Anda di halaman 1dari 12

.

PPh Pasq! 15
Ketentuan PPh Pasal D
Pasal 15 UU PPh mengatur bahwa norma penghitungan khusus (deemed profit) di
untuk menghitung penghasilan neto dari Wajib Pajak tertentu yang tidak dapat dihi
berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) atau ayat (3) ditetapkan Menteri Keuangan.
Penerapan norma penghitungan khusus ini bertujuan untuk menghindari kesukaram
dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi golongan Wajib Pajak terten:@
tersebut, berdasarkan pertimbangan praktis, atau sesuai dengan kelaziman pengenaao
pajak dalam bidang-bidang usaha tersebut.

Penghasilan dari Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri


Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri adalah perusahaan penerbangan yanu
bertempatkedudukan di Indonesia yang memperoleh penghasilan berdasarkan perjanjian
carter.
Peredaran bruto bagi Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri adalah
semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atan
diperoleh Wajib Pajak berdasarkan perjanjian carter dari pengangkutan orang dan/atau
barang yang dimuat dari satu pelabuhah ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dan
|4 pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di LN. (Pasal 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor
4751KMK.0411996 tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto Bagi Wajib
Pajak Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri).

PPh Posol 15 = 1,8% dori peredoron brufo;


bersifql tidqk linql

'i,ffi
conton=
Tn. Ali mencarter pesawat ElangAirlines, sebuah maskapai penerbangan nasional, untuk mengangkut barang ke suatu daerah:
Sulawesi. 0ngkos carter sebesar Rp1 00.000.000 dibayarkan pada Januari 20'1 7.

Aspek pengenaan palaknya sebagai berikut.

1 . PPh Pasal 1 5 sebesar 1,80/o * Rp1 00 000.000 = Rp1 .800.000 bersifat tidak final

2. ElangAirlinesmenyetorsendiri kekasnegarapalinglambattanggal l5bulanberikutnyadanmelaporkanSPTMasakt


KPP paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dengan melampirkan bukti pembayaran pa1ak.

3. Dalampenyetoranpajakkekasnegarakodeakunpajakyangdigunakanadalah4lll29dankodejenissetoranl0l,
Penghasilan dari perusahaan pelayaran Dalam Negeri
Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalarn Negeri adalah orang yang bertempat
tinggal atau
badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia yang melakukan
usaha p"iuyu.u1
dengan kapal yang drdaftarkan, baik di Indonesia maupul-l di luar negeri,
atau dengan -
kapal pihak Iain.
Objek pajaknya adalah peredaran bruto, yaitu semua imbalan atau nilai penggar-rti
berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak perusahaan
peluyarul
dalam negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang, termasuk penghasilan p.ry"*uur1
kapal yang dilakukan dari:
a. pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan iainnya cli Inclonesia;
b. pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar Inclonesia;
c. pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan di Indonesia; dan
d. pelabuha. di luar Indonesia ke pelabuhan rainnya di luar Indonesia.

Terminologi objek penyerahan jasa perkapalan ditegaskan dalam Surat Dirjen pajak
Nomor S-8521P1.341/2003 tentang Penegasan Pellakuan PPh atas Sewa Kapal, yaitu
bahwa
dalam terminologi jasa angkutan kapal (lautan dan udara), clikenal beberapa jenis
carter/
sewa, yaitu:
a. sewa berdasarkan pemakaian ruang (space charter); I 15
b. sewa berdasarkan pemakaian waktu (time charter);
c. sewa kapal tanpa awak (bareboat charter);
d. sewa kapal dengan awak(fully-manned basis).

fika carter/sewa atas pemakaian ruang, waktu, dan/atau sewa dengan awaknya dan
digunakan'untuk pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan
ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia
ke pelabuhan di luar
negeri, perlakuan perpajakannya sesuai ketentuan Pasal 1 5 UU pph jo Keputusan
Menteri
Keuangan Nomor 416/KMK.04/1996 tentang Norma Penghitungan Khusus penghasilan
Neto Bagi Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri dan ditegaskan lebih
lanjut
dengan Surat Edaran Direktur )enderal pajak Nomo r sE-32]p1.411996.
fika carter/sewa kapal didasarkan atas sewa kapal tanpa awak, perlakuan perpajakannya
sesuai ketentuan Pasal 23 Ayat (l) hurufc uu pph, yaitu sebagai sewa aset
berwujud.
Peredaran bruto adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang
atau nilai
uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri
dari
pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke peiabuhan
lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke peiabuhan luar negeri dan/
atau sebaliknya.

