Anda di halaman 1dari 57

Pengantar Perpajakan

Oleh:
- Dian Fadilla Ammar / 08
- Dwi Ari Ambarwati / 09
- Etdwin Wibisono / 10
- Evi Permatasari / 11
- Fortiningsih /12
- Halizah Humairo / 13
Perhitungan
PPh Orang
Pribadi

Pegawai
Review!
– Dasar hukum perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan ini terdapat pada
UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 21 (PPh Pasal 21) dan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak No. PER-16/PJ/2016 yang mengatur tarif terbaru Penghasilan Tidak Kena
Pajak 2016 (PTKP terbaru).
– Komponen-Komponen perhitungan PPh Pasal 21
Gaji Pokok
Penghasilan Rutin
Tunjangan

Bonus
Penghasilan Tdk Rutin THR
Penghasilan Upah Lembur
Bruto PPh
21 JKK
Iuran BPJS/Premi Asuransi yang dibayar perusahaan JK

J. Kes
Tunjangan PPh 21 (yang dibayarkan perusahaan, jika ada)

Tunjangan BPJS (yang dibayarkan perusahaan, jika ada)


Pengurang Penghasilan Bruto PPh 21
Biaya Jabatan (5% dari PB atau paling tinggi Rp500.000/bl atau Rp6.000.000/th)

Biaya Pensiun (5% dari PB atau paling tinggi Rp200.000/bl atau Rp2.400.000/th)

Iuran BPJS yang dibayar karyawan

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Deskripsi Tarif PTKP Ket.


Wajib Pajak Rp54.000.000,- WP OP
+WP Menikah Rp4.500.000,- Punya Istri
+Tanggungan Rp4.500.000,- Maksimal 3
+Pasangan Rp54.000.000,- Penghasilan digabung
Tarif PPh 21
– Tarif PPh 21 merupakan tarif pajak yang dikenakan kepada wajib pajak orang pribadi dengan
jumlah penghasilan tertentu.

Penghasilan Tarif
sampai dengan 50.000.000,- 5%
di atas Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 250.000.000,- 15%
di atas Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000,- 25%
di atas Rp 500.000.000,- 30%

Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, dikenai tarif


20% lebih tinggi dari mereka yang memiliki NPWP.
METODE PERHITUNGAN
GAJI KARYAWAN
Metode Gross-
Metode Gross Metode Net
Up
Gaji Kotor Gaji Bersih Gaji Bersih
Tanpa dengan dengan Pajak
Tunjangan Tunjangan Ditanggung
Pajak Pajak Perusahaan
Metode Gross (Gaji Kotor
Tanpa Tunjangan Pajak)
Metode gross ini diterapkan bagi pegawai atau penerima penghasilan yang
menanggung PPh Pasal 21 terutangnya sendiri. Ini berarti gaji bruto atau kotor
pegawai tersebut belum dipotong PPh Pasal 21.
– Misalnya Ardi, seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji sebulan sebesar Rp
10.000.000,-, maka:

Gaji pokok : Rp 10.000.000,-


PPh 21 (yang ditanggung sendiri) : Rp 220.883,-
Gaji bersih (take home pay) : Rp 9.779.167,-
Metode Gross-Up (Gaji Bersih
dengan Tunjangan Pajak)
– Metode gross-up ini diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang
diberikan tunjangan pajak (gajinya dinaikkan terlebih dahulu) sebesar pajak yang
dipotong.
– Misalnya Ardi, seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji sebulan sebesar Rp
10.000.000,-, maka:

Gaji pokok : Rp 10.000.000,-


Tunjangan pajak (dari perusahaan) : Rp 259.796,-
Total gaji bruto : 10.259.796,-
Nilai PPh 21 (yang dibayarkan perusahaan) : Rp 259.796,-
Gaji bersih (take home pay) : Rp 10.000.000,-
Metode Net (Gaji Bersih dengan
Pajak Ditanggung Perusahaan)
– Metode net ini diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan
yang mendapatkan gaji bersih dengan pajak yang ditanggung
perusahaan.
– Misalnya jika Ardi, seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji sebulan
sebesar Rp 10.000.000,-, maka:

Gaji pokok : Rp 10.000.000,-


Total gaji bruto : Rp 10.000.000,-
Pajak yang ditanggung perusahaan : Rp 220.883,-
Nilai PPh 21 (yang dibayarkan perusahaan) : Rp 220.883,-
Gaji bersih (take home pay) : Rp 10.000.000,-
Contoh Soal

Retto pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT. Jaya Abadi
dengan memperoleh gaji sebulan Rp5.750.000,00 dan membayar
iuran pensiun sebesar Rp200.000,00. Retto menikah tetapi belum
mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan Retto dari PT Jaya
Abadi hanya dari gaji.
Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Januari adalah sebagai berikut:
Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap

Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap Untuk Tahun Pajak 2018 antara lain sebagai be

Ahmad Zakaria pada tahun 2018 bekerja pada perusahaan PT Zamrud Abadi dengan memperoleh
gaji sebulan Rp 10.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00.
Ahmad Zakaria menikah tetapi belum mempunyai anak.
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Gaji Sebulan 10.000.000
Pengurangan :

Biaya Jabatan 500.000

Iuran Pensiun 100.000

Jumlah Pengurangan 600.000


Penghasilan Neto Sebulan 9.400.000
(10.000.000 – 600.000)

Penghasilan Neto Setahun 112.800.000


PTKP Setahun :

WP Sendiri 54.000.000

Status Kawin 4.500.000

Jumlah PTKP Setahun 58.500.000


Penghasilan Kena Pajak Setahun 54.300.000
(112.800.000 – 58.500.000)
PPh Pasal 21 Terutang :

5 % x 50.000.000 = 2.500.000
15 % x 4.300.000 = 645.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun 3.145.000
PPh Pasal 21 sebulan 262.083
(3.145.000 : 12)
Contoh 2

Bambang Yuliawan pegawai pada Tahun 2018 di perusahaan PT. Yasa Buana,
menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp 10.000.000,00.
PT Yasa Buana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-
masing 0,50% dan 0,30% dari gaji.
PT Yasa Buana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar
3,70% dari gaji sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran Jaminan Hari
Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan.
Disamping itu PT Yasa Buana juga mengikuti program pensiun untuk
pegawainya.
PT Yasa Buana membayar iuran pensiun untuk Bambang Yuliawan ke dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan
sebesar Rp 100.000,00, sedangkan Bambang Yuliawan membayar iuran pensiun
sebesar Rp 50.000,00
Gaji Sebulan 10.000.000

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 50.000


(0.50 % x 10.000.000)
Premi Jaminan Kematian Kerja 30.000
(0.30 % x 10.000.000)
Jumlah Penghasilan Bruto Sebulan 10.080.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan 500.000


(5 % x 10.080.000, maksimal
500.000)
Iuran Pensiun 50.000

Iuran Jaminan Hari Tua 200.000


(2 % x 10.000.000)
Jumlah Pengurangan 750.000
Penghasilan Neto Sebulan 9.330.000
(10.080.000 – 750.000)
Penghasilan Neto Setahun 111.960.000
(9.330.000 x 12)
PTKP Setahun :

WP Sendiri 54.000.000

Status Kawin 4.500.000

Jumlah PTKP Setahun 58.500.000


Penghasilan Kena Pajak Setahun 53.460.000
(111.960.000 – 58.500.000)
PPh Pasal 21 Terutang :

5% x 50.000.000 = 2.500.000
15 % x 3.460.000 = 519.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun 3.019.000
PPh Pasal 21 sebulan 251.583
(3.019.000 : 12)
Perhitungan
PPh Pasal 21
atas Orang
Pribadi yang
Memperoleh
Penghasilan
dari Dua
Tempat
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Orang
Pribadi yang Memperoleh Penghasilan dari
Dua Tempat
WP Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dengan pembukuan atau norma,
penghasilan lebih dari satu pemberi kerja, pengasilan lain dan penghasilan final (SPT 1770)
1. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA
EFEK ( PP No. 41 TAHUN 1994 jo PP No. 14 TAHUN 1997)

2. PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN


( PP No. 132 TAHUN 2000)
PENGHASILAN
TERTENTU YANG 3. PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN (PP No. 48 TAHUN 1994 jo PP No.79 TAHUN 1999)
PENGENAAN
PAJAKNYA 4. PENGHASILAN DARI BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA
TELAH DIATUR DGN DISKONTO SBI ( PP No. 131 TAHUN 2000 jo KMK No.51/KMK.04/2001)
PERATURAN
PEMERINTAH (PP) 5. PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
( PP No. 29 TAHUN 1996 Jo. PP No. 5 Tahun 2002 )

6. PENGHASILAN BERUPA OBLIGASI YG DIPERDAGANGKAN DI


BURSA EFEK ( PP No. 139 TAHUN 2000 jo PP No. 6 Tahun 2002 Jo.
KMK No.121/KMK.03/2002)

7. PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI DAN JASA


KONSULTAN ( PP No. 51 TAHUN 2008)
PENGHASILAN

USAHA / DIKENAKAN
1 PEKERJAAN BEBAS 5 PPh FINAL

DIKENAKAN
2 PEKERJAAN PAJAK
6
TERSENDIRI

PENGHASILAN
3 DALAM NEGERI BUKAN
7 OBJEK
LAINNYA

PENGHASILAN
4 LUAR NEGERI
SUMBER PENGHASILAN

KELOMPOK

USAHA & LAIN-


PEKERJAAN KEGIATAN MODAL LAIN

HUBUNGAN KERJA HARTA GERAK

PEKERJAAN BEBAS HARTA TAK GERAK

Contoh:
Pengacara,
Akuntan, Dokter,
Arsitek, Konsultan,
Notaris
WP – USAHA / PEKERJAAN BEBAS

OMSET SETAHUN
DAGANG
< 4,8 milyar ≥ 4,8 milyar

USAHA INDUSTRI

Boleh Wajib
JASA menggunaka menyelenggar
n Norma akan
Penghitunga pembukuan
Pengacara
n (akuntansi)
Arsitek
Penghasilan
Dokter
Neto (%)
PEKERJAAN Akuntan
BEBAS Konsultan
Notaris
Aktuaris
Penilai
berdasarkan Pasal 9 Ayat (1) UU PPh
“Pada prinsipnya biaya yang boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto adalah biaya yang mempunyai
hubungan langsung dan tidak langsung dengan usaha
atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak
yang pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun
pengeluaran atau selama masa manfaat dari pengeluaran
tersebut.”

Berikut biaya-biaya yang tidak diakui menurut ketentuan


perpajakan berdasarkan Pasal 9 UU No.: 36 Tahun 2008 tentang
PPh sbb.:
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan:

1. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun

2. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan


pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota

3. pembentukan atau pemupukan dana cadangan

4. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi


dwiguna, dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang
pribadi.
5. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan

6. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan
7. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (3) huruf a dan huruf b

8. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan


komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham

9. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang
berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.

8. Pajak Penghasilan

 Pajak-pajak selain PPh, dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto,


sepanjang digunakan untuk 3M Penghasilan objek pajak tidak final.
Misalnya PBB, BM, Pajak Hotel, dan Pajak Restoran, dapat dibebankan
sebagai biaya.

dahusna.wordpress.com
BIAYA BOLEH DIKURANGKAN BAGI WP DN & BUT
(Ps. 6 Ayat (1) UU PPh

B
a. Terkait dg kegiatan usaha baik I b. Penyusutan dan amortisasi sdd
secara langsung/tidak langsung A Ps. 11 & 11A UU PPh

Y
c. Iuran kepada Dana Pensiun yg
A d. Kerugian krn penjualan/ biaya untuk
pendiriaannya disahkan MenKeu pengalihan harta yg dimiliki mendapatka
n, menagih,
dan digunakan/dimiliki untuk
dan
3 3M Ph
e. Kerugian selisih kurs mata memelihara
uang asing M penghasilan
f. Biaya litbang perusahaan (3M) selama
satu tahun
g. Biaya beasiswa, magang, Ph yg dilakukan di Ind pajak
dan pelatihan
h. Piutang yg nyata-nyata tidak
N
i. Sumbangan dlm rangka dapat ditagih dgn syarat ttt
penanggulangan bencana O
nasional N
j. Sumbangan dlm rangka
penelitian dan pengembangan
k. Biaya pembangunan F yang dilakukan di Ind
infrastruktur sosial I
N
m. Sumbangan dlm rangka l. Sumbangan fasilitas
pembinaan olah raga A pendidikan
L
a. Biaya yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dgn kegiatan usaha
antara lain:

1. biaya pembelian bahan;

2. biaya berkenaan dgn pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,


honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang;

3. bunga, sewa, dan royalti;

4. biaya perjalanan;

5. biaya pengolahan limbah;

6. premi asuransi;

7. biaya promosi dan penjualan yg diatur dgn atau berdasarkan PMK


(PMK No. 02/PMK.03/2010) tgl 08-01-2010 mb-s 01-01-2009);

8. biaya administrasi; dan

9. Pajak tertentu (bukan Pajak Penghasilan).


Bagaimana perhitungan PPh Pasal 21 nya jika Wajib Pajak Orang Pribadi berkerja di
2 (dua) perusahaan?
Sebagai contoh: Tuan Andre adalah seorang manager yang bekerja di PT A dan juga
bekerja sebagai komisaris di PT B yang merupakan anak perusahaan PT A. Dengan
contoh tersebut bagaimana penghitungan PPh Pasal 21-nya?
– Sistem pemotongan PPh 21 yang dikenal di Indonesia bersifat desentralisasi dan merupakan
kewajiban dari setiap pemberi kerja sebagai pemotong pajak. Jika Tuan Andre adalah seorang
manager yang bekerja di PT A dan juga bekerja sebagai komisaris di PT B yang merupakan
anak perusahaan PT A, maka kewajiban pemotong dilakukan secara terpisah.
– PT A akan memotong PPh 21 dengan status Tuan Andre sebagai pegawai tetap.
– PT B akan memotong PPh 21 dengan status Tuan Andre sebagai pegawai tetap atau anggota
komisaris yang tidak merangkap pegawai tetap (tergantung status yang bersangkutan).
– Teknis penyetoran pajak, pelaporan SPT Masa PPh 21/26 dilakukan oleh masing-masing
pemberi kerja, artinya kewajiban tersebut tidak melekat pada 1 (satu) pihak saja, tapi kedua
pemberi kerja yang bersangkutan. Sedangkan atas penghasilan dari PT A dan PT B, Tuan Andre
harus melaporkan penghasilan tersebut di SPT Tahunan Orang Pribadi.
Untuk memperjelas pembahasan diatas, berikut contoh perhitungannya:

Kasus pertama
Pada tahun 2017, Tuan Andre memiliki penghasilan dari dua pemberi kerja
dengan asumsi Tuan Andre bekerja di PT B sebagai komisaris yang merangkap
pegawai tetap, maka masing-masing tempat kerjanya memotong PPh Pasal 21 dan
Tuan Andre memiliki dua bukti potong 1721 A1. Contoh ringkasan dua bukti
potong 1721 A1 adalah sebagai berikut:

Deskripsi PT A PT B
Penghasilan Neto 85.000.000 71.000.000
PTKP (TK/0) 54.000.000 54.000.000
PKP 31.000.000 17.000.000
PPh 21 Terutang 1.550.000 850.000
PPh 21 Dipotong 1.550.000 850.000

Dari contoh di atas, Tuan Andre dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp1.550.000,- oleh
PT A dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp850.000,- oleh PT B.
Dengan demikian, PPh terutang selama setahun dan perhitungan kurang (lebih) bayarnya yang akan diisi dalam
formulir 1770 S adalah sebagai berikut :
No. Deskripsi Jumlah
1 Penghasilan Neto 156.000.000
2 PTKP (TK/0) 54.000.000
3 PKP 102.000.000
4 PPh Terutang 5.845.000
5 Kredit Pajak : PPh 21 5.845.000
6 PPh Kurang Bayar 3.445.000

Keterangan:
– Jumlah penghasilan neto adalah jumlah penghasilan neto dari PT A dan PT B.
– PTKP sebesar Rp24.300.000,- sesuai dengan keadaan sebenarnya (TK/0).
– PPh terutang adalah sebesar Penghasilan Kena Pajak dikalikan tarif Pasal 17.
– PPh Pasal 21 yang dipotong adalah jumlah PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh PT A dan PT B.
– Dari perhitungan diatas terdapat PPh yang kurang bayar sebesar Rp3.445.000,-, kekurangan ini biasa disebut PPh
Pasal 29. Tuan Andre harus menyetorkan kekurangan ini paling lambat akhir bulan Maret 2014 dengan
menggunakan SSP di bank-bank yang menerima pembayaran pajak atau di kantor pos.

Adapun pengisian SPT 1770 S untuk Tuan Andre berdasarkan data-data di atas adalah sebagai berikut :
Gambar 2
Pengisian SPT
Induk
Kasus Kedua
Pada tahun 2013, Tuan Andre memiliki penghasilan dari dua pemberi kerja dengan
asumsi Tuan Andre bekerja di PT B sebagai komisaris yang tidak merangkap pegawai
tetap, maka masing-masing tempat kerjanya memotong PPh Pasal 21 dan Tuan Andre
memiliki dua bukti potong 1721 A1. Contoh ringkasan dua bukti potong 1721 A1
adalah sebagai berikut:

Deskripsi PT A PT B
Penghasilan Neto 85.000.000 71.000.000
PTKP (TK/0) 54.000.000 -
PKP 31.000.000 71.000.000
PPh 21 Terutang 1.550.000 3.550.000
PPh 21 Dipotong 1.550.000 3.550.000
Dari contoh diatas Tuan Andre dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp1.550.000,- oleh PT A
dan dipotong PPh Pasal 21 sebesar Rp2.065.000,- oleh PT B. Dengan demikian, PPh
terutang selama setahun dan perhitungan kurang (lebih) bayarnya yang akan kita
isikan dalam formulir 1770 S adalah sebagai berikut :
No. Deskripsi Jumlah
1Penghasilan Neto 156.000.000
2PTKP (TK/0) 54.000.000
3PKP 102.000.000
4PPh Terutang 5.845.000
5Kredit Pajak : PPh 21 5.100.000
6PPh Kurang Bayar 745.000
Keterangan:
– Jumlah penghasilan neto adalah jumlah penghasilan neto dari PT A dan PT B.
– PTKP Rp54.000.000,- sesuai dengan keadaan sebenarnya (TK/0).
– PPh terutang adalah sebesar Penghasilan Kena Pajak dikalikan tarif Pasal 17.
– PPh Pasal 21 yang dipotong adalah jumlah PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh PT A dan PT B.
– Dari perhitungan diatas terdapat PPh yang kurang bayar sebesar Rp2.230.000,-, kekurangan ini biasa
disebut PPh Pasal 29. Tuan Andre harus menyetorkan kekurangan ini paling lambat akhir bulan Maret
2014 dengan menggunakan SSP di bank-bank yang menerima pembayaran pajak atau di kantor pos.
Adapun pengisian SPT 1770 S untuk Tuan Andre berdasarkan data-data di atas adalah sebagai berikut :

Gambar 3
Pengisian Daftar Pemotongan Pemungutan PPh oleh Pihak Lain
dan PPh yang Ditanggung Pemerintah
– Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa:
– Teknis penyetoran pajak, pelaporan SPT Masa PPh 21/26 dilakukan oleh masing-masing PT, artinya
kewajiban tersebut tidak melekat pada 1 (satu) pihak saja, tapi kedua PT yang bersangkutan. Atas
penghasilan dari PT A dan PT B, Tuan Andre harus melaporkan penghasilan tersebut di SPT Tahunan
Orang Pribadi.
– Jika Tuan Andre bekerja di PT B sebagai komisaris yang merangkap pegawai tetap, maka perhitungan
PPh 21 oleh PT B dapat dikurangkan dengan PTKP.
– Sedangkan jika Tuan Andre bekerja di PT B sebagai komisaris yang tidak merangkap pegawai tetap,
maka perhitungan PPh 21 oleh PT B tidak dapat dikurangkan dengan PTKP. Pengurangan PTKP hanya
terjadi di PT A.
– Ketika pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi Tuan Andre untuk kasus pertama maupun kedua harus
menghitung kembali PPh terutangnya selama setahun. Hal ini dilakukan karena pada hakikatnya PPh
terutang dihitung atas seluruh penghasilan yang diperoleh selama satu tahun pajak baik
diterima/diperoleh dari dalam negeri maupun dari luar neger.
– Jika Tuan Andre menerima penghasilan dari satu pemberi kerja, Tuan Andre hanya memindahkan
angka-angka di 1721 A1 ke formulir 1770 SS.
SOAL – Penghasilan lebih dari satu
Budi guru sekolah swasta, selama tahun 2016 menerima penghasilan dari berbagai
sumber seperti dalam tabel. Mira menikah di bulan Januari 2016 serta tinggal
bersama ibu, ibu mertua, istri dan anak tirinya. Tentukan PPh Budi 2016!
Penghasilan Atas Pekerjaan
Gaji mengajar 46,625,000
Buku – buku bahan ajar untuk mengajar 3,750,000
Gaji mengajar di lembaga bimbel A 25,325,000
Beasiswa S2 dari lembaga bimbel A 125,000,000
Dividen saham lembaga bimbel A 1,500,000
Gaji mengajar di lembaga bimbel B 30,125,000
Laba sebagai sekutu pasif lembaga bimbel B 2,500,000
Penghasilan Atas Usaha
Peredaran bruto 31,650,000
Harga Pokok Produksi (13,750,000)
Biaya Operasional (3,850,000)
Penghasilan Lain
Klaim asuransi kecelakaan 22,150,000
Warisan dari orang tua angkat 250,000,000
Bidang tanah dari orang tua kandung 75,000,000
WP - OP
Penghitungan PKP
Penghasilan Atas Pekerjaan
Gaji Mengajar 46.625.000
Gaji Mengajar di Lembaga Bimbel A 25.325.000
Gaji Mengajar di Lembaga Bimbel B 30.125.000 102.075.000
Penghasilan Atas Usaha
Peredaran Bruto 31.650.000
Harga Pokok Produksi (13.750.000)
Biaya Operasional (3.850.000) 14.050.000
Penghasilan Netto 116.125.000
PTKP (TK/ 1)* (26.325.000)
(58.500.000)
PKP 89.800.000
57.500.000
PPh Terutang 9.970.000
3.625.000

Keterangan : * WP hanya menanggung Ibu Kandung, sebab baru menikah per


Januari 2016 (jika menikah pada tanggl 1 Januari dapat dikurangkan PTKP-nya).
Q&A

– Bagaimana cara perhitungan pph OP untuk karyawan yang menerima gaji dari
perusahaan serta laba dari usaha jualan?
– Jika usaha jualan terebut sudah didaftarkan sebagai UMKM maka dipotong PPh
Final 1%. Namun, jika belum terdaftar sebagai UMKM atau masih atas nama
Pribadi tetap kena tarif penghasilan umum OP sesuai pasal 17.
– Namun, dalam hal ini karyawan tidak bisa mendaftar sebagai UMKM.
Q&A

– Apabila WP Orang Pribadi dalam negeri mempunyai penghasilan di Indonesia dan selain itu juga
mempunyai penghasilan di Singapura sebagai agen asuransi yang telah dipotong pajak di Singapura,
apakah dalam pelaporan SPT tahunan penghasilan dari Singapura itu juga harus dilaporkan?
Bagaimana cara pelaporan dan perhitungan pajaknya?
– Maka dalam hal ini menggunakan dasar PPh Psl 24
– (Penghasilan Singapura/total semua penghasilan) x PPh tarif 17

– Tarif pajak PPh UMKM /Final diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013.
Sasaranya wajib pajak (WP) pribadi maupun badan yang punya usaha dengan omzet kurang dari Rp
4,8 miliar dalam setahun.
– Tarif PPh Final UKM yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 46 Tahun 2013 adalah sebesar 1%.
– Di tahun 2018 turun menjadi 0,5 % berlaku mulai 1 Juli 2018.
SPT
1771
Badan WP Badan
WP Badan

Jenis SPT

WP yg menerima :
ph hanya dariWP yg melakukan usaha /
Orang 1770 S/SS pekerjaan bebas.
Pribadi Sederhana 1 pemberi kerja, dikenakan PPh Final,
dikenakan PPh tersendiri,
bukan Objek

1770 WP yang melakukan usaha/ pekerjaan


bebas
Fokus 1 : SPT Orang Pribadi
– Penyelesaian Pajak WP OP tergantung penghasilan yang diterima  Format SPT berbeda

Perbedaan pada : SUMBER PENGHASILAN

1. SPT 1770 SS = penghasilan dari 1 pemberi kerja, tanpa penghasilan lain


Apa perbedaan SPT
kecuali bunga bank dan/atau bunga koperasi
1770 SS, 1770 S,
dan 1770 ?
2. SPT 1770 S = penghasilan dari 1 atau lebih pemberi kerja + penghasilan
lain + penghasilan final

3. SPT 1770 = Penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas dengan


pembukuan/norma + penghasilan lebih dari 1 pemberi kerja + penghasilan
lain + penghasilan final
SPT 1770 SS

Penghasilan dari satu pemberi kerja tanpa penghasilan lain kecuali bunga bank dan/atau bunga koperasi

– Kewajiban pajak telah diselesaikan pemotong pemberi kerja untuk penghasilan dari pekerjaan
dan pemotong pajak final untuk bunga bank/ koperasi
– SPT hanya melaporkan jumlah harta dan kekayaan
– SPT dilampiri dengan form 1721 A1-A2 – bukti potong penghasilan pegawai tetap selama satu
tahun
SUMBER PENGHASILAN : SPT 1770 SS
- Selain dari usaha
dan/atau pekerjaan
bebas
- Penghasilan dari 1 Jumlah Penghasilan :
pemberi kerja WP atau Karyawan yang
SIAPA? memiliki penghasilan
bruto < Rp60Juta dalam
setahun

STATUS PERNIKAHAN DAN KEPEMILIKAN


HARTA SUAMI-ISTRI: Penghasilan suami-isteri akan dikenai pajak
WP yg mengisi form 1770SS :
terpisah jika :
- Laki2 dan wanita lajang berpenghasilan
- Suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan
- Suami dengan/tanpa memiliki perjanjian pisah
harta putusan hakim
- Istri yang memiliki perjanjian pisah harta - Dikehendaki dari pihak keduanya dengan perjanjian
tertulis pisah harta dan penghasilan
- Dikehendaki oleh isteri yg memilih menjalankan hak
dan kewajiban perpajakannya sendiri
SPT 1770 SS
SPT 1770 SS
SPT 1770 S

Memiliki penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja, penghasilan lain dan penghasilan final (SPT 1770 S)
– Penghasilan digabungkan dari seluruh penghasilan tidak final yang diperoleh
– Penghasilan final dilaporkan dalam tabel terpisah dan tidak dijumlahkan dengan penghasilan tidak final.
– Bukti potong baik dari pekerjaan tetap atau tidak tetap merupakan kredit pajak.
WP OP YG MENGGUNAKAN
1770 S
Pekerjaan dari satu pemberi kerja:
– WP Sebagai Karyawan Hanya Pada Satu Pemberi Kerja (Badan / Orang Pribadi)
Dikenakan PPh Final:
• Bunga Deposito, Tabungan, Diskonto SBI
• Bunga/diskonto Obligasi di Bursa Efek
• Penjualan Saham di Bursa Efek
• Hadiah Undian
• Dll
– (akan disampaikan kemudian)
Dikenakan pajak tersendiri:
• Penghasilan Istri dari 1 pemberi kerja
• Penghasilan anak dari pekerjaan
Bukan Objek :
• Bantuan/sumbangan/hibah
• Warisan
• Bagian laba anggota CV tidak atas saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi
• Klaim asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, beasiswa
1770s: PPh Final

Pesangon

Tarif Pajak Pesangon (Rp)

0% 0 s.d. 50 Juta

5% Di atas 50 juta s.d. 100 juta

15% Di atas 100 juta s.d. 500 juta

25% Di atas 500 juta


CONTOH SPT 1770S
SPT TAHUNAN

TAHUN PAJAK
1770 S

FORMULIR
PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
MEMPUNYAI PENGHASILAN :
2 0
DEPARTEMEN KEUANGAN RI • DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK • DALAM NEGERI LAINNYA SPT PEMBETULAN KE - …
• YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
PERHATIAN • SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN • ISI DENGAN HURUF CETAK /DIKETIK DENGAN TINTA HITAM • BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

NPWP :

NAMA WAJIB PAJAK :

IDENTITAS
PEKERJAAN : KLU :

NO. TELEPON : - NO. FAKS : -

PERUBAHAN DATA : LAMPIRAN TERSENDIRI TIDAK ADA

*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3) RUPIAH *)
1 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN …….……………………………………………..
1
[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 angka 14 yang dilampirkan atau Bukti Potong Lain]

…………………………………………………………………………………………….
…………

A. PENGHASILAN NETO
2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA 2
[Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A ]

3 PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI ………………………………………………………………………………………………………………………….


3
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat buku petunjuk]

4 JUMLAH PENGHASILAN NETO (1+2+3) ……………………………………………………………………………………… 4

5 ZAKAT/SUMBANGAN KEAGAMAAN YANG SIFATNYA WAJIB ……………………………………………………………………………


5

6 JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT /SUMBANGAN KEAGAMAAN ……………….. 6


YANG SIFATNYA WAJIB (4-5)

B.PENGHASILAN
KENA PAJAK
7 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK TK/ K/ K/I/ PH/ HB/ 7

8 PENGHASILAN KENA PAJAK (6-7) ……………………………………………………………………………………………. 8

C. PPh TERUTANG
9 PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh x ANGKA 8) ……………………………………………………………………9

10 PENGEMBALIAN / PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN ………………………………………


10

11 JUMLAH PPh TERUTANG (9+10) …………………………………………………………………………………………… 11

12 PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUAR 12
NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]

13 a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI


(11-12) …………………………………………………….. 13

D. KREDIT PAJAK
b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

14 PPh YANG DIBAYAR SENDIRI a. PPh PASAL 25 ……………………………………………………………………


………………………………………………………………………
14a

b. STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak) ………………………………………………………


14b

c. FISKAL LUAR NEGERI ……………………………………………………………. 14c

15 JUMLAH KREDIT PAJAK (14a + 14b + 14c) ………………………………………………………………………. 15

TGL LUNAS
E. PPh KURANG/LEBIH

16 a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29)


(13-15) 16
TGL BLN THN
BAYAR

b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A)

17 PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 16b mohon a. DIRESTITUSIKAN DIKEMBALIKAN DENGAN SKPPKP PASAL 17 C (WP PATUH)

b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG DIKEMBALIKAN DENGAN SKKPP PASAL 17 D (WP TERTENTU)


PAJAK
F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN

……………………………………………………………………………………………………………………..
18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA SEBESAR
BERIKUTNYA

18
PAJAK

DIHITUNG BERDASARKAN
a. 1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13
b. PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
Perhitungan PPh Terutang Bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau
G. LAMPIRAN

a. Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21 d. Mempunyai NPWP Sendiri
b. Surat Setoran Pajak Lembar Ke-3 PPh Pasal 29 e. …………………………………………………………..

c. Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan TANDA TANGAN
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah beritahukan diatas beserta lampiran-
lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

WAJIB PAJAK KUASA TANGGAL


TGL BLN THN

NAMA LENGKAP :

NPWP :

F.1.1.32.18
LAMPIRAN - I

TAHUN PAJAK
1770 S - I

FORMULIR
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DEPARTEMEN KEUANGAN RI


PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
2 0
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK • DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh
YANG DITANGGUNG PEMERINTAH

NPWP :

NAMA WAJIB PAJAK :

BAGIAN A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA


(TIDAK TERMASUK PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL)

JUMLAH PENGHASILAN
NO. JENIS PENGHASILAN
(Rupiah)
(1) (2) (3)

1. BUNGA

2. ROYALTI

3. SEWA

4. PENGHARGAAN DAN HADIAH

5. KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN/PENGALIHAN HARTA

6. PENGHASILAN LAINNYA

JUMLAH BAGIAN A JBA

Pindahkan Jumlah Bagian A ke Formulir Induk 1770 S Bagian A


angka (2)
BAGIAN B : PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH PENGHASILAN
NO. JENIS PENGHASILAN
(Rupiah)
(1) (2) (3)

1. BANTUAN / SuUMBANGAN / HIBAH

2. WARISAN

3. BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM,


PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMAN, KONGSI

4. KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5. BEASISWA DALAM NEGERI

6. PENGHASILAN LAINNYA YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

JUMLAH BAGIAN B JBB

BAGIAN C : DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH

NAMA PEMOTONG/ NPWP PEMOTONG/ BUKTI PEMOTONGAN/ JENIS PAJAK : JUMLAH PPh YANG
NO PEMUNGUTAN PPh PASAL 21/
PEMUNGUT PAJAK PEMUNGUT PAJAK DIPOTONG / DIPUNGUT
NOMOR TANGGAL 22/23/24/26/DTP*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.

3.

4.

5.
dst

JUMLAH BAGIAN C JBC

Pindahkan Jumlah Bagian C ke Formulir Induk


Catatan : 1770 S Bagian D angka (12)
*) - DTP : Ditanggung Pemerintah
- Kolom (6) diisi dengan pilihan PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP (Contoh : ditulis 21, 22, 23, 24, 26, DTP)
- Jika terdapat kredit pajak PPh Pasal 24, maka jumlah yang diisi adalah maksimum yang dapat dikreditkan sesuai lampiran tersendiri
(lihat buku petunjuk tentang Lampiran I Bagian C dan Induk SPT angka 3)

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- dari halaman Lampiran-I
LAMPIRAN - II
1770 S - II

TAHUN PAJAK
SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

FORMULIR
DEPARTEMEN KEUANGAN RI • PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
2 0
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK • HARTA PADA AKHIR TAHUN

• KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

• DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

N P W P :

NAMA WAJIB PAJAK :

BAGIAN A : PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL


DASAR PENGENAAN PAJAK/
NO. SUMBER/JENIS PENGHASILAN PPh TERUTANG
PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah) (Rupiah)
(1) (2) (3)
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DISKONTO SBI, SURAT
1
BERHARGA NEGARA
BUNGA/DISKONTO OBLIGASI YANG DILAPORKAN
2
PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK

3 PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

4 HADIAH UNDIAN

PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN


5
YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

6 HONORARIUM ATAS BEBAN APBN/APBD

7 PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

8 SEWA ATAS TANAH DAN/ATAU BANGGUNAN

BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA


9
SERAH
BUNGA SIMPANAN YANG DIBAYARKAN OLEH KOPERASI
10
KEPADA ANGGOTA KOPERASI

11 PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF

12 DIVIDEN

13 PENGHASILAN ISTRI DARI SATU PEMBERI KERJA

PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL


14
DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
JUMLAH BAGIAN A JBA

BAGIAN B : HARTA PADA AKHIR TAHUN

TAHUN HARGA PEROLEHAN


NO. JENIS HARTA KETERANGAN
PEROLEHAN (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)

4
5
dst

JUMLAH BAGIAN B JBB

BAGIAN C : KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN

NAMA ALAMAT TAHUN


NO. JUMLAH
PEMBERI PINJAMAN PEMBERI PINJAMAN PEMINJAMAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1

5
dst

JUMLAH BAGIAN C JBC

BAGIAN D : DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

NO. NAMA TANGGAL LAHIR HUBUNGAN KELUARGA PEKERJAAN

(1) (2) (3) (4) (5)


1

JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI Halaman ke- dari halaman Lampiran-II
COMMUNICATION STRATEGY GUIDE
Panduan untuk memeriksa kelengkapan SPT Tahunan
• Saat menunggu, silakan gunakan salah satu daftar periksa (checklist) ini untuk memastikan Anda memiliki semua dokumen yang benar dan
mengisi semua kolom, jadi kami bisa menerima SPT Anda dan memprosesnya dengan lebih cepat.
• Pilih di bawah ini jenis formulir SPT yang Anda inginkan dan gunakan daftar periksa di bawahnya saja.
• Urusan anda akan lebih mudah dan cepat jika mengumpulkan SPT seracara elektronik melalui E-Filing. Silahkan hubungi petugas pajak

Formulir 1770 SS Formulir 1770 S Formulir 1770


(Gunakan ini bila penghasilan bruto Anda kurang dari Rp 60 juta)
Kertas Formulir 1770 S berukuran F4 Kertas Formulir 1770 berukuran F4

Formulir 1770 SS Formulir diisi dengan huruf CETAK Formulir diisi dengan huruf CETAK

Kertas Formulir 1770 SS berukuran F4 Anda sudah menyelesaikan dan mempersiapkan: Anda sudah menyelesaikan dan mempersiapkan:
formulir 1770 S formulir 1770
Formulir diisi dengan huruf CETAK
Lampiran 1770 S-I & 1770 S-II Lampiran 1770-I s.d. 1770 IV
Bila Anda mengikuti Amnesti Pajak, laporan
Amnesti Pajak Anda yang telah terisi ikut Bukti potong pajak Bukti potong pajak bila ada pajak yang dipotong
Kami hanya bisa menerima laporan SPT Anda
dilampirkan. Lampiran zakat bila Anda memberikan sumbangan ke Lampiran zakat bila Anda memberikan sumbangan yang
lembaga amal yang terakreditasi Kementrian Keuangan terakreditasi oleh Kementerian Keuangan
bila Anda telah melakukan hal-hal di atas.
Surat Kuasa bila Anda melaporkan SPT orang lain Rekapitulasi laporan keuangan/peredaran bruto dari pemilik
usaha
Lembar perhitungan bila Anda melakukan pisah harta dengan
Periksa isian berikut: pasangan anda Surat Kuasa bila Anda melaporkan SPT orang lain
Kolom (H.01) tersilang bila ini ini SPT pertama Lembar perhitungan bila Anda melakukan pisah harta dengan
Kami hanya bisa menerima laporan SPT Anda bila Anda
Anda untuk tahun 2016. Bila ini bukan SPT telah melakukan hal-hal di atas. pasangan anda
pertama Anda, tulis nomor revisi di (H.02) Kami hanya bisa menerima laporan SPT Anda bila Anda
telah melakukan hal-hal di atas.
Periksa isian berikut:
Tahun pajak tertera 2016 di kolom (H.03) Periksa isian berikut:
Anda telah menyilang kotak (di pojok kanan atas) bila ini adalah
Nama Anda sesuai dengan nama di NPWP revisi SPT 2016 dan tulis nomor revisi Anda
Anda telah menyilang kotak (di pojok kanan) bila ini adalah
revisi SPT 2016 dan tulis nomor revisi Anda
(I.02)
PTKP tahun 2016 Anda di kolom 3 (A.06). Nama Anda sesuai dengan nama di NPWP (I.02) Nama Anda sesuai dengan nama di NPWP (I.02)
Besaran PTKP dapat dilihat di halaman Tahun pajak yang tertera adalah 2016 Tahun pajak yang tertera adalah 2016
belakang lembaran ini Gunakan "0" bila jawaban Anda kosong
Gunakan "0" bila jawaban Anda kosong
Jumlah di kolom 5 (A.08) sama dengan kolom PTKP tahun 2016 Anda di kolom B7. Besaran PTKP dapat
6 (A.09) Bila berbeda, Anda harus PTKP tahun 2016 Anda di kolom B7. Besaran PTKP dapat dilihat di halaman belakang lembaran ini
menggunakan Formulir 1770 S dilihat di halaman belakang lembaran ini
PPH yang Anda bayarkan jumlahnya sama dengan bukti
PPh yang Anda bayarkan jumlahnya sama dengan bukti potong pajak atau bukti pembayaran pajak
Anda telah menyatakan nilai total: potong pajak atau bukti pembayaran pajak (kolom C11-D12) (kolom C14-D15-D16)
- harta di kolom 11 (C.01) dan PTKP tahun 2016 Anda di kolom B10. Besaran PTKP dapat
- hutang (kewajiban) di kolom 12 (C.02) Anda telah menandatangani dan menuliskan tanggal pada dilihat di halaman belakang lembaran ini
Bila Anda mengikuti Amnesti Pajak, SPT Anda (kolom pernyataan)
Anda telah menandatangani dan menuliskan tanggal pada
masukan jumlahnya di C.01 dan C.02 Bila Anda mengikuti Amnesti Pajak, harta yang dinyatakan SPT Anda (kolom pernyataan)
termasuk dalam laporan Amnesti Pajak pajak Anda (Lampiran Bila Anda mengikuti Amnesti Pajak, pernyataan harta dan
Semua kotak dari A.01 dan C.12 terisi. 1770S-II bagian B&C) utang disertakan dalam laporan Amnesti Pajak Anda
Gunakan "0" bila jawaban Anda kosong (Lampiran 1770-IV bagian B&C)
Anda telah menandatangani dan menuliskan Kode harta/utang sudah terisi (1770S-II bagian B&C). Daftar kode Kode harta/utang sudah terisi (1770-IV bagian A&B). ). Daftar
harta dapat dilihat di Buku Petunjuk Pengisian SPT pada halaman
tanggal pada SPT Anda (di bagian bawah) 17-18
kode harta dapat dilihat di Buku Petunjuk Pengisian SPT pada
halaman 17-18
Anggota keluarga dicantumkan (1770S-II bagian D) Anggota keluarga dicantumkan (1770-IV bagian C)
It’s time to Quiz!

Anda mungkin juga menyukai