Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak atas jenis penghasilan tersebut termasuli
sifat, besarnya, dan tata cara pelaksanaan pembayaran, pemotongan, atau pemungutan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pajak yang dikenakan atas penghasilan-penghasilan tertentu dikenal dengan Pajali
Penghasilan Pasal 4 ayat(2) atau PPh final. Beberapa ciri pph final adalah:
t26
1. semua usaha dianggap memiliki laba;
2. besaran laba kotor atau margin laba sudah ditentukan;
3. secara umum tidak menggunakan tarif progresif meskipun ada pengenaan tarif
progresifuntuk PPh Pasal 21 yang bersifat final;
4. pengenaan PPh ini diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah.
Tidak semua PPh final diatur dalam Pasal 4 ayat (2) uu pph. pph final diatur juga
dalam beberapa pasal lainnya, yaitu Pasal 17 ayat (2c), pasal 19, pasal 21, danpasal22.
Berikut ini diuraikan penghasilan-penghasilan tertentu yang dikenakan pph final.
b. Atas bunga dari deposito dalam mata uang rupiah yang dananya bersumber dari
Devisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalim negeri pada bank yang didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat linal dengan tarifsebagai berikut:
127
l) Tarif 7,5o/o dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu I bulan;
2) Tarif 5o/o dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan;
3) Tarif 0% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu 6 bulan atau
lebih dari 6 bulan.
c. Atas bunga dari tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia, serta bunga dari
deposito selain dari deposito sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebagai berikut:
l) Tarif 20% dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap; dan
2) Tarif2}o/odarijumlahbrutoataudengantarifberdasarkanPerjanjianPenghindaran
Pajak Berganda yang berlaku, terhadap Wajib Pajak luar negeri.
b. Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia.
*. I
Orang Pribadi lVajib Pajak Dalam Negeri Tarif Pasal 17 UU PPh FPh Pasal 21
Wajib Pajak Badan termasuk BUT Sebesar 15o/odarijumlah bruto PPh Pasal 23
Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT Sebesar 20olo dari jumlah bruto PPh Pasal 26
(atau sesuai P3B)
r-
'l iciiik tern-rasul< elaianl prerrgcrti:ur irircliirh clan prr:ngh;rrgaall )/ilng cliketrakan PPh
ad,iilaii hacliah langsirng clil*ni peuj,,itl;rn b;rriu.tg irtau jasa sepanjang diberikan kepada
ci-1tgs pem1reli atau konsumen akhir [anpa cliuncli clan l-riiclia]r tersebul diterima
langsung
olch konsumen akhir pacla sa.at pernheliarr hai:all5J atar; jilsii'
hadiah?
Iat'irtran:
Aspck pcrpigakatr aias peml'rerii..n hacliirh lersebr.Lt aclalah sebirgai berikttt:
f/'-
*
1'
fl
PPh atas Usaha Jasa Konstruksi
]enis usaha jasa konstruksi terdiri atas usaha perencanaan konstruksi, usaha pelaksanaan
konstruksi, dan usaha pengawasan konstruksi yang masing-masing dilaksanakan oleh
perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi.
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan
dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk perawatannya. Secara umum,
kegiatan di bidang konstruksi dibagi dalam tiga bagian, sebagai berikut.
1. Perencanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan pembangunan fisik
lain.
2. Pelaksanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi
terintegrasi, yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan
132 perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement, and
constraction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design
and build).
3. Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sampai dengan selesai.
Usaha orang perseorangan dan badan usaha jasa konstruksi harus mendapatkan
klasifikasi dan kualifikasi dari lembaga yang dinyatakan dengan sertifikat. Pelaksanaan
klasifikasi dan kualifikasi usaha orang perseorangan dan badan usaha dapat dilakukan
oleh asosiasi perusahaan yang telah mendapat akreditasi dari lembaga dan atas sertifikat
yang diterbitkan harus mendapat tanda registrasi dari Lembaga.
