Anda di halaman 1dari 4

1.

Hal apa saja yang dikecualikan dari pemotongan PPh bersifat final untuk bunga obligasi
serta bunga dan deposito lainnya? Fitria (1916
Jawaban:
Yang dikecualikan dari pemotongan PPh bersifat final atas bunga obligasi yaitu:
 WP dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan; dan (icha gresy)
 WP bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. (aul erna)

Yang dikecualikan dari pemotongan PPh bersifat final atas bunga dan deposito lainnya yaitu:

 Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI, untuk jumlah Deposito dan Tabungan
serta SBI yang tidak melebihi Rp 7.500.000. (icha)
 Bunga dan Diskonto SBI yang diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang
bank luar negeri Indonesia. (gresy)
 Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau telah mendapat
izin dari OJK yang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
atau (aul)
 Bunga Tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhana, kavling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat
sederhana, atau rumah susun sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.
(erna)

2. Bagaimana pelaporan yang dikenai PPh Final oleh individu/badan yang menerima?
Jawaban:
Pelaporan pajak final dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha. Pajak akan
dipotong dan dilaporkan apabila wajib pajak telah menerima penghasilan yang menjadi objek
pajak final Apabila pelaporan pajak dilakukan oleh individu, maka pajak dilaporkan pada SPT
PPh Tahunan Orang Pribadi. Apabila pajak dikenakan pada Badan, maka dilaporkan pada SPT
di masa/bulan pada saat itu juga. (semua)

3. Apa alasan dari diterapkannya PPh yang bersifat final ini? Afan
Jawaban:
Alasan diterapkannya pajak final adalah untuk menyederhanakan mekanisme pemungutan
pajak pada objek pajak tertentu. Selain itu dapat mengurangi beban administrasi pajak karena
pajak langsung dipotong saat itu wajib pajak menerima penghasilan, dan wajib pajak hanya
bertugas untuk melaporkannya saja. (semua)

4. Pihak mana saja yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran dan pemungutan PPh Final
untuk hak atas tanah dan/atau bangunan?
Jawaban:
Pihak-pihak yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh Final untuk
hak atas tanah dan/atau bangunan adalah:
1. Orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP yang melakukan pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan dengan jumlah bruto pengalihannya kurang dari Rp
60.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; (inpit)
2. Orang pribadi yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dengan
cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi
yang menjalankan usaha mikro dan kecil yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
(vika)
3. Badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah
kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau
orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada
hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak
yang bersangkutan; (sal)
4. Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan karena waris; (icha)
5. Badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka
penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan untuk menggunakan nilai buku; (gresy)
6. Orang pribadi atau badan yang melakukan pengalihan harta berupa bangunan dalam
rangka melaksanakan perjanjian bangun guna serah, bangun serah guna, atau pemanfaatan
barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan; atau (aul)
7. Orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukan pengalihan
harta berupa tanah dan/atau bangunan. (erna)

5. Misalkan saya mendapatkan undian berhadiah dari supermarket berupa 1 unit laptop
seharga Rp 15.000.000 dan 1 unit lemari es seharga Rp 10.000.000. Yang saya tanyakan, berapa
PPh final atas undian berhadiah yang harus dipotong oleh supermarket tersebut? (inpit)
Nabila Jasmine (191600136)
Jawaban:
Perhitungan PPh final atas undian yang harus dipotong oleh pihak
supermarket. Pajak Laptop : Rp 15.000.000 x 25% = Rp 3.750.000
Pajak Lemari Es : Rp 10.000.000 x 25% = Rp 2.500.000

Total PPh Final : Rp 3.750.000 + Rp 2.500.000 = Rp 6.250.000

6. Kapan batas waktu pelaporan dan pembayaran pajak final? Amirotun


Jawaban:
Karena pengenaan PPh final ini banyak jenisnya, maka batas waktu pelaporan dan
pembayarannya pun berbeda.
1. PPh atas omzet penjualan (peredaran bruto) usaha harus dibayarkan setiap tanggal 15 bulan
berikutnya setelah masa pajak berakhir. Apabila telah melakukan validasi NTPN, wajib
pajak tidak perlu melaporkannya, namun cukup melampirkan laporan PPh Final 0,5%
pada pelaporan SPT Tahunan badan atau pribadi (SPT 1770). (vika)
2. PPh atas hadiah undian harus dibayarkan pada tanggal 10 bulan berikutnya setelah saat
terutangnya pajak dan harus dilaporkan 20 hari setelah masa pajak berakhir. (sal)
3. PPh atas transaksi penjualan saham harus dibayarkan pada tanggal 20 bulan berikutnya
setelah bulan dilakukannya transaksi penjualan saham. Sementaranya pelaporannya
adalah tanggal 25 bulan berikutnya setelah bulan dilakukannya transaksi penjualan
saham. (icha)
4. PPh atas bunga deposito atau tabungan, diskonto, SBI dan lain sebagainya harus
dibayarkan pada tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak dan
dilaporkan 20 hari setelah masa pajak berakhir. (gresy)
5. PPh atas jasa konstruksi harus dibayarkan pada tanggal 10 (bagi pemotong pajak) atau
tanggal 15 (bagi WP jasa konstruksi) dari bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dan
dilaporkan 20 hari setelah masa pajak berakhir. (aul)
6. PPh atas persewaan tanah dan/atau bangunan harus dibayarkan pada tanggal 10 (bagi
pemotong pajak) atau tanggal 15 (bagi WP pengusaha persewaan) dari bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir dan dilaporkan 20 hari setelah masa pajak berakhir. (erna)

Anda mungkin juga menyukai