Anda di halaman 1dari 26

PPH PASAL 4 AYAT (2)

Nama : Ayu Febriyanti


Kelas : XII AK 3
No. Abs : 02
Pengertian PPh pasal 4 ayat (2)

PPh Pasal 4 ayat 2 ( Pajak


Penghasilan Pasal 4 ayat 2 ) atau
disebut juga PPh final adalah pajak
yang dikenakan pada wajib pajak
badan maupun wajib pajak pribadi
atas beberapa jenis penghasilan yang
mereka dapatkan dan pemotongan
pajaknya bersifat final.
Objek PPh Pasal 4 Ayat (2)
A. Penghasilan bunga deposito/tabungan yang ditempatkan di dalam negri
dan yang ditempatkan diluar negri, diskonto Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), jasa giro;
B. Transaksi penjualan saham pendiri dan bukan saham pendiri;
C. Bunga/diskonto obligasi dan surat berharga negara;
D. Hadian undian;
E. Persewaan tanah dan/atau bangunan;
F. Jasa konstruksi, meliputi perencanaan konstruksi, pelaksanaan
konstruksi, dan pengawasan konstruksi;
G. Wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan;
H. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota Wajib
Pajak orang pribadi;
I. Dividen yang diterima/dieroleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negri.
A. Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta
Diskonto SBI

 Pengertian
Deposito merupakan produk bank sejenis jasa
tabungan yang biasa ditawarkan kepada
masyarakat.
Tabungan adalah simpanan pada bank dengan
nama apapun, termasuk giro, yang penarikannya
dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu
yang ditetapkan oleh masing-masing bank.
 Wajib Pajak dan Objek Pajak

Wajib Pajak untuk PPh ini adalah orang pribadi


atau badan dalam negeri dan luar negeri
serta bentuk usaha tetap yang menerima
penghasilan atas bunga deposito dan
tabungan serta diskonto sertifikat Bank
Indonesia.
Objek Pajak untuk PPh ini adalah penghasilan
berupa bunga atas deposito dan tabungan
serta diskonto SBI.
Tarif dan Dasar Pengenaan
Wajib Pajak Tarif Dasar Pengenaan
Pajak
Wajib Pajak 20% Jumlah bruto bunga
dalam negeri dan deposito dan tabungan
BUT serta diskonto
sertifikat Bank
Indonesia

Waib Pajak luar 20% atau sesuai tarif Jumlah bruto bunga
negeri selain BUT berdasarkan persetujuan deposito dan tabungan
penghindaran pajak serta diskonto
berganda sertifikat Bank
Indonesia
 Contoh :
Pada 30 Maret 2016, Bank Permadani
membayarkan bunga deposito kepada
nasabah. Deposito berjangka waktu 1
bukan senilai Rp.600.000.000, bunga 6%
setahun. Atas pembayaran bunga tersebut
dipotong PPh final sebesar ;
20% x 6% x Rp.600.000.000 x 1/12
=Rp.600.000
B. Pajak Pengahsilan atas Transaksi
Saham dan Sekuritas Lainnya

 Pengertian
Saham Pendiri adalah saham yang dimiliki oleh pendiri
yang diperoleh dengan harga kurang dari 90% dari
harga saham pada saat penawaran umum perdana.
 Wajib Pajak dan Objek Pajak
Objek pengenaan pajak ini adalah transaksi penjualan
saham di Bursa Efek Indonesia. Subjek pajak ini adalah
orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham
di bursa efek.
 Tarif dan Dasar Pengenaan

Jenis Transaksi Tarif Dasar Pengenaan


Pajak
Semua transaksi 0,1% Jumlah bruto nilai
penjualan saham transaksi penjualan
Transaski pemilik 0.1% dan tambahan Jumlah bruto nilai
saham pendiri 0,5% transaksi penjualan,
kecuali penjualan
saham pendiri oleh
perusahaan modal
ventura atas
pernyataan modal
kepada perusaahaan
pasangan usahanya.
 Tata Cara Pelunasan
Pelunasan pajak atas transaksi penjualan
saham di bursa efek dilakukan dengan
pemungutan/pemotongan oleh
penyelenggara bursa efek melalui
perantara pedagang efek pada saat
peunsan transaksi penjualan saham.
C. Pajak Penghasilan atas
Bunga Obligasi
 Pengertian
Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara yang
berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Bunga obligasi adalah
imbalan yang diterima dan/atau diperoleh pemegang obligasi
dalam bentuk bunga dan/atau diskonto.
 Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak dari PPh ini adalah orang pribadi atau badan dalam
negeri dan luar negeri serta bentuk usaha tetap yang menerima
bunga obligasi termasuk diskonto obligasi.
Objek Pajak ini adalah pengahsilan berupa bunga obligasi
termasuk diskonto obligasi.
 Tarif dan Dasar Pengenaan
Jenis Wajib Pajak Tarif Dasar Pengenaan Pajak
Bunga/Diskonto

Bunga obligasi  Wajib Pajak dalam negeri dan  15% Jumlah bruto bunga sesuai engan masa
dengan kupon BUT  20% atau sesuai tarif kepemilikan obligasi
 Wajib Pajak luar negeri selain berdasarkan persetujuan
BUT penghindaran pajak berganda

Diskonto obligasi  Wajib Pajak dalam  15% Selisih lebih harga jual atau nilai nominal
dengan kupon negeri dan BUT  20% atau sesuai di atas harga perolehan obligasi tidak
 Wajib Pajak luar negeri tarif berdasarkan termasuk bunga berjalan
selain BUT persetujuan
penghindaran pajak
berganda
Diskonto obligasi  Wajib Pajak dalam  15% Selisih lebih harga jual atau nilai nominal
tanpa bunga negeri dan BUT  20% atau sesuai di atas harga perolehan obligasi tidak
 Wajib Pajak luar negeri tarif berdasarkan termasuk bunga berjalan
selain BUT persetujuan
penghindaran pajak
berganda
Bunga dan/atau Wajib pajak reksa dana  5% (tahun 2014 Selisih lebih harga jual atau nilai nominal
diskonto obligasi yang terdaftar pada s.d. 2020)
badan Pengawas Pasar  10% (tahun 2021
Modal dan Lembaga dan seterusnya)
Keuangan
 Contoh : PT GG memiliki obigasi yang dibelinya dari PT sampurno.
Obligasi sebanyak 10.000 lembar, nominal Rp. 20.000, bunga 12%
dibayarkan setiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Obligasi tersebut
dibeli pada tanggal 1 Juli 2015 dengan harga Rp. 18.000 per lembar.
Bunga yang dibayarkan setiap tanggal 30 Juni dan 31 desember adalah:
12% x 10.000 x Rp. 20.000 x 6/12 = Rp. 12.000.000
 
Pph final yang dipotong setiap tanggal tersebut adalah:
15% x Rp. 12.000.000 = Rp. 1800.000
 Pada tanggal 1 Juli 2016, PT GG menjual seluruh obligasi yang dibeli
dari PT Sampurno kepada PT DJ melalui perusahaan perantara efek PT
Sekurita. Harga jual obligasi Rp. 21.000 per lembar atas penjualan ini
terdapat diskonto sebesar:
(Rp. 21.000 – Rp. 20.000) x 10.000 = Rp. 10.000.000
PPh final yang dipotong oleh PT sekuritas atas diskonto tersebut adalah:
15% x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.500.000
D. Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian

 Pengertian
Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk
apa pun yang diterima atau diperoleh melalui undian.
 Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib pajak ini adalah orang pribadi atau baan yang menerima
hadiah undian.
Objek pajak ini adalah penghasilan berupa hadiah undian dengan
nama dan dalam bentuk apa pun (dapat berupa uang, barang,
atau kenikmatan, mislnya menginap disuatu hotel berbintang).
 Tarif dan Dasar Pengenaannya
Besarnya tarif PPh ini adalah 25% . dasar pengenaan pajak
adalah jumlah bruto hadiah undian
 Contoh : Bank mutiara mengadakan penarikan undian
untuk para nasabah, hadiah undian berupa 1 unit mobil
sehaga Rp 210.000.000 dan 1 unit sepeda motor
seharga Rp. 15.000.000. Pemenang hadiah undian
mobil adalah CV Sukses Jaya (beralamat di Jl. Kutilang
20 Yogyakarta. NPWP 03.555.444.6.542.000).
Pemenang hadiah undian sepeda motor adalah Anton
Prasetyo (beralamat di Kec. Turi , Sleman,tidak
memiliki NPWP). PPh final atas undian yang dipotong
oleh Bank Mutiara adalah:
25% x Rp. 210.000.000 = Rp. 52.500.000
25% x Rp. 15.000.000 = Rp. 3.750.000
Total Rp. 56.250.000
E. Pajak Penghasilan atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan

 Pengertian
Sewa tas tanah dan bangunan yang dimaksud adalah persewaan tanah
dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen,
kondminium, gedung, perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko,
gudang, dan industri.
 Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak ini adalah orang pribadi atau badan yang menerima atau
memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan.
Objek pajak ini adalah penghasilan dari persewaan tanah dan/atau
bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondminium,
gedung, perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, dan
industri.
 Tarif dan Dasar Pengenaan
Besarnya tarif PPh ini adalah 10%. Dasar pengenaan pajak adalah jumlah
bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan.
 Contoh : Tuan Ananda mempunyai beberapa ruko yang
disewakan. Apotek Sehat Farma dan Pusat Oleh-Oleh Enak
menyewa ruko tersebut masing-masing dengan sewa Rp.
50.000.000 dan Rp. 25.000.000 untuk tahun 2016. Apotek
Sehat Farma merupaka pemotong pajak, sedangkan Pusat
Oleh-Oleh Enak bukan pemotong pajak . PPh atas sewa
yang dipotong oleh Apotek Sehat Farma adalah :
10% x Rp. 50.000.000 = Rp.5.000.000
Pusat Oleh-Oleh enak bukan pemotong pajak sehingga PPh
atas sewa dipotong, dibayar, dan dilaporkan oleh Tuan
Ananda sebesar :
10% x Rp. 25.000.000 = Rp. 2.500.000
F. Pajak Penghailan atas Usaha
Jasa Konstruksi
 Pengertian
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konstruksi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.

 Wajib Pajak dan Objek Pajak


Wajib Pajak ini adalah penyedia jasa konstruksi, yaitu orang pribadi atau
badan termasuk bentuk usaha tetap yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi, baik sebagai perencana
konstruksi, pelaksana konstruksi, pengawas konstruksi maupun sub-
subnya.
Objek Pajak disini adalah jasa berupa jasa perencanaan konstruksi,
pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi
 Tarif dan Dasar Penganaan Pajak

Jenis Konstruksi Wajib Pajak Tarif


Pelaksanaan Penyedia jasa yang memiliki 2%
kualifikasi usaha kecil
Pelaksanaan Penyedia jasa yang tidak 4%
memiliki kualifikasi usaha
Pelaksanaan Penyedia jasa selain dua diatas 3%
Perencanaan atau Penyedia jasa yang memiliki 4%
Pengawasan kualifikasi usaha
Perencanaan atau Penyedia jasa yang tidak 6%
Pengawasan memiliki kualifikasi usaha
G. Pajak Penghasilan atas Pengalihan
Harta berupa Tanah atau Bangunan
 Pengertian
Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi hal-hal berikut :
a. Penjualan, tukar-menukar, perjajian pemindahan hak, pelepasan hak,
lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain selain
pemerintah.
b. Penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, penyerahan hak,
lelang, hibah, atau cara lain yang disepakati dengan pemerintah guna
pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan untuk
kepentingan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.
c. Penjualan, tukar-menukar, penyerahan hak, lelang, hibah, atau cara lain
yang disepakati kepada pemerintah guna pelaksnaan pembangunan
untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
 Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atas badan yang memperoleh
penghasilan pengalihan hak atas tana dan/atau bangunan.
Objek Pajak ini adalah pengahsilan yang diterima atau diperoleh orang
pribadi atau badan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.

 Tarif PPh
a. Sebesar 5% untuk PPh yang dibayar sendiri oleh orang pribadi dan
badan
b. Sebesar 1% untuk Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan berupa pengalihan hak
atas rumah sederhana dan rumah susun sederhana
c. Sebesar 5% untuk Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan selain pengalihan hak
atas rumah sederhana dan rumah susun sederhana
H. Pajak Pengahsilan atas Bunga
Simpanan yang Dibayarkan oleh
Koperasi kepada Anggota Koperasi
Orang Pribadi
 Pengertian
Penghasilan berupa bunga simpanan adalah
imbalan berupa bunga simpanan yang
diterima anggota koperasi orang pribadi dari
dana yang disimpan anggota koperasi orang
pribadi pada koperasi tempat orang pribadi
tersebut menjadi anggota.
 Wajib Pajak dan Objek Pajak
Wajib Pajak disini adalah orang pribadi sebagai anggota
koperasi yang mempunyai simpanan di koperasi dan
memperoleh/menerima bunga atas simpananya
Objek Pajak disini adalah bunga simpanan yang diterima oleh
anggotanya.

 Tarif
a. Sebesar 0% untuk penghasilan berupa bunga simpanan
sampai dengan Rp. 240.000 per bulan
b. Sebesar 10%dri jumlah bruto bunga untuk penghasilan
berupa bunga simpanan lebih dari Rp. 240.000 per bulan
I. Pajak Penghasilan atas Deviden yang
Diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi

 Pengertian
Deviden merupakan bagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang diterima oleh pemegang saham atas kepemilikan
saham dalam sebuah perseroan.

 Wajib Pajak dan Objek Pajak


Wajib Pajak disini adalah orang pribadi dalam negeri yang
bertindak sebagai pemegang saham suatu perseroan, pemegang
polis suatu perusahaan, dan anggota koperasi yang menerima
sisa hasil usaha
Objek Pajak disini adalah deviden sebagaimana dijelaskan pada
pengertian
Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
Besarnya Pajak Pneghasilan atas
deviden yang diterima oleh Wajib
Pajak orang pribadi, adalah 10%.
Dasar pengenaan pajak ini adalah
jumlah bruto dieviden.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai