk dan arus kas keluar atau sumber dan
penggunaan kas sema satu periode
4. Laporan ekuitas pemegang saham dan total ekuitas
pemegang saham selama tahun berjalan.

Tujuan dan manfaat laporan keuangan


pada standar akuntansi keuangan (IAI, 2004) tentang
kerangka dasar penyusuan dan penyajian laporan
keuangan, tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi, kinerja
dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan bersama sebagian
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Hal ini disebabkan karena, secara umum laporan
keuangan menggambarkan pengaruh keuangan sebagai
akibat dari kejadian masa lalu. Namun demikian, tidak
ada kewajiban untuk menyediakan informasi non
keuangan sehingga tidak semua kebutuhan informasi
tersedia pada laporan keuangan.
(Belkaoui & Riahi, 2000) mengklasifikasikan tujuan
laporan keuangan kedalam tiga bentuk yaitu :
1. Tujuan utama (particular objektives)
2. Tujuan umum (general objektives)
3. Tujuan kualitatif (qualitative objektive)

152 Enterprise Resources Planning


Ketiga tujuan laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Tujuan utama (particular objektives) : menyajikan
secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi,
dan perubahan-perubahan dalam posisi keuangan
2. Tujuan umum (general objektives) menyediakan
informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber
daya perusahaan, kewajiban perusahaan dan
perubahaan dalam sumber daya bersih yang
dihasilkan dari aktifitas perusahaan yang
menguntungkan menyediakan informasi lain yang
dibutuhkan mengenai perubahaan dalam sumber
daya ekonomi dan kewajiban, serta mengungkapan
informasi lain yang relevan bagi kebutuhan pengguna
laporan.
3. Tujuan kualitatif (qualitative objektive)
mengkomunikasikan informasi keuangan yang
relevan, dapat dipahami, dapat dibuktikan, netral,
tepat waktu, dapat dibandingkan, dan lengkap.

Tujuan dari laporan keuangan bahwa yang termasuk


pelaporan keuangan tidak hanya mengkomunikasikan
laporan keuangan tetapi juga mengkomunikasikan
informasi yang berhubungan baik secara langsung
maupun tidak langsung, dengan informasi yang
disediakan oleh sistem akuntansi yaitu informasi tentang
sumber daya perusahan, hutang perusahaan, laba
perusahaan, dll. Contohnya surat pimpinan ata jadwal
tambahan dalam laporan tahunan, prospetus, laporan-
laporan yang diarsipkan oleh agen pemerintah,
pengumuman berita, ramalan manajemen, dan deskripsi
tentang pengaruh sosial lingkungan perusahaan.
Sedangkan menurut Mas’us Machfoed (1993) tujuan dari
laporan keuangan adalah pada dasarnya akuntansi
keuanganan dan penyusunan akuntansi keuangan
adalah untuk menyediakan informasi keuangan suatu
bada usaha yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

Enterprise Resources Planning 153


Tujuan penyusunan laporan keuangan tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Memberikan informasi yang dapat dipercaya
mengenai posisi keuangan perusahaan, yang terdiri
dari harta, utang, dan modal.
2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya
mengenai perubahan harta bersih (harta dikurangi
utang) perusahaan yang terjadi karena kegiatan
usaha perusahaan dalam rangka mendapatkan
labaa.
3. Memberikan informasi keuangan yang berguna bagi
para pemakai laporan keuangan didalam menaksir
kemamapuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
4. Memberikan informasi keuangan mengenai
perubahan dalam harta dan utang suatu perusahaan,
misalnya informasi mengenai sumber dan
penggunaan dana.
5. Memberikan informasi keuangan yang berguna bagi
para pemakai laporan keuangan didalam menaksir
kemampuan perusahaan untuk tetap hidup (survive),
menyesuaikan diri, berprestasi baik didalam berbagai
perubahan kondisi ekonomi.
6. Memberikan pengungkapan mengenai informasi-
informasi lain yang berkaitan dengan informasi
keuangan dan laporan keuangan yang relecan bagi
para pemakai laporan keuangan, misalnya informasi
mengenai kebijaksanaan akuntansi yang diatur
perusahaan, seperti penentuan metode depresiasi
dan penilaian persediaan.
Suatu laporan keuangan dapat bermandaat bagi
yang membutuhkannya hal ini disebabkan laporan
keuangan dapat memberikan gambaran tentang posisi
menganalisis laporan keuangan tersebut.

Komponen- komponen laporan keuangan


Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2002)
komponen-komponen laporan keuangan terdiri dari :
1. Neraca
2. Laporan laba-rugi
3. Laporan arus-kas

154 Enterprise Resources Planning


4. Laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham
5. Catatan atas laporan keuangan

Komponen-komponen laporan keuangan diatas dapt


dijelaskan sebagai berikut:
1. Neraca, menyediakan informasi mengenai nilai dan
jenis investasi perusahaan, kewajiban perusahaan
kepada kreditor, dan ekuitas pemilik. Neraca dapat
digunakan sebagai dasar untuk menghitung tingkat
hasil pengembalian, mengevaluasi struktur modal
perusahaan dan memperhitungkan likuiditas dan
fleksibilitas keuangan perusahaan.
2. Laporan laba rugi, laporan laba-rugi digunakan oleh
komunitas bisnis dan investasi untuk menentukan
profibilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau
kemampuan perusahaan melunasi pinjaman serta
menyediakan informasi untuk meramalkan aliran kas
di masa yang akan datang.
3. Laporan perubahaan ekuitas, meyajikan informasi
yang dapt membantu dan memperhitungkan prestasi
secara keseluruhan dengan menyediakan informasi
tambahan mengenai naik atau turunnya aktivitas
bersih dalam periode yang bersangkutan.
4. Laporan arus kas, tujuan utama laporan arus kas
adalah menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimandan pembayaran kas sebuah
perusahaan selama suatu periode.
5. Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
perusahaan. Penulisan catatan ini dimaksudkan
untuk memberikan penekanan dan penjelasan
terhadap komponen-komponen laporan keuangan.
Informasi yang disajikan berhubungan dengan
komponen laporan keuangan tertentu yang dapat
dijelaskan secaran kualitatif dan terkadang ditambah
dengan data kuantitatif yang dapat membantu
memberikan penjelasan yang lebih mendalam atas
laporan keuangan.

Enterprise Resources Planning 155


Pengguna laporan keuangan
Laporan keuangan menyediakan informasi bagi
berbagai kalangan pemakai, baik pihak internal maupun
eksternal. Menurut (IAI, 2004) tentang kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, pemakai
laporan keuangan meliputi investor sekarang dan inestor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini
meliputi :
1. Investor.
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menanam atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden.
2. Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili
mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan
profitabiltas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahan dalam memberikan balas jasa.
Manfaat pensiun, dan kesempatan kerja
3. Pemberi pinjaman.
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh
tempo.
4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya.
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakh jumlah yang terhutang akan
dibiayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha

156 Enterprise Resources Planning


berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang
waktu.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama
jika mereka terlihat dalam perjanjian jangka panjang
dengan perusahaan sehingga mereka tergantung
padanya.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lebaga yang berada dibawah
kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber
daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas
perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan bebijakan
pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat.
Perusahaan mempengarhui anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan
kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang akan dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat
dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend)
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan


Agar laporan keuangan berguna bagi pemakai, laporan
keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif. Menurut (IAI,
2004) terdapat empat karakteristik pokok yaitu :
1. Dapat dipahami (understandability)
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam
laporan keuangan adalah kemudahaanya untuk
segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud
ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis
akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan keuangan ketekunan yang wajar.
Namun demikian informasi kompleks yang

Enterprise Resources Planning 157


seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan
tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit
untuk dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan. (relevance)
Agar bermafaat, informasi harus relevan untuk
memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau
masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil
evaluasi mereka dimasa lalu.
3. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membangdingkan laporan
keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi
dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara
relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajiaan
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain
yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang
sama dan untuk persahaan yang
4. Dapat diandalkan (Reliability)
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal
(reliable). Informasi memiliki kualitas andal, jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur (faithful resentation)
daru yang seharusnya disajikan atau yang wajar
diharapkan dapat disajikan.

Peran implementasi sistem ERP terhadap evektifitas


pengendalian pelaporan keuangan
Sebuah sistem akuntansi keuangan yang baik adalah
sistem yang dapat menyediakan kendali atas seluruh
perusahaan dan integrasi informasi keuangan yang

158 Enterprise Resources Planning


sangat penting bagi para pengambil keputusan strategis .
seperti yang dinyatakan La Midzan (2003) yaitu struktur
pengendalian internal selalu harus bergandengan
dengan sistem informasi akuntansi yang dihasilkan oleh
sistem informasi akuntansi agar berguna bagi pemakai
(user) internal maupun eksternal untuk mengambil
keputusan, maka informasi tersebut harus mengandung
unsur terkendali.
Beberapa fitur penting pada modul akuntansi
keuangan yang disediakan sistem ERP guna menunjang
tujuan pengendalian internal pelaporan keuangan adalah
:
1. Penelusuran transaksi dari hulu ke hilir, dari laporan
hingga ke transaksi awal, dari perhitungan total
hingga ke rincian transaksi, dari permintaan transaksi
keuangan hingga eksekusi dan realisasi, setiap
aktivitas yang berdampak terhadap transaksi
keuangan dan akuntansi dapat ditelusuri aktivitas
yang terjadi pada bagian (inventory).
2. Integrasi, sentralisasi dan fleksibilitas atas
pengendalian keuangan perusahaan sehingga
aktivas pengendalian dapat dilakukan dengan
terpusat, meliputi banyak unit usaha, format laporan
keuangan yang sesuai dengan aturan pada berbagai
negara, dalam berbagai jenis bahasa dan mata uang
serta berbagai jenis pola pengelolan keuangan.
3. Kesesuaian dengan strandar akuntansi internasional.
Pada umumnya modul-modul keuangan dan
akuntansi telah dirangcang agar dapat dioperasikan
sesuai dengan strandar dan ketentuan akuntansi
internasional seperti GAAP dan IAS, dan hukum
standar akuntansi dibeberapa negara.
Pada sistem ERP terdapat modul keuangan yang
dapat menunjang dalam proses pengendalian internal
pada pelaporan keuangan, yaitu general ledger (GL),
account Receivable and account payable (AR/AP), asset
accounting, legal consolidation.

Enterprise Resources Planning 159


E. Trend Pada Laporan Keuangan – XBRL
XBRL merupakan singkatan dari extensible business
reporting language dan merupakan 'keluarga' dari bahasa
programming XML (eXtended Markup Language). XBRL
merupakan bahasa XML yang dibuat secara khusus untuk
kepentingan bisnis.Struktur XBRL mirip dengan bahasa
XML. Namun fungsi XBRL lebih baik dari pada XML karena
XBLR mampu menampung kebutuhan semantik
pelaporan keuangan yang melibatkan keterkaitan ganda
antara satu elemen dengan elemen lainnya dalam laporan
keuangan, serta memiliki fitur extensibilitas yang jauh lebih
baik dari pada XML. XBRL pada dasarnya merupakan
upaya untuk menambahkan suatu deskripsi terstandar
(tagging) pada informasi bisnis dan keuangan (termasuk
laporan keuangan). XBRL menerapkan konsep metadata
dan bersifat free standard, dikembangkan dan diawasi
pemanfaatannya oleh XBRL International Consortium
(http://xbrl.org), suatu lembaga nirlaba internasional. XBRL
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan
sistem pelaporan secara elektronik. Untuk mempermudah
pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan pemberian
barcode pada informasi atau data, sehingga akan
mempermudah user dalam membaca laporan,
mengelompokkan informasi, dan menganalisisnya secara
cepat.
XBRL seringkali dipahami secara kurang
tepat karena XBRL bukanlah suatu merk software atau
aplikasi yang akan menggantikan aplikasi atau sistem yang
sudah ada. XBRL bukanlah suatu standar akuntansi baru
dan penerapannyapun tidak memerlukan perubahan
standar akuntansi yang sudah diterapkan disuatu negara.
XBRL juga tidak akan merubah format pelaporan. XBRL
juga bukan chart of accounts dan juga buka alat translasi
chart of accounts. Extensible Bisnis Reporting Language
(XBRL) merupakan bahasa berbasis XML yang
menyediakan solusi yang efektif untuk persiapan,
presentasi dan pertukaran Standar Pelaporan Keuangan
Internasional. Extensible Bisnis Reporting Language
adalah kerangka kerja kolaboratif yang dikembangkan
untuk menciptakan standarisasi dan disesuaikan dengan

160 Enterprise Resources Planning


representasi digital dari laporan keuangan, pajakdan
laporan bisnis lainnya secara rinci dan ringkas dan data
ekstrak.

Perbedaan XBRL dengan Format Pelaporan Data Non-


Interaktif Biasa
XBRL sangat berbeda dengan file PDF yang selama ini
digunakan pada pelaporan keuangan. Laporan yang
dinyatakan dalam XBRL ini dioptimalkan untuk
konsumsikomputer (analisis data melalui software
komputer). Hal ini karena data laporan keuangan dalam
bentuk XBRL dapat dengan mudah ditransformasikan
kedalam berbagai software komputer. XBRL tidak
menghasilkan standar akuntansi tetapi mempromosikan
kegunaan standar itu sendiri. Organisasi dapat
memanfaatkan XBRL untuk mendefinisikan informasi
keuangan dan menghasilkan laporan keuangan dalam
berbagai format. Secara teknis, batang tubuh utama XBRL
adalah taksonomi XBRL. Sebuah taksonomi pelaporan
keuangan bertindak seperti kamus akun dengan hubungan
yang ditentukan antar mereka. Misalnya, dalam taksonomi
akuntansi, kas diklasifikasikan sebagai bagian dari aset
lancar, dan aktivasi lancer diklasifikasikan sebagai bagian
dari total aset.

Keuntungan XBRL
Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan
XBRL dapat menurunkan resiko perusahaan,
meningkatkan efisiensi perusahaan dan transparansi, dan
dapat terus memenuhi kepentingan pemegang saham dan
pasar, menurut (Gomaa, Markelevich, & Shaw, 2011)
manfaat dari XBRL adalah memudahkan untuk
menerapkan teknik analisis keuangan , seperti analisis
rasio guna membandingkan perusahaan atau kinerja.
Perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda
dalam proses yang jauh lebih mudah daripada dengan
laporan keuangan (non-interaktif) yang dihasilkan secara
tradisional Sedangkan menurut BAPEPAM-LK, secara
umum, manfaat XBRL adalah :

Enterprise Resources Planning 161


1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara
elektronik karenamengimplementasikan :
a. Format yang sudah terstandar, sehingga
menghasilkan informasi dan datayang
'comparable' dan mudah untuk dianalisis.
b. Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan
kesalahan input.
2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan
(termasuk laporan keuangan) karena XBRL dapat
diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF,
HTML, Excel,TXT, dll.
3. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial,
terutama bagi investorinternasional, karena XBRL
menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Investor luar negeri dimungkinkan melakukan analisis
mereka secara mandiri sertamelakukan
perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka
sendiri.
4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi
investor.

Beberapa manfaat potensial praktis mengadopsi XBRL


juga disampaikan oleh Cohen, Chiavina and Servais
(2005) yang meliputi :
1. Peningkatan pertukaran dalam dan antara
organisasi.
2. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
tugas-tugas pelaporan bisnis dan yang mendasari
proses.
3. Peningkatan kontrol lingkungan, mengurangi
manipulasi data (baik dalam arti tidak bersalah tetapi
tidak efektif dan dalam arti lebih jahat).
4. Memfasilitasi perpindahan ke paperless pelaporan
bisnis.
5. Membantu organisasi menyesuaikan diri dengan
metode expanding industry-acceptance.
6. Didukung oleh vendor perangkat lunak utama yang
memungkinkan fungsionalitas baru dan efisiensi.
7. Peningkatan pembandingan dan analisis pelaporan
informasi beberapa perusahaan bisnis.

162 Enterprise Resources Planning


Manfaat XBRL
Secara umum, manfaat XBRL adalah :
1. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan keuangan
secara elektronik karena fomatnya sudah terstandar
sehingga menghasilkan informasi dan data yang
comparable dan mudah dianalisis. Selain itu, validasi
datanya disajikan secara otomatis sehingga
meminimkan terjadinya kesalahan input.
2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan, karena
XBRL dapat diolahkembali ke format yang diinginkan
seperti PDF, HTML, Excel, TXT, dan lainsebagainya.
3. Memudahkan akses informasi keuangan terutama
untuk investor internasional,karena XBRL
menerapkan suatu standar identifikasi informasi.
Investor asingmemungkinan dapat melakukan
analisis secara mandiri dan melakukan perbandingan
dengan bahasa mereka sendiri.
4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis. Karena
XBRL menyajikaninformasi keuangan secara
transparan dan mudah, jadi hal ini memudahkan
penggunanya melakukan analisis serta mempercepat
pengambilan keputusan bisnis.

Penggunaan XBRL di Indonesia


Implementasi XBRL di suatu negara memerlukan
kerjasama antar lembaga. Hal ini dikarenakan XBRL
bukan hanya memerlukan dukungan teknologi, tapi lebih
dariitu adalah kesiapan standardisasi (taxonomy) dan
regulasi yang mengatur pengimplementasiannya.
Sebagai contoh adalah negara Hongkong yang
membangun preparatory working group (PWG) untuk
komunikasi data dan elektronik bisnis dan keuangan.
Grup ini bertugas untuk mengidentifikasi aplikasi.
Regulasi dan bisnis XBRL dalam pengimplementasian
XBRL untuk lingkungan pelaporan keuangan di
Hongkong.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa
pengembangan dan implementasi XBRL disuatu negara
seharusnya dilaksanakan dengan melakukan koordinasi

Enterprise Resources Planning 163


dari seluruh partisipan yang terkait dalam Business
Reporting Supply Chain
XBRL for G/L Today XBRL for financial XBRL for
journal entry statements regulatory fillings
reporting

Processes Bussinness Internal External Investment and


Operations Financial Financial . Landing
Reporting Reporting Analysis

XBRL for bussunness XBRL for audlt XBRL for


event reporting schedules credit fillings

Companies Financial Publishers Investors


Participans End data Aggregators

Trading Management Auditors Regulators


Partners Accountants

Software Vendors

Gambar 7.1
Business Reporting Supply Chain
(http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensible-
business-reporting-language.html)

Hasil dari pelaporan berbasis XBRL, secara otomatis


akan menghasilkan format laporan dalam bentuk Ms
Excel, HTML, PDF, dan XBRL. Seperti yang
dikembangkan oleh Deutsche Börse. Berikut adalah
contoh implementasi XBRLdalam pelaporan keuangan
secara elektronik
Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara
elektronik via internet serta didukungdengan
implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat
meningkatkan kemampuannya sebagai salah satu
sumber informasi dan data keuangan yang penting
dimasa mendatang.Karena saat ini, Badan pengawas
pasar modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM dan
LK) Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting
yang berkaitan dengan penyampaian pelaporan.
Peranannya menjadi sangat penting mengingat semakin
meningkatnya jumlah instuisi-instuisi yang akan diawasi.

164 Enterprise Resources Planning


Salah satu tugas regulator keuangan diseluruh dunia
saat ini adalah bagaimana meningkatkan sistem
pengawasan secara elektronik untuk memastikan bahwa
data dan informasi yang disampaikan oleh institusi-
institusi yang diawasinya adalah benar dan akurat. Hal
tersebut sangat terkait dengan kebutuhan investor dalam
mengakses data.Situs “XBRL Initiative” yang ada pada
web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk
menyebarkan informasi mengenai hasil observasi.
Berikut merupakan gambaran singkat mengenai
show case yang dibangun. Berapa software yang
digunakan dalam show case merupakan trial-version dan
free-license software, yang boleh dimanfaatkan untuk
kepentingan proyek ini dan keperluan edukasi saja (non
bisnis).
SpereadSheet Companies Download And
Template Defined By Fill The Data Required
Bapepam- LK (Standardized)

FUJITSU TAXONOMY
MAPPING

TOOL
INTANCES
IDRA {IASCF XBRL Team}
Rivet Dragon View
Report & Analysis Fujitsu Instance Viewer Plugin
Fujitsu Instance Dashboard
{PDF,EXCEL,TXT}

Exchanges
investor Regulators Companies

Gambar 7.2
Show Case Yang Dibangun
(http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensib
le-business-reporting-language.html)

Suatu model (show case) telah dikembangkan


bersama IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk

Enterprise Resources Planning 165


mempermudah pemahaman publik terhadap
pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat
digunakan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut
mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL di
Indonesia. XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan
akses informasi finansial, terutama bagi investor
internasional karena XBRL menerapkan suatu standar
identifikasi informasi. Terdapat dua tujuan utama
berkaitan dengan XBRL Initiative Project ini, yaitu
Mengembangkan suatu model sederhana (show case)
yang akan menggambarkan bagaimana XBRL dapat
digunakan untuk mendukung sistem pelaporan secara
elektronik. Model akan menjelaskan proses
penyampaian laporan keuangan dari emiten (sektor
manufaktur) kepada Bapepam-LK, yang sudah berbasis
XBRL, dan proses yang terjadi sesudahnya.
Memperlihatkan kepada publik (user) mengenai manfaat
yang akan diperoleh jika penyampaian informasi yang
dilakukan telah menerapkan konsep XBRL.

