Arsitektur
management E-
Business
Dasar E-Business
01
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Andi Nugroho, ST,.Mkom
Abstract Kompetensi
Memberikan pengenalan dasar tentang Mampu memahami dan mengetahui
e-business dan teknologi yang apa yang di maksud dengan
mendukung e-business . fundamental dan model serta
konstruksi dari e-business.
E-Business dan Dunia Maya
Fenomena eBusiness tidak dapat disangkal telah menjadi trend yang mewarnai
aktivitas bisnis di negara-negara maju maupun berkembang. Konsep baru yang berkembang
karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai paradigma bisnis baru ini dianggap
sebagai kunci sukses perusahaan-perusahaan di era informasi dan di masa-masa
mendatang. Secara ringkas, Mohan Sawhney mendefinisikan eBusiness sebagai:
“The use of electronic networks and associated technologies to enable, improve,
enhance, transform, or invent a business
process or business system to create superior value for current or potential customers”.
Secara prinsip definisi tersebut jelas memperlihatkan bagaimana teknologi elektronik
dan digital berfungsi sebagai medium tercapainya proses dan sistem bisnis (pertukaran
barang atau jasa) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan cara-cara konvensional,
terutama dilihat dari manfaat yang dapat dirasakan oleh mereka yang berkepentingan
(stakeholders).
Seperti halnya pepatah yang mengatakan “banyak jalan menuju Roma”, eBusiness
merupakan salah satu jalan yang dimaksud untuk menuju kepada “the creation of wealth”
bagi sebuah perusahaan (harap diperhatikan bahwa eBusiness bukanlah merupakan tujuan,
atau “Roma” yang dimaksud dalam pepatah terkait). Dengan kata lain, cakupan atau
spektrum eBusiness dapat sangat luas wilayahnya tergantung dari masin-masing orang
melihat definisi dari kata “bisnis” itu sendiri. Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup
pengertian eBusiness, cara yang kerap dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4W
(What, Who, Where, dan Why).
Dimensi WHERE
idak sedikit awam yang mempertanyakan dimana sebenarnya kegiatan bisnis dapat
dilakukan dalam eBusiness. Jawabannya sangat singkat dan mudah, yaitu dimana saja,
sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses
(access channel). Berbeda dengan bisnis konvensional dimana transaksi biasa dilakukan
secara fisik di sekitar perusahaan yang bersangkutan, maka di dalam eBusiness, interaksi
dapat dilakukan melalui berbagai kanal akses. Di rumah, seorang Ibu dapat menggunakan
telepon atau webTV untuk berkomunikasi dengan perusahaan penjual produk atau jasa; di
kantor, seorang karyawan dapat menggunakan perlengkapan komputer atau fax; di mobil,
seorang mahasiswa dapat menggunakan handphone atau PDA-nya; di lokasi keramaian
seperti mall, toko-toko, atau pasar, masyarakat dapat memanfaatkan ATM, Warnet, atau
Kios-Kios Telekomunikasi (Wartel) untuk melakukan hal yang sama. Dengan kata lain,
istilah dimana saja untuk melakukan hubungan dengan siapa saja bukanlah sekedar
semboyan yang muluk, tetapi telah menjadi kenyataan di dalam implementasi eBusiness.
Dimensi WHY
Pertanyaan terakhir yang kerap menghantui para pelaku bisnis tradisional adalah
mengapa para praktisi bisnis di seluruh dunia sepakat untuk mengimplementasikan
eBusiness sesegera mungkin sebagai model bisnis di masa mendatang. Penerapan konsep
eBusiness secara efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya
komponen biaya tinggi yanga dapat dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan
kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation)
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan eBusiness,
2016 Arsitektur management E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum
pernah ditawarkan kepada masyarakat. Disamping itu, terbukti telah banyak perusahaan
yang melakukan transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat besarnya
peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep eBusiness. Yang tidak kalah menariknya
adalah, bahwa dengan menerapkan konsep jejaring (internetworking), sebuah perusahaan
berskala kecil dan menengah dapat dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan
raksasa untuk menawarkan berbagai produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak jarang
pula teradapat sebuah perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah karyawannya) yang
pendapatannya dapat melebihi perusahaan menengah maupun besar karena strategi efektif
mereka dalam menerapkan eBusiness.
Jika teknologi elektronik dan digital sudah diketemukan beberapa puluh tahun yang
lalu, mengapa baru “booming” belakangan ini? Jawabannya adalah karena baru setelah
tahun 1990-an inilah teknologi internet berkembang dengan pesatnya.
Secara “tidak terduga”, jaringan internet yang tadinya hanya diperuntukkan bagi lembaga-
lembaga penelitian semacam perguruan tinggi ternyata berkembang dan meluas
E-Business Type
Tujuan implementasi e-business adalah mendukung efisiensi dan integritas pengolahan data
sumber daya manusia, keuangan, supply chain management / Logistic management. Selain
itu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dan informasi bagi public dan stakeholder
lainnya. Dengan berbasiskan internet, system ini dapat diakses di mana saja sesuai dengan
hak akses yang telah ditentukan. Manfaat implementasi e-Business adalah :
Meningkatkan kerja operasional perusahaan,
Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok, dan pendanaan yang sangat luas.
Meningkatkan efisiensi perusahaan
Mempermudah pengelolaan asset perusahaan
Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan
Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder
Mengatasi kesenjangan digital
Media mempromosikan kompetensi perusahaan
Memperlancar kegiatan ekonomi
Teodora Bakardjieva, Prof. Dr, E-business tecnology and network, varna free
university
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2014/02/1.-KERANGKA-E-–BUSINESS.pdf
MODUL PERKULIAHAN
Arsitektur
management E-
Business
E-Business dan E-Commere
02
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Andi Nugroho, ST,.Mkom
Abstract Kompetensi
Memberikan pengetahuan tentang Memahami perbedaan antara e-
perbedaan dari e-business dan e- commerce dengan e-business dan
commerce dan megetahui kegiatan
dari e-commerce . jenis-jenis e-commerce
Mengenali pengendali dikedua tipe
dari E-Commerce
.
Dunia Elektronik Commerce
Gedung Putih pada bulan Juli tahun 1997 mendeklarasikan telah terjadinya sebuah
revolusi industri baru yang akan berdampak pada stabilitas ekonomi global, yaitu sejalan
dengan fenomena maraknya bisnis secara elektronik/digital dengan menggunakan internet
sebagai medium bertransaksi. Metode bertransaksi ini kemudian lebih dikenal sebagai istilah
“E-Commerce”.
Definisi dari “E-Commerce” sendiri sangat beragam, tergantung dari perspektif atau
kacamata yang memanfaatkannya. Association for Electronic Commerce secara sederhana
mendifinisikan E-Commerce sebagai “mekanisme bisnis secara elektronis”. CommerceNet,
sebuah konsorsium industri, memberikan definisi yang lebih lengkap, yaitu “penggunaan
jejaring komputer (komputer yang saling terhubung) sebagai sarana penciptaan relasi
bisnis”. Tidak puas dengan definisi tersebut, CommerceNet menambahkan bahwa di dalam
Ecommerce terjadi “proses pembelian dan penjualan jasa atau produk antara dua belah
pihak melalui internet atau pertukaran dan distribusi informasi antar dua pihak di dalam satu
perusahaan dengan menggunakan intranet”. Sementara Amir Hartman dalam bukunya “Net-
Ready” (Hartman, 2000) secara lebih terperinci lagi mendefinisikan E-Commerce sebagai
“suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronis yang memfokuskan diri pada transaksi
bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang
atau jasa baik antara dua buah institusi (B-to-B) maupun antar institusi dan konsumen
langsung (B-to-C)”. Beberapa kalangan akademisi pun sepakat mendefinisikan E-
Commerce sebagai “salah satu cara memperbaiki kinerja dan mekanisme pertukaran
barang, jasa, informasi, dan pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi berbasis
jaringan peralatan digital”.
Terlepas dari berbagai jenis definisi yang ditawarkan dan dipergunakan oleh
berbagai kalangan, terdapat
kesamaan dari masing-masing definisi, dimana E-Commerce memiliki karakteristik sebagai
berikut:
Terjadinya transaksi antara dua belah pihak;
Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi; dan
Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan
tersebut.
Dari karakteristik di atas terlihat jelas, bahwa pada dasarnya E-Commerce merupakan
dampak dari berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi, sehingga secara
Elemen kedua adalah “institusi”. Salah satu prinsip yang dipegang dalam E-
Commerce adalah diterapkannya asas jejaring (inter-networking), dimana dikatakan bahwa
untuk sukses, sebuah perusahaan E-Commerce harus bekerja sama dengan berbagai
institusi-institusi yang ada (perusahaan tidak dapat berdiri sendiri). Sebuah perusahaan
dotcom misalnya, dalam menjalankan prinsip-prinsip perdagangan elektronik harus bekerja
sama dengan pemasok (supplier), pemilik barang (merchant), penyedia jasa pembayaran
(bank), bahkan konsumen (customers). Kerjasama yang dimaksud di sini akan mencapai
tingkat efektivitas dan efisiensi yang diinginkan dengan cara melakukannya secara otomatis
(melibatkan teknologi komputer dan telekomunikasi).
Elemen ketiga adalah “teknologi informasi”. Pada akhirnya secara operasional, faktor
infrastruktur teknologi akan sangat menentukan tingkat kinerja bisnis E-Commerce yang
diinginkan. Ada tiga jenis “tulang punggung” teknologi informasi yang biasa dipergunakan
dalam konteks perdagangan elektronik: intranet, ekstranet, dan internet. Intranet merupakan
Customer Care
Tipe aplikasi E-Commerce kedua adalah suatu usaha dari perusahaan untuk
menjalin hubungan interaktif dengan pelanggan atau konsumen yang telah dimilikinya. Jika
pada waktu terdahulu perusahaan biasanya menyediakan nomor telepon bebas pulsa (toll
free) sebagai sarana yang dapat dipergunakan pelanggan untuk bertanya, berdiskusi, atau
menyampaikan keluhan sehubungan dengan produk atau jasa yang telah atau akan
dibelinya. Nomor telepon ini pada dasarnya dihubungkan dengan pusat informasi
perusahaan atau call center. Dengan berkembangnya internet, maka dengan mudah
konsumen dapat berhubungan dengan customer service perusahaan selama 24 jam melalui
situs terkait. Tengoklah beberapa pelayanan yang biasa ditawarkan melalui situs seperti:
FAQ (Frequently Asked Questions), real time chatting, customer info changes, dan lain
sebagainya. Prinsip utama yang diharapkan oleh perusahaan dengan
mengimplementasikan E-Commerce jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan (supports
and services) yang prima sehingga mempertinggi atau meningkatkan loyalitas konsumen.
Seperti halnya dengan I-Market, sebagian besar aplikasi yang dipergunakan bersifat B-to-C.
Vendors Management
Hakekat dari sebuah bisnis adalah melakukan transformasi “bahan mentah” menjadi
sebuah produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dengan kata lain, mayoritas
perusahaan pastilah memiliki pemasok (supplier) “bahan mentah” tersebut. Disamping itu,
berbagai aktivitas penunjang seperti proses administrasi, pengelolaan SDM, dan lain
sebagainya kerap membutuhkan beragam barang yang harus dibeli dari perusahaan lain.
Proses pembelian yang berlangsung secara kontinyu dan berulang secara periodik tersebut
pada dasarnya memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pengeluaran total perusahaan
(cost center). Penerapan aplikasi E-Commerce untuk menghubungkan perusahaan dengan
para vendor pemasok berbagai kebutuhan bisnis seharihari dapat menekan biaya total yang
2016 Arsitektur management E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
dikeluarkan untuk aktivitas pengadaan dan pembelian barang. Dengan dimanfaatkannya
aplikasi E-Commerce jenis ini, perusahaan dapat melakukan eliminasi berbagai proses yang
tidak perlu, mengintegrasi beberapa proses yang dapat sekaligus dilakukan,
menyederhanakan proses yang berbelit-belit, dan mengotomatisasikan proses-proses
manual yang memakan waktu dan biaya. Sehingga prinsip yang dijalankan dalam
implementasi aplikasi E-Commerce ini adalah perusahaan melakukan proses pemesanan,
pengadaan, dan pembeliaan bahan-bahan yang dibutuhkan dari berbagai pemasok dan
vendor melalui internet, dan para rekanan ini akan mengirimkannya kepada perusahaan
sesuai dengan kebutuhan. Tipe B-to-B merupakan platform transaksi yang diterapkan dalam
tipe E-Commerce ini.
DR Indrajit Eko Richardus, Electronic Commerce Strategi dan konsep bisnis di dunia
maya, APTIKOM, 2002
Arsitektur
management E-
Business
E-Business dan E-Commere
03
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Andi Nugroho, ST,.Mkom
Abstract Kompetensi
Memberikan pengetahuan tentang Mempunyai wawasan yang lebih
Sistem arsitektur aplikasi e- baik bagaimana suatu organisasi
busines. yang siap melakukan proses e-
business.
Ruang Lingkup E-Commerce
Salah satu subset terpenting dan terbesar dari e-business adalah e-commerce,
dimana berbagai aktivitas transaksi jual beli dilakukan melalui medium internet. Karena
sangat lebarnya spektrum proses dari transaksi jual beli yang ada, sangat sulit menentukan
ruang lingkup atau batasan dari domain e-commerce. Salah satu cara yang dapat
dipergunakan untuk dapat mengerti batasan-batasan dari sebuah e-commerce adalah
dengan mencoba mengkaji dan melihat fenomena bisnis tersebut dari berbagai dimensi,
seperti yang dijelaskan berikut ini.
Teknologi
Kontributor terbesar yang memungkinkan terjadinya e-commerce adalah teknologi
informasi, dalam hal ini perkembangan pesat teknologi komputer dan telekomunikasi. Tidak
dapat dipungkiri bahwa arena jual beli di dunia maya terbentuk karena terhubungnya
berjuta-juta komputer ke dalam sebuah jaringan raksasa (internet). Dari sisi ini e-commerce
dapat dipandang sebagai sebuah prosedur atau mekanisme berdagang (jual beli) di internet
dimana pembeli dan penjual dipertemukan di sebuah dunia maya yang terdiri dari sekian
banyak komputer.
Economic
E-commerce merupakan sebuah pemicu terbentuknya prinsip ekonomi baru yang
lebih dikenal dengan ekonomi digital (digital economy). Di dalam konsep ekonomi ini, semua
sumber daya yang dapat didigitalisasikan menjadi tak terbatas jumlahnya (bukan merupakan
“scarce of resources”) dan berpotensi menjadi public goods yang dapat dimiliki oleh siapa
saja dengan bebas. Di dalam konsep ekonomi ini pula informasi dan knowledge menjadi
sumber daya penentu sukses tidaknya para pelaku ekonomi melakukan aktivitasnya.
Beragam model bisnis (business model) pun diperkenalkan di dalam konsep ekonomi baru
ini yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Dari segi produksi, selain physical value chain,
2016 Arsitektur management E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
diperkenalkan pula konsep virtual value chain yang sangat menentukan proses penciptaan
produk dan jasa di dunia maya.
Electronic Linkage
Di suatu sisi yang lain, banyak orang melihat e-commerce sebagai sebuah
mekanisme hubungan secara elektronis antara satu entiti dengan entiti lainnya. Dengan
adanya e-commerce, maka dua buah divisi dapat bekerja sama secara efisien melalui
pertukaran data elektronis; demikian juga antara dua buah kelompok berbeda seperti
misalnya antara kantor pemerintah dengan masyarakatnya; atau mungkin antara pelanggan
dengan perusahaan-perusahaan tertentu.
Market-Making
E-commerce dikatakan sebagai market-making karena keberadaannya secara
langsung telah membentuk sebuah pasar perdagangan tersendiri yang mempertemukan
berjuta-juta penjual dan pembeli di sebuah pasar digital maya (e-market). Di pasar maya ini
terjadi perdagangan secara terbuka dan bebas, karena masing-masing penjual dan pembeli
dapat bertemu secara efisien tanpa perantara. E-market juga disinyalir sebagai arena
perdagangan yang paling efisien karena kecenderungannya untuk selalu mencari bentuk-
bentuk perdagangan yang berorientasi kepada pembeli (customer oriented), disamping
struktur persaingan antar penjual produk dan jasa yang hampir berada dalam suasana
perfect competition.
