Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala.  atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“SPT Tahunan” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
SPT Tahunan. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah
SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, guru pembimbing kami, Ibu Lilian Lolanda S.Pd., dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Ukui, 4 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
2.1 Pengertian SPT Tahunan................................................................... 3
2.2 Jenis-jenis SPT Tahunan................................................................... 3
2.3 Fungsi SPT........................................................................................ 6
2.4 Jenis Formulir SPT Tahunan............................................................. 6
2.5 Ketentuan pengisian SPT Tahunan................................................... 7
BAB III PENUTUP....................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wajib pajak (WP) setiap tahunnya wajib melaporkan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) Pajak. Untuk WP orang pribadi, laporan SPT bisa diserahkan
mulai 1 Januari hingga 31 Maret. Sementara, untuk badan, batas waktu yang
ditetapkan hingga 30 April.
Dilansir dari situs resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian
Keuangan, SPT merupakan surat yang digunakan WP untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek
pajak.
Selain itu, SPT juga dipakai untuk melaporkan harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kewajiban pelaporan SPT tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).
Pemberlakuan SPT dilakukan karena sistem perpajakan Indonesia
menganut self assessment system, di mana WP merupakan pihak yang
berperan aktif dalam menghitung, membayar, dan melaporkan besaran
pajaknya ke kantor pajak secara mandiri.
SPT memiliki fungsi sebagai sarana pelaporan pajak yang berisikan
penghasilan, biaya, laba atau rugi, pajak yang terutang, kredit pajak, harta,
kewajiban, dan/atau lainnya yang dipersyaratkan menurut peraturan
perpajakan.
Selain itu, SPT juga berfungsi sebagai sarana untuk
mempertanggungjawabkan seluruh hak dan kewajiban perpajakan dalam suatu
tahun pajak.
Muara dari proses pengisian SPT adalah munculnya jumlah kekurangan
atau kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya dibayarkan dalam satu
tahun.

3
Mengingat sifatnya wajib, jika terlambat atau tidak melapor, maka ada
sanksi berupa denda hingga pidana. Sanksi juga sudah tercantum dalam UU
KUP.
Berdasarkan Pasal 7 UU KUP, besaran sanksi sebesar Rp100 ribu untuk
SPT Tahunan orang pribadi dan Rp1 juta untuk SPT Tahunan badan.
Biaya denda ini masih bisa bertambah bila WP yang seharusnya
membayar denda terlambat menyetor uang denda. Penambahan biaya denda
mengikuti tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) lalu ditambah 5
persen dan dibagi 12 bulan.
Ketentuan ini berubah dari sebelumnya sebesar 2 persen per bulan. Aturan
baru ini mengikuti ketentuan di Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja.
Sementara, untuk pengenaan sanksi pidana diatur dalam Pasal 39. Dalam
pasal tersebut, setiap orang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT atau
menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
dikenakan sanksi pidana.
Sanksinya adalah pidana penjara paling singkat enam bulan dan paling
lama enam tahun. Kemudian, dendanya paling sedikit dua kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak empat kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membahas tentang SPT
Tahunan, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis juga
pembaca.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa arti SPT Tahunan
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis SPT Tahunan
3. Untuk mengetahui tentang Fungsi SPT Tahunan
4. Untuk mengetahui ketentuan pengisian SPT Tahunan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SPT Tahunan


SPT merupakan singkatan dari Surat Pemberitahuan. SPT Tahunan wajib
bagi Warga negara Indonesia yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).
SPT Tahunan merupakan surat yang digunakan para Wajib Pajak untuk
melaporkan segala bentuk perhitungan dan pembayaran pajak, baik untuk
objek pajak maupun bukan pajak. Selain itu, Surat Pemberitahuan Tahunan
atau SPT dapat digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak.

2.2 Jenis-Jenis SPT Tahunan


SPT Tahunan memiliki 2 jenis yaitu SPT Tahunan pribadi dan SPT
Tahunan Badan.
1. SPT Tahunan Pribadi
Wajib pajak orang pribadi melaporkan penghasilannya melalui SPT
Tahunan dengan menggunakan sistem self-assessment.
Sistem self-assessment adalah pemungutan pajak yang memberikan
wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya
pajak yang harus dibayarkan. Untuk itu, di bawah ini adalah hal-hal yang perlu
dimiliki dan dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi:
1. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Wajib pajak orang pribadi perlu mendaftarkan diri di KPP untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
2. Pilih SPT Tahunan 
Wajib pajak orang pribadi punya kewajiban melaporkan penghasilan,
harta dan kewajiban mereka setahun sekali dalam formulir SPT
Tahunan ke KPP. Jika ada status kurang bayar pajak, maka wajib pajak

5
tersebut harus membayar pajak melalui bank sebelum batas waktu yaitu
setiap tanggal 31 Maret.
Periode pelaporan SPT pajak orang pribadi adalah dari tanggal 1 Januari
sampai 31 Desember dan harus dilaporkan ke KPP sebelum tanggal 31
Maret setiap tahunnya.
Ada 3 macam SPT Tahunan:
 Formulir SPT 1770 (untuk wajib pajak dalam negeri dengan
penghasilan dari kegiatan usaha dan melakukan pekerjaan
bebas)
 Formulir SPT 1770-S (untuk wajib pajak dalam negeri yang
bekerja dengan penghasilan per tahun di atas Rp 60 juta)
 Formulir SPT 1770-SS (untuk wajib pajak dalam negeri yang
bekerja dengan penghasilan per tahun di bawah Rp 60 juta)
3. Isi SPT Tahunan Pribadi di OnlinePajak
Selanjutnya, isi formulir SPT tahunan pribadi Anda di aplikasi Online
Pajak.
4. Lapor SPT Tahunan dengan OnlinePajak
Agar bisa e-Filing wajib pajak harus memiliki e-FIN. Wajib pajak orang
pribadi melaporkan formulir SPT pajak tidak lebih dari tanggal 31
Maret setiap tahunnya. Ada dua cara melaporkan formulir SPT pajak
yaitu:
A. Manual 
 Datang langsung ke KPP, pojok pajak, mobil pajak dan tempat
khusus penerimaan SPT pajak. 
 Dikirim melalui pos, perusahaan jasa ekspedisi, jasa kurir dengan
menyimpan bukti pengiriman ke KPP.
B. Elektronik 
 Menyampaikan laporan SPT Tahunan dengan e-Filing (lapor pajak
online) melalui penyedia jasa aplikasi pajak yang telah disahkan
oleh DJP seperti OnlinePajak. Agar dapat melakukan e-Filing,
seseorang harus memiliki EFIN terlebih dahulu yang bisa

6
didapatkan dari KPP, lalu melakukan e-filing dengan OnlinePajak
seperti yang wajib pajak badan selama ini lakukan. 
2. SPT Tahunan Badan
Bukan hanya wajib pajak orang pribadi, perusahaan atau wajib pajak
badan juga wajib lapor SPT Tahunan Badan dari penghasilan yang diperoleh
Badan Usaha yang berada di Indonesia.
Pelaporan SPT Tahunan Badan dilakukan secara online, sehingga bentuk
Surat Pemberitahuan (SPT) berupa elektronik atau biasa disebut eSPT
Tahunan Badan.
Sebelum melaporkan pajak online, wajib pajak badan harus membuat e
SPT Badan tersebih dahulu dan mengisi eSPT Tahunan Badan tersebut dengan
benar.
Ada beberapa bentuk badan usaha yang juga perlu diketahui dan dipahami
wajib pajak badan dalam menunaikan perpajakannya. Mengingat, masing-
masing bentuk badan usaha tersebut memiliki kewajiban perpajakan yang
berbeda sesuai ketentuan perundangan perpajakan yang berlaku.
Badan yang termasuk WP Badan seperti Perseroan Terbatas
(PT), Persekutuan Komanditer (CV), perseroan lainnya, BUMN/BUMD
dengan nama atau bentuk apapun, Bentuk Usaha Tetap (BUT), dan lainnya,
memiliki kewajiban menyampaikan SPT Badan.
Dalam proses pelaporan pajak tersebut, wajib pajak harus mengetahui
ketentuan cara membuat eSPT Tahunan Badan dan cara pengisian e-SPT
Badan yang tentunya sangat berbeda dengan pelaporan pajak pribadi.
Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (PPh) Badan  menjadi bukti
bahwa perusahaan tersebut telah menunaikan kewajiban sebagai badan usaha
yang taat pajak.
Tenggat atau batas waktu penyampaian SPT Tahunan Badan paling lambat
30 April setiap tahun pajak berikutnya.