PPh Posol I5 = I,2/" dari peredoron brulo; bersifot finq!

Jika Wajib Pajak men-rbayar pajak di Luar Negeri (PPh Pasai 24), dapatdiperhitungkan
dengan PPh, untuk masing-masing negara setinggi-ting ginya l,2o/odari penghasilan
yang
diterima atau diperolehnya di luar negeri tersebut.
ffi contor,'
PT llZ mencarter kapal aut KAPAT ND0 dengan awak kapa untuk mergangkut bamng. KAPALIND0 ada ah sebuah n.
pelayaran nasional.0ngkos caftersebesar Rp100 000 000 dibayar pada
lanuari 2017.

Berikut ini aspek pengenaan palaknya.

I PPh Pasal 15 sebesar 1,2%, Rp100.000 000 - Rpl 200 000 sifarnya fina ,

). PI lll harls membuat Bukti Pem0t0ngan Pajak rangkap 3 untuk arsip, maskapa IGPALKU, dan KPP (sebagai a-

5PT lt/asa). PT lZl pa ng lambat tangga 1 0 bulan ber kutnya dan me aporkan 5p
harus menyetor ke kas negara
-
ke KPP pa ing ambat tangga 20 bulan berlkutnya dengan me amp rkan bukti pembayaran yang mencantumka.

(NomorTransakt Pener maan Negara) dan Buktr Pemotongan PPh pasa 15,
,l28
3. Kode akun yang digunakan daiam peryetoran palak ada ah 4l 1 dan kode 1en s setoran 410.

il6
Penghasilan dari Perusahaan Pelayaran dan penerbangan Luar
Negeri
Pajak penghasilan bersifat final bagi Perusahaan Pelayaran daniatau Penerbangan Lu;:
Negeri dikenakan atas peredaranbruto. Wajib Pajakperusahaan pelayaran ataupenerbanga:
luar negeri adalah perusahaan pelayaran atau penerbangan yang bertempatkedudukan c
Iuar negeri yang melakukan usaha melalui bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia;
Peredaran bruto yang dimaksud adalah semua imbalan atau nilai pengganti berup,
uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh WP perusahaan pelayaran dan/ata-
penerbangan luar negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dar
satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesi.
ke pelabuhan di luar negeri. (Pasal i Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 41;
KMK.04/1996 tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto Bagi wajib paja.
Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri).

PPh Pqsol 75 = 2,64o/" dori peredoron brulo; bersifot linol

ffi contotr=
PT IPN mencarter pesawat PegasLls Airlines urtuk mengangkut barang. Pegasus Alrlines ada ah sebuah maskapai penerbanga

internationa ,0ngkos cartersebesar Rp500,000.000 dibayarkan padalanuari 2017.


Berikut ini aspek pengenaan paiaknya'
pada saat membayar
pT IPN wajib memotong PPh Pasal 15 sebesar 2,64Y0',Rp500 000
000 atau sebesar Rp13 200 000

ongkos carter.
dan KPP (lampiran SPT Masa)'
rangkap 3 untuk arslp' Pegasus Airlines'
b. PT IPN harus membuat Bukti Pem0t0ngan Pajak
paling
dan melaporkan sPT Masa ke KPP
paling lambat tanggal 1 0 bulan berikutnya
PT I PN harus menyetor ke kas negara

lambattanggal20bulanberikutnyadenganbuktrpembayaranpajakdanbuktipemotonganPPhPasall5,
c.Kodeakunyangdigunakandalampenyetoranpajakadalah4ll,l23dankodelenissetoran4l,l.

