DISUSUN OLEH:
Affan Rianda (211011250373)
Gilang Mahasena P (211011250275)
04SAKM002
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
SPT Tahunan Badan
Pajak merupakan komponen utama dari pendapatan negara. Sumber pendapatan negara
ini diperoleh dari berbagai objek, mulai dari pertambahan nilai (PPn dan PPnBM), penggunaan
lahan (Pajak Bumi dan Bangunan) dan penghasilan (PPh). Setiap individu dan badan usaha
yang telah masuk kategori wajib pajak wajib membayar jenis pajak terakhir (PPh). Besaran
pajak PPh ini ditentukan secara progresif atau naik sesuai dengan kenaikan nominal basis
pajak. Maka dari itu, tidak heran jika Direktorat Jenderal Pajak membutuhkan data pendapatan
yang dimiliki oleh seorang individu. Data pendapatan individu ini dilaporkan menggunakan
surat bernama SPT Tahunan.
SPT adalah singkatan dari surat pemberitahuan. Maka dari itu, SPT Tahunan adalah
surat pemberitahuan mengenai penghitungan dan pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib
pajak terkait. Surat pemberitahuan ini setidaknya terdiri dari dua jenis, yaitu SPT Tahunan
Orang Pribadi dan SPT Tahunan Badan Usaha. Wajib pajak pribadi harus menyerahkan surat
pemberitahuan ini setiap tahun dengan Bulan Maret sebagai bulan terakhirnya.
Jika dahulu surat pemberitahuan ini harus diisi dan disetorkan melalui Kantor
Pelayanan Pajak terdekat, kini Anda bisa mengisi dan menyerahkan surat ini secara online di
website Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada menu E-Filing dengan lebih praktis dan mudah.
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 21/PJ/2009, SPT Tahunan adalah surat
pemberitahuan tahunan yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan pembayaran pajak,
objek dan bukan objek pajak, harta dan kewajiban sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.
Intinya, SPT Tahunan badan merupakan surat atau formulir yang harus diisi oleh badan
ketika ingin menghitung, melaporkan atau menyampaikan pajak dengan batas waktu
penyampaian paling lama empat bulan setelah akhir tahun pajak. Penghasilan yang diterima
baik yang menjadi objek pajak atau yang bukan objek pajak, yang di dalamnya termasuk
pelaporan kepemilikan harta dan utang yang dimiliki wajib pajak. Dalam pelaporan SPT,
berkas yang dilaporkan dapat berbentuk formulir kertas atau dokumen elektronik.
SPT Tahunan telah diatur dalam Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Mengacu undang-undang tersebut, pemerintah
mengharuskan seluruh wajib pajak agar melaporkan SPT sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Dalam UU No. 28 Tahun 2007, menjelaskan bahwa wajib pajak didefinisikan sebagai
orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Disini badan yang dimaksud adalah sekumpulan orang atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang
meliputi:
Perseroan terbatas.
• Perseroan komanditer.
• Perseroan lainnya.
• Badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam
bentuk apa pun.
• Firma.
• Kongsi.
• Koperasi.
• Dana pensiun
• Persekutuan.
• Perkumpulan.
• Yayasan.
• Organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya.
• Lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
Fungsi SPT
SPT tahunan adalah komponen perpajakan yang sudah tentu dibuat dengan fungsinya
sendiri. Fungsi utamanya berkaitan dengan Wajib Pajak PPh atau Pajak Penghasilan, yakni
sebagai sarana pelaporan dan pertanggungjawaban jumlah pajak terutang.
Fungsi lain dari SPT tahunan adalah melaporkan pelunasan pajak yang telah dilakukan
oleh Wajib Pajak. Termasuk juga melaporkan penghasilan lain yang masuk dalam kategori
objek pajak. Ini berarti Anda juga perlu melaporkan harta benda yang dimiliki sepanjang tahun.
Fungsi SPT tahunan bagi pengusaha kena pajak tidak begitu berbeda, yakni untuk melaporkan
serta mempertanggungjawabkan perhitungan pajak, tetapi terkhusus untuk Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) terutang.
Tidak hanya itu, SPT tahunan adalah komponen penting bagi pengusaha kena pajak
untuk melaporkan pelunasan pajak yang sudah dilakukan. Pembayaran dan pelaporan
dilakukan sesuai dengan regulasi perpajakan yang berlaku.
Tidak hanya bagi pihak Wajib Pajak, SPT tahunan adalah komponen yang juga krusial
bagi pihak pemungut pajak karena digunakan sebagai alat pelaporan dan pertanggungjawaban
pajak yang dipotong dan disetorkan oleh Wajib Pajak dalam masa pajak satu tahun ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) di mana Wajib Pajak terdaftar.
SPT tidak hanya sekadar laporan wajib pajak, SPT memiliki fungsinya tersendiri yaitu :
1. Melaporkan pelunasan atau pembayaran pajak yang dilakukan, baik dilakukan oleh
individu maupun melalui pemotongan penghasilan dari perusahaan dalam periode
waktu satu tahun.
2. Melaporkan harta kekayaan yang dimiliki di luar penghasilan tetap dari pekerjaan
utama.
3. Melaporkan penghasilan lainnya yang masuk kategori objek maupun bukan objek
pajak.
Sedangkan bagi Pengusaha Kena Pajak, SPT berfungsi sebagai sarana
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPnBM yang terutang dan pelaporan
mengenai:
a. Pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran
b. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh pengusaha
kena pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak
SPT yang telah disampaikan wajib ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasa Wajib Pajak
yang dalam hal ini SPT ditandatangani oleh pengurus atau direksi, jika SPT tidak
ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak, maka harus dilampirkan Surat Kuasa Khusus.
Berdasarkan seluruh dokumen di atas, maka disusun dalam sebuah Laporan Keuangan
menjadi satu guna diisikan pada saat melakukan pengisian SPT.