166 Enterprise Resources Planning


Rangkuman
1. Akuntansi bisa dianggap sebagai bahasa perusahaan
dalam memberikan informasi berupa data-data keuangan
yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Setiap
perusahaan membutuhkan dua macam informasi tentang
perusahaannya, yaitu tentang nilai perusahaan dan
informasi mengenai laba/rugi perusahaan.
2. Spesialisasi akuntansi antara lain
a. Akuntansi keuangan
b. Akuntansi manajemen
c. Akuntansi Biaya
d. Akuntansi pajak
e. Akuntansi pemeriksaan
f. Akuntansi anggaran
g. Akuntansi pemerintahaan
h. Akuntansi pendidikan
i. Sistem akuntansi
j. Akuntansi internasional
3. Tujuan dari sistem akuntansi adalah untuk memperbaiki
pengendalian intern dan untuk memperbaiki informasi
yang lebih baik, disamping untuk mengurangi biaya tata
usaha atau biaya administrasi, dan untuk menentukan
pelaksanaan proses produksi agar lebih mudah
menjalankan perencanaan dan mencegah pelaksanaan
operasional perusahaan yang kurang sehat. Sistem
akuntansi juga merupakan alat control perusahaan
dalam menyelamatkan harta kekayaan perusahaan.

Soal Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan aktivitas utama dalam
akuntansi?
2. Jelaskan peran sistem informasi akuntansi dalam suatu
organisasi atau perusahaan ?
3. Jelaskan tujuan dari sistem akuntansi ?
4. Jelaskan manfaat penerapan ERP untuk informasi
akuntansi ?
5. Jelaskan komponen-komponen yang ada pada laporan
keuangan ?

Enterprise Resources Planning 167


PROSES HRD

Sub Pokok Bahasan


Proses HRD
Permasalahan Pada Proses HRD
Human Resource Dengan ERP

Uraian Materi
A. Proses HRD
Menurut (Sayuti, 2002) sumber daya manusia adalah
semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi
dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi
tersebut. (Nawawi, 2005) membagi pengertian SDM menjadi
dua, yatu pengertian secara makro dan mikro, pengertian
SDM secara makro adalah semua manusia sebagai
penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam
batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan
kerja, baik yang sudah maupun yang belum memperoleh
pekerjaan (lapangan kerja). Pengertian SDM dalam arti
mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang
bekerja atau menjadi anggoata suatu organisasi yang
disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja,
dll. Jadi SDM adalah semua orang yang terlibat yang bekerja
untuk mencapai tujuan perusahaan.
HRD (Human Resource Development) atau dalam
bahasa Indonesia disebut sebagai bidang sumber daya
manusia, yaitu bagian atau divisi dalam suatu manajemen
perusahaan yang bertugas untuk mengatur serta
mengembangkan sumber daya atau kemampuan seluruh
pekerja yang ada dalam suatu perusahaan. HRD
bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen atau
pencarian tenaga kerja, mulai dari mencari kandidat terbaik,
melakukan sesi wawancara atau interview, sampai proses
penyeleksian. Seorang HRD juga bertanggung jawab penuh
dalam pengelolaan dan penggalian kemampuan dari setiap
tenaga kerja yang ada, serta mengembangkan potensi para
tenaga kerja ini melalui beberapa metode, seperti membuat

168 Enterprise Resources Planning


penilaian kinerja karyawan atau yang dikenal dengan KPI
(Key Performance Index) dan juga memberikan pelatihan,
pengembangan atau training mengenai kepemiminan dan
ketermapilan lain dalam dunia kerja. Mereka yang hanya
memiliki latar belakang pendidikan di bidang psikologi,
ekonomi, dan hukum yang bisa mengisi pekerjaan HRD.
Selain itu, untuk menjadi seorang HRD diperlukan beberapa
keahlian khusus seperti menguasai dan mampu
mengoperasikan alat tes psikologi, memahami undang–
undang ketenagakerjaan dan juga sistem penggajian.

Komponen Sumber Daya Manusia


(Sayuti, 2002) membagi komponen SDM menjadi
1. Pengusaha, ialah setiap orang yang menginvestasikan
modalnya untuk memperoleh pendapatan dan besarnya
pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba
yang dicapai perusahaan tersebut.
2. Karyawan, ialah penjual jasa (pikiran dan tenaganya)
untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan
berhak memperoleh kompensasi yang besarnya telah
ditetapkan terlebih dahulu (sesuai perjanjian). Posisi
karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan menjadi :
a. Karyawan operasional, ialah setiap orang
yang secara langsung harus mengerjakan
sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah
atasan.
b. Karyawan manajerial, ialah setiap orang yang
berhak memerintah bawahannya untuk
mengerjakan sebagian pekerjaannya dan
dikerjai sesuai dengan perintah.
3. Pemimpin, ialah seseorang yang mempergunakan
wewenang dan kepemimpinannya untuk
mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab
atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu
tujuan.

Enterprise Resources Planning 169


B. Peran, Fungsi Tugas dan Tanggung Jawab
Departemen Sumber Daya Manusia

Perencanaan
Menurut (Sayuti, 2002) perencanaan SDM adalah
merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan
perusahan serta efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan. Defenisi lain dari perencanaan SDM
menurut (Nawawi, 2005) adalah rangkaian kegiatan
peramalan kebutuhan atau permintaan tenaga kerja di masa
depan pada sebuah organisasi/perusahaan, yang mencakup
pendaya-gunaan SDM yang sudah ada dan pengadaan
tenaga kerja baru yang dibutuhkan.
Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja
(preparation and selection). Dalam proses persiapan,
dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya
manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang
mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong,
jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang
perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan yaitu faktor
internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur
organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor
eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi para
tenaga kerja dan lain sebagainya.

Rekrutmen & Seleksi


Menurut (Sayuti, 2002) perekrutan atau penarikan
adalah usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja,
agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam
suatu perusahaan. Edwin B. Flippo (Sayuti, 2002)
mendefinisikan penarikan sebagai proses pencarian dan
pemikatan para calon pegawai yang mampu bekerja di
dalam organisasi. Jadi, Rekrutmen tenaga kerja/recruitment.
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga
kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM organisasi atau
perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan
yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan/ job
description dan juga spesifikasi pekerjaan/job specification.

170 Enterprise Resources Planning


Menurut (Sayuti, 2002) seleksi adalah suatu kegiatan
pemilihan dan penentuan pelajar yang diterima atau ditolak
untuk menjadi karyawan perusahaan. Menurut Dale Yoder
(Sayuti, 2002) seleksi adalah suatu proses ketika calon
karyawan dibagi dua bagian yaitu yang akan diterima dan
yang ditolak. Jadi, Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses
menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak
kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu
dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat
daftar riwayat hidup/ cv/curriculum vittae milik pelamar.
Kemudian dari cv pelamar Dilakukan penyortiran antara
pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi
standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian tes tertulis,
wawancara/interview dan proses seleksi lainnya.
Kualifikasi seleksi (Sayuti, 2002) meliputi :
1. Umur, harus mendapat perhatian karena
mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan
kerja dan tanggung jawab seseorang.
2. Keahlian, akan menentukan mampu tidaknya
seseorang menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya.
3. Kesehatan Fisik, sangat penting untuk dapat
memduduku suatu jabatan. Tidak mungkin
seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik jika sering sakit.
4. Pendidikan, merupakan suatu indikator yang
mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan.
5. Jenis Kelamin, harus diperhatikan berdasarkan sifat
pekerjaan, waktu mengerjakan dan peraturan
perburuhan.
6. Tampang, adalah keseluruhan penampilan dan
kerapian diri seseorang yang tampak di luar.
7. Bakat, perlu mendapat perhatian karena orang yang
berbakat lebih cepat berkembang dan mudah
menangkap pengarahan yang diberikan.
8. Tempramen, pembawaan seseorang yang sulit
dipengaruhi oleh lingkungan dan melekat pada
dirinya.

Enterprise Resources Planning 171


9. Karakter, merupakan sifat pembawaan seseorang
yang dapat diubah dengan lingkungan atau
pendidikan.
10. Pengalaman kerja orang yang berpengalaman
merupakan calon karyawan yang telah siap pakai.
11. Kerja sama, harus diperhatikan dalam proses seleksi,
karena kesediaan kerja sama, baik vertikal maupun
horizontal merupakan kunci keberhasilan
perusahaan, asalkan kerja sama itu sifatnya positif
serta berasaskan kemampuan.
12. Kejujuran, merupakan kunci untuk mendelegasikan
tugas kepada seseorang.
13. Kedisiplinan, perlu diperhatikan dalam proses
seleksi, karena untuk dapat menyelesaikan tugas
dengan, baik seseorang harus disiplin, baik pada
dirinya sendiri maupun pada peraturan perusahaan.
14. Inisiatif dan kreatif, dapat
Memmbuat seseorang mandiri dalam menyelesaikan
pekerjaannya.

Pelatihan, pengembangan & Penilaian Prestasi


1. Pengembangan dan evaluasi karyawan
(Development and Evaluation). Tenaga kerja yang
bekerja pada organisasi atau perusahaan harus
menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan
tangggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu
pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih
menguasai dan ahli dibidangnya masing-masing
serta meningkatkan kinerja yang ada.
2. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai
(Compensation and protection). Kompensasi adalah
imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur
dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang
tepat sangat penting disesuaikan dengan kondisi
pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan
eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan
kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah
ketenagakerjaan dikemudian hari ataupun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau
perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada

172 Enterprise Resources Planning


pekerja agar dapt melaksanakan pekerjaannya
dengan tenang sehinggan kinerja dan kontribusi
pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke
waktu.
3. Setelah memberikan pelatihan, selanjutnya yang
perlu dilakukan oleh seorang pimpinan untuk
mengetahui baik tidaknya hasil pekerjaan yang
dilakukan seorang karyawan adalah menilai
pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Dikatakan bahwa sistem penilaian pelaksanaan


pekerjaan yang baik tidak hanya dapat mengukur dengan
tepat pelaksanaan pekerjaan seorang karyawan, tetapi
juga memiliki mekanisme untuk menambah kekuatan
yang bersangkutan, mengenali kekurangan dan dapat
memberi umpan balik pada karyawan, sehingga
mendorong mereka untuk memperbaiki prestasi kerja
yang lebih baik.
Oleh sebab itu, penilaian pelaksanaan pekerjaan
mencakup faktor-faktor antara lain :
a. Pengamatan, yang merupakan proses menilai
perilaku yang ditentukan oleh sistem pekerjaan.
b. Ukuran, yang dipakai untuk mengukur prestasi
kerja seorang karyawan dibandingkan dengan
uraian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk
karyawan tersebut.
c. Pengembangan, yang bertujuan untuk
memotivasi karyawan mengatasi kekurangan-
nya, dan mendorong yang bersangkutan untuk
mengembangkan kemampuan dan potensi yang
ada pada dirinya.

Penilaian pelaksanaan pekerjaan ini perlu dilakukan


antara lain untuk :
a. Mengenali sumber daya manusia yang perlu
dilakukan pembinaan.
b. Menentukan kriteria tingkat pemberian
kompensasi.
c. Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan.

Enterprise Resources Planning 173


d. Mengenai sumber daya manusia yang pantas
untuk dikembangkan lebih lanjut.
e. Bahan pembuatan program daya manusia masa
datang.
f. Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi
karyawan.

Macam-macam metode penilaian :


a. Penilaian menyeluruh (Global rating evaluatio)
Dalam penilaian ini, atasan melakukan penilaian
secara menyeluruh atas hasil kerja bawahan
tanpa memperhatikan proses dan unsur
pekerjaan yang ada.
b. Penilaian yang didasarkan pada perbandingan (
Man to man comparasion )
Penilaian ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil pelaksanaan pekerjaan
seorang karyawan, dengan karyawan lain yang
melakukan pekerjaan sejenis.
c. Penilaian dengan menggunakan daftar periksa
(checklist evaluation) penilaian ini dapat
menggunakan daftar perikasa yang telah
disediakan sebelumnya, yang dapat diberi bobot
“ya” atau “tidak”, “selesai” atau “belum”.
d. Penilaian langsung ke lapangan
Sewaktu melakukan penilaian di lapangan, si
penilai dapat saja langsung memberitahukan
kepada karyawan yang dinilai kurang. Dengan
dimiian si karyawan dapat memperbaiki
kekurangan-kekurangan itu berdasarkan araha
atau informasi dari penilai.
e. Penilaian berdasarkan perilaku (behaviour based)
Dimaksudkan sebagai usaha untuk menilai apaka
yang dikerjakan karyawan dalam pekerjaannya
sesaui atau sudah disusun sebelumnya.
f. Penilaian berdasarkan kejadian kritis
Penilaian ini dilaksanakan oleh atasan melalui
pencatatan atau perekaman peristiwa-peristiwa
yang berkaitan dengan perilaku karyawan yang
dinilai dalam melaksanakn pekerjaan. Penilaian

174 Enterprise Resources Planning


ini menghendaki kerajinan seorang atasan untuk
selalu mencatat perilaku yang terjadi baik positif
maupun negatif, dimana catatan ini akan menjadi
sumber penilaian atasan yang diadakan pada
akhir tahun.
g. Penilaian didasarkan keefektifan (effectiveiness
based evaluation)
Dengan menggunakansasaran perusahaan
sebagai indikasi penilaian pelaksanaan
pekerjaan. Biasanya digunakan oleh perusahaan
besar.
h. Penilaian berdasarkan pembawaan (trait based
evaluation) metode ini sering pula disebut
sebagai metode skala peringkat. Penilaian
berdasarkan metode ini dianggap lebih baik,
karena keberhasilan pekerjaan yang
dilaksanakan seorang karyawan amat ditentukan
oleh beberapa ciri pembawaan yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dalam metode ini
yang dinilai adalah unsur-unsur : kesetiaan,
tanggung jawab, ketaatan, prakarsa, kerjasama,
kepemimpinan, dan sebagainya.

Promosi, pemindahan dan pemisahan


1. Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi
penugasan kembali seorang pegawai pada sebuah
posisi yang kemungkinan besar diberikan
pembayaran lebih tinggi dan tanggung jawab, hak
dan kesempatan yang lebih besar. Demosi, kadang-
kadang disebut transfer kebawah, adalah sebuah
jenis transfer meliputi pemotongan pembayaran, hak
dan kesempatan.
2. Pemisahan, disebut juga pemberhentian, bahkan
sering dosebut downsizing, adalah perpindahan
sementara atau tidak defenitif seorang pegawai dari
daftar gaji. Umumnya adalah untuk mengurangi
kelebihan beban biaya tenaga kerja dan
permasalahan keuangan perusahaan semakin serius.
3. Terminasi adalah tindakan manajemen berupa
pemisahan pegawai ari organisasi karena melanggar

Enterprise Resources Planning 175


aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan
kinerja yang cukup.
4. Pemberhentian sukarela adala pemisahan pegawai
dari organisasi atas inisiatif organisasi atau kemauan
pegawai sendiri.
5. Pengunduran diri adalah pemisahanpegawaiyang
telah menyelesaikan masa kerja maksimal dari
organisasi atau umumnya dikenal dengan istilah
pensiun.

C. Proses perencanaan SDM


Proses perencanaan SDM untuk masa kini dan masa
datang sangat dipengaruhi oleh dua faktor penentu, yakni
faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor
internal perusahaan seperti adanya karyawan yang
memasuki batas usia pensiun, meninggal dunia,
keluar/berhenti kerja, rotasi, dan kemungkinan promosi
jabatan. Sedangkan faktor eksternal antara lain ketatnya
persaingan bisnis, cepatnya perkembangan teknologi, dan
tingkat ketergantungan satu perusahaan dengan
perusahaan lain, serta ketergantungan antara satu Negara
dengan Negara lain. Begitu rentannya
organisasi/perusahaan yang hidup dan tumbuh di tengah-
tengah perubahan yang cepat, sehingga perencanaan SDM
mutlak dibutuhkan selaras mengikuti rencana strategi bisnis
yang akan diwujudkan.

Rangkaian pelaksanaan perencanaan SDM yang


terintegrasi dengan rencana strategi bisnis baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang menurut Hadari
(Nawawi, 2005) adalah sebagai berikut:
1. Dalam proses perencanaan strategi bisnis, beberapa
organisasi/perusahaan akan melakukan:
a. Menyusun rencana strategi bisnis dengan
perspektif jangka panjang (5-10 tahun) atau lebih
di masa mendatang.
b. Menyusun rencana operasional bisnis yang
dijabarkan dalam rencana strategi dengan
perspektif jangka sedang (3-5 tahun) di masa
mendatang.

176 Enterprise Resources Planning


c. Menyusun rencana tindakan berupa anggaran
dengan perspektif tahunan yang menggambarkan
kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan selama
satu tahun (tahunan) dengan menyediakan
anggaran tertentu untuk dapat diwujudkan.

2. Dalam kegiatan perencanaan SDM


a. Pada tahap awal perencanaan SDM
mengidentifikasi isu-isu berdasarkan komponen
komponen di dalam rencana strategi bisnis jangka
panjang. Beberapa komponen yang bisa dijadikan
isu perencanaan SDM antara lain (1) filsafat
perusahaan, (2) laporan hasil penelitian tentang
hal-hal seputar lingkungan bisnis, (3) tujuan-tujuan
dan sasaran strategis yang akan dicapai, dan (4)
hasil analisis SWOT perusahaan.
b. Pada tahap selanjutnya hasil analisis isu
digunakan sebagai masukan dari perencanaan
operasional jangka menengah ke dalam tahap
kegiatan perkiraan kebutuhan SDM dalam proses
perencanaan SDM.
c. Hasil perkiraan kebutuhan SDM tersebut dijadikan
masukan secara integral dalam penyusunan
anggaran tahunan kedalam langkah perencanaan
SDM.

Enterprise Resources Planning 177


Gambar 8.1
Pengaruh Perencanaan Bisnis terhadap Perencanaan SDM
(Nawawi, 2005)

Secara skematis, pengaruh dari ketiga tingkatan


perencanaan bisnis terhadap perencanaan SDM seperti
diuraikan di atas dapat digambarkan seperti di atas.

Model Perencanaan SDM


Dalam implementasai organisasi, setelah
sebelumnya dilakukan penyesuaian atau peng-
integrasian rencana, maka secara operasional
perencanaan SDM harus mampu menterjemahkan setiap
program yang akan dilakukannya dan meyakinkan bahwa
semua rencana SDM tidak akan saling berbenturan
dengan perencanaan bisnis secara keseluruhan. Proses
perencanaan SDM pada tingkat ini merupakan proses
memilih dan menentukan kebutuhan jenis karyawan, baik
dari sisi kaualitas maupun kuantitasnya. Sedikitnya
terdapat empat aspek dalam perencanaan SDM masing-
masing sebagai berikut:

178 Enterprise Resources Planning


1. Proyeksi jumlah karyawan yang dibutuhkan
(forecasting of employees).
2. Identifikasi SDM yang tersedia dalam organisasi
(human resource audit).
3. Analisis keseimbangan penawaran dan permintaan
(demand and suplay analysis)
4. Program aksi (action program).
Membuat proyeksi jumlah karyawan yang akan
dibutuhkan karena berbagai alasan seperti karena
pensiun, meninggal dunia, pindak ke perusahaan lain,
dan promosi jabatan merupakan inti dari program
perencanaan SDM. Untuk melakukan proyeksi guna
mengetahui jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam
masa waktu tertentu harus menggunakan teknik atau
metode terukur sehingga diperoleh data yang handal
(valid) sebagai bahan pengambilan keputusan
selanjutnya. Sedikitnya ada dua teknik sederhana dalam
menetukan jumlah kebutuhan SDM, yaitu (1) teknik
indeksasi, dan (2) ekstrapolasi. Teknik indeksasi dan
ekstrapolasi ini sebenarnya bagian dari metode trend
yang lebih bersifat kuantitatif.
Analisis indeks atau analisis rasio merupakan teknik
peramalan yang menggunakan indeks dalam menentukan
pertumbuhan organisasi. Perusahaan dalam
menggunakan analisis ini biasanya mendasarkan pada
catatan volume penjualan pada waktu tertentu sebagai
dasar. Sebagai contoh, jika perusahaan ingin menerima
karyawan 15 orang maka logika yang digunakan adalah
beban tanggungjawab seorang karyawan sebanding
dengan volume penjualan sebesar 15.000 unit per tahun,
dengan asusmsi pada tahun berikutnya perusahaan juga
ingin meningkatkan volume penjualannya menjadi
150.000 unit. Praktek penambahan kebutuhan karyawan
menggunakan analisis rasio juga bisa diterapkan di
sebuah hotel atau rumah sakit. Sebagai contoh, indeks
perbandingan jumlah perawat dalam suatu rumah sakit
berbanding 10 dengan jumlah tempat tidur. Contoh ini
dapat dimaknai bahwa satu orang perawat harus mampu
melayani sebanyak 10 tempat tidur/bed, sehingga jika
pihak rumah sakit ingin melakukan perluasan dengan

Enterprise Resources Planning 179


membangun kamar 1000 tempat tidur maka perawat yang
bisa diprediksi untuk dibutuhkan sebanyak 100 orang.
Sementara untuk teknik ekstrapolasi pada umumnya
sering digunakan dalam membuat perkiraan kebutuhan
SDM dalam jangka pendek. Penggunaan proyeksi
kebutuhan SDM dengan 9 teknik ekstrapolasi adalah
mendasarkan pada data pertumbuhan rata-rata karyawan
di bagian/departemen tertentu. Contoh, di departemen
produksi dalam dua tahun terakhir rata-rata merekrut 10
orang karyawan setiap bulan, sehingga ekstrapolasi trend
tersebut ke dalam kebutuhan SDM yang akan datang
adalah 120 orang. Teknik ini memang terkesan sangat
kasar dan sederhana, namun demikian teknik ini tetap
bisa digunakan dalam memproyeksikan kebutuhan SDM.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa inti dari
perencanaan SDM adalah tersedianya data yang akurat
tentang kebutuhan SDM dalam kurun waktu tertentu
secara kuantitas maupun kualitas. Berbagai langkah
untuk pelaksanaan perencanaan SDM melalui beberapa
proses dan menggunakan metode/teknik statistik
kuantitatif maupun kualitatif sehingga diperoleh informasi
jumlah karyawan (kelebihan atau kekurangan) dan
tindakan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manajemen SDM atas kemungkinan dari keduanya.
Proses dari uraian di atas secara sederhana dapat di lihat
dalam gambar di bawah ini

180 Enterprise Resources Planning


Proyeksi kebutuhan Metode forecasting Informasi jumlah
karyawan dalam jangka - Kuntitatif karyawan yang
waktu tertentu - kualitatif dibutuhkan

Sumber :
Indentifikasi jumlah - Daftar jumlah karyawan pada Informasi jumlah
karyawan yang ada level manajerial dan non kelebihan dan
dalam organisasi saat manajerial kekurangan SDM
ini - Sisitem informasi manjemen
SDM

Analisis keseimbangan Tentang jumlah karyawan: Jumlah karyawan yang


permintaan dan - Pensiun harus direkrut,
penawaran - Mengundurkan diri diseleksi
- Diganti
- tersedia

Implementasi program:
Metode pendekatan atau
- Penarikan
Program aksi sistem yang digunakan
- Seleksi penempatan
- Pelatihan
- pengembangan

Gambar 8.2
Model Perencanaan SDM
(Nawawi, 2005)

D. Permasalahan Pada Proses HRD


Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang
segala sesuatunya berjalan dengan lancar tanpa ada
permasalahan, hal ini terjadi karena manajemen yang baik
dan serta pengawasan yang intensif. Untuk itu tidak
mudah dalam menjalankan perusahaan dengan baik
banyak sekali kendala atau permasalahan yang dihadapi
dan harus diselesaikan dengan baik dan kedepannya dapat
dapat dilaluinya tanpa ada kendala yang berarti.
Permasalahan yang dihadapi perusahaan biasanya
dalam hal rekruitmen karyawan, dan harus diakui bahwa
proses rekruitmen bukan hal yang mudah, sebaliknya justru
sering menhadapi kendala. Maka penegasan dari
permasalahan diatas adalah “Permasalahan yang dihadapi
oleh Manajer dalam hal rekruitmen karyawan “.
Dalam kenyataanya, rekrutmen sering menghadapi
berbagai permasalahan yang sering kali menimbulkan
ketidak puasan pada salah satu pihak atau lebih.

Enterprise Resources Planning 181


Permasalahan rekrutmen tersebut antara lain mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Perbandingan tingkat kepuasan setiap orang saat
pertama kali mengisi suatu lowongan pekerjaan adalah
50:50. Hal itu dapat diartikan bahwa apa yang
didapatkan orang tersebut ( pegawai baru ) pda
pekerjaanya tidak sepenuhnya cocok dengan apa yang
dibayangkan sebelumnya. Dengan demikian dia tidak
dapat memanfaatkan kemampuannya seoptimal
mungkin. Permasalahan yang sama secara langsung
dirasakan pula oleh organisasi yang menerima pegawai
tersebut, yakni hanya merasakan kepuasan sebesar
50% dari proses perekrutan tadi. Semuanya itu berarti
pula terjadinya pemborosan baik materi, tenaga maupun
waktu. Salah satu penyebab terjadinya problema diatas
yang sekaligus merupakan juga masalah
rekrutmen adalah tidak diketahuinya secara pasti
kebutuhan pegawai oleh rekruiter, serta kurang
mampunya rekruiter menilai calon pegawai.
Untuk meghindari kelemahan-kelemahan itu, maka
seorang rekruiter harus mengerti bagaimana jenis
pendidikan, pengalaman dan ketrampilan yang
dibutuhkan untuk setiap pekerjaan sebelum program
rekrutmen atau staffing dilakukan. Lebih jauh lagi, data
tentang gaji, motifasi umum, dan kandidat yang
dibutuhkan sebelum dilakukan pengisian posisi dalam
suatu organisasi harus tersedia.
2. Lemahnya Rincian Job Rekruitmen sangatlah sukar
untuk melakukan perekrutan secara efektif jika
kualifikasi pekerjaan tidak didefinisikan. Perekrutan
secara internal atau eksternal seharusnya dimulai
setelah adanya pernyataan pendidikan yang ringkas
dan jelas, ketrampilan dan pengalaman yang dibutuhkan
serta tingkat gaji dalam suatu pekerjaan.
Keputusan-keputusan proses staffing yang konsisten
tidak dapat dibuat kecuali bila kebutuhan pekerjaan dan
posisi pekerjaantelah dijabarkan secara mencukupi,
sehingga para pelamar pekerjaan secara individual dan
kandidat untukposisi tertentu dapat diukur melalui
standar-standar yang telah ditentukan,

182 Enterprise Resources Planning


3. Perekrutan baru memanfaatkan sejumlah kecil sumber
tenaga kerja baru. Suatu organisasi akan dapat mengisi
lowongan secara lebih cepat dengan biaya yang rendah
pula jika sumber daya rekruitmen digunakan secara
optimal.
Secara keseluruhan ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam masalah-masalah rekruitmen
pegawai baru, yaitu :
a. Faktor-faktor eksternal yang menyangkut kondisi
keberadaan lapangan penyediaan tenaga kerja,
lokasi geografis, pasar tenaga kerja, kebijakan
negara dan aspek hukum ketenagakerjaan, serta isu-
isu ketenagakerjaan yang berkembang.
b. Pasar tenaga kerja Kegiatan rekruitmen harus
memahami betul kondisi pasar tenaga kerja dan
karakteristik kompetitifnya, informasi ketenaga
kerjaan dapat diperoleh melalui surat kabar,
organisasi ketenagakerjaan, lembaga pendidikan,
departemen tenaga kerja, dan organisasi potensi
lainnya.
c. Kebijakan negara dan aspek hukum
ketenagakerjaan. Unsur penting dalam
kebijakannegara adalah peraturan-peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku, serta organisasi
buruh atau profesi yang sangat perpengaruh pada
kondisi kerja para pegawai.
d. Anggaran Rekruitmen. Komponen-komponen
anggaran rekruitmen yang perlu diperhatikan adalah
advertensi, Transport, dan akomodasi pelamar, fee
untuk agen-agen yang ikut merekrut pegawai,
relokasi /penempatan pegawai baru, program refferal
dari pekerja, dan pelatihan pegawai baru
4. Job Rekruitmen yang semu (artificial) Munculnya
permasalahan job rekruitmen yang semu ini ialah sering
dihilangkannya “ resume “ dari lamaran yang telah
memenuhi kualifikasi pekerjaan oleh manajer ini,
keadaan seperti ini jelas sekali akan merugikan
organisasi, karena telah menyia-nyiakan sumber daya
yang potensial. Oleh karenanya suatu organisasi
haruslah selalu berorientasi kepada tujuan ( goal ) dan

Enterprise Resources Planning 183


tidak perlu menghiraukan faktor-faktor umur, jenis
kelamin atau kewarga negaraan/ etnis pribumi. Job
requirements yang semu ini adalah sesuatu yang
disukai, meskipun sebenarnya tidak diperlukan. Bahkan
banyak daripadanya yang bersifat ilegal. Semuanya
cenderung untuk mengurangi penawaran lamaran-
lamaran yang berkualitas serta memboroskan waktu,
dan uang yang dibutuhkan untuk mengisi suatu jabatan/
pekerjaan.
Oleh karenanya, para profesional dibidang
manajemen sumber daya manusia mutlak penting
mengenali berbagai sumber tersebut dengan setepat-
tepatnya, karena dengan demikian terdapat jaminan
bahwa tenaga kerja yang memenuhi persyaratan dan
kebutuhan organisasi diperoleh dengan biaya, waktu
dan tenaga dengan serendah mungkin.

Untuk itu solusi dari permasalahan tersebut yang


berkaitan dengan proses Rekruitmen menurut pendapat
kami meliputi :
1. Identifikasi Spesifikasi pekerjaan
a. Identifikasi spesifikasi kegiatan-kegiatan kerja.
b. Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk
menopang kegiatan-kegiatan kerja.
c. Menetapkan Record (pendapatan) yang bersifat
aplikatif dengan kegiatan-kegiatan kerja yang telah
ditetapkan (alur kegiatan kerja)
d. Melakukan pemeriksaan (screening) dalam
kaitannya dengan aplikasi-aplikasi kerja yang akan
dilaksanakan.
e. Melakukan kegiatan testing dan interview
(wawancara).
f. Melakukan tes fisik (kesehatan) pegawai/calon
pegawai.
g. Koordinasi internal organisasi berkaitan dengan
kebutuhan akan personalia, termasuk menyusun
kegiatan promosi.
h. Menetapkan besaran gaji dan tunjangan-
tunjangan yang terkait dengan kesejahteraan
pegawai.

184 Enterprise Resources Planning


i. Penyusunan jabatan untuk para pekerja baik yang
lama maupun yang baru, dilengkapi tugas dan
tanggungjawabnya.
2. Berkaitan dengan Perencanaan Organisasi dan
Staffing
a. Rekruitmen harus disesuaikan dengan karakter
organisasi dan besaran organisasi ( skala
organisasi )
b. Semakin besar skala organisasi maka lingkup
kegiatan rekruitmen menjadi komplek sekali
c. Tekanan organisasi yang ber skala besar ditandai
oleh spesialisasi.
d. Rekruitmen pada dasarnya tidak merupakan
tanggungjawab satu manajer saja, namun
melibatkan manajer yang lainya yang
membutuhkan sumber daya manusia.
e. Rekruitmen berskala besar ditangani oleh staf
yang berskala besar, dan testing dilakukan secara
kelompok.
f. Manajer melakukan ketentuan rekruitmen sesuai
ketentuan staffing, secara committed mereka
menetapkan kebutuhan akan pegawai baru dan
bertumpu pada tuntutan organisasi.
g. Bila rekruitmen berskala sangat besar, maka
dapat dilaksanakan oleh suatu komite organisasi
yang bersifat terpisah.
3. Berkaitan dengan seleksi Maka petugas yang
menangani seleksi tersebut diwajibkan memiliki
penguasaan pengetahuan diantaranya yaitu :
a. Memahami organisasi ditempat dia bekerja
b. Memahami karakteristik pegawai/calon pegawai
dari berbagai tingkatan.
c. Ketrampilan dan study banding untuk melakukan
seleksi.
d. Memahami cara untuk menempatkan kandidat
yang tepat untuk satu jabatan.

4. Mengoptimalkan Sumber Daya rekrutmen adapun


sumbernya terdiri dari :
a. Transfer Internal dan Promosi .

Enterprise Resources Planning 185


Melalui metode “Job Bidding“ data-data (informasi)
mengenai karyawan suatu organisasi dan
kebutuhan pekerjaannya disimpan dalam word
prosessor atau data base, sehingga proses
transfer atau promosi karyawan pada jabatan/
pekerjaan yang ada, bisa lebih efektif “Job
posting“ melalui job bidding akan mengurangi
ketidak puasan dan perputaran (turn over)
karyawan, bila penambahan posisi diisi oleh
orang-orang dalam.
b. Sumber Eksternal, yang terdiri dari :
Catatan-catatan/file lamaran ; Walk in applicants
(mendatangi secara langsung), Lembaga-lembaga
pendidikan, Open Houses (pelamar datang untuk
mendapatkan penjelasan pada waktu-waktu yang
dikehendakinya),
Field Interview (sama dengan open houses, hanya
dilakukan diluar kota dengan biaya lebih mahal
serta membutuhkan lebih banyak iklan). Tenaga
kerja sementara ; Part-time dan kontrak,
Organization Outplacing Employyees , Diret Mail
Recruitment, pertemuan para profesional, Asosiasi
dagang dan pameran, Agen-agen tenaga kerja
swasta, dan iklan Rekrutmen.

Peran Departemen Sumber Daya Manusia terdiri dari:


1. Advisory/Counseling Role. Dalam perannya ini,
departemen sumber daya manusia bertindak sebagai
konsultan internal yang bertugas mengumpulkan
informasi, menentukan solusi atas masalah yang ada
dan memberikan panduan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi perusahaan. Peran
departemen ini tampak dalam tanggung jawabnya
mengenai staffing, evaluasi kinerja pegawai, program
latihan dan pemutusan hubungan kerja. Dalam hal ini
departemen sumber daya manusia menyediakan
masukan yang membantu para manajer untuk
mengambil keputusan.
2. Service Role. Peranan ini mencakup aktivitas yang
memberikan pelayanan secara langsung kepada

186 Enterprise Resources Planning


pihak manajer. Penarikan, pelatihan orientasi,
melakukan pencatatan dan melaporkan pekerjaan
merupakan contoh peranan ini.
3. Control Role. Dalam melaksanakan peran ini,
departemen sumber daya manusia bertugas
mengendalikan fungsi manajemen sumber daya
manusia dalam perusahaan. Departemen Sumber
daya manusia mengeluarkan kebijakan dan
mengendalikan sumber daya manusia melalui
kebijakan tersebut sehingga departemen sumber
daya manusia berperan sebagai wakil top
manajemen perusahaan. Dengan adanya berbagai
peraturan, peran ini semakin penting dalam mengatur
masalah keselamatan kerja dan kompensasi.
Menurut Cherrington (1995: 11), fungsi-fungsi SDM
adalah sebagai berikut:
a. Staffing/employment. Fungsi ini terdiri dari tiga
aktivitas penting yaitu perencanaan, penarikan
dan seleksi. Manajer SDM bertanggung jawab
untuk mengantisipasi kebutuhan karyawan.
Meskipun dilakukan sepenuhnya oleh departemen
SDM, departemen lain tetap terlibat dengan
menyediakan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.
b. Evaluasi Kinerja. Para manajer bertanggung jawab
mengevaluasi bawahannya dan departemen SDM
mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang
efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja
tersebut dilakukan oleh seluruh bagian
perusahaan. Departemen SDM juga perlu
melakukan pelatihan terhadap para manajer
tentang bagaimana membuat standar kinerja yang
baik dan akurat.
c. Dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara
departemen SDM dengan para manajer. Para
manajer bertanggung jawab dalam hal kenaikan
gaji dan departemen SDM bertanggung jawab
mengembangkan struktur gaji yang baik.
b. Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif, dan
pembagian keuntungan yang diterima karyawan.
Manfaatnya meliputi asuransi kesehatan, asuransi

Enterprise Resources Planning 187


jiwa, cuti dan sebagainya. Departemen SDM
bertanggung jawab untuk memastikan kompensasi
yang diberikan bersifat kompetitif diantara
perusahaan sejenis, adil, dan sesuai dengan
hukum yang berlaku dan memberikan motivasi.
4. Pelatihan dan Pengembangan. Membantu para
manajer menjadi pelatih dan penasehat yang baik
bagi bawahannya dan menciptakan program
pelatihan dan pengembangan yang efektif bagi
karyawan baru maupun yang sudah ada,
memperkirakan kebutuhan perusahaan dan
mengevaluasi efektivitas program tersebut.
5. Hubungan Karyawan. Departemen SDM berperan
aktif dalam melakukan negosiasi dan mengurus
masalah persetujuan dengan pihak serikat pekerja.
Setelah persetujuan disepakati, departemen SDM
membantu para manajer bagaimana mengurus
persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang
lebih banyak. Tanggung jawab utama adalah
menghindari praktek yang tidak sehat misalnya
mogok kerja dan demonstrasi.
6. Keselamatan dan Kesehatan. Setiap perusahaan
wajib memiliki dan melaksanakan program
keselamatan untuk mengurangi kejadian yang tak
diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Para
karyawan perlu diingatkan terus menerus tentang
pentingnya keselamatan kerja. Departemen SDM
mempunyai tanggung jawab utama mengadakan
pelatihan tentang keselamatan kerja, mengidentifikasi
dan memperbaiki kondisi yang membahayakan
tenaga kerja dan melaporkan adanya kecelakaan
kerja.
7. Personel Research. Dalam usahanya untuk
meningkatkan efektivitas perusahaan, departemen
SDM melakukan analisa terhadap masalah individu
dan perusahaan serta membuat perubahan yang
sesuai.
Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen
sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya
ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan,

188 Enterprise Resources Planning


bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik
dan penyebab ketidakpuasan karyawan. Departemen
SDM bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan
menganalisa informasi yang menyinggung masalah ini.
Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang
sudah ada perlu diadakan perubahan atau tidak.
Demikianlah uraian mengenai peran manajer SDM dan
Departemen SDM dalam suatu perusahaan atau
organisasi.

Tantangan perencanaan SDM


Perencanaan SDM dalam suatu organisasi/
perusahaan akan dirasakan efektif atau tidak sangat
tergantung pada kualitas dan jumlah informasi yang
relevan dan tersedia bagi pengambilan keputusan.
Dalam praktek pelaksanaan perencanaan SDM yang
efektif, pada era global seperti sekarang ini akan
menghadapi tantangan yang tidak ringan. Salah satu
tantangan yang harus dihadapi, antara lain Henry
Simamora, (1997):
1. Mempertahankan keunggulan kompetitif. Dalam
persaingan bisnis yang keras, keunggulan kompetitif
menjadi tujuan setiap organisasi bisnis. Keunggulan
kompetitif yang diraih dan dinikmati oleh organisasi
hanya bersifat jangka pendek karena
organisasi/perusahaan lain juga melakukan usaha
untuk mencari dan meraih keunggulan kompetitif
dengan strategi yang sama dengan yang kita
lakukan. Sehingga tantangan dari perspektif SDM
adalah membuat strategi-strategi yang menawarkan
keunggulan kompetitif yang dapat dipertahankan
(sustainable competitive advantage).
2. Mendukung keseluruhan strategi bisnis. Penyusunan
strategi SDM untuk mendukung keseluruhan strategi
bisnis merupakan tantangan karena beberapa sebab
a. manajemen puncak tidak selalu mampu
mengucapkan secara jernih apa strategi bisnis
perusahaan,
b. kemungkinan terdapat ketidakpastian atau
ketidaksetujuan mengenai strategi-strategi SDM

Enterprise Resources Planning 189


yang harus digunakan untuk mendukung
keseluruhan strategi bisnis,
c. perusahaanperusahaan besar mungkin memiliki
unit-unit bisnis yang berbeda.
3. Menghindari konsentrasi berlebihan pada masalah-
masalah harian. Kebanyakan para manajer lebih
banyak mencurahkan hal-hal yang bersifat rutinitas
dan berperspektif jangka pendek. Dalam konteks ini
perencanaan SDM memiliki tantangan untuk masa
datang dalam melahirkan orang-orang visioner yang
mampu melihat gambaran masa depan secara
integral melebihi orang lain di sekitarnya.
4. Menyusun strategi-strategi SDM yang sesuai dengan
karakteristik-karakteristik unik organisasi. Menjadi
tugas dalam perncanaan SDM mendatang dalam
menyusun strategi bisnis berbeda dengan pesaing.
Keunikan strategi bisnis yang dijalankan antar
perusahaan tidak ada yang sama persis, namun
dalam menjaga strategi bisnis yang sukses
dijalankan selama ini menjadi suatu hal yang sangat
sulit sehingga mudah ditiru pesaing.
5. Menanggulangi perubahan lingkungan. Lingkungan
bisnis yang kompetitif merupakan tantangan bagi
program perencaan, bukan saja dalam bidang SDM
tetapi dalam hal perencanaan produksi, pemasaran
dan penganggaran lainnya.
6. Menyita komitmen manajemen. Perencanaan SDM di
tengah-tengah persaingan bisnis pada situasi
ekonomi global saat ini, departemen/manajer SDM
seringkali dibuat pusing karena jarang dilibatkan
dalam perencanaan strategi bisnis pada tingkat
korporat. Tidak adanya pelibatan departemen SDM
dalam penentuan rencana strategi bisnis perusahaan
mengakibatkan pencapaian tujuan-tujuan organisasi
secara keseluruhan kurang optimal. Hal ini menjadi
tantangan di masa datang dalam usaha
memenangkan setiap persaingan.
7. Menterjemahkan rencana strategi ke dalam tindakan.
Tantangan lain dalam pelaksanaan perencanaan
SDM dan perencanaan strategi bisnis adalah sering

190 Enterprise Resources Planning


tidak adanya kesesuaian antara rencana yang bagus
tetapi jelek dalam praktek. Dengan belajar dari
keadaan ini, selayaknya pada masa datang sebelum
rencana direalisasikan harus diuji dan kaji dulu
sehingga bisa memberikan jaminan keberhasilan
sebuah perencanaan.
8. Mengakomodasikan perubahan-perubahan. Setiap
Tantangan terakhir dalam perencanaan SDM dan
perencanaan strategi bisnis perusahaan adalah
bagaimana semua rencana yang akan dilakukan
dapat menyesuaikan dengan dinamika jaman yang
ada. Perencanaan yang tidak akomodatif, tidak
lentur, tidak fleksibel dan tidak peka terhadap
perkembangan pasar hanya akan melahirkan
kumpulan-kumpulan rencana yang sulit untuk
direalisasikan.

E. Human Resource Dengan ERP


Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting
dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang dapat
membantu organisasi atau perusahaan untuk mencapai
tuuan organisasinya. Maka perlu dilakukan manajemen
sumber daya manusia (Human Resource Management)
yang tepat dan efektif oleh organisasi agar dapat membuat
kinerja aset mereka menjadi maksimal. Human Resource
Management merupakan hal atau masalah yang kritis dalam
sebuah organisasi dan dapat mempengaruhi kinerja dari
SDM. Pengelolaan informasi sumber daya manusia di
perusahaan konsultan TI masih belum menggunakan sistem
yang terintegrasi dengan baik sehingga informasi yang ada
tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya dan tidak ada
penyebaran informasi secara cepat dan akurat untuk para
karyawan dan para manajemen yang membutuhkan. Banyak
perusahaan yang kemudian menerapkan ERP untuk
mengatur sumber daya khususnya sumber daya manusia.
Dengan ERP sistem yang tadinya berada pada komputer
terpisah, bisa diintegrasikan dalam satu sistem saja namun
bisa tetap diakses oleh banyak komputer lainnya yang
disebut sistem server dan client.

Enterprise Resources Planning 191


Sumber daya yang paling mahal adalah karyawan dan
sumber daya manusia lainnya (SDM). Mengelola informasi
yang berhubungan dengan sumber daya adalah tugas
besar, dan tidak ada dua sistem yang sama dalam cara
mereka menangani data HR. Standarisasi data SDM adalah
manfaat besar dari ERP, dan fitur kunci yang harus dicari
dalam setiap paket ERP adalah modul SDMnya. Mengelola
informasi mengenai peristiwa HR seperti perekrutan,
pelatihan, promosi, manfaat, dan pengakhiran semua
penting untuk kinerja sebuah perusahaan.
Dalam mengimplementasikan ERP, terkadang Sumber
Daya Manusia internal perusahaan merasa belum siap untuk
mengikuti training (pelatihan), merasa tidak bisa atau
merasa tidak aman jikau menerima perubahan.
Permasalahan ini akan berdampak mengganggu atau
menghambat proses persiapan sumber daya manusia.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka perusahaan dapat
menempuh beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Mensosialisasikan bahwa teknologi diperlukan untuk
meningkatkan daya saing dan kemampuan
perusahaan. Untuk itu Sumber Daya Manusia harus
memiliki daya adaptasi dengan lingkungan teknologi
yang terus berkembang.
2. Pelatihan dilakukan secara bertahap, karena
peningkatan ketrampilan membutuhkan tahapan
proses, jika tidak Sumber Daya Manusia akan
mengalami kesulitan dalam beradaptasi.
3. Penggantian Sumber Daya Manusia perusahaan
dengan melakukan perekrutan terhadap tenaga kerja
baru yang sudah menguasai teknologi informasi.
Namun perlu dipertimbangkan, karena penggantian
tenaga kerja baru dapat dirasakan sebagai ancaman
atas kelangsungan pekerjaan bagia Sumber Daya
Manusia yang ada.
4. Menciptakan dan mempersiapkan penghargaan bagi
Sumber Daya Manusia yang berhasil menyelesaikan
pelatihan dan mempersiapkan diri dengan baik.
Penghargaan tersebut dapat memberikan dorongan
bagi Sumber Daya Manusia untuk berkembang.

192 Enterprise Resources Planning


Perencanaan ERP Membantu Perencanaan SDM
Perusahaan dapat menggunakan perencanaan
sumber daya perusahaan untuk mempertahankan daftar
lengkap karyawan, menghasilkan dan melacak metrik
kinerja, lowongan pekerjaan, dan merampingkan
kompensasi. ERP mengintegrasikan proses bisnis inti
secara real time, membuat manajemen basis data
menjadi sederhana dan efisien. Bahkan jika hanya
mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk tugas
yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM),
ERP dapat dianggap sebagai aset berharga bagi banyak
organisasi.
Manfaat langsung yang dapat diberikan ERP untuk
perencanaan SDM melibatkan menarik dan melacak
tenaga kerja yang efektif. ERP dapat memungkinkan
perusahaan untuk berbagi pelamar di seluruh
departemen, misalnya, untuk membantu menentukan
yang paling sesuai untuk setiap peran. Calon dapat
dipetakan sesuai kualifikasi yang diinginkan untuk
pekerjaan tertentu juga, dan rencana kompensasi
bervariasi dapat dibuat untuk mendorong kinerja.
Dalam pengertian ekonomi, bisnis hanya boleh
mempekerjakan seseorang yang produk pendapatan
marjinalnya, nilai yang dia tambahkan pada bisnis
melebihi atau paling tidak sesuai dengan total biaya
totalnya. Namun, mengevaluasi produk pendapatan
marjinal bisa sulit, terutama untuk peran administratif
atau di balik layar. ERP dapat mempertahankan riwayat
pekerjaan, melacak penyakit, mencatat keterampilan dan
menggunakan metrik kinerja untuk memperkirakan nilai
karyawan tertentu. Manajemen juga bisa sampai pada
keputusan yang lebih cepat mengenai isu-isu terkait
ketenagakerjaan.
ERP tidak perlu diterapkan pada operasi SDM untuk
keuntungan perencanaan sumber daya manusia. Jika
ERP mampu membuat karyawan lebih produktif atau
lebih puas dengan budaya pekerjaan mereka,
perusahaan merasa lebih mudah mencapai tujuan
sumber dayanya. ERP dapat membantu perusahaan
meningkatkan total pendapatannya atau mengurangi

Enterprise Resources Planning 193


biaya total, sehingga memudahkan membayar bonus
atau mempekerjakan staf baru.
Modul Sumber Daya Manusia (Human Resource
Moduls). Modul ini bertujuan untuk mengelola data SDM
yang ada di perusahaan, membangun sistem perekrutan
dan pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen
karir, Modul ini didukung dengan beberapa sub modul
yang memiliki fungsi masing masing, diantaranya :
1. Personel management, berfungsi mengatur,
merencanakan dan juga mengendalikan diri sendiri.
2. Personel time management, pengelolaan waktu bagi
karyawan.
3. Payroll, penggajian bagi perusahaan-perusahaan
dalam mengelola karyawa.
4. Training and event management, mengadakan
pelatihan terhadap karyawan, baik pelatihan
karyawan baru maupun karyawan lama secara
berkala da event dimana perusahaan mengadakan
serangkaian acara-acara penting yang berkaitan
dengan kepentingan perusahaan.
5. Organizational management, manajemen organisasi
yang berfungsi mengelola secara profesional fungsi
SDM bersama-sama dengan manajer lini, karena
pengelolaan SDM merupakan bagian dari tugas-
tugas seorang manajer dari fungsi manapun.
6. Travel management pengelolaan dimana manajemen
mengadakan perjalanan untuk meningkatkan
semangat kerja karyawan dan menambah
pengetahuan mengenai keadaan diluar perusahaan.

194 Enterprise Resources Planning


Rangkuman
1. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia
sebagai penduduk atau warga negara suatu negara
atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah
memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah
maupun yang belum memperoleh pekerjaan (lapangan
kerja). Pengertian SDM dalam arti mikro secara
sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja
atau menjadi anggoata suatu organisasi yang disebut
personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dll.
Jadi SDM adalah semua orang yang terlibat yang
bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan.
2. Berikut merupakan komponen SDM
1. Pengusaha, ialah setiap orang yang
menginvestasikan modalnya untuk memperoleh
pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak
menentu tergantung pada laba yang dicapai
perusahaan tersebut.
2. Karyawan, ialah penjual jasa (pikiran dan
tenaganya) untuk mengerjakan pekerjaan yang
diberikan dan berhak memperoleh kompensasi yang
besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu (sesuai
perjanjian). Posisi karyawan dalam suatu
perusahaan dibedakan menjadi :
a. Karyawan operasional, ialah setiap orang yang
secara langsung harus mengerjakan sendiri
pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
b. Karyawan manajerial, ialah setiap orang yang
berhak memerintah bawahannya untuk
mengerjakan sebagian pekerjaannya dan
dikerjai sesuai dengan perintah.
3. Pemimpin, ialah seseorang yang mempergunakan
wewenang dan kepemimpinannya untuk
mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab
atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai
suatu tujuan.
3. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Banyak
perusahaan yang kemudian menerapkan ERP untuk
mengatur sumber daya khususnya sumber daya

Enterprise Resources Planning 195


manusia. Dengan ERP sistem yang tadinya berada
pada komputer terpisah, bisa diintegrasikan dalam satu
sistem saja namun bisa tetap diakses oleh banyak
komputer lainnya yang disebut sistem server dan client.

Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian dari HRD ?
2. Jelaskan fungsi dan tanggung jawab dari HRD ?
3. Sebutkan komponen sumber daya manusia ?
4. Sebutkan masalah yang biasa dihadapi departemen
sumber daya manusia ?
5. Dalam mengimplementasikan ERP terkadang SDM
internal perusahaan merasa belum siap atau bahkan
tidak siap menerima perubahan, bagaimana solusi untuk
mengatasi masalah tersebut ?

196 Enterprise Resources Planning


PROSES DAN IMPLEMENTASI

Sub Pokok Bahasan


Pemodelan Proses
Diagram Flowchart
Diagram EPC
Proses Improvement
Implementasi Sistem ERP
Implementasi Dan Change Management

Uraian Materi
A. Pemodelan Proses
Model adalah representasi dari kenyataan. seperti halnya
sebuah gambar yang melukiskan banyak kata, sehingga jika
model ini dimasukan dalam lingkup sistem ia dapat
menerangkan seluruh aktivitas nyata dari sebuah sistem
dalam bentuk yang lebih sederhana dalam bentuk gambar.
Model dapat dibuat pada sistem yang sudah ada sebagai
cara untuk memahami sistem tersebut dengan lebih baik
atau untuk sistem yang sedang di usulkan sebagai cara
mendokumentasikan persyaratan bisnis atau desain teknis.
Jenis model yakni:
1. Logical Model : menunjukkan apa sebenarnya sistem
tersebut dan apa yang dilakukannya.
2. Physical Model : tidak hanya menunjukkan apa
sebenarnya sistem tersebut. Apa yang dilakukannya
tapi juga bagaimana sistem itu di implemetasikan secara
fisik dan teknis.

Proses Modeling adalah teknik mengelola dan


mendokumentasikan struktur dan aliran data melalui
Proses sistem dan atau logika, kebijakan dan prosedur
yang akan di implementasikan oleh Proses Sistem.
Pemodelan proses berasal dari metode engineering
perangkat lunak klasik oleh karena itu seorang analis harus
memahami beberapa tipe model proses seperti bagan
struktur program, flowchart logika atau table keputusan
dalam bidang aplikasi pemrograman. Data flow Diagram

Enterprise Resources Planning 197


adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui
sistem dan kerja/tugas atau pengolahan yang dilakukan
oleh sistem tersebut.

Konsep Sistem Untuk Pemodelan Proses


Sistem thinking merupakan aplikasi teori dan konsep
sistem formal terhadap pemecahan persoalan sistem.
Teori dan konsep sistem membantu kita bagaimana
sistem dikelola dan bagaimana juga cara kerjanya.
Teknik membantu kita mengaplikasikan konsep dan teori
untuk membangun system real-world.

Konsep Proses
Sistem adalah proses, penggunaan kata sistem bisa
di deskripsikan sebagai ide atau konstruksi. Orang
berbicara mengenai sistem pendidikan, sistem informasi,
sistem manajemen, sistem bisnis atau sistem-sistem
yang lain. Dalam semua model sistem dari yang paling
tua maupun yang paling sederhana, Sistem itu adalah
Proses.
Dalam analisis sistem model digunakan untuk
menyajikan sebuah sistem. Model proses paling
sederhana dari sebuah sistem didasarkan pada input,
output, dan sistem itu sendiri-yang ditampilkan sebagai
proses. Simbol proses mendefinisikan batasan sistem
dengan kata lain sistem itu berada dalam batasan itu-
sedang proses diluar batasan itu adalah lingkungannya.
Sistem mempertukarkan input dan output dengan
lingkungannya. Karena lingkungan selalu berubah maka
sistem yang di desain dengan baik memiliki loop umpan
balik dan control yang memungkinkan sistem
menyesuaikan dirinya dengan perubahan kondisi. Notasi
dari proses itu sendiri juga berbeda-beda:
1. Notasi Gane-Sarson: persegi bersudut bulat
2. Notasi De Marco-Yourdon: berbetuk bulat
3. Notasi SSADM/IDEF0 yang berbentuk persegi
panjang

198 Enterprise Resources Planning


Dekomposisi Proses
Dekomposisi adalah kegiatan menguraikan sistem
kedalam subsistem, proses dan subproses
komponennya. tiap tingkatan abstraksi menampilkan
detail lebih banyak atau lebih sedikit (sesuai keinginan)
mengenai keseluruhan sistem atau subset sistem
tersebut. Dekomposisi diagram adalah alat yang
digunakan untuk menggambarkan dekomposisi sistem.
disebut juga bagan hierarki, menunjukkan dekomposisi
fungsional top-down dan struktur sistem. dekomposisi
diagram merupakan alat perencanaan untuk model
proses yang lebih detail, yaitu diagram aliran data.
Untuk membuatnya kita harus mematuhi beberapa
peraturannya:
1. Tiap proses dalam diagram dekomposisi merupakan
proses induk, proses anak, atau keduanya.
2. Induk harus memiliki dua anak atau lebih-satu anak
tunggal tidak masuk akal karena tidak akan
menunjukkan detail tambahan mengenai sistem
tersebut.
3. Pada sebagian besar standar pendiagraman
dekomposisi satu anak hanya dapat memiliki satu
induk
4. Pada akhirnya anak dari satu induk dapat menjadi
induk dari anak-anaknya sendiri.

Proses dan konvensi logika


Proses logika adalah pekerjaan atau tindakan yang
harus dilakukan tidak peduli bagaimana meng-
implementasikan sistem tersebut. Tiap proses logika
diimplemetasikan sebagai satu proses fisik atau lebih
yang dapat menyertakan pekerjaan yang dilakukan
orang, mesin/robot atau perangkat lunak komputer.
Konvensi penamaan untuk proses logika tergantung
pada letak proses dalam diagram dekomposisi/ diagram
aliran data dan tipe proses yang di gambarkan. ada tiga
tipe proses logika: fungsi, kejadian, dan proses
elementer.
1. Function/fungsi: satu sel kegiatan yang saling
berkaitan dan berkelajutan pada suatu bisnis.

Enterprise Resources Planning 199


2. Event/kejadian: unit kerja logika yang harus
diselesaikan secara keseluruhan.
3. Elementary process/proses elementer: kegiatan atau
tugas diskrit dan detail yang dibutuhkan untuk
merespon suatu kejadian.

Tiga kesalahan mekanik dengan proses,antara lain:


1. Blackhole, memiliki input tapi tidak memiliki output
2. Miracle, memiliki output tapi inputnya tidak ada
3. Gray hole, input tidak cukup untuk menghasilkan
output

Aliran data
Aliran data adalah data dalam pergerakkan. Aliran
data antara sistem dan lingkungannya atau antara
proses dalam sistem adalah komunikasi. Aliran data
menunjukkan input data ke proses atau output data dari
proses (informasi). aliran data juga digunakan untuk
menujukkan pembuatan, pembacaan, penghapusan
atau pembauran data atau pembauran data dalam file
atau database (disebut data store pada DFD).
simbolnya anak panah.
1. Aliran data logika dan konvensi
Sekalipun kita megetahui bahwa aliran data dapat
diimplementasikan degan berbagai cara, amun kita
hanya tertarik dalam aliran data logika. Nama aliran
data sebaiknya tidak berkaitan dengan segala
kemungkinan implementasi, merupakan kata benda
deskriptif dan merupakan satu frase tunggal bukan
jamak, selain itu nama aliran data harus unik.

200 Enterprise Resources Planning


Nama, aliran data
Menambahkan data
(input)
Entitas Mengubah data
Menghapus data

Nama alamat data Nama aliran data


(output) Nama proses

Spesifikasi
proses Data store
Nam aliran data

Membaca, menampilkan

Gambar 9.1
Aliran Data Dari Dan Ke Data Store
https://www.slideshare.net/FahmiHakam/pemodelan-
sistem-dfd
2. Konservasi aliran data.
Data konservasi disebut juga “memaksa proses”,
meminta aliran data hanya terdiri dari data-data yang
benar-benar dibutuhkannya dengan cara menerima
proses. dengan begitu kita telah menyederhanakan
interface antara proses-proses tersebut. Untuk
megaplikasikan konservasi data, kita harus
mendefinisikan secara tepat komposisi data tiap
aliran data (non komposit). komposisi dinyatakan
dalam form struktur data.
3. Struktur data
Pada dasarnya adalah suatu aliran data terdiri dari
item data yang disebut atribut. Atrbut data adalah
bagian terkecil dari data yang berarti bagi end user
dan bisnis. Atribut data terdiri dari aliran data disusun
menjadi struktur data.
4. Domain
Atribut adalah sebagian kecil data. tipe data untuk
atribut mendefinisikan kelas data yang dapat
disimpan dalam atribut tersebut, kalau domain suatu

Enterprise Resources Planning 201


atribut mendefinisikan nilai yang dapat digunakan
atribut secara sah.

5. Aliran divergen dan konvergen


Aliran ini digunakan untuk menggambarka aliran data
menyebar atau memusat pada diagram aliran data.
 Aliran data divergen adalah suatu aliran yang
terpisah menjadi banyak data, hal ini
mengindikasikan bahwa semua atau sebagian
aliran data tunggal terkirim ke tujuan yang
berbeda
 Aliran data konvergen adalah penyatuan banyak
aliran data menjadi aliran data tunggal, hal ini
mengindikasikan bahwa aliran data dari sumber
yang berbeda dating sebagai paket tunggal
untuk pengolahan selanjutnya.

Agen eksternal
Semua sistem informasi merespon kejadian dan
kondisi dalam lingkungan sistem. Lingkungan sistem
informasi antara lain agen eksternal yang membentuk
batasan sistem dan mendefinisikan tempat dimana
sistem berhadapan dengan lingkungannya. Agen
eksternal mendefinisikan orang, unit, organisasi, sistem
lain atau organisasi lain yang berada diluar lingkup
proyek itu tetapi berinteraksi dengan sistem yang
sedang dipelajari. Agen eksternal menyajikan input
bersih ke sistem dan menerima input bersih dari sistem.

Data store
Sebagian besar sistem menangkap data untuk
digunakan kemudian. Data tersebut lalu disimpan dalam
data store, simbol akhir dalam aliran data. Data store
adalah inventori data/file dan database. Jika aliran data
merupakan data dalam pergerakkan maka data store
dapat dikatakan sebagai data diam.

Proses Pemodelan Proses Logika


1. Perencanaan Sistem Strategis

202 Enterprise Resources Planning


Perencanaan strategis merupakan proyek terpisah
yang menghasilkan rencana strategis sistem
informasi yang medefinisikan visi dan arsitektur
keseluruhan untuk sistem informasi. Arsitektur ini
sering meliputi model proses perusahaan. Model
proses perusahaan biasa hanya mengidentifikasi
area dan fungsi bisnis
2. Pemodelan Proses Untuk Desain Ulang Proses
Bisnis
Business process redesign (BPR), menganalisis
proses bisnis dan kemudian mendesain ulang proses
tersebut untuk menghilangkan ketidak efisienan dan
birokrasi sebelum aplikasi ulang teknologi informasi.
Untuk medesain ulang proses bisnis kita harus
mempelajari proses yang ada.
3. Pemodelan Proses Selama Analisa Sistem
Dalam kerangka kerja sistem informasi, model
proses logika fokus terhadap proses perspektif dari
Bussines owner dan atau sistem user. Proses logika
tersebut biasanya dibuat sebagai penyelesaian fase
analisis persyaratan proyek. pada masa kejayaan
penggunaan metodologi analisis terstruktur awal,
pemodelan proses dilakukan dalam fase analisis
masalah pada analisis sistem. Analisis akan
membuat model proses fisik dari sistem yang ada,
model logika dari sistem yang ada, dan model logika
dari sistem target.
Saat ini sebagian besar strategi analisis
terstruktur modern memusatkan perhatian pada
pengembangan model logika pada sistem target.
Even partitioning, memfaktorkan sistem menjadi
subsistem berdasarkan kejadian dan respon bisnis
terhadap kejadian tersebut.
Strategi untuk pemodelan proses even-driven :
a. Diagram aliran data konteks, sistem dibuat utuk
menetukan lingkup proyek awal.
b. Diagram dekomposisi fungsional, untuk
mempartisi sistem menjadi subsistem dan atau
fungsi logika.

Enterprise Resources Planning 203


c. Event respon list, untuk mengidentifikasi dan
mengkonfirmasi kejadian bisnis yang harus
direspons oleh sistem.
d. Eve handler, ditambahkan ke diagram
dekomposisi untuk tiap kejadian.
e. Diagram kejadian, dibuat dan disahkan untuk
setiap kejadian.
f. Diagram sistem, dibuat dengan menggabungkan
diagram kejadian.
g. Diagram primitive, untuk proses kejadian yang
membutuhkan detail pengolahan tambahan.
4. Desain Sistem Selanjutnya
selama mendesain sistem model proses logika akan
ditransformasi menjadi model proses fisik untuk
asitektur tertentu.
5. Penemuan Fakta Dan Pengumpulan Informasi Untuk
Pemodelan Proses
Model proses tidak dapat dibuat tanpa dakta dan
informasi tepat yang dikirim oleh komunitas
pengguna. Fakta tersebut dapat dikumpulkan melalui
sejulmlah teknik seperti sampling terhadap form dan
file yang ada, riset terhadap sistem yang serupa,
survey terhadap pengguna dan manajemen. Metode
tercepat pengumpulan fakta dan informasi, secara
serempak membuat dan menguji model proses
disebut join requerment planning (JRP)
6. Computer Aided System Engineering (CASE) untuk
pemodelan proses
Seperti semua model sistem model CASE juga
disimpan dalam repository. Model ini menyediakan
penyimpanan untuk menyimpan model proses dan
penjelasan detailnya.

Membuat Model Proses


1. Diagram aliran data konteks
Lingkup proyek mendefinisikan aspek bisnis yang
harus didukung oleh sistem atau aplikasi dan
bagaimana sistem yang dimodelkan berinteraksi
dengan sistem lain dan bisnis secara keseluruhan.

204 Enterprise Resources Planning


Strategi mendokumentasikan batasan dan lingkup
sistem:
a. Pikirkanlah sistem sebagai container untuk dapat
membedakan antara bagian dalam dan luarnya.
b. Tanyakan pengguna akhir sistem anda, transaksi
bisnis apa yang harus direspon oleh sistem.
c. Tanyalah pengguna akhir anda, respon apa yang
harus dihasilkan oleh sistem.
d. Identifikasi tiap data store eksternal, banyaknya
sistem membutuhkan akses ke file atau database
sistem lain.
e. Gambar diagram konteks dari semua informasi
sebelumya.
2. Diagram Dekomposisi Fungsional
Diagram Dekomposisi menunjukkan dekomposisi
atau struktur fungsional top down suatu sistem. selain
itu juga menyediakan awal garis besar
penggambaran diagram aliran data kita.
3. Event-response dan use-case list
Setelah didekomposisi maka langkah selanjutnya
adalah menetukan kejadian apa yang harus direspon
sistem dan respon apa yang tepat. Beberapa input
pada diagram koteks diasosiasikan dengan kejadian.
pada dasarnya ada tiga tipe kejadian:
 Eksternal event, dianalisis oleh agen eksternal.
Saat kejadian berlangsung muncul aliran data
input untuk sistem.
 Temporal event, memeicu proses pada basis
waktu atau sesuatu yang terjadi. saat kejadian ini
berlangsung terjadi input aliran control.
 State event, memicu proses berdasarkan
perubahan sistem dari satu kondisi ke kondisi
yang lain.
4. Diagram Dekomposisi Event
Untuk mempartisi fungsi dalam diagram dekomposisi,
kita cukup menambahkan proses event handling
pada dekomposisi tersebut. Jika keseluruhan
diagram dekomposisi tidak cocok pada halaman
tunggal, maka bisa ditambahkan denga halaman
terpisah untuk subsistem atau fungsi. Root proses

Enterprise Resources Planning 205


pada halaman berikutnya diduplikasi dari halaman
sebelumnya untuk menyediakan referensi silang.
5. Diagram kejadian
Diagram kejadian adalah diagram konteks untuk
kejadian tunggal. Diagram ini meunjukkan interaksi
input, output dan data store utuk kejadian tersebut.
Sebagian besar diagram kejadian adalah terdiri dari
proses tunggal-proses yang sama yang disebutkan
untuk menangani kejadian dalam diagram
dekomposisi tersebut.
6. Diagram sistem
Diagram sistem menyajikan konteks yang berarti bagi
pengguna untuk mensahkan akurasi tiap kejadian
yang harus direspon sistem. Tapi kejadian tersebut
tidak terisolasi. Kejadian tersebut secara kolektif
mendefinisikan sistem dan subsistem. Diagram
sistem menujukkan semua kejadian untuk sistem
pada diagram tunggal atau semua kejadian untuk
subsistem tungggal pada diagram tunggal.
Keseimbangan adalah mensinkronisasikan diagram
aliran data pada level detail yang berbeda untuk
menjaga konsistensi dan kelengkapan model.
Keseimbangan adalah teknik yang menjamin
kualitas.
7. Diagram primitive
Proses kejadian pada diagram sistem mungkin
dikembangkan menjadi sebuah diagram aliran data
primitive dan sebuah gambaran procedural. terutama
untuk proses transaksi bisnis yang lebih komplek (ex:
pengolahan, pemesanan). sedangkan untuk lainnya
seperti pembuatan laporan, cukup sederhana
sehingga tidak perlu pengembangan lebih lanjut.

Proses kejadian dengan diagram kejadian yang lebih


komplek seharusnya dikembangkan menjadi diagram
aliran data primitive yang lebih detail. DFD primitive ini
menunjukkan persyaratan pemrosesan detail untuk
kejadian tersebut. DFD menujukkan beberapa proses
elementer untuk proses kejadian. Tiap proses elementer
adalah kohesif (hanya melakukan satu hal).

206 Enterprise Resources Planning


B. Diagram Flowchart
Pengertian Flowchart (Diagram Alir) dan Simbol-
simbolnya Flowchart atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Diagram Alir ini dipergunakan dalam industri
manufakturing untuk menggambarkan proses-proses
operasionalnya sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat
berdasarkan urutan langkah dari suatu proses ke proses
lainnya. Flowchart atau Diagram Alir sering digunakan untuk
mendokumentasikan standar proses yang telah ada
sehingga menjadi pedoman dalam menjalankan proses
produksi.Disamping itu, Flowchart atau Diagram Alir ini juga
digunakan untuk melakukan Analisis terhadap proses
produksi sehingga dapat melakukan peningkatan atau
perbaikan proses yang berkesinambungan (secara terus
menerus).
Pada dasarnya, Flowchart (Diagram Alir) adalah alat
yang digunakan untuk melakukan Perencanaan Proses,
Analisis Proses dan Mendokumentasikan Proses sebagai
standar Pedoman Produksi. Flowchart (Diagram Alir)
merupakan salah satu dari QC 7 Tools (7 alat Pengendalian
Kualitas) yang diperkenalkan oleh Mr. Kaoru Ishikawa pada
tahun 1968 bersamaan dengan alat-alat lainnya seperti
Histogram, Pareto Chart, Scatter Diagram, Control Chart,
Cause and Effect Diagram (Fishbone Chart) dan Check
Sheet.
Sebutan-sebutan lain untuk Flowchart (Diagram Alir)
antara lain : Flow Diagram, Process Flowchart, Process
Map, Work Flow Diagram dan Business Model. Flowchart
(Diagram Alir) merupakan alat (tool) dasar dan mudah
dipergunakan serta sangat bermanfaat bagi suatu
perusahaan Manufakturing dalam mengidentifikasikan
proses operasionalnya terutama untuk menjelaskan setiap
langkah dalam menjalankan Proses Operasionalnya.
Beberapa Keuntungan dalam penggunaan Flowchart
(Diagram Alir) antara lain :
1. Sebagai Dokumentasi Prosedur Kerja dalam ISO
2. Sebagai pedoman untuk menjalankan Operasional
3. Sebagai pedoman untuk melakukan pelatihan
terhadap Karyawan baru

Enterprise Resources Planning 207


4. Sebagai benchmark (patokan)
5. Sebagai Peta kerja untuk mencegah terjadi
kehilangan arah
6. Untuk mempermudah pengambilan keputusan

Quadrabiz Technology

ERP

Project
Home Master Admin My Area Shadja
Management

Task
Expense
Client Category Supplier Process Stage Acces
Details
s

Leave Project
Management Role Project Task Name
Allocation

Employe Role Attendance Change


Password
Expensess
Type
Role Role

Gambar 9.2
Diagram ERP
https://creately.com/diagram/example/h4pf38yn/
ERP+Diagram

208 Enterprise Resources Planning


Processing of
Delivered items

Select Item

Identify Item In sistem

Yes
Avaible in
Update Quantity
Stock No

No

No Add Quantity

Last item
Last item Yes No Generate item ID From
Bulk
From Delivery?
Input barcode lables
Delivery?

Yes
Generate item ID barcode
lables for all items End

Gambar 9.3
Contoh Flowchat
https://creately.com/diagram/example/i4st4yur
/ERP Systems Flowchart

C. Diagram EPC
Event- driven process chains menurut (Van der Aalst,
1999) adalah bahasa pemodelan yang mendeskripsikan
proses bisnis dalam gambar intuitif. Bahasa yang
digunakan diharapkan mendeskripsikan pada level logika
bisnis yang speksifik sehingga dapat dimengerti oleh
pembaca. Elemen yang terdapat pada EPC dalam
tulisan (Van der Aalst, 1999) adalah function yang
digambarkan dalam kotak. Function tersebut adalah
aktifitas yang harus dijalankan, event adalah situasi
sebelum atau sesudahfungsi dijalankan. Function dan
event sailing berkaitan. Logical connectors digunakan
untuk menghubungkan antara function dan event. Dalam
penggunaanya yang lebih spesifik dalam aktifitas, logical

Enterprise Resources Planning 209


connectors bisa mengunakan ^ (dan), XOR (eksklusif
atau) dan v (atau).
Event Output
Costumer
Order
Input Receiver Order
Confirmation

Order Check
Request Form Costumer
Costumer Order Support center
Information

CRM

Organitation
Unit
Order
Supporting Confirmed
System
Function

Result Event

Gambar 9.4
EPC
(https://www.slideshare.net/mpaskevi/business-process-
design-2008-presentation)

D. Proses Improvement
Business process improvement (BPI) merupakan
metodologi perencanaan dalam pengoperasian proses bisnis
ataupun keterampilan karyawan yang dapat ditingkatkan
agar lebih baik sehingga dapat mendorong prosedur, alur
kerja yang lebih efisien dan efektif bagi pertumbuhan bisnis
secara keseluruhan. Proses ini juga dapat disebut sebagai
proses perbaikan fungsional yang dapat membantu
meningkatkan proses bisnis dalam suatu perusahaan.
Tujuan dari Business process improvement (BPI) adalah
untuk mengeliminasi kesalahan-kesalahan, memberikan
perusahan keuntungan yang kompetitive dengan
peningkatan proses bisnis, memenuhi permintaan pelanggan
dan tujuan bisnis yang lebih efektif.

210 Enterprise Resources Planning


Manfaat Business Process Improvement
Dengan adanya proses bisnis yang jelas dan terstruktur,
maka manfaat yang akan didapat perusahaan adalah:
1. Eliminasi kesalahan-kesalahan
2. Maksimasi penggunaan asset
3. Minimasi waktu tunggu (delay)
4. Memberikan pemahaman dan memudahkan
penggunaan
5. Dekat dengan pelanggan internal maupun eksternal
6. Kemampuan adaptif tehadap keinginan pelanggan
7. Memberikan perusahaan keuntungan yang kompetitif
8. Menghilangkan kelebihan-kelebihan pengeluaran

Sasaran Utama Business Process Improvement


Perbaikan proses bisnis ini memiliki sasaran-sasaran
utama sebagai berikut (Harrington,1991):
1. Membuat proses efektif : mengeluarkan hasil yang
diinginkan
2. Membuat proses efisien : meminimasi sumber daya
3. Membuat proses adaptif : dapat beradaptasi
terhadap perubahan kebutuhan pelanggan maupun
kebutuhan bisnis
Dasar-dasar pemilihan proses bisnis yang akan di
perbaiki
Pemilihan proses bisnis untuk diperbaiki merupakan
sesuatu hal yang sangat kritis dalam siklus proses
perbaikan proses bisnis. Pada umumnya, dipilihnya
suatu proses untuk diperbaiki adalah sebagai berikut:
1. Adanya keluhan-keluhan atau masalah dari
pelanggan
2. Proses-proses berbiaya tinggi
3. Proses dengan waktu siklus panjang
4. Adanya cara atau proses yang lebih baik
5. Tersedianya teknologi baru
6. Arahan manajemen untuk menerapkan metode baru

Enterprise Resources Planning 211


Fase-fase Business Process Improvement:

Organizating Understanding Measurement Continuous


for the Process Streamlining and Improvement
Improvement Controls

Gambar 9.5
Fase Business proses Improvement
https://desiariska93.wordpress.com/2014/05/29/business-
process-improvement/

 Mengorganisir Perbaikan
Mengorganisir perbaikan adalah pengorganisir
perbaikan yang bertujuan untuk mengelola proses
bisnis internal maupun eskternal untuk menjadi lebih
baik dalam suatu organisasi seperti berikut dibawah
ini.Mendefinisikan proses bisnis yang kritis
1. Pemilihan process owner
2. Mendefinisikan batas-batas awal perbaikan
3. Pembentukan dan pelatihan tim perbaikan proses
4. Mengembangkan model perbaikan
5. Menetapkan ukuran-ukuran keberhasilan
 Pemahaman Proses
Pemahaman proses dilakukan untuk mencapai
pemahaman seluruh dimensi yang ada di dalam
proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi
sehingga proses yang berjalan jelas dan di mengerti
oleh masing-masing dimensi fungsional dari bagan
arus proses maupun prosedur yang ada didalamnya.
1. Membuat bagan alir proses
2. Hubungan-hubungan dengan sebuah proses yang
berjalan
3. Melakukan analisa waktu proses
4. Pelaksanaan perbaikan yang cepat
5. Pengaturan proses dan prosedur

212 Enterprise Resources Planning


 Penyederhanaan Proses
Penyederhanaan proses adalah proses yang
dilakukan untuk menyederhanakan proses dengan
mengurangi waktu proses, menstandarisasi maupun
memperbaharui proses yang semuanya bertujuan
untuk memperbaiki efisiensi, efektivitas, dan
adaptabilitas dari proses bisnis yang berjalan.
1. Menyederhanakan proses
2. Pemilihan proses yang dikehendaki
3. Mengurangi birokrasi
4. Meng-upgradeperalatan
5. Standarisasi proses
6. Mengurangi waktu proses
 Pengukuran dan Kontrol
Pengukuran dan pengontrolan proses bisnis
dilakukan untuk mengontrol jalannya proses bisnis
dengan melakukan pemeriksaaan dan pengukuran
terhadap prediksi target yang ingin dicapai oleh
organisasi.
1. Mengembangkan pengukuran proses dan target
yang dicapai
2. Menyediakan sistem umpan balik
3. Melakukan pemeriksaan proses secara berkala
Perbaikan Berkelanjutan
perbaikan berkelanjutan dilakukan dengan tahapan
dibawah ini dengan tujuan adalah untuk mencapai
pengimplemantasian proses perbaikan selanjutnya
dengan berbagai proses seperti perubahan,
menghapus,menambahkan proses dan sebagainya
1. Mengevaluasi dampak perubahan terhadap bisnis
dan pelanggan
2. Mengkualifikasikan proses
3. Mencari dan menghilangkan masalah proses
4. Studi banding proses
5. Melihat kembali kualifikasi secara berkala
Cycle time merupakan siklus waktu yang digunakan
dalam menghasilkan sebuah output dari input yang
diberikan yang mana siklus waktu ini dapat menghambat
efisiensi dan efektivitas proses bisnis perusahaan

Enterprise Resources Planning 213


sehingga terdapat 3 cara untuk memperbaiki siklus
waktu yang berjalan di dalam perusahaan yakni :
1. Eliminasi Kegiatan Non Value added (NVA). NVA
merupakan aktivitas dari suatu proses bisnis yang
tidak memberikan keuntungan dan nilai yang berarti
kepada pelanggan maupun dalam proses bisnis
sehingga dengan melakukan pengeliminasian
aktivitas ini dapat memberikan efisiensi waktu pada
proses bisnis organisasi. contoh: Redundant
inspections, Filling in forms, Rework, Excessive
transit, Waiting, Storage.
2. Meminimalisir kegiatan Business Value Added (BVA).
BVA merupakan aktivitas-aktivitas dari suatu proses
bisnis yang tidak memberikan nilai tambah bagi hasil
dari proses secara langsung, tetapi aktivitas ini
diperlukan dalam proses bisnis sebagai pendukung
untuk proses bisnis lainnya sehingga dengan adanya
aktivitas ini dapat membantu proses menjadi lebih
efektif namun aktivitas ini tidak dianjurkan untuk
berlebihan sehingga membutuhkan pengurangan
pada proses ini. contoh: Scheduling, Marketing,
planning,Auditing.
Sederhanakan kegiatan Real Value Added (RVA). RVA
mencakup proses penting yang mengubah input menjadi
output yang diperlukan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan sehingga proses ini menjadi sangat penting
namun semakin sederhana aktivitas ini semakin baik
dalam keefektivitasan dan keefisiensian siklus waktu.
contoh:Product development, Material procurement.

E. Implementasi Sistem ERP


Kemampuan ERP untuk mengintegrasikan proses dan
informasi diharapkan dapat membawa perbaikan pada
proses bisnis perusahaan. Sistem ERP merupakan sistem
yang besar dan kompleks, sehingga pengaruhnya meliputi
hampir sebagian besar department pelaku proses bisnis
utama dalam perusahaan. Data yang dikelola oleh sistem ini
juga biasanya berjumlah besar dan sistem sendiri dituntut
untuk berjalan dengan baik agar manfaat sistem dapat
dirasakan oleh perusahaan. Oleh karena itu , investasi yang

214 Enterprise Resources Planning


dikeluarkan untuk implementasi sistem tidaklah sedikit dan
keberhasilan implementasinya dipengaruhi oleh banyak
aspek.
Gambar dibawah merupakan dimensi dan faktor- faktor
yang dapat mempengaruhi implementasi ERP mencakup
berbagai Aspek.

Economy &
Economic growth
Infrastruktur Manufacturing

Enviroment/External

IT Maturity Regional

Development &
implementation of
ERP
Computer culture Goverment

Organization/Internal

Business size BPR experience


Mngmt.commitment

Gambar 9.6
Faktor yang mempengaruhi implementasi ERP
(Wawan & Falahah D., 2007)

Dalam impelementasinya terdapat beberapa jenis


pendekatan yang dapat dilakukan perusahaan dalam
memilih, menyeleksi, dan mengadopsi sistem ini sesuai
kemampuan perusahaan dan skenario untuk
implementasi jangka panjang. Secara garis besar
terdapat 3 (tiga) pendekatan umum, yaitu :
1. Penggunaan satu paket software utuh (vendor
tunggal)
2. Kombinasi dari beberapa paket software (berbagai
Vendor)
3. Kostumisasi atau membuat paket sendiri, paket
software ERP.

Apabila perusahaan sudah berniat untuk


mengimplementasikan sistem ERP, maka dibutuhkan

Enterprise Resources Planning 215


beberapa tahapan dan langkah umum yang dapat
dilakukan, sebagai berikut :
1. Membangun organisasi tim proyek
2. Menentukan pendekatan implementasi
3. Membangun rencana implementasi
4. Menentukan kriteria keberhasilan dan metode
pengukurannya.

Berikut ini merupakan karakteristik khusus yang


membedakan proyek ERP dengan proyek
pengembangan sistem lainnya, yaitu:
1. Proyek ERP biasanya memiliki ruang lingkup yang
lebihluas dibanding proyek pengembangan
software lainnya, dan melibatkan hampir semua
fungsi/departemen dalam perusahaan.
2. Proyek ERP biasanya menggunakan beberapa
paket software secara ekstensif (luas), baik
berupa satu paket kesatuan atau kombinasi
beberapa paket.

Sebelum menerapkan sistem ERP, alangkah lebih


baiknya diperlukan pemahaman tentang siklus hidup
implementasi ERP, sebagai berikut :
 Fase 1 : perencanaan
Pada langkah awal ini adalah membentuk komite
pengarah dengan tugas utamanya
mengidentifikasi tujuan utama dan ruang lingkup
proyek ERP, menentukan manajer proyek dan
anggota tim lainnya untuk membangun sistem.
Tugas tim proyek ini adalah :

 Mengidentifikasi masalah yang akan


diselesaikan oleh sistem ERP
 Mengevaluasi alternatif pendekatan pada
ERP
 Membuat jadwal anggaran proyek.
 Fase 2 : analisis
Meskipun mungkin belum menetukan vendor
terntentu, tapi tim proyek mulai membentuk
kelompok kerja pada berbagai fungsi

216 Enterprise Resources Planning


diperusahaan untuk mengumpulkan informasi
dan mengidentifikasi kebutuhan. Setelah itu tim
proyek bertanggung jawab mengevaluasi vendor
yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan
dan membuat rekomendasi kepada tim pengarah.
Setelah menentukan vendor dan dilakukan
pelatihan-peatihan, maka akan dihasilkan sebuah
prototype sistem ERP diberbagai area untuk
mensimulasikan dan menunjukkan integrasi antar
modul kepada user dan identifikasi kebutuhan
tambahan lainnya.
 Fase 3 : Desain
Fase desain akan dimulai setelah perusahaan
menetapkan vendor dan tingkat desainnya
tergantung pada pendekatan ERP. Selain desain
prototype, aspek desain lainnya yang cukup
penting yaitu hardware, karena berbagai fungsi
bisnis akan menggunakan sumber daya yang
sama. Alternatif yang sama. Alternatif yang tepat
saat ini adalah Client-server yang meliputi
penetapan jalur jaringan komputer yang
menghubungkan berbagai departemen, gedung
atau lokasi kantor yang terpisah.
Setelah itu para pengguna akhir (end user) harus
mendapat pelatihan intensif atas paket-paket
ERP, supaya mereka siap menggunakan sistem
yang baru. Selain itu juga dapat membantu
menyempurnakan identifikasi kebutuhan selama
proses pembuatan prototype.
 Fase 4 : Implementasi
Setelah perusahaan menentukan paket software
yang akan digunakan, fase selanjutnya adalah
melakukan konstruksi dan penerapan per-modul.
Setelah modul selesai dikonfigurasi dan
diintegrasikan dengan komponen dan program
lainnya. Maka fase selanjutnya yaitu pertama,
dibuat prototype sistem dengan dilakukan revisi
hingga sistem digunakan. Tahap ketiga, adalah
membuat dokumentasi seluruh sistem dan
memberikan pelatihan pada semua pengguna

Enterprise Resources Planning 217


sistem. Dan terakhir membuat rencana ‘roll out’
sistem meliputi jadwal intalasi sistem diseluruh
divisi
 Fase 5 : Dukungan Teknis
Tujuan dari fase ini adalah untuk menjamin
keberhasilan sistem jangka pendek dan jangka
panjang. Hal ini merupakan pemeliharaan sistem
ERP meliputi koreksi kesalahan yang ditemui
oleh pengguna. Jika terjadi kesalahan, maka
diperlukan respon yang cepat dari seorang
konsultan yang berpengalaman untuk menjaga
kepercayaan user serta mendukung kelancaran
kerja. Selain itu mungkin diperlukan pemeliharaan
seperti upgrade versi paket atau modul untuk
memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi
kemudian. (Wawan & Falahah D., 2007).
Dalam pengimplementasinya pada perusahaan, ERP
dapat berhubungan dengan bagian back office system
yang secara umum mengindikasikan bahwa pelanggan
dan publik tidak dilibatkan dalam sistem ini. Dan
terintegrasi juga dengan front office system yang
langsung berhubungan dengan pelanggan/cutomer
seperti sistem untuk e-commerce
Tantangan Implementasi Enterprise Resource
Planning (ERP)
Disamping banyak benefit yang diperoleh dari
implementasi ERP, beberapa tantangan ERP perlu
diperhatikan di era globalisasi seperti sekarang ini.
Tantangan ERP menurut (Wijaya & Alianto, 2013) adalah
sebagai berikut:
1. Dukungan Teknologi Tinggi (High Tech)
Cara kerja sistem ERP akan menuntut dukungan
perangkat teknologi informasi tinggi yang akan
mendukung teknologi ERP. Untuk itu, pengadaan
atau investasi yang relatif besar sangatlah
dipertimbangkan dalam mendukung kesuksesan
implementasi sistem ERP.
2. Fleksibilitas
Fleksibilitas ERP merupakan tantangan sendiri,
dimana suatu hal yang sulit untuk dapat dilakukan.

218 Enterprise Resources Planning


3. Kompleksitas
Rantai pemenuhan kebutuhan, dengan pemenuhan
aplikasi yang dirancang sebagai kesatuan entity
bisnis yang terintegrasi.
4. Kompetensi
Perusahaan dituntut lincah dan mampu untuk
melakukan respon terhadap tekanan bisnis, dan
mampi berdaptasi terhadap perubahan yang terjadi.
5. Sumber Daya Manusia
Cara kerja ERP menuntut kemampuan pengguna
sebagai sumber daya yang akanmenjalankan dan
menggunakan aplikasi program terintegrasi untuk
meguasi penggunaan teknologi informasi.
6. Integrasi
Integrasi merupakan keunggulan dalam ERP, yakni
menggabungkan berbagai kebutuhan nformasi untuk
beberapa departemen, sehingga dapat memudahka
pengguna atau orang yang membutuhkan untuk
mengelola informasi menjadi suatu alat untuk
pengambilan keputusan.

F. Implementasi Dan Change Management


Change Management adalah serangkaian proses
yang digunakan untuk memastikan bahwa perubahan
strategis yang signifikan dalam organisasi dilakukan
secara terkontrol dan sistematis, untuk mengatasi
resistensi terhadap perubahan dalam rangka
meningkatkan keterlibatan dan pencapaian tujuan
organisasi untuk transformasi efektif. Pencapaian
perubahan yang berkelanjutan dimulai dengan
pemahaman yang jelas tentang keadaan organisasi saat
ini, diikuti dengan pelaksanaan strategi yang tepat dan
ditargetkan. Change management menurut (Davidson,
2010) merupakan sebuah proses penyejajaran
(alignment) berkelanjutan sebuah organisasi dengan
pasarnya dan melakukannya lebih tanggap dan efektif
dari pada para pesaingnya. Dimana manajemen
perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk
mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena
terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan

Enterprise Resources Planning 219


dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari
dalam maupun dari luar organisasi tersebut.
Fokus dari Change Management adalah pada hasil
perubahan yang akan dihasilkan, pengaturan baru harus
bisa dipahami. Perubahan proses biasanya berlaku
untuk tugas dan/ atau perubahan struktur, dan dapat
pula berupa: Tambahan atau Transformasional dan
Situasional. Strategi Change Management yang
komprehensif harus mengarah ke tujuan yang diinginkan
dan menciptakan rasa kepemilikan, sehingga
memungkinkan perbaikan berkelanjutan, terukur dan
membangun kemampuan untuk menghadapi perubahan
di masa depan.
Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya.
Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan
internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan
eksternal). Untuk manajemen perubahan perlu diketahui
adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen
perubahan ada empat, yaitu:
Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi
perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal
perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam
tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal
kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe
perubahan.
Tahap 2, adalah tahap perencanaan perubahan.
Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik
situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan
pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan
adanya faktor pendukung sehingga perubahan dapat
terjadi dengan baik.
Tahap 3 merupakan tahap implementasi perubahan
dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan
pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan
sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu
perlu dilakukan monitoring perubahan.
Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan balik.
Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh karena
itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan
evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat di umpan

220 Enterprise Resources Planning


balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak pada
perubahan yang diinginkan berikutnya.
Suatu perubahan melibatkan perasaan, aksi,
perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang terlibat dan tipe
gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan
melibatkan sebagian besar terhadap perilaku dan sikap
mereka, maka akan lebih sulit untuk merubahnya dan
membutuhkan waktu yang lama. Jika pimpinan
manajemen perubahan mengetahui emosi normal yang
dicapai, ini akan lebih mudah untuk memahami dan
menghandel emosi secara benar.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melakukan
perbaikan yang berkelanjutan terhadap kinerja. Untuk
mempersiapkan dan menyetujui pelaksanaan rencana
enterprise wide dan sumber daya, memberikan
komunikasi yang disesuaikan dengan organisasi,
memastikan semua staf memahami perlunya perubahan,
untuk mempersiapkan dan melatih semua staf dan
stakeholder kunci untuk perubahan dalam proses dan /
atau struktur, mengelola masalah / konflik begitu mereka
muncul, dan memastikan manfaat yang direncanakan
tercapai. Dalam merencanakan perubahan, perlu
mempertimbangkan pembelajaran, pengembangan dan
kebutuhan pelatihan yang akan diperlukan sebagai
akibat dari teknologi/instalasi sistem/ budaya / perubahan
proses, atau learning and development scoping of needs.
Proses perubahan mencakup perubahan yang
signifikan pada profil, komposisi, operasi atau jumlah
tenaga kerja, perubahan jam operasi, perubahan
teknologi utama yang mempengaruhi kebutuhan
keterampilan staf, program perubahan dianggap sebagai
perubahan "besar". Untuk memudahkan perubahan dari
proses yang mempengaruhi pegawai/ staf, panduan
transisi harus dibuat untuk staf supaya sesuai dan untuk
mengatur keadaan individu staf lainnya. Panduan transisi
dibuat untuk dukungan dan bimbingan selama
perubahan.

Enterprise Resources Planning 221


Rangkuman
1. Pemodelan proses berasal dari metode engineering
perangkat lunak klasik oleh karena itu seorang analis
harus memahami beberapa tipe model proses seperti
bagan struktur program, flowchart logika atau table
keputusan dalam bidang aplikasi pemrograman.
2. Sistem ERP merupakan sistem yang besar dan
kompleks, sehingga pengaruhnya meliputi hampir
sebagian besar department pelaku proses bisnis utama
dalam perusahaan. Data yang dikelola oleh sistem ini
juga biasanya berjumlah besar dan sistem sendiri
dituntut untuk berjalan dengan baik agar manfaat sistem
dapat dirasakan oleh perusahaan. Oleh karena itu ,
investasi yang dikeluarkan untuk implementasi sistem
tidaklah sedikit dan keberhasilan implementasinya
dipengaruhi oleh banyak aspek.
3. Berikut ini merupakan karakteristik khusus yang
membedakan proyek ERP dengan proyek
pengembangan sistem lainnya, yaitu:
a. Proyek ERP biasanya memiliki ruang lingkup yang
lebihluas dibanding proyek pengembangan software
lainnya, dan melibatkan hampir semua
fungsi/departemen dalam perusahaan.
b. Proyek ERP biasanya menggunakan beberapa
paket software secara ekstensif (luas), baik berupa
satu paket kesatuan atau kombinasi beberapa
paket.

Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian dari proses modeling ?
2. Jelaskan keuntungan menggunakan flowchart dalam
menggambarkan proses operasional ?
3. Jelaskan manfaat dari business process improvment
dalam penerapannya pada perusahaan ?
4. Jelaskan fase-fase dalam business process
improvement ?
5. Jelaskan mengapa diperlukan change managemen
tdalam sebuah perusahaan ?

222 Enterprise Resources Planning


Daftar Pustaka

Ade, Y., & Hidayatulah, H. (2010). Perancangan Arsitektur


Informasi Untuk Mendukung Keberlangsungan Proses
Bisnis Enterprise Wide. Perancangan Arsitektur
Informasi Untuk Mendukung Keberlangsungan Proses
Bisnis Enterprise Wide.

Alzoubi, A. (2011). The effectiveness of the accounting


information system under the enterprise resources
planning (ERP). Research Journal of Finance and
Accounting, 2(11), 10–19.

Amirullah, Hanafi, dan R. (2002). Pengantar Manajemen.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andersen, B. (2007). Business process improvement


toolbox. ASQ Quality Press.

Anderson, G. (2011). Sams teach yourself SAP in 24 hours.


Sams Publishing.

Anderson, G. W., Nilson, C. D., Rhodes, T., & Kakade, S.


(2009). SAP implementation. Unleashed: a business
and technical roadmap to deploying SAP, Sams.

Andespa, R. (n.d.). Modul Sistem Informasi Manajemen.


Diambil 30 Januari 2018, dari https://dewapurnama.
files.wordpress.com/2012/08/modul-dewa89s-modul-
system-informasi-manajemen.pdf

Andiyani, E. (2008). Peran Implementasi Enterprise


Resource Planning (Erp) Terhadap Efektivitas
Pengendalian Internal Pelaporan Keuangan (Studi
Kasus pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company). Universitas Widyatama.

Anton, J., Phelps, D., & Petouhoff, N. L. (2005). How to


Conduct a Call Center Performance Audit: A to Z. Anton
Press.

Enterprise Resources Planning 246


Arlina. (2016). Persiapan Sumber Daya manusia Dalam
persiapan ERP. Diambil 2 Februari 2018, dari
http://www.sistem-informasi.xyz/2016/12/persiapan-
sdm-implementasi-erp.html

Belkaoui, A. R., & Riahi, A. (2000). Teori Akuntansi Buku 2.


Jakarta: Salemba Empat.

Bentley, L. D., Dittman, K. C., & Whitten, J. L. (2000).


Systems analysis and design methods. Irwin/McGraw
Hill.

Beti, Y. (2012). ERP sebagai bagian Penting Dari Sistem.

Buttle, F. (2007). Customer Relationship Management


(Manajemen Hubungan Pelanggan). Bayumedia.
Jakarta.

Carissa, A. O. (2014). Penerapan Customer Relationship


Management (CRM) Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada
Bandung Sport Distro Malang). Jurnal Administrasi
Bisnis, 15(1).

Davidson, J. (2010). Change Management. Prenada.

Desi, A. (2014). business-process-improvement. Diambil dari


https://desiariska93.wordpress.com/2014/05/29/busines
s-process-improvement/

Dina, A. (2017). Fungsi, Aktivitas, Dan Berbagai Jenis


Akuntansi. Diambil 17 Februari 2018, dari https://www.
jurnal.id/id/blog/2017/fungsi-aktivitas-dan-berbagai-jenis
-akuntansi

Dina Amalia. (2017). Pengertian Faktor Dan Proses


Produksi. Diambil 12 Februari 2018, dari https://www.
jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-faktor-dan-proses-
produksi

247 Enterprise Resources Planning


Eka, W. (2008). Faktor Keberhasilan ERP. Diambil 18
Februari 2018, dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/
130000-T 24938-Analisis faktor-Literatur.pdf

Francis, B. (2007). Customer Relationship Management


(Manajemen Hubungan Pelanggan) Concepts and
Tools. Bayumedia: Malang.

Gereffi, G., Humphrey, J., & Sturgeon, T. (2005). The


governance of global value chains. Review of
international political economy, 12(1), 78–104.

Gomaa, M. I., Markelevich, A., & Shaw, L. (2011).


Introducing XBRL through a financial statement analysis
project. Journal of Accounting Education, 29(2–3), 153–
173.

Gordon, I. (2002). Best practices: Customer relationship


management. Ivey Business Journal, 67(2), 1–5.

Gunasekaran, A., & Kobu, B. (2002). Modelling and analysis


of business process reengineering. International journal
of production research, 40(11), 2521–2546.

Hadiwidjojo, C. C. (2016). Analisis Rantai Nilai Pada CV


Master Sentra Boga. Agora, 4(1), 51–59.

Hakam, F. (2015). FahmiHakam/pemodelan-sistem-dfd.


Diambil dari https://www.slideshare.net/FahmiHakam
/pemodelan-sistem-dfd

Hall, J. A. (2012). Accounting information systems. Cengage


Learning.

Hall James A. (2004). Accounting Information Sistem. USA:


South Westren.

Enterprise Resources Planning 248


Harrison, J. S., Hitt, M. A., Hoskisson, R. E., & Ireland, R. D.
(2001). Resource complementarity in business
combinations: Extending the logic to organizational
alliances. Journal of management, 27(6), 679–690.

Hartono, M. (2004). Tujuh Langkah Mudah Membangun


Sistem Informasi ERP. Jakarta: Elek Media
Komputindo.

Heripracoyo, S. (2009). Analisis dan perancangan sistem


informasi akuntansi pembelian dan persediaan pada pt.
Oliser indonesia. In Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi (SNATI).

Hirisha Bayramovska. (2015). ERP Systems Flowchart.


Diambil dari https://creately.com/diagram/example
/i4st4yur/ERP Systems Flowchart

Ikatan, A. I. (2004). Standar akuntansi keuangan. Jakarta:


Salemba Empat.

Indrajani. (2008). Analisis dan perancangan sistem informasi


akuntansi pembelian dan hutang usaha.

Jonni, H., Pontoh, G. T., & Rahmawati, H. S. (n.d.).


Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap
Kualitas Output Sia Dan Spi Pada Perusahaan
Pengguna Erp Di Sulawesi Selatan.

Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2002).


Akuntansi Intermediate (judul asli: Intermediate
Accounting), edisi kesepuluh, jilid 1. Penerjemah Emil
Salim, SE Jakarta: Erlangga.

Kridanto, S. (2010). Diktat Kuliah Strategi dan Kebijakan


Sistem Informasi: Change Management. Bandung.

Leon, A. (2008). ERP demystified. Tata McGraw-Hill


Education.

Lukas, A. (2001). Customer Relationship Management, CRM


Slide Pesentation. Jakarta: Ciptamaya.

249 Enterprise Resources Planning


Ma’shum, R. (n.d.). Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
dengan pendekatan Metode SAP.

Michael, P. (2008). Business process design. Diambil dari


https://www.slideshare.net/mpaskevi/business-process-
design-2008-presentation

Michael, U. (2008). Journal Enterprise Solution.

Nawawi, H. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia


untuk bisnis yang kompetitif. Cetakan Keempat.
Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

NOVI, P. A. (2014). Analisis Proses Bisnis Pada Percetakan


Bhinneka Riyant. Skripsi, Fakultas Ilmu Komputer.

O’brien, J. A. (2005). Pengantar Sistem Informasi. Penerbit:


Salemba, 4.

O’Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2010). Introduction to


information systems. McGraw-Hill. Irwin.

