Anda di halaman 1dari 6

1. Jelaskan perbedaan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak!

Jelaskan
perbedaan perhitungan denda atas SKPKB PPh Badan dan STP atas keterlambatan
pembayaran angsuran pajak!
Jawab:
SPT : Surat Pemberitahuan sebagai sarana pelaporan penghitungan dan
pembayaran pajak.
STP : Surat Tagihan Pajak untuk menagih pajak, bunga, dan denda.

Jika mendapat SKPKB dari Ditjen Pajak, maka biaya yang harus bayarkan tidak
lah hanya jumlah kekurangan bayar pajak sebagaimana tertera dalam surat
ketetapan yang diterbitkan. Melainkan harus membayar tambahan sanksi
administrasi atau denda berupa bunga yang besarannya tergantung kasus kurang
bayar pajak Anda. Berikut ragam besaran sanksi untuk wajib pajak yang mendapat
SKPKB:

- Tambahan bayar denda berupa bunga sebesar 2% dari nilai kekurangan pajak.
Bunga ini akan dihitung berkali lipat setiap bulan dengan pengenaan sanksi
maksimal terhitung 24 bulan sejak terutangnya pajak atau berakhirnya masa
pajak sampai diterbitkannya SKPKB. Denda sebesar 2% per bulan ini diberikan
kepada wajib pajak yang ketahuan terutang pajak, belum bayar pajak atau tidak
bayar pajak berdasarkan hasil pemeriksaan Ditjen Pajak atau keterangan pajak
lainnya. Serta bagi wajib pajak yang mendapat Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara jabatan.
- Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak penghasilan
yang tidak atau kurang bayar dalam satu tahun pajak.
- Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 100% dari pajak penghasilan
yang tidak atau kurang dipotong, dipungut, disetor, dan dipotong atau dipungut
tetapi tidak atau kurang disetor.
- Tambahan bayar denda berupa kenaikan sebesar 100% dari Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa, serta Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang tidak atau
kurang dibayar.
- Denda sebesar 50% dan 100% sebagaimana tertuang dalam poin 2, 3, dan 4
dikenakan kepada WP yang tidak menyampaikan surat pemberitahuan pajak
sesuai tenggat waktu yang ditentukan, PPN dan PPnBM yang tidak seharusnya
dikenai tarif 0%, serta WP yang tidak melakukan pembukuan atau belum
diperiksa kepatuhannya oleh DJP.

STP ini diterbitkan karena terlambat bayar pajak. Setiap keterlambatan bayar
pajak dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan/
2. Jelaskan apakah manfaat PBB dan BPHTB bagi daerah PBB dan BPHTB menjadi
bagian dari pajak daerah. Mengapa masih ada PBB yang dikelola oleh Pusat berikan
alasan mengapa? Berikan contoh 3 retribusi daerah!
Jawab:
a. manfaat PBB dan BPHTB bagi daerah
b. Memperluas objek pajak daerah dan retribusi daerah
c. Menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah (termasuk pengalihan
PBB Perdesaan dan Perkotaan dan BPHTB menjadi Pajak Daerah)
d. Memberikan diskresi penetapan tarif pajak kepada daerah
e. Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan
pada daerah

Pemerintah pusat akan mengalihkan semua kewenangan terkait pengelolaan


PBB-P2 kepada kabupaten/kota. Kewenangan tersebut antara lain: proses
pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan/penagihan dan
pelayanan. Subjek pajaknya sama, yaitu Orang atau Badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
(Pasal 4 Ayat 1 UU PBB sama dengan Pasal 78 ayat (1) dan (2) UU PDRD). Objek PBB
sesuai:

UU PBB : bumi dan/atau bangunan

UU PDRD : bumi dan/atau bangunan, kecuali kawasan yang digunakan untuk


kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan

Saat ini tarif PBB adalah tunggal, yaitu 0,5%. Ketika dikelola oleh pemda, maka
tarifnya paling tinggi 0,3% (sesuai dengan UU PDRD).

3. Jelaskan perbedaan pembukuan dan pencatatan! Jelaskan mengapa pencatatan


masih diperkenankan dalam ketententuan UU perpajakan dan apa kriteria wajib
pajak yang boleh melakukan pencatatan?
Jawab:
Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 29, pembukuan adalah suatu proses
pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta
jumlah perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.
Sedangkan mengacu pada undang-undang yang sama pada Pasal 28 ayat 9,
pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran
atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek
pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
wajib pajak orang pribadi dengan kriteria tertentu yang boleh menggunakan
pencatatan adalah wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan
bebas yang usahanya dikenai PPh final atau bukan objek pajak dengan omzet tidak
melebihi Rp4,8 miliar dalam setahun. Selain itu, yang diperbolehkan melakukan
pencatatan adalah Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas.
4. PT. Meyda belum menyelesaikan laporan keuangan perusahaan tahun 2015 sampai
dengan bulan April 2016, karena perubahan sistem akuntansi di Perusahaan.
Direncanakan sampai akhir April laporan keuangan tidak dapat diselesaikan.
Jelaskan apa yang harus dilakukan perusahaan dan konsekuensi atas langkah yang
dilakukan perusahaan tersebut.
Jawab :
dikarenakan belum menyelesaikan laporan keuangan sampai bulan April
maka PT Mayda belum bisa melaporkan SPT Badan .
Pentingnya Lampiran Laporan Keuangan pada SPT Tahunan:
a. Lampiran laporan keuangan juga digunakan oleh DJP untuk menilai apakah
SPT Tahunan yang disampaikan wajar atau tidak. Misalnya dengan
menghitung debt to equity ratio (DER) perusahaan, dan lain-lain.
b. SPT Tahunan PPh WP Badan dinyatakan tidak lengkap jika tidak disertai
dengan laporan keuangan. Hal ini merupakan amanat dari UU KUP.Ketentuan
lebih lanjut tentang pelampiran laporan keuangan ini tercantum dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2014 tentang
Perubahan Kedua atas Perdirjen-pajak No.PER-34/PJ/2010 tentang Bentuk
Formulir SPT Tahunan PPh WP OP dan WP Badan Beserta Petunjuk
Pengisiannya.
c. Sedemikian pentingnya lampiran laporan keuangan bagi kepentingan
perpajakan, maka setiap WP perlu mengetahui karakteristik kualitatif
laporan keuangan. Karakter inilah yang membuat informasi pada laporan
keuangan menjadi berguna bagi pemakainya.

5. Wajib pajak berhak untuk melakukan pembetulan SPT. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan pembetulan? Jelaskan konsekuensi bagi perusahaan jika hasil pembetulan
menyebabkan pajak yang telah dilaporkan lebih tinggi?
Jawab:
Pembetulan SPT adalah cara yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak yang
telah melaporkan kewajiban SPT-nya namun belum sepenuhnya benar, lengkap
atau jelas.konsekuensinya Kantor Pajak akan melakukan serangkaian proses yang
dalam istilah umum disebut dengan Pemeriksaan. Jumlah Lebih Bayar pada SPT
Tahunan PPh juga tidak dapat dialihkan/kompensasi untuk pembayaran tahun
berikutnya.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan penghitungan PPh dan hal lain
yang tertulis pada SPT Tahunan PPh, telah sesuai dengan kondisi riil yang ada dan
sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam proses tersebut akan ada pemanggilan
Wajib Pajak untuk dimintai keterangan, baik keterangan secara lisan ataupun
tertulis serta dokumen pendukungnya
Kesimpulan singkatnya adalah jika kita tidak siap untuk menghadapi proses
pemeriksaan (misalnya tidak punya banyak waktu untuk mengikuti prosesnya
ataupun tidak siap untuk menunjukan dokumen) maka akan lebih baik menghindari
status SPT Tahunan PPh Lebih Bayar. Jadi pada saat pelaporan, SPT sudah tidak
menunjukan status Lebih Bayar.

6. Jelaskan persyaratan apa yang harus dipenuhi ketika WP melakukan banding? Jelaskan
pertimbangan WP dalam mengajukan banding jika dikaitkan dengan denda yang harus
dibayar jika dalam banding tersebut kalah?

Jawab :

Syarat-Syarat Pengajuan Surat Banding Pajak

Surat banding juga harus dilampiri surat keputusan keberatan tersebut. Banding hanya
bisa diajukan jika besarnya jumlah pajak terutang yang dimaksud sudah dibayar 50%.
Lampirkan Surat Setoran Pajak (SSP) atau Pemindah Bukuan (Pbk). Sebagian besar
Wajib Pajak melakukan proses keberatan karena Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang
dianggap tidak adil. Dan surat ketetapan pajak itu biasanya diterbitkan sebagai produk
dari pemeriksaan pajak
KASUS

Diminta:

a. Identifikasikan kewajiban pajak Jokode? Jawab : pajak penghasilan umkm,pajak


properti,pajak pengalihan hak atas tanah dan bangunan,pajak kost kost an

b. Berikan pendapat Anda tentang pelanggaran pajak dan tindakan tidak etis yang
dilakukan

oleh Jokode dan berikan referensi pasal dan potensi sanksi yang harus diterima atas

pelanggaran tersebut! (8)

Jawab : jokode tau bahwa nilai penjualan yang dicantumkan dalm spt tersebut lebih
kecil dari omset.sanksinya:

3.dan Apakah konsultan pajak yang menyelesaikan administrasi pajak Jokode dapat juga

dikenakan sanksi? (2)

Jawab: keduanya salah karn konsultan yang melaporkan dan jokode jua salah karna ia
mengetahui permasalahan tersebut taoi dibiarkan saja

d. Berikan saran apa yang seharusnya dilakukan oleh Jokode? (4)

Jawab:

Pengampunan Pajak merupakan penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak


dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan. Jadi
seharusnya jokode melaporkan seluruh harta kekayaan nya.

e. Berikan pandangan Anda atas tax amnesty yang dilakukan oleh WP yang memilki
perilaku

seperti Jokode? (3)

Jawab:

apa akibatnya jika wajib pajak tidak jujur dalam melaporkan harta kekayaannnya yaitu,
Sisa harta tersebut kemudian akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) pribadi maksimal
30%. Tidak hanya itu, sanksi juga ditambah dengan membayar denda sebesar 200% dari
total pajak terutang

Anda mungkin juga menyukai