Service Infrastructure
Konsep e-commerce ternyata tidak hanya membuahkan mekanisme transaksi jual
beli semata, namun ternyata banyak sekali jasa-jasa baru yang diperlukan sebagai sarana
pendukung aktivitas jual beli produk tersebut. Katakanlah jasa dari institusi keuangan untuk
menawarkan cara pembayaran secara elektronik, jasa dari vendor aplikasi yang
menawarkan cara melakukan transaksi secara aman (secure), jasa dari ISP
Konsep arsitektur sekuensial semacam ini memiliki kelemahan mendasar, yaitu pada
aspek kecepatan dan reliabilitas. Proses transformasi pada modul interface jelas
membutuhkan waktu tersendiri sehingga semakin banyak dibutuhkan modul interface pada
sebuah rangkaian proses akan semakin memperlambat kinerja aplikasi (throughput).
Padahal untuk menerapkan e-business, banyak sekali rangkaian proses yang harus
menghubungkan antara bagian backoffice perusahaan dengan para pelanggan secara
langsung. Masalah reliabilitas timbul karena sebuah data atau informasi harus melalui begitu
banyak titik aplikasi (termasuk modul interface) yang bekerja berdasarkan mekanisme IPO
(Input-Proses-Output). Distorsi terhadap data maupun informasi sangat besar potensinya
terjadi di masing-masing titik aplikasi yang ada.
Untuk mengatasi permasalahan ini ditawarkanlah sebuah konsep arsitektur baru
yang merubah prinsip sekuensial ke dalam apa yang dinamakan sebagai prinsip
sinkronisasi. Untuk meningkatkan reliabilitas data/informasi sambil meningkatkan kecepatan
proses, diperlukan sebuah aplikasi besar yang akan mensinkronisasikan mekanisme IPO
masing-masing unit dengan cara memusatkan data dan proses pada sebuah titik. Aplikasi
berbasis ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan salah satu contoh perangkat
lunak yang dibangun untuk mengatasi permasalahan ini. Berbagai rangkaian proses
2016 Arsitektur management E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
(business processes) yang dibutuhkan perusahaan tidak lagi dipetakan berdasarkan fungsi-
fungsi aplikasi yang ada pada masing-masing unit, tetapi dipetakan pada modul atau entiti
yang ada dan telah tersedia pada aplikasi ERP. Dilihat dari segi kecepatan, arsitektur
semacam ini jelah lebih baik dibandingkan dengan sekuensial karena data/informasi yang
dibutuhkan tidak harus berjalan melalui beberapa titik aplikasi melainkan langsung diambil
dari sebuah titik. Konsep sinkronisasi juga menawarkan tingkat reliabilitas yang tinggi karena
data/informasi yang dibutuhkan berasal dari satu sumber yang telah dikoordinasikan dengan
data/informasi dari berbagai aplikasi di tiap-tiap unit (misalnya dengan menggunakan
konsep replikasi, datawarehouse, buffer, dan lain sebagainya).
Konsep sinkronisasi di atas cukup baik dipergunakan untuk keperluan internal
perusahaan yang ingin mulai menerapkan konsep e-business sederhana. Sesuai dengan
evolusi berikutnya dari pengembangan ebusiness, biasanya perusahaan akan berkembang
dan ingin menghubungkan sistem internalnya dengan sistem aplikasi mitra-mitra bisnisnya.
Secara natural yang biasanya terjadi pada situasi ini adalah dua pihak yang berkepentingan
akan membuat modul aplikasi interface sebagai jalan keluarnya. Tentu saja fenomena
sekuensial akan terjadi kembali di sini, hanya saja skalanya menjadi lebih besar (antar
perusahaan, bukan antar unit di dalam perusahaan). Berdasarkan konsep supply chain
management dan/atau deman chain management, terlihat jelas bahwa di dalam dunia maya,
produk atau jasa harus melalui beberapa perusahaan dulu sebelum yang bersangkutan
dapat sampai ke tanah konsumen (end users). Dengan kata lain, factor kecepatan dan
realibilitas kembali akan menjadi pertanyaan besar sejalan dengan banyaknya titik-titik
perusahaan yang harus dilalui.
Untuk memecahkan masalah ini, sebuah konsep sinkronisasi yang dinamakan
sebagai “Metaprise Applications” diperkenalkan. Konsep arsitektur metaprise ini berpegang
pada dibutuhkannya sebuah hub untuk melakukan sinkronisasi akan data dan proses yang
terjadi pada masing-masing aplikasi perusahaan (enterprise application). Dewasa ini banyak
sekali dapat ditemukan di dunia maya perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasanya
sebagai hub tersebut dengan mekanisme outsourcing. Perusahaan-perusahaan besar yang
memiliki brand product yang kuat biasanya mempercayakan distribusi produknya di dunia
maya melalui perusahaan hub ini untuk jaminan kecepatan dan keamanan. Alasan lain
adalah untuk mengurangi rumitnya atau kompleksnya sebuah perusahaan dalam
membangun aplikasi jika yang bersangkutan ingin menghubungkan seluruh rangkaian
proses dari hulu ke hilir. Disamping itu perusahaan tidak harus pula memikirkan
permasalahan standarisasi data dan aplikasi maupun hal-hal lainnya (seperti sistem
operasi,sistem database, dan lain-lain).
Daftar Pustaka
DR Indrajit Eko Richardus, Electronic Commerce Strategi dan konsep bisnis di dunia
maya, APTIKOM, 2002
Arsitektur
management E-
Business
Prilaku pelanggan dalam
membeli
04
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Andi Nugroho, ST,.Mkom
Abstract Kompetensi
Memahami tentang prilaku pelanggan Output yang dihasilkan setiap
dalam membeli barang. mahasiswa diharapkan mampu untuk
melihat pasar saat ini dalam
menentukan trand jual beli barang
dalam memanfaatkan teknologi portal.
Consumer Behavior: Arti dan Mengapa Penting salam
Komunikasi Pemasaran
Yang dimaksud dengan consumer behavior (arti perilaku konsumen):
“Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for,
purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect
will satisfy their needs”.
Mulanya sang ayah mengira si balita akan memilih tumbler berisi susu, karena berasumsi
bahwa setelah tidur beberapa jam maka si balita akan merasa haus dan lapar. Pada
kenyataanya si balita justru mengambil empeng dan pentungan, setelah itu justru pergi dan
tidak melirik tumbler susu tersebut.
Test ini memperlihatkan bagaimana si balita keinginan dan tindakannya bisa sangat tidak
terduga, sama halnya dengan konsumen. Si ayah pun menyediakan 3 opsi benda tersebut
bukan tanpa alasan tapi berdasarkan asumsi-asumsi yang ia susun berdasarkan
pengetahuannya tentang si balita. Demikian pula dalam komunikasi pemasaran kita penting
untuk mengenali dan mengetahui lebih dalam perihal konsumen kita. Memang – konsumen
sangat tidak terduga – namun dengan mengenali konsumen maka setidaknya kita bisa
menawarkan opsi-opsi yang paling mendekati keinginan konsumen.
Budaya:
adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari
oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku
sering diterima begitu saja. Misalnya, di budaya yang membiasakan menggosok gigi dua kali
sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa itu kebiasaan yang baik bila dibandingkan
dengan budaya yang tidak mengajarkan menggosok gigi dua kali sehari. Konsumen melihat
diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan cultural
framework yang mereka miliki. Setiap individu mempersepsi dunia dengan kacamata
budaya mereka sendiri.
Budaya ada untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya memberikan petunjuk, dan
pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode “tried-and-true”
dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial.
Misalnya: Budaya memberikan peraturan dan standar mengenai kapan. Kapan waktu kita
makan, dan apa yang harus dimakan tiap jam-jam makan.
Sub Budaya:
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.
Terdapat enam dimensi nilai budaya pada berbagai budaya yang berbeda (McCarty &
Hattwick: 1992) sebagai berikut:
Maskulinitas/feminitas
Orientasi waktu
Menghindari ketidakpastian
Orientasi aktivitas
adalah pelapisan sosial yang terjadi pada masyarakat (divisi masyarakat yang relatif
permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah
laku yang serupa)
Keluarga:
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat
dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami,
istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang
ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan
statusnya dalam masyarakat
Nilai yg paling mudah dilihat adalah nilai fungsional, yaitu nilai yg diperoleh dari atribut
produk yg memberikan kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen. Nilai ini
2016 Arsitektur management E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
berkaitan langsung dengan fungsi yg diberikan oleh produk atau layanan kepada konsumen.
Jika memiliki keunggulan secara fungsional, maka sebuah merek mendominasi kategori.
Contoh:
Karena diproses dengan dua kali penyaringan, Filma adalah minyak goreng paling jernih.
Bila konsumen mengalami perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau
menggunakan suatu merek, maka merek tersebut memberikan nilai emosional. Pada
intinya nilai emosional berhubungan dengan perasaan, yaitu perasaan positif apa yg akan
dialami konsumen pada saat membeli produk.
Contoh:
Aaker (1996: 101) mengakui bahwa nilai ekspresi diri merupakan bagian dari nilai
emosi. Kalau nilai emosional berkaitan dengan perasaan positif (misalnya nyaman,
bahagia, bangga), maka ekspresi diri berbicara tentang “bagaimana saya di mata orang lain
maupun diri saya sendiri”. Nilai emosional berpusat pada diri sendiri, maka nilai ekpresi
diri berpusat pada publik.
Contoh:
Davis (2000: 55-72) dalam Simamora mengatakan bahwa keseluruhan asosiasi terhadap
merek dapat dipadatkan menjadi 3 bagian:
manfaat
Bagi Davis, fitur dan atribut merupakan faktor dasar yg harus dipenuhi setiap merek
(function benefits). Manfaat merek (Davis) terdiri dari manfaat fungsional dan emosional.
Pengertiannya sama dengan pendapat Aaker Keyakinan & Nilai (Davis) berkaitan dengan
kebanggaan, kemantapan diri, keyakinan, dan kebahagiaan yg dipenuhi atau dijanjikan oleh
merek. Apabila sudah memiliki asosiasi di tingkat ke-3, menurut Davis sebuah merek akan
menikmati loyalitas konsumen yg tinggi.
Menurut Schmitt cara yang baik untuk membuat think campaign berhasil adalah:
(1) menciptakan sebuah kejutan yang dihadirkan baik dalam bentuk visual, verbal
ataupun konseptual,
Pembelian yang didasari motivasi emosional terjadi pada saat proses penyeleksian barang
atau jasa, didasari oleh alasan yang subjektif dan pribadi, seperti misalnya kebanggaan,
ketakutan, afeksi atau status. Pemasaran emosional merupakan strategi pemasaran yang
dirancang berdasarkan keinginan membeli konsumen untuk dapat mengekspresikan emosi
dan perasaanya (Kertajaya, 2004).
Menurut Schmitt dalam Rini (2009:3): dua hal yang harus diperhatikan dan dipahami, yaitu:
a. Suasana hati (moods), merupakan affective yang tidak spesifik. Suasana hati dapat
dibangkitkan dengan cara memberikan stimuli yang spesifik. Suasana hati merupakan
keadaan afektif yang positif atau negatif. Suasana hati seringkali mempunyai dampak yang
kuat terhadap apa yang diingat konsumen dan merek apa yang mereka pilih.
b. Emosi (emotion), lebih kuat dibandingkan suasana hati dan merupakan pernyataan
afektif dari stimulus yang spesifik, misalnya marah, irihati, dan cinta. Emosi-emosi tersebut
selalu disebabkan oleh sesuatu atau seseorang (orang, peristiwa, perusahaan, produk, atau
komunikasi).
Portal menyediakan kombinasi “out of the box“ (di luar kotak) dan pengaturan
fungsionalitas sesuai keinginan yang memungkinkan user untuk menemukan,
mengatur, mengkategorikan, dan menggunakan isi dan aplikasi-aplikasi. Walau tidak
Direktori – Direktori portal adalah organisasi dari isi dalam struktur dan
hirarki kategori. Direktori merupakan implementasi dari taksonomi
(pengklasifikasian) portal perusahaan.
Daftar Pustaka
Sandiwarno Sulis, Konsep Portal dan Manajemen Konten, modul Universitas Mercu
Buana 2013
MODUL PERKULIAHAN
Manajemen
Arsitektur E-
Business
Sistem Keamanan Komunikasi
Dalam E-Commerce
05
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Andi Nugroho, ST,.Mkom
Abstract Kompetensi
Mengetahui hal-hal apa saja yang Output yang dihasilkan mahasiswa
harus diketahui dalam mengamankan mengetahui langkah-langkah dalam
website e-commerce . mempertahankan e-commerce.
Pendahuluan
Konsep Dasar Keamanan e-Commerce Secure Socket Layer
Informasi yang dikirim melalui Internet biasanya menggunakan seperangkat aturan yang
disebut TCP / IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol). Informasi ini dibagi
menjadi paket-paket dan bernomor secara berurutan. Masing-masing paket dikirim melalui
rute yang berbeda. PKI dan SSL menggunakan sertifikat digital untuk memastikan privasi
dan otentikasi. Prosedur adalah seperti client mengirimkan pesan ke server, yang menjawab
dengan sertifikat digital. Menggunakan PKI, server dan client bernegosiasi untuk membuat
sesi kunci, yang merupakan kunci rahasia simetris khusus diciptakan untuk transmisi
tertentu. Setelah sesi kunci sepakat, komunikasi berlanjut dengan sesi ini kunci dan sertifikat
digital. PCI, SET, Firewalls and Kerberos : PCI, SET, Firewall dan Kerberos Standar enkripsi
yang digunakan e-commerce saat ini adalah SET (Secure Electronic Transaction). Selain
digunakan untuk pembayaran dengan credit card, SET juga digunakan untuk pembayaran
dengan smartcard. Dengan menggunakan SET, kerahasiaan informasi customer (berupa
nama dan nomor kartunya) bisa terjaga dengan baik. SET juga bisa menjaga autotentifikasi
atau identitas penjual dan customer, sehingga tidak bisa disalahgunakan oleh sembarang
orang. SET menggunakan suatu kriptografi khusus bernama asymmetric cryptography untuk
menjamin keamanan transaksi. Asymmetric cryptography ini juga disebut dengan nama
Public-key Cryptography. Enkripsi ini menggunakan dua kunci/key (yaitu kode), satu kunci
digunakan untuk meng-enkripsi data, dan kunci lainnya untuk men-dekripsi data tersebut.
Kedua kunci tersebut terhubung secara matematis dengan rumus tertentu, sehingga data
yang telah di-enkripsi oleh suatu kunci hanya bisa di-dekripsi dengan menggunakan kunci
pasangannya.
Rincian kartu kredit dapat dikirim secara aman dengan SSL, tetapi sekali tersimpan di server
mereka rentan terhadap luar hacking ke server dan jaringan yang menyertainya. Kartu PCI
(peripheral component interconnect: hardware) sering ditambahkan untuk perlindungan, oleh
karena itu, atau pendekatan lain sama sekali diterapkan: SET (Secure Electronic
Transaction). Dikembangkan oleh Visa dan Mastercard, SET menggunakan PKI untuk
privasi, dan sertifikat digital untuk autentikasi yang tiga pihak: pedagang, nasabah dan bank.
Lebih penting lagi, informasi yang sensitif tidak dilihat oleh para pedagang, dan tidak
disimpan di server pedagang. Firewall (perangkat lunak / perangkat keras) melindungi
server, jaringan dan individu PC dari serangan virus dan hacker. Tidak kalah pentingnya
adalah perlindungan dari kejahatan atau kecerobohan dalam sistem, dan banyak
perusahaan yang menggunakan protokol Kerberos, yang menggunakan kriptografi kunci
rahasia simetrik untuk membatasi akses ke karyawan yang berwenang.
Threats(ancaman):
System Penetration: orang-orang yang tidak berhak,
mendapatkan akses ke sistem computer dan diperbolehkan
melakukan segalanya.
Authorization Violation: Ancaman berupa pelanggaran atau
penayalahgunaan wewenang legal yang dimiliki oleh
seseoarang yang berhak.
