Anda di halaman 1dari 16

Business & Management

Final Examination

XENDIT
Make Payments Simple!

Muhammad Andy Hakim


22/499463/NEK/26750
SEMBA 45 B 2022
0
THE LIFE OF INDONESIAN’S STARTUP - XENDIT

I. Problem Identification
Financial technology atau yang sering disebut dengan istilah Fintech adalah suatu
fenomena yang menjadi suatu transformasi keuangan di Indonesia. Financial technology
tumbuh atas perpaduan antara ekonomi dan teknologi. Fintech yang hadir atas kombinasi
kedua aspek tersebut memberikan suatu inovasi yang mengubah persepsi dan budaya
masyarakat dalam kegiatan perekonomian. Terdapat berbagai pengertian dan pemahaman
mengenai ap aitu Fintech, namun secara umumnya adalah suatu istilah atas inovasi yang
terjadi dalam bidang jasa keuangan atau finansial yang dikombinasikan dengan
pemanfaatan teknologi dalam pengaplikasiannya1. Pada perjalanannya, Fintech telah
berkembang sejak tahun 1980 dimana saat itu sistem komputerisasi berkembang dan
pemanfaatan sistem big data dan pencatatan secara terkomputerisasi. Hal ini ditandai
dengan adanya sistem transaksi secara online atau yang dikenal dengan online banking.
Fintech terus berkembang, pada tahun 2005 Fintech dikembangkan di Eropa dalam
bentuk P2P lending. P2P lending memiliki pengertian dimana penyedia jasa keuangan
yang menjadi fasilitator antara pemberi pinjaman dengan penerima atau nasabah melalui
sistem elektronik berbasis internet. P2P lending yang terus berkembang dan menciptakan
berbagai inovasi baru seperti P2P Lending Funding Circle yang telah menyalurkan
sedikitnya 40.000 dana pinjaman kepada sektor UMKM di Eropa.
Fintech sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 2015 yang ditandai dengan didirikannya
Asosiasi Fintech Indonesia (AFI) dengan tujuan menyediakan partner bisnis yang
berpengalaman. Puncaknya pada tahun 2016, munculah berbagai perusahaan dan produk
Fintech yang lahir di Indonesia. Jumlahnya pun tidak sedikit, terdapat 150 perusahaan
Fintech yang telah terdaftar resmi di OJK dan juga sistem pembayaran dari 54 Fintech
yang sudah terdaftar di Bank Indonesia2. Angka tersebut terus tumbuh dan ditaksir dapat
melebihi China dan Brasil. Hingga tahun 2019, total angka peminjaman telah mencapai
Rp 25, 92 T atau meningkat 14,36 % dari tahun 2018 dengan angka peminjaman Rp 22,67
T.
Salah satu perusahaan fintech terbesar dan terkemuka di Indonesia dan kawasan Asia
Tenggara adalah Xendit. Xendit sendiri didirikan sejak 2014 oleh 4 orang Co-Founding
yang berasal dari Indonesia dan Filipina yaitu Moses Lo (CEO), Tessa Wijaya (COO),
Bo Chen (CTO), dan Juan Gonzales (CINO)3. Xendit memberikan layanan salah satu
startup dengan layanan payment gateway atau gerbang pembayaran yang membantu
penggunanya dalam melakukan pembayaran dengan mudah, sederhana dan aman.
Menurut buku Konsep Dasar Pemasaran di Era Digital yang ditulis oleh Dedy Lazuardi,

1
Sejarah dan Perkembangan Fintech di Indonesia dari tahun ke tahun. https://www.finansialku.com/fintech-di-
indonesia/
2
https://www.finansialku.com/fintech-di-indonesia/
3
https://www.crunchbase.com/organization/xendit

1
dkk., Xendit merupakan salah satu payment gateway terbaik di Indonesia yang
memberikan layanan dalam membantu dan memudahkan bisnis penggunanya untuk
berkembang.
Xendit dengan taglinenya Make Payment Simple hadir membantu marketplace dalam
menyederhanakan pembayaran, memproses pembayaran, mengirimkan pembayaran dan
dapat mendeteksi bentuk penipuan. Pasar utama Xendit sendiri adalah perusahaan atau
pelaku bisnis. Xendit memiliki produk unggulan dengan metode pembayaran yang
mudah, aman dan terintegrasi dengan berbagai layanan pengiriman ataupun penerimaan
dana. Beberapa produk lain yang disediakan oleh Xendit meliputi

No Produk/Layanan/Fitur Uraian
Melayani bergbagi macam metode
1. Pembayaran online
pembayaran, lokal dan internasional
Melakukan pembayaran dengan membagi
2. Checkout
link/tautan checkout
Menerima layanan pembayaran pada
3. Integrasi
beberapa marketplace/e-commerce
Memiliki sistem yang aman dan dapat
4. Manajemen Risiko
mendeteksi penipuan
Pengiriman dana ke bank dan e-wallet
5. Transfer Otomatis
melalui integrasi API
Mengirim dana ke berbagai tujuan dengan
6. Transfer Masal
bantuan Ms. Excel
Menyederhanakan proses pengembalian
7. Kirim Refund
dana
Pendaftaran mitra yang mudah dan langsung
8. Pembayaran Platform
dapat mengirimkan dana

Pada tahun 2022, Xendit menerima predikat Uniqorn startup dengan total dana
pengelolaan mencapai $534,7 M atau senilai Rp 8.324 T4. Besaran ini dipengaruhi atas
masuknya investasi dari Tiger Global Management pada tahun 2021 sebesar $ 150 juta
atau senilai Rp 2,1 T5. Pada tahun 2022, Xendit menerima suntikan dana dari Coatue dan
Insight Partners senilai $ 300 juta atau senilai Rp 4, 7 T6. Berdasarkan data transaksi bulan
pada akhir tahun 2021, transaksi pengguna Xendit mengalami peningkatan mencapai 200
juta dari 65 juta di tahun sebelumnya7. Dengan total dana yang dikelola sebesar itu,
Xendit memiliki jumlah karyawan sebanyak 900. Jumlah itu bertambah dengan adanya

4
https://east.vc/id/portfolio/xendit/
5
https://kumparan.com/berita-bisnis/pengertian-xendit-dan-mengenal-produk-produknya-1yP5NLDHNxT/full
6
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221005155429-92-856746/xendit-phk-5-persen-karyawan-di-
indonesia-dan-filipina
7
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221005155429-92-856746/xendit-phk-5-persen-karyawan-di-
indonesia-dan-filipina

2
penerimaan karyawan baru sebesar 307 orang. Xendit termasuk kedalam 10 besar startup
dengan peningkatan jumlah karyawan dengan persentase peningkatan mencapai 104%
(menurut laporan RevoU)8. Gambaran mengenai pertumbuhan jumlah karyawan pada
startup tertuang dalam tabel 1.2
Table 1.2 Employee Growth Perusahaan Tech di Indonesia - 2021

Jumlah Persentase
No Perusahaan
(Orang) (%)
1 Bibit + 283 233 %
2 Ajaib + 228 208 %
3 Ula + 263 163 %
4 Flip + 184 161 %
5 Zenius + 521 136 %
6 Xendit + 307 104 %
7 Shipper + 447 104 %
8 eFishery + 258 103 %
9 Cakap + 121 93 %
10 Sicepat Express + 1218 89 %

Peningkatan investasi sebagai modal perusahaan tidak mampu menghindarkan


perusahaan dari ancaman resesi pasca pandemic covid-19. Permasalahan utama yang
dihadapi perusahaan adalah dengan situasi makro ekonomi yang tidak menentu yang
memaksa perusahaan melakukan rightsizing struktur dan sumber daya tim. Selain itu
berbagai permasalahan lain yang dihadapi perusahaan atau startup lain di Indonesia
terangkum dalam tabel 1.3

8
https://journal.revou.co/2021-tech-employee-recap/

3
Tabel 1.3 Permasalahan pada Fintech Xendit

Aspek Tinjauan Permasalahan


Makro Ekonomi a. Ketidakpastian akan kondisi ekonomi global pasca pandemic Covid-19
(Regional & Global) b. Ancaman Resesi global
c. Ancaman inflasi yang mengarah kepada stagflasi
Marketing a. Pengurangan pendanaan pada aktivitas marketing.
b. Terdapat banyak Kompetitor yang memiliki bisnis serupa (DOKU, Fazz, Faspay, Duitku, Ovo,
Go-pay, Dana, Shopee pay, Jenius, Flip, Allobank, dll).
c. Pasar yang cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi (Pembelian barang)
Sumber Daya Manusia a. Jumlah Karyawan yang terlalu besar dan tidak sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan9
b. Dengan sistem/budaya talent acquisition pada industri startup yang tidak memiliki pola yang
pasti atau mengandalkan pro-hire, rate dan payroll yang digunakan terlalu tinggi.
c. Struktur organisasi pada Xendit menerapkan model Geographical Structure. Namun, pada
posisi top management lebih banyak dan cenderung oleh expert eksternal perusahaan.
Perusahaan memerlukan pola talent management yang tepat.
d. Karyawan dengan keahlihan tertentu (spesifik) lebih cenderung untuk mencari kesempatan
yang lebih baik dalam mengembangkan karir
Finansial (Modal) a. Investor cenderung berhati-hati untuk memberi pendanaan dan menekankan profitabilitas
b. Kesulitan dalam pengelolaan modal perusahaan
c. Biaya operasional perusahaan (Overhead cost, Marketing Cost, dll) yang terlampau tinggi10

Permasalahan lain yang dialami Xendit dan juga perusahaan startup lainnya adalah lingkungan atau environment digital yang kurang
mendukung keberlangsungan ekonomi digital/startup.

9
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6419590/terkuak-ini-yang-diduga-biang-kerok-startup-ri-phk-massal
10
https://money.kompas.com/read/2022/12/12/171000426/menakar-alasan-gelombang-phk-startup-soal-biaya-operasional-sampai-potensi?page=all

4
II. Critical Thinking
Xendit merupakan salah satu perusahaan startup dengan bidang usaha pada layanan
Financial Technology (Fintech). Startup Fintech secara keseluruhan hingga quartal 1
tahun 2022 memiliki dana pengelolaan senilai Rp 22,09 T dan Xendit sendiri
menguasai 35,57% atau berkisar Rp 4,7 T dalam pasar Fintech. Xendit sendiri hingga
semester 1 tahun 2022 memiliki total karyawan 1.207 di Indonesia dan Filipina. Jika
melihat data pada beberapa startup, angka tersebut cukup besar bagi sebuah startup
dengan bidang usaha Fintech. Jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis seperti
DANA, yang baru saja termasuk ke dalam 10 besar Startup dengan pendanaan
terbesar secara global dengan total dana pengelolaan sebesar Rp 8,54 T memiliki
proyek total jumlah karyawan sekitar 800 karyawan11.
Jika meninjau dari berbagai permasalahan yang terjadi di berbagai startup Indonesia,
besaran sumber daya manusia sangat berpengaruh atas kondisi perusahaan.

Gambar 1.1 Permasalahan Utama Startup Indonesia12


Ditinjau dari grafik tersebut permasalahan utama perusahaan muncul dari berbagai
aspek. Terdapat 2 aspek yang menjadi highlight adalah pada aspek pendanaan dan
Sumber daya manusia. Hal ini dapat disebebkan karena sebagian besar startup sangat
bergantung pada pendanaan investor. Disisi lain investor lebih cenderung memilih
untuk berinvestasi pada beberapa perusahaan yang menjanjikan pengembalian
investasi yang menguntungkan. Sebab dalam kondisi saat ini dalam berbagai sector
atau bidang industry startup memiliki jumlah yang tidak sedikit. Pada data yang
dikeluarkan oleh Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi

11
https://id.wikipedia.org/wiki/Dana_(pembayaran)#:~:text=DANA%20memiliki%20lebih%20dari%20800%
20karyawan.
12
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/25/ini-ragam-permasalahan-yang-dihadapi-startup-di-
indonesia

11
Indonesia (MIKTI) dalam buku Mapping & Database Startup Indonesia 2021
melaporkan ada 1.190 perusahaan rintisan (startup) di Indonesia13.
Xendit sendiri pada tahun 2022, termasuk kedalam salah satu startup fintech dengan
pendanaan terbesar se-Asia14.

Data tersebut menunjukkan kepercayaan investor pada Xendit. Dengan kepercayaan


itu Xendit harus mampu mengelola kepercayaannya dengan memberikan produk
terbaik dan memberikan layanan terbaiknya. Serta melakukan inovasi dan
pengembangan produk yang meningkatkan kepuasan pelanggan dalam
menggunakan jasa layanan Xendit.
Namun Xendit mengalami tantangan lain yang menyebabkan Xendit melakukan
rightsizing organisasi. Xendit melakukan rightsizing organisasi sebanyak 5%
karyawan15. Hal ini dilakukan dalam usaha menekan beban operasional perusahaan
dan menjaga pertumbuhan bisnis perusahaan. Hal ini bertolak belakang dengan
kondisi permodalaan perusahaan. Ditengah gencarnya investor yang mengucurkan

13
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/25/327-startup-indonesia-bergerak-di-bidang-usaha-
general
14
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/13/10-startup-asia-dengan-pendanaan-terbesar-xendit-
masuk-daftar
15
https://keuangan.kontan.co.id/news/badai-phk-di-industri-startup-xendit-masih-optimistis-prospek-bisnis-
fintech

12
pendanaan pada Xendit, namun karena terdapat ancaman resesi ekonomi global yang
menyebabkan perusahaan harus mengambil langkah ini. Disisi lain, DANA yang
kembali menerima Dana investasi dari Sinarmas Group tidak melakukan
pemotongan jumlah karyawan. Dapat ditinjau dari kondisi tersebut bahwa top
management dari Xendit tidak percaya diri dalam pengembangan bisnisnya.
III. Analytical Thinking

a. Tahapan Pengambilan Keputusan

Table 3.1 Tahapan Pengambilan Keputusan

Step
Step Pemilihan Pengembangan Laynan
Description
Co-Founder dan/atau Co-Leader harus mampu menentukan jenis
Recognize
layanan yang ingin dioptimalkan atau menjadi kekuatan bagi
1 the need for
Xendit agar pasar memilih menggunakan Xendit dari pada
a decision
layanan pembayaran lain.

Co-Founder dan/atau Co-Leader perlu melihat potensi bisnis


perusahaan ditengah banyak perusahaan Fintech lain yang
memberikan layanan yang sama. Xendit harus mampu
Generate memberikan layanan yang unggul dan berbeda dari yang saat ini
2
alternatives sudah tersedia di pasar. Dalam hal ini, Xendit dapat melakukan
kerjasama dengan Lembaga pemerintahan yang memiliki layanan
public seperti kepolisian, Kesehatan, jalan tol atau layanan public
lainnya.

Co-Founder dan/atau Co-Leader perlu melibatkan tim untuk


Assess mencoba melakukan pengukuran terhadap suatu layanan yang
3
Alternatif ingin dikembangkan. Alternatif tersebut dapat juga melakukan
ekspansi di wilayah lain tidak hanya di Indonesia dan Filipina.

Alternatif yang dikembangkan bagi Xendit di wilayah Indonesia


Choose adalah melakukan kerjasama dalam berbagai proses pembayaran
4 among pelayanan publik. Selain itu Xendit juga dapat melakukan
alternatives ekspansi pada negara lain di wilayah asia tenggara seperti
Thailand dan Malaysia

Implement Setelah pemilihan pelayanan baru yang dikembangkan, tim


5 the chosen Xendit perlu melakukan pendekatan ke bererapa stakeholder yang
alternative memiliki layanan publik.

13
b. Analisa Kemampuan Xendit dan Dana

Table 3.3 Analisa Kemampuan Xendit dan Dana

No Aspek Dana Xendit

1. Dana Pengelolaan (Rp) 8,54 T 4,7 T

2. Jumlah Karyawan ± 900 > 1000

3. Regional Operasi Indonesia Indonesia & Filipina

4. Jumlah Pendiri (Orang) 1 4 (Co-Founding)

Functional Geographical Structure


5. Design Struktur Organisasi
Structure (Indonesia & Filipina)

6. Besaran PHK - 5% (± 60 orang)

c. Analisa SWOT
Berikut adalah analisa SWOT untuk Xendit:

Table 3.4 Analisis SWOT

No. SWOT Keterangan


Sudah mengembangkan produk/layanannya di 2 Negara, yaitu
Indonesia dan Filipina
Produk atau layanan yang diberikan sudah terintegrasi dengan
beberapa platform pembayaran lainnya
Proses instalasi yang mudah dan menjamin keamaan transaksi
1 Strength
dengan fitur deteksi penipuan.
Bagi pelaku bisnis, Xendit memberikan kemudahan dalam
mengelola pembukuan. Sedangkan Dana hanya dalam bentuk e-
wallet saja.
Dipercaya oleh investor multinasional (Data Investor Xendit)
Pengembangan perusahaan sangat bergantung pada arah dari Co-
Founder. Hal ini dapat menjadi sumber permasalahan atau Bias
Kognitif dalam pengambilan keputusan. Diperlukan suatu rules
yang ditetapkan dalam proses pengambilan keputusan.
2 Weakness Penyimpanan Dana pengguna/customer dilakukan oleh pihak ketiga
Belum terintegrasi dengan platform e-commerce besar di Indonesia
Overhead cost yang tinggi selaras dengan banyak jumlah karyawan
persusahaan
Keamanan data pribadi pengguna
3 Opportunity Peluang untuk ekspansi di negara lain di wilayah Asia Tenggara

14
No. SWOT Keterangan
Terintegrasi dengan berbagai platform e-commerce di Indonesia
atau Internasional
Bekerjasama dengan lembaga pemerintahan yang memiliki layanan
public masal
Melakukan akuisisi beberapa startup kecil untuk memperkuat bisnis
perusahaan
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu yang berdampak
dengan aspek pendanaan dan pasar
Semakin bertumbuhnya startup Fintech yang menjadi opsi bagi
customer (kejenuhan pasar)
Tantangan usaha pengembangan produk (Inovasi Produk) yang
tidak sesuai atau stagnan atau gagal

4 Threat

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/21/mengapa-
banyak-bisnis-startup-gagal-ini-penyebabnya

15
d. Analisa Five Forces
Table 3.5 Analisis Five Forces

No. Aspek Five Forces Keterangan


1 Threat of new entry Kondisi masyarakat yang tidak semuanya melek akan transaksi digital menjadi tantangan sendiri dalam bisnis
financial technology. Sebagian besar masyarakat Indonesia pada usia produktif (15 – 64 tahun)16
menggunakan transaksi perbankan. Pada rentang usia itu masyarakat memahami dalam mengoperasikan
perangkat handphone atau internet sehingga mudah dalam melakukan transaksi perbankan via aplikasi online.
Namun terdapat masyarakat pada usia lanjut mengalami kesulitan. Terutama masyarakan yang tidak berada
di kota-kota besar atau berada di tingkatan ekonomi bawah mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi
perbankan via aplikasi online.
Selain itu, masyarakat akan lebih menyukai penggunaan layanan fintech yang sudah terintegrasi dengan
berbagai jaringan terutama e-commerce atau beberapa marketplace tempat terjadinya suatu transaksi. Terlebih
masyarakat Indonesia menyekuai berbagai hal yang mudah dan memberikan promo atau potongan harga yang
besar. Xendit harus mampu menjawab berbagai tantangan tersebut terlebih DANA dengan konsep e-wallet-
nya selalu memberikan promo cashback atau discount yang besar.
2 Supplier bargaining power Dengan layanan digital transaksi disini Xendit harus mampu menjamin transaksi yang dilakukan penggunanya
aman. Selain itu Xendit juga harus mampu memberikan kepercayaan kepada customer dana yang disimpan
pada Xendit aman. Disini potensi yang dimiliki oleh Xendit adalah dengan layananan andalannya yaitu
mampu mendeteksi setiap aksi penipuan. Melalui kerjasama dengan penyedia layanan malware yang
membantu Xendit dalam mendeteksi hal tersebut.
Selain itu, Xendit yang melakukan penyimpanan dana pada pihak ketiga harus mampu mengelolanya dengan
baik. Di Indonesia terdapat berbagai Lembaga yang dapat mengelola dana perbankan dengan aman.
3 Internal Competition Startup Fintech memiliki banyak competitor. Hingga tahun 2022, dalam satu jenis layanan yang sama yaitu
fintech peer-to-peer lending atau fintech lending total terdapat 102 perusahaan penyedia layanan17. Dengan
banyaknya pemberi jasa layanan sejenis mengabitkan kompetisi yang cukup ketat bagi Xendit. Sedangkan
melihat potensi yang dimiliki Xendit, seharusnya Xendit tidak hanya berfokus pada layanan pada wilayah
Indonesia dan Filipina.

16
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/30/era-bonus-demografi-69-penduduk-indonesia-masuk-kategori-usia-produktif-pada-juni-
2022#:~:text=Berdasarkan%20data%20Direktorat%20Jenderal%20Kependudukan,(15%2D64%20tahun)
17
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/financial-technology/Pages/Penyelenggara-Fintech-Lending-Berizin-di-OJK-per-2-Maret-
2022.aspx#:~:text=%E2%80%8BSampai%20dengan%202%20Maret,OJK%20adalah%20sebanyak%20102%20perusahaan.

16
No. Aspek Five Forces Keterangan
Dengan positioning perusahaan telah beroperasi pada 2 negara, membuat Xendit lebih di lirik oleh investor
dari multinasional. Pendanaan yang diberikan kepada Xendit yang terus meningkat dan mengalir dari investor
multinasional menandakan Xendit memiliki kepercayaan investor untuk terus mengembangkan bisnisnya dan
memiliki kemampuan untuk ekspansi ke negara lain di wilayah asia tenggara lainnya.
4 Threat of substitutes Pada Force ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan untuk
substitusi, diferensiasi produk/jasa dan lainnya. Disrupsi digital yang sangat masif membuat orang ramai-
ramai menggunakan, memanfaatkan atau melakukan transaksi finansial secara digital. Tidak hanya bagi
customer, bagi stakeholder penyedia layanan finansial hal ini membuak peluang bagi mereka untuk
mendekatkan layanan kepada customer dengan aplikasi digital online. Atas kondisi tersebut masing-masing
perusahaan berlomba-lomba untuk menyediakan layanan terbaiknya kepada customer untuk menarik
mempertahankan minat pengguna.
Xendit dengan keunggulannya untuk mempermudah pengguna dalam melakukan pembayaran dan menjamin
keamanan dihadapkan dengan tantangan adanya layanan yang berbeda dengan tingkat layanan yang lebih
baik. Layanan berbeda disini dimaksud adalah jenis Layanan yang lebih comprehensive dari yang disediakan
oleh Xendit. Layanan yang lebih comprehensive itu sendiri terintegrasi dengan berbagai jenis layanan lain
baik itu e-commerce atau layanan finansial lain. Hal ini akan membuat pengguna cenderung memilih dan
menggunakan aplikasi yang lebih lengkap.
Tantangan lain yang dihadapi adalah kemanan pelaksanaan transaksi digital di Indonesia ini masih cukup
lemah. Baik dari sisi regulasi ataupun infrastruktur penunjang yang masih riskan terhadap adanya gangguan
hacker atau aspek lain yang menganggu.
5 Customer bargaining power Pada Force ini sangat bergantung pada bagaimana tingkat layanan yang dimiliki oleh Xendit. Customer
memiliki kecenderungan untuk menggunakan layanan yang mudah digunakan, comprehensive, terintegrasi
dengan berbagai layanan lainnya dan aman. Hal ini yang menjadi tantangan bagi Xendit untuk bagaimana
menyajikan layanan yang berbeda dari penyedia lainnya.
Hal lain yang menjadi tantangan bagi Xendit adalah bagaimana perusahaan memasarkan jenis layanannya
kepada pengguna. Marketing cost memang tidak sedikit dan akan menggerus kondisi keuangan perusahaan.
Namun dengan kondisi masyarakat Indonesia, usaha tersebut harus dicoba untuk meningkatkan jumlah
pengguna layanan Xendit di Indonesia

17
e. Formulasi Strategi Level Korporat, Bisnis dan Fungsional Berdasarkan Analisa
SWOT dan Five Forces

Gambar 4.1 Piramida Formulasi Strategi

Penentuan strategi perusahaan dapat dilakukan setelah menganalisa berbagai faktor


dan kekuatan baik dari dalam perusahaan Xendit maupun dari lingkungan global
dengan metode SWOT dan Five Forces. Pada Gambar 4.1 strategi dibagi kedalam 3
bagian yaitu strategi level korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.
Formulasi strategi ini diharapkan dapat membantu Xendit mencapai target untuk
meningkatkan profitnya.

a) Strategi Korporasi:
Pada strategi korporasi ini dapat dilihat bahwa dengan kekuatan yang saat ini
dimiliki oleh Xendit, yaitu beroperasi pada 2 negara yaitu Indonesia dan Filipina.
Dengan kemampuan tersebut, Investor beranggapan bahwa Xendit telah mampu
memiliki kepercayaan customer pada 2 negara berbeda. Sehingga banyak
investor multinasional tertarik untuk berinvestasi. Hal ini yang perlu
dimanfaatkan Xendit untuk ekspansi ke negara lain di wilayah Asia Tenggara
atau Asia Timur, seperti Thailand, Malaysia, Singapura hingga Hongkong.

16
b) Strategi Bisnis:
Dalam teori yang dikembangkan Michael Porter tentang strategi level bisnis, ada
beberapa strategi yang dapat dipilih untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan. Pemilihan strategi dapat menggunakan skala ekomonis dengan berfokus
pada penurunan harga atau dengan cara diferensiasi untuk meningkatkan nilai
produk. Pada Tabel 3.5 dapat dilihat jenis strategi level bisnis Porter dan jumlah
segmen yang dilayani.

Tabel 3.6 Strategi Level Bisnis Porter18

Jumlah Segmen Pasar


Strategi
Banyak Sedikit
Low-cost V
Focused low-cost V
Differentiation V
Focused differentiation V

Strategi diferensiasi produk yang dapat dikembangkan dari strength perusahaan


seperti meningkatkan tingkat layanan melalui integrasi dengan berbagai bidang jasa
perbankan atau finansial dan juga meningkatkan tingkat security system yang
dimiliki perusahaan. Hal ini perlu dilakukan demi semakin menjamin layanan
transaksi yang dilakukan oleh pengguna aman.

1) Diversification
Salah satu keunggalan dari fitur layanan yang dimiliki Xendit adalah dapat
mendeteksi adanya tindakan penipuan yang mengancam pengguna. Selain itu
Xendit memberikan dukungan fasilitas lain dengan mampu mengirimkan
dana dalam jumlah besar dalam sekali waktu transaksi.

Selain itu hal lain yang mampu dan dapat dilakukan oleh Xendit adalah
melakukan kerjasama dengan Lembaga pemerintahan penyedia layanan
publik. Dimana layanan publik yang dimaksud layanan administrative seperti
layanan Kepolisian, Kesehatan, Administrasi Kependudukan dan lainnya.

2) Kerjasama dengan Lembaga Penyimpan Dana yang terbaik


Sebagaimana menjadi salah satu kelemahan Xendit yaitu peletakan dana yang
dikelola pada pihak ketiga, untuk menjamin dana yang dikelola aman Xendit
perlu melakukan kerjasama dengan penyedia layanan pengelola dana terbaik.
Selain itu penyedia layanan juga perlu memenuhi standard layanan seperti
yang telah diatur oleh OJK, BI ataupun Kementrian Keuangan.

18
George, J. 2022. Contemporary Management Twelft Edition. New York: McGraw Hill

17
c) Strategi Functional
Berdasarkan analisa SWOT, salah satu weakness dari Organisasi Xendit adalah
melakukan penerimaan karyawan tidak sesuai dengan jumlah karyawan. Selain itu,
Organisasi perusahaan juga harus mampu mengelola perubahan yang dihadapi
perusahaan. Dengan design struktur organisasi yang bersifat geographical struktur
dimana terbagi atas region Indonesia dan Filipina, masing-masing organisasi harus
mampu berkomunikasi satu sama lain dalam pengambilan kebijakan perusahaan.
Kebijaka yang diambil pun harus melihat kondisi masing-masing region. Strategi
yang tepat untuk menyelesaikan permasalah ini adalah dengan membentuk struktur
organisasi yang jelas dengan pembagian function sebagai berikut:
1) Sales and Marketing department
i. Melakukan pendekatan kepada Lembaga penyedia layanan pemerintahaan
untuk dapat menggunakan Xendit sebagai pendamping layanan transaksi
finansial
ii. Memberikan promo yang menarik bagi customer
2) Research and Development department
i. Melakukan pengembangan layanan yang tepat sesuai dengan bisnis
perusahaan dan kebutuhan market
ii. Menyusun berbagai kebijakan teknis dan program riset
iii. Melakukan kajian secara continue berkaitan dengan security system transaksi
digital
iv. Memastikan kualitas layanan yang akan dipasarkan sesuai dengan standar
perusahaan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
3) Finance Department
i. Mengatur cash flow dan keuangan perusahaan.
ii. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dan peraturan
pemerintah terkait laporan keuangan.
iii. Melakukan audit keuangan pada semua sektor perusahaan.
iv. Mengurus penerimaan uang dari customer (Account Receiveable)
v. Mengurus pembayaran pada vendor (Account Payable)
4) Operational Department
i. Mengawasi layanan yang dilakukan oleh 3rd party.
ii. Mengelola proses layanan yang dioperasikan.
iii. Mengurus layanan customer service
iv. Melakukan sertifikasi Security System dan mengelola perizinan kepada OJK.
5) Human Resource Department
i. Melakukan Analisa kebutuhan karyawan (Man Power Planning).
ii. Menyusun organisasi berdasarkan aspek regional/geographical dan
menyesuaikan dengan budaya setempat.
iii. Menyusun career management bagi talent perusahaan.
iv. Melakukan recruitment sesuai dengan standard kualifikasi yang dibutuhkan
perusahaan
v. Menerapakan standar gaji yang sesuai dengan kemampuan perusahaan.

18
IV. Problem Solving
Berikut adalah beberapa solusi yang dari permasalahan Xendit

a. Xendit harus mampu melihat potensi peluang yang dimiliki dengan melakukan
expansi di pasar lain selain negara Filipina dan Indonesia.
b. Xendit dapat mengakuisi beberapa startup kecil untuk meningkatkan jenis
layanan yang dimiliki.
c. Bagi Co-Founder Xendit diperlukan semacam rule of the game untuk mengambil
suatu kebijakan atau memtusukan suatu aksi korporasi demi menghindari adanya
miss-understanding.
d. Dengan adanya 2 region perusahaan, Perusahaan harus mampu mengelola
perubahan yang terjadi pada masing-masing region. Dimana setiap region
memiliki keunikan masing-masing dengan latar belakang budaya dan
masyarakat yang berbeda.
e. Xendit harus mampu melihat peluang kerjasama dengan Lembaga layanan
public/pemerintahan untuk mendampingi proses transaksi keuangan yang
dilakukan.
f. Xendit harus berani memastikan Pihak ke-3 yang membantu mereka dalam
operasional layanan kepada pelanggan telah memenuhi standard yang ditetapkan
perusahaan.
g. Management Xendit harus mampu menentukan pola recruitment karyawan
yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan

19

Anda mungkin juga menyukai