7
2.3 Fungsi SPT
 Wajib Pajak PPh
o Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang:
 pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun
Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
 penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;
 harta dan kewajiban;
 pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu)
Masa Pajak.
 Pengusaha Kena Pajak
o Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan
untuk melaporkan tentang:
 pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
 pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang
ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
yang berlaku.
 Pemotong/ Pemungut Pajak
o Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak
yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.

2.4 Jenis Formulir SPT Tahunan


Sementara formulir SPT terbagi menjadi empat, yaitu 1770 SS, 1770S,
1770, dan 1771. Berikut penjelasannya:
1. SPT Tahunan nomor 1770SS untuk wajib pajak dengan penghasilan kotor
tidak lebih dari 60 juta, selain itu ia bekerja hanya untuk satu perusahaan
atau lembaga sepanjang setahun.

8
2. SPT Tahunan nomor 1770S untuk Wajib Pajak yang berstatus karyawan
yang berpenghasilan kotor lebih dari 60.000.000 atau bekerja untuk dua
atau lebih perusahaan dalam rentang waktu setahun.
3. SPT Tahunan nomor 1770 diperuntukkan bagi pegawai dengan
penghasilan lain atau penghasilan tambahan baik kurang Rp 60 juta atau
lebih Rp 60 juta per tahun. Jenis SPT ini juga diperuntukkan bagi wajib
pajak non pegawai.
4. SPT Tahunan nomor 1771 bagi Wajib Pajak Badan hanya memiliki satu
jenis formulir, yaitu formulir SPT 1771, berbeda dengan lapor SPT
Tahunan pribadi yang memiliki lebih dari satu formulir. Badan usaha atau
perusahaan yang menggunakan SPT 1771 ini diberlakukan untuk Badan
Usaha seperti Perseroan Terbatas (PT), Commanditer Venture (CV),
Usaha Dagang (UD), organisasi, yayasan dan perkumpulan

2.5 Ketentuan pengisian SPT tahunan


 Badan usaha yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak yang
ditandai memiliki NPWP wajib menyampaikan SPT Tahunan
 Wajib pajak harus mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan jelas.
Pengisian menggunakan bahasa Indonesia dengan menggunakan
huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
menandatangani serta menyampaikannya ke KPP, atau tempat lain
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
 WP badan yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan
dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat, wajib menyampaikan SPT PPh WP badan beserta
lampirannya dalam bahasa Indonesia. Kecuali lampiran berupa
laporan keuangan, dan menggunakan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
SPT Tahunan merupakan surat yang digunakan para Wajib Pajak untuk
melaporkan segala bentuk perhitungan dan pembayaran pajak, baik untuk
objek pajak maupun bukan pajak. Selain itu, Surat Pemberitahuan Tahunan
atau SPT dapat digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak.
Setiap tahun SPT dilaporkan menggunakan formulir tertentu, tergantung
pada jenis pajak yang dilaporkan dan tanggal jatuh temponya. Bagi yang tidak
melaporkan SPT atau terlambat melaporkan SPT akan dikenakan sanksi
berupa denda. 

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hipajak.id/artikel-pengertian-spt-tahunan-surat-pemberitahuan-
tahunan
https://money.kompas.com/read/2022/01/12/084053926/kenali-apa-itu-spt-
tahunan-dan-fungsinya-dalam-pembayaran-pajak?page=all
https://money.kompas.com/read/2021/08/15/131107626/apa-itu-spt-pajak
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220329091529-532-777307/
memahami-spt-dan-fungsinya
https://www.online-pajak.com/seputar-efiling/spt-surat-pemberitahuan

11

Anda mungkin juga menyukai