BAGIAN 1
Latar Belakang Pengenaan Pajak
Penghasilan Bersifat Final
• Objek Pajak
Yang menjadi objek PPh Final adalah penghasilan bunga dengan nama
dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari deposito dan
tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia. Termasuk bunga yang
harus dipotong Pajak Penghasilan adalah bunga yang diterima atau
diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri
melalui bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau
cabang bank luar negeri di Indonesia.
Deposito adalah deposito dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk
deposito berjangka, sertifikat deposito dan "deposit on call" baik dalam mata uang
rupiah maupun dalam mata uang asing (valuta asing) yang ditempatkan pada atau
diterbitkan oleh bank. Tabungan adalah simpanan pada bank dengan nama
apapun, termasuk giro, yang penarikannya dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang ditetapkan oleh masing-masing bank.
Pengenaan PPh Final tidak berlaku apabila berlaku terhadap orang pribadi subjek
pajak dalam negeriyang seluruh penghasilannya dalam 1 (satu) tahun pajak,
termasuk bunga dan diskonto, tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP). Pembebasan dari pemotongan ini dilakukan melalui permohonan restitusi
oleh wajib pajak yang bersangkutan.
• Dasar Hukum
1. PP No. 91 Tahun 2021 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan
Berupa Bunga Obligasi Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak
Dalam Negeri Dan Bentuk Usaha Tetap
• Objek Pajak
Atas penghasilan berupa Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh
wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap dikenai pajak
penghasilan yang bersifat final.
Obligasi adalah surat utang, surat utang negara, dan obligasi daerah yang
berjangka waktu lebih dari 12, (dua belas) bulan yang diterbitkan oleh
pemerintah dan nonpemerintah, termasuk surat utang yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah (sukuk).
• Dikecualikan dari Pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final
apabila penerima Bunga Obligasi adalah:
1. wajib pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan atau telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa
Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf h Undang-Undang Pajak Penghasilan dan peraturan
pelaksanaannya; dan
2. wajib pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia.
3. PT. PQR memiliki Obligasi yang dibelinya dari PT. XYZ tersebut hingga
tanggal 31 Desember 2023. Maka pada setiap tanggal jatuh tempo bunga
selama masa kepemilikan Obligasi tersebut, PT. PQR terutang PPh final
sebesar 10% atas bunga yang diterima atau diperolehnya (lihat contoh 1) yang
dipotong oleh emiten atau kustodian yang ditunjuk sebagai agen pembayaran.
4. Pada tanggal 31 Desember 2023, PT. PQR setelah menerima bunga dari
emiten menjual seluruh Obligasi yang dimilikinya kepada PT. CDE melalui
Bank Pundi Nasional selaku perantara dengan harga jual Rp10.500.000,00 per
lembar.
Penghitungan bunga, diskonto, dan PPh final yang terutang oleh PT. PQR
pada saat jatuh tempo bunga atau saat penjualan Obligasi tanggal 31
Desember 2023 adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Pengertian diskonto dalam peraturan ini tidak hanya terbatas pada realisasi selisih
harga perolehan perdana di bawah (at discount) nilai nominal Obligasi, melainkan
mencakup selisih lebih harga jual di atas harga perolehan Obligasi.