Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Gusti Ayu Made Novi Ariskayanti

NIM : 1902022310

Kelas : 5B Akuntansi Pagi

Mata Kuliah : Perpajakan I

Tugas Kasus Pajak I

Soal I

Pada tanggal 3 Juli 2019, Bang Toyib menyampaikan SPT Tahunan tahun pajak 2018,
dengan dilampiri SSP tertanggal 2 Juli 2019. Dalam SPT Tahunan, Bang Toyib membuat
perhitungan sebagai berikut:

PPh Terutang Rp. 40.000.000,-

Kredit Pajak (PPh 25) Rp. 15.000.000,-

PPh Kurang Bayar (PPh 29) Rp. 25.000.000,-

Pada bulan Agustus 2019, Bang Toyib menerima selembar Surat Tagihan Pajak dengan total
tagihan sebesar Rp. 2.100.000,- Melalui telepon, Bang Toyib menanyakan mengapa ia bisa
diterbitkan Surat Tagihan Pajak oleh kantor pajak.

1. Sampaikan jawaban Saudara mengenai dasar hukum diterbitkannya Surat Tagihan Pajak!
Jelaskan juga mengenai jenis sanksi yang tertuang dalam Surat Tagihan Pajak tersebut
beserta cara penghitungannya!
2. Upaya hukum apakah yang dapat ditempuh Bang Toyib seandainya ia ingin agar sanksi
administrasi yang tertuang dalam Surat Tagihan Pajak dapat dikurangkan atau
dihapuskan mengingat keterlambatan tersebut terjadi semata-mata karena ia kurang
paham mengenai kewajibannya.

Jawaban :

1. Berdasarkan pada Pasal 1 Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2007, Surat Tagihan Pajak
(STP) merupakan surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa
bunga atau denda dan berfungsi sebagai koreksi pajak terutang, sarana mengenakan
sanksi kepada Wajib Pajak, serta sarana menagih pajak. Surat Tagihan Pajak ini
memiliki kekuatan hukum yang sama dengan Surat Ketetapan Pajak.
Dasar Hukum diterbitkannya STP berdasarkan ketentuan dalam Pasal 14 Ayat 1 Undang
- Undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :
 Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak dibayar atau kurang bayar.
 Terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung.
 Adanya pengenaan sanksi administrasi berupa denda atau bunga.
 Pengusaha yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) tidak membuat
faktur pajak.
 Pengusaha yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) membuat faktur
pajak tidak tepat waktu.
 Pengusaha yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang tidak
mengisi faktur pajak secara lengkap.
 PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur.
 PKP yang gagal produksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan.

Jenis sanksi yang tertuang dalam Surat Tagihan Pajak

Seperti pembahasan yang sebelumnya, STP adalah surat penagihan pajak atau sanksi
administrasi berupa denda atau bunga. Sanksi atau denda administrasi atas terbitnya STP
adalah sebagai berikut :

 Keterlambatan SPT Tahunan PPh badan dikenakan denda sebesar Rp1.000.000


 Keterlambatan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Rp100.000
 Keterlambatan SPT Masa PPN dikenakan denda Rp500.000
 Keterlambatan SPT Masa lainnya dikenakan denda Rp100.000

Selain sanksi denda, ada juga sanksi bunga dengan ketentuan sebagai berikut :

o Pembetulan sendiri SPT Tahunan : 2% per-bulan atas jumlah pajak yang kurang
bayar atau disetor dihitung sejak berakhirnya penyampaian SPT sampai dengan
tanggal pembayaran.
 Pembetulan sendiri SPT Masa : 2% per-bulan atas jumlah pajak yang kurang bayar
atau setor dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran.
 Sanksi 2% per-bulan juga dikenakan bagi WP yang tidak atau terlambat
menyampaikan pajak yang telah jatuh tempo.
 Bagi PKP yang terlambat atau tidak menerbitkan faktur pajak, tidak mengisi faktur
secara lengkap, atau melaporkan faktur tidak sesuai dengan masa penerbitan maka
sanksi yang diberikan 2% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
 Bagi PKP yang gagal produksi dan telah diberikan pengembalian pajak masukan
dikenakan bunga 2% perbulan dari pajak yang ditagih kembali.

Untuk Kasus Bang Toyib diatas, karena beliau telat membayar SPT tahunannya yang
seharusnya terakhir 31 Maret dan beliau baru melaporkan SPT pada bulan Juli dan
termasuk WP Pribadi, maka beliau dikenakan denda atau sanksi administrasi Rp.
100.000,- Selain dikenakan sanksi, dikenakan juga sanksi bunga dimana 2% dari total
pajak kurang bayar dan dikalikan dengan jumlah bulan sebelum dikeluarkannya STP
(Surat Tagihan Pajak).

Sanksi Bunga

Pajak Kurang Bayar x 2% x Jumlah Bulan

= Rp. 25.000.000 x 2% x 4 bulan (dihitung mulai bulan April sampai dengan bulan Juli)

= Rp. 2.000.000

Sanksi Administrasi

= Rp. 100.000

Jadi total tagihan = Rp. 2.100.000

2. Upaya yang dapat dilakukan oleh Bang Toyib yaitu mengajukan permohonan ke kantor
DJP. Dapat mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi atas sanksi administrasi yang ada dalam surat ketetapan pajak (SKP) atau
surat tagihan pajak (STP).
 Permohonan pengurangan sanksi administrasi diajukan, apabila perhitungan
besarnya sanksi dalam SKP/STP tidak benar.
 Permohonan penghapusan sanksi administrasi diajukan, apabila sanksi adminisrasi
dimaksud tidak seharusnya dikenakan.

Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut
dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.
Syarat Permohonan :

1) 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak,
kecuali permohonan tersebut diajukan untuk Surat Tagihan Pajak disebabkan
adanya pajak yang kurang dibayar berdasarkan ketetapan pajak, sepanjang terkait
dengan surat ketetapan pajak yang sama maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan
untuk lebih dari satu Surat Tagihan Pajak.
2) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
3) Mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut Wajib Pajak dengan disertai
alasan.
4) Permohonan harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar.
5) Surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dalam hal surat
permohonan ditandatangani bukan oleh Wajib Pajak, surat permohonan tersebut
harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Ketentuan Permohonan :

1) Atas surat ketetapan pajak atau surat tagihan pajak yang diajukan permohonan,
tidak diajukan upaya hukum lain, seperti keberatan, permohonan pengurangan
atau pembatalan SKP/STP.
2) Permohonan dapat diajukan oleh Wajib Pajak paling banyak 2 (dua) kali.
3) Permohonan yang kedua harus diajukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
surat keputusan Direktur Jenderal Pajak atas permohonan yang pertama dikirim,
kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan Wajib Pajak.
4) Permohonan yang kedua tetap diajukan terhadap surat ketetapan pajak atau Surat
Tagihan Pajak yang telah diterbitkan surat keputusan Direktur Jenderal Pajak.

Jangka Waktu Penyelesaian Permohonan :

Permohonan akan diproses paling lama 6 (enam) bulan sejak permohonan diterima
lengkap.
Soal II

Bulan Oktober 2019, Bang Toyib menghubungi Saudara dan menyampaikan bahwa terdapat
kekeliruan pada SPT Tahunan tahun pajak 2018. PPh terhutang yang seharusnya adalah Rp.
50.000.000,-. Bang Toyib meminta saran Saudara, mengenai apa yang harus ia lakukan.

1. Jelaskan pendapat Saudara mengenai hak apa yang dapat dilakukan oleh Bang Toyib
untuk memperbaiki kesalahannya pada SPT Tahunan 2018!
2. Uraikan juga jenis sanksi administrasi yang dapat dikenakan terkait dengan pelaksanaan
hak tersebut, beserta perhitungannya, bila Bang Toyib melunasi kekurangannya pada
tanggal 5 Oktober 2019.

Jawaban :

1. Menurut pendapat saya, hak yang dapat dilakukan oleh Bang Toyib untuk memperbaiki
kesalahannya pada SPT Tahunan 2018 yaitu dapat melakukan pembetulan SPT dengan
catatan belum dilakukannya pemeriksaan dan dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak dari
pihak DJP. Dan apabila Bang Toyib sudah dilakukan pemeriksaan oleh pihak DJP, maka
Bang Toyib dapat melakukan pengungkapan ketidakbenaran, namun sanksinya menjadi
50% atas kurang bayar bahkan dapat dilakukannya penyidikan atas bukti – bukti yang
kuat sehingga sanksi yang didapatkan juga akan tinggi. Untuk menghadapi hal seperti
itu, sebelum dilakukannya pemeriksaan sebaiknya Bang Toyib mengakui atas
kesalahannya agar mendapatkan sanksi yang lebih ringan.
2. Apabila Bang Toyib melakukan pembetulan SPT dan menyebabkan kurang bayar, maka
atas kurang bayar tersebut Bang Toyib dikenakan sanksi 2% perbulannya dari SPT yang
harusnya dilapor sampai Bulan Pembetulan SPT tersebut, Bang Toyib memiliki SPT
kurang bayar sebesar Rp. 10.000.000. Jadi Perhitungan sanksinya :
2% x 7 x Rp.10.000.000 = 1.400.000
Jumlah bulan dihitung sejak (31 Maret – 5 Oktober)
Jadi PPh terutang yang harus dibayarkan oleh Bang Toyib adalah :
= Rp. 50.000.000 + Rp.1.400.000
= Rp. 51.400.000

Anda mungkin juga menyukai