Anda di halaman 1dari 32

PPh Pqsol 4 Ayot (2)

Pengertian PPh Pasal 4ayat(2)


Penghasilan yang termasuk objek PPh diatur dalam pasal4 ayat (1) uu pph. Namu_u
berdasarkan pertimbangan tertentu, penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan
perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajaknya. Pertimbangan yang digunakan antara
lain:
a. perlu adanya dorongan dalam rangka perkembangan investasi dan tabungan
masyarakat;
b. kesederhanaan dalam pemungutan pajak;
c. berkurangnya beban administrasi, baik bagi Wajib Pajak maupun Direktorat |enderai
Pajak;
d. pemerataan dalam pengenaan pajaknya; dan
e. memperhatikan perkembangan ekonomi dan moneter.

Perlakuan tersendiri dalam pengenaan pajak atas jenis penghasilan tersebut termasuli
sifat, besarnya, dan tata cara pelaksanaan pembayaran, pemotongan, atau pemungutan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pajak yang dikenakan atas penghasilan-penghasilan tertentu dikenal dengan Pajali
Penghasilan Pasal 4 ayat(2) atau PPh final. Beberapa ciri pph final adalah:

t26
1. semua usaha dianggap memiliki laba;
2. besaran laba kotor atau margin laba sudah ditentukan;
3. secara umum tidak menggunakan tarif progresif meskipun ada pengenaan tarif
progresifuntuk PPh Pasal 21 yang bersifat final;
4. pengenaan PPh ini diatur dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah.

Tidak semua PPh final diatur dalam Pasal 4 ayat (2) uu pph. pph final diatur juga
dalam beberapa pasal lainnya, yaitu Pasal 17 ayat (2c), pasal 19, pasal 21, danpasal22.
Berikut ini diuraikan penghasilan-penghasilan tertentu yang dikenakan pph final.

PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI


Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia
(SBI). Termasuk bunga yang harus dipotong Pajak Penghasilan adalah bunga yang diterima
atau diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank yang
didirikan atau bertempatkedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia-
Dengan memperhatikan perkembangan moneter, Menteri Keuangan dapat menetapkan
pengenaan Pajak Penghasilan atas diskonto Sertifikat Bank Indonesia.
Penghasilan berupa bunga dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima
atau diperoleh dari deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia
dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Termasuk bunga yang harus dipotong Pajak Penghasilan adalah bunga yang diterima
atau diperoleh dari deposito dan tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank
yang didirikan atau bertempatkedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia.
Ketentuan tidak berlaku terhadap orang pribadi subjek pajak dalam negeri yang
seluruh penghasilannya dalam satu tahun pajak, termasuk bunga dan diskonto, tidak
melebihi PTKP. Orang pribadi dapat mengajukan permohonan restitusi atas pajak yang
telah dipotong tersebut.
Pengenaan Pajak Penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
Sertifikat Bank Indonesia, yaitu:
a. Atas bunga dari deposito dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang dananya
bersumber dari l)evisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank
yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri
di Indonesia dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebagai
berikut:
1) Tarif 10% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu I bulan;
2) Tarif 7,5o/o dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan;
3) Tarif 2,5o/o dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu 6 bulan;
4) Tarif 0o/o darijumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu lebih dari 6
bulan.

b. Atas bunga dari deposito dalam mata uang rupiah yang dananya bersumber dari
Devisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalim negeri pada bank yang didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat linal dengan tarifsebagai berikut:
127
l) Tarif 7,5o/o dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu I bulan;
2) Tarif 5o/o dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan;
3) Tarif 0% dari jumlah bruto, untuk deposito dengan jangka waktu 6 bulan atau
lebih dari 6 bulan.

c. Atas bunga dari tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia, serta bunga dari
deposito selain dari deposito sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebagai berikut:
l) Tarif 20% dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap; dan
2) Tarif2}o/odarijumlahbrutoataudengantarifberdasarkanPerjanjianPenghindaran
Pajak Berganda yang berlaku, terhadap Wajib Pajak luar negeri.

Pemotongan PPh tidak dilakukan terhadap item-item berikut ini.


1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia, sepanjang
jumlah deposito dan tabungan serta Sertifikat Bank Indonesia tersebut tidak melebihi
Rp7.500.000.
Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bankyang didirikan di Indonesia
atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
Bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang diterima
atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan Pasal 29 UU Nomor
11 Tahun 1992 tenlang Dana Pensiun.
Bunga tabungan padabankyang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana
dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, untuk dihuni sendiri.
q
i

Pengecualian dari pemotongan


Pajak Penghasilan dapat
surat Keterangan Bebas (sKB) pemotongan pajak penghasiran diberikan berdasai, _

atas bunga deposito ,_.


tabungan serta diskonto sertifikat
Bank-Indonesia, yang diterbitkan
Dana Pensiun yang bersangkutan oleh Kpp ter:::-
terdaftar. surat Keterangan Bebas (SKB) pemoton: _
----berr .-vuco _
Pajak Penghasilan diberikan terhadap:
a. Tabungan;
b' Deposito dan Sertifikat Bank Indonesia
yang penempatan dan/atau perpanjangan:
(rollover) dilakukan pada i -
Januari 2001 dan sesudahnva.

PPh atas Surat perbendaharaan


Negara (SpN)
Surat Perbendaharaan Negara adalah surat
ulang Negara (suN) yang berjangka
128 paling lama 12 (dua b.elas) bulan denga., wak:,
pembaya.a, L,rngu ,".*u ,rrrkor-,to. pengertl;.
SUN adalah surat berharga yang berr,pa j"ngokrru,
,tang,'baik daram mata uang rupra.
maupun vaiuta asing, yang dijamin pembayaran
pokok dan bunganya oleh Negara R-
sesuai dengan masa berlakunya.
Penghasilan yang diterima wajib pajak
berupa diskonto SpN dipotong pph
Diskonto SpN Fina
dihitung sebagai berikut.
1. selisih lebih antara nirai nominar pada saat jatuh
tempo dan harga perorehan cri pasa:
[perdana atau sekunder].
2' Selisihlebihantarahargajuaiclipasarsekunderdanhargaperolehandipasarperclan.
atau pasar sekunder (selisih rebirr
antara harga peroreh-u', du, harga jual).
Tarif Pph Finar atas diskonto SpN adaiah
2oo/o. Dengancatatan, penerima
diskontc
SPN merupakan wajib pajak Luar
Negeri sehingga ketentiran pemotongan pph
pada tax treaty yangberlaku. mengacu

Berdasarkan pp Nomor 11 Tahun


2006, pemotong pph Finar atas disko,to SpN
adalah Bank Indonesia sebagai agen
pembayar bunga dan"pokok surat utang Negara. saar
ini, berdasarkan peraturan pemerintah
wo. zz rahun 200g pph Finar ini dipotong
a' emiten atau kustodian atas diskonto SpN yang oleh:
diterima pada saat jatuh tempo,
t juga oreh broker atau bank atas
diskonto spN vang diterima di
Lff:::: pasar

Pengecualian pemotongan pph Finar


ini hanya berlaku jika penerima diskontonya
termasuk dalam poin_poin berikut
ini.
1. Bank dalam negeri atau di dalam negeri.
2. Dana Pensiun yang telah diakui Menteri
Keuangan.
3. Reksadana yang terdaftar pada Bapepam
LK.
O. |!

PPh atas Penghasilan Berupa Bunga 0bligasi


Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara, yang berjangka waktu lebih dari
12 (dua belas) bulan. Bunga obligasi adalah imbalan yang diterima dan/atau diperoleh
pemegang obligasi dalam bentuk bunga dan/atau diskonto.
Penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak berupa bunga obligasi
dikenai pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final. Ketentuan tersebut tidak berlaku
apabila penerima penghasilan berupa Bunga Obligasi termasuk dalam poin berikut ini.
a. Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4
i
l i

ayat (3) huruf h UU PPh. l|29 i

b. Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia.

TarifPPh Final atas bunga obligasi sebagai berikut.


1. Bunga dari obligasi dengan kupon, yaitu:
a. sebesar 15o/obagiWajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap; dan
b. sebesar 20% atau sesuai dengan tarifberdasarkan persetujuan penghindaran pajak
berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap,
dari jumlah br:uto bunga sesuai dengan masa kepemilikan Obligasi.
2. Diskonto dari obligasi dengan kupon, yaitu:
a. sebesar l5o/obagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap; dan
b. sebesar 20olo atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak
berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap,
dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak
termasuk bunga berjalan.
Diskonto dari obligasi tanpa bunga, yaitu:
a. sebesar l|o/obagiWajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap; dan
b. sebesar 20 o/o atausesuai dengan tarifberdasarkan persetujuan penghindaran pajak
berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap,
dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi.
4. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak
reksadana yang terdaftar pada Otoritas fasa Keuangan (OfK), yaitu:
a. sebesar 5% untuk tahun 20 14 sampai 2020; dan
tr. sebesar 10%o untuk tahun 2021 dan seterusnya.
llerikut ini pihak-pihak yang rnelakukan pemotongan Pajak Penghasiian.
1. penerbit obligasi atau kustodian selaku agen pembayaran yang ditunjuk, atas b*:;r
dan/atau diskonto yang diterima pemegang obligasi dengan kupon pada saat r;: r
tempo bunga obligasi dan diskonto yang diterima pemegang obligasi tanpa L.;- ;r
pada saat jatuh terrrpo obligasi; dan/atau
2. perusahaan efek, diler, atau bank, selaku pedagang perantara dan/atau pembeli. ":.s
bunga dan diskonto yang cliterima penjr-ral obligasi pada saat transaksi.

*. I

PPh atas Hadiah Undian


r30
Penghasilan berupa hadiah unclian dengan nama clan dalam bentuk apa pun dipoto:.
atau dipungut Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apa Pun ,va:--:
diberikan melalui undian. Pengertian nilai hadiah adalah nilai uang atau niiai pas.:
apabila hadiah tersebut ciiserahkan dalam bentuk natura, misalnya mobil. Haciiah undra:.
dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 25% dari jumlah penghasilan bruto dan bersii::
1ina1.
Hadiah atau penghargaan perlombaan adalah hadiah atau penghargaan yanr
diberikan melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan. Hadiah sehr.rbungan denga:,
pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk ap"
pun yang diberikan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatar-r yang dilakuka:
oleh penerima hadiah. Penghargaan adalah imbalan yang diberikan sehubungan denga:
prestasi dalam kegiatan tertentu.
Pengenaan PPh atas hadiah undian adalah:

PPh Possl 25% dsrijumloh penghqsilqn brulo; bersifcrt finol

Hadiah atau penghargaan perlombaan, penghargaan, clan hadiah sehubungan clengan


pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya dikenakan PPh dengan ketentuan sebagai berikut.

Orang Pribadi lVajib Pajak Dalam Negeri Tarif Pasal 17 UU PPh FPh Pasal 21

Wajib Pajak Badan termasuk BUT Sebesar 15o/odarijumlah bruto PPh Pasal 23

Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT Sebesar 20olo dari jumlah bruto PPh Pasal 26
(atau sesuai P3B)
r-

'l iciiik tern-rasul< elaianl prerrgcrti:ur irircliirh clan prr:ngh;rrgaall )/ilng cliketrakan PPh
ad,iilaii hacliah langsirng clil*ni peuj,,itl;rn b;rriu.tg irtau jasa sepanjang diberikan kepada
ci-1tgs pem1reli atau konsumen akhir [anpa cliuncli clan l-riiclia]r tersebul diterima
langsung
olch konsumen akhir pacla sa.at pernheliarr hai:all5J atar; jilsii'

Iyi'Bungtr pactra buliur Agi;stus 20 l6 mciakiikan beberapii petrlber-iau harliah sebagai

'Itiall .\ite (ber-NPl'VP) sebesar


a. f iactriah perlotnb:ren rrtrrkan ker:up-1r1., liepacla
i{pi0.000.000.
b. Haciiah perlombaan baclminto[ Bunga Cup hepada Kiub ]aya (ber NI'WP) sebesar
Rp25.000.000.
c. FIadiatrr unrliirn berhadiah berupa uirng tuniri sebesar Rp50'000.000 kepada Nona
-\ilr tlrina.
d. Ilacliali lirngsung bertipa j:rm tanqiur scllilai Rp.l500.000 l<epada Nor-ra Mirud,va atas

penrbeli;rn procluk perusiih aan.


tfo,triot-, perlombaan lomba lari rnar;rthon senilai Rp50.000.000 kepada Mr' Clark
Kcnt (USA).
licrapakair pirlak,vang l-r:rrus clipotong oleh PT Bringa selaku peinberi/per-ryeienggara I3 I

hadiah?

Iat'irtran:
Aspck pcrpigakatr aias peml'rerii..n hacliirh lersebr.Lt aclalah sebirgai berikttt:

TuarrAhe 10'000.000 5o/a 500'00G PPh Pasal 21

Klub la),a 25 000.000 15a/o 3"750'000 PPh Pasal 23


Nona i\4arthina 50.000.000 25o/a i 2.500.000 PPh Pasal 4 ayat (2)

Nona lVlaudya 500.000 Bukan objek pajak

Mr. Clark Kent 50.000.000 200b 10 000'000 PPh Pasal 26

lumiah 135.500.000 - 26'250'000

f/'-
*

1'

fl
PPh atas Usaha Jasa Konstruksi

]enis usaha jasa konstruksi terdiri atas usaha perencanaan konstruksi, usaha pelaksanaan
konstruksi, dan usaha pengawasan konstruksi yang masing-masing dilaksanakan oleh
perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi.
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan
dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil,
mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk perawatannya. Secara umum,
kegiatan di bidang konstruksi dibagi dalam tiga bagian, sebagai berikut.
1. Perencanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan pembangunan fisik
lain.
2. Pelaksanaan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi
terintegrasi, yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan
132 perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement, and
constraction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design
and build).
3. Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sampai dengan selesai.

Usaha orang perseorangan dan badan usaha jasa konstruksi harus mendapatkan
klasifikasi dan kualifikasi dari lembaga yang dinyatakan dengan sertifikat. Pelaksanaan
klasifikasi dan kualifikasi usaha orang perseorangan dan badan usaha dapat dilakukan
oleh asosiasi perusahaan yang telah mendapat akreditasi dari lembaga dan atas sertifikat
yang diterbitkan harus mendapat tanda registrasi dari Lembaga.
Izin usaha untukbadan usaha nasional yang menyelenggarakan usahajasa konstruksi
diberikan oleh Pemerintah Daerah setempat, sedang izin usaha untuk badan usaha asing
yang menyelenggarakan usaha jasa konstruksi diberikan oleh Pemerintah Pusat'

Kualifikasi Jasa Konstruksi


Kualifikasi usaha adalah stratifikasi yang ditentukan berdasarkan sertifikasi yang
dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.
Berdasarkan Pasal 33 ayat (2) UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang |asa Konstruksi
dijelaskan bahwa pengembangan jasa konstruksi yang dilakukan oleh lembaga
di maksudkan, antara lain:
L agar penyedia jasa mampu memenuhi standar-standar nasional, regional, dan
internasional;
-
2. mendorong penyedia jasir untul< malnpu bersaing cli pasar nasionirl darr
internasional;
3. ner-rgen-rbangk;rn sistem informasi jasa konstruksi.

Pasal 8 ayat (3) PP 28'Ihhun 2000 tentang Usirha dan Pcran N{asyarakat firsa Konstruksi
nrerryebr.rtkan bahwa kualifikasi usaha jasa konstruksi didasarkan pacla tingkat/kedaleu-nan
kompetensi dan potensi kemampuan usaha clatr dapat digcilongkan dalirm:
a. kualifikasi usaha besar;
b. kualifikasi usaha meuengalr;
c. kualilikasi usaha kecii termasuk usaha orang perseorangan.

Pengertian kualifikasi menlrrut PP Nomor 28 Tahr-rn 2000 adaltrh bagian kegiirtan


registrasi untuk menetapkan penggolongan usirhir cli bidang jasa konstruksi metturut
tingkat/kedalaman kompetensi dan kemirmpuan usirha, atall penllgolongan profesi
keterampilan clan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi tnetturut
tingkat/kecl alaman kompetensi clan kemtrmpttan p rof'esi dan keah l ian.
Berikut ilustrasi cian ketentuan larif PPh Jasa Iionstruksi.

t33

--\),
l::l S

i.l::tijiil:ti;tl: Ftitlj;ilit,i;trI ."i;tr: i$tr!llf lirliIl'tiirit.iilit r'riili'i illijii.iilil{i;lt


h,:ii;ili, lli;ii i1i:iiilitii iiajlli'iJli ir:lil:iiiii i:riii'i

Keterangan:
')11C 1. Sebesar 2% untuk Pelaksanaan Konstruksi vang clilakukan oleh Penyeclia Jasa yang
memiiiki l<ualifi k.i'i ilsirha kecil.
lks: Penyediir jasa pelaksana konstruksi yang menggunakan tarlf 2o/o rni adalah
raga merek:r yang memiliki sertifikat Cred 4, Gred 3, Cred 2, dan Gred i.
2. Sebesar 4% untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang
dan ti dak mer-niliki kualifi kasi usaha.

&
Penyedia jasa pelaksana konstruksi yang rlenggunakan tarif 4t)/o it-ti
mereka yang tidak memiliki seriifikat. Pengguna jasa harus nlentotong
penyedia jasa tidak n-renunjukkan sertifikat.
3. Sebesar 370 untuk Pelaksatraan l(onstmksi yang ciilakr-rkan oleh Penyecli;i Jasa :: . ,ir
Penyedia lasa sebagirinrana dimaksud dalam huruf a clau huruf b.
Penyedia jasa pelahsanir konstruksi yang mcnggur-rakan tarif 3?6 ini ad. -:
mereka yang merniliki sertifikat Gred 5, Gred 6, dan Gred 7. Penjelasun PP 51 Ta. --r
2008 menyebutkan bahwa yang dimaksucl clengan "Penyedia fasa selarir-i Penr'.:,
yang dimaksud" autara lirin Penyedia |asa yarng memiliki kualifikasi usaha r.nener'.:-i
atau kualifikasi usaha besar.
4. Sebesar 47o ur-rtuk Perencanatan Konstruk.si atau Pengnwasan Konstruksi r..i
clilakukan oleir Penyeclia Jasa yang rnemiliki kualilikasi usaha.
Penyediajasa perencana konstruksi dan pengan as konstruksi yang nlengguna.- --
4o/r, ini adalah mereka yang memiliki sertifikat, baik Grecl 4, Gred 3, Grec -
tarif
maupun Gr:ed 1.
5. Sebesar 67o untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konsl.mhsi va-.
dilakukan oleir Penyedia |aia yang tidak rlenriiiki kualiftkasi usaha.
Penyedia jasa perenciura i<onstruksi clan pengau,as konstruksi yang menggunak..-
tarif 60/o ini adalah mereka yang T'IDAK menriliki sertifikat.
t34

{.li* m [# $'i {"linl r.rrr"l I


PT Lestari u-rerupakan kontraktor yarlg mempunyai Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana;.:
Konstruksi yang ditertritkan oleh Lembaga Pcngembangan Jasa Konstruksi (LPIK) sebag",
IJaclan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Sipil Sub Bidang Bar.rgunan-banguna:
non perumahan lainnya dengan kualiljkasi besar grecl 6.
PT Lestari pacla tahun 20 16 ditunjuk oleh PT Barokah selirku penrilik Hotel Premier.
i.intuk membangun gedung baru dengan nilai i<ontrak sebesar Rp30.000.000.000 ticla.
termasuk PPN.
l

PT Lestari ntenerima uang muka kontrark pada saat climulai pembangunan yaiiti.
pada tanggal 23 ]uni 2016 sebesar Rp10.000.000.000.
Termin pernba1,n1311 akan clilakukan sesuai der-igan tingkat penyelcsaian, yaitu:
'Iernrin pertanra sebesar Rp5.000.000.000,00 setelah pekerjaan selesai 25(/o;
Termin kedua sebesar Rp5.000.000.000,00 seielah pekerjiran selesai -50%;
Termin ketiga sebesar Rp5.000.000.000,00 setelah pekerjaran selesai 75%;
Sisa Rp5.000.000.000,00 akan dibayarkar.r setelah pekerjaar-r dan ntasa perneliharaan
seiesai.
. Pernbangur-ran gedung harus diselesaikan oleh PT Lestari paling larna tanggal 3l ir-rli
2017 dengan rnasa per.neliharaan selama 6 br-ilan.

Bagaimana kewajiban pemotongirrl illau penrllngutan PPh yang ctrilakuktrn oleh PT Barokah
terkait pembayaran:
. uang muka kontrak; clan
. termin Lrertama apabila <lilakukan pada tanggal 30 September 2016?
fawaban:
Dalam hal pengguna jasa merupakan pemotong pajak maka penghasilan dari usaha
nilai
jasa konstruksi tersebut dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembayaran bagian
kontrak jasa konstruksi.

Pembayaran uang muka kontrak:


Besarnya PPh atas penghasilan jasa konstruksi kualifikasi besar adalah sebesar:
3% x Rp10.000.000.000 = Rp300.000.000.

Pembayaran termin pertama:


Besarnya PPh atas penghasilan jasa konstruksi kualifikasi besar adalah sebesar:
3olo x Rp5.000.000.000 = Rp150.000.000.

Kewajiban PT Barokah sebagai pengguna jasa adalah:


melakukan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa
konstruksi sebesar Rp300.000.000 (uang muka) dan Rp150.000.000 (termin I) dan
memberikan bukti pemotongan PPh yang bersifat dnal atas penghasilan dari usaha
jasa konstruksi kepada PT Lestari;
melakukan penyetoran atas pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan
I 5)
dari usaha jasa konstruksi tersebut paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
melaporkan pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan dari usaha jasa
konstruksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) paling lambat tanggal 20
bulan berikutnya.

PPh atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan


Penghasilan berupa sewa atas tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah
susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, gedung pertokoan, atau gedung
pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan bangunan
industri, dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Besarnya tarif PPh yang terutang bagi Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib
Pajak badan menerima atau memperoleh penghasilan {ari persewaan tanah dan/atau
bangunan adalah sebagai berikut:

PPh = I0% dorijumloh bruto niloi


|umlah bruto nilai persewaan adalah semua jurnlah yang dibayarkan atau ter;::
oleh pihakyang menyewa dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang berkaitan de:.;
tanah dan/atau bangunan yang disewa, termasuk biaya perawatan, biaya pemeliha:,
biaya keamanan dan "service charge", baik yang perjanjiannya dibuat secara teri
maupun yang disatukan dengan perjanjian persewaan yang bersangkutan.
Tata cara pelunasan PPh dari persewaan tanah dan/atau bangunan dilaku
melalui:
1. Pemotongan oleh perlyewa jika penyewa adalah Badan Pemerintah, subf ek pa
badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha T'etap, kerja sama oper
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan orang pribadi yang ditetapkan r,-
Direktur |enderal Pajak. Berdasarkan Kepdirjen nomor KEP-50/PJl1996, orx
pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan adalah:
a. akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuar Akte Tanah (PPAT) kecuafi
PPAT tersebut adalah camat, pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekeri' ,rm

bebas;
b. orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan:
yang telah terdaftar sebagai Walib lalak dalam negeri.
2. Penyetoran sendiri oleh yang menyewakan dalam hal penyewa adalah orang pribadr
atau bukan Subjek Pajak.
t36
Dalam melaksanakan pemotongan PPh pihak penyewa wajib:
a. memotong Pajak Penghasilan yang terutang pada saat pembayaran atau terutangn','a
sewa, tergantung peristiwa mana lebih dahulu terjadi,
b. menyetor Pajak penghasilan yang terutang ke Bank Persepsi atau Kantor Pos da::
Giro paling lambat tanggal 10 bulan takwin berikutnya setelah bulan pembayara:
atau terutangnya sewa,
c. melaporkan pemotongau dan penyetoran pajak penghasilan yang terutang ke Kanto:
Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan takwin berikutnya setelah bulan
pembayaran atau terutangnya sewa.

Saat melaksanakan penyetoran sendiri PPh Pasal 4 ayat (2), pihak yang menyewakan
wajib:
a. menyetor pajak penghasilan yang terutang ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan
Giro paling lambat tanggal 15 bulan takwin berikutnya setelah bulan pembayaran
atau terutangnya sewa,
b. melaporkan pemotongan dan penyetoran pajak penghasilan yang terutang ke Kantor
Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan takwin berikutnya setelah bulan
pembayaran atau terutangnya sewa.

Dalam pembukuan Wajib Pajak yang menyewakan, wajib dipisahkan antara


penghasilan dan biaya yang berhubungan dengan persewaan tanah dan/atau bangr-rnan
dengan penghasilan dan biaya lainnya. Bagi Wajib Pajak yang semata-mata bergerak di
bidang usaha persewaan tanah dan/atau bangunan tidak diwajibkan membayar Pajak
Penghasilan Pasal 25.
fl,c?$'$qmh ${msc"$s

pT Prima Realty menyewakan 2 ruko yang dimilikinya kepada CV Serayu dan Tuan Iqbal
(pNS). Biaya persewaan untuk 2 tahun ke depan adalah sebesar Rp200.000.000 per ruko,
tidak termasuk service charge sebesar Rp50.000.000 per tahun, dan semua biaya telah
dibayar di depan pada tanggal 7 |anuari 201 7. Bagaimana aspek perpajakan atas transaksi
tersebut?

|awaban:
Aspek perpajakannya adalah sebagai berikut:

cV serayu 300.000.000 1QD/o 30.000,000 Dipotong oleh cv serayu


Tuan lqbal 300.000.000 1oo/o 30.000.000 Disetor sendiri oleh PT Prima Realty

Jumlah 600.000.000 - 60'000.000

Keterangan:
a. pph atas ruko yang disewakan ke Tuan Iqbal disetor oleh PT Prima Realty karena
Tuan Iqbal bukan pemotong Pajak.
b. PPh dikenakan atas jumlah bruto nilai persewaan di termasuk

c. Pemotongan pajak dilakukan pada saat terutangnya pajak, yaitu saat dibayarkan atau
saat dibebankan sebagai biaya.
penyetoran pajak dilakukan paling lambat tanggal 10 buian berikutnya setelah saat
terutangnya pajak.

PPh atas Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Objek Pajak
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunar, .rtau perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau
bangunan beserta perubahannya,terutang Pajak Penghasilan yang bersifat final.
penghasilan clari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah penghasilan
yang cliterima atau diperoleh pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/atau bangunan
l1:ij':' ilir:l'r' i;
f i:i:!jLll::ril :il;'.i" ir:l:r:i1:.!)i. l.;r--ilri-r:lrllil:
i
rlt,.ti1:l]r-ii
r";
.l'l' .
' '; ' ''
:.1":d.llt*,!-.:l:t lri'i-ll.l,iliilllliri, li"l-; lr""1'i;iil'lil
Ii'ri
|.';l'iiiij:.ijjirl'r ir,.::l'.1; i: i''ili!:i-rilil;'ril'ii';i l:.''l''ll'li' frll:::i'lr::lili'lr
I . irji,,ii. l)alli-Liili l';triil iiljjrr:rll\r I i'''l'- i:i-riirlrr ti;1;;;1;' 1-":'1
;

,.r,i.:l il(-:itnll i;r :ll,: i l,.i ll :' af i.:'-1 1:r1: lr.'l l l l lrr li'
:

,i. 1-rlii,,.i.-i-]i.'ilrll;'i:'.'l:r'.r ' :. '' I '- : 'r::'ir! 1:i:: ril

Y'r*rlf s*r,-r FlPh Fernqetri$'i*;;: i'"'iim!'l

ffialt*;iiEs!*r'l
Perjanj ia n Bangunan selain rumah a. Nilai yang sesungguhnya
Pengikatan Jual sederhana atau rumah susun diterima atau diperoleh
Bel i beserta sederhana yang dilakukan atasjual beli yang tidak
Peru ba ha n nya oleh Wajib Pajak yang dipengaruhi hubungan
usaha pokoknya melakukan istimewa; atau
pengalihan hak atas tanah b. Nilai yang seharusnya
dan/atau bangunan Rumah diterima atau diperoleh
sederhana atau rumah susun atas jual beli yang
sederhana yang dilakukan dipengaruhi hubungan
oleh Wajib Pajak yang istimewa
usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan

Kriteria Rumah Sederhana dan Run-rah Susun Sederhana berdasarkan ketentuan


sebagaimana cliatur PMK nornor 113/PMK.01112014 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36iPMK.03/2007 tentang tentang Batasan Rumah
Secierhtrna, Rutnah Sangat Sederhana, Rumah susun Sederhat-ra, Pondok Boro, Asrama
Mairasiswa dar-r Pelajar, serta Perurnahan l.ainnya, yang Atas Penyerahannya Dibebaskan
I)ari Pengenaar-r Pajak Pertambahar-r Nilai. 139

Batasan tersebut acialah rumah yang perolehannya secara tunai ataupun dibiayai
melalui fhsilitns kredit bersubsidi maupun tidak bersubsidi, atau melalui pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, yang memenuhi ketentuan:
i a. luas bangunan tidak rnelebihi 36 m'];
b. l-rarga jual tidak melebihi batasan harga jual clengan ketentuan bahwa batasan harga
jual didasarkan pacla kombinasi zona dan tahun yang berkesesuaian sebagaimana
tercanturn dirlam Larnpiran PMK- 1 I 3/PM K.0 1 I I 20 | 4;
merupakan rumah pertama yang dimiliki, digunakan sendiri sebagai teupat tinggal
dan tidak dipindahtangankar.r dalam jangka rvaktu 5 (lima) tahr-rn sejak dimiliki.
d. merLlpakan rumah pertama yang dinriliki, digunakan sendiri sebagai tempat tinggal,
dan tidak dipindahtangankan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak dimiliki;
e luas tanah tidak kurang dari 60 m2 (enar-n puluh meter persegi); clan
t perolehannya secara tunai ataupun dibiayai melalui fasilitas kredit bersubsidi maupun
ticlak bersubsidi, atau rnelalui pembiayiran berdasarkan prinsip syariah.
Saat Terutang, Pembayaran, dan fatuh Tempo
Pen!
Dike;
1. .

Pengalihan hak Melakukan selain saat diterimanya pph dihitung


atas tanahdan/ pengalihan pemerintah sebagian berdasarkan setiap
atau bangunan hak atas tanah atau seluruh jumlah setiap
dan/atau pembayaran atas pembayaran
bangunan pengalihan hak termasuk uang a

atas tanah dan/ muka, bunga,


atau bangunan pungutan, dan
Pengalihan hak Selain Selain Sebelum akta, pembayaran
atas tanah dan/ yang usaha pemerintah keputusan, tambahan lainnya
atau bangunan pokoknya kesepakatan atau yang dipenuhi
melakukan risalah lelang oleh pembeli,
pengalihan ditandatangin, sehubungan
hak atas tanah oleh pejabat yang dengan
dan/atau - pengalihan hak
berwenang
bangunan ' atas tanah dan/

!
i::,:3:tixt'"
disetor sendiri :
140 paling lambat !
tanggal l5 bulan +.:
berikutnya setelah
_1. :
bulan diterimanya
pembayaran :
Pengalihan hak Semua usaha Pemerintah Sebelum Dipungut oleh I
atas tanah dan/ pembayaran bendahara
t-
atau bangunah 6tau sebelum pemerintah atau i
tukar menukar pejabat yang
dilaksanakan menyetujui tukar :
menukar
Perjanjian Semua usaha Sebelum terjadinya Setor sendiri oleh
Pengikatan Jual perubahan atau orang pribadi
Beli (PPJB) beserta addendum PPJB atau badan yang Pembe
perubahannya merupakan
pihak pembeli
dan namanya Kewi
tercantum dalam
PPJB sebelum Beberi
' perubahan atau
addendum
il
I p"jru
Dalam Perjanjian Pengikatan ]ual Beli, pihak penjual hanya menandatangani teprt,
I
perubahan atau adendum perjanjian pengikatan jual beli apabila kepadanya dibuktikan meliet
I
bahwa kewajiban dimaksud telah dipenuhi dengan menyerahkan fotokopi Surat Setoran I Sesuar
Pajak atau hasil cetakan sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran suna.
I
flT€F r i
Pajak yang bersangkutan, yang telah dilakukan penelitian oleh Kantor Pelayanan pajak.
Pihak penjual harus menyampaikan laporan mengenai perubahan atau adendum I o,n.i,
J
adden
perjanjian pengikatan jual beli atas pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan
kepada Direktur ]enderal Pajak.
Pengecualian Pengenaan Pajak
Dikecualikan dari kewajiban peinbayaran atau pemungutan PPh adalah:
L orang pribadi yang mempunyai penghirsilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) yang melakukan pengalihan hak atas tanah clan/atar.r bangunan clengarr
jumlah bruto pengalihannya kurang clari Rp60.000.000 dan bukan merupakan
jumlah yang clipecah-pecah;
2. orang pribacli yang melakukan pengalihar-r harta berr.rpa tanah dan/atau bangunan
dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam girris keturunan lurus satu derqat,
badar-r keagamaan, badan pendidikirn, badan sosial termasukyayasan, koperasi, atartr
orang pribadi yang menjalankan usaha nrikro ciar-r kecil, yang ketentuannya dia.tur
lebih lanjut dengan Peraluran Menteri I(euangan, sepanlang hibah tersebut tidak ada
hubungan dengarr usaha, pekerjaan, kepemilikan, ataLl penguasaan antara pihak-
pihak yan g bersar-rgkutan;
-). badan yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan dengirn cara hibalr
kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial ten-nasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang rnenjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Melrteri Keuangan, sep.rnjang
hibah tersebut ticlak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
pengllasaarl antara pihak-pihak yang bersangkutan; l4l
4. pengalihan harta berupa tanah clan/atau bangunan karena rvaris;
5. badan vang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan cialanr
rangka penggabungan, peleburan, atar-r pemekaran usaha yang telah ditetaplian Menteri
I(euangan r-rntuk menggunakan nilai buku;
6. orang pribadi atau badan yang melakukan pengalihan hlrta bc-rupii banguntrn
dalam rangka melaksanakan perjanjian bangr-rn guna serah, barrgr,rn serah guna, irtatr
pemanfaatau barang milik negara beruptr tanah dan/atau bangunan; atau
7. orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak yang melakukirrr
pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan.

Pembebasan atas pengenaan PPh ini dilakukan dengan Surat Keterirngar-r Bebas (SKB).

Kewajiban Menyampaikan Laporan kepada DJP


Beberapa pihak di bawah ini wajib menyampaikan laporan kepada DIP:

Pejabat yang berwenang menandatangani akta, Laporan bulanan mengenai penerbitan


keputusan, kesepakatan atau risalah lelang yang akta, keputusan, kesepakatan atau risalah
meliputi PPAT, pejabat lelang, atau pejabat lain lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/
sesuai ketentuan perundan g-undangan atau bangunan
Bendahara pemerintah atau pejabat yang Laporan pengalihan hak atas tanah dan/
menyetujui tukar menukar atau bangunan
Pihak penjual yang tercantum dalam perubahan/ Laporan perubahan atau addendum PPJB
addendum PPJB

$
Dalam hal pihak-pihak tersebut tidak menyarnpaikan laporan kepada DJP
dikenai sanksi sesuai ketentutrn perunclang-undangan yang berlaku"

Ketentuan Lain
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Baclan Pertanahan Nasioniil hanyar rnengehri:. *r
surat keputr-rsan pemberian hak, pengakuan hak, dan periilihan hak atas tanah ap,-: ;
permohonannya dilengkapi ciengan SSP atau hasil cetak sarana aclministrasi lain'.--"t
disamakan dengan SSP kecuali permohonan yang ketentuan pengalihan hak atas t:: *:
darn/atau bangunannya dibebaskan dari pengenaan PPh.

(*rn{:rpf't ffiorssus

PT Prima Propertindo menjual 1 unit rtunah dengar-r tipe 4-5l150 kepada ibu Mega seh: .

Rp750.000.000. Ibr-r Mega r-nembayar uang mukir sebesar Rp250.000.000 pada tangga. -
Agustus 2016 dan selisihnya akan diangsur sebanyak 4x sebesar Rp125.000.000 perl.-r'..--
yang dibayar setiap tar-rggal 25 rnulai September 2016. Nzlaka atas transaksi ini, meskl:*
belum dilakukan penandatanganan akla jual beli tetap terutang PPh Final sebesar l -'
pada saat diterimanya uang muka atau .rngsuran sebagai berikut:

142

25 Agustus 201 6 250.000.000 2,54/o 5,250.000


25 September 201 6 125.000.000 2,50/o 3.125.000

25 Oktober 2016 125,000.000 2,50/o 3.125.000


25 November 20'l 6 125.000"000 2,50/o 3.12s.000
25 Desember2016 125.000.000 2,50/o 3.125.000
Jumlah 750.000.000 18.7s0.000

B
x
trl
&,

t
t
)

PPh atas Penjualan Saham di Bursa Efek


Penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pril-radi atau badan dari transaksi penjualan
sahar.r.r di bursa efek dikenakan Pajak Penghasilan sebesar

PPh = 0,1% dsri fumloh bruto niloi trsnssksi peniuolgn sohom; bersilqt finsl
Pemilik saham pendiri dikenakan tarnbahan Pajak Penghasilan dan bersifat final
sebesar 0,5% dari nilai saham. Besarnya nilai saham adalah:
a. nilai saham pada saat penutLlpan bursa di akhir tahun 1996 atau pada tanggal 30
Desember 1996, apabila saham tersebut telah diperdagangkan di bursa efek dalan-r
tahun 1996 atau sebelumnya;
b. nilai saham perusahaan pada saat penawaran ulnum perdana (lnitial Public Offering),
apabila saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek pada/setelah 1 Januari
1997.

Tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5o/o dikenakan terhadap pemilik saham


pendiri. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan dilakukair oleh emiten atas nama pemilik
saham per-rdiri ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-lambatnya:
a. enam bulan setelah tanggal 29 Mei 1997, apabila saham perusahaan telah
t43
diperdagangkan di bursa efek sebelum tanggal tersebut;
b. satu bulan setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek, apabila saham
perusahaan baru diperdagangkan di br,rrsa efek pada atau setelah tanggal 29 Mei
l9L)7.

Tambahan Pajak Penghasilan tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya bagi emiten
dan emiten wajib menyampaikan laporan tentang penyetoran tambahan Pajirk Penghasilan
kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat ia terdaftar sebagai Wajib Pqak selambat-
lambatnya tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan penyetoran.
Penyelenggara bursa efek wajib memungut Pajak Penghasilan yang terutang untuk
setiap transaksi penjualan saham, menyetor kepada bank persepsi atau Kantor Pos dan
Giro selambat-lambatnya tanggal 20 (dua puiuh) setiap bulan atas transaksi penjualan
saham yang dilakukan dalam bulan sebeiumnya dan menyarnpaikan laporan kepada
I Kepala l(antor Pelayanan Pajak setempat selambat-lambatnya tanggal 25 (dua puluh lima)
pada bulan yang sama dengan br.rlan penyetoran.
I

Pendiri adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalarn Da{iar
Pemegang Saham Perseroan Terbatas atan tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan
Terbatas sebelum Pernyataan Pendaftaran yang diajukan kepada Badan Pengawas Pasar
Modat (Bapepam) dalam rangka penawaran umunl perdana ("initial public sffering")
menjadi efektif. Termasuk daiam pengertian pendiri adalah orang pribadi atau badan
yang menerima pengalihan saham dari pendiri karena:
a. warisan;
b. hibah yang memenuhi syarat Pasal 4 ayat (3) huruf a angka 2 Unclang-Undang
PPh;
c. cara lain yang tidak dikenakan Pajak Penghasilan pada saat pengalihan tersebut.

$
Termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah:
saham yang diperoleh pe,diri yang berasar clari
kapitalisasi agio yang dikeruar
setelah penawaran umum perdana (" initial public
offering,,);
saham yang berasal dari pemecahan saham pendiri.

Tidak termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah:


saham yang diperoleh per-rdiri yang berasal dari pembagian
dividen dalam benr.i
saham;
saham yang diperoleh pendiri setelah penawaran umum perdana
(,,initial pttl..;
ffiring") yang berasal dari pelaksanaan hak pemesanan efek terlebih clahulu (r[,i
issue), waran, obligasi konversi, dan efek konversi lainnya;
saham yang diperoleh pendiri perusahaan Reksa l)ana.

{r I

144

PPh atas Dividen yang Diterima 0rang pribadi


Penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh
Wajib pajak orang pribadi dalan:
negeri dikenai Pajak Penghasilan sebesar l0o/o danbersifat
final.
Pengenaan Pajak penghasiian dilakukan melaiui pemotongan
oleh pihak yans
membayar atau pihak lain yang ditunjr-rk selaku pembayar
dividen.
Pengenaan atas penghasilan ini diatur dalam Pasal 17
ayat(2c) uu pajak penghasilan.
Ilustrasi pengenaan pph atas penghasilan berupa dividen adalah:

IERUTANG SAAT PENENTUAN


HAK(RtC1frDtN6 DAT1

WP LUAR NEGERI
--

Dividen yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dikenakan PPh yang bersifat
final sebesar 10% dari penghasilan bruto, apabila diterima oleh selainnya maka dikenakan
PPh Pasal 23 alau PPh Pasal 26 atatt tidak termasuk objek pajak. Pengenaan Pajak
Penghasilan atas dividen bisa dilihat di tabel di barvah ini.

-l!ei*k *t**
FFir P*:a j 2j r 5iii: flnst i];:jak &ad** il*i*t* I"iegeri
'&';*j!i:
l' .rhAl..idp {3, r1}. -^lldnja.rJ
Er,{i r.un
divideir yang diterima tid*k memenut:i
k*iq*tu*n Pt:a! 4 ayat i3) hui'uf { UU PFh

i:'lh ilas*i 4 a;;+t i?i '!


t?h lnlajii: F*!*k *r*nq prrl:arii ci*iain i:*geri

FPh i3..rs*i l* ?*-0+:*iau ifu*jii: F*jak li;;tr **geri Y**r.i i"n*n*rii:.:* *t#t"t
tai"i{ F3* re * rr p* rt: e lr p* ir E h c s i s n h* r* p* * i'.ri ei *l r":
i I

1an.,; hel .,;-r'hrr ddI; 'ndilne5ra

Eu i<*:": rhjei< paj*it Lli."rid*n *t** b;gi*lt iaba 1,611g riiieri*la


ta r*i*h pei'ser** rt terhetas sei:* ga i
ii *i p* i

Wljih *ajak d*l*m neg*ri, k*per*si, BUl,1i{,


*{*,-r SilM*, **ri g:*nyertaarr rn*d*l p*da
hacl*n u:ahe i,ra*g di*irii<*i: r:ian b*rte r'npat
ke d*cir:k** di indenesr* cieng*rr syar*t:
1. Ilivid*n berasa! derl c*danEan laba yang
elit*hai"l; ii*n
?. L4*gi per**r*as-r ir:ri:at*s, BLjfu'lN cj*.1
I il lr,'1 I) y* rr g
rn * n e r ! m a ri ivr d * t-:, ke i:e nr i I i k;i n

-rah*nr p':*da had;:n yni-l1t mer':lh*rikari


#ir:i<ier: pa!ing r*nd*h 25t;o d*ri jr:i'niah
n:*d*l yailg d!s*iai.

Saat Terutan9
Berdasarkan PP No. 94 Tahun 2010 dalam penjelasan Pasal 15 ayat 3 dijelaskan bahwa
saat terutangnya PPh Pasal 23 UU PPh adalah pada saat pembayaran, saat disediakan
untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), saat yang
ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan iasa teknik
atau jasa manajemen atau jasa lainnya).

Yang dimaksud dengan "saat disediakan untuk dibayarkan'untuk dividen adalah:

Perusahaan yang lidak go Public saat dibukukan sebagai utang dividen yang akan
dibayarkan, yaitu pada saat pembagian dividen
diumumkan atau ditentukan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Tahunan

Perusahaan yang go public pada tanggal penentuan kepemilikan pemegang


saham yang berhak atas dividen (recording date)
e*mt*Fr Kesers
PT cartenz (tidakterdaftar di Bursa Efek
Indonesia) pada tanggal
1 Mei 2016 mengumun:.-.
pembagian dividen dalam Rapat Umum pemegang
Saham (RUps). pada tanggal 11 -_.,
2016 perusahaan membagikan dividen tunai
t epaaa para pemegang sahamnya, .,: _
mana dividen tersebut berasal dari cadangan
laba yang aitut un. Total jumlah dividen ,,
-- *
dibagikan adalah sebesar Rp500.000.000. Susunan
pemegang saham beserta persen:*,:
kepemilikan sahamnya adalah sebagai berikut:

PT Prima Sakti (ber-Npwpi sOs6


PT Chrisant (tidak NPWp) 2Oo/o

CV Fajrian {tidak NPWp) 15a/o


Ms. Fairuz Dina
1 5o/o
Kamilia Corp, Egypt Z0o/o

|awaban:

146
PT Prirna Sakti 3Ao/a 150.000.000 - Bukan objek
PPh
PT Chrisant 20o/o 00.000.000
1 15o/o 15.000.000 PPh Pasal 23
CV Fajrian 1SYo 75.000.000 150,6 11.250.000 PPh Pasal 23
Ms. Fairuz Dina 15o/o 75.000.000 1Oo/o 7.500.000 PPh Pasal 4 (2)
Karnilia Corp, Egypt Z0o/a 100.000.000 20olo 20.000.000 PPh Pasal 25

PT cartenz wajib memotong pph pada saat terutang


yaitu pada saat diumumkan (i
Mei 2016) dan menyetor dan melaporkannya pada
buran berikutnya sesuai jangka waktu
yang ditentukan.

PPh atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan


oleh Koperasi kepada
Anggota Koperasi 0rang pribadi
Penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi yang didirikan di
Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi
dikenai pajak penghasilan yang bersifat
final. Besarnya Pajak penghasilan adalah:
a. sebesar 0% untuk penghasilan berupa bunga
simpanan sampai dengan Rp240.000
(dua ratus empat puluh ribu rupiah) per
bulan; atau
b. sebesar 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan
lebih dari Rp240.000 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan.

Koperasi yang melakukan pembayaran bunga simpanan kepada anggota koperasi


orang pribadi, wajib memotong Pajak Penghasilan yang bersifat final pada saat
pembayaran.
Penghasilan berupa bunga simpanan adalah imbalan berupa bunga simpanan yang
diterima anggota koperasi orang pribadi dari dana yang disimpan anggota koperasi orang
pribadi pada koperasi tempat orang pribadi tersebut menjadi anggota. Tidak termasuk
dalam pengertian ini adalah bunga simpanan yang diterima anggota koperasi orang pribadi
yang merupakan bagian dari sisa hasil usaha.

Q.
I

t47
PPh atas Selisih Lebih Revaluasi Aset Tetap
UU PPh memperbolehkan Wajib Pajak melakukan revaiuasi aset untuk tujuan perpajakan
sehingga revaluasi aset bisa dilakukan untuk dua tr-rjuan, yaitu untuk tujuan pelaporan
keriangan komersial atau untuk tujuan pajak.
Apabila revaluasi dilakukan untuk tujuan pajak, konsekuensinya adalah:
a. membayar PPh Final atas revaiuasi aset tetap sebesar 10% dari seiisih antara harga
pasar dan nilai buku aset.
b. meningkatkan biaya penyusutan aset tetap di masa datang sehingga biaya di masa
datang semakin besar dan beban Pajak Penghasilan semakin kecil,
c. menurLrnkan Capital Gain apabila terjadi pengalihan aset.

Syarat Revaluasi Aset Tetap untuk Tujuan Perpajakan


a. Dilakukan oleh Wajib Pajak Badan dalam negeri termasuk BUT, tetapi tidakberlaku
bagi WP yang memperoleh izin menyeienggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris
. dan mata uang Dolar Amerika Serikat.
b. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir
sebelum dilakukan revaluasi, yaitu telah melaporkan SPT masa PPh dan PPN dan
membayar semua tunggakan pajak, seperti STP, SKPKB, mauPun SPPT PBB.
c. Aset yang dapat direvaluasi:
1) seluruh aset tetap berr,r,ujud, termasuk tanah yang berstatus hak milik atau hak
guna bangunan; atau
2) seluruh aset tetap berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak atau berada
di indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
d. Revaluasi tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu 5 (lima)
terhitung sejak penilaian kembali aset tetap perusahaan terakhir yang dilakukac
e. Revaluasi harus dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap tersetrd
yang berlaku pada saat penilaian kembali aset tetap yang ditetapkan oleh perusaharm,
jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah.
f. Revaluasi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 tahun sejak tanggal laporam
perusahaan jasa penilai atau ahli penilai.

Cara Melakukan Revaluasi


a. Wajib Pajak harus menyampaikan permohonan izin revaluasi ke Kanwil DIP I'ang
membawahi KPP tempat WP terdaftar dengan formulir khusus.
b. Lampiran yang disertakan:
1) fotokopi surat izin usaha perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yane
memperoleh izin dari pemerintah, yang dilegalisir oleh instansi pemerintah yar'.e
berwenang menerbitkan surat izin usaha tersebut,
2) laporanpenilaian perusahaan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yane
memperoleh izin dari pemerintah,
3) daftar penilaian kembali aset tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan, dan
148
4) laporan
keuangan tahun buku terakhir sebelum penilaian kembali aset tetap
perusahaan yang telah diaudit akuntan publik.
c. Dalam jangka waktu 30 hari kerja setelah surat permohonan izin diterima lengkap-
Kanwil DIP wajib menerbitkan persetujuan atau penolakan.

Perhitungan Pengenaan Pajak atas Revaluasi Aset Tetap


a. Selisih lebih penilaian kembali aset tetap merupakan objek pajak.
b. Selisih lebih tersebut dikenakan PPh sebesar l0o/o danbersifat final.
c. Selisih dihitung dengan cara nilai aset setelah penilaian dikurangi dengan nilai sisa
buku aset saat belum direvaluasi.
d. Selisih lebih penilaian aset setelah kompensasi kerugian dibukukan ke perkiraan
"selisih Penilaian Kem\bali Aset" dalam diperkirakan "modal'i

Perlakuan Aset Tetap Setelah Direvaluasi


a. Dasar penyusutan fiskal aset tetap yang telah memperoleh persetujuan penilaian
kembali adalah nilai pada saat penilaian kembali.
b. Masa manfaat fiskal aset tetap yang telah dilakukan penilaian kembali aset tetap
perusahaan disesuaikan kembali menjadi masa manfaat penuh untuk kelompok aset
tetap tersebut.
c. Perhitungan penyusutan dimulai sejak bulan dilakukannya penilaian kembali aset
tetap perusahaan.
d. Aset yang telah direvaluasi tersebut tidak boleh dialihkan dalam jangka waktu:
1) masa manfaat yang baru untuk harta Kelompok I dan2,
2) selama 10 tahun untuk harta Kelompok 3 dan 4 serta tanah.
:{...!!rr
e. Apabila aset dialihkan dalam jangka waktu tersebut, selisih lebih penilaian kembali
di atas nilai sisa buku fiskal semula, dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang
bersifat final dengan tarif sebesar tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan
dalam negeri yang berlaku pada saat penilaian kembali dikurangi 10%.
f. Tambahan PPh Final tidak berlaku apabila:
1) pengalihan aset tetap perusahaan yang bersifat force majeur berdasarkan
keputusan atau kebijakan Pemerintah atau keputusan pengadilan;
2) pengalihan aset tetap perusahaan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau
pemekaran usaha yang mendapat persetujuan; atau
3) penarikan aset tetap perusahaan dari penggunaan karena mengalami kerusakan
berat yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Penilaian Aset Tetap yang Diajukan pada Tahun 2o1, dan2o16


a. Wajib Pajak dapat melakukan penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan
dengan mendapatkan perlakuan khusus apabila permohonan penilaian kembali
diajukan kepada Direktur ]enderal Pajak sampai dengan tanggal 31 Desember
20t6.
b. Perlakuan khusus berupa PPh yang bersifat flnal:
t 49
1 ) sebesar 3% untuk permohonan yang diajukan sampai dengan tanggal 31 Desember
20t5;
2) sebesar 4% untuk permohonan yang diajukan sejak 1 Januari 2016 s.d. 30 |uni
2016; atau
3) sebesar 6% untuk permohonan yang diajukan sejak 1 Juli 2016 s.d. 3 1 Desember
2016,
yang dikenakan atas selisih lebih nilai aset tetap hasil penilaian kembali atau hasil
perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak, di atas nilai sisa buku fiskal semula.
c. Nilai aset tetap hasil perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak harus dilakukan
penilaian kembali dan ditetapkan oleh kantor jasa penilai publik atau ahli penilai,
yang memperoleh izin dari pemerintah, paling lambat:
1) pada 31 Desember 20L6, untuk permohonan yang diajukan sampai dengan
tanggal 31 Desember 20L5;
2) pada3O Juni 20 1 7, untuk permohonan yang diajukan sejak 1 fanuari 20 1 6 s.d. 30
funi 2016; atau
3)pada 31 Desember 2017, untuk perinohonan yang diajukan sejak 1 Iuli 2016 s.d.
31 Desember 2016.
d. Wajib Pajak yang berhak mengajukan meliputi Wajib Pajak badan dalam negeri,
Bentuk Usaha Tetap (BUT), dan Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan
pembukuan, termasuk:
. Wajib Pajak yang memperoleh izin menlrelenggarakan pembukuan dalam bahasa
Inggris dan mata uang Dolar Amerika Serikat; dan
. Wajib Pajak yang pada saat penetapan penilaian kembali nilai aset tetap oleh kantor
jasa penilai publik atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah belum
melewati jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aset tetap
terakhir berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 g IPMK.O3 I 2008.
PPh atas Penghasilan Kontraktor di Bidang Usaha Hulu Minyak dm
Gas Bumi Berupa Uplift atau lmbalan yang Sejenis dan penghasilanr
Kontraktor dari Pengalihan Participating Interest
uplift adalah imbalan yang diterima oleh kontraktor sehubungan dengan penyediai:
dana talangan untuk pembiayaan operasi kontrak bagi hasil yang seharusnya merupak--
kewajiban partisipasi kontraktor 1ain, yang ada dalam satu kontrak kerja sama, dala:
pembiayaan.
Participating interest adalah hak dan kewajiban sebagai kontraktor kontrak keri
sama, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada suatu wilayah kerja.
t50 a. Penghasilan lain kontraktor di luar kontrak kerja sama berupa uplift ataiu imbala:.
lain yang sejenis dikenakan PPh 1.ang bersifat linal dengan tarif sebesar 20% da .
jumlah bruto.
b. Penghasilan lain kontraktor di luar kontrakkerja sama berupa pengalihanp articipatir.:
interest dikenakan PPh yang bersifat final dengan tarif:
i) sebesar 5o/o darijumlah bruto, untuk pengalihan participating interest selan:a
masa eksplorasi; atau
2) sebesar 7o/o dari jumlah bruto, untuk pengalihan participating interest selama
masa eksploitasi.
Ketentuan terkait PPh atas jenis penghasilan ini diatur dalam Peraturan Menten
Keuangan Nomor 257 lPMK.}ll I 2011.

i
I
I

r.
I

b-
PPh atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima/Diperoleh Wajib Pajak
yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu

Femqhasilan y*ng ffii[<e*aken FFir Fir"*aE dam Kriteri* WF yaxtg Sf;E<*nekam FFk
Finsl

Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh WP yang memiliki peredaran bruto
tertentu, dikenai PPh yang bersifat final.
a. WP yang memiliki peredaran bruto tertentu ini adalah WP yang memenuhi kriteria
berikut:
1) WP OP atau WP badan tidak termasuk BUT; dan
2) menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa
sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi
Rp4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 Tahun
Pajak.
b. Peredaran bruto yang tidak melebihi Rp4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus
juta rupiah) ditentukan berdasarkan peredaran bruto dari usaha seluruhnya termasuk
dari usaha cabang, tidak termasuk peredaran bruto dari:
1) jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas meliputi:
. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri atas pengacara, t5r

akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;


. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru {ilm, foto model, peragawan/peragawati,
pemain drama, dan penari;
. olahragawan;
o penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
o pengarang, peneliti, dan penerjemah;
' agen iklan;
. pengawas atau pengelola proyek;
. perantara;
. petugas penjaja barang dagangau
. agen asuransi; dan
. distributor perusahaan pemasaran berjenjang (multilevel marketing) atau
penjualan langsung (direct selling) dan kegiatan se.ierris lainnya.
2) penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri;
3) usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat
final dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri;
dan
4) penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.
c. Tidak termasuk WP OP yang atas penghasilannya dikenai PPh Final adalah WP OP
yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya:
1) menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang
menetap maupun tidak menetap; dan
E

E
I 2) menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang :::,,rfi
$,
diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
E
d. Tidak termasuk WP badan yang atas penghasilannya dikenai PPh Final adalah:
H
1) Wajib Pajak badan yang belum beroperasi secara komersial; atau
2) Wajib Pajak badan yang dalam jangka waktu 1 tahun setelah beroperasi sec.:r
F
komersial memperoleh peredaran bruto melebihi Rp4.800.000.000 (empat m,";r
F
E
I delapan ratus juta rupiah).
F
F
F
F
SesarTar*f, {mra Feng**taan FFfu Finel, {mrm FenSc*t*nem, dext Feixp*rea.l
E
Besarnyatarif PPhyangbersifatfinal adalah 1% (satupersen) dari jumlahpereda:-
bruto setiap bulan dan bersifat final.
E PPh terutang = lo/o x jumlah peredaran bruto setiap bulan, untuk setiap tem:.:-l
E kegiatan usaha.
E
c. Pengenaan PPh didasarkan pada peredaran bruto dari usaha dalam 1
E
E.
Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan.
E
tr
d. lika peredaran bruto kumulatif lvP pada suatu bulan telah melebihi jumlah Rp-i :
E miliar dalam suatu Thhun Pajak, wP tetap dikenai tarif PPh final lo/o sampai deng-
akhir Tahun Pajakyangbersangkutan.lika peredaran bruto WP telah melebihi jurnla:

[ ,,, Rp4,8 miliar pada suatu Tahun Pajak, penghasilan yang diterima atau diperoleh \r-.
f; pada Tahun Pajak berikutnya dikenai tarifPPh berdasarkan ketentuan UU pph.
s
F e. WP wajib menyetor PPh final ini ke kantor pos atau bank yang ditunjuk ole:
Menteri Keuangan, dengan menggunakan SSP atau sarana administrasi lain yan*
dipersamakan dengan SSR yang telah mendapat validasi dengan Nomor Transak,..
t
Penerimaan Negara, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajair
I berakhir.
Wajib Pajak yang melakukan pembayaran PPh final ini wajib menyampaikan Sp -
Masa PPh paling Lama20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
I
Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib Pajak yang dikenakan
I PPh final ini yang berdasarkan ketentuan uu PPh dan peraturan pelaksanaannva
wajib dilakukan pemotongan dan/atau pemungutan PPh yang tidak bersifat final.
I dapat dibebaskan dari pemotolgan dan/atau pemungutan PPh oleh pihak lain.
h. Pembebasan ini diberikan melalui Surat Keterangan Bebas (SKB).
I
I

l
t
t
I

I
t
r
l
l
I
I
I

t
1

r
t

L
I

I
-

Penghitungan dan Pengisian SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat (2)


Berikut ini disajikan contoh penghitungan PPh Pasal 4 ayat (2).

ffi conron=
PT 0lee merupakan perusahaan yang memplnyai Sertiflkat Badan Usahalasa Pelaksanaan Konstruksi yang diterbtkan oieh
[embaga Pengembangan ]asa Konstruksi (LPIK) sebagal Badan Usaha lasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Slpi 5ub b dang

Bangunan-Bangunan Non perumahan ainnya dengan kualiflkasi besar Gred 6.

PT 0 ee pada 2014 ditunluk oleh CV Elaa selaku pemr lk Rumah Sakit "Siti Khodijah" untuk membangun gedung baru

yang akan digunakan sebagai unit kesehatan ibu dan anak dengan nrlar kontrak sebesar Rp25.000,000.000 (tldak termasuk PPN)

PT 0 ee menerima uang muka kontrak sebesar Rp5.000 000 000 pada saat dimu ai pembangunan, tangga 15lu 2014. Termin

pembayaran akan d akukan sesuai dengan t ngkat penyelesaian, ya tu:

a. term n pertama Rp5.000,000.000 setelah pekerlaan seiesai 2570,

b. termln kedua Rp5 000 000,000 setelah pekerlaan selesai 50%0,

c, termrn ket ga Rp5.000.000.000 sete ah pekerjaan se esai 75%,


.
d. srsa Rp5 000 000.000 akan dibayarkan setelah pekerlaan dan masa pemelrharaan selesai.

PembangunanrumahsakiltersebulharusdiselesaikanolehPT0leepalinglamatanggal3l Desember20l5denganmasa
pemeltharaan se ama 6 bu an. Baga mana kewaliban pem0t0ngan PPh yang dilakukan oleh CV E aa terka t pembayaran:

a, uang muka kontrak, I 53

b. termin perlama apablla pembayaran dilakukan tanggal 31 Desember 201 0.

Pembahasan:
Penghasi an dar usaha lasa konstruksi dikenakan PPh yang bersifat fina , lika pengguna jasa merupakan pemotong palak,

penghasilan darl usaha jasa konstrLiksi tersebut dipotong oleh pemotong pada saat pembayaran bagian nilai kontrak jasa
/0^sl'-^5.

L De-baya'ar ua"g ruka


"onr'ah.
Pem0t0ngan PPh yang bersifat fina atas penghasilan darl lasa kontrukl ada ah:

PPh Pasa 4ayat(2) =30/0 x Rp5.000 000 000 = Rp150.000.000

Kewaliban CV E aa sebagai pengguna jasa adalah:

a. me akukan pem0t0ngar PPh yang berslfat fina atas penghasrlan dari usaha lasa konstruksi sebesar Rp1 50.000.000

dan memberikan buktl pemotongan PPh yang berslfat fina atas penghasilaf dari usaha jasa konstruksi kepada PI

0loP'

melakukanpenyetoranataspem0t0nganPPhyangbersifatfina ataspenghasilandariusahajasakonstruksrtersebut
paling ambat tangga 10 Agustus 2014,

i. me aporkan peflr0t0ngaf PPh yang bersifatfinal atas penghasi an dari usaha jasa konstrukl tersebut dalam 5PT Masa

PPh Pasal 4 ayat (2) Masa PalakJuli 2014 pallng lambat tanggal 20 Agustus 2014,

2, Pembayaran term n pertama,

Pem0t0ngaf PPh yang bersifat fina atas penghasi an darr lasa kontruksi ada ah:

PPh Pasa 4ayat (2) = lo/p


" Rp5 000 0C0 000 - Rp150.000.000 .
'ffico,rton,

PT Banguno menyewakan 1 unit ruko kepada lasya, pemiJik salon kecantikan "Ayu Tenan", Harga sewa yang disepakati ada ar

Rp20.000 000 per tahun. Tasya menyewa ruko tersebut untuk langka waktu 1 Iahun mulai tanggal 1 Desember 2014 hingga 3i
November 2015. Pembayaran dilakukan tanggal 26 November 2014, Tasya tidak termasuk orang pribadi yang ditunjuk sebaga

pemotong PPh atas penghasilan dari persewaan tanah daniatau bangunan.

Berikut ini PPh atas transaksi tersebut,

Iasya tidak termasuk sebagai orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak sehingga PPh atas penghasilan yang diterir-a

dari persewaan ruko tersebut wajib dibayar sendiri oleh PT Banguno. PPh yang walib dibayar sendiri ada ah:

PPh Pasal 4 ayat (2) = 1 OYo Rp20 000.000 - Rp2.000.000


"

Kewajiban Pl Bang-no ada ah,

l, melakukanpenyetoranPPhPasal4ayal(2)sebesarRp2.000.000palinglambattanggal15Desember2014;

2, melaporkan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) Masa Pa;at

November 2014 paling lambat tanggal 20 Desember 2014.

Pembayaran PPh kurang bayar melalui e-billing dengan rincian sebagai berikut:

t54

Pengisian SPT PPh Pasal 4 ayat (2) dengan mengambil contoh 2 PT Banguno:
Rangkuman dan Latihan
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayal (2) atau PPh final merupakan pajak yang dikenakan atar
penghasilan-penghasilan tertentu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Beberapa ciri PPh final tersebut antara lain semua usaha dianggap memiliki laba, besaran
laba kotor atau margin laba sudah ditentukan, pengenaan PPh ini diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Surr

latihan 7A
1. Jelaskan ketentuan pengenaan PPh Pasal 4 ayal (2).
2. Jelaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) bunga deposito.
3. Jelaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) sewa tanah dan/atau bangunan.
4. |elaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) bunga simpanan koperasi.
5. |elaskan objek PPh Pasal4 ayat (2) dividen yang diterima orang pribadi.

Latihan 78
Pilihlah jawaban Benar (B) atau Salah (S) untuk pernyataan berikut ini.
r56
1.BS Tarif PPhyang terutangbagi Wajib Pajakbadanyang menerima atau
memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan
adalah 107o dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
bangunan.
2.BS Tarif PPh yang terutang bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
menerima atau memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dani
atau bangunan adalah 5% darijumlah bruto nilai persewaan tanah
dan/atau bangunan.

3. B S Salah satu ciri PPh final adalah PPh yang dipotong tidak dapat
menjadi kredit pajak.
4.BS Pengenaan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto
Sertifikat Bank Indonesia adalah 25o/o darijumlah bruto, terhadap
WP LN.
5.BS Tarif PPh 47o dikenakan untuk Perencanaan Konstruksi atau
Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia lasa yang
memiliki kualifikasi usaha.

:t::: :_.= ::.::::::;::l

Anda mungkin juga menyukai