Anda di halaman 1dari 10

arif Dan Obyek Pajak Penghasilan Pasal 4 Final, Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 26

Berikut ini diberikan daftar tarif Pajak Penghasilan Pasal 4 Fina, Pasal 15, Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 26 dalam bentuk tabel yang juga memuat dasar
perhitungan dan sifatnya.
Bagikan topik ini ke kolega/ relasi/ teman Anda

No. Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

I PPh Pasal 4 ayat (2)


1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI 20% (untuk WPDN & Jumlah Bruto Bunga Final
BUT)
Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000
20% atau Tarif P3B
(untuk WPLN)

Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta
diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI
tersebut tidak melebihi Rp
7.500.000,00 dan bukan merupakan
jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima
atau diperoleh bank yang didirikan di
Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia.
c. Bunga deposito dan tabungan serta
diskonto SBI yang diterima atau
diperoleh Dana Pensiun yang telah
disahkan Menteri Keuangan,
sepanjang dananya diperoleh dari
sumber pendapatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1992
Tentang Dana Pensiun.
d. Bunga tabungan pada bank yang
ditunjuk Pemerintah dalam rangka
pemilikan rumah sederhana dan
sangat sederhada, kapling siap
bangun untuk rumah sederhana dan
sangat sederhana, atau rumah susun
sederhana sepanjang untuk dihuni
sendiri.
2. Transaksi Saham Di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo.
PP No. 14 Tahun 1997

a. Bukan Saham Pendiri 0,1% X Nilai Transaksi Final


b. Saham Pendiri (0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X nilai saham pasar saat Penawaran
Umum Perdana (IPO))

3. Bunga atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Efek Final

Dasar Hukum : PP No. 16 TAHUN 2009

a. Bunga Obligasi dengan kupon (interest bearing bond)


1. WP DN & BUT 15 % Jumlah bruto bunga sesuai dengan masa
2. WP LN selain BUT 20 % atau Tarif kepemilikan obligasi
berdasarkan P3B

b. Diskonto Obligasi dengan kupon


1. WP DN & BUT 15 % Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas
2. WP LN selain BUT 20 % atau Tarif harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga
berdasarkan P3B berjalan

c. Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)


1. WP DN & BUT 20 % Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas
2. WP LN selain BUT 20 % atau Tarif harga perolehan obligasi
berdasarkan P3B

d. bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau


diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
1. untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 0% Jumlah bruto bunga sesuai dengan masa
2. untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 5% kepemilikan obligasi / Selisih lebih harga jual
3. untuk tahun 2014 dan seterusnya 15 % atau nilai nominal di atas harga perolehan
obligasi

Pengecualian :
a. Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau
pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4
ayat (3) huruf h Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
b. Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang
bank luar negeri di Indonesia

4. Hadiah Undian 25% Jumlah Bruto Hadiah Undian Final


Dasar Hukum : PP No. 132 Tahun 2000
KEP-395/PJ./2001

5. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan 10% Jumlah Bruto Final


Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo.
PP No. 5 Tahun 2002

6. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan


Dasar Hukum : PP No. 48 Tahun 1994 jo.
PP No. 27 Tahun 1996 jo.
PP No. 79 Tahun 1999 jo.
PP No. 71 Tahun 2008

a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas 5% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan Final
tanah dan/atau bangunan
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalihkan Hak atas Tanah 5% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
dan/atau Bangunan yang jumlah bruto nilai pengalihannya
kurang dari Rp. 60 jt namun penghasilan lainnya dalam 1 tahun
melebihi PTKP.
c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun 1% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan

7. Usaha Jasa Konstruksi

Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008

a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 2% Penghasilan bruto Final
yang memiliki kualifikasi usaha kecil
b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 4% Penghasilan bruto
yang tidak memiliki kualifikasi usaha
c. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 3% Penghasilan bruto
selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b
d. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang 4% Penghasilan bruto
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha
e. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang 6% Penghasilan bruto
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi
usaha

8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan 0,1 % Jumlah Bruto Nilai Transaksi Penjualan/ Final
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan Pengalihan Penyertaan Modal
pasangan usahanya

Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995

Syarat :
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang
melakukan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

II PPh Pasal 15
1. Pelayaran Dalam Negeri 1,2% Peredaran Bruto Final
2. Penerbangan Dalam Negeri 1,8% Peredaran Bruto
3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri 2,64% Peredaran Bruto Final
4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia 0,44% Nilai Ekspor Bruto Final
5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian 5% Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi antara Nilai
Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer) Pasar dengan NJOP Bagian Bangunan yang
Diserahkan

III PPh Pasal 22


Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
254/KMK.03/2001 Jo

392/KMK.03/2001 Jo

236/KMK.03/2003 Jo

154/PMK.03/2007 Jo
08/PMK.03/2008 Jo

210/PMK.03/2008

1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan BUMN/BUMD 1,5% Harga Pembelian


2. Impor Barang :
a. Importir mempunyai API 2,5% Nilai Impor
b. Importir tidak mempunyai API 7,5% Nilai Impor
c. Yang tidak Dikuasai 7,5% Harga Jual Lelang
3. impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang 0,5% Nilai Impor
menggunakan API
4. Industri Semen 0,25% DPP PPN
5. Industri Rokok (SE - 7/PJ.03/2008) Pasal 17 UU PPh Harga Bandrol
6. Industri Kertas 0,1% DPP PPN
7. Industri Baja 0,3% DPP PPN
8. Industri Otomotif 0,45% DPP PPN
9. Bahan Bakar Minyak dan Gas SPBU
Swastani Perta
sasi mina
a. Premium 0,3% 0,25% Penjualan -Swastanisasi =
b. Solar 0,3% 0,25% Penjualan
Final
c. Premix/Super TT 0,3% 0,25% Penjualan - Pertamina =
d. Minyak Tanah 0,3% Penjualan Tidak Final
e. Gas/LPG 0,3% Penjualan
f. Pelumas 0,3% Penjualan
9. Pembelian bahan-bahan berupa hasil perhutanan, perkebunan, 0,5% Harga Pembelian
pertanian, dan perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari
pedagang pengumpul
(tidak termasuk PPN)

IV PPh Pasal 23
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
244/PMK.03/2008

1. Dividen 15% Jumlah Bruto


2. Bunga 15% Jumlah Bruto
3. Royalti 15% Jumlah Bruto
4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah 15% Jumlah Bruto
dipotong PPh Pasal 21
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong PPh Pasal 21
7. Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang terdiri 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
dari :
a. Jasa penilai (appraisal)
b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
d. Jasa perancang (design)
e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak
dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk
usaha tetap
f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas, berupa :
1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu
penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa
selubung dan lubung sumur
2) jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing),
yaitu penempatan bubur semen untuk maksud-
maksud :

a) penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;

b) penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;

c) perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal;

d) penutupan sumur;
3) jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang
menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak
terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam
rangkaian pipa produksi dan menghilangkan
kemungkinan tersumbatnya pipa
4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan
untuk memperbesar daya tembus formasi yang
menaikan produktivitas dengan jalan menghilangkan
material penyumbat yang tidak diinginkan
5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan
yang dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak
cocok, misalnya perawatan pada formasi yang
mempunyai daya tembus sangat kecil
6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil
tubing), yaitu jasa yang dikerjakan untuk
menghilangkan cairan buatan yang berada dalam
sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang
terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan
kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas
nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan
buatan dalam sumur
7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing),
penyelesaian sementara suatu sumur baru agar dapat
mengevaluasi kemampuan berproduksi
8) jasa reparasi pompa reda (reda repair)
9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan
10) jasa penggantian peralatan/material
11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam
sumur
12) jasa mud engineering
13) jasa well logging & perforating
14) jasa stimulasi dan secondary decovery
15) jasa well testing & wire line service
16) jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang berkaitan
dengan drilling
17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling
18) jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling
19) jasa lainnya yang sejenisnya di bidang pengeboran
migas
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang
penambangan selain migas :
1) jasa pengeboran
2) jasa penebasan
3) jasa pengupasan dan pengeboran
4) jasa penambangan
5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa
angkutan umum
6) jasa pengolahan bahan galian
7) jasa reklamasi tambang
8) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur,
fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah
9) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan
umum
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan
pesawat udara dan jasa lain sehubungan
dengan pendaratan pesawat udara
b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio
bridge)
c) jasa pelayanan penerbangan
d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh
atau sebagian dari proses pelayanan
penumpang dan bagasinya serta kargo, yang
diangkut dengan pesawat, udara baik yang
berangkat maupun yang datang, selama
pesawat udara di darat
e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika
2) bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa
pembersihan pantry pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang non-
aeronautika
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
l. Jasa perantara dan/atau keagenan
m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali
yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI
n. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang
dilakukan oleh KSEI
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, perawatan,
listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kable, alat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi
t. Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa dalam rangka proses
penyelesaian suatu barang tertentu yang proses
pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa
(disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau
barang setengah jadi dan atau bahan penolong/pembantu
yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh
pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada
pada pengguna jasa
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; yaitu
kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa
penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan
pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar,
peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang
memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan
w. Jasa pengepakan
x. Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media
masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian
informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
aa. Jasa catering atau tata boga
Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana
dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya
tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada
tarif sebagaimana dimaksud di atas

V PPh Pasal 26
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
624/KMK.04/1994

SE - 25/PJ.4/1995

1. Dividen 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final


2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
dengan jaminan pengembalian utang
3. Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain sehubungan dengan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
penggunaan harta
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
5. Hadiah dan Penghargaan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
6. Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
8. keuntungan karena pembebasan utang 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
9. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di 20% x Perkiraan Phs Harga Jual Final
Indonesia, kecuali yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang Neto atau Tarif P3B
diterima WP LN selain BUT di Indonesia
10. Premi asuransi, termasuk Premi Reasuransi
a. Dibayarkan tertanggung kepada Perusahaan Asuransi di 20% x 50% atau 10% Premi yang Dibayar Final
LN, baik secara langsung maupun melalui pialang atau Tarif P3B

b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di Indonesia kepada 20% x 10% atau 2% Premi yang Dibayar Final
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun atau Tarif P3B
melalui pialang

c. Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di Indonesia kepada 20% x 5% atau 1% Premi yang Dibayar Final
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun atau Tarif P3B
melalui pialang

11. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana 20% x Perkiraan Phs Harga Jual Final
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh Neto atau Tarif P3B
12. Penghasilan BUT, kecuali ditanamkan kembali di Indonesia 20% atau Tarif P3B Penghasilan Kena Pajak – PPh BUT di Final
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai