Anda di halaman 1dari 2

KODE SOAL: A

1. Jelaskan prinsif umum pemungutan atau pengenaan bea materai.


a. Jelaskan pengertian dari bea materai dan benda materai !
b. Jelaskan tarif bea materai Rp 6.000,- dikenakan atas dokumen !
Jawab:
a. Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan dokumen untuk digunakan di dalam pengadilan.
Benda materai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia.
b. Tarif bea materai Rp 6.000,- dikenakan atas dokumen:
1) Surat perjanjian surat-surat lainnya (antara lain: surat kuasa, surat hibah, dan surat pernyataan) yang dibuat dengan tujuan
digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.
2) Akta-akta Notaris termasuk salinannya.
3) Akta-akta yang dibuat Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkap-rangkapnya.
4) Surat yang memuat jumlah yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), yang menyebutkan
penerimaan uang, yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank, yang berisi pemberitahuan
saldo rekening di bank, yang berisi pengakuan bahwa utang uang sebagai atau seluruhnya telah dilunasi atau diperhitungkan.
5) Surat-surat berharga seperti: wesel, promes, dan aksep yang harga nominalnya lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
6) Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
7) Dokumen-dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan: surat-surat biasa dan surat-surat
kerumahtanggaan, surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain
atau digunakan untuk orang lain, lain dari maksud semula.

2. Salman Al Farisi (kawin dan mempunyai anak 1 orang) bekerja pada PT Djarum Group dengan memperoleh gaji sebesar Rp
11.750.000,- sebulan. Dalam tahun yang bersangkutan Salman Al Farisi menerima bonus sebesar 35.000.000,-. Setiap bulannya
Salman Al Farisi membeyar iuran pensiun ke dana pensiun sebesar Rp 500.000,-. PTKP wajib pajak pribadi sebesar Rp
54.000.000,- dan tambahan untuk setiap tanggungan isteri dan anak Rp 4.500.000,-. Biaya jabatan 5% dari penghasilan.
a. Hitunglah PPH psl 21 atas gaji setahun
b. Hitunglah PPH pasal 21 atas bonus
Jawab:
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (Penghasilan Setahun):
Gaji setahun
(12 x Rp 11.750.000,00) Rp. 141.000.000,00
Bonus Rp. 35.000.000,00
Penghasilan Bruto Setahun Rp. 176.000.000,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan
(5% x Rp. 176.000.000,00) Rp. 8.800.000,00
Iuran pensiun setahun
(12 x Rp.500.000,00) Rp. 6.000.000,00
Rp. 14.800.000,00
Penghasilan Neto Setahun Rp. 161.200.000,00
PTKP
- Untuk WP Sendiri Rp. 54.000.000,00
- Tambahan Tanggungan (Isteri dan Anak) Rp. 4.500.000,00
Rp. 58.500.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp. 102.700.000,00

PPh Pasal 21 terutang


5% x Rp. 102.700.000,00 = Rp. 5.135.000,00

a. PPh Pasal 21 atas Gaji Setahun


Gaji setahun
(12 x Rp 11.750.000,00) Rp. 141.000.000,00
Pengurangan:
Biaya Jabatan
(5% x Rp. 176.000.000,00) Rp. 8.800.000,00
Iuran pensiun setahun
(12 x Rp.500.000,00) Rp. 6.000.000,00
Rp. 14.800.000,00
Penghasilan Neto Setahun Rp. 126.200.000,00
PTKP
- Untuk WP Sendiri Rp. 54.000.000,00
- Tambahan Karena Menikah Rp. 4.500.000,00
Rp. 58.500.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp. 67.700.000,00

PPh Pasal 21 Terutang atas Gaji Setahun


5% x Rp. 67.700.000,00 = Rp. 3.385.000,00
b. PPh Pasal 21 atas Bonus
PPh Pasal 21 atas Bonus adalah:
Rp. 5.135.000,00 – Rp. 3.385.000,00 = Rp. 1.750.000,00

3. Utami karyawati dengan status menikah tetapi belum mempunyai anak bekerja pada PT Unggul Farmindo. Utami menerima gaji
Rp 7.500.000,- sebulan. PT Unggul Farmindo mengikuti program pensiun dan jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun
kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menkue RI, sebesar Rp 40.000,- sebulan. Utami juga membayar
iuran pensiun sebesar Rp 30.000,- sebulan, disamping itu perusahaan membayarkan iuran JHT karyawannya setiap bulan
sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Utami membayar iuran JHT setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji. Berdasarkan surat
keterangan Pemda tempat Utami bertempat tinggal diketahui bahwa suami Utami tidak mempunyai penghasilan apa pun. Premi
Jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar 1,00% dan
0,30% dari gaji. Besarnya PTKP untuk diri wajib pajak sendiri adalah sebesar Rp 54.000.000,- dan tambahan menikah Rp
4.500.000,-. Biaya Jabatan 5% dari gaji. Hitung PPH pasal 21 setahun dan sebulannya.
Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 21:
Gaji Sebulan Rp. 7.500.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 75.000,00
Premi Jaminan Kematian Rp. 22.500,00
Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 7.597.500,00

Pengurangan:
Biaya Jabatan
(5% x Rp. 7.597.500,00) Rp. 379.875,00
Iuran Pensiun Rp. 30.000,00
Iuran Jaminan Hari Tua Rp. 150.000,00
Rp. 559.875,00
Penghasilan Neto Sebulan Rp. 7.037.625,00
Penghasilan Neto Setahun
(12 x Rp. 7.037.625,00) Rp. 84.451.500,00
PTKP
- Untuk WP Sendiri Rp. 54.000.000,00
- Tambahan Karena Menikah Rp. 4.500.000,00
Rp. 58.500.000,00
Penghasilan Kena Pajak Rp. 25.951.500,00

PPh Pasal 21 Setahun


5% x Rp. 25.951.500,00 = Rp. 1.297.575,00
PPh Pasal 21 Sebulan
Rp. 1.297.575,00 : 12 = Rp. 108.131,25

Anda mungkin juga menyukai