Izin usaha untukbadan usaha nasional yang menyelenggarakan usahajasa konstruksi
diberikan oleh Pemerintah Daerah setempat, sedang izin usaha untuk badan usaha asing
yang menyelenggarakan usaha jasa konstruksi diberikan oleh Pemerintah Pusat'
Pasal 8 ayat (3) PP 28'Ihhun 2000 tentang Usirha dan Pcran N{asyarakat firsa Konstruksi
nrerryebr.rtkan bahwa kualifikasi usaha jasa konstruksi didasarkan pacla tingkat/kedaleu-nan
kompetensi dan potensi kemampuan usaha clatr dapat digcilongkan dalirm:
a. kualifikasi usaha besar;
b. kualifikasi usaha meuengalr;
c. kualilikasi usaha kecii termasuk usaha orang perseorangan.
t33
--\),
l::l S
Keterangan:
')11C 1. Sebesar 2% untuk Pelaksanaan Konstruksi vang clilakukan oleh Penyeclia Jasa yang
memiiiki l<ualifi k.i'i ilsirha kecil.
lks: Penyediir jasa pelaksana konstruksi yang menggunakan tarlf 2o/o rni adalah
raga merek:r yang memiliki sertifikat Cred 4, Gred 3, Cred 2, dan Gred i.
2. Sebesar 4% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang
dan ti dak mer-niliki kualifi kasi usaha.
&
Penyedia jasa pelaksana konstruksi yang rlenggunakan tarif 4t)/o it-ti
mereka yang tidak memiliki seriifikat. Pengguna jasa harus nlentotong
penyedia jasa tidak n-renunjukkan sertifikat.
3. Sebesar 370 untuk Pelaksatraan l(onstmksi yang ciilakr-rkan oleh Penyecli;i Jasa :: . ,ir
Penyedia lasa sebagirinrana dimaksud dalam huruf a clau huruf b.
Penyedia jasa pelahsanir konstruksi yang mcnggur-rakan tarif 3?6 ini ad. -:
mereka yang merniliki sertifikat Gred 5, Gred 6, dan Gred 7. Penjelasun PP 51 Ta. --r
2008 menyebutkan bahwa yang dimaksucl clengan "Penyedia fasa selarir-i Penr'.:,
yang dimaksud" autara lirin Penyedia |asa yarng memiliki kualifikasi usaha r.nener'.:-i
atau kualifikasi usaha besar.
4. Sebesar 47o ur-rtuk Perencanatan Konstruk.si atau Pengnwasan Konstruksi r..i
clilakukan oleir Penyeclia Jasa yang rnemiliki kualilikasi usaha.
Penyediajasa perencana konstruksi dan pengan as konstruksi yang nlengguna.- --
4o/r, ini adalah mereka yang memiliki sertifikat, baik Grecl 4, Gred 3, Grec -
tarif
maupun Gr:ed 1.
5. Sebesar 67o untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konsl.mhsi va-.
dilakukan oleir Penyedia |aia yang tidak rlenriiiki kualiftkasi usaha.
Penyedia jasa perenciura i<onstruksi clan pengau,as konstruksi yang menggunak..-
tarif 60/o ini adalah mereka yang T'IDAK menriliki sertifikat.
t34
PT Lestari ntenerima uang muka kontrark pada saat climulai pembangunan yaiiti.
pada tanggal 23 ]uni 2016 sebesar Rp10.000.000.000.
Termin pernba1,n1311 akan clilakukan sesuai der-igan tingkat penyelcsaian, yaitu:
'Iernrin pertanra sebesar Rp5.000.000.000,00 setelah pekerjaan selesai 25(/o;
Termin kedua sebesar Rp5.000.000.000,00 seielah pekerjiran selesai -50%;
Termin ketiga sebesar Rp5.000.000.000,00 setelah pekerjaran selesai 75%;
Sisa Rp5.000.000.000,00 akan dibayarkar.r setelah pekerjaar-r dan ntasa perneliharaan
seiesai.
. Pernbangur-ran gedung harus diselesaikan oleh PT Lestari paling larna tanggal 3l ir-rli
2017 dengan rnasa per.neliharaan selama 6 br-ilan.
Bagaimana kewajiban pemotongirrl illau penrllngutan PPh yang ctrilakuktrn oleh PT Barokah
terkait pembayaran:
. uang muka kontrak; clan
. termin Lrertama apabila <lilakukan pada tanggal 30 September 2016?
fawaban:
Dalam hal pengguna jasa merupakan pemotong pajak maka penghasilan dari usaha
nilai
jasa konstruksi tersebut dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembayaran bagian
kontrak jasa konstruksi.
bebas;
b. orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan:
yang telah terdaftar sebagai Walib lalak dalam negeri.
2. Penyetoran sendiri oleh yang menyewakan dalam hal penyewa adalah orang pribadr
atau bukan Subjek Pajak.
t36
Dalam melaksanakan pemotongan PPh pihak penyewa wajib:
a. memotong Pajak Penghasilan yang terutang pada saat pembayaran atau terutangn','a
sewa, tergantung peristiwa mana lebih dahulu terjadi,
b. menyetor Pajak penghasilan yang terutang ke Bank Persepsi atau Kantor Pos da::
Giro paling lambat tanggal 10 bulan takwin berikutnya setelah bulan pembayara:
atau terutangnya sewa,
c. melaporkan pemotongau dan penyetoran pajak penghasilan yang terutang ke Kanto:
Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan takwin berikutnya setelah bulan
pembayaran atau terutangnya sewa.
Saat melaksanakan penyetoran sendiri PPh Pasal 4 ayat (2), pihak yang menyewakan
wajib:
a. menyetor pajak penghasilan yang terutang ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan
Giro paling lambat tanggal 15 bulan takwin berikutnya setelah bulan pembayaran
atau terutangnya sewa,
b. melaporkan pemotongan dan penyetoran pajak penghasilan yang terutang ke Kantor
Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan takwin berikutnya setelah bulan
pembayaran atau terutangnya sewa.
pT Prima Realty menyewakan 2 ruko yang dimilikinya kepada CV Serayu dan Tuan Iqbal
(pNS). Biaya persewaan untuk 2 tahun ke depan adalah sebesar Rp200.000.000 per ruko,
tidak termasuk service charge sebesar Rp50.000.000 per tahun, dan semua biaya telah
dibayar di depan pada tanggal 7 |anuari 201 7. Bagaimana aspek perpajakan atas transaksi
tersebut?
|awaban:
Aspek perpajakannya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
a. pph atas ruko yang disewakan ke Tuan Iqbal disetor oleh PT Prima Realty karena
Tuan Iqbal bukan pemotong Pajak.
b. PPh dikenakan atas jumlah bruto nilai persewaan di termasuk
c. Pemotongan pajak dilakukan pada saat terutangnya pajak, yaitu saat dibayarkan atau
saat dibebankan sebagai biaya.
penyetoran pajak dilakukan paling lambat tanggal 10 buian berikutnya setelah saat
terutangnya pajak.
Objek Pajak
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunar, .rtau perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau
bangunan beserta perubahannya,terutang Pajak Penghasilan yang bersifat final.
penghasilan clari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah penghasilan
yang cliterima atau diperoleh pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/atau bangunan
l1:ij':' ilir:l'r' i;
f i:i:!jLll::ril :il;'.i" ir:l:r:i1:.!)i. l.;r--ilri-r:lrllil:
i
rlt,.ti1:l]r-ii
r";
.l'l' .
' '; ' ''
:.1":d.llt*,!-.:l:t lri'i-ll.l,iliilllliri, li"l-; lr""1'i;iil'lil
Ii'ri
|.';l'iiiij:.ijjirl'r ir,.::l'.1; i: i''ili!:i-rilil;'ril'ii';i l:.''l''ll'li' frll:::i'lr::lili'lr
I . irji,,ii. l)alli-Liili l';triil iiljjrr:rll\r I i'''l'- i:i-riirlrr ti;1;;;1;' 1-":'1
;
,.r,i.:l il(-:itnll i;r :ll,: i l,.i ll :' af i.:'-1 1:r1: lr.'l l l l lrr li'
:
ffialt*;iiEs!*r'l
Perjanj ia n Bangunan selain rumah a. Nilai yang sesungguhnya
Pengikatan Jual sederhana atau rumah susun diterima atau diperoleh
Bel i beserta sederhana yang dilakukan atasjual beli yang tidak
Peru ba ha n nya oleh Wajib Pajak yang dipengaruhi hubungan
usaha pokoknya melakukan istimewa; atau
pengalihan hak atas tanah b. Nilai yang seharusnya
dan/atau bangunan Rumah diterima atau diperoleh
sederhana atau rumah susun atas jual beli yang
sederhana yang dilakukan dipengaruhi hubungan
oleh Wajib Pajak yang istimewa
usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan
Batasan tersebut acialah rumah yang perolehannya secara tunai ataupun dibiayai
melalui fhsilitns kredit bersubsidi maupun tidak bersubsidi, atau melalui pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, yang memenuhi ketentuan:
i a. luas bangunan tidak rnelebihi 36 m'];
b. l-rarga jual tidak melebihi batasan harga jual clengan ketentuan bahwa batasan harga
jual didasarkan pacla kombinasi zona dan tahun yang berkesesuaian sebagaimana
tercanturn dirlam Larnpiran PMK- 1 I 3/PM K.0 1 I I 20 | 4;
merupakan rumah pertama yang dimiliki, digunakan sendiri sebagai teupat tinggal
dan tidak dipindahtangankar.r dalam jangka rvaktu 5 (lima) tahr-rn sejak dimiliki.
d. merLlpakan rumah pertama yang dinriliki, digunakan sendiri sebagai tempat tinggal,
dan tidak dipindahtangankan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak dimiliki;
e luas tanah tidak kurang dari 60 m2 (enar-n puluh meter persegi); clan
t perolehannya secara tunai ataupun dibiayai melalui fasilitas kredit bersubsidi maupun
ticlak bersubsidi, atau rnelalui pembiayiran berdasarkan prinsip syariah.
Saat Terutang, Pembayaran, dan fatuh Tempo
Pen!
Dike;
1. .
!
i::,:3:tixt'"
disetor sendiri :
140 paling lambat !
tanggal l5 bulan +.:
berikutnya setelah
_1. :
bulan diterimanya
pembayaran :
Pengalihan hak Semua usaha Pemerintah Sebelum Dipungut oleh I
atas tanah dan/ pembayaran bendahara
t-
atau bangunah 6tau sebelum pemerintah atau i
tukar menukar pejabat yang
dilaksanakan menyetujui tukar :
menukar
Perjanjian Semua usaha Sebelum terjadinya Setor sendiri oleh
Pengikatan Jual perubahan atau orang pribadi
Beli (PPJB) beserta addendum PPJB atau badan yang Pembe
perubahannya merupakan
pihak pembeli
dan namanya Kewi
tercantum dalam
PPJB sebelum Beberi
' perubahan atau
addendum
il
I p"jru
Dalam Perjanjian Pengikatan ]ual Beli, pihak penjual hanya menandatangani teprt,
I
perubahan atau adendum perjanjian pengikatan jual beli apabila kepadanya dibuktikan meliet
I
bahwa kewajiban dimaksud telah dipenuhi dengan menyerahkan fotokopi Surat Setoran I Sesuar
Pajak atau hasil cetakan sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran suna.
I
flT€F r i
Pajak yang bersangkutan, yang telah dilakukan penelitian oleh Kantor Pelayanan pajak.
Pihak penjual harus menyampaikan laporan mengenai perubahan atau adendum I o,n.i,
J
adden
perjanjian pengikatan jual beli atas pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan
kepada Direktur ]enderal Pajak.
Pengecualian Pengenaan Pajak
Dikecualikan dari kewajiban peinbayaran atau pemungutan PPh adalah:
L orang pribadi yang mempunyai penghirsilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) yang melakukan pengalihan hak atas tanah clan/atar.r bangunan clengarr
jumlah bruto pengalihannya kurang clari Rp60.000.000 dan bukan merupakan
jumlah yang clipecah-pecah;
2. orang pribacli yang melakukan pengalihar-r harta berr.rpa tanah dan/atau bangunan
dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam girris keturunan lurus satu derqat,
badar-r keagamaan, badan pendidikirn, badan sosial termasukyayasan, koperasi, atartr
orang pribadi yang menjalankan usaha nrikro ciar-r kecil, yang ketentuannya dia.tur
lebih lanjut dengan Peraluran Menteri I(euangan, sepanlang hibah tersebut tidak ada
hubungan dengarr usaha, pekerjaan, kepemilikan, ataLl penguasaan antara pihak-
pihak yan g bersar-rgkutan;
-). badan yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengirn cara hibalr
kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial ten-nasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang rnenjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Melrteri Keuangan, sep.rnjang
hibah tersebut ticlak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
pengllasaarl antara pihak-pihak yang bersangkutan; l4l
4. pengalihan harta berupa tanah clan/atau bangunan karena rvaris;
5. badan vang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan cialanr
rangka penggabungan, peleburan, atar-r pemekaran usaha yang telah ditetaplian Menteri
I(euangan r-rntuk menggunakan nilai buku;
6. orang pribadi atau badan yang melakukan pengalihan hlrta bc-rupii banguntrn
dalam rangka melaksanakan perjanjian bangr-rn guna serah, barrgr,rn serah guna, irtatr
pemanfaatau barang milik negara beruptr tanah dan/atau bangunan; atau
7. orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukirrr
pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan.
Pembebasan atas pengenaan PPh ini dilakukan dengan Surat Keterirngar-r Bebas (SKB).
$
Dalam hal pihak-pihak tersebut tidak menyarnpaikan laporan kepada DJP
dikenai sanksi sesuai ketentutrn perunclang-undangan yang berlaku"
Ketentuan Lain
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Baclan Pertanahan Nasioniil hanyar rnengehri:. *r
surat keputr-rsan pemberian hak, pengakuan hak, dan periilihan hak atas tanah ap,-: ;
permohonannya dilengkapi ciengan SSP atau hasil cetak sarana aclministrasi lain'.--"t
disamakan dengan SSP kecuali permohonan yang ketentuan pengalihan hak atas t:: *:
darn/atau bangunannya dibebaskan dari pengenaan PPh.
(*rn{:rpf't ffiorssus
PT Prima Propertindo menjual 1 unit rtunah dengar-r tipe 4-5l150 kepada ibu Mega seh: .
Rp750.000.000. Ibr-r Mega r-nembayar uang mukir sebesar Rp250.000.000 pada tangga. -
Agustus 2016 dan selisihnya akan diangsur sebanyak 4x sebesar Rp125.000.000 perl.-r'..--
yang dibayar setiap tar-rggal 25 rnulai September 2016. Nzlaka atas transaksi ini, meskl:*
belum dilakukan penandatanganan akla jual beli tetap terutang PPh Final sebesar l -'
pada saat diterimanya uang muka atau .rngsuran sebagai berikut:
142
B
x
trl
&,
t
t
)
PPh = 0,1% dsri fumloh bruto niloi trsnssksi peniuolgn sohom; bersilqt finsl
Pemilik saham pendiri dikenakan tarnbahan Pajak Penghasilan dan bersifat final
sebesar 0,5% dari nilai saham. Besarnya nilai saham adalah:
a. nilai saham pada saat penutLlpan bursa di akhir tahun 1996 atau pada tanggal 30
Desember 1996, apabila saham tersebut telah diperdagangkan di bursa efek dalan-r
tahun 1996 atau sebelumnya;
b. nilai saham perusahaan pada saat penawaran ulnum perdana (lnitial Public Offering),
apabila saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek pada/setelah 1 Januari
1997.
Tambahan Pajak Penghasilan tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya bagi emiten
dan emiten wajib menyampaikan laporan tentang penyetoran tambahan Pajirk Penghasilan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat ia terdaftar sebagai Wajib Pqak selambat-
lambatnya tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan penyetoran.
Penyelenggara bursa efek wajib memungut Pajak Penghasilan yang terutang untuk
setiap transaksi penjualan saham, menyetor kepada bank persepsi atau Kantor Pos dan
Giro selambat-lambatnya tanggal 20 (dua puiuh) setiap bulan atas transaksi penjualan
saham yang dilakukan dalam bulan sebeiumnya dan menyarnpaikan laporan kepada
I Kepala l(antor Pelayanan Pajak setempat selambat-lambatnya tanggal 25 (dua puluh lima)
pada bulan yang sama dengan br.rlan penyetoran.
I
Pendiri adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalarn Da{iar
Pemegang Saham Perseroan Terbatas atan tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan
Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Badan Pengawas Pasar
Modat (Bapepam) dalam rangka penawaran umunl perdana ("initial public sffering")
menjadi efektif. Termasuk daiam pengertian pendiri adalah orang pribadi atau badan
yang menerima pengalihan saham dari pendiri karena:
a. warisan;
b. hibah yang memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) huruf a angka 2 Unclang-Undang
PPh;
c. cara lain yang tidak dikenakan Pajak Penghasilan pada saat pengalihan tersebut.
$
Termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah:
saham yang diperoleh pe,diri yang berasar clari
kapitalisasi agio yang dikeruar
setelah penawaran umum perdana (" initial public
offering,,);
saham yang berasal dari pemecahan saham pendiri.
{r I
144
WP LUAR NEGERI
--
Dividen yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dikenakan PPh yang bersifat
final sebesar 10% dari penghasilan bruto, apabila diterima oleh selainnya maka dikenakan
PPh Pasal 23 alau PPh Pasal 26 atatt tidak termasuk objek pajak. Pengenaan Pajak
Penghasilan atas dividen bisa dilihat di tabel di barvah ini.
-l!ei*k *t**
FFir P*:a j 2j r 5iii: flnst i];:jak &ad** il*i*t* I"iegeri
'&';*j!i:
l' .rhAl..idp {3, r1}. -^lldnja.rJ
Er,{i r.un
divideir yang diterima tid*k memenut:i
k*iq*tu*n Pt:a! 4 ayat i3) hui'uf { UU PFh
FPh i3..rs*i l* ?*-0+:*iau ifu*jii: F*jak li;;tr **geri Y**r.i i"n*n*rii:.:* *t#t"t
tai"i{ F3* re * rr p* rt: e lr p* ir E h c s i s n h* r* p* * i'.ri ei *l r":
i I
Saat Terutan9
Berdasarkan PP No. 94 Tahun 2010 dalam penjelasan Pasal 15 ayat 3 dijelaskan bahwa
saat terutangnya PPh Pasal 23 UU PPh adalah pada saat pembayaran, saat disediakan
untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), saat yang
ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan iasa teknik
atau jasa manajemen atau jasa lainnya).
Perusahaan yang lidak go Public saat dibukukan sebagai utang dividen yang akan
dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen
diumumkan atau ditentukan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Tahunan
|awaban:
146
PT Prirna Sakti 3Ao/a 150.000.000 - Bukan objek
PPh
PT Chrisant 20o/o 00.000.000
1 15o/o 15.000.000 PPh Pasal 23
CV Fajrian 1SYo 75.000.000 150,6 11.250.000 PPh Pasal 23
Ms. Fairuz Dina 15o/o 75.000.000 1Oo/o 7.500.000 PPh Pasal 4 (2)
Karnilia Corp, Egypt Z0o/a 100.000.000 20olo 20.000.000 PPh Pasal 25
Q.
I
t47
PPh atas Selisih Lebih Revaluasi Aset Tetap
UU PPh memperbolehkan Wajib Pajak melakukan revaiuasi aset untuk tujuan perpajakan
sehingga revaluasi aset bisa dilakukan untuk dua tr-rjuan, yaitu untuk tujuan pelaporan
keriangan komersial atau untuk tujuan pajak.
Apabila revaluasi dilakukan untuk tujuan pajak, konsekuensinya adalah:
a. membayar PPh Final atas revaiuasi aset tetap sebesar 10% dari seiisih antara harga
pasar dan nilai buku aset.
b. meningkatkan biaya penyusutan aset tetap di masa datang sehingga biaya di masa
datang semakin besar dan beban Pajak Penghasilan semakin kecil,
c. menurLrnkan Capital Gain apabila terjadi pengalihan aset.
i
I
I
r.
I
b-
PPh atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima/Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Femqhasilan y*ng ffii[<e*aken FFir Fir"*aE dam Kriteri* WF yaxtg Sf;E<*nekam FFk
Finsl
Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh WP yang memiliki peredaran bruto
tertentu, dikenai PPh yang bersifat final.
a. WP yang memiliki peredaran bruto tertentu ini adalah WP yang memenuhi kriteria
berikut:
1) WP OP atau WP badan tidak termasuk BUT; dan
2) menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi
Rp4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 Tahun
Pajak.
b. Peredaran bruto yang tidak melebihi Rp4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah) ditentukan berdasarkan peredaran bruto dari usaha seluruhnya termasuk
dari usaha cabang, tidak termasuk peredaran bruto dari:
1) jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas meliputi:
. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri atas pengacara, t5r
E
I 2) menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang :::,,rfi
$,
diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
E
d. Tidak termasuk WP badan yang atas penghasilannya dikenai PPh Final adalah:
H
1) Wajib Pajak badan yang belum beroperasi secara komersial; atau
2) Wajib Pajak badan yang dalam jangka waktu 1 tahun setelah beroperasi sec.:r
F
komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4.800.000.000 (empat m,";r
F
E
I delapan ratus juta rupiah).
F
F
F
F
SesarTar*f, {mra Feng**taan FFfu Finel, {mrm FenSc*t*nem, dext Feixp*rea.l
E
Besarnyatarif PPhyangbersifatfinal adalah 1% (satupersen) dari jumlahpereda:-
bruto setiap bulan dan bersifat final.
E PPh terutang = lo/o x jumlah peredaran bruto setiap bulan, untuk setiap tem:.:-l
E kegiatan usaha.
E
c. Pengenaan PPh didasarkan pada peredaran bruto dari usaha dalam 1
E
E.
Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan.
E
tr
d. lika peredaran bruto kumulatif lvP pada suatu bulan telah melebihi jumlah Rp-i :
E miliar dalam suatu Thhun Pajak, wP tetap dikenai tarif PPh final lo/o sampai deng-
akhir Tahun Pajakyangbersangkutan.lika peredaran bruto WP telah melebihi jurnla:
[ ,,, Rp4,8 miliar pada suatu Tahun Pajak, penghasilan yang diterima atau diperoleh \r-.
f; pada Tahun Pajak berikutnya dikenai tarifPPh berdasarkan ketentuan UU pph.
s
F e. WP wajib menyetor PPh final ini ke kantor pos atau bank yang ditunjuk ole:
Menteri Keuangan, dengan menggunakan SSP atau sarana administrasi lain yan*
dipersamakan dengan SSR yang telah mendapat validasi dengan Nomor Transak,..
t
Penerimaan Negara, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajair
I berakhir.
Wajib Pajak yang melakukan pembayaran PPh final ini wajib menyampaikan Sp -
Masa PPh paling Lama20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
I
Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib Pajak yang dikenakan
I PPh final ini yang berdasarkan ketentuan uu PPh dan peraturan pelaksanaannva
wajib dilakukan pemotongan dan/atau pemungutan PPh yang tidak bersifat final.
I dapat dibebaskan dari pemotolgan dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain.
h. Pembebasan ini diberikan melalui Surat Keterangan Bebas (SKB).
I
I
l
t
t
I
I
t
r
l
l
I
I
I
t
1
r
t
L
I
I
-
ffi conron=
PT 0lee merupakan perusahaan yang memplnyai Sertiflkat Badan Usahalasa Pelaksanaan Konstruksi yang diterbtkan oieh
[embaga Pengembangan ]asa Konstruksi (LPIK) sebagal Badan Usaha lasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Slpi 5ub b dang
PT 0 ee pada 2014 ditunluk oleh CV Elaa selaku pemr lk Rumah Sakit "Siti Khodijah" untuk membangun gedung baru
yang akan digunakan sebagai unit kesehatan ibu dan anak dengan nrlar kontrak sebesar Rp25.000,000.000 (tldak termasuk PPN)
PT 0 ee menerima uang muka kontrak sebesar Rp5.000 000 000 pada saat dimu ai pembangunan, tangga 15lu 2014. Termin
PembangunanrumahsakiltersebulharusdiselesaikanolehPT0leepalinglamatanggal3l Desember20l5denganmasa
pemeltharaan se ama 6 bu an. Baga mana kewaliban pem0t0ngan PPh yang dilakukan oleh CV E aa terka t pembayaran:
Pembahasan:
Penghasi an dar usaha lasa konstruksi dikenakan PPh yang bersifat fina , lika pengguna jasa merupakan pemotong palak,
penghasilan darl usaha jasa konstrLiksi tersebut dipotong oleh pemotong pada saat pembayaran bagian nilai kontrak jasa
/0^sl'-^5.
a. me akukan pem0t0ngar PPh yang berslfat fina atas penghasrlan dari usaha lasa konstruksi sebesar Rp1 50.000.000
dan memberikan buktl pemotongan PPh yang berslfat fina atas penghasilaf dari usaha jasa konstruksi kepada PI
0loP'
melakukanpenyetoranataspem0t0nganPPhyangbersifatfina ataspenghasilandariusahajasakonstruksrtersebut
paling ambat tangga 10 Agustus 2014,
i. me aporkan peflr0t0ngaf PPh yang bersifatfinal atas penghasi an dari usaha jasa konstrukl tersebut dalam 5PT Masa
PPh Pasal 4 ayat (2) Masa PalakJuli 2014 pallng lambat tanggal 20 Agustus 2014,
Pem0t0ngaf PPh yang bersifat fina atas penghasi an darr lasa kontruksi ada ah:
PT Banguno menyewakan 1 unit ruko kepada lasya, pemiJik salon kecantikan "Ayu Tenan", Harga sewa yang disepakati ada ar
Rp20.000 000 per tahun. Tasya menyewa ruko tersebut untuk langka waktu 1 Iahun mulai tanggal 1 Desember 2014 hingga 3i
November 2015. Pembayaran dilakukan tanggal 26 November 2014, Tasya tidak termasuk orang pribadi yang ditunjuk sebaga
Iasya tidak termasuk sebagai orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak sehingga PPh atas penghasilan yang diterir-a
dari persewaan ruko tersebut wajib dibayar sendiri oleh PT Banguno. PPh yang walib dibayar sendiri ada ah:
l, melakukanpenyetoranPPhPasal4ayal(2)sebesarRp2.000.000palinglambattanggal15Desember2014;
2, melaporkan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pa;at
Pembayaran PPh kurang bayar melalui e-billing dengan rincian sebagai berikut:
t54
Pengisian SPT PPh Pasal 4 ayat (2) dengan mengambil contoh 2 PT Banguno:
Rangkuman dan Latihan
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayal (2) atau PPh final merupakan pajak yang dikenakan atar
penghasilan-penghasilan tertentu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Beberapa ciri PPh final tersebut antara lain semua usaha dianggap memiliki laba, besaran
laba kotor atau margin laba sudah ditentukan, pengenaan PPh ini diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Surr
latihan 7A
1. Jelaskan ketentuan pengenaan PPh Pasal 4 ayal (2).
2. Jelaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) bunga deposito.
3. Jelaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) sewa tanah dan/atau bangunan.
4. |elaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) bunga simpanan koperasi.
5. |elaskan objek PPh Pasal4 ayat (2) dividen yang diterima orang pribadi.
Latihan 78
Pilihlah jawaban Benar (B) atau Salah (S) untuk pernyataan berikut ini.
r56
1.BS Tarif PPhyang terutangbagi Wajib Pajakbadanyang menerima atau
memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan
adalah 107o dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
bangunan.
2.BS Tarif PPh yang terutang bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
menerima atau memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dani
atau bangunan adalah 5% darijumlah bruto nilai persewaan tanah
dan/atau bangunan.
3. B S Salah satu ciri PPh final adalah PPh yang dipotong tidak dapat
menjadi kredit pajak.
4.BS Pengenaan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
Sertifikat Bank Indonesia adalah 25o/o darijumlah bruto, terhadap
WP LN.
5.BS Tarif PPh 47o dikenakan untuk Perencanaan Konstruksi atau
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia lasa yang
memiliki kualifikasi usaha.