Safeguards:
Yang dilakukan safeguards yaitu:
Sistem keamanan di dalam dunia komputer mulai menjadi perhatian serius para
peneliti dan praktisi teknologi informasi semenjak diketemukannya teknologi jaringan
komputer. Yang menjadi pemicu berkembangnya isu di bidang ini adalah karena adanya
fenomena pengiriman data melalui media transmisi (darat, laut, dan udara) yang mudah
“dicuri” oleh mereka yang tidak berhak. Data mentah dari sebuah komputer yang dikirimkan
ke komputer lain pada dasarnya rawan terhadap “interfensi” dari pihak ketiga, sehingga
diperlukan suatu strategi khusus agar paling tidak dua hal terjadi (Kosiur, 1997):
1. Data yang dikirimkan tidak dapat secara “fisik” diambil oleh pihak lain yang
tidak berhak; atau
2. Data yang dikirimkan dapat “diambil secara fisik”, namun yang bersangkutan
tidak dapat membacanya. Secara prinsip, pencapaian obyektif kedua lebih mudah
dibandingkan dengan yang pertama, karena untuk dapat memproteksi data secara fisik
memerlukan teknologi dan biaya yang teramat besar. Prinsip yang kedua sebenarnya sudah
lama berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu ketika
diperkenalkan ilmu sandi (menyamarkan data asli atau data yang sebenarnya ke dalam
bentuk lain dengan menggunakan metoda pemetaan tertentu), seperti yang diajarkan di
kalangan kepanduan (pramuka) atau militer. Di dalam dunia komputer, teknik penyadian
tersebut dinamakan sebagai encryption dan decryption. Encryption adalah proses
pengkodean data mentah menjadi data samaran dengan teknik pemetaan tertentu,
sementara decryption adalah proses pemetaan kembali dari data samaran menjadi data
aslinya. Mekanisme penyandian
yang terjadi di dalam dunia internet adalah sebagai berikut. Katakanlah dua orang yang
berbeda lokasi ingin melakukan pertukaran dokumen melalui internet. Si pengirim dan si
penerima masing-masing memiliki sebuah “kunci” (misalnya
sebuah “password”) yang akan dipergunakan sebagai variabel dalam melakukan
pemetaan. Berdasarkan rumus atau formula pemetaan tertentu (misalnya rumus
memiliki kunci yang berbeda jika ingin berkomunikasi dengan orang lain, yang
tentu saja akan sangat repot mengingatnya;
Jika secara kebetulan dua atau lebih orang memiliki kunci yang sama, maka
yang bersangkutan dapat mencuri dan mendeskripsikan pesan orang lain; dan
Masalah autentifikasi juga akan menjadi isu utama, karena si penerima belum tentu
yakin bahwa si pengirim adalah orang yang sesungguhnya, karena mungkin saja
orang lain yang secara sengaja mengetahui kunci enkripsi si pengirim mencoba
mengirimkan dokumen atas nama orang lain.
setiap orang yang akan melakukan komunikasi via internet akan diberikan sebuah kunci
(disebut sebagai “public key”) yang diketahui oleh semua orang secara terbuka. Jika
seseorang ingin mengirimkan sebuah pesan, maka yang bersangkutan diharapkan untuk
terlebih dahulu melihat daftar public key (kunci publik) dan mencari tahu kunci publik si
penerima. Kunci inilah yang akan menjadi variabel enkripsi terhadap dokumen atau teks asli
tersebut, sebelum dokumen samaran (acak) yang ada dikirimkan melalui internet. Pesan ini
baru akan dapat dideskripsikan dengan sebuah “private key” yang hanya diketahui oleh si
penerima. Tanpa adanya “private key” tersebut, mustahil seseorang dapat melakukan
deskripsi terhadap pesan atau dokumen yang ada. Dengan kata lain, setiap orang yang
ingin berkomunikasi akan memiliki sepasang kunci:
1. Kunci yang diketahui oleh umum (public key) dan
2. Kunci yang hanya diketahui secara pribadi (private key).
Data nomor kartu kredit yang hanya boleh diketahui oleh si pengirim dan
bank atau lembaga keuangan tertentu;
Nomor identifikasi pengguna (user id) dan password yang hanya boleh
diketahui oleh konsumen dan perusahaan penyedia jasa E-
Commerce;
Mengirimkan daftar pelanggan beserta rincian profilnya yang secara prinsip
merupakan milik perusahaan yang tidak boleh dilihat para saingan bisnis;
Melakukan download dokumen atau produk digital lainnya yang hanya dapat
dibaca oleh mereka yang secara sah telah membeli; dan lain sebagainya.
Satu-satunya kelemahan sistem ini adalah implementasinya secara teknis
yang memakan waktu cukup lama untuk melakukan pengkodean dengan
kunci publik. Berbagai teknik
baru telah diperkenalkan di dunia pengamanan data sebagai alternatif untuk
melakukan komunikasi secara lebih cepat sekaligus aman.
Koleksi Tulisan dan Pemikiran E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya, Dr. Ir.
Richardus Eko Indrajit, M.Sc.,MBA, Elex Media Komputindo
Arsitektur
Manajemen E-
Business
Enkripsi Data Dalam
Mengamankan E-commerce
06
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Andi Nugroho, ST,.Mkom
Abstract Kompetensi
Mengetahui hal-hal apa saja yang Output yang dihasilkan mahasiswa
harus diketahui dalam mengamankan mengetahui langkah-langkah dalam
website e-commerce. mempertahankan e-commerce.
Memperkenalkan jenis-jenis enkripsi
Pendahuluan
Permasalahan keamanan transaksi dalam perdagangan secara online
hanya dapat di atasi dengan menggunakan perlindungan kemananan yang
seusia. Solusi permasalahan yang terkait dengan kemanan online dapat diatasi
dengan menggunakan kriptografi yang telah bertahun – tahun dipelajari oleh
peneliti baik yang dilakukan oleh pihak akademik maupun militer.kriptografi
menyediakan enkripsi dan mekanisme tanda tangan secara digital utuk
menjamin kerahasiaan data elektrnik, hak kepemilikan atas keaslian,
perlindungan terhadap integritas dan tidak adanya pegingkaran terhadap sebah
dokumen elektronik yang telah dibuat.
Konsep Dasar Kriptografi
Kriptografi, sebagai batu bata utama untuk keamanan e-commerce : ilmu yang
mempelajari bagaimana membuat suatu pesan yang dikirim pengirim dapat
disampaikan kepada penerima dengan aman. Sifat-sifat dalam kriptografi
meliputi :
1. kerahasiaan (confidential) dari pesan dijamin dengan melakukan enkripsi
(penyandian), sehingga pesan yang telah disandikan itu tidak dapat dibaca
oleh orang-orang yang tidak berhak.
2. Keutuhan (integrity) dari pesan, sehingga saat pesan itu dikirimkan tidak
ada yang bisa mengutak-atik ditengah jalan. Sebagai contoh, dalam suatu
transaksi pembayaran, sang pengirim pesan berkepentingan agar nilai cek
digital sebesar Rp. 1.000.000,- tidak diubah orang lain menjadi Rp.
10.000.000,- ditengah jalan.
3. Jaminan atas identitas dan keabsahan (authenticity) jati diri dari pihak-
pihak yang melakukan transaksi. Sekedar ilustrasi, dari sisi konsumen,
harus ada jaminan bahwa www.ibu-dibyo.co.id adalah benar benar ticket
office milik ibu dibyo di Cikini. Sebaliknya, seorang pedagang di internet
2016 Arsitektur management E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
juga perlu mengetahui apakah seorang konsumen yang sedang berbelanja
di websitenya benar-benar menggunakan kartu kredit miliknya sendiri.
4. Transaksi dapat dijadikan barang bukti yang tidak bisa disangkal (non
repudiation) jika terjadi sengketa atau perselisihan pada transaksi
elektronik yang telah terjadi.
Tanda tangan digital memanfaatkan fungsi hash satu arah untuk menjamin
bahwa tanda tangan itu hanya berlaku untuk dokumen yang bersangkutan saja.
Bukan dokumen tersebut secara keseluruhan yang ditandatangani, namun
biasanya yang ditandatangani adalah sidik jari dari dokumen itu beserta time
stamp-nya dengan menggunakan kunci privat. Time stamp berguna untuk
berguna untuk menentukan waktu pengesahan dokumen.
Arsitektur
management E-
Business
E-Commerce
07
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Andi Nugroho, ST,.Mkom
Abstract Kompetensi
E-commerce merupakan sebuah Output yang dihasilkan setiap
teknologi yang memungkinkan mahasiswa dapat mengenal sebuah
seseorang berjualan tanpa harus teknologi yang disebut dengan E-
bertemu langsung antara penjual commerce yang memanfaatkan media
dengan pembeli. internet sebagai sarana untuk
melakukan transaksi.
Definisi e-Commerce
E-Commerce termasuk salah satu istilah pada ” perdagangan elektronik’ yang berubah
sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik merupakan aktivitas perdagangan
yang memanfaatkan transaksi komersial, misalnya mengirim dokumen komersial seperti
pesanan pembelian secara elektronik.
Kemudian berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunya istilah yang lebih
tepat yaitu “perdagangan web” (pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web). Pada
awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis
memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Sehingga
Antara pada era 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web
perdagangan ini.
E-com, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang
pesat dalam dunia bisnis dan per-internet-an. Penggunaann sistem E-commerce,
sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak
produsen dan penjual (retailer). Misalnya bagi pihak konsumen, menggunakan E-Commerce
dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat.Selain itu, harga barang-barang yang
dijual melalui E-Commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko,
karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan
dengan toko konvensional.
Selain RisTI, tampaknya belum ada web lain yang menyelenggarakan E-commerce di
Indonesia. Padahal, untuk membuat sistem E-commerce, investasi yang dikeluarkan tidak
terlalu besar.Selain itu, lingkup pemasaran produknya bisa jauh lebih luas dan biaya
penyelenggaraan serta promosi pada E-commerce juga lebih kecil jika dibandingkan dengan
biaya pada sitem toko konvensional.
Adapun keuntungan utama yang didapat dengan menggunakan teknologi ini adalah
open platform yang tidak tergantung kepada satu vendor tertentu, sehingga sistem e-
commerce tersebut dapat dikembangkan dengan cepat tanpa terikat dengan satu vendor
tertentu. Walapun hingga saat ini belum ada defenisi baku dari e-commerce, beberapa
mengatakan bahwa e-commerce adalah website yang digunakan untuk berdagang
(semacam storefront), di lain pihak ada menghubungan e-commerce dengan EDI (electronik
data interchange) dan seterusnya. Sebagai contoh, berikut ini adalah salah satu definisi dari
e-commerce yang mendekati aktifitas dari e-commerce tersebut yang diambil dari sebuah
buku Electronic Commerce, A Managerial Prespective (Turban, 2002): “E-commerce
is an emerging concept that describes the process of buying, selling, or exchanging
products, services, and information via computer networks, including internet.”
Sehingga, jika kita lebih mendalami defenisi diatas, dapatlah dikatakan bahwa e-
commerce dalam prespektif komunikasi merupakan aktifitas pengiriman atau penjualan
produk, service dan informasi atau pembayaran melalui jaringan computer atau internet,
sedangkan dalam prespektif proses bisnis adalah suatu sistem yang menggunakan
teknologi informasi dalam mewujudkan otomisasi transaksi bisnis dan work flow,
dalamperspektif service dikatakan bahwa e-commerce merupakan suatu cara bagi
perusahaan, konsumen dan manajemen untuk memangkas biaya yang ada, selama hal itu
tetap meningkatkan kualitas dari produk/service dan kecepatan dalam distribusinya
sedangkan yang terakhir dalam prespektif online, e-commerce menyediakan kesempatan
untuk membeli dan menjual produk/service dan informasi dengan menggunakan internet
dan sarana pelayanan online lainnya.
Dalam aplikasinya e-commerce dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu business
to business (B2B) dan business to customer (B2C).Dalam perkembangannya B2B lebih
pesat dibandingkan B2C. Business to business dalam e-commerce umumnya menggunakan
mekanisme EDI (electronic data interchange). Tetapi karena begitu banyaknya standarisasi
yang ada, dalam pelaksanaannya menyulitkan antara pebisnis untuk saling berinteraksi
sehingga berkembanglah dewasa ini yang dinamakan Extensible Markup Language (XML)
yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C).dalam XML ini tersimpan
struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya yang berbentuk tags seperti HTML
sehingga sangat efektif digunakan dalam system yang berbeda.
Sehingga yang sebelumnya EDI menggunakan jaringan yang sering disebut VAN
(value added network) dengan populernya jaringan internet mulai dikenal sebuah system
yang disebut EDI over internet dan system lainnya yang sedang berkembang seperti
electronic/internet procurement dan ERP (enterprise resource planning). Secara umum
adapun aktifitas dari B2B ini seperti trading partners dan pertukaran data (data exchange)
yang dilakukan secara rutin antara pebisnis. Sedangkan dalam business to customer (B2C)
umumnya menggunakan internet dengan berbagai model pendekatan seperti electronic
shopping mall atau dengan konsep portal.Kedua-duanya menggunakan website sebagai
basisnya.Aktifitas electronic shopping mall lebih ke mempromosikan produk dan service
yang ada dengan dukungan online catalog dan sebagainya.Adapun contoh dari system ini
seperti amazon (http://www.amazon.com) dan netmarket
(http://www.netmarket.com).Sedangkan dalam konsep portal lebih ke pelayanan yang lebih
kompleks dimana electronic shopping mall juga termasuk didalamnya, dengan tetap
berbasis website, di dalam portal ini juga terdapat pelayanan lainnya seperti e-mail, online
database, news dan sebagainya. Adapun contoh dari sistem ini seperti netscape home
(http://home.netscape.com) dan yahoo(http://www.yahoo.com).
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal,
pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik,
Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay, Yahoo, Amazon.com, Google,
dan Paypal. Untuk di Indonesia, bisa dilihat tradeworld.com, bhineka.com, fastncheap.com,
dll.
Manusia (people)
Keuntungan eCommerce
- Keuntungan bagi organisasi / perusahaan:
Jangkauan global
Pengurangan biaya
Customization
Ketersediaan informasi
Telecommuting
Keterbatasan eCommerce
- Keterbatasan teknis:
Belum adanya standard kualitas, keamanan dan kehandalan yang diterima secara
global
Kebutuhan Web server atau infrastruktur lain yang bersifat khusus / istimewa
- Keterbatasan non–teknis:
1. Binis Affiliasi
Model bisnis affiliasi adalah dimana kita menjual produk orang lain, bisnis ini dapat
digunakan oleh yang tidak memiliki produk sendiri untuk dijual tetapi sangat ingin berbisnis
di internet. Disini kita akan mendapatkan penghasilan melalui komisi hasil penjualan,
biasanya berkisar antara 4% sampai 60% dari harga produk.
Model bisnis reseler adalalah dimana pada prinsipnya hampir sama dengan model bisnis
affiliasi, hanya saja untuk bisa bergabung dengan bisnis model ini terlebih dahulu
diharuskan untuk membeli salah satu produk yang mereka miliki, baru setelah itu diijinkan
untuk memasarkannya. Biasanya hasil yang bisa kita dapatkan dari bisnis model ini sebesar
20% sampai 50%.
Bila kedua model bisnis e-commerce di atas sumber penghasilan adalah dengan menjual
produk-produk orang lain, dalam bisnis pribadi ini bisa menawarkan produk yang merupakan
hasil karya kita sendiri. Karya di sini tidak hanya berbentuk benda hasil produksi saja,
namun hasil dari keahlian kita juga bisa. Misalnya dalam membuat sebuah e-book tentang
bagaimana cara menghemat listrik sampai 80% lalu anda memasarkannya melalui internet.
4. Publisher
Model bisnis publisher ini sangat menarik, karena tidak menjual sebuah produk atau jasa
sama sekali, tetapi hanya membuat sebuah situs/blog yang berisi informasi yang unik dan
sedang dicari banyak orang, lalu anda bisa daftarkan situ/blog anda kesebuah perusahaan
periklanan/advertising online. Jika situs/blog anda memenuhi syarat maka anda akan
mendapat komisi dari setiap pengunjung yang datang ke situ/blog anda dan membaca iklan
yang berasal dari perusahaan advertising tersebut. Contoh perusahaan advertising yang
sudah sangat terkenal adalah google.
1. Magneto - Untuk pengguna juga sebagai admin, software ini memiliki beberapa fitur yang
kuat untuk mendukung e-commerce. Hal ini memungkinkan beberapa toko untuk dikelola
dari antarmuka admin tunggal.
4. PrestaShop - Apa yang menarik paling adalah antarmuka itu ramping. Dengan open
source Anda dapat membuat kesepakatan khusus seperti voucher hadiah, penurunan
harga, produk tag.
6. Digistore - ini dikembangkan dari mesin osCommerce dengan perbaikan di ujung depan
dan admin app. Ini menyediakan platform untuk menjual & virtual barang fisik.
8. Freeway - Aplikasi ini memiliki beberapa ide inovatif untuk menjual. Ini dapat digunakan
untuk menjual sebuah pelajaran gitar atau menyewa lapangan tenis pada tanggal tertentu
dan waktu.
10. Ecommr - Aplikasi ini menawarkan website penyajian dan elemen desain antarmuka
situs web e-commerce dengan cara dikategorikan.
Menurut Zifan (2011), terdapat dua pilihan dalam membuat toko on line, dengan plugin
wordpress E-commerce dengan Theme Thesis untuk WordPress yaitu: Dengan galeri
gambar atau tampilan standar
Daftar Pustaka
MODUL PERKULIAHAN
Technology
Infrastructure, Web
Development Process
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
09
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM.
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi materi tentang Dasar Mahasiswa mampu menjelaskan
dari langkah- langkah dalam infrastruktur teknologi, dan proses
membangun website, user experience, pengembangan web
Proses Desain Arsitektur, dan
Implementasi
2016 Arsitektur management E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Pendahuluan
E-Commerce termasuk salah satu istilah pada “perdagangan elektronik” yang berubah
sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik merupakan aktivitas perdagangan
yang memanfaatkan transaksi komersial, misalnya mengirim dokumen komersial seperti
pesanan pembelian secara elektronik.
Kemudian berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunya istilah yang lebih
tepat yaitu “perdagangan web” (pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web). Pada
awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis
memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Sehingga
Antara pada era 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web
perdagangan ini.
Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat dalam
dunia bisnis dan per-internet-an. Penggunaan sistem E-commerce, sebenarnya dapat
menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual
(retailer). Misalnya bagi pihak konsumen, menggunakan E-Commerce dapat membuat
waktu berbelanja menjadi singkat.Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui E-
Commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi
dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko
konvensional.
Selain RisTI, tampaknya belum ada web lain yang menyelenggarakan E-commerce di
Indonesia. Padahal, untuk membuat sistem E-commerce, investasi yang dikeluarkan tidak
terlalu besar.Selain itu, lingkup pemasaran produknya bisa jauh lebih luas dan biaya
penyelenggaraan serta promosi pada E-commerce juga lebih kecil jika dibandingkan dengan
biaya pada sitem toko konvensional.
Adapun keuntungan utama yang didapat dengan menggunakan teknologi ini adalah
open platform yang tidak tergantung kepada satu vendor tertentu, sehingga sistem e-
commerce tersebut dapat dikembangkan dengan cepat tanpa terikat dengan satu vendor
tertentu. Walapun hingga saat ini belum ada defenisi baku dari e-commerce, beberapa
mengatakan bahwa e-commerce adalah website yang digunakan untuk berdagang
(semacam storefront), di lain pihak ada menghubungan e-commerce dengan EDI (electronik
data interchange) dan seterusnya.
Jika kita lebih mendalami definisi diatas, dapatlah dikatakan bahwa e-commerce dalam
prespektif komunikasi merupakan aktifitas pengiriman atau penjualan produk, service dan
informasi atau pembayaran melalui jaringan computer atau internet, sedangkan dalam
prespektif proses bisnis adalah suatu sistem yang menggunakan teknologi informasi dalam
mewujudkan otomisasi transaksi bisnis dan work flow, dalamperspektif service dikatakan
bahwa e-commerce merupakan suatu cara bagi perusahaan, konsumen dan manajemen
untuk memangkas biaya yang ada, selama hal itu tetap meningkatkan kualitas dari
produk/service dan kecepatan dalam distribusinya sedangkan yang terakhir dalam prespektif
online, e-commerce menyediakan kesempatan untuk membeli dan menjual produk/service
dan informasi dengan menggunakan internet dan sarana pelayanan online lainnya.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya
mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal,
pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik,
jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang
termasuk:
• Sumber Daya:
Perumusan Strategi
Implementasi
Peluncuran (Launch)
Penemuan Teknis
• Visi teknologi dipengaruhi oleh banyak unsur, termasuk diantaranya:
– Tujuan bisnis website
– Pengguna Pribadi (User personal)
– Teknologi yang ada
– Keahlian Internal
– Keinginan Pengguna
– Waktu dan budget
– Kunjungan terhadap website (Traffic)
– Persyaratan Uptime
– Persyaratan Keamanan
Tahap Pembangunan
• Proses pembangunan intinya beberapa langkah yang sangat sederhana:
– Desain infrastruktur teknis
– Desain komponen teknis sehingga mereka akan fleksibel dan dapat
dikembangkan
– Membangun komponen (baik visual dan fungsional) yang akan membentuk
website
– Mengintegrasikan komponen-komponen sehingga mereka bekerja seperti
yang diharapkan
– Menguji komponen-komponen, baik secara individu maupun setelah mereka
telah diintegrasikan
– Menyempurnakan sistem dan komponen berdasarkan tes pengujian
– Launch website
Pengembangan lingkungan
• Memutuskan bahasa yang digunakan diarahkan oleh sejumlah faktor:
– Keterampilan yang tersedia
– Portabilitas
– Fitur skalabilitas / perusahaan
– Biaya
Halaman Desain
• Halaman unik: adalah halaman yang memiliki desain yang berbeda dari halaman lain
di situs
• Halaman Template: desain dan tata letak halaman ini diulang lebih dari sekali,
biasanya pada bagian dari situs yang memiliki beberapa halaman dari isi yang
serupa
Pengembangan Aplikasi
• Pengembangan aplikasi Pembuatan aplikasi ini dibentuk oleh matriks fungsionalitas
dan spesifikasi fungsional
• Tim ini menciptakan modul yang memenuhi semua kemampuan yang perlu dimiliki
website
Infrastruktur Teknologi
Pada pembahasan ini akan memperhitungkan teknologi yang dibutuhkan untuk menerapkan
strategi Electronic Commerce. Teknologi merupakan bagian penting dari keseluruhan
strategi organisasi untuk keberhasilan dalam jaringan ekonomi. Diskusi teknologi Electronic
Commerce dimulai dengan melihat model berlapis dari teknologi Electronic Commerce.
Berikutnya, mengkaji proses menggunakan Web untuk melakukan transaksi dan teknologi
untuk memproses transaksi pada klien (browser) dan server Web.
Using Next
Generation Web in
Construction e-
Business
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
10
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM.
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi materi tentang Mahasiswa mampu menjelaskan
bagaimana menggunakan teknologi bagaimana menggunakan teknologi
web generasi mendatang dalam web generasi mendatang dalam
konstruksi e-business konstruksi e-business
Pendahuluan
Teknologi informasi telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun
terakhir dan kemajuan yang utama seperti pengembangan teknik komputasi dan teknologi
komunikasi yang inovatif seperti internet dan teknologi nirkabel dianggap sebagai hal yang
penting dalam mengatasi beberapa masalah yang melekat terkait dengan proyek-proyek
konstruksi. Proyek konstruksi tim biasanya melibatkan berbagai bidang ilmu heterogen yang
bekerja bersama dalam jangka waktu sementara untuk menyelesaikan fasilitas yang
dibangun. Semakin anggota tim ini didistribusikan secara geografis dan melintasi batas-
batas organisasi, dan membuat komunikasi kolaboratif menjadi lebih sulit. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT) yang ada telah melakukan banyak hal untuk mengatasi
permasalahan ini dan menyediakan kolaborasi infrastruktur yang tepat disaat tidak
memungkinkan pertemuan face to face, biaya yang mahal, sulit atau hanya akan
merepotkan.
Berkembangnya minat pada e-bisnis dan kerja sama berbasis Web mengarah
kepada peningkatan pembangunan aplikasi Web. Selanjutnya, ICT di masa depan harus
mampu memfasilitasi kolaborasi di mana-mana dan dengan keuntungan bahwa tim proyek
konstruksi perlu untuk pengiriman proyek yang efektif. Dalam hal ini, penting bahwa ada
ketentuan untuk sistem mobile dan nirkabel yang memungkinkan anggota tim proyek untuk
memiliki akses terhadap informasi dan partisipan proyek kapan saja, di mana saja dan pada
tingkat granularitas yang tepat.
Dari sudut pandang metodologis, dukungan kerjasama untuk mitra proyek saat ini
dilihat sebagai penyampaian 'sederhana' dari informasi yang relevan. Penyampaian
informasi terutama bersifat statis dan tidak dapat memperhitungkan perubahan konteks
pengguna. Seringkali, aplikasi yang dirancang untuk mendukung proses tertentu (misalnya
manajemen proyek, penjaminan kualitas, kesehatan dan keselamatan, dll). Permasalahan
yang terkait dengan kebutuhan pengguna, seperti kebutuhan untuk konten dinamis yang
sintesis, penyediaan akses konteks yang sensitif dan real-time ke beberapa sumber
informasi belum ditangani secara memadai.
Teknologi yang berkembang seperti Semantic Web, Web Services dan Wi-Fi
memiliki potensi untuk mengatasi kekurangan saat ICTs dalam hal mendukung anggota tim
mobile project. Secara bersamaan, teknologi ini membuka kemungkinan baru untuk
memanfaatkan kemampuan komputasi mobile dalam konstruksi. Relevansi Semantic Web
dalam mendukung pekerja konstruksi seluler terletak pada kenyataan bahwa data
persyaratan khas pekerja konstruksi untuk kegiatan baik waktu-kritis (misalnya Permintaan
Konteks Pembangunan
Industri konstruksi sangat berorientasi proyek secara alami, dan itu diatur pada
skema dimana aktor yang terlibat dalam beberapa proyek pada waktu yang sama (Zarli et al
dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008). Juga mengembangkan mekanisme untuk
memanipulasi (capture, menyimpan, pencarian, mendapatkan kembali) pengetahuan yang
dihasilkan selama proyek telah menarik sejak kesadaran bahwa orang dan pengetahuan
adalah sumber daya strategis yang paling penting dari sebuah organisasi (Fruchter dalam J.
Anumba dan Kirti Ruikar, 2008). Aktor yang terlibat dalam proyek yang sama kadang-
kadang ribuan mil terpisah dan berlatih metode kerja yang berbeda yang berkaitan dengan
peran masing-masing dalam setiap proyek. Selain itu, sebagian besar proyek dapat dicirikan
sebagai organisasi virtual yang hanya didirikan atas dasar kontrak sementara dan karena itu
hanya memelihara hubungan bisnis jangka pendek. Semua faktor ini telah menciptakan
kebutuhan untuk sumber daya tambahan yang diperlukan untuk mengelola setiap proyek
dan informasi yang dihasilkan sebagai konsekuensi.
2016 Pemprograman Web Enterprise Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Proyek konstruksi telah lama menghadapi tantangan di bidang infrastruktur, logistik
dan manajemen. Industri konstruksi di seluruh dunia telah menggunakan berbagai metode
untuk mencoba dan menghasilkan bangunan berkualitas tinggi dalam jangka waktu yang
singkat dan dengan biaya yang terjangkau. Kalay (dalam Chimay J. Anumba dan Kirti
Ruikar, 2008) menyatakan bahwa setelah bertahun-tahun melakukan penelitian, fakta yang
diterima adalah bahwa kolaborasi yang efisien antara semua pihak yang berpartisipasi
selama proses pembangunan suatu proyek tertentu adalah kunci utama untuk keberhasilan
proyek. Komunikasi yang efektif adalah hal penting bagi keberhasilan dalam konstruksi
(Anumba dan Evbuomwan dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008). Saling berbagi
dan mentransfer pengetahuan adalah dua kegiatan utama dalam melakukan kolaborasi.
Dixon (dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008) telah menunjukkan bahwa efisiensi
kolaborasi dalam proyek dapat ditingkatkan dengan penciptaan lingkungan yang berbagi
pengetahuan yang tepat. Teknologi Informasi dianggap sebagai cara yang populer untuk
memungkinkan efisiensi komunikasi informasi dan transfer pengetahuan menggunakan
media seperti Web. Mengintegrasikan perangkat teknologi informasi yang ada dengan fitur
masing-masing, seperti co-editing, co-browsing dan Web conferencing, dalam rangka
menciptakan lingkungan berbagi pengetahuan (sharing knowledge) yang efisien adalah
karenanya kepentingan penelitian besar untuk meningkatkan kualitas dalam industri
konstruksi (Ingirige et.al dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008).
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi (ICT) saat ini memungkinkan
pembentukan tim proyek virtual yang dapat bekerja pada batasan geografis dan waktu
melalui ruang kerja virtual, mengintegrasikan sumber informasi yang heterogen (terutama
yang yang berisi informasi yang terstruktur lemah) tetap menjadi tugas yang sulit dalam
sektor konstruksi.
Semantic Web memungkinkan akses yang lebih besar tidak hanya untuk konten
Web, tetapi juga untuk layanan di Web. Dengan menggunakan teknologi web semantic,
pengguna dan software agent harus dapat menelusuri, dan memonitor sumber daya Web
yang menawarkan layanan tertentu.
Software agent adalah software yang berfungsi sebagai agen untuk pengguna atau
program lain, bekerja secara mandiri dan berkesinambungan dalam lingkungan tertentu. Hal
ini dihambat oleh proses dan agen lainnya, tetapi juga mampu belajar dari pengalaman
dalam berfungsi dalam lingkungan selama jangka waktu yang panjang.
Semantic Web meningkatkan utilitas dari Web Services dengan menyediakan
semantik berbasis kemampuan yang menengahi, mengungkapkan bagaimana sesuati hal
berhubungan satu sama lain dan dengan memungkinkan komposisi layanan baru yang
dinamis. Hal ini akan memungkinkan mengakses secara cerdas untuk beraneka ragam,
informasi yang didistribusikan, yang memungkinkan produk perangkat lunak untuk
menengahi antara kebutuhan pengguna dan sumber informasi yang tersedia. Hal ini sangat
penting dalam transaksi e-bisnis.
Penggunaan Semantic Web tidak terbatas pada manajemen informasi di World Wide
Web, Semantic Web adalah teknologi yang akan bekerja pada intranet internal perusahaan.
Hal ini menciptakan kemungkinan bahwa Semantic Web akan memecahkan beberapa
masalah yang terkait dengan arsitektur teknologi informasi saat ini seperti informasi yang
berlebihan, stovepipe systems dan konten yang buruk:
Semantic Web
Konsep Utama
Fasilitas untuk menempatkan mesin - data yang bisa dimengerti di Web menjadi
prioritas utama bagi banyak komunitas seperti halnya dengan pembangunan e-business.
World Wide Web Consortium (W3C) memiliki keyakinan lama bahwa Web dapat mencapai
potensi penuh hanya jika hal itu menjadi tempat dimana data dapat dibagi dan diproses oleh
alat otomatis serta oleh orang-orang. Konsep ini menjadi dasar dari Semantic Web.
Semantic Web adalah visi: ide memiliki data pada Web yang didefinisikan dan dihubungkan
dengan cara yang dapat digunakan oleh mesin bukan hanya untuk tujuan ditampilkan, tapi
untuk otomatisasi, integrasi dan penggunaan kembali data di berbagai aplikasi (W3C dalam
Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008).
Internet terkait dengan aplikasi yang paling populer, Web, menyediakan infrastruktur
yang saling berhubungan yang biasa digunakan untuk memfasilitasi aksesibilitas sumber
daya digital. Namun, teknologi Web memiliki kekurangan besar yang muncul dari protokol
dan struktur sederhana yang mendasar. Web saat ini bekerja dengan baik karena
memposting dan me-render semua jenis isi web tapi memberikan dukungan yang sangat
terbatas untuk memproses mereka. Hal ini karena sebagian besar isi Web yang disimpan
dalam potongan bahasa natural, yang membuat mereka sangat tergantung pada pengguna
manusia selama pencarian, pengaksesan, ekstraksi, interpretasi dan pengolahan.
Meningkatnya penggunaan Web juga telah meningkatkan kesulitan untuk
memanipulasi jumlah meningkat informasi secara eksponensial. Menanggapi hal ini, visi dari
Semantic Web telah dibuat oleh Tim Berners-Lee agar memungkinkan akses dan
penggunaan informasi secara otomatis berdasarkan mesin dimana data semantik dapat
diproses. Menurut W3C (2001), Semantic Web bukanlah Web yang terpisah tapi perluasan
dari Web saat ini. Menggunakan informasi Semantic Web yang diberikan dengan jelas,
memungkinkan komputer dan orang-orang untuk bekerja sama dengan lebih baik (Berners-
Lee et al., dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008).
2016 Pemprograman Web Enterprise Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Semantic Web harus memungkinkan akses yang lebih besar tidak hanya untuk
konten, tetapi juga untuk layanan pada Web. Menggunakan teknologi Semantic Web,
pengguna dan software agents harus dapat menelusuri, mengaktifkan, menyusun dan
memonitor sumber daya Web yang menawarkan layanan tertentu dan memiliki sifat tertentu.
Sebagaimana dijelaskan dari definisi di atas, konsep Semantic Web memiliki dua dimensi
yang luas:
1. Semantik untuk penentuan isi: Semantic Web dapat digunakan untuk manajemen
pengetahuan perusahaan dan membuat hubungan antara informasi perusahaan lebih
cerdas dimana hal ini dimungkinkan melalui pengembangan ontologi tingkat
perusahaan.
2. Semantik untuk orientasi pesan: Meningkatkan cara informasi dipertukarkan dan
menyediakan model data formal untuk Web Services. Semantic Web harus
memungkinkan pengguna untuk menemukan, memilih, mempekerjakan, menyusun dan
memonitor layanan berbasis Web secara otomatis. Hal ini dimungkinkan dengan
menggunakan layanan standar seperti SOAP, WSDL dan UDDI.
Ontologi
Semantic web memanfaatkan ontologi untuk merepresentasikan basis pengetahuan dan
sumberdaya web. Ontologi menghubungkan simbol-simbol yang dipahami manusia dengan
bentuknya yang dapat diproses oleh mesin, dengan demikian ontologi menjadi jembatan
antara manusia dan mesin.
Beberapa manfaat menggunakan ontologi, yaitu:
1. Ontologi dapat membagi pemahaman atau definisi tentang konsep-konsep dalam
sebuah domain (sharing informasi).
2. Ontologi menyediakan cara untuk menggunakan kembali domain pengetahuan
(knowledge domain reusable).
3. Ontologi membuat asumsi eksplisit sebuah domain. (Davies, Studer, dan Warren dalam
Eka Puji Agustini dan Andri, 2014)
Ontologi bersama dengan bahasa deskripsi (seperti RDF Schema), menyediakan
cara untuk mengkodekan pengetahuan dan semantik seperti machine-understand. Ontologi
memungkinkan pemrosesan mesin otomatis dalam skala besar (Antoniou dan Harmelen
dalam Eka Puji Agustini dan Andri, 2014).
Model Ontologi
Menurut Chandrasekaran dan Josehson dalam Azhari dan Sholichah (2006) ontologi
merupakan teori tentang makna dari suatu obyek, properti dari suatu obyek, serta relasi
obyek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ontologi sangat
penting karena dapat digunakan menerangkan tentang struktur suatu disiplin ilmu.
2016 Pemprograman Web Enterprise Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Secara teknis sebuah ontologi direpresentasikan dalam bentuk classes, properties, slots,
dan instans (Tijerino et. al dan Chandrasekaran dan Josehson dalam Azhari dan Sholichah,
2006).
1. Class, menerangkan konsep (atau makna) suatu domain. Class adalah kumpulan dari
elemen dengan properti yang sama. Suatu class dapat mempunyai turunan subclass
yang menerangkan konsep yang lebih spesifik.
2. Properti, menerangkan konsep nilai-nilai, status terukur yang mungkin ada untuk
domain.
3. Slot, merupakan representasi dari kerangka pengetahuan atau relasi yang menerangkan
properti dari kelas dan instant.
4. Instant, adalah individu yang telah dibuat (diciptakan). Instant dari sebuah subclass
merupakan instant dari suatu superclass.
OWL
OWL (Web Ontology Language) merupakan suatu bahasa ontologi yang digunakan untuk
mendeskripsikan kelas-kelas, properti-properti dan relasi antar objek-objek dalam suatu cara
yang dapat diinterpretasi oleh mesin. OWL merupakan sebuah vocabulary namun dengan
tingkatan semantik yang lebih tinggi dibandingkan dengan RDF dan RDF Schema.
a. Syntax OWL
Sintaks dan semantic formal dari OWL diperlukan untuk membuat ontologi dapat
dintepretasikan dan digunakan oleh agen perangkat lunak. OWL dibuat berdasarkan
RDF dan RDF Schema yang berbasis XML.
b. Header
Dokumen OWL biasanya disebut juga OWL ontology, memiliki elemen root berupa tag
rdf:RDF yang juga menspesifikasikan sejumlah namespace.
c. Elemen Class
OWL menyediakan konsep untuk mendefinisikan kelas beserta dengan batasan-batasan
(constraints) dan aksiomanya (axiom). Kelas-kelas (classes) dalam dokumen OWL
didefinisikan dengan menggunakan owl:Class.
d. Elemen Property
Macam-macam property dalam OWL, yaitu:
1. Properti Object, properti ini berfungsi untuk menghubungkan antar satu object
dengan object yang lain.
2. Properti Data type, properti ini merelasikan object dengan nilai dari data type.
e. Metoda Pengembangan Ontologi
Skenario Penerapan
Dalam skenario ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.4 (bayangkan pada
tahap manajemen konstruksi atau fasilitas), teknisi website membutuhkan gambar tertentu
atau ingin diberitahu tentang update untuk gambar. Menggunakan aplikasi Web Service
Client, pekerja konstruksi yang mobile berinteraksi dengan database proyek melalui jaringan
nirkabel (misalnya WLAN, GPRS / UMTS). Query ini dicatat dalam registri proyek. Database
proyek ini akan bertindak sebagai repositori bersama untuk semua proyek - data yang
berhubungan untuk dokumen proyek percontohan dan gambar yang dapat diakses oleh
semua mitra proyek. Penjelasan Semantik menggunakan ontologi yang dikembangkan
untuk semua dokumen dan gambar proyek dipertimbangkan dalam skenario ini. Penjelasan
ini akan memfasilitasi pengindeksan dan pencarian.
Untuk menunjukkan penggunaan Semantic Web untuk manajemen data proyek dan
distribusi dalam konstruksi OntoShare, digunakan software prototipe Semantic web berbasis
pengetahuan. Sistem ini telah dimodifikasi (untuk pengelolaan data dan struktur ontologis)
dan disebut OntoWise. OntoWise menunjukkan informasi dan data sharing dalam proyek
konstruksi menggunakan Semantic Web.
3. Organisasi informasi yang ditangkap dengan agar dapat dibaca manusia dan mesin.
4. Kontekstualisasi informasi ditangkap di sebuah representasi yang mungkin
meningkatkan efisiensi manusia dalam menafsirkan makna yang tersirat.
MODUL PERKULIAHAN
11
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM.
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi materi tentang HTML, Mahasiswa mampu membuat XML,
XML, DTD, dan XSL CSS, dan menampilkan dalam IE
Browser
Pendahuluan
Kemajuan teknologi dan layanan Web terkait telah menyediakan lingkungan yang
kaya untuk mengembangkan banyak sistem e-bisnis untuk pengadaan produk konstruksi
untuk meningkatkan proses bisnis, untuk memotong biaya administrasi dan memberikan
informasi yang lebih komprehensif. Saat ini, sistem e-bisnis yang dimiliki dan dioperasikan
oleh berbagai pihak seperti produsen, pemasok, agen dan penyedia layanan aplikasi.
XML adalah profil aplikasi SGML (ISO 8879). XML adalah profil dari standar ISO
SGML, dan sebagian besar XML berasal dari SGML yang tidak berubah. Dari SGML
dilengkapi pemisahan struktur logis dan fisik (elemen dan entitas), ketersediaan validasi
berbasis grammar (DTD), pemisahan data dan metadata (elemen dan atribut), konten
campuran, pemisahan pengolahan dari representasi (pengolahan instruksi), dan sintaks
yang standar menggunakan angle-bracket (< dan >).
Information tier memelihara data yang berkaitan dengan aplikasi. Tier ini biasanya
menyimpan data dalam sistem manajemen database relasional seperti Microsoft SQL
Server. Informasi produk konstruksi yang terstruktur disimpan dalam tingkat ini. Informasi
produk atau informasi terkait lainnya dapat disimpan dalam beberapa database, yang
menyediakan data yang diperlukan untuk katalog produk elektronik.
Middle tier bertindak sebagai perantara antara data pada information tier dan application
client. Middle tier menerapkan logika bisnis, logika controller dan logika presentasi untuk
mengontrol interaksi antara aplikasi klien dan aplikasi data. Kontroler logika memproses
permintaan klien, seperti permintaan untuk melihat jenis tertentu dari konstruksi produk di
katalog, dan mengambil data dari database. Presentation logic kemudian memproses data
dari tingkat informasi dan menyajikan konten ke klien yang biasanya dalam bentuk dokumen
hypertext markup language (HTML).
Logika bisnis di middle tier memaksakan aturan bisnis dan memastikan bahwa data tersebut
handal sebelum aplikasi server meng-update database atau menyajikan data ke pengguna.
Aturan bisnis menentukan bagaimana klien dapat dan tidak dapat mengakses data aplikasi
dan bagaimana proses data aplikasi. Misalnya informasi produk konstruksi di katalog
elektronik mungkin hanya tersedia untuk anggota yang terdaftar, dan anggota tidak dapat
melihat informasi satu sama lain. Juga, sebelum informasi produk konstruksi baru
ditambahkan ke database, perlu untuk memvalidasi format informasi dan memastikan
bahwa informasi ini disediakan oleh pengguna yang berwenang.
Client tier adalah aplikasi user interface, pada umumnya merupakan browser Web seperti
Microsoft Internet Explorer atau Firefox. Pengguna sistem e-bisnis berinteraksi secara
2016 Pemprograman Web Enterprise Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
langsung dengan aplikasi melalui user interface pengguna, yang dalam standar format
HTML sangat terbatas. Namun, dengan penambahan teknologi Java atau plug-in pihak
ketiga lainnya dalam browser Web, ada cara yang tidak terbatas untuk membangun user
interface. Client tier berinteraksi dengan middle tier untuk membuat permintaan dan untuk
mengambil data dari information tier. Kemudian data tersebut ditampilkan kepada pengguna
dimana data tersebut diambil dari middle tier.
Perancangan three-tier memiliki banyak keuntungan lebih dari desain tradisional two-tier
atau single-tier, yang meliputi:
Kebutuhan hardware yang lebih murah.
Pemeliharaan aplikasi terpusat dengan pengalihan logika bisnis bagi banyak
pengguna akhir menjadi server aplikasi tunggal. Hal ini menghilangkan kekhawatiran
distribusi software yang bermasalah dalam model tradisional two-tier client-server.
Modularitas yang ditambahkan membuatnya lebih mudah untuk memodifikasi atau
mengganti one tier tanpa mempengaruhi tingkatan lainnya.
Load balancing lebih mudah dengan pemisahan inti logika bisnis dari fungsi
database.
Keuntungan XML
Beberapa keuntungan menggunakan XML pada Web
Kesederhanaan
XML adalah standar yang relatif sederhana, kurang dari 50 halaman. XML dirancang
sebagai bahasa berbasis teks yang dapat dibaca manusia dan cukup jelas.
Open Standard dan platform / vendor yang independen
XML merupakan platform yang independen dan juga vendor yang independen, dan
bentuk terbatas dari SGML, yang merupakan standar ISO.
Ekstensibilitas
Tidak seperti HTML, XML dapat dikembangkan memungkinkan pengguna untuk
mendefinisikan tag mereka sendiri.
Reuse (penggunaan ulang)
Pengolahan dokumen XML memerlukan program yang disebut XML parser, yang
bertanggung jawab untuk memeriksa sintaks dokumen XML dan membuat data dokumen
XML tersedia untuk aplikasi. Beberapa parser populer termasuk Microsoft MSXML, Xerces
Apache Software Foundation dan IBM XML4J. Dokumen XML dapat mereferensi dokumen
opsional yang menentukan bagaimana dokumen XML harus terstruktur. Dokumen-dokumen
opsional disebut Document Type Definition (DTD) dan skema. DTD menyediakan sarana
untuk memeriksa jenis dokumen XML dan dengan demikian menyatakan bahwa unsur-
unsur mengandung atribut dan pengaturan yang tepat.
Dokumen XML harus memenuhi spesifikasi dalam Document Type Definition (DTD)
untuk memastikan validitasnya. DTD adalah deklarasi tipe dokumen, berisi deklarasi yang
mendefinisikan elemen, atribut dan fitur-fitur lain dokumen. DTD diletakkan dibagian prolog
dokumen, dimulai dengan tulisan <!DOCTYPE Nama DTD>, dimana Nama menyatakan
Bahasa XSL
XSL singkatan eXtensible Stylesheet Language. World Wide Web Consortium (W3C) mulai
mengembangkan XSL karena ada kebutuhan untuk Stylesheet Language berbasis XML.
XSLT - Transformation
Deklarasi Style Sheet yang benar
Elemen root yang menyatakan dokumen untuk menjadi stylesheet XSL adalah
<xsl:stylesheet> atau <xsl:transform>.
Note: <xsl:stylesheet> dan <xsl:transform> benar-benar identik dan juga dapat digunakan!
Cara yang benar untuk menyatakan style sheet XSL menurut Rekomendasi W3C XSLT
adalah:
atau
Hasil
My CD Collection
Title Artist
Empire Burlesque Bob Dylan
XPath
XPath (XML Path Language) adalah bahasa Query untuk memilih bagian - bagian (nodes)
dari sebuah dokumen XML. XPath juga dapat digunakan untuk menghitung nilai (contoh :
string, angka atau boolean) dari isi dari sebuah dokumen XML. XPath distandarisasi oleh
World Wide Web Consortium (W3C).
Diagram XPath:
XSL Formatting Objects atau XSL-FO adalah sebuah bahasa markup XML untuk menata
dokumen. XSL-FO adalah bagian dari XSL, sekelompok teknologi dari W3C yang dirancang
untuk transformasi dan penataan data XML. Bagian-bagian XSL lainnya adalah XSLT dan
XPath.
Tidak seperti HTML dan XHTML, dokumen-dokumen XML tidak memiliki penataan default.
XSL-FO adalah bahasa yang dapat digunakan untuk mengatur tata letak tertentu, warna,
tipografi dsb, dokumen XML untuk digunakan dalam tampilan layar, cetakan, dan media
lainnya. Dalam pengertian ini ia memiliki peran yang mirip dengan CSS, tapi lebih handal
dan fleksibel, terutama berkaitan dengan (antara lain) pembagian halaman dan scrolling.
Tidak seperti CSS, namun seperti XSLT, XSL-FO juga dinyatakan dalam bentuk XML. Hal
ini meningkatkan fleksibilitasnya lebih lanjut, contohnya memungkinkan XSL-FO untuk
digabungkan dengan XSLT dalam stylesheet yang sama bila diperlukan.
XQuery
Apa itu XQuery?
XQuery adalah bahasa untuk query data XML
XQuery untuk XML adalah seperti SQL untuk database
XQuery dibangun di atas ekspresi XPath
XQuery didukung oleh semua database utama
XQuery adalah standar W3C
Contoh:
Legal Issues in
Construction e-
Business
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
12
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM.