pemotong paiak sehinggatidak melakukan


Apabila pelanggan Pegasus Airlines bukan
pemotonganPPh,Pegasus'AirlineswajibmenyetorsendiriPPh-nyadenganSSPpaling
iambat tanggal 15 dan melaporkannya
tanggal20 bulan berikutnya'

penghasilan dari Kantor Perwakilan Dagang Asing


atau imbalan yang diterima atau diperoleh
Nilai ekspor bruto adalah semua nilai pengganti
ttu"tot perwakilan dagang di Indonesia dari
Wajib Pajak lrru. n.g.ti yu"g -t*p"yui
atau badan yang berada atau bertempatkedudukan
d
penyerahan bu.urg k pudu orlrg p.lbudi

ini dilndonesia.(PasallKeputusanDirektur}enderalPajakNomorKEP-667lP|lzooltanggal
Khusus Penghasilan Neto Bagi waiib
Pajak
:L 2g oktober 2001 tentang Norma Penghitungan
Perwakilan Dagang di Indonesia)'
Luar Negeri yang Mempunyai Kantor
I&

PPh Pqsol 75 = O, Ho/odori nilqi ekspor brulo; bersilol finol


ii,L

,i-i.

ffi conton,
ini mendirikan kantor perwakilan dagang di lndonesia'
yang memproduksi mesin Perusahaan
Yellow Ltcl. adalah perusahaan
Lld sebesar Rpl 0 000 000 000'
Selama September 201 6, nilai ekspor
bruto Yellow

Berikut ini aspek pengenaar r paiaknya'


atau sebesar Rp44 000 000'
a, PPh Pasal l5 disetor sebesar 0,440/o'Rp10 000 000'000
b. PPhPasall5disetorkekasnegarapalinglambattanggall5bulanberikutnyadenganmelampirkanbuktipembayaran
pa1ak.

c,Kodeakunyangdigunakandalampenyetoranpajakadalah4lll23dankodejenissetoran413.
II
[,
r
t
g
I
t
i{
f
E
I
h:
t
f
E,
Penghasilan dari WP yang Melaliukan Kegiatan Usaha Jasa Maklon
I
(Contract Manufacturing) lnternasional di Bidang Produlrsi Mainan
I
t Anak-Anak
*
$ Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon (Contract Manufacturing
E
I internasional adalah Wajib Pajak badan dalam negeri yang melakukan jasa pembuatar
t
atau perakitan barang berupa produk mainan anak-anak, dengan bahan-bahan, spesifikasi.
tt
tt petunjuk teknis, dan penentuan imbalan jasa dari pihak pemesan yang berkedudukan &
>

r luar negeri dan mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak.


T
tI Imbalan jasa yang menjadi dasar pengenaan pajak dihitung dari jumlah seluruh
E
l biaya pembuatan atau perakitan barang tidak termasuk biaya pemakaian bahan baku
; il8 (direct materials).
F
l
Y (Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 543/KMK.03.l2OO2 tanggal 31
t
i
I Desember 2002 lentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto dan Cara
i Pembayaran Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak yang Melakukan Kegiatan Usaha lasa
E
I
I Maklon (Contract Manufacturirg) Internasional di Bidang Produksi Mainan Anak-
t
r Anak).
I
I
I
r
F
f
PPh Pqsol 15 = 7"/" dqri nilqi imbqlqn joso; bersiloi finql
t
i
t
E
t
T
ffi contot
tt '
PT Do ananku merupakan perusahaan da am neger yang mempunyai hubungan istimewa dengan Toysqu Ltd, yang berkedudukan
tt
di Amerika Serikat. Pada awa 2016, perusahaan tersebut mendapat pesanan dari Toysqu ltd. untuk membuat mainan
I
t anak-anak dengan spesifikasl yang telah ditentL.lkan. Pada 0ktober 20'16, PI Do anan mendapatkan imbalan jasa sebesar
l
t Rp5 000 000 000
[,
i
[:
t
Berikut ini aspek pengenaan palaknya,

i a. