Anda di halaman 1dari 60

BAB

1
PAJAK PENGHASILAN FINAL
Setelah mempelajari bab ini,
Anda diharapkan Mampu

• Menjelaskan Pengertian PPh final


• Mengidentifikasi dasar hukum PPh final,
• Mengidentifikasi jenis PPh yang bersifat final,
• Menjelaskan tarif dan pemotongan PPh
bersifat final,
• Menghitung PPh bersifat final.
PENGERTIAN PPh FINAL
Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan
yang pengenannya sudah final (berakhir)
sehingga tidak dapat dikreditkan (dikurangkan)
dari total Pajak penghasilan terutang pada akhir
Tahun Pajak.
dikenakan kepada
 Orang Pribadi atau
 Badan Usaha
Dasar Hukum
• PP No. 131/2000, KMK 51/KMK.04/2000 tentang penghasilan dari bunga
deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat bank Indonesia.
• PP No. 140/2000, KMK 559/KMK.04/2000 tentang penghasilan dari usaha jasa
kontruksi bagi pengusaha kecil yang nilai pengadaannya kurang dari Rp 1 miliyar.
• PP No. 15/2009; OMK 112/2010 tentang bunga anggota koperasi.
• PP No. 132/2000 Jo PP No. 6/2002, KMK 558/KMK.04/2000 tentang penghasilan
berupa bunga dan diskonto obligasi yang dijual di pasal modal.
• PP No. 132/2000; KEP 395/PJ/2001; SE-19/PJ43/2001; PP No. 48/1994 Jo PP No.
27/1997 Jo PP No. 79/1999, KMK 566/KMK.04/1999, PMK 243/PMK.03/2008
tentang penghasilan dari transaksi pengalihan ha katas tanah atau bangunan.
• PP No. 41/1994 Jo PP No. 14/1997, KMK 282/KMK.04/1997, SE-15/PJ.42/1997
tentang penghasilan dari transaksi penjualan saham dibursa efek.
• PP No. 29/1996 Jo PP No. 5/2002, Kep-227/PJ/2002 tentang penghasilan dari
persewaan tanah dana tau bangunan.
PERBEDAAN PPH FINAL
DAN TIDAK FINAL
PPH FINAL PPH TIDAK FINAL
 penghasilan tidak digabungkan dengan  penghasilan digabungkan dengan
penghasilan lain yang dikenai tarif umum penghasilan lain yang dikenai tarif
dalam SPT Tahunan PPh Badan umum
 biaya sehubungan untuk menghasilkan ,  biaya tersebut dapat dikurangkan
menagih, dan memelihara penghasil an yg
dikenai PPh tdk dapat dikurangi

 bukti potong PPh tidak dapat  bukti potong dapat diperhitungkan


diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi sebagai kredit pajak bagi pihak yang
pihak yang dipotong dan atau dipungut dipotong atau dipungut
 tarif yang dikenakan adalah tarif umum  tarif diatur oleh Peraturan Presiden
progresif (Perpres) atau Peraturan Menteri
(Permen).
OBYEK PAJAK PPH FINAL
1. Bunga Deposito dan Tabungan  serta Diskonto
Sertifikat Bank Indonesia.
2. Bunga Obligasi.
3. Diskonto Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
4. Hadiah Undian.
5. Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek.
6. Penghasilan Perusahaan Modal Ventura dari Transaksi
Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan Modal
pada Perusahaan Pasangan Usahanya
7. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan.
8. Penghasilan dari Pengalihan Real Estate dalam
Skema Kontrak Investasi.
9. Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi.
10.Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau
Bangunan.
11.Penghasilan Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri.
12.Penghasilan Perusahaan Pelayaran dan/atau
Penerbangan Luar Negeri.
13.Penghasilan Wajib Pajak Luar Negeri yang
Mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
14.PPh Final atas Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap.
15.PPh final atas penghasilan Tenaga ahli seperti pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan
16. PPh Final atas Penghasilan Pemain musik, MC, penyanyi, bintang film
17. PPh Final atas Penghasilan Olahragawan
18. PPh Final atas Penghasilan Penasehat, pengajar, pelatih,
penceramah, moderator, dll
19. PPh Final atas Penghasilan Agen iklan
20. PPh Final atas Penghasilan Peserta perlombaan
21. PPh Final atas Penghasilan Petugas dinas luar asuransi
22. PPh Final atas Penghasilan PPh Final atas Penghasilan Petugas
penjaja barang dagangan (sales)
23. PPh Final atas Penghasilan Peserta pendidikan, pelatihan dan
pemagangan
24.PPh Final atas Penghasilan Distributor perusahaan MLM direct selling
OBJEK PAJAK PPH TIDAK FINAL
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh.
2. Hadiah dari pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.
3. Laba usaha.
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang.
7. Dividen.
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
1. Bantuan atau sumbangan termasuk zakat
2. Harta hibahan
3. Warisan;
4. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa
6. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi Dwiguna dan asuransi beasiswa;
7. Dividen atau bagian laba
8. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan ,
9. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
10.Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi;
11.Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan
reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian
perusahaan atau pemberian izin usaha;
12.Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia
dengan syarat badan pasangan usaha tersebut
13. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
14. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan Peraturan Pemerintah.
15. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
16. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
17. Premi asuransi.
18. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau
pekerjaan bebas.
19. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak.
21. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
22. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara
perpajakan.
23. Surplus Bank Indonesia.
DASAR PENERAPAN PAJAK FINAL
• Penyederhanaan pengenaan pajak
penghasilan atas penghasilan dari usaha.
• Memudahkan serta mengurangi beban
administrasi bagi wajib pajak
PPH FINAL
Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008

• Penghasilan dari bunga deposito dan tabungan.


• Penghasilan dari bunga obligasi.
• Penghasilan dari hadiah undian.
• Penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek.
• Penghasilan dari usaha jasa konstruksi.
• Penghasilan dari sewa tanah dan bangunan.
• Penghasilan dari perusahaan pelayaran Indonesia.
• Penghasilan dari wajib pajak luar negeri yang memiliki
kantor perwakilan di Indonesia.
• Penghasilan neto fiskal.
Sedangkan tarif dan dasar pemungutan PPh non-final diatur oleh
Peraturan Presiden (Perpres) atau Peraturan Menteri (Permen).

• Bunga deposito adalah deposito dengan nama dan


dalam bentuk apapun termasuk deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan deposit on call,
baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing yang
ditempatkan pada atau diterbitkan oleh bank,
termasuk bunga yang diterima atau diperoleh dari
deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar
negeri melalui bank yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia atau cabang bank laur
negeri di Indonesia
Objek dan Tarif
Bunga deposito, tabungan, serta diskonto
Sertifikat BI dikenakan PPh final sebesar :
1. 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto,
terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk
Usaha Tetap (BUT).
2. 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau
dengan tarif berdasarkan Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku,
terhadap wajib pajak luar negeri
Pemotongan PPh atas bunga deposito dan
tabungan serta diskonto
1. Bank Pembayar Bunga
2. Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri
Keuangan
Deposito yang Dikecualikan dari
Pemotongan PPh
• Jumlah deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi
Rp7.500.000
• Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang
didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri Indonesia.
• Bunga deposito dan tabunga serta diskonto SBI yang diterima
atau diperoleh dana pensiun.
• Bunga tabungan pada bank yang ditunjukkan pemerintah dalam
rangka pemilikan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana
• Orang pribadi subjek pajak dalam negeri yang seluruh
penghasilannya dalam satu tahun pajak, termasuk bunga dan
diskonto, tidak melebihi penghasilan tidak kena pajak
BUNGA OBLIGASI
• Obligasi adalah surat utang atau surat utang
negara yang berjangka waktu lebih dari 12
(dua belas) bulan.

• Bunga obligasi adalan imbalan yang diterima


dan/atau diperoleh pemegang obligasi dalam
bentuk bunga dan/atau diskonto
Objek pajak dan pengecualiannya
Objek pajak OBLIGASI adalah pendapatan atas bunga obligasi.

Penghasilan bunga obligasi tersebut merupakan objek pajak


jika penerimanya adalah :
• Wajib Pajak Dana Pensiun yang pendirian atau
pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
dan memenuhi persyaratan sebagai mana diatur dalam
Pasal 4 ayat (3) huruf h UU PPh.
• Wajib Pajak Bank yang didirikan di indonesia atau cabang
bank luar negeri di Indonesia
Tarif Pajak
• 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak
Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap.

• 20% (dua puluh persen) atau sesuai tarif


berdasarkan P3B (Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda) bagi Wajib Pajak Luar Negeri
selain BUT, dari jumlah bruto bunga sesuai
masa kepemilikan obligasi
Diskonto dari Obligasi tanpa Bunga

• 15% (lima belas persen) bagi Wajib Pajak


dalam Negeri dan Bentuk Usaha tetap.

• 20% (dua puluh persen) atau sesuai tarif


berdasarkan P3B bagi Wajib Pajak Luar Negeri
selai BUT, dari selisih lebih harga jual atau nilai
nominal di atas harga perolehan obligasi
Bunga dan/atau Diskonto dari Obligasi yg
diterima dan/atau Diperoleh WP Reksa Dana

1. 0% (nol persen) untuk tahun 2009 sampai


dengan tahun 2010
2. 5% (lima persen) untuk tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013
3. 15% (lima belas persen) untuk tahun 2014
dan seterusnya
Pemotongan PPh atas Bunga Obligasi

1. Penerbit obligasi atau custodian, selaku agen


pembayaran yang ditunjuk, atas bunga dan
/atau diskonto yang diterima pemegang obligasi
dengan kupon pada saat jatuh tempo bunga
obligasi,dan diskonto yang diterima pemegang
obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo
obligasi.
2. jatuh tempo bunga obligasi,dan diskonto yang
diterima pemegang obligasi tanpa bunga pada
saat jatuh tempo obligasi pada saat transaksi
BUNGA SIMPANAN KOPERASI KEPADA
ANGGOTA KOPERASI ORANG PRIBADI
• Setiap bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi merupakan objek pajak. Akan tetapi,
penghasilan bunga simpanan yang jumlahnya
tidak melebihi Rp240.000,00 per bulan tidak
dikenakan pajak
Tarif Pajak
• 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa
bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,00
(dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan
• 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga
untuk penghasilan berupa bunga simpanan
lebih dari Rp240.000,00 (dua ratus empat
puluh ribu rupiah) per bulan
• Pemotong pajak adalah koperasi yang
melakukan pembayaran bunga simpanan
kepada anggota koperasi orang pribadi
PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN
BERUPA HADIAH UNDIAN
Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apa pun
yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan yang pemberiannya
melalui undian.

Hadiah selain undian adalah sebagai berikut:


• Hadiah atau penghargaan dari perlombaan adalah hadiah atau
penghargaan yang diberikan melalui sesuatu perlombaan atau adu
ketangkasan.
• Penghargaan atas suatu prestasi dalam kegiatan tertentu.
• Hadiah sehubungan dengan pekerjaan ,jasa,dan lain-lain adalah hadiah
dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang di berikan sehubungan
dengan pekerjaan,jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh penerima
hadiah.
Objek pengenaan HADIAH pajak adalah
penghasilan berupa hadiah undian dengan nama
dan dalam apa pun (dapat berupa uang, barang,
atau kenimatan, contoh: menginap di hotel
berbintang).
Pengecualian/ Tidak termasuk dalam pengertian
hadiah undian yang dikenakan pajak, anatara lain:
• Hadiah langsung dalam penjualan barang/jasa
sepanjang diberikan kepada semua
pembeli/konsumen akhir tanpa diundi.
• Hadiah yang diterima langsung oleh konsumen
akhir pada saat pembelian barang/jasa
• Tarif Atas hadiah undian besarnya tariff PPh
ini adalah 25% (dua puluh lima persen) dari
jumlah penghasilan bruto dan bersifat final.
• Atas hadiah atau penghargaan, perlombaan,
penghargaan dan hadiah sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainya, dikenakan
PPh dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dikenakan PPh Pasal 21 sebesar tarif PPh Pasal 17
Undang-Undang PPh, bila penerima Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri.
2. Dikenakan PPh Pasal 26 sebesar 20% (dua puluh persen)
dan bersifat final dari jumlah bruto dengan
memperhatikan ketentuan dalam Persetujuan
Penghidaran Pajak Berganda yang berlaku, bila penerima
Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT.
3. Dikenakan PPh Pasal 23 sebesar 15% (lima belas persen)
dari jumlah penghasilan bruto, bila penerima Wajib Pajak
Badan.
Pemungutan PPh atas hadiah undian adalah penyelengara undian,
• baik orang pribadi maupun badan,
• kepanitian,
• organisasi maupun penyelengara dalam bentuk apa pun yang telah
mendapatkan izin dari pihak yang berwewenang
• pengusaha yang menjual barang/jasa yang memberikan hadiah
• dengan cara diundi, misal bank, supermarket, toko, perusahaan, panitia
penarikan undian, dan sebagainya.

Pemotong atau pemungut wajib menyetorkan pajak yang telah


dipotong ke bank atau Kantor Pos paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
berikutnya,

Melaporkannya ke kantor pelayanan pajak setempat paling lambat


20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak Berakhir.
Saat Terutang
a. PPh atas hadiah dan penghargaan terutang,
pembayarannya dilakukan pada akhir bulan atau saat
diserahkannya hadiah,tergantung peristiwa yang terjadi
lebih dahulu.
b. PPh dipotong oleh penyelenggara (hadiah dan
penghargaan) sebelum hadiah atau penghargaan
diserahkan kepada yang berhak.
c. Penyelenggara wajib membuat dan memberikan bukti
pemotongan PPh atas hadiah atau undian, rangkap 3:
• Lembar ke-1 untuk penerima hadiah (Wajib Pajak);
• Lembar ke-2 untuk kantor pelayanan pajak;
• Lembar ke-3 untuk penyelenggara/pemotong
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI SAHAM
DAN SEKURITAS LAINNYA
Saham pendirian adalah saham yang dimiliki oleh
pendiri yang diperoleh dengan harga kurang dari 90%
(sembilan puluh persen) dari harga saham pada saat
penawaran umum perdana.

Saham yang termasuk dalam pengertian saham pendiri


adalah:
a. Saham yang diperoleh pendiri dari kapitalisasi agio yang
dikeluarkan setelah penawaran umum perdana.
b. Saham yang berasal dari pemecahan saham pendiri.
Saham yang tidak termasuk saham pendiri adalah:
• Saham yang diperoleh pendiri dari pembagian
dividen dalam bentuk saham
• Saham yang diperoleh pendiri setelah penawaran
umum perdana yang berasal dari pelaksanaan hak
pemesanan efek terlebih dahulu (right
issue),waran,obligasi,konversi,dan efek konversi
lainnya
Objek pengenaan pajak adalah penghasilan yang
diperoleh atau diterima orang pribadi atau badan dari
transaksi penjualan saham di bursa efek.

Besar tarif PPh adalah:


• Untuk semua transaksi penjualan saham sebesar 0,1%
dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan.
• Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan PPh
sebesar 0,5% dari jumlah bruto nilai transaksi atas
transaksi penjualan, kecuali penjualan saham pendiri
oleh perusahaan modal ventura atas penyertaan
modal kepada perusahaan pasangan usahanya
• Pelunasan pajak atas transaksi penjualan saham di
bursa efek dilakukan dengan pemungutan/pemotongan
oleh penyelenggara bursa efek melalui perantara
pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan
saham.

• Penyetoran pajak dilakukan oleh pemotong paling


lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah
bulan terjadinya transaksi penjualan saham.

• Pelaporan dilakukan paling lambat tanggal 25 (dua


puluh lima) bulan berikutnya setelah bulan terjadinya
transaksi penjualan saham.
PENGHASILAN DARI TRANSAKSI DERIVATIF (kontrak
penukaran pembayaran) YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA

 Objek Pajak : Penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh orang pribadi atau
badan dari transaksi derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di
bursa dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.

 Tarif Pajak : sebesar 2,5% dari margin awal.

 Pemotongan dan Pelaporan


a.Lembaga kliring dan penjamin wajib memungut Pajak Penghasilan ini pada
saat menerima penyetoran margin awal oleh pialang berjangka atau anggota
bursa.
b.Lembaga kliring dan penjamin wajib menyetor seluruh pajak yang dipungut
kepada kantor pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
c. Lembaga kliring dan penjamin wajib menyampaikan laporan pemungutan dan
penyetoran Pajak Penghasilan yang dipungut kepada kantor pelayanan pajak
PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HARTA
BERUPA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
Hal-hal yang termasuk dalam pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan, antara lain sebagai berikut.
• Penjualan,tukar-menukar dalam pengalihan hak, lelang, hibah,
atau cara lain yang disepakati dengan pihak lain selain pemerintah.
• Penjualan, tukar-menukar,perjanjian pemindahan hak, pelepasan
hak, penyerahan hak,lelang, hibah atau cara lain yang disepakati
dengan pemerintah untuk kepentingan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus.
• Penjualan, tukar-menukar,penyerahan hak,lelang,hibah, atau cara
lain yang disepakati kepada pemerintah guna kepentingan
pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang
memerlukan persyaratan khusus.
Subjek pajak dalam hal ini adalah orang pribadi atau
badan yang memperoleh penghasilan hak atas tanah
dan/atau bangunan
Pihak-pihak yang dikecualikan dari kewajiban pembayaran PPh :
• Orang priadi yang mempunyai penghasilan dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak y
• Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
• Orang pribadi yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah
kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,koperasi atau orang pribadi yang menjalankan
usaha mikro dan kecil yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri
Keungan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
• Badan yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengan cara hibah kepada
badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yaysan koperasi atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri Keuangan,
• Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
yang tidak termasuk subjek pajak.
• Objek Pajak : PPh yang diterima atau
diperoleh orang pribadi atau badan dari
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

• Besarnya Tarif : adalah 10% dari jumlah bruto


nilai persewaan tanah dan/atau bangunan dan
bersifat final,
Tata Cara Pelunasan
a. Jika penyewa bertindak atau ditunjuk sebagai pemotong pajak,PPh tersebut
wajib dipotong oleh penyewa.
b.Jika penyewa bukan sebagai pemotong pajak, PPh yang terutang tersebut wajib
dibayar sendiri oleh orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh
penghasilan.
c. Pemotong /menyetorkan pajak yang telah dipotong ke bank persepsi atau kantor
pos paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan wajib melaporkan kepada
kantor pelayanan pajak (KPP) selambat-lambatnya tanggal 20 berikutnya setelah
bulan pembayaran/penyerahan hadiah.

Pelaporan
a. Orang pribadi atau badan menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling
lama tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan dilakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan atau diterimanya pembayaran.
b. Bendaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran atau pejabat yang
menyetujui tukar-menukar , wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa
Paling lama tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan dilakukan pengalihan hak
atas tanah dan/atau bangunan atau diterimanya pembayaran
PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONTRUKSI

Pengertian :
• Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan
pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
konstruksi.

• Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian


rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk
fisik lain.
• Perencanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh pribadi
atau badan yang dinyatakan ahli di bidang perencanaan jasa
konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk
dokumen perencanaan bangunan fisik lain

• Pelaksanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh pribadi


atau badan yang dinyatakan ahli dibidang pelaksanaan jasa
konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatan untuk
mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan
atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi
terintegrasi, yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model
penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan
(engineering, procurement and construction, serta model
penggabungan perencanaan dan pembangunan (desain and build).
• Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang
pribadi atau badan yang dinyatakan ahli di bidang pengawasan
jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan
pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai
selesai dan diserahterimakan.

• Pengguna jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk


Bentuk Usaha Tetap yang memerlukan layanan jasa konstruksi.
• Penyedia jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk
Bentuk Usaha Tetap, yang kegiatan usahanya menyediakan
layanan jasa konstruksi baik sebagai perencana kontruksi,
pelaksana konstruksi, pengawas konstruksi, maupun sub-subnya.
• Nilai kontrak jasa konstruksi adalah nilai yang tercantum
dalam satu kontrak jasa konstruksi secara keseluruhan
• Objek Pajak
Penghasilan dari usaha jasa konstruksi
dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
 
• Tarif Pajak
Tarif Pajak Penghasilan untuk usaha jasa
konstruksi adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Kualifikasi usaha
Bentuk Pekerjaan Klasifikasi Usaha Tarif Sifat
Pelaksanaan Kecil 2%* Final
Konstruksi Menengah&Besar 3%* Final
Perencanaan&Penga Kecil, Menengah,& 4%* Final
wasan Besar
Tabel 2 Tidak Kualifikasi Usaha
Bentuk Pekerjaan Tarif Sifat

Pelaksanaan Konstruksi
Bentuk Pekerjaan
Pelaksanaan Konstruksi
Tarif
4%
Sifat
Final
4% Final
Perencanaan & Pengawasan Konstruksi 6% Final

Perencanaan & Pengawasan Konstruksi 6% Final


Pemotongan dan Pembayaran
• Pajak Penghasilan dipotong oleh pengguna
jasa pada saat pembayaran jika pengguna jasa
merupakan pemotong pajak.

• Pajak Penghasilan disetor sendiri oleh


penyedia jasa, dengan syarat pengguna jasa
bukan merupakan pemotong pajak.
Besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong atau
disetor sendiri adalah sbb:
• Jumlah pembayaran, tidak termasuk PPN,
dikalikan tarif Pajak Penghasilan.
• Jumlah penerimaan pembayaran, tidak
termasuk PPN, dikalikan tarif Pajak
Penghasilan jika Pajak Penghasilan disetor
sendiri oleh penyedia jasa.
PENGHASILAN DARI JASA PELAYARAN DALAM NEGERI

Objek Pajak
Objek pengenaan pajak ini adalah penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari pengangkutan
orang dan/atau barang, termasuk penghasilan penyewaan
kapalyang dilakukan dari:
• Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lain di Indonesia.
• Pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar Indonesia.
• Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan di Indonesia.
• Pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lainnya di luar
Indonesia
Besarnya Tarif
• Besarnya 1,2% dari peredaran bruto.  

Tata Cara Pelunasan


• Pembayaran PPh ini dilakukan melalui pemotongan oleh
pencarter sepanjang pencarter tersebut adalah pemerintah,
 
Kewajiban pemotong atau pemungut adalah;
• Memotong PPh pada saat pembayaran atau saat terutangnya
imbalan/nilai penggantian.
• Menyetoran hasil pungutannya ke kantor pos atau bank
persepsi paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
• Melaporkan ke kantor pelayanan pajak (KKP) selambat-
lambatnya tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutya.
PENGHASILAN DARI JASA PELAYARAN ATAU
PENERBANGAN LUAR NEGERI
• Wajib Pajak perusahaan atau penerbangan
luar negeri adalah perusahaan pelayanan atau
penerbangan yang berkedudukan di luar
negeri yang melakukan usaha melalui Bentuk
Usaha Tetap (BUT).
Objek Pajak
• penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pengangkutan
orang dan/ atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke
pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di
Indonesia ke pelabuhan luar negeri.
• Penghasilan tersebut tidak termasuk pengangkutan orang
dan/atau barang dari pelabuhan luar negeri ke pelabuhan
Indonesia.

Besarnya Tarif
• Besarnya Tarif adalah 2,64% dari peredaran bruto. Peredaran
bruto bagi Wajib Pajak perusahaan pelayan atau penerbangan
luar negeri adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa
uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh
Tata Cara Pelunasan
• Jika penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian persewaan
atau carter dengan pemotongan pajak, pelunasan pajak
dilakukan melalui pihak yang membayar (disebut sebagai
pemotong pajak )

Kewajiban pemotong pajak adalah:


• Memotong atau memungut PPh pada saat pembayaran atau
saat terutangnya imbalan/ nilai pengganti.
• Menyetorkan PPh yang telah dipungut atau dipotong ke bank
persepsi atau kantor pos paling lambat tanggal 10 (sepuluh)
bulan berikutnya.
• Melaporkan ke kantor pelayanan pajak selambat-lambatnya
tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya.
TIGA ALASAN WAJIB PAJAK HARUS BAYAR
PPH FINAL
1. Mematuhi Peraturan
• Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPH memberikan
mandat kepada Pemerintah untuk mengenakan PPh
Final atas penghasilan-penghasilan tertentu.
• Berdasarkan ketentuan ini Pemerintah mengeluarkan PP
untuk mengenakan PPh Final atas penghasilan tertentu
dg pertimbangan kesederhanaan, kemudahan, serta.
• Namun demikian, ada juga pengenaan PPh final
berdasarkan Pasal lain yaitu Pasal 15, Pasal 19, Pasal 21,
Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 26 UU PPh.
2. Ikut Membangun Indonesia
• Salah satu fungsi pajak adalah untuk
pembangunan infrastruktur.
• Salah satu anggaran terbesar dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan sangat
berpengaruh bagi kemajuan pendidikan di Tanah
Air karena hasil penarikan pajak juga digunakan
untuk membiayai Biaya Operasional Sekolah.
• Pajak 1% dari penjualan Anda sangat berarti bagi
kemajuan bangsa. Untuk memahami cara
menghitung PPh Final/Pajak Ukm, baca tautan
berikut ini: Simulasi Perhitungan PPh Final
3. Menghindari Risiko Bisnis
• Direktorat Jenderal Pajak akan memeriksa
laporan pajak usaha atau bisnis Anda. Jika
Anda lalai dalam melakukan setor dan lapor
pajak, DJP bakal menutup bisnis yang telah
Anda bangun selama ini. Penuhi kepatuhan
pajak Anda dengan menggunakan aplikasi
OnlinePajak yang sangat mudah
Kesimpulan:
• PPh Final berlaku bagi wajib pajak pribadi dan badan yang
memiliki omzet usaha kurang dari Rp 4,8 miliar dalam
setahun.
• Pungutan yang dikenakan dari PPh Final hanya 0,5% dari
omzet usaha Anda.
• Sebagai warga negara yang yang teladan, sudah sepatutnya
menaati peraturan yang berlaku, termasuk peraturan
terkait pajak, khususnya PPh Final.
• Pajak yang Anda bayarkan digunakan untuk anggaran demi
memajukan Indonesia agar menjadi negara yang lebih baik.
• Jika Anda tak membayar pajak, Direktorat Jenderal Pajak
dapat menutup usaha Anda.

Anda mungkin juga menyukai