Bunga dari deposito dalam mata uang Rupiah yang dananya bersumber
dari Devisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank yang
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia : Final
Untuk deposito dengan jangka waktu 1 bulan 7,5% Jumlah Bruto Bunga
Untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan 5% Jumlah Bruto Bunga
Untuk deposito dengan jangka waktu 6 bulan atau lebih dari 6 0% Jumlah Bruto Bunga
bulan
Bunga dari tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia, serta 20% (untuk WPDN & Jumlah Bruto Bunga
bunga dari deposito selain dari deposito diatas BUT);
20% atau Tarif P3B
(untuk WPLN)
Pengecualian :
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp
7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang
didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
b. Diskonto Obligasi dengan kupon Selisih lebih harga jual atau nilai
10 % nominal di atas harga perolehan Final
obligasi, tidak termasuk bunga
berjalan
c. Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) Selisih lebih harga jual atau nilai
nominal di atas harga perolehan
obligasi
4. Hadiah Undian
Dasar Hukum : PER - 11/PJ/2015 25% Jumlah Bruto Hadiah Undian Final
5. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan 10% Jumlah Bruto termasuk biaya Final
Dasar Hukum : PP Nomor 34 Tahun 2017 perawatan, biaya pemeliharaan,
biaya keamanan, biaya layanan, dan
biaya fasilitas lainnya, baik yang
perjanjiannya dibuat secara terpisah
maupun yang disatukan
a. Pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang 1,75% Penghasilan bruto
memiliki sertifikat badan usaha kualifikasi kecil atau sertifikat
kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan
Final
b. Pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang 4% Penghasilan bruto
tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat kompetensi
kerja untuk usaha orang perseorangan
c. Pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa selain 2,65% Penghasilan bruto
d. Pekerjaan konstruksi terintegrasi yang dilakukan oleh Penyedia 2,65% Penghasilan bruto
Jasa yang memiliki sertifikat badan usaha
g. Jasa konsultansi konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 6% Penghasilan bruto
yang tidak memiliki sertifikat badan usaha atau sertifikat
kompetensi kerja untuk usaha orang perseorangan
8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan 0,1 % Jumlah Bruto Nilai Transaksi
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan Penjualan/Pengalihan Penyertaan
Final
pasangan usahanya Modal
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995
9. Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak 0,5% Penghasilan bruto Final
dengan Peredaran Bruto Tertentu
Dasar Hukum : PP No. 23 Tahun 2018
PMK No 99/PMK.03/2018
Syarat :
a. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk
bentuk usaha tetap; dan
b. menerima, penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak
melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)
dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
10. Diskonto Surat Perbendaharaan Negara 20% Selisih lebih antara nilai nominal Final
Dasar Hukum : PP No. 27 Tahun 2008 pada saat jatuh tempo dengan harga
perolehan di Pasar Perdana atau di
Pasar Sekunder; atau harga jual di
Pasar Sekunder dengan harga
perolehan di Pasar Perdana atau di
Pasar Sekunde
11. Dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam 10% Penghasilan Bruto Final
Negeri
Dasar Hukum : PP No. 19 Tahun 2009
Catatan:
Jika diinvestasikan sesuai dengan ketentuan PMK 18/PMK.03/2021,
dividen dikecualikan dari pengenaan pajak. Jika tidak, PPh disetor
sendiri oleh Wajib Pajak.
12. Bunga Simpanan Yang Dibayarkan Oleh Koperasi Kepada Anggota Penghasilan Bruto Final
Koperasi Orang Pribadi
Dasar Hukum : PP No. 15 Tahun 2009
14. Migas
Dasar Hukum : PP No. 53 Tahun 2017
Final
PP No. 93 Tahun 2021
PP No. 93 Tahun 2021
II PPh Pasal 15
Dasar Hukum : 248/KMK.04/1995
416/KMK.04/1996
417/KMK.04/1996
475/KMK.04/1996
KEP-667/PJ./2001
3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri 2,64% Peredaran Bruto Final
4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia 0,44% Nilai Ekspor Bruto Final
5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian (Tarif berbeda apabila Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi Non Final
Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer) terdapat Tax Treaty) antara Nilai Pasar dengan NP (Pemotongan
5% Bagian Bangunan yang Diserahkan bersifat final bagi
WP OP. Bagi WP
Badan termasuk
PPh Pasal 25)
III PPh Pasal 21
Dasar Hukum : Pasal 21 UU Nomor 36 Tahun 2008
252/PMK.03/2008
PER-16/PJ/2016
PP No. 80 Tahun 2010
PP No. 68 Tahun 2009 Non Final
262/PMK.03/2010
16/PMK.03/2010
433/KMK.04/1994
SE-17/PJ.43/1994
1. penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap Pasal 17 UU PPh PKP = PB - (BJ + IP) – PTKP
(Biaya Jabatan sebesar 5% dari
penghasilan bruto, setinggi-tingginya
Rp500.000 sebulan atau
Rp6.000.000 setahun)
2. penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara PKP = (PB – BP) – PTKP
Pasal 17 UU PPh (Biaya Pensiun sebesar 5% dari
teratur (Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau
penghasilan sejenisnya penghasilan bruto, setinggi-tingginya
Rp200.000 sebulan atau
Rp2.400.000 setahun)
3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga
ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan
atau upah yang
a. dibayarkan secara bulanan Pasal 17 UU PPh PKP = PB disetahunkan – PTKP
b. tidak dibayar secara bulanan
- Apabila penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari 5% jumlah penghasilan yang melebihi
telah melebihi Rp 450.000 sehari sepanjang penghasilan Rp 200.000,00 (dua ratus ribu)
kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum sehari
melebihi Rp 4.500.000,00
- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) 5% PKP = PB – PTKP untuk jumlah hari
bulan kalender melebihi Rp 4.500.000,00 tetapi tidak melebihi kerja yang sebenarnya
Rp 10.200.000 (PTKP sehari ditetapkan sebesar
PTKP setahun sesuai dengan
statusnya dibagi dengan 360)
- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) Pasal 17 UU PPh PKP = PB disetahunkan – PTKP
bulan kalender melebihi Rp 10.200.000
a. imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Non Final
b. imbalan yang bersifat berkesinambungan
- Memenuhi Ketentuan Pasal 17 UU PPh PKP = (50% x PB) – PTKP Non Final
- Tidak Memenuhi Ketentuan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Non Final
5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Non Final
atas namanya sendiri
6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang Pasal 17 UU PPh PB Non Final
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama
apapun
7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau Pasal 17 UU PPh PB Non Final
diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama
8. jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat Pasal 17 UU PPh PB Non Final
tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai
9. penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih Pasal 17 UU PPh PB Non Final
berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
10. Honorarium yang berasal dari APBN/APBD yang diterima oleh Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI, serta para pensiunannya :
11. Uang Pesangon yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan
sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender) :
a. s.d. Rp. 50 juta 0% PB Final
b. > Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta 5% PB Final
c. > Rp. 100 juta s.d. Rp. 500 juta 15% PB Final
d. > Rp. 500 juta 25% PB Final
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua
yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus
(sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun kalender)
a. s.d. Rp. 50 juta 0% PB Final
b. > Rp. 50 juta 5% PB Final
12. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh Pasal 17 UU PPh PKP= (PB - (BJ + IP) - PTKP Non Final
Tenaga Asing (Expatriate) yang telah berstatus sebagai WPDN
Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
Ket :
PKP : Penghasilan Kena Pajak
PB : Penghasilan Bruto
BJ : Biaya Jabatan
IP : Iuran Pensiun
BP : Biaya Pensiun
IV PPh Pasal 22
Dasar Hukum : Pasal 22 UU Nomor 36 Tahun 2008
41/PMK.03/2022
92/PMK.03/2019
68/PMK.03/2022
34/PMK.010/2017
1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan pemerintah, Bendahara 1,5% Harga Pembelian Non Final
Pengeluaran, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan BUMN
2. Impor Barang :
a) barang tertentu sebagaimana tercantum dalam Lampiran 10% Nilai Impor Non Final
bagian A PMK 41/PMK.03/2022 dengan atau tanpa
menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
b) barang barang tertentu lainnya sebagaimana tercantum dalam 7,5% Nilai Impor Non Final
Lampiran B PMK 41/PMK.03/2022 dengan atau tanpa
menggunakan API
c) barang berupa kedelai, gandum, dan tepung terigu 0,5% Nilai Impor Non Final
sebagaimana tercantum dalam Lampiran C PMK
41/PMK.03/2022 dengan menggunakan API
e) kedelai, gandum, tepung terigu, dan selain barang tertentu dan 7,5% Nilai Impor Non Final
barang tertentu lainnya sebagaimana dimaksud pada Lampiran
bagian A, B, dan C PMK 41/PMK.03/2022 yang tidak
menggunakan API
f) barang yang tidak dikuasai 7,5% Harga Jual Lelang Non Final
3. Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral 1,5% Nilai Ekspor Non Final
bukan logam, sesuai uraian barang dan pos tarif/Harmonized System
(HS) sebagaimana tercantum dalam Lampiran bagian D PMK
41/PMK.03/2022 oleh eksportir kecuali yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang terikat dalam perjanjian kerjasama pengusahaan
pertambangan dan Kontrak Karya
9. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal 0,45% DPP PPN Non Final
Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM)
10. Pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, 0,25% Harga Pembelian Non Final
pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui industrI (tidak termasuk PPN)
manufaktur oleh badan usaha industri atau eksportir yang bergerak
dalam sector kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan
12. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang memproduksi emas 0,45% harga jual emas batangan Non Final
batangan, termasuk badan usaha yang memproduksi emas batangan
melalui pihak ketiga
d. apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual atau 1% Harga jual Non Final
pengalihannya lebih dari Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar
rupiah) atau luas bangunan lebih dari 150m2 (seratus lima puluh
meter persegi);
5% Non Final
e. kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi
purpose vehicle (MPV), minibus, dan sejenisnya, dengan harga jual
lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) atau dengan
kapasitas silinder lebih dari 3.000cc; dan/atau
5% Non Final
f. kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dengan harga jual lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) atau dengan kapasitas
silinder lebih dari 250cc.
a. Dipungut melalui PMSE yang terdaftar sebagai Pedagang Fisik Aset 0,1% Nilai transaksi aset kripto
Kripto
b. Dipungut melalui PMSE yang tidak terdaftar sebagai Pedagang 0,2% Nilai transaksi aset kripto
Fisik Aset Kripto
Final
c. Disetor sendiri jika transaksi dilakukan melalui PMSE yang 0,1% Nilai transaksi aset kripto
disebutkan dalam Pasal 22 ayat (1) PMK-68/2022, dan PMSE
tersebut terdaftar di Bappebti
d. Disetor sendiri jika transaksi dilakukan melalui PMSE yang 0,2% Nilai transaksi aset kripto
disebutkan dalam Pasal 22 ayat (1) PMK-68/2022, dan PMSE
tersebut tidak terdaftar di Bappebti.
2. Bunga pinjaman yang dibayarkan oleh penerima pinjaman melalui 15% Jumlah Bruto
Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam
4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah 15% Jumlah Bruto
dipotong PPh Pasal 21
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong PPh Pasal 21
7. Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang terdiri 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
dari (141/PMK.03/2015):
a. Jasa penilai (appraisal)
b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
d. Jasa hukum
e. Jasa arsitektur
f. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
g. Jasa perancang (design)
h. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan
gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha
tetap
i. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan
minyak dan gas bumi (migas), berupa :
1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu
penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa
ak. Jasa freight forwarding, yaitu kegiatan usaha yang ditujukan untuk
mewakili kepentingan pemilik untuk mengurus semua/sebagian
kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan
Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana
dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif
pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif
sebagaimana dimaksud di atas
VI PPh Pasal 26
1. Penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak luar negeri selain bentuk
usaha tetap Indonesia
Dasar Hukum : Pasal 26 UU No. 36 Tahun 2008
14/PMK.03/2011
82/PMK.03/2009
624/KMK.04/1994 Final
434/KMK.04/1999
d. Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan dengan Penggunaan 20% Jumlah Bruto
Harta
e. Imbalan Sehubungan dengan Jasa, Pekerjaan dan Kegiatan 20% Jumlah Bruto
h. Premi Swap dan Transaksi Lindung Nilai Lainnya 20% Jumlah Bruto
j. Penghasilan dari Penjualan atau Pengalihan Harta di Indonesia 20% 25% dari Harga Jual
k. Premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi di luar 20% 50% dari Premi
negeri, secara langsung maupun melalui pialang
l. Premi yang dibayar oleh perusahaan asuransi di Indonesia kepada 20% 10% dari Premi
perusahaan asuransi di luar negeri, secara langsung maupun
melalui pialang
m. Premi yang dibayar oleh perusahaan reasuransi di Indonesia 20% 5% dari Premi
kepada perusahaan asuransi di luar negeri, secara langsung
maupun melalui pialang
o. Penghasilan Kena Pajak BUT Setelah Pajak 20% Penghasilan Kena Pajak dikurangi
Pajak Penghasilan
Catatan :
Pemajakan disesuaikan dengan ketentuan pada Tax Treaty