Oktavima. (2014). analisis rantai nilai value chain dalam


lingkungan internal perusahaan. Diambil 14 Februari
2018, dari https://www.scribd.com/document/22665
2272/Analisis-Rantai-Nilai-Value-Chain-Dalam-
Lingkungan-Internal-Perusahaan

Pamungkas Bayu Cahya. (2013). Enterprise Resource


Planning (Materi Seminar ERP di FTI UKSW).

Pearce, J. A., Robinson, R. B., & Subramanian, R. (2000).


Strategic management: Formulation, implementation,
and control. Irwin/McGraw-Hill Columbus, OH.

Philip, K., & Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran,


terjemahan Hendra Teguh, edisi ketigabelas, jilid satu
dan dua. Penerbit: Prenhalindo, Jakarta.

Porter, M. E. (1985). Competitive advantage: creating and


sustaining superior performance. 1985. New York: Free
Press.

Enterprise Resources Planning 250


Putri, J. (n.d.). 4 Langkah Menentukan Proses Perencanaan
Dan Kontrol Sebuah Produksi. Diambil 13 Februari
2018, dari http://mebiso.com/4-langkah-menentukan-
proses-perencanaan-dan-kontrol-sebuah-produksi/

Rini Indah. (2016). Fungsi Produksi Dalam Perusahaan.


Diambil 12 Februari 2018, dari https://dosenekonomi.
com/ilmu-ekonomi/sda/fungsi-produksi-dalam-
perusahaan

Ruslina Lisda, D. (2015). Pengaruh Implementasi Enterprise


Resource Planning (Erp) Terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi. Fakultas Teknik Unpas.

Sarlak, M. A., & Fard, R. S. (2009). The impact of CRM on


the customer satisfaction in agricultural bank. American
Journal of Economics and Business Administration,
1(2), 167.

Sayuti, H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia.


Muhammadiyah university Press, Surakarta.

Sofa, S. (2015). Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia.

Sparx System. (2004). Enterprise Architect 4.5.

Sry Wulandari, M. A., & Shabri, M. (2013). Pengaruh


Profitabilitas, Operating Profit Margin, dan Financial
Leverage Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan
Blue Chips di Indonesia Periode 200-2011. Jurnal.
Jurnal Akuntansi (ISSN 2302-0164) Vol, 2.

Sugiarto, H. (2017). Pengenalan business process


improvement. Diambil 11 Februari 2018, dari
https://sis.binus.ac.id/2017/10/02/pengenalan-business-
process-improvement/

Sunarta. (2015). Perencanaan SDM. Diambil 10 Februari


2018, dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/
Perencanaan Sdm_0.pdf

Sunarya, I. (2012). No Title. Diambil 4 Februari 2018, dari

251 Enterprise Resources Planning


http://memberfiles.freewebs.com/75/12/84191275/docu
ments/Tugas Makalah SAP ERP.pdf

Susanto, Ashar, dan L. M. (2004). Sistem Informasi


Akuntansi (Pendekatan Sistem. Bandung: Lingga Jaya.

Susanto Irwan. (2011). Analisis rantai nilai value chain.


Diambil dari http://cio-indo.blogspot.co.id/2011/11/
analisis-rantai-nilai-value-chain.html

Temporal, P., & Trott, M. (2001). Romancing the customer.


Terjemahan oleh Kusnandar. Jakarta: Salemba Empat.

Tjiptono, F. (2004). Kepuasan dalam Pelayanan. Jakarta:


Penerbit Salemba Empat.

Van der Aalst, W. M. P. (1999). Formalization and


verification of event-driven process chains. Information
and Software technology, 41(10), 639–650.

Van Hau, T. T., & Kuzic, J. (2010). Change management


strategies for the successful implementation of
enterprise resource planning systems. In Knowledge
and Systems Engineering (KSE), 2010 Second
International Conference on (hal. 178–182). IEEE.

Vinze Ruta. (2012). ERP Diagram. Diambil dari https://


creately.com/diagram/example/h4pf38yn/ERP+Diagram

Wanda, A. (2014). XBRL. Diambil dari http://wandaanindita.


blogspot.co.id/2014/01/extensible-business-reporting-
language.html

Wawan & Falahah D. (2007). ERP Menyelaraskan Teknologi


Informasi dengan Strategi Bisnis. Informatika. Bandung.

Weske, M. (2007). Business Process Management:


Concepts, Methods. Technology. Springer, Berlin.

Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2011). Concepts in strategic


management and business policy. Pearson Education
India.

Enterprise Resources Planning 252


Whidya Utami, C. (2010). Manajemen Ritel: Strategi dan
Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di
Indonesia (Edisi 2). Jakarta: Salemba Empat.

Widyat, N. (2011). Evolusi ERP. Diambil dari https://


widyatnurcahyo.wordpress.com/2011/05/14/evolusi-erp/

Wijaya, S. F., & Alianto, H. (2013). Esensi dan Penerapan


ERP dalam Bisnis. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Wijaya, S. F., & Darudiato, S. (2009). ERP (Enterprise


Resource Planning) & Solusi Bisnis. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Wulandari, T. (2013). Proses Penjualan Pada SAP. Diambil


3 Februari 2018, dari http://triawede.blogspot.co.id
/2013/12/proses-penjualan-pada-sap.html

Yunianto. (2015). Proses Bisnis Sales And Distribution.


Diambil 2 Februari 2018, dari https://penakuliah.
wordpress.com/2015/09/21/proses-bisnis-sales-and-
distribution-sd-pada-sap/

Yusuf. (2017). Pengertian Penjualan. Diambil 13 Februari


2018, dari http://jurnalmanajemen.com/pengertian-
penjualan/

Zaidir, A. A. (2017). Analisis Dan Perancangan Sistem


Informasi Terintegrasi Untuk Manajemen Produksi,
Persediaan Dan Distribusi Barang (Studi Kasus: Pabrik
Kemasan Kertas Cv. Yogyakarta). Jurnal Teknologi
Informasi Respati, 12(2).

253 Enterprise Resources Planning


Glosarium

Manufaktur : proses mengubah bahan mentah menjadi


barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi oleh
manusia.

Vertikal : tegak lurus dari bawah ke atas atau kebalikannya,


membentuk garis tegak lurus (bersudut 90°) dengan
permukaan bumi, garis horizontal, atau bidang datar.

Inventory : penanam uang atau modal; orang yang


menanamkan uangnya dl usaha dng tujuan mendapatkan
keuntungan.

Sistem : perangkat unsur yang secara teratur saling


berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.

Fungsional : berdasarkan jabatan.

Efisiensi : ketepatan cara (usaha, kerja) dl menjalankan


sesuatu (dng tidak membuang waktu, tenaga, biaya);
kedayagunaan; ketepatgunaan; kesangkilan

tingkat baik buruknya sesuatu; kadar : tingkat baik buruknya


sesuatu; kadar.

Biaya : uang yang dikeluarkan untuk mengadakan


(mendirikan, melakukan, dsb) sesuatu; ongkos; belanja;
pengeluaran.

Departemen : lembaga tinggi pemerintahan yang mengurus


suatu bidang pekerjaan negara yang dipimpin seorang
menteri.

Cash Flow : kelebihan pendapatan tunai dari pengeluaran


uang tunai dalam suatu periode waktu tertentu (tidak
termasuk biaya non-tunai); adalah semacam pendapatan.

Physical Component : komponen fisik.

Enterprise Resources Planning 243


Kompetitif : berhubungan dengan kompetisi atau
persaingan.

Terintegrasi : sebuah sistem yang mengalami pembauran


hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.

Komersial : berhubungan dng niaga atau perdagangan.

Akunting : suatu kegiatan yang sangat penting yang turut


pula menentukan keberhasilan usaha bisnis.

Fixed Assets : jenis aset yang bersifat tidak lancar. Artinya


jenis aset yang tidak mudah diuangkan.

Maintenance : suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang


dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

Purchase Requisition : merupakan formulir untuk internal


perusahaan, yang berfungsi untuk mencatat permintaan
pembelian barang kepada bagian pembelian.

Modul : komponen dari suatu sistem yang berdiri sendiri,


tetapi menunjang program dari sistem itu.

Accounting : seni dalam mengukur, berkomunikasi dan


menginterpretasikan aktivitas keuangan.

Operasi : pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan.

Saluran Emasok : lembaga-lembaga distributor atau


lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk
menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-
jasa dari produsen ke konsumen.

Logistik Inbound : aktivitas yang berhubungan dengan


penanganan material Sebelum Digunakan.

Procurement : Kegiatan Yang Penting Dalam


Mempertahankan Kelangsungan Hidup Perusahaan,
Terutama Dalam Industri Manufaktur.

244 Enterprise Resources Planning


Rangtai Nilai : Rangkaian Kegiatan Yang Dilakukan Suatu
Perusahaan Untuk Menghasilkan Produk Atau Jasa. Konsep
Ini Dipopulerkan Oleh Michael Porter Pada Buku
Competitive Advantage: Creating And Sustaining.

Distributor : Pedagang Yang Membeli Atau Mendapatkan


Produk Barang Dagangan Dari Tangan Pertama Atau
Produsen Secara Langsung.

Resources : Berbagai Sumber Daya Penting Perusahaan


Dan Menjadi Penentu Bagi Keberlangsungan Dan
Keberhasilan Perusahaan.

Vendor : orang yang menjual rumah, tanah, dan


sebagainya; penjual.

Efisiensi : kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan


tepat.

Sharing Knowledge : salah satu metode atau salah satu


langkah dalam siklus Manajemen Pengetahuan yang
digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota
suatu kelompok, organisasi, instansi atau perusahaan untuk
berbagi pengetahuan yang mereka miliki kepada anggota
lainnya.

Investor : penanam uang atau modal.

Fixed Asset : harta yang diperoleh dapat diukur nominalnya


untuk siap dipakai sendiri atau disewakan dengan masa
manfaat pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak
digunakan untuk transaksi jual beli aktiva fixed asset
kegiatan usaha.

Enterprise Resources Planning 245


KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN

BAB I
1. Sejarah ERP
a. Pada tahun 1960 sistem pabrikan fokus
kepada pengendalian inventory (inventory
control)
b. 1970 fokus bergeser pada material
requirement planning (MRP), yang
menerjemahkan jadwal utama suatu produk
menjadi kebutuhan berbasis time-phased net,
untuk perencanaan dan pengadaan barang
sebagian jadi, komponen maupun bahan
baku.
c. 1980an manufacturing resources planning
(MRP-II) berkembangan mencakup
pengelolaan operasi produksi (shop floor) dan
aktivitas pengeloaan distribusi.
d. 1990an MRP-II dikembangkan lagi mencakup
aktivitas rekayasa keuangan, sumber daya
manusia, pengelolaan proyek yang
melingkupi hampir semua aktivitas sistem
organisasi usaha (business enterprise), yang
kemudian dikenal dengan istilah enterprise
resource planning (ERP)
e. 2000an sampai sekarang exended ERP
menjadi ERP II

2. ERP singkatan dari kata Enterprise (Perusahaan


/organisasi), Resource (sumber daya), Planning
(perencanaan). Yaitu adanya aspek perencanaan
yang terintegrasi disuatu perusahaan/organisasi,
berisfat lintas fungsional terdiri atas berbagai fitur
dengan tujuan agar dapat merencanakan dan
mengelola sumber daya organisasi dengan lebih
efisien dan dapat merespon kebutuhan pelanggan
dengan baik. ERP secara umum adalah perangkat
lunak (software) aplikasi dengan modul-modul yang
menyatukan proses bisnis di seluruh perusahaan

Enterprise Resources Planning 223


secara otomatis sehingga saling terintegrasi
diseluruh aspek yakni keuangan, SDM, produksi
maupun distribusi di perusahaan bersangkutan
sehingga dapat mendukung proses bisnis utama
perusahaan.
3. Sebutkan 5 komponen utama dalam Enterprise
resource planning ?
1. Rencana produksi (Production planning)
2. Integrasi logistik (Integrated logistik)
3. Akuntansi dan keuangan (Accounting and
finance)
4. Sumber daya manusia (Human resource)
5. Distribusi penjualan dan manajemen pesanan
(Sales distribution, and order management)
4. Manfaat dari penerapan Enterprise resource planning
?
1. Menawarkan sistem terintegrasi didalam
perusahaan, sehingga proses dan pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif
dan efisien.
2. Menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan
koreksi data seperti yang terjadi pada sistem
yang terpisah.
3. Memungkinkan manajemen mengelola operasi
dan tidak memonitor saja dan lebih mampu
menjawab semua pertanyaan yang ada.
4. Membantu melancarkan pelaksanaan
manajemen rantai pasok serta memadukannya.
5. Memfasilitasi hubungan komunikasi secara
internal dan eksternal dalam dan luar organisasi.
6. Dapat menurunkan kesenjangan antara
pemrograman dengan cara perawatan sistem
yang sah.
7. Dapat menurunkan kompleksitas aplikasi dan
teknologi.
5. Sebutkan 3 komponen didalam proses sistem
enterprise resource planning ?
1. Komponen Fisik (Physical Component)
2. Sumber Daya Manusia (People)
3. Proses Organisasi (Organization Process)

224 Enterprise Resources Planning


BAB II

1. Jelaskan apa konsep dari Enterprise Resource


Planning (ERP) ?
1. ERP terdiri atas paket software komersial yang
menjamin integrasi yang mulus atas semua
aliran informasi di perusahaan, yang meliputi
keuangan, akuntansi, sumber daya manusia,
rantai pasok, dan informasi konsumen.
2. Sistem ERP adalah paket sistem informasi yang
dapat dikonfigurasi, yang mengintegrasikan
informasi dan proses yang berbasis informasi di
dalam dan melintas area fungsional dalam
sebuah organisasi.
3. ERP merupakan satu basis data, satu aplikasi
dan kesatuan antarmuka diseluruh enterprise.

2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat komponen


utama yang ada dalam Enterprise Resource Planning
(ERP) ?
1. Modul Operasi
Terdiri atas General Logistic, Sales and
Distribution, Materials Management, Logistic
Execution, Quality Management, Plant
Maintenance, Customer Service, Production
Planning and Control, Project System,
Environment Management.
2. Modul Finansial dan Akunting
Terdiri atas General Accounting, Financial
Accounting, Controlling, Investment Management,
Treasury, Enterprise Controlling.
3. Modul Sumber Daya Manusia
Terdiri atas Personnel Management, Personnel
Time Management, Payroll, Training and Event
Management, Organizational Management,
Travel Management.

3. Jelaskan Karakteristik sistem Enterprise Resource


Planning (ERP) ?

Enterprise Resources Planning 225


1. Paket perangkat lunak yang didesain untuk
lingkungan pelanggan pengguna server, apakah
secara tradisional atau berbasis jaringan
2. Memadukan sebagian besar dari proses bisnis
3. Memproses sebagian besar dari transaksi
perusahaan
4. Menggunakan database perusahaan yang secara
tipikal menyimpan setiap data sekali saja
5. Memungkinkan akses data secara real time
6. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan
kegiatan perencanaan
7. Menunjang sistem multi mata uang dan bahasa,
yang sangat diperlukan perusahaan multinasional
8. Memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan
khusus perusahaan tanpa melakukan
pemrograman kembali

4. Sebutkan tahap perkembangan Enterprise Resource


Planning ?
1. Tahap 1 : Material Requierement planning
2. Tahap 2 : Close Loop MRP
3. Tahap 3 : Manufacturing Resource planning
(MRP II)
4. Tahap 4 : Enterprise Resource Planning
5. Tahap 5 : Extended ERP (ERP II)

5. Jelaskan masalah yang biasa dihadapai dalam


penerapan ERP ?
Dalam penerapannya tidak hanya terkendala
dalam biaya dalam jumlah yang besar namun ini
adalah salah satu masalah dalam pelaksanaan ERP,
faktor lain termasuk kegagalan untuk merancang
ulang proses bisnis agar sesuai dengan yang telah
digariskan oleh perangkat lunak, selain itu
standarisasi data tidak memadai, kurangnya integrasi
di semua area fungsional sebuah bisnis, dan gagal
untuk memperoleh dan menyimpan pengetahuan
para ahli dari sistem.

226 Enterprise Resources Planning


BAB III
1. Jelaskan pengertian dari analisa rantai ?
Rantai nilai menggambarkan berbagai kegiatan
yang diperlukan untuk membawa produk atau jasa
dari konsepsi, melalui berbagai tahapan produksi
(melibatkan kombinasi transformasi fisik dan
masukan dari berbagai produsen jasa), pengiriman
pada konsumen akhir, dan pembuangan akhir
setelah digunakan
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas primer
dan aktivitas pendukung ?
Aktivitas primer merupakan aktivitas yang berkaitan
secara langsung dengan proses penciptaan atau
rantai pasokan produk atau jasa. Sedangkan aktivitas
pendukung adalah kegiatan yang mendukung
aktivitas utama, tidak terlibat langsung dalam
produksi, namun memiliki potensi meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
3. Jelaskan bagian-bagian dalam aktivitas utama
(primary activities) dan aktivitas pendukung (support
activities) ?

1. Aktivitas utama (primary activities)


a. Inbound logistic: aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan penerimaan,
penyimpanan, dan penyebaran.
b. Operations: aktivitas yang
mentransformasikan masukan jadi keluaran.
c. Outbound logistic: aktivitas yang berhubungan
dengan menyebarkan produk/jasa kepada
pelanggan.
d. Marketing dan sales : kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran dan
penjualan, diantaranya penelitian pasar dan
promosi.
e. Service: kegiatan yang berhubungan dengan
penyedia layanan untuk meningkatkan
pemeliharaan produk seperti instalasi,
pelatihan, perbaikan, suplai bahan, dan
perawatan

Enterprise Resources Planning 227


2. Aktivitas pendukung (support activities)
a. Firm Infrastructure : terdiri atas sistem dan
fungsi pendukung, diantaranya finance,
planning, quality control, dan general senior
management.
b. Human Resources Management:
berhubungan dengan aktivitas rekruitment,
pengembangan, pelatihan, memotivasi, serta
pemberian penghargaan kepada tenaga
kerja.
c. Technology Development: aktivitas yang
terkait produk, proses perbaikan,
perancangan peralatan, pengembangan
perangkat lunak komputer, sistem
telekomunikasi, kapabilitas basis data baru,
dan pengembangan dukungan sistem
berbasis komputer.
d. Procurement : kegiatan yang berhubungan
dengan bagaimana sumber daya diperoleh
diantaranya fungsi pembelian input yang
digunakan dalam value chain organisasi.
4. Bagaiman langkah-langkah dalam melakukan value
chain analisis ?
1. Menganalisis value chain dari lini produk
perusahaan yaitu berbagai aktivitas yang di-
lakukan dalam memproduksi produk atau
jasa.
2. Menganalisis hubungan antara aktivitas-
aktivitas yang dilakukan dalam lini produk
perusahaan, yaitu hubungan antara cara
suatu aktivitas dilakukan dengan cost of
performance dari aktivitas yang lain.
3. Menganalisis potensi sinergi antara value
chain dari lini produk atau unit bisnis yang
berbeda, yaitu sinergi yang dapat membuat
perusahaan mencapai skala ekonomi pada
aktivitas tertentu di mana aktivitas dilakukan
dengan biaya per unit output terendah
mungkin.

228 Enterprise Resources Planning


5. Jelaskan tujuan dilakukannya value chain analysis ?
Value chain analysis bertujuan untuk
mengidentifikasi di mana keunggulan biaya rendah
atau kelemahan terjadi di sepanjang rantai nilai dari
bahan mentah hingga aktivitas pelayanan pelanggan.
VCA membantu manajer untuk memahami posisi
perusahaan pada rantai nilai produk untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif.

BAB IV

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem bisnis


fungsional ?
Sistem bisnis fungsional merupakan sistem informasi
yang ditujukan untuk memberikan informasi yang
berkaitan dengan bisnis perusahaan kepada
kelompok orang yang berada pada bagian tertentu
dalam perusaaan.

2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-


macam sistem informasi ?
1. Sistem informasi akuntansi, yang menyediakan
informasi yang dipakai oleh fungsi akuntansi,
sistem ini mencakup semua transaksi serta
keuangan dalam perusahaan.
2. Sistem informasi keuangan, yang menyangkut
keuangan perusahaan, seperti ringkasan arus
kas
3. sistem informasi manufaktur, yang bekerja sama
dengan informasi lain untuk mendukung
manajemen perusahaan.
4. Sistem informasi pemasaran, yang menyediakan
informasi dipakai oleh fungsi pemasaran misalnya
berupa rangkaian penjelasan.
5. Sistem informasi SDM yang menyediakan
informasi yang dipakai oleh fungsi personalia
yang berisi tunjangan, gaji, kinerj dan ringkasan
pajak para pegawai.
3. Dalam Penyusunan sistem Informasi Akuntansi
Faktor Apa saja Yang perlu diPerhatikan ?

Enterprise Resources Planning 229


1. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus
memenuhi prinsip cepat yaitu sistem informasi
akuntansi harus menyediakan informasi yang
diperlukan dengan cepat dan tepat waktu serta
dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas yang
sesuai.
2. Sistem informasi yang disusun harus memenuhi
prinsip aman yaitu sistem informasi harus dapat
membantu menjaga keamanan harta milik
perusahaan.
3. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus
memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa
biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi
akuntansi tersebut harus dapat ditekan sehingga
relatif tidak mahal.
4. jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis proses
Bisnis ?
sebuah analisis dan pemodelan proses bisnis untuk
perbaikan dan otomatisasi. Analisis proses bisnis
digunakan untuk meningkatkan kinerja suatu
perusahaan
5. Dalam penerapan sistem informasi terintegrasi 2 dua
cara yang didapat diterapkan , yaitu ?
Pendekatan Total & Homogen :
1. Pada pendekatan ini integrasi dilakukan semua
aspek bisnis dengan kerangka/framework
standart & dilakukan secara serentak di setiap
bidang organisasi. Pendekatan ini menghabiskan
biaya yang relatif mahal dan membutuhkan waktu
yang cepat (tergantung kematangan IT di
perusahaan). Contoh : implementasi produk ERP
seperti SAP, Oracle, Sage Group, IBM, dll.
2. Pendekatan Bertahap :
Pada pendekatan bertahap, integrasi dilakukan
mulai dari bawah dengan memanfaatkan sistem
informasi yang sudah ada, setiap sistem
informasi dirancang dan dirangkai mengikuti pola
integrasi dan kebutuhan informasi yang akan
datang. Pendekatan ini membutuhkan waktu

230 Enterprise Resources Planning


yang cukup lama namun biaya yang dibutuhkan
relatif lebih murah.

BAB V

1. Jelaskan secara singkat jenis-jenis penjualan ?


1. Trade Selling adalah jenis kegiatan penjualan
yang dilaksanakan oleh trader atau pedagang
kepada pembeli grosirnya atau pedagang lain
yang akan menjual kembali produk tersebut.
2. Technical Selling Jenis penjualan ini mencoba
untuk melakukan pendekatan persuasif kepada
konsumennya. Pedagang berusaha memberikan
penjelasan/tips-tips kepada
pelanggan/konsumen terkait dengan produk
yang dijualnya. Pedagang memiliki pekerjaan
dalam menganalisa kendala-kendala yang
dihadapi konsumen kemudian menjelaskan
tentang produk yang dijual akan mampu menjadi
problem solver dari kendala tersebut.
3. Missionary Selling. Usaha penjualan yang
dilakukan si penjual untuk meningkatkan volume
penjualannya Cara meningkatkan volume
penjualan pada missionary selling adalah
dengan pedagang mempunyai saluran
pemasaran tersendiri yang akan
mendistribusikan produk miliknya kepada
konsumen.
4. New Business. Aktivitas dalam menciptakan
berbagai transaksi baru melalui merubah calon
konsumen menjadi pelanggan setia.

2. Apa Yang dimaksud dengan SAP ?


SAP adalah suatu software yang dikembangkan
untuk mendukung suatu organisasi dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih
efisien dan efektif. SAP merupakan software
Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu
tools IT dan manajemen untuk membantu
perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai

Enterprise Resources Planning 231


aktivitas sehari-hari. SAP terdiri dari sejumlah modul
aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung
semua transaksi yang perlu dilakukan suatu
perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara
berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul
aplikasi di SAP dapat bekerja secara
terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.
3. Jelaskan apa keuntungan perusahaan jika
mengimplementasikan SAP ?
1. Untuk meningkatkan kualitas atau ketersediaan
produk
2. Untuk meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan
3. Untuk menyediakan suatu sistem yang
mengelola aktivitas
4. Untuk meningkatkan keuntungan kompetitif

4. Jelaskan Proses Bisnis dalam SAP ?


Sistem SAP dikembangkan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan keseluruhan rangkaian proses
bisnis yang terdapat pada suatu organisasi.Dalam
suatu organisasi, misalnya perusahaan
manufacturing, ini berarti integrasi keseluruhan
proses supply chain – mulai dari supplier sampai
dengan customer – dalam suatu rangkaian proses
yang saling berbagi informasi. garis besar mengenai
proses-proses bisnis yang berlaku pada suatu
organisasi manufacturing meliputi :
 Rangkaian proses end-to-end
 Proses Procurement to Payment
 Proses Order to Cash
 Proses Inventory/Warehouse Management
 Proses Plan & Manage Enterprise (FI/CO)

5. Sebutkan tujuan dari penerapan CRM dalam


Perusahaan ?
1. Efisiensi biaya dalam melayani repeat customer.
Biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan
cenderung lebih mahal dibandingkan
mempertahankan pelanggan lama.

232 Enterprise Resources Planning


2. Kepuasan dan loyalitas pelanggan. Adanya
dukungan dan kepercayaan pelanggan menjadi
salah satu sumber kekuatan dalam
mempengaruhi daya survival perusahaan.
3. Gethock tular positif, berdasarkan konsep
loyalitas, dimana pelanggan yang puas dan loyal
terhadap produk/jasa perusahaan sangat
berharga bagi perusahaan dan berpotensi
menyebarluaskan pengalaman positif kepada
orang lain.
4. Perusahaan berusaha menjalin relasi dengan
pelanggan tujuannya untuk mendapatkan laba
melalui penjualan produk dan jasa.

BAB VI

1. Jelaskan apa yang dimaksud produksi ?


Produksi adalah suatu kegiatan untuk menciptakan
atau menambah nilai guna suatu barang untuk
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya
guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan
menambah daya guna suatu benda dengan
mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi
barang.
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
?
1. Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang
disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia dalam usahanya mencapai
kemakmuran. Yang termasuk dalam sumber daya
alam yaitu lingkungan alam, lahan, maupun
kekayaan yang terkandung di dalam tanah.
2. Sumber Daya Manusia adalah kemampuan
(daya) atau usaha manusia berupa jasmani
maupun rohani yang digunakan untuk
meningkatkan guna suatu barang. Menurut
kualitasnya, sumber daya manusia dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu tenaga kerja

Enterprise Resources Planning 233


terdidik, tenaga kerja terlatih, serta tenaga kerja
tidak terdidik dan tidak terlatih.
3. Sumber Daya Modal adalah alat atau barang
hasil produksi yang dipakai sebagai sarana untuk
menghasilkan barang. Modal ini dibeli tidak oleh
konsumen melainkan oleh produsen. Modal tidak
harus berupa uang. Modal dapat berupa barang
yang dihasilkan. Barang-barang modal disebut
juga alat-alat produksi, misalnya gedung, mesin,
dan bahan dasar yang digunakan dalam proses
produksi.
4. Keahlian Ini adalah faktor penting dalam jalannya
proses produksi. Keahlian atau keterampilan
individu penting untuk mengoordinasikan dan
mengelola faktor produksi dalam menghasilkan
barang dan jasa.
3. Sebutkan 5 dimensi spesifik yang berhubungan
dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai
kinerja usaha pengembangan produk?
1. Kualitas Produk Seberapa baik produk yang
dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan.
2. Biaya Produk, Biaya untuk modal peralatan dan
alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk
menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
oleh perusahaan pada volume penjualan dan
harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk akan menentukan
kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap
perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk
menerima pengembalian ekonomis dari usaha
yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan biasanya merupakan salah
satu komponen yang penting dari investasi yang
dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan merupakan asset
yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

234 Enterprise Resources Planning


mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis dimasa yang akan datang.

4. Sebutkan 4 langkah atau teknik untuk proses


perencanaan dan kontrol sebuah produksi ?
1. Routing sebagai proses penentuan jalur (rute)
pekerjaan dan urutan operasi.
2. Penjadwalan adalah langkah kedua dalam
perencanaan produksi dan kontrol. Muncul
setelah routing.
3. Despatching adalah langkah ketiga dalam
perencanaan produksi dan kontrol, ini adalah
tindakan, melakukan atau tahap implementasi.
Dispatching berarti memulai proses produksi.
4. Tindak lanjut adalah langkah terakhir dalam
perencanaan produksi dan kontrol. Ini adalah
perangkat pengendali. Hal ini berkaitan dengan
evaluasi hasil. Tindak lanjut menemukan dan
menghilangkan cacat, penundaan, keterbatasan,
kemacetan, lubang, dan lainnya dalam proses
produksi.

5. Apa yang dimaksud dengan SAP ERP ?


ERP SAP merupakan sebuah aplikasi atau sistem
informasi perencanaan bisnis yang dirancang
membantu perusahaan mengatasi berbagai kegiatan
manufaktur, dari perencanaan ke eksekusi dan
analisa, dalam satu, ujung ke ujung sistem.

BAB VII

1. Sebutkan dan jelaskan aktivitas utama dalam


akuntansi?
1. Aktivitas Identifikasi untuk mengidentifikasikan
transaksi-transaksi ataupun arus keuangan yang
terjadi dalam perusahaan. Identifikasi ini penting
untuk bisa menghasilkan data yang
komprehensif.

Enterprise Resources Planning 235


2. Aktivitas Pencatatan Setelah transaksi-transaksi
diidentifikasikan kemudian transaksi-transaksi
tersebut dicatat dalam bentuk laporan keuangan.
3. Aktivitas Komunikasi Setelah transaksi-transaksi
diidentifikasi dan dicatat langkah selanjutnya
adalah mengkomunikasikan hasil catatan tadi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan laporan
informasi komunikasi, baik dari pihak internal
ataupun eksternal perusahaan.

2. Jelaskan peran sistem informasi akuntansi dalam


suatu organisasi atau perusahaan ?
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh
perusahaan, sumber daya yang dipengaruhi oleh
aktivitas-aktivitas tersebut dan para pelaku yang
terlibat dalam aktivitas tersebut, agar para
manajemen, para pegawai, dan pihak luar yang
berkepentingan dapat meninjau ulang (review)
hal-hal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi informasi, ini merupakan
fungsi vital dari SIA ketika data menjadi informasi,
maka informasi tersebut akan sangat bermanfaat
baik bagi pihak internal maupun ekternal
perusahaan.
3. ketiga dari SIA adalah tersedianya pengendalian.
Sebagaimana kita tahu bahwa dalam ranah
organisasi yang lingkupnya besar seperti
perusahaan, terjadinya fraud atau kecurangan
bukanlah hal yang langkah. Denga adanya SIA,
perusahaan akan mampu untuk menjaga aset-
aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk
memastikan bahwa data tersebut tersedia saat
dibutuhkan, akurat dan andal.

3. Jelaskan tujuan dari sistem akuntansi ?


untuk memperbaiki pengendalian intern dan untuk
memperbaiki informasi yang lebih baik, disamping
untuk mengurangi biaya tata usaha atau biaya
administrasi, dan untuk menentukan pelaksanaan

236 Enterprise Resources Planning


proses produksi agar lebih mudah menjalankan
perencanaan dan mencegah pelaksanaan
operasional perusahaan yang kurang sehat. Sistem
akuntansi juga merupakan alat control perusahaan
dalam menyelamatkan harta kekayaan perusahaan.
4. Jelaskan manfaat penerapan ERP untuk informasi
akuntansi ?
Sistem ERP merupakan alat pendukung keputusan
yang memberikan pihak manajemen informasi secara
real-time sehingga memungkinkan adanya keputusan
secara tepat waktu yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kinerja serta mencapai keunggulan
bersaing. Selain menjadi alat pendukung keputusan
bagi pihak menajer dengan memberikan kualitas
output yang dibutuhkan, ERP juga mampu untuk
meningkatkan pengendalian internal dari sistem
informasi akuntansi yang telah terintegrasi dengan
sistem ERP. integrasi sistem informasi akuntansi
dengan sistem Enterprise Resources Planning (ERP)
meningkatkan relevansi dari informasi akuntansi dan
mengurangi tingkat ketidakpastian yang dihadapi
oleh pembuat keputusan.

5. Jelaskan komponen-komponen yang ada pada


laporan keuangan ?
1. Neraca, menyediakan informasi mengenai nilai
dan jenis investasi perusahaan, kewajiban
perusahaan kepada kreditor, dan ekuitas pemilik.
Neraca dapat digunakan sebagai dasar untuk
menghitung tingkat hasil pengembalian,
mengevaluasi struktur modal perusahaan dan
memperhitungkan likuiditas dan fleksibilitas
keuangan perusahaan.
2. Laporan laba rugi, digunakan oleh komunitas
bisnis dan investasi untuk menentukan
profibilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit
atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman
serta menyediakan informasi untuk meramalkan
aliran kas di masa yang akan datang.

Enterprise Resources Planning 237


3. Laporan perubahaan ekuitas, meyajikan
informasi yang dapat membantu dan
memperhitungkan prestasi secara keseluruhan
dengan menyediakan informasi tambahan
mengenai naik atau turunnya aktivitas bersih
dalam periode yang bersangkutan.
4. Laporan arus kas, tujuan utama laporan arus kas
adalah menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimandan pembayaran kas
sebuah perusahaan selama suatu periode.
5. Catatan atas laporan keuangan, merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan perusahaan. Penulisan catatan ini
dimaksudkan untuk memberikan penekanan dan
penjelasan terhadap komponen-komponen
laporan keuangan.

BAB VIII

1. Jelaskan pengertian dari HRD ?


Merupakan bagian atau divisi dalam suatu
manajemen perusahaan yang bertugas untuk
mengatur serta mengembangkan sumber daya atau
kemampuan seluruh pekerja yang ada dalam suatu
perusahaan.

2. Jelaskan fungsi dan tanggung jawab dari HRD ?


HRD bertanggung jawab penuh dalam proses
rekrutmen atau pencarian tenaga kerja, mulai dari
mencari kandidat terbaik, melakukan sesi wawancara
atau interview, sampai proses penyeleksian. Seorang
HRD juga bertanggung jawab penuh dalam
pengelolaan dan penggalian kemampuan dari setiap
tenaga kerja yang ada, serta mengembangkan
potensi para tenaga kerja ini melalui beberapa
metode, seperti membuat penilaian kinerja karyawan
atau yang dikenal dengan KPI (Key Performance
Index) dan juga memberikan pelatihan,
pengembangan atau training mengenai kepemiminan
dan ketermapilan lain dalam dunia kerja.

238 Enterprise Resources Planning


3. Sebutkan komponen sumber daya manusia ?
1. Pengusaha, ialah setiap orang yang
menginvestasikan modalnya untuk memperoleh
pendapatan dan besar pendapatan tergantung
pada laba perusahaan.
2. Karyawan, ialah penjual jasa (pikiran dan
tenaganya) untuk mengerjakan pekerjaan yang
diberikan dan berhak memperoleh kompensasi
yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu
(sesuai perjanjian). Karyawan perusahaan
dibedakan menjadi Karyawan operasional dan
karyawan manajerial.
3. Pemimpin, ialah seseorang yang
mempergunakan wewenang dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain
serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang
tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
4. Sebutkan masalah yang biasa dihadapi oleh
departemen sumber daya manusia ?
terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan
karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan
seleksi yang baik dan penyebab ketidakpuasan
karyawan. Departemen SDM bertanggung jawab
untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi
yang menyinggung masalah ini. Hasilnya digunakan
menilai apakah kebijakan yang sudah ada perlu
diadakan perubahan atau tidak.

5. Dalam mengimplementasikan ERP terkadang SDM


internal perusahaan merasa belum siap atau bahkan
tidak siap menerima perubahan, bagaimana solusi
untuk mengatasi masalah tersebut ?
1. Mensosialisasikan bahwa teknologi diperlukan
untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan
perusahaan. Untuk itu Sumber Daya Manusia
harus memiliki daya adaptasi dengan lingkungan
teknologi yang terus berkembang.
2. Pelatihan dilakukan secara bertahap, karena
peningkatan ketrampilan membutuhkan tahapan

Enterprise Resources Planning 239


proses, jika tidak Sumber Daya Manusia akan
mengalami kesulitan dalam beradaptasi.
3. Penggantian Sumber Daya Manusia perusahaan
dengan melakukan perekrutan terhadap tenaga
kerja baru yang sudah menguasai teknologi
informasi. Namun perlu dipertimbangkan, karena
penggantian tenaga kerja baru dapat dirasakan
sebagai ancaman atas kelangsungan pekerjaan
bagia Sumber Daya Manusia yang ada.
4. Menciptakan dan mempersiapkan penghargaan
bagi Sumber Daya Manusia yang berhasil
menyelesaikan pelatihan dan mempersiapkan
diri dengan baik. Penghargaan tersebut dapat
memberikan dorongan bagi Sumber Daya
Manusia untuk berkembang.

BAB IX

1. Jelaskan pengertian dari proses modeling ?


adalah teknik mengelola dan mendokumentasikan
struktur dan aliran data melalui Proses sistem dan
atau logika, kebijakan dan prosedur yang akan di
implementasikan oleh Proses Sistem. Pemodelan
proses berasal dari metode engineering perangkat
lunak klasik oleh karena itu seorang analis harus
memahami beberapa tipe model proses seperti
bagan struktur program, flowchart logika atau table
keputusan dalam bidang aplikasi pemrograman.
2. Jelaskan keuntungan menggunakan flowchart dalam
menggambarkan proses operasional ?
1. Sebagai Dokumentasi Prosedur Kerja dalam ISO
2. Sebagai pedoman untuk menjalankan
Operasional
3. Sebagai pedoman untuk melakukan pelatihan
terhadap Karyawan baru
4. Sebagai benchmark (patokan)
5. Sebagai Peta kerja untuk mencegah terjadi
kehilangan arah
6. Untuk mempermudah pengambilan keputusan

240 Enterprise Resources Planning


3. Jelaskan manfaat dari business process improvment
dalam penerapannya pada perusahaan ?
1. Eliminasi kesalahan-kesalahan
2. Maksimasi penggunaan asset
3. Minimasi waktu tunggu (delay)
4. Memberikan pemahaman dan memudahkan
penggunaan
5. Dekat dengan pelanggan internal maupun
eksternal
6. Kemampuan adaptif tehadap keinginan
pelanggan
7. Memberikan perusahaan keuntungan yang
kompetitif
8. Menghilangkan kelebihan-kelebihan pengeluaran
4. Jelaskan fase-fase dalam business process
improvment ?
1. Mengorganisir perbaikan adalah pengorganisir
perbaikan yang bertujuan untuk mengelola
proses bisnis internal maupun eskternal untuk
menjadi lebih baik dalam suatu organisasi
2. Pemahaman proses dilakukan untuk mencapai
pemahaman seluruh dimensi yang ada di dalam
proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi
sehingga proses yang berjalan jelas dan di
mengerti oleh masing-masing dimensi fungsional
dari bagan arus proses maupun prosedur yang
ada didalamnya.
3. Penyederhanaan proses adalah proses yang
dilakukan untuk menyederhanakan proses
dengan mengurangi waktu proses,
menstandarisasi maupun memperbaharui proses
yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki
efisiensi, efektivitas, dan adaptabilitas dari
proses bisnis yang berjalan.
4. Pengukuran dan pengontrolan proses bisnis
dilakukan untuk mengontrol jalannya proses
bisnis dengan melakukan pemeriksaaan dan
pengukuran terhadap prediksi target yang ingin
dicapai oleh organisasi.

Enterprise Resources Planning 241


5. perbaikan berkelanjutan dilakukan dengan
tahapan dibawah ini dengan tujuan adalah untuk
mencapai pengimplemantasian proses perbaikan
selanjutnya dengan berbagai proses seperti
perubahan, menghapus,menambahkan proses
dan sebagainya

5. Jelaskan mengapa diperlukan change managemen


tdalam sebuah perusahaan ?
Change Management adalah serangkaian proses
yang digunakan untuk memastikan bahwa perubahan
strategis yang signifikan dalam organisasi dilakukan
secara terkontrol dan sistematis, untuk mengatasi
resistensi terhadap perubahan dalam rangka
meningkatkan keterlibatan dan pencapaian tujuan
organisasi untuk transformasi efektif. Pencapaian
perubahan yang berkelanjutan dimulai dengan
pemahaman yang jelas tentang keadaan organisasi
saat ini, diikuti dengan pelaksanaan strategi yang
tepat dan ditargetkan.

242 Enterprise Resources Planning

Anda mungkin juga menyukai