PPh Pasq! 15
Ketentuan PPh Pasal D
Pasal 15 UU PPh mengatur bahwa norma penghitungan khusus (deemed profit) di
untuk menghitung penghasilan neto dari Wajib Pajak tertentu yang tidak dapat dihi
berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) atau ayat (3) ditetapkan Menteri Keuangan.
Penerapan norma penghitungan khusus ini bertujuan untuk menghindari kesukaram
dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi golongan Wajib Pajak terten:@
tersebut, berdasarkan pertimbangan praktis, atau sesuai dengan kelaziman pengenaao
pajak dalam bidang-bidang usaha tersebut.
'i,ffi
conton=
Tn. Ali mencarter pesawat ElangAirlines, sebuah maskapai penerbangan nasional, untuk mengangkut barang ke suatu daerah:
Sulawesi. 0ngkos carter sebesar Rp1 00.000.000 dibayarkan pada Januari 20'1 7.
1 . PPh Pasal 1 5 sebesar 1,80/o * Rp1 00 000.000 = Rp1 .800.000 bersifat tidak final
3. Dalampenyetoranpajakkekasnegarakodeakunpajakyangdigunakanadalah4lll29dankodejenissetoranl0l,
Penghasilan dari perusahaan pelayaran Dalam Negeri
Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalarn Negeri adalah orang yang bertempat
tinggal atau
badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia yang melakukan
usaha p"iuyu.u1
dengan kapal yang drdaftarkan, baik di Indonesia maupul-l di luar negeri,
atau dengan -
kapal pihak Iain.
Objek pajaknya adalah peredaran bruto, yaitu semua imbalan atau nilai penggar-rti
berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak perusahaan
peluyarul
dalam negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang, termasuk penghasilan p.ry"*uur1
kapal yang dilakukan dari:
a. pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan iainnya cli Inclonesia;
b. pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar Inclonesia;
c. pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan di Indonesia; dan
d. pelabuha. di luar Indonesia ke pelabuhan rainnya di luar Indonesia.
Terminologi objek penyerahan jasa perkapalan ditegaskan dalam Surat Dirjen pajak
Nomor S-8521P1.341/2003 tentang Penegasan Pellakuan PPh atas Sewa Kapal, yaitu
bahwa
dalam terminologi jasa angkutan kapal (lautan dan udara), clikenal beberapa jenis
carter/
sewa, yaitu:
a. sewa berdasarkan pemakaian ruang (space charter); I 15
b. sewa berdasarkan pemakaian waktu (time charter);
c. sewa kapal tanpa awak (bareboat charter);
d. sewa kapal dengan awak(fully-manned basis).
fika carter/sewa atas pemakaian ruang, waktu, dan/atau sewa dengan awaknya dan
digunakan'untuk pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan
ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia
ke pelabuhan di luar
negeri, perlakuan perpajakannya sesuai ketentuan Pasal 1 5 UU pph jo Keputusan
Menteri
Keuangan Nomor 416/KMK.04/1996 tentang Norma Penghitungan Khusus penghasilan
Neto Bagi Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri dan ditegaskan lebih
lanjut
dengan Surat Edaran Direktur )enderal pajak Nomo r sE-32]p1.411996.
fika carter/sewa kapal didasarkan atas sewa kapal tanpa awak, perlakuan perpajakannya
sesuai ketentuan Pasal 23 Ayat (l) hurufc uu pph, yaitu sebagai sewa aset
berwujud.
Peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang
atau nilai
uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri
dari
pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke peiabuhan
lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke peiabuhan luar negeri dan/
atau sebaliknya.
Jika Wajib Pajak men-rbayar pajak di Luar Negeri (PPh Pasai 24), dapatdiperhitungkan
dengan PPh, untuk masing-masing negara setinggi-ting ginya l,2o/odari penghasilan
yang
diterima atau diperolehnya di luar negeri tersebut.
ffi contor,'
PT llZ mencarter kapal aut KAPAT ND0 dengan awak kapa untuk mergangkut bamng. KAPALIND0 ada ah sebuah n.
pelayaran nasional.0ngkos caftersebesar Rp100 000 000 dibayar pada
lanuari 2017.
I PPh Pasal 15 sebesar 1,2%, Rp100.000 000 - Rpl 200 000 sifarnya fina ,
). PI lll harls membuat Bukti Pem0t0ngan Pajak rangkap 3 untuk arsip, maskapa IGPALKU, dan KPP (sebagai a-
5PT lt/asa). PT lZl pa ng lambat tangga 1 0 bulan ber kutnya dan me aporkan 5p
harus menyetor ke kas negara
-
ke KPP pa ing ambat tangga 20 bulan berlkutnya dengan me amp rkan bukti pembayaran yang mencantumka.
(NomorTransakt Pener maan Negara) dan Buktr Pemotongan PPh pasa 15,
,l28
3. Kode akun yang digunakan daiam peryetoran palak ada ah 4l 1 dan kode 1en s setoran 410.
il6
Penghasilan dari Perusahaan Pelayaran dan penerbangan Luar
Negeri
Pajak penghasilan bersifat final bagi Perusahaan Pelayaran daniatau Penerbangan Lu;:
Negeri dikenakan atas peredaranbruto. Wajib Pajakperusahaan pelayaran ataupenerbanga:
luar negeri adalah perusahaan pelayaran atau penerbangan yang bertempatkedudukan c
Iuar negeri yang melakukan usaha melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia;
Peredaran bruto yang dimaksud adalah semua imbalan atau nilai pengganti berup,
uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh WP perusahaan pelayaran dan/ata-
penerbangan luar negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dar
satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesi.
ke pelabuhan di luar negeri. (Pasal i Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 41;
KMK.04/1996 tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto Bagi wajib paja.
Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri).
ffi contotr=
PT IPN mencarter pesawat PegasLls Airlines urtuk mengangkut barang. Pegasus Alrlines ada ah sebuah maskapai penerbanga
ongkos carter.
dan KPP (lampiran SPT Masa)'
rangkap 3 untuk arslp' Pegasus Airlines'
b. PT IPN harus membuat Bukti Pem0t0ngan Pajak
paling
dan melaporkan sPT Masa ke KPP
paling lambat tanggal 1 0 bulan berikutnya
PT I PN harus menyetor ke kas negara
lambattanggal20bulanberikutnyadenganbuktrpembayaranpajakdanbuktipemotonganPPhPasall5,
c.Kodeakunyangdigunakandalampenyetoranpajakadalah4ll,l23dankodelenissetoran4l,l.
ini dilndonesia.(PasallKeputusanDirektur}enderalPajakNomorKEP-667lP|lzooltanggal
Khusus Penghasilan Neto Bagi waiib
Pajak
:L 2g oktober 2001 tentang Norma Penghitungan
Perwakilan Dagang di Indonesia)'
Luar Negeri yang Mempunyai Kantor
I&
,i-i.
ffi conton,
ini mendirikan kantor perwakilan dagang di lndonesia'
yang memproduksi mesin Perusahaan
Yellow Ltcl. adalah perusahaan
Lld sebesar Rpl 0 000 000 000'
Selama September 201 6, nilai ekspor
bruto Yellow
c,Kodeakunyangdigunakandalampenyetoranpajakadalah4lll23dankodejenissetoran413.
II
[,
r
t
g
I
t
i{
f
E
I
h:
t
f
E,
Penghasilan dari WP yang Melaliukan Kegiatan Usaha Jasa Maklon
I
(Contract Manufacturing) lnternasional di Bidang Produlrsi Mainan
I
t Anak-Anak
*
$ Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon (Contract Manufacturing
E
I internasional adalah Wajib Pajak badan dalam negeri yang melakukan jasa pembuatar
t
atau perakitan barang berupa produk mainan anak-anak, dengan bahan-bahan, spesifikasi.
tt
tt petunjuk teknis, dan penentuan imbalan jasa dari pihak pemesan yang berkedudukan &
>
i a. PPhPasa l5diselorsebesar25l,kxl1k'Rp5000000000atausebesarRp87500000.
t:
i b.
i. PPhPasal l5disetorkekasnegarapainglambaltangga l5bulanberikutnyadanmeaporkanSPTMasakeKPPpaiing
lambat tanggal 20 bulan berlkutnya dengan melampirkan buktl pembayaran pajak.
!:
i. c. Kode akun yang digunakan dalam penyetoran pajak adalah 41 1 128 dan kode jen s setoran 499.
i,
i.
i
i
I
[ ',i
t'
i
----
ffi conron'
PT AQ mencarter pesawat Duboy A rl nes untuk mengangkui barang Duboy A rl nes ada
ah sebuah maskapa penerbangan
internas 0fa . 0ngkos carter sebesar Rp200 000,000 d bayarkan pada ianuari l0 7
Berikut ini aspek pengenaan pajaknya
ongkos rarter.
c. Apabila pelanggan Duboy Airllnes bukan pemotong pajak sehingga tidak melakukan pemotongan PPh, Duboy Air '*
wajib menyetor sendiri PPh nya paling lambat tanggal 1 5 dan melaporkannya tanggal 20 bulan berikutnya,
Pembayaran PPh kurang bayar melalui e-billing dengan rincian sebagai berikut:
Pengisian SPT PPh Pasal 15 dengan mengambil contoh PT AQ sebagai Pemotong PPh
Pasal 15.
.-
I I
K'IIEI]TERIAII
KEUAI.]6AN R,I,
SURAT FEi,lBEAl'rAHr l4r.l lSPl ) LiA54 LI
fl
5PT Nomat
PAJAK PEI'IGHASILAI.I PASAL 15 tt SPT PembetulEn Ks-
OIRE HICRAT l;or tr:L.rirr 1frr drqLrnaken u,riuk ffrelapcrkan Perr:olcnga:: Masa Pajak
,!il{} RAt pa,rnK Falnk Pen.:ihasrla,r Pa-sai 15 fTrlrtrToTllil
ilA{ilAtl A- lllttllllAS Pil,lOTOtlC PAJAKATUAJIB PAJAK
"iL
ri,ll.:tl 200.000.000 5.280.000
1 trb, ;f.1 litJrl.lilTA :-rlii ii"qllJ::i ilf:l air,lll i:'i-rL l)!, tiiFjlr I:1L.rfr1Ail
BAGIAII C. LAF,IPIRAII
Ij?r.l;t nrifrsCat:.eilEfirl:l\i 3;:!r aqilala at:ri-air!i i.rihn:riri tnnii:il iirni-: :._ ! :Pnl!rf Bli*lGl3}l F+tsEs
i..ei!Fi.r3Fcgriindan,j-uiil:rq;n.,:ftalEil6l.!l :3fi,11.F!ratf,l'.;1hrhr.:i:llili !iEJr'!3,.. SPT ful;:: tlrtr.rme
a9.!16N|[;i ]li ala: beBef,a iarr:tian-l:cprrl:r,;.i j.j3lilr !en.ir :E:i.ilcF Jiil iriaj I r,r:rg:urg tiarr',!F
]-I rp1,r,11,;,i.11'; PA.rrK,Fit,i:rir4rj il r',t,,.:1i',',,-,6, ,i"111. fl rr,leratu, Pr:-;
' -t,
[-] , rr:!i,:.,,
[-'=:r,,
i : :ii:'ii'i::
. :;;r:, tii.
i :,.t-,,:r l'
t:l.Lr,,r. rt
::i1 ,i, ,
':-:1i-ni::t
Latihan 6A
1. |elaskan ketentuan pengenaan PPh Pasal 15.
2. ]elaskan objek PPh Pasal 1 5 maskapai penerbangan dalam negeri.
3. Jelaskan objek PPh Pasal 1 5 maskapai pelayaran dalam negeri'
4. felaskan objek PPh Pasal 15 maskapai penerbangan/pelayaran luar negeri.
5. |elaskan objek PPh Pasal 15 kantor perwakilan dagang asing.
Latihan 68
Pilihlah jawaban Benar (B) atau Salah (S) untuk pernyataan berikut ini.
1. B - S Norma Penghitungan Khusus untukWajib Pajaktertentu digunakan
untuk menghitung PPh Pasal 15.
2. B S Tarif efektif dari pengenaan PPh Pasal 15 atas penghasilan dari
perusahaan penerbangan nasional adalah 1,2o/o dan bersifat final.
3. B S Wajib Pajak tertentu dalam Pasal 15 UU PPh antara lain adalah
perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional dan
perusahaan dagang asing.
4. B S Wajib Pajak tertentu dalam Pasal 15 UU PPh antara lain adalah
perusahaan angkutan darat dan perusahaan dagang dalam negeri.