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi materi tentang Mahasiswa mampu menjelaskan
permasalahan hukum dan kontrak kerja permasalahan hukum dan kontrak kerja
dalam konteks e-business dalam konteks e-business
Permasalahan Hukum dalam Konstruksi e-
Bisnis
Pendahuluan
Sensasi untuk e-bisnis di industri konstruksi sekarang lebih tinggi. Dengan pemain
industri sudah merangkul perubahan, banyak yang sekarang mengalihkan fokus mereka
terhadap dampak, atau bukan dampak, dimana e-bisnis telah meninggalkan bisnis yang
mereka jalankan. Aplikasi e-bisnis di industri konstruksi bersiap untuk restrukturisasi sebagai
pelaku industri yang telah mengakui bahwa e-bisnis akan kembali, mengacaukan sebagian
dan mengarahkan orang lain terhadap efisiensi diantara hubungan pasar yang ada, karena
itu fokus di era berikutnya harus pada tugas-tugas yang mengganggu beberapa dan
mengendarai efisiensi yang baru, karena itu fokus di era berikutnya harus pada tugas-tugas
restrukturisasi.
Meskipun prediksi tentang keberhasilan e-bisnis di konstruksi dan bagaimana hal itu
bisa mengubah industri konstruksi (Berning; Merrill Lynch; Anumba dan Ruikar dalam
Chimay J. Anumba and Kirti Ruikar, 2008), industri konstruksi masih berjuang dengan
aplikasi e-bisnis. Memang, penadopsian aplikasi e-bisnis dan Teknologi Informasi oleh
industri konstruksi secara umum lamban tapi stabil (Berning dalam Chimay J. Anumba and
Kirti Ruikar, 2008). Industri sekarang harus peduli dengan kesiapan untuk fase berikutnya
dari implementasi e-bisnis; fase yang akan melibatkan lebih banyak pemain dari inovator
dan pengadopsi awal.
Pertanyaan tentang berapa banyak nilai e-bisnis yang dapat menambah operasi
konstruksi telah dipelajari dalam berbagai karya (Johnson dan Clayton; Mohamed dan
Stewart; Love et al.; Stewart dan Mohamed dalam Chimay J. Anumba and Kirti Ruikar,
2008). Kebutuhan kontrak elektronik yang mengikat secara hukum dalam aplikasi konstruksi
telah dicatat (Nitithamyong dan Skibniewski, 2004). Lebih penting lagi, hubungan antara
keberadaan aturan hukum yang berkualitas untuk mengatur e-bisnis dan jumlah pendapatan
e-bisnis telah ditetapkan. Telah terbukti bahwa aturan hukum dan penegakan yang
berkualitas secara 'signifikan dan positif' terkait dengan pendapatan e-bisnis (Millard, 2000).
Hal ini juga mencatat bahwa, jika dan ketika, sebuah sistem e-kolaborasi dan e-bisnis yang
mengikat secara hukum didirikan pada proyek-proyek konstruksi, pemanfaatan sistem
tersebut terasa meningkat (Pena-Mora dan Choudary, 2001).
‘13 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Dengan demikian, identifikasi dan analisis risiko hukum e-construction, ditambah
dengan penggabungan dimensi hukum dalam alat pemrograman e-bisnis, secara radikal
dapat meningkatkan pemanfaatan e-bisnis dalam konstruksi dan secara signifikan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan dalam industri di e-bisnis (Ismail dan Kamat,
2005).
Risiko hukum belum diteliti dalam kaitannya dengan pembangunan e-bisnis. Risiko
diklasifikasikan berdasarkan terbentuknya kontrak, validitas dan kesalahan, yurisdiksi,
privasi, otentikasi, atribusi, non-repudiation (layanan yang dapat mencegah suatu pihak
untuk menyangkal aksi yang dilakukan sebelumnya) dan kelembagaan.
Kontraktor umum akan mempelajari proyek berdasarkan informasi RFP dan akan
mengajukan proposal harga dengan syarat dan kondisi tertentu kepada pemilik. Proposal
harga bertindak sebagai tawaran untuk masuk ke dalam perjanjian dengan persyaratan dan
‘13 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
harga tertentu. Setelah itu, pemilik akan memberitahu kontraktor yang berhasil dalam proses
seleksi. Pemberitahuan ini akan merupakan penerimaan penawaran yang sah dari
kontraktor. Jika saling menyetujui dan pertimbangan yang valid, pemilik dan kontraktor akan
menandatangani kontrak yang memiliki kekuatan hukum.
Permasalahan utama adalah apakah postingan halaman Web dari TV itu merupakan
penawaran dari e-merchant yang telah diterima oleh pembeli dan dengan demikian
mengikat secara hukum, atau halaman pada postingan Web adalah undangan mengajukan
penawaran atau iklan semata yang tidak mengandung suatu yang ditawarkan. Jika yang
terakhir ini benar, maka pembeli adalah orang-orang yang mengajukan tawaran untuk £3.99;
di mana penjual mempertahankan haknya untuk menolak tawaran tersebut dan tidak masuk
ke dalam perjanjian (Gallagher; Pacini et al dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar,
2008).
Salah satu resiko yang timbul dari masalah yurisdiksi adalah tuntutan hukum asing
yang tak terduga. Asing dalam konteks ini berarti keadaan atau negara yang berbeda.
Meskipun hukum yang mengatur e-bisnis bervariasi, pendapat umum dari pengadilan
menyiratkan bahwa perusahaan yang bergerak di kegiatan atau iklan online mungkin harus
mempertahankan tuntutan hukum di yurisdiksi yang berbeda jika kegiatan tersebut
melanggar hukum lokal (Thelen Reid & Priest LLP dalam Chimay J. Anumba dan Kirti
Ruikar, 2008). Hal ini sangat mungkin mempengaruhi perusahaan konstruksi yang
berpartisipasi dalam kegiatan e-bisnis melalui Internet, terutama di bidang-bidang seperti
hak kekayaan intelektual dan hak distribusi.
Perusahaan dengan merek dagang lokal atau Perusahaan dengan merek dagang
regional mungkin melanggar merek dagang pada orang lain ketika mereka mengiklankan
produk mereka secara online. Produk iklan di Internet atau produk iklan yang terlibat dalam
e-bisnis melalui Internet membuat produk hanya dapat diakses secara global dan tidak
terbatas secara geografis, sebagai merek dagang (Thelen Reid & Priest LLP dalam Chimay
J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008). Demikian pula, ada perbedaan antara hak
pendistribusian berdasarkan geografis (lokal dan regional) dan pendistribusian melalui
Internet melalui kegiatan e-bisnis. Pendistribusian bahan bangunan atau produk mungkin
hanya hak distribusi lokal atau regional. Apakah kegiatan e-bisnis merupakan pelanggaran
jika hak distribusi dari kedua penjual dan pembeli berada dalam batas-batas geografis?
Bagaimana jika penjual adalah dalam batas-batas geografis hak distribusi dan pembeli di
luar; atau sebaliknya?
Risiko yurisdiksi juga bisa muncul dalam bentuk yang berbeda: perusahaan dapat
gagal melindungi hak-hak hukumnya karena kurang terbiasa dengan prosedur yurisdiksi
asing atau, dalam kasus sengketa, di mana pihak yang bersengketa tidak dapat
menyepakati dimana pengadilan memiliki wilayah hukum. Hal ini digambarkan dalam contoh
berikut:
Coba Pertimbangkan kasus dimana seorang arsitek, bekerja di luar California,
mempekerjakan sebuah perusahaan Teknik Konsultan, bekerja dari New York, untuk desain
komponen khusus dari proyek di Michigan. Arsitek dan perusahaan konsultan yang terlibat
dalam e-kontrak dan mereka tidak pernah bertemu secara fisik; kolaborasi dan penyerahan
‘13 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
pekerjaan diselesaikan secara online. Selama konstruksi ditemukan bahwa desain
perusahaan konsultan bermasalah dan tidak memenuhi undang-undang di Michigan. Arsitek
mengurangi nilai perubahan dari bayaran perusahaan, perusahaan menentang hal ini dan
berhenti bekerja; kemudian perselisihan timbul. Pertanyaannya adalah: hukum negara mana
yang memiliki yurisdiksi atas perselisihan ini? Permasalahan yurisdiksi dalam contoh ini
bahkan mungkin lebih menantang jika kesalahan itu ditemukan setelah konstruksi selesai
dan negara-negara yang terlibat memiliki ketetapan dari keterbatasan dan / atau undang-
undang yang berbeda-beda.
Kerahasiaan (privacy)
Pengumpulan informasi dan data tentang orang merupakan karakteristik dari
transaksi e-bisnis. Pasar dan portal e-Bisnis memperoleh nilai dari aktifitas penggalian data
(Millard, 2000; Crichard, 2003). Perusahaan konstruksi yang bergerak di e-bisnis harus
mengelola beberapa risiko yang berkaitan dengan privasi; beberapa berhubungan dengan
kekhawatiran atas privasi pribadi tentang perusahaan mereka sendiri, dan hubungan lainnya
dengan kekhawatiran tentang pelanggaran.
Uniform Electronic Transaction Act (UETA) mengatasi resiko tersebut dari perspektif
hukum dengan mengharuskan tingkat otentikasi tertentu untuk memastikan otentikasi dan
atribusi yang tepat, dan melindungi peserta e-bisnis dari tindakan hacker (Belgum, Moreau,
Thelen Reid & Priest LLP; Pacini et al dalam dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar,
2008).
Agensi
Software agents menampilkan tantangan terbesar kepada sistem peradilan saat ini.
Dampak risiko gugatan hukum yang ditimbulkan oleh Software agents adalah mungkin satu-
satunya serangkaian risiko yang benar-benar eksklusif untuk lingkungan e-bisnis. derajat
otonomi adalah hal yang membedakan Software agents dari Software lain. Agen mengontrol
keputusan mereka; mereka belajar dan bertindak berdasarkan persepsi mereka tentang
lingkungan untuk memaksimalkan tujuan dari pengguna atau programmer (Dzeng dan Lin;
Lee; Ren dan Anumba dalam Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar, 2008).
Software agents adalah program komputer yang memiliki kemampuan belajar dan
dapat mengambil keputusan atas nama pengguna dan programmer (Dzeng Dan Lin; Ren
Dan Anumba dalam Chimay J. Anumba Dan Kirti Ruikar, 2008). Mereka bertindak atas
nama pemiliknya untuk mempromosikan keinginan pemilik, tidak seperti perangkat lunak
pendukung yang mendukung pemilik dalam membuat keputusan tetapi meninggalkan
keputusan untuk dibuat pemilik (Schoop et al; Ren dan Anumba dalam Chimay J. Anumba
‘13 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
dan Kirti Ruikar, 2008). Untuk memahami apa itu software agent, diharapkan agar
mempertimbangkan kasus hipotetis berikut:
Prelude (Pendahuluan)
Supplier 1 (S1) merespons undangan online untuk penawaran dari General Contractor (GC)
untuk memasok bahan untuk proyek konstruksi. General Contractor sedang
mempertimbangkan dua pemasok lainnya yang terpilih: Supplier 2 (S2) dan Supplier 3 (S3).
Negosiasi dilakukan dalam pengaturan e-bisnis murni dengan masing-masing pihak yang
diwakili oleh agen negosiasi: GC mewakili General Contractor, S1, S2 dan S3 atas masing-
masing Supplier 1, Supplier 2 dan Supplier 3. Masing-masing pihak memberikan agen
negosiasi mereka dengan pengaturan bayaran mereka. Pengaturan imbalan dapat
mencakup item seperti harga, tanggal pengiriman, istilah garansi, syarat pembayaran dan
istilah khusus lainnya.
Agen Negosiasi
Proses negosiasi antara agen diawali dengan GC. GC menerima tawaran dari S1,
S2 dan S3 secara bersamaan dan mengevaluasinya. GC kemudian akan memulai algoritma
negosiasi dengan tiga agen pemasok yang akan mencoba untuk memaksimalkan nilai untuk
GC. Di sisi lain, Supplier 1, Supplier 2 dan Supplier 3 akan terlibat dalam proses negosiasi
yang sama dengan GC, masing-masing dengan tujuan memaksimalkan kepentingan
mereka sendiri. Perbedaan penting antara software agents dan standard software adalah
bahwa agen dapat belajar selama proses ini. Lebih penting lagi, agen membuat keputusan
atas nama pengguna mereka tanpa mendelegasikan keputusan kembali kepada mereka.
GC, berdasarkan negosiasi dengan Supplier 1, Supplier 2 dan Supplier 3, akan
menganalisis tawaran, menegosiasikan syarat yang menguntungkan, dan menyelesaikan
transaksi dengan supplier yang menang: dalam contoh ini asumsikan Supplier 1.
Variasi
Dalam contoh ini, pengguna agen GC memulai negosiasi. Dalam contoh lain, GC secara
otomatis dapat memulai negosiasi dan membuat keputusan atas nama user-nya. Mengingat
bahwa agen GC terkait dengan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Agen GC
secara otomatis akan merasakan bahwa tingkat persediaan material tertentu di bawah apa
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang dijadwalkan tepat waktu. Agen GC
secara otomatis akan memulai penawaran dengan mengirimkan undangan pengajuan
penawaran. Agen GC akan mencari pemasok yang menjual bahan yang diperlukan dan
‘13 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
akan mengevaluasi reputasi mereka, historis kerja sama dengan GC, ketersediaan material,
dll. agen GC kemudian akan memilh Supplier 1, Supplier 2 dan Supplier 3 berdasarkan
pencarian dan mengirim mereka undangan untuk penawaran. Selebihnya contoh akan
mengikuti sampai agen GC mengontrak secara otomatis dengan agen Supplier 1.
Agen dengan kemampuan untuk secara otonomi melakukan tindakan atas nama
pengguna mereka disebut agen Inisiator. Di sisi lain, agen yang menengahi kesepakatan
dan membuat keputusan atas nama pengguna mereka hanya ketika ada permintaan untuk
membuat keputusan yang diprakarsai oleh pengguna disebut Agen Mediator (Bain dan
Subirana, 2003b). Perbedaan ini penting dari perspektif hukum. Agen inisiator memiliki
tingkat otonomi yang lebih tinggi.
‘13 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
5. Chimay J. Anumba dan Kirti Ruikar. 2008. e-Business in Construction. Blackwell
Publishing. Singapore.
6.
MODUL PERKULIAHAN
Search Engine
13
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM.
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi materi tentang role Mahasiswa mengetahui tentang role
dalam search engine, cara kerja search dalam search engine dan cara kerja
engine, dan strategi pencarian secara search engine
flexible
Search Engine Marketing
Tiga arah hubungan antara search engine, pengguna dan webmaster, dan kemudian
melihat bagaimana search engine bekerja. Hal ini mengarah kepada Search Engine
Marketing, yang terdiri dari SEO dan PPC, dan keywords.
Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang menggunakan search engine untuk
menemukan konten di internet. Search engine adalah program berbasis web yang
mengindeks web dan memungkinkan orang untuk menemukan apa yang mereka cari.
"Search" atau "search marketing" sering digunakan untuk merujuk pada industri yang telah
dibangun di sekitar mesin pencari.
Google, Yahoo! dan Microsoft Live merupakan search engine internasional yang
terkemuka. Google sejauh ini merupakan search engine yang paling terkemuka. Penelitian
yang dilakukan oleh comScore atas aktivitas search engine di seluruh dunia, yang dirilis
pada Oktober 2007, menunjukkan bahwa Google memiliki lebih dari 60% dari pangsa pasar
search engine global. Di Eropa, hampir 80% pencarian menggunakan Google
Ketika kita bicara "Pencarian", kita merujuk pada dua jenis hasil:
Hasil pencarian organik
Hasil pencarian organik adalah produk utama dari mesin pencari. Hasil pencarian ini
umumnya ditemukan di sisi kiri pada halaman hasil mesin pencari (search engine results
pages - SERPs). Hasil pencarian organic tidak dipengaruhi oleh pembayaran finansial dan
karena itu juga disebut hasil pencarian alami. Hasil pencarian organik harus konsisten
diandalkan untuk menarik (dan tetap) pengguna. Pertumbuhan dan keberhasilan Google
sebagai mesin pencari dapat langsung dihubungkan terhadap keunggulan algoritma
pencariannya yang mengembalikan hasil organik yang sangat relevan.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Hasil Pencarian berbayar
Pencarian berbayar, juga dikenal sebagai Pay Per Click (PPC), meliputi menampilkan hasil
yang bersponsor bersama dengan hasil organik. Pemasang iklan menawar harga untuk
menempatkan iklan mereka, dan membayar search engine ketika iklan mereka diklik. Iklan
PPC biasanya ditampilkan di bagian atas dan di sisi kanan dari SERP. Search engine
menarik dan mempertahankan pengguna melalui pencarian organik, akan tetapi sebagian
besar uang yang mereka terima dari pencarian yang berbayar.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Pentingnya Pencarian Bagi Marketer
search engine telah menjadi hal penting untuk pengalaman berinternet pengguna web
sehingga dikarenakan hal tersebut maka pencarian telah menjadi hal penting untuk
pemasar. Pencarian penting untuk sejumlah alasan:
Pencarian berorientasi tujuan: orang menggunakan pencarian untuk menemukan hal-hal
yang mereka inginkan dan butuhkan.
Internet adalah lingkungan yang sangat kompetitif, dengan milyaran halaman yang ada.
Sebuah pencarian web adalah sinyal niat dari pengguna web terhadap apa yang dicari.
Search engine adalah pintu ke Internet.
Menurut comScore pada bulan Agustus 2007, 95% dari populasi internet global
mengunjungi search engine.
Industri pencarian yang besar.
Jumlah pencarian per harinya mencapai ratusan juta. Menurut ComScore, ada lebih dari
10 miliar pencarian di Amerika Serikat selama Januari 2008! Berarti jumlah pencarian
per hari sekitar 322 juta.
Anda harus terlihat jika ingin ditemukan.
Jika Anda ingin situs web Anda menghasilkan traffic dalam jumlah yang signifikan, perlu
terdaftar di search engine utama dan berada pada daftar yang cukup tinggi agar dilihat.
Statistik menunjukkan bahwa pengguna tidak mungkin untuk melihat list pencarian
melampaui 30 hasil pertama.
Pencarian yang terbaik setara dengan kesadaran pikiran akan yang terbaik (top of mind
awareness).
Di luar traffic, sebuah website dengan peringkat tinggi adalah berharga bagi persepsi
merek. Pengguna web sering melihat hasil search engine sebagai indikasi otoritas.
Orang mempercayai pencarian Organik.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang menemukan hasil organik yang lebih
relevan dan lebih dipercaya daripada hasil pencarian berbayar (Enquiro, 2004 Enquiro
dalam Stokes, 2009)
Menangkap pelanggan potensial di setiap tahap siklus pembelian.
Kebanyakan pembelian merupakan subyek dari siklus pembelian. Di berbagai titik dalam
siklus tersebut, calon pelanggan mencari dengan kata kunci yang berbeda. Memberikan
apa yang mereka inginkan pada setiap tahapan, dan mereka akan terus datang kembali
sampai mereka siap untuk membeli.
Banyak orang memiliki search engine sebagai home page browser mereka.
Seringkali, home page dari browser diatur ke mesin pencari. Banyak pengguna
memasukkan URL ke dalam search engine bukannya address bar browser – hal ini
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
berarti bahwa walaupun mereka mengetahui URL dari situs web, mereka menemukan
melalui pencarian.
Pemilik situs web, webmaster dan online marketer ingin search engine untuk mengirimkan
traffic ke situs mereka.
Oleh karena itu, mereka perlu memastikan bahwa situs mereka relevan dan penting bagi
search engine dan pengguna.
SEO bertujuan untuk meningkatkan peringkat website dalam hasil pencarian natural. Iklan
PPC melibatkan penawaran untuk penempatan di bagian hasil pencarian berbayar dari
SERP.
iklan berbasis SEO dan PPC memiliki konsep dasar yang sama, yaitu: kata kunci.
Keyword, atau frase kunci, adalah apa yang dimasukkan ke dalam permintaan search
engine untuk menemukan website. Iklan SEO dan PPC memerlukan pemilihan kata kunci
yang relevan dengan situs web perusahaan dan digunakan oleh pelanggan potensial. SEO
bertujuan untuk memiliki peringkat situs web di hasil alam bagi kata kunci target nya
Cara Kerja
Search engine diperlukan untuk membantu pengguna menemukan apa yang mereka
cari. Agar memastikan bahwa daftar hasil terbaik yang berada di urutan pertama, mereka
mencari sinyal dari hal berikut:
Relevansi
Kepentingan
Popularitas
Kepercayaan
Kewenangan
SEO, juga disebut optimasi organik atau alami, melibatkan pengoptimalan website
untuk mendapatkan peringkat tinggi pada search engine untuk kata kunci tertentu.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Hal ini dicapai dengan membuat perubahan pada kode HTML, konten dan struktur
website, sehingga lebih mudah diakses search engine, dan dengan extension, lebih mudah
untuk ditemukan oleh pengguna. Hal ini juga dikenal sebagai faktor on page. SEO juga
melibatkan faktor off page – hal ini umumnya dengan membangun link ke website. Kegiatan
untuk meningkatkan link ke website, termasuk sosial media dan WebPR, dianggap sebagai
off page SEO.
SEO adalah cara yang sangat efektif untuk menghasilkan bisnis baru ke website. Hal ini
merupakan proses yang berkesinambungan dan cara berpikir tentang bagaimana search
engine melihat website Anda dan bagaimana pengguna menggunakan search engine untuk
menemukan website Anda.
Optimisasi search engine adalah praktek yang cukup teknis tetapi dapat dengan mudah
dipecah menjadi lima bidang utama:
1. Struktur Website yang ramah dengan Search Engine
2. Frase Kunci yang diteliti dengan baik
3. Optimasi Konten untuk menargetkan frase utama
4. Popularitas Link
5. Tren yang Muncul
Untuk memastikan bahwa search engine dapat mengakses konten, Anda harus
menghilangkan hambatan teknis. Mereka yang ingin mencapai hasil terbaik harus mengikuti
praktik pengembangan web terbaik.
Search engine telah membangun pemahaman semantik dan cara kita menggunakan
bahasa yang rumit. Jadi, jika pengguna mencari "sewa mobil" search engine akan mencari
halaman yang relevan dengan "sewa mobil" serta mungkin "menyewa mobil", "penyewaan
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
kendaraan" dan sebagainya. Search engine juga telah membangun pengetahuan di sekitar
kesalahan dalam ejaan dan sinonim dan pencarian terkait, sehingga mencoba
mengembalikan hasil yang terbaik bagi pengguna.
Karena hal tersebut, sangat penting bahwa website berisi konten dengan kata kunci
yang mungkin digunakan oleh target pengunjung. Website perlu muncul ketika pelanggan
potensial mencarinya.
Sebagai pemilik situs web, atau pemasar untuk website, kita perlu membangun
daftar beberapa istilah pelanggan potensial yang cenderung digunakan untuk menemukan
hal-hal yang ditawarkan.
Ada empat hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih kata kunci:
Volume Pencarian
Berapa banyak pencari menggunakan frase tersebut untuk menemukan apa yang
mereka inginkan? Sebagai contoh, diperkirakan volume bulanan pencarian lebih dari 2
juta untuk keyword "hotel", tapi diperkirakan 385 pencarian per bulan untuk keyword
seperti "Cape Town waterfront hotel".
Kompetisi
Berapa banyak situs web lainnya di luar sana menargetkan kalimat yang sama? Sebagai
contoh, Google menemukan hasil lebih dari 795.000.000 untuk "hotel" tapi hanya 1.350
untuk "Cape Town Waterfront Hotel".
Kecenderungan untuk mengkonversi
Apa kemungkinan pencari menggunakan frase utama yang akan dikonversi pada
website Anda? Konversi adalah tindakan yang diinginkan yang diambil oleh pengunjung
ke situs web Anda. Terkait dengan kecenderungan untuk mengkonversi, adalah
relevansi dari istilah yang dipilih untuk apa yang Anda tawarkan. Jika Anda menjual
kamar di sebuah hotel di V & A Waterfront, yang mana dari dua istilah ("Hotel" dan
"Cape Town Waterfront Hotel") yang diperkirakan akan menyebabkan lebih banyak
konversi?
Nilai per konversi
Berapa nilai rata-rata per prospek kata kunci? Tergantung pada sifat dari situs web
Anda, nilai rata-rata per lead bervariasi. Menggunakan contoh hotel lagi, dengan
mempertimbangkan dua hal ini:
“luxury Cape Town hotel” dan “budget Cape Town hotel”
Keduanya adalah istilah yang digunakan oleh seseorang yang ingin memesan sebuah
hotel di Cape Town, tetapi kemungkinan bahwa seseorang mencari “luxury hotel” berniat
untuk menghabiskan lebih banyak uang. Hal Itu berarti bahwa keunggulan tertentu
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
memiliki nilai yang lebih tinggi, terutama jika Anda memiliki situs web pemesanan hotel
yang menawarkan berbagai akomodasi.
Mengoptimalkan Gambar
Gambar juga harus dioptimalkan dengan kata kunci yang relevan. Search engine tidak dapat
melihat gambar, sehingga bergantung pada cara gambar dijelaskan.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan gambar dengan frase kunci untuk
SEO:
Gunakan nama file deskriptif.
Gunakan tag ALT yang spesifik dan atribut judul (title) untuk gambar.
Informasi Meta dapat diberikan dalam file gambar. Pastikan informasi ini relevan.
Gunakan keterangan deskriptif,
Pastikan tag header dan gambar saling relevan.
4. Popularitas Link
Link adalah bagian penting dari bagaimana Internet bekerja. Tujuan dari link adalah
untuk memungkinkan pengguna untuk berpindah dari satu halaman web yang lain.
Selain memungkinkan search engine spiders untuk menemukan website, link juga
merupakan cara untuk memvalidasi relevansi dan menunjukkan pentingnya website. Ketika
salah satu halaman website nge-link ke yang lain, seolah-olah halaman website memberikan
vote untuk halaman tujuan. Secara umum, semakin banyak vote diterima untuk website,
akan semakin menjadi dipercaya, yang lebih penting dipandang, dan semakin baik peringkat
di search engine.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Google Webmaster Tools
URL: www.google.com/webmasters
Google memberikan pedoman untuk webmaster, dan peralatan untuk membantu
memastikan website anda diindeks.
Quirk SearchStatus
URL: www.quirk.biz/searchstatus
Quirk SearchStatus adalah ekstensi Firefox yang memungkinkan Anda untuk melihat
dengan mudah informasi SEO yang terkait pada halaman yang Anda kunjungi.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Stokes, Bob. 2009. eMarketing: the essential guide to online Marketing. 2nd Edition
2. https://en.wikipedia.org/wiki/PageRank
3.
MODUL PERKULIAHAN
Paket Solusi
untuk EBusiness
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
14
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM.
Abstract Kompetensi
Membahas mengenai Manfaat e- Mahasiawa Mampu memahami
business, Supply Chain Management keuntungan dan kerugian dalam
membangun e-business yang baik dan
benar sehingga dapat memilih e-
business sebagai solusi yang terbaik
dalam pengembangan usaha dalam
organisasi.
Manfaat E-Business
Ada beberapa manfaat atau nilai yang ditawarkan oleh e-Business, antara lain :
1. Peningkatan Efisiensi
Dengan menerapkan konsep e-business, perusahaan-perusahaan akan mendapatkan
perbaikan tingkat efisiensi. Sebuah hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa kurang
lebih 40% dari total biaya operasional perusahaan diperuntukkan untuk penciptaan dan
pendistribusian informasi ke berbagai divisi terkait. Dengan penerapan e-business maka
akan tampak bahwa perusahaan dapat mengurangi total biaya operasionalnya, seperti :
email dapat mengurangi biaya komunikasi, call center dapat mengurangi biaya
pelayanan pelanggan, web-site dapat mengurangi biaya marketing, decision support
system dapat mengurangi biaya rapat dan diskusi.
2. Peningkatan Efektifitas.
Dengan penerapan konsep e-business perusahaan dapat melakukan aktifitas
operasional sehari-hari, berhubungan dengan pelanggannya non stop 7 hari seminggu
dan 24 jam sehari.
3. Perluasan jangkauan dan ruang gerak perusahaan.
Dengan menerapkan e-business, berarti perusahaan secara tidak langsung telah
menghubungkan dirinya dengan ratusan juta calon pelanggan yang tersebar di berbagai
belahan bumi.
4. Terciptanya produk dan jasa baru.
Dengan menerapkan e-business membuka kesempatan perusahaan untuk
menawarkan produk-produk baru akibat berkonvergensinya berbagai sector industri.
Selain itu perusahaan juga dapat menawarkan produk yang sesuai dengan selera unik
pelanggan.
5. Terciptanya peluang-peluang bisnis baru.
Perusahaan akan dapat menciptakan produk-produk atau jasa-jasa baru dari masa ke
masa karena selalu diketemukannya e-technology baru.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
produk maupun jasanya, setiap perusahaan pasti membutuhkan sumber daya informasi.
Karena berbagai fungsi dan proses bisnis membutuhkan data/informasi, maka bagaimana
informasi tersebut diciptakan dan didistribusikan merupakan hal yang krusial untuk dikelola
perusahaan. Salah satu fitur dari konsep e-Business adalah menawarkan cara-cara
penciptaan, penyimpanan, pengolahan, dan pendistribusian informasi yang efisien dan
efektif di dalam sebuah perusahaan maupun antara perusahaan dengan stakeholdernya
(supplier, customer, mitra bisnis, vendor, dan pihak lain yang berkepentingan). Contohnya
adalah sebuah perusahaan skala kecil di Legian (Bali) yang memanfaatkan teknologi
internet untuk menjual (mengekspor) ribuan layangan ke Australia pada saat musim panas,
atau perusahaan skala menengah di Jepara yang berhasil menggunakan situs untuk
mempromosikan dan melakukan transaksi jual beli furniture ke negara-negara Eropa.
Aplikasi e-business di suatu perusahaan dibuat berdasarkan proses bisnis yang terjadi
pada saat sekarang, yang cenderung dari hilir ke hulu, yaitu dari konsumen ke perusahaan
dan kemudian dari perusahaan ke pemasok. Konsumen datang ke perusahaan untuk
memesan dan membeli produk, maka perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan membuat desain produk yang sesuai dengan selera konsumen
agar konsumen puas. Untuk membuat desain produk yang sesuai maka perusahaan perlu
melakukan perencanaan alokasi sumber daya dan terakhir memesan kepada pemasok agar
rantai pasokan bisa berjalan lancar. Untuk mendukung proses bisnis seperti itu, jenis-jenis
aplikasi e-business yang sering dijumpai di suatu perusahaan antara lain :
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Faktor Pendorong Implementasi e-Business.
1. Customer Expectations.
Adanya paradigma bahwa konsumen merupakan hal yang sangat penting bagi
kelangsungan dan pertumbuhan suatu perusahaan. Oleh karena itu konsumen harus
dipuaskan kebutuhan dan keinginannya. Untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen, maka pihak perusahaan sebaiknya memberikan pelayanan yang terbaik,
seperti: konsumen dapat memesan produk kapan saja, melakukan transaksi dengan
beragam pilihan, pemberian asuransi produk yang fleksibel, pengiriman produk yang
cepat dengan harga bersaing. Untuk memberikan pelayanan seperti itu, maka e-
business merupakan solusi yang tepat.
2. Competitive Imperatives.
Saat sekarang perusahaan-perusahaan yang ada menghadapi persaingan dengan
perusahaan di seluruh dunia. Tentu saja hal ini membawa akibat besar bagi
perusahaan, yaitu menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan persaingan
global. Karena dengan adanya persaingan global, konsumen dengan mudahnya
membandingkan mutu produk dan pelayanan antar perusahaan yang ada diseluruh
dunia. Konsumen, pada umumnya selalu mencari produk yang lebih baik, lebih murah,
dan lebih cepat. Untuk dapat memenuhinya maka perusahaan harus merubah strategi
bisnisnya, dengan memfokuskan dirinya pada bisnis inti, melakukan berbagai
kerjasama, memanfaatkan aktiva tidak berwujud dan merubah model bisnis
konvensionalnya dengan model bisnis baru yang berbasis website dan internet. Oleh
karena itu implementasi konsep e-business juga dapat menjadi solusinya.
3. Technology
Perkembangan teknologi informasi yang didominasi oleh percepatan perkembangan
teknologi komputer dan telekomunikasi juga mendorong perkembangan konsep e-
business. Dan nantinya tidak heran akan muncul konsep e-business dimana fungsi
seorang staf digantikan oleh robot hasil cloning, atau fungsi seorang manajer telah
digantikan oleh robot pintar berbasi kecerdasan buatan, atau produk fisik yang dapat
digantikan oleh produk imitasi yang diciptakan secara instan.
4. Deregulation
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Adanya deregulasi seperti: ditiadakannya pajak masuk produk-produk import,
dibebaskannya kuota export produk, dialirkannya informasi secara bebas, tentu saja
memaksa dunia bisnis menjadi lebih efisien dari waktu ke waktu. Dengan penerapan
konsep e-business kondisi tersebut dengan lebih mudah dicapai.
1. Tahap inform.
Pada tahap ini perusahaan biasanya mulai mencoba membangun program-program
kecil berbasis internet. Contohnya adalah pengembangan homepage yang
menampilkan profil organisasi di internet. Proyek kecil ini biasanya bersifat jangka
pendek dan memerlukan biaya yang relative kecil pula. Memulai e-business dengan
mekanisme seperti dengan proyek kecil merupakan cara yang aman dan memiliki resiko
kegagalan yang rendah. Walaupun manfaat yang diperoleh tidak begitu signifikan, tetapi
value terbesar yang diperoleh adalah mulai memperkenalkan konsep e-business yang
paling sederhana kepada segenap karyawan perusahaan.
2. Tahap Automate.
Pada tahap ini perusahaan biasanya mencoba mengintegrasikan beberapa unit di
dalam perusahaan yang masing-masing telah mengimplementasikan konsep kecil e-
business. Tujuannya untuk mencapai efektifitas.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
3. Tahap Integrate.
Pada tahap ini perusahaan melakukan pengintegrasian proses bisnis perusahaannya
dengan perusahaan atau entitas bisnis lain yang ada di luar perusahaan. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja perusahaannya secara
signifikan. Nilai terbesar yang biasanya mampu diraih oleh perusahaan adalah
meningkatnya keunggulan bersaing.
4. Tahap Reinvent.
Perusahaan-perusahaan yang telah sukses melalui penerapan e-business pada tiga
tahap sebelumnya ditantang untuk mendefinisikan ulang mekanisme dan model
bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-peluang baru yang ditawarkan e-
business.
Popularitas e-business di penghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini ditunjang
oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu :
faktor pasar dan ekonomi, diantaranya kompetisi yang semakin intensif, perekonomian
global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin
bertambah besar,
faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi
pemerintah, kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran dan tuntutan akan
praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan perubahan politik,
faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi, inovasi yang
muncul hampir setiap waktu, information overload, dan berkurangnya rasio biaya
teknologi terhadap kinerja.
Memilih apakah akan menerapkan konsep e-business atau tidak di dalam perusahaan,
dapat dilihat dari :
1. Penambahan Revenue :
Seberapa tinggi potensi penambahan revenue perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung yang didapat pada saat konsep e-business diimplementasikan;
2. Pengurangan Cost :
Seberapa tinggi potensi pengurangan biaya yang dapat dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung yang didapat pada saat konsep e-business diterapkan.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Kedua hal tersebut adalah hal minimum yang harus ditawarkan oleh e-business kepada
perusahaan agar secara nyata dapat meningkatkan tingkat profitabilitasnya.
Dengan perkembangan teknologi internet dan informasi saat ini, banyak perusahaan
telah terlibat dengan yang disebut manajemen rantai pasokan elektronik (electronic supply
chain management - eSCM), dimana banyak kegiatan manajemen supply chain tradisional
dilakukan secara elektronik. Teknologi web dan objek terdistribusi saat ini menyediakan
infrastruktur informasi dasar melalui Internet untuk menghubungkan perusahaan dan
memungkinkan data dari sistem aplikasi terdistribusi untuk digunakan beberapa anggota
dalam supply chain. Namun, masih ada beberapa keterbatasan dalam infrastruktur informasi
dasar bila digunakan untuk kolaborasi eSCM.
Masalah kedua dari infrastruktur yang ada adalah bahwa hal ini hanya memungkinkan
pembentukan jaringan data, bukan jaringan pengetahuan. Tidak ada fasilitas pada Internet
untuk mengekspresikan pengetahuan manusia / organisasi dalam bentuk aturan yang dapat
diproses komputer, yang dapat digunakan untuk secara otomatis mengambil data yang
bermakna, mengaktifkan sistem aplikasi untuk mengolah data, memberitahu orang yang
relevan tentang kejadian peristiwa dengan tepat waktu, dan menegakkan integritas data dan
kendala keamanan, kebijakan bisnis dan strategi, peraturan pemerintah, dan lain-lain.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Pengetahuan menangkap pengalaman sukses dari orang-orang serta perusahaan dan
membantu untuk mengotomatisasi proses bisnis.
Masalah infrastruktur ketiga yang ada adalah bahwa hal ini tidak menyediakan e-service
yang terkait langsung dengan e-business pada umumnya dan e-supply chain pada
khususnya. E-services yang mendukung aturan manajemen bisnis, pemrosesan kendala
bisnis, evaluasi biaya dengan manfaat dan negosiasi bisnis yang diperlukan sebagai
layanan middleware dalam infrastruktur.
Model eSCM terdiri dari tiga entitas bisnis yang bertindak sebagai pembeli, supplier dan
supplier dari supplier serta interaksi diantara mereka. Ada banyak pembeli berinteraksi
dengan supplier yang sama. Gambar dibawah ini menunjukkan model abstrak dari aplikasi
e-business, yang independen dari teknologi yang digunakan untuk penerapannya.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Dalam model ini, Pembeli mengirimkan Permintaan untuk Penawaran (Request for
Quote - RFQ) ke satu atau banyak Supplier. RFQ berisi persyaratan Pembeli seperti nama
produk, nomor produk, kuantitas produk, tanggal pengiriman, dan lain-lain. Setelah
menerima RFQ, masing-masing Supplier memeriksa kebijakan bisnisnya. Supplier juga
memeriksa persediaan. Jika persediaan tidak cukup untuk memenuhi permintaan, maka
pada gilirannya Supplier mengirimkan RFQ ke Supplier (yaitu, Supplier dari Supplier).
Supplier dari supplier mengirimkan quote untuk Supplier dan, berdasarkan informasi quote
ini, Supplier mengirimkan quote untuk Pembeli.
Pembeli kemudian memeriksa quote yang berbeda yang diterima dari supplier yang
berbeda dan mengevaluasi biaya dan manfaat terhadap masing-masing hal tersebut.
Setelah mengevaluasi biaya dan manfaat ini, jika tidak ada quote yang sesuai dengan
harapan Pembeli, maka pembeli dapat memulai negosiasi dengan Supplier secara
bersamaan (yaitu, negosiasi tingkat pertama). Setiap Supplier dapat memeriksa apakah
telah mengirim RFQ kepada Supplier dan, dan berdasarkan quote yang kembali, mungkin
dimulai proses negosiasi dengan Supplier (yaitu, negosiasi tingkat kedua). Setelah negosiasi
tingkat kedua berhasil diselesaikan, Supplier dapat menggunakan hasil negosiasi untuk
melanjutkan negosiasi dengan Pembeli.
Skenario ESCM
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
2. Untuk menunjukkan bagaimana teknologi yang berbeda seperti teknologi Event-Trigger-
Rule, negosiasi teknologi secara otomatis, teknologi evaluasi biaya manfaat, dan
kendala kepuasan teknologi pengolahan dapat diintegrasikan untuk mendukung sistem
supply chain management.
Skenario ini termasuk pemeran utama dari supply chain, seperti Pengecer, Distributor,
dan Produsen. Skenario menggambarkan proses bisnis, yang meliputi penentuan supplier
yang memenuhi syarat, meminta quote, dan mengotomatisasi negosiasi antara dua entitas
dalam rantai pasokan. Skenario tersebut juga termasuk penambahan persediaan,
mengevaluasi quote, keputusan dalam transportasi, evaluasi biaya dan manfaat, dan
pemrosesan order untuk setiap entitas dalam supply chain. Skenario ini tidak menunjukkan
software atau teknologi tertentu yang digunakan untuk implementasi. Entitas supply chain
yang berbeda dapat menggunakan alat, sistem dan metodologi yang berbeda untuk
melaksanakan skenario dan pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah supply
chain.
Pada gambar diatas dijelaskan mengenai skenario 2 tier. Dalam skenario ini, Retailer
pertama mengirimkan Distributor sebuah RFQ untuk pembelian beberapa unit produk.
Distributor memeriksa inventori dan menemukan bahwa tidak dapat memenuhi kuantitas
yang diminta oleh Pengecer. Kemudian mengirimkan RFQ ke Produsen untuk pembelian
beberapa unit produk untuk memenuhi pesanan dari pengecer. Setelah penerimaan quote
dari Produsen, dihasilkan dan dikirimkan quote untuk Retailer tersebut. Pengecer akan
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
memeriksa quote dan menemukan bahwa beberapa kondisi yang diberikan dalam quote
tidak memuaskan (misalnya, harga terlalu tinggi, tanggal pengiriman terlambat, dan lain-
lain).
Pengecer lalu mengawali proses negosiasi dengan Distributor untuk mengatasi kondisi
ini. Negotiation Server, yang bertindak sebagai Retailer, mengirim proposal ke Negotiation
Server dari Distributor. Setelah menerima proposal dari Retailer tersebut, Distributor
Negotiation Server memeriksa proposal terhadap kebijakan dan kendala pra-pendaftaran
dari Distributor dan menyadari bahwa pada gilirannya perlu memulai proses negosiasi
dengan Produsen dalam upaya untuk memenuhi permintaan Pengecer ini. Dalam hal ini,
negosiasi dengan Pengecer akan bergantung pada hasil negosiasi dengan Produsen.
Distributor harus menghentikan sementara negosiasi dengan Pengecer dan untuk
menyelesaikan negosiasi dengan Produsen.
2016 Arsitektur dan Manajemen E-Business Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Erwin Philippus, 2005, Sistem Informasi Manajemen – Mengelola Perusahaan Digital,
Terjemahan dari Management Information System, Managing the Digital Firm Kenneth
C. Laudon & Jane P. Laudon, Edisi ke delapan, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Huff, S. L., M. Wade, M. Parent, S. Schneberger and P. Newson., 2000, cases inElectronic
Commerce, Boston, MA : The McGraw-Hill Companies Inc.
Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategik, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Kalakota R. And M Robinson., 2001, E-Business 2.0: Roadmap for Success Boston, MA :
Addison-Wesley.
Sawhney, Mohan, dan Jeff Zabin. 2001, The Seven Step to Nirwana – Strategic Insights into
e-Business Transformation, New York : McGraw-Hill.
Joseph Guenes, Elif Akcali, Panos M. Pardalos, H. Edwin Romeijn, Zuo-Jun (Max) Shen.
2005. Applications of Supply Chain Management and E-Commerce Research.
Springer. United States of America.
MODUL PERKULIAHAN
E-Business di
Indonesia
15
Ilmu Komputer Sistem Informasi 18053 Yuwan Jumaryadi, S.Kom.,MM.
Abstract Kompetensi
Modul ini berisi materi tentang Mahasiswa mampu menjelaskan
pemanfaatan E-Business untuk pemanfaatan e-business untuk
meningkatkan operasional organisasi di meningkatkan operasional organisasi di
Indonesia Indonesia
Pendahuluan
E-commerce di Indonesia berkembang dengan pesat dan ini diperkirakan akan terus
berlanjut di tahun-tahun mendatang. Sebagai negara keempat terpadat di dunia dan dengan
kelas menengah yang berkembang, Indonesia siap untuk menjadi salah satu pasar e-
commerce yang paling dinamis di dunia.
Investor juga harus meninjau peraturan yang relevan dengan barang dan jasa yang
akan ditawarkan untuk setiap tambahan persyaratan atau pembatasan. Tentu saja, apapun
yang berhubungan dengan perjudian atau materi pornografi dilarang di Indonesia dan
terlarang bagi perusahaan e-commerce.
Pembuatan Website
Dalam memulai bisnis e-commerce, kita dapat menggunakan website sendiri atau
pihak lain. Saat ini sangat populer di Indonesia untuk terlibat dalam kegiatan e-commerce
melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram, atau melalui perantara lain seperti
Rakuten dan Elevania. Namun, setelah bisnis berkembang, investor mungkin merasa bahwa
memiliki website sendiri akan berguna dalam hal manajemen lebih mudah dan keamanan
yang lebih baik.
Selain itu system juga harus dilengkapi dengan fitur minimum yang memungkinkan
pengguna untuk:
a. melakukan koreksi;
b. membatalkan perintah;
c. memberikan konfirmasi atau rekonfirmasi;
d. memilih meneruskan atau berhenti melaksanakan aktivitas berikutnya;
e. melihat informasi yang disampaikan berupa tawaran kontrak atau iklan;
f. mengecek status berhasil atau gagalnya transaksi; dan
g. membaca perjanjian sebelum melakukan transaksi.
Selain itu, investor mungkin ingin mendaftarkan nama dagang dan merek dagang yang
dapat digunakan sebagai nama domain atau untuk tujuan lain yang berkaitan dengan
kegiatan Website atau perdagangan. Pendaftaran tersebut diperlukan untuk menerima
perlindungan di bawah Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek Dagang.
Iklan
Di bawah Etika Periklanan Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Periklanan
Indonesia ("Etika Iklan"), selain persyaratan umum yang berlaku untuk iklan, persyaratan
khusus berikut berlaku untuk iklan internet:
a. iklan tidak boleh mengganggu keleluasaan khalayak orang untuk menjelajahi (browsing)
internet dan berinteraksi dengan website terkait, kecuali telah diberi peringatan
sebelumnya.
Transaksi Elektronik
Isu-isu hukum yang utama yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan
transaksi elektronik adalah (i) kapan dan di mana transaksi tersebut disimpulkan, (ii)
bagaimana pihak-pihak dapat memastikan bahwa persyaratan dan kondisi yang relevan
dapat dimasukkan dan (iii) bagaimana pihak-pihak dapat mengidentifikasikan satu sama
lain.
Pertanyaan kapan dan dimana penting dalam pengambilan keputusan, antara lain,
dimana yurisdiksi (wilayah hukum) yang diterapkan (yang mungkin memiliki kaitan dengan
masalah pajak) dan waktu efektif dari hak dan kewajiban berbagai pihak.
Di Indonesia, kontrak yang mengikat secara hukum adalah kontrak yang telah
memenuhi kualifikasi sebagaimana diatur berdasarkan Buku III, Pasal 1320 Hukum Perdata
Indonesia. Kualifikasi tersebut adalah:
Perlindungan Konsumen
E-commerce menawarkan keuntungan dari penghapusan waktu dan jarak, tetapi e-
commerce memiliki risiko yang unik yang tidak ditemukan dalam kegiatan perdagangan
konvensional. Sebagian besar risiko tersebut lebih sering dialami oleh pembeli daripada
penjual karena pembeli tidak memiliki kesempatan untuk memeriksa barang secara
langsung sebelum mereka melakukan pembelian. Keputusan dalam pembelian 100 persen
tergantung pada informasi yang diberikan oleh penjual online. Itulah sebabnya di Indonesia
sebagian besar peraturan yang mengatur e-commerce diarahkan pada perlindungan
konsumen.
Perpajakan
Tidak ada pajak khusus untuk e-commerce di Indonesia. Setiap keuntungan yang
diperoleh dari penjualan e-commerce akan dikenakan pajak berdasarkan peraturan
perpajakan umum yang berlaku di Indonesia.
Data Pribadi
PP 82/2012 memberikan perlindungan tertentu untuk data pribadi. Menjaga
kerahasiaan, integritas dan ketersediaan data pribadi merupakan salah satu kewajiban
operator sistem elektronik. Operator harus memastikan bahwa data pribadi yang
dikumpulkan dan digunakan hanya dengan persetujuan dari pemilik data pribadi tersebut,
kecuali diperlukan oleh hukum dan peraturan Indonesia yang berlaku. Penggunaan dan
pengungkapan data pribadi harus disetujui oleh pemiliknya dan sesuai dengan tujuan awal
pengumpulan data pribadi tersebut. Individu harus diberitahu tentang pelanggaran apapun
dalam perlindungan data pribadi mereka.