Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pesatnya kemajuan teknologi dan globalisasi informasi saat ini informasi
yang didukung teknologi jaringan komputer memungkinkan informasi tersalur dari
satu belahan dunia ke belahan dunia yang lain dalam waktu singkat. Teknologi
jaringan komputer yang sebelumnya hanya digunakan di lembaga-lembaga
pendidikan dan perusahaan-perusahaan besar, sekarang sudah tersebar ke sebagian
besar masyarakat dunia termasuk di Indonesia berupa jaringan Internet.
Sistem informasi yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional
perusahaan, di mana sistem tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang,
teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi. Biasanya suatu
perusahan atau badan usaha menyediakan semacam informasi yang berguna bagi
manajemen. Sebagai contoh, perusahaan toko buku mempunyai sistem informasi
yang menyediakan informasi penjualan buku-buku setiap harinya, serta stok buku-
buku yang tersedia, dengan informasi tersebut, seorang manajer bisa membuat
kebutusan, stok buku apa yang harus segera mereka sediakan untuk toko buku
mereka, manajer juga bisa tahu buku apa yang paling laris dibeli konsumen,
sehingga mereka bisa memutuskan buku tersebut jumlah stoknya lebih banyak dari
buku lainnya.
Pada sebuah apotek dapat digali berbagai macam informasi dari data
transaksi penjualan obat dan pembelian obat, Informasi ini dapat digunakan pihak
apotek dalam mengatur sistem penjualan obat, sehingga dapat mempermudah
pelayan apotek dalam memperhitungkan laba yang diperoleh. Selain itu pihak
apotek wajib memperhitungkan stok obat tertentu yang berada dalam apotek
tersebut.
Keputusan-keputusan ini pada akhirnya dapat membantu apotek untuk lebih
mengpotimalkan kinerjanya. Pada transaksi pembelian obat data tersebut harus
dimasukan kedalam komputer maka secara otomatis akan mempengaruhi data obat
yang ada akan bertambah. Sama halnya bila ada transaksi penjualan obat data
tersebut dimasukkan kedalam komputer maka secara otomatis data obat yang ada
akan berkurang.
Apotek Bersama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang kesehatan yaitu penyediaan obat, dalam pengoperasiannya apotek ini
memiliki banyak supplier dan konsumen. Kegiatan yang ada di apotek ini yaitu
transaksi penjualan obat-obatan kepada konsumen dan transaksi pembelian obat
dari supplier, penjualan dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan
resep dokter dan juga tanpa resep dokter. Selain menjual obat yang sudah jadi,
apotek juga menjual obat racikan yang diracik berdasarkan resep dari dokter.
Permasalahan yang sedang dihadapi oleh Apotek Kimia Farma itu adalah
pencatatan sistem informasi masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan
kemungkinan terjadinya human errors, dengan banyaknya jenis obat-obatan, maka
proses pendataan yang dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu yang
lama. Oleh sebab itu, apotek ini perlu mengubah sistem informasinya dari sIstem
manual menjadi sistem terkomputerisasi maka dibuatlah suatu PROYEK
PERENCANAAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN OBAT PADA APOTEK
BERSAMA, yang diharapkan dapat membantu apotek dalam penanganan fungsi
administrasi dan pendataan transaksi-transaksi yang terjadi.

1.2. Permasalahan
Permasalahan-permasalahan yang terjadi yang berhubungan dengan proses
penjualan obat sehingga dibuat perencanaan sistem penjualan ini adalah:
1. Langganan mengeluh karena pelayanan yang kurang baik dan lamanya
proses pelayanan.
2. Untuk mengetahui stok obat dilakukan dengan cara memeriksa ke gudang
sehingga akan memperlambat pekerjaan.
3. Memerlukan ruang yang luas untuk penyimpanan data.
4. Sumber daya manusia yang memungkinkan untuk mengoperasikan
komputer.
5. Proses pencatatan data yang manual menyebabkan terjadinya human error.
6. Didalam transaksi penjualan dan pembelian obat masih terkesan manual
karena didalam menghitung harga obat yang menggunakan kalkulator dan
tertulis sehingga proses perhitungan menjadi kurang efektif dan kurang
efisien.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori
2.1.1. Manajemen Proyek Teknologi Informasi
Manajemen proyek TI merupakan kegiatan sumber daya yang tersedia dari
sebuah proyek pengembangan solusi TI sehingga dapat dihasilkan suatu sistem
solusi yang memenuhi obyektif yang telah ditetapkan. Sumber daya proyek TI
yang dimaksud disini mencakup Sumber Daya Manusia, peralatan dan fasilitas
kerja (baik hardware maupun software), dana, dan logistik.
Manajemen proyek TI mengendalikan tiga aspek dari proyek TI yakni
produk yang dihasilkan, waktu, dan biaya. Produk yang dihasilkan proyek TI
dipatok mempunyai fitur sesuai rancangan, memenuhi batasan performance yang
telah ditetapkan dan mudah pemeliharaannya. Proyek harus diselesaikan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan dengan tingkat keberhasilan yang dapat
ditolerir dan menghabiskan biaya sesuai dengan anggaran.
Knowledge Area adalah kompetensi utama yang harus dikembangkan
oleh manajer proyek, terdapat 9 knowledge area , antara lain :
1. Project integration management kompetensi untuk
mengintegrasikan berbagai elemen dari manajemen proyek.
2. Project scope management kompetensi untuk mendefinisikan dan
mengelola semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proyek dengan baik.
3. Project time management kompetensi untuk memperkirakan waktu
yang dibutuhkan guna menyelesaikan proyek, membuat jadwal
proyek yang wajar dan menjamin ketepatan waktu dalam
menyelesaikan proyek.
4. Project cost management kompetensi untuk persiapan dan
pengelolaan budget proyek.
5. Project quality management kompetensi untuk menjamin bahwa
proyek yang dilakukan akan memuaskan dan memenuhi kebutuhan
yang sudah disepakati sebelumnya.
6. Project human resources management kompetensi yang berkaitan
dengan efektivitas menggunakan sumber daya manusia yang
terlibat dalam proyek.
7. Project communication management; kompetensi untuk membuat,
mengumpulkan, menyebarkan dan menyimpan informasi proyek
8. Project risk management; kompetensi untuk menidentifikasi,
menganalisis dan merespon resiko-resiko yang berkaitan dengan
proyek yang dikerjakan.
9. Project procurement management; kompetensi untuk memperoleh
barang-barang dan servis untuk mendukung pelaksanaan proyek
baik dari dalam maupun dari luar organisasi.

2.1.2. Tujuan Manajemen Proyek


Tujuan manajemen proyek sistem adalah untuk mewujudkan gagasan atau
ide yang timbul dari naluri manusia baik secara perorangan maupun organisasi
dalam bentuk original (utuh, murni dan nyata) dengan sifat pengelolaan proyek
yang spesifik dalam mewujudkan tujuan.
Manajemen proyek dilakukan melalui pendekatan sistematis yaitu upaya
menguraikan atau merinci komponen-komponen obyek untuk dipelajari dan
dievaluasi permasalahan, kelemahan maupun kebutuhan sehingga dicarikan
alternatif solusi terbaik yang menguntungkan atau yang positif, adapun komponen
sistem merupakan unsur-unsur yang membangun terbentuknya sistem berupa
aktivitas dan fasilitas, dimana komponen yang ada saling terkait dan berinteraksi
satu sama lain.
Interaksi antar komponen mempunyai ciri khas yang menonjol, berupa
interaksi aktivitas yang membentuk suatu kejadian dan kejadian ini akan
menunjukkan fungsi setiap unsur yang membangun sistem, untuk dapat terjadinya
interaksi antar aktivitas dibutuhkan wadah atau fasilitas yang memadai, sehingga
pengelolaan proyek dapat mewujudkan tujuan melalui pekerjaan yang jelas dan
spesifik baik bentuk maupun prosesnya, dengan demikian wujud fisik yang
monumental pada proyek dapat dengan mudah diamati dan dipelajari bagi setiap
orang Karena setiap pelaksanaan proyek berbeda dan tim yang menangani suatu
proyek juga tidak pernah seutuhnya sama, maka setiap pengelolaan proyek
mempunyai “siklus kehidupan “ yang khas artinya proyek mempunyai nuansa
sosial budaya yang berbeda baik lokasi maupun jenis pekerjaan, akibatnya setiap
proyek mempunyai tujuan yang dinamis, dan keberadaan poyek sebagai sarana
untuk berkembang dipengaruhi oleh aktifitas manusia yang terlibat didalamnya,
karena itu peran dominan pimpinan proyek lebih dibutuhkan sebagai pengelola
dan dinamisator untuk memberikan pengarahan positif terhadap anggota
organisasi proyek.

2.1.3. Sistem Informasi


Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan.
Manfaat adanya sistem informasi dalam suatu instansi yaitu:
1. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan suatu keputusan.
2. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan.
4. Beberapa komponen sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai
5. Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang
berfungsi sebagai mesin.
6. Manusia (people) dan prosedur (procedures) yang merupakan manusia
dan tata cwara menggunakan mesin.
7. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar
terjadi suatu proses pengolahan data.

2.1.3.1. Sifat dari Sistem Informasi


Sistem informasi harus mempunyai beberapa sifat seperti:
Pemrosesan informasi yang efektif. Hal ini berhubungan dengan pengujian
terhadap data yang masuk, pemakaian perangkat keras dan perangkat lunak yang
sesuai.
 Manajemen informasi yang efektif. Dengan kata lain, operasi manajemen,
keamanan dan keutuhan data yang ada harus diperhatikan.
 Keluwesan. Sistem informasi hendaknya cukup luwes untuk menangani
suatu macam operasi.
 Kepuasan pemakai. Hal yang paling penting adalah pemakai mendapatkan
manfaat dan puas terhadap sistem informasi.
2.1.3.2. Kemampuan dari Sistem Informasi
Sistem informasi tentunya memiliki kemampuan sebagai berikut:
 Memiliki kecepatan akses tinggi, high-volume, komputasi numerik.
 Menyediakan kecepatan, komunikasi yang akurat dan kolaborasi dengan
dan di antara organisasi.
 Menyimpan informasi dalam jumlah besar dan mudah untuk digunakan.
 Akses yang cepat dan tidak mahal untuk mendapatkan informasi, dan
mendunia.
 Fasilitas untuk menginterpretasikan sejumlah data yang besar.
 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari orang-orang yang bekerja
dalam kelompok dalam satu tempat atau dalam lokasi yang berbeda,
dimana saja.
 Mengotomatisasi proses bisnis dan pekerjaan manual.

2.2. Hasil
2.2.1. Jadwal Pelaksanaan Proyek
Berikut jadwal pelaksanaan proyek agar proyek dapat dilaksanakan
dengan baik dan tepat waktu :

Anda mungkin juga menyukai