Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 17

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) FINAL

A. Objek PPh Pasal 4 Ayat (2)


Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh, yang menjadi objek PPh Pasal
4 ayat (2) Final adalah sebagai berikut :
1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi
2. Penghasilan berupa hadiah undian
3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan, usaha jasa kontruksi, usaha real estate, dan
persewaan tanah dan/atau bangunan.
5. Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah.
B. Tarif PPh Pasal 4 Ayat (2)
1. Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI
a. Bunga deposito dalam mata uang dolar Amerika Serikat
yang dananya bersumber dari Devisa Hasil Ekspor, baik
ditempatkan di dalam negeri maupun di luar negeri :
1) 10% X deposito berjangka 1 bulan;
2) 7,5% X deposito berjangka 3 bulan;
3) 2,5% X deposito berjangka 6 bulan;
4) 0% X deposito berjangka lebih dari 6 bulan.
b. Bunga deposito berupa Devisa Hasil Ekspor menggunakan
rupiah, baik didepositokan di dalam maupun di luar negeri :
1) 7,5% X deposito berjangka 1 bulan;
2) 5% X deposito berjangka waktu 3 bulan;
3) 0% deposito berjangka waktu 6 bulan atau lebih dari 6
bulan
c. Selain deposito di atas :
1) 20% X jumlah bruto terhadap WPDN dan BUT di
Indonesia.
2) 20% X jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan
perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty)
yang berlaku terhadap WP Luar Negeri

Pemotongan PPh tidak dilakukan terhadap item-item berikut ini


:
a. Jumlahnya tidak lebih dari Rp7.500.000,00
b. diterima bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank
luar negeri di Indonesia;
c. diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang dananya
diperoleh dari sumber pendapatan Pasal 29 UU Nomor 11
Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
d. bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam
rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana,
kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat
sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

2. Bunga Obligasi menurut PP No 91 Tahun 2021 (berjangka


waktu lebih dari 12 bulan)
a. Bunga dari obligasi dengan kupon, yaitu :
1) 10% bagi WPDN dan Bentuk Usaha Tetap; dan
2) 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan
penghindaran pajak berganda bagi WPLN selain BUT
Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan
obligasi
b. Diskonto dari obligasi dengan kupon, yaitu :
1) 10% bagi WPDN dan Bentuk Usaha Tetap; dan
2) 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan
penghindaran pajak berganda bagi WPLN selain BUT
Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan.
c. Diskonto dari obligasi tanpa bunga, yaitu :
3) 10% bagi WPDN dan Bentuk Usaha Tetap; dan
4) 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan
penghindaran pajak berganda bagi WPLN selain BUT
Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga
perolehan obligasi.

3. Penghasilan Bunga Simpanan Koperasi Yang Dibayar Kepada


Anggotanya Yang WP Orang Pribadi, Menurut PP 15 Tahun
2009
a. 0% x Bunga simpanan sampai dengan Rp240.000 per
bulan
b. 10% x bunga simpanan yang lebih dari Rp240.000 per
bulan

4. Penghasilan atas Hadiah Undian


Tarif 25% dari jumlah penghasilan bruto

Contoh Penghitungan :
Bpk Agus mendapat hadiah undian dari Bank BRI sebesar
Rp100.000.000. Berapakah PPh final terutang ?
25% x Rp100.000.000 = Rp25.000.000
5. Penghasilan atas Penjualan Saham di Bursa Efek
a. 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham
b. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak
Penghasilan sebesar 0,5% dari harga saham pada saat
penawaran umum perdana.

6. Penghasilan atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan


Tarif 10% dari jumlah bruto nilai persewaan.
Jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang
dibayarkan atau terutang oleh pihak yang menyewa dengan
nama dan dalam bentuk apa pun yang berkaitan dengan tanah
dan/atau bangunan yang disewa, termasuk biaya perawatan,
biaya pemeliharaan, biaya keamanan dan “service charge” baik
yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang
disatukan dengan perjanjian persewaan yang bersangkutan.

Contoh Penghitungan :
PT Pink Realty menyewakan 1 ruko kepada PT Berkah dengan
biaya sewa per tahun Rp150.000.000 tidak termasuk service
charge sebesar Rp30.000.000 per tahun. Biaya sewa tersebut
sudah dibayar di muka pada tanggal 01 Januari 2020.
Berapakah PPh Final yang terutang ?
10% x Rp180.000.000 = Rp18.000.000

7. Penghasilan atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau


Bangunan
a. 2,5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak tanah dan/atau
bangunan
b. 1% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan berupa rumah sederhana atau rumah
susun sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang
usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan
c. 0% dari nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
kepada pemerintah, BUMN yang mendapatkan enugasan
khusus dari pemerintah, atau BUMD yang mendapat
penugasan khusus dari kepala daerah.

Pengecualian pengenaan PPh atas pengalihan hak atas


tanah dan/atau bangunan :
1) Orang Pribadi dengan penghasilan di bawah PTKP dan
nilai jual beli kurang dari Rp60.000.000 yang bukan
merupakan jumlah terpecah-pecah
2) Hibah oleh WP orang pribadi kepada keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat, atau pihak lain
yang diatur dalam PMK, asalkan alasan hibah tidak
terkait hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan
3) Hibah oleh badan kepada pihak lain yang diatur dalam
PMK, asalkan tidak berhubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-
pihak yang bersangkutan
4) Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan
karena waris
5) Badan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan dalam rangka penggabungan,
peleburan, atau pemekaran usaha yang telah ditetapkan
Menteri Keuangan untuk menggunakan nilai buku
6) Tanah dan/atau bangunan kepunyaan negara dan
bangunan serah guna yang dialihkan pemanfaatannya
oleh WP orang pribadi atau badan
7) Harta berupa tanah dan/atau bangunan yang dialihkan
oleh WP orang pribadi atau badan yang bukan subjek
pajak

Contoh penghitungan :
PT Land properti menjual 1 unit rumah kepada Ibu Novi
seharga Rp400.000.000. Ibu Novi membayar uang muka
sebesar Rp100.00.000 pada tanggal 01 Mei 2019 dan
sisanya akan diangsur sebanyak 3x sebesar
Rp100.000.000 per bulan yang dibayar setiap tanggal 01
tiap bulan mulai Juni 2019. Walaupun transaksi ini belum
ada penandatanganan akta jual beli maka tetap terutang
PPh Final pada saat diterimanya uang muka atau angsuran
. Jadi penghitungannya adalah sebagai berikut :

Uang Muka
Tanggal Tarif PPh Terutang
/Angsuran
01 Mei 2019 100.000.000 2,5% 2.500.000
01 Juni 2019 100.000.000 2,5% 2.500.000
01 Juli 2019 100.000.000 2,5% 2.500.000
01 Agustus 2019 100.000.000 2,5% 2.500.000

8. Penghasilan atas Usaha Jasa Konstruksi


Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 9 Tahun 2022, tarif
PPh Pasal 4 ayat (2) yang mulai belaku pada 21 Februari 2022
adalah sebagai berikut :
a. 1,75% dari jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan
yang merupakan bagian nilai kontrak tidak termasuk PPN
untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa yang memiliki sertifikat badan usaha kualifikasi kecil
atau sertifikat kompetensi kerja untuk usaha orang
perseorangan.
b. 4% dari jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan yang
merupakan bagian nilai kontrak tidak termasuk PPN untuk
pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat
kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan.
c. 2,65% dari jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan
yang merupakan bagian nilai kontrak tidak termasuk PPN
untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa selain penyedia jasa sebagaimana dimaksud huruf a
dan b (Pekerjaan konstruksi bersertifikat menengah dan
besar)
d. 2,65% dari jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan
yang merupakan bagian nilai kontrak tidak termasuk PPN
untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang memiliki sertifikat badan usaha.
e. 4% dari jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan yang
merupakan bagian nilai kontrak tidak termasuk PPN untuk
pekerjaan konstruksi terintegrasi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang tidak memiliki sertifikat badan usaha.
f. 3,5% dari jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan
yang merupakan bagian nilai kontrak tidak termasuk PPN
untuk jasa konsultan konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang memiliki sertifikat badan usaha atau
sertifikat kompetensi kerja untuk usaha orang
perseorangan.
g. 6% dari jumlah pembayaran atau jumlah penerimaan yang
merupakan bagian nilai kontrak tidak termasuk PPN untuk
jasa konsultan konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa yang tidak memiliki sertifikat badan usaha atau
sertifikat kompetensi kerja untuk usaha orang
perseorangan.
Contoh penghitungan :
PT Berkah adalah badan usaha yang bergerak dibidang
konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah. Pada
tanggal 23 Mei 2022 menerima pembayaran atas
pelaksanaan jasa konstruksi yang diserahkan ke PT
Bangun Indah sebesar Rp500.000.000. Berapakah besar
pph final terutang ?
2,65% x Rp500.000.000 = Rp13.250.000

C. SOAL
1. PT Realta Bersama menjual 1 unit rumah kepada Bapak Tono
seharga Rp600.000.000. Bapak Tono membayar uang muka
sebesar Rp200.00.000 pada tanggal 10 Januari 2020 dan sisanya
akan diangsur sebanyak 4x sebesar Rp100.000.000 per bulan
yang dibayar setiap tanggal 10 tiap bulan mulai Februari 2020.
Berapakah PPh Final yang terutang ?
2. Bapak Slamet pada tanggal 20 Mei 2020 menjual saham sebanyak
100 Lot ( 1 lot = 100 lembar saham) dengan harga saham per
lembar Rp2.500. Berapakah PPh Final yang terutang ?
3. Ibu Lusi memiliki deposito sebesar Rp100.000.000 di Bank BDA.
Berapa pph final yang dipotong untuk 1 bulan atas bunga deposito
tersebut jika suku bunga 9% / tahun ?

D. Daftar Pustaka/Sumber Acuan


UU No 36 Tahun 2008, tentang Pajak Penghasilan
Peraturan Pemerintah No 123 tahun 2015, tentang Pajak Penghasilan Atas
Bunga Deposito Dan Tabungan Serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
Peraturan Pemerintah No 91 Tahun 2021 tentang Pajak Penghasilan
Atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi Yang Diterima Atau
Diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No PER-11/PJ/2015 Tentang
Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Hadiah dan Penghargaan
Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 1997 Tentang Pajak Penghasilan
Atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2009 Tentang Pajak Penghasilan
Atas Bunga Simpanan Yang Dibayarkan Oleh Koperasi Kepada
Anggota Koperasi Orang Pribadi
Keputusan Direktur Jendral Pajak No KEP-227/PJ/2002 Tentang Tata
Cara Pemotongan dan Pembayaran, Serta Pelaporan Pajak
Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2016 Tentang Pajak Penghasilan
Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau
Bangunan Beserta Perubahannya
Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 Tetang Pajak
Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
Irawati,Wiwit.,Barli,Harry.,Sugeng,Andry.,dan Agustini, Sri.(2020).
Perpajakan 1.Tangerang Selatan.Unpam Press
Setiawan,Benny.,dan Fitriandi,Primandita.(2016).Kupas Tuntas PPH
Potput.Tangerang Selatan.Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai