Anda di halaman 1dari 4

1. A Status Wajib Pajak Mr.

Alex
Berdasarkan kasus Mr. Alex, maka status wajib pak Mr. Alex menjadi Subjek Pajak Luar
Negeri (SPLN) karena telah 1 tahun berada di Indonesia dan sudah berniat untuk tinggal
di Indonesia dalam waktu yang lama sehingga akan dikenakan PPH 21 berdasarkan
peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor Per-43/PJ/2011 tentang Subjek Pajak Dalam
Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri
B. Kewajiban dan hak perpajakan Mr. Alex
Berdasarkan status Mr. Alex yang sudah menjadi Subjek Pajak Luar Negeri (SPLN)
sehingga memiliki kewajiban dan hak sebagai berikut:
 Melakukan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Wajib Menghitung besaran pajak yang terhutang sesuai PPH 21
 Membayar Pajak
 Menyetorkan SPT Pajak Tahunan

2. Sistem Tarif Pajak


1. Dasar penerapan tarif pajak pada transaksi ini adalah Pasal 17 ayat (1) huruf a UU
PPH yaitu sebesar penghasilan neto setahun dikurangi dengan PTKP yang mengatur
tentang pegawai tetap menerima gaji bulanan
2. Dasar penerapan tarif pajak pada transaksi ini adalah Pasal 17 ayat (1) hruf a UU PPH
yaitu jumlah penghasilan bruto kumulatif yang diterima dengan memperhitungkan
penghasilan yang telah diterima sebelumnya
3. Penghasilan yang diterima dokter baik dari pekerjaan bebas sebagai tenaga ahli atau
pegawai tetap di rumah sakit atau klinik kesehatan, maupun laba usaha dari membuka
praktik sendiri dikenakan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh setelah terlebih
dahulu dikurangi dengan PTKP setahun.
4. Penghasilan dari usaha apotek, jika memenuhi kriteria Peraturan Pemerintah Nomor
46 Tahun 2013, yang memiliki omzet usaha selama satu tahun di bawah Rp 4,8 miliar
dihitung menggunakan tarif Pajak Penghasilan Final 1 persen dari Peredaran Bruto
Usaha.
5. Dividen yang diterima/diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri dikenai PPh
sebesar 10% dan bersifat final berdasarkan Pasal 4 ayat 2
6. Sewa bangunan atau sewa gedung kantor dikenakan dua jenis pajak, yakni PPh pasal
4 ayat 2 dan PPN
7. Wajib pajak PPh Pasal 21 kategori peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh
penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan dengan
penerapan tarif 5%
8. Tarif PPH yang digunakan 0% atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
kepada pemerintah, badan usaha milik negara yang mendapat penugasan khusus dari
Pemerintah, atau badan usaha milik daerah yang mendapat penugasan khusus dari
kepala daerah, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
9. Dasar hukum atas transaksi hadiah yang didapatkannya adalah PPh Pasal 4 ayat 2
dengan tarif pajak sebesar 25%
10.  tarif yang akan dikenakan atas pajak royalti menggunakan PPh 23 yaitu sebesar 15%

3. A. PPH Pasal 21 Hamilton tiap bulan


Gaji Sebulan 15.000.000
Penghasilan Bruto sebulan 15.000.000
Pengurang:
Biaya Jabatan 500.000
Penghasilan Neto sebulan 14.500.000
Penghasilan Neto setahun 174.000.000
PTKP (K/3)
- WP sendiri 54.000.000
- Menikah 4.500.000
- 3 orang anak 13.500.000
72.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun 102.000.000
PPH Pasal 21 terutang
5% x 50.000.000 2.500.000
15% x 52.000.000 7.800.000
10.300.000
PPH Pasal 21 sebulan = 10.300.000/12 = 853.333

B. Terutang atas bonus


PPH atas gaji dan bonus
Gaji setahun 180.000.000
Bonus 20.000.000
Penghasilan Bruto Setahun 200.000.000
Pengurang:
Biaya Jabatan 6.000.000
Penghasilan Neto Setahun 194.000.000

PTKP (K/3)
- WP sendiri 54.000.000
- Menikah 4.500.000
- 3 orang anak 13.500.000
72.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun 122.000.000
PPH Pasal 21 atas gaji dan bonus : 5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 72.000.000 = 10.800.000
= 13.300.000
PPH Pasal 21 atas bonus : 13.300.000-10.300.000 = 3.000.000

C. terutang saat Hamilton berhenti bekerja


Gaji (Januari-Mei 2020) 75.000.000
Bonus 20.000.000
Jumlah Penghasilan 5 bulan 95.000.000
Pengurang:
Biaya Jabatan 2.500.000
Penghasilan Neto 5 bulan 92.500.000
Jumlah Penghasilan Neto disethunkan
12/5 x 92.500.000 222.000.000
PTKP (K/3)
- WP sendiri 54.000.000
- Menikah 4.500.000
- 3 orang anak 13.500.000
72.000.000
Penghasilan kena pajak 150.000.000
PPH Pasal 21 atas gaji setahun dan bonus:
- 5% x 50.000.000 2.500.000
- 15% x 100.000.000 15.000.000
17.500.000
PPH Pasal 21 terutang selama 5 bulan : 5/12 x 17.500.000 = 7.291.667
PPH Pasa 21 telah dipotong sampai bulan April atas gaji dan bonus :
(4 x 858.333) + 3.0000.000 6.433.332
PPH 21 terutang dan harus dipotong sampai bulan Mei 2020 858.335
4. PPH Pasal 26 yang harus dipotong PT. Bangun Karya
1. 20% x 1.500 US Dollar x 14.500 = 4.350.000 (PPH pasal 26 untuk penghasilan yang
bersumber dari modal dalam bentuk imbalan pekerjaan)
2. 20% x 350.000.000 = 70.000.000 (PPH pasal 26 untuk penghasilan yang bersumber
dari modal dalam bentuk hadiah dan penghargaan)
3. 20% x 5.500.000.000 = 1.100.000.000 (PPH pasal 26 untuk penghasilan dari
penjualan harta di Indonesia)
4. 20% x 50% x 1.000.000.000 = 100.000.000 ( PPH Pasal 26 untuk premi yang dibayar
kepada asuransi diluar negeri)
5. 20% x 1.000.000.000 =200.000.000 (PPH pasal 26 untuk penghasilan yang bersumber
dari modal dalam bentuk deviden)
6. 20% x 9.500.000 = 1.900.000 (PPH pasal 26 untuk penghasilan yang bersumber dari
modal dalam bentuk imbalan kegiatan yaitu pameran lukisan)

Anda mungkin juga menyukai