Ayat (2)
P E RPA J A K A N L A N J U TA N
KELOMPOK 2
2 Pemotong
san 3 Objek
4 Tarif
5 Dikecualikan dan
Pengecualian
Pengertian PPh Pasal 4
PPh Final merupakan pajak yang tidak dapat dikreditkan atau dikurangkan
Ayat (2)
dari total pajak penghasilan yang terutang pada akhir tahun pajak atau pada
saat perhitungan PPh dalam SPT Tahunan. Sehingga pajak yang dipotong,
dipungut oleh pemberi penghasilan atau dibayar sendiri oleh pihak penerima
penghasilan, perhitungan pajaknya harus diselesaikan dan dilunasi dalam masa
pajak yang sama ketika menerima penghasilan, maka tidak diperlukan untuk
melakukan pelaporan lagi ketika akhir tahun pajak
Pemotong PPh Pasal 4
• Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 dilakukan oleh pihak pemberi
penghasilan sehubungan dengan pembayaran untuk objek tertentu
Ayat (2)
(Wajib Pajak Badan ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 4 Ayat 2, sedangkan
bagi Wajib Pajak Orang Pribadi tidak ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 4
Ayat (2).
• Apabila Wajib Pajak menerima penghasilan yang merupakan objek pajak dari
PPh Pasal 4 Ayat 2 dan pemberi penghasilan juga merupakan pemotong PPh
Pasal 4 Ayat 2, maka atas penghasilan tersebut yang telah diterima akan
dipotong PPh Pasal 4 Ayat 2 oleh pihak pemotong tersebut.
• Namun, apabila Wajib Pajak menerima penghasilan yang merupakan objek
PPh Pasal 4 Ayat 2 dan pihak pemberi penghasilan adalah orang pribadi
maka Wajib Pajak wajib menyetor sendiri atas PPh Pasal 4 Ayat 2
tersebut.
Objek PPh Pasal 4 Ayat (2)
1. Bunga deposito dan tabungan
lainnya.
2. Hadiah dari undian.
3. Transaksi berupa derivatif.
4. Penghasilan tertentu sesuai yang
diatur oleh Peraturan Pemerintah.
5. Penjualan berupa saham atau
pengalihan penyertaan modal oleh
perusahaan modal ventura.
Tarif PPh Pasal 4 Ayat (2)
Tarif sebesar 20% atas bunga deposito serta jenis-jenis tabungan, SBI, dan diskon jasa giro.
Tarif sebesar 10% atas bunga simpanan yang dibayar koperasi kepada anggota jika >
Rp250.000 per bulan, jika < Rp 250.000 maka tarif sebesar 0%.
Tarif sebesar 10% atas deviden.
Tarif sebesar 25% atas hadiah undian, berdasarkan dari jumlah bruto hadiah undian.
Tarif sebesar 2,5% atas transaksi derivatif, berdasarkan margin awal.
Tarif sebesar 0,5% atas penjualan saham pendiri.
Tarif sebesar 0,1% atas penjualan saham bukan pendiri.
Tarif sebesar 2-6% atas jasa konstruksi.
Tarif sebesar 1% dan 5% atas sewa atas tanah dan/atau bangunan (termasuk real estate). 1%
digunakan untuk pengalihan Rumah Sederhana dan RUSUN Sederhana.)
Tarif sebesar 0,1% atas transaksi penjualan dan pengalihan saham oleh modal ventura.
Dikecualikan
01 02 03
Bunga deposito/tabungan/SBI dengan jumlah Bunga deposito/tabungan/diskonto SBI yang berupa bunga tabungan yang terdapat pada
deposito /tabungan/SBI tidak melebihi telah diterima ataupun diperoleh dari Dana bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka
Rp7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah Pensiun yang pendiriannya telah disahkan pemilikan rumah sederhana dan sangat
yang dipecah-pecah. oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya sederhana, kavling siap bangun untuk rumah
diperoleh dari sumber pendapatan sesuai sederhana dan sangat sederhana, ataupun
dengan pernyataan pada Pasal 29 UU No. 11 rumah susun sederhana sesuai dengan
Tahun 1992 mengenai Dana Pensiun. ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
Pengecualian
Orang pribadi yang mempunyai penghasilan Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
di bawah dari PTKP yang jumlah bruto sehubungan dengan warisan.
pengalihan hak atas tanah dan/ atau
bangunannya <Rp60.000.000,00 (enam puluh Orang pribadi yang melakukan pengalihan hak atas tanah
juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah dan/atau bangunan sehubungan dengan hibah yang
yang dipecah-pecah. diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, dan kepada badan keagamaan atau
Badan yang melakukan pengalihan hak atas badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
tanah dan/ atau bangunan sehubungan dengan termasuk koperasi yang telah ditetapkan oleh Menteri
hibah yang diberikan kepada badan Keuangan, berdasarkan hibah tersebut tidak berhubungan
keagamaan atau badan pendidikan atau badan dengan suatu usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi. penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Contoh Kasus
PT Jaya Makmur merupakan perusahaan yang mempunyai Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang diterbitkan oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sebagai Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Sipil Sub Bidang Bangunan-bangunan non
perumahan lainnya dengan kualifikasi besar gred 6. PT Jaya Makmur pada tahun 2013 ditunjuk oleh CV Lukito selaku pemilik Rumah Sakit Sentosa
untuk membangun gedung baru yang akan digunakan sebagai unit kesehatan ibu dan anak dengan nilai kontrak sebesar Rp25.000.000.000 tidak
termasuk PPN. PT Jaya Makmur menerima uang muka kontrak pada saat dimulai pembangunan yaitu pada tanggal 15 Juli 2013 sebesar
Rp5.000.000.000. Termin pembayaran akan dilakukan sesuai dengan tingkat penyelesaian, yaitu:
Sisa Rp5.000.000.000 akan dibayarkan setelah pekerjaan dan masa pemeliharaan selesai. Pembangunan Rumah Sakit Sentosa harus diselesaikan
oleh PT Jaya Makmur paling lama tanggal 31 Desember 2015 dengan masa pemeliharaan selama 6 bulan. Bagaimana kewajiban pemotongan atau
pemungutan PPh yang dilakukan oleh CV Lukito terkait pembayaran uang muka kontrak dan termin pertama apabila dilakukan pada tanggal 31
Desember 2013?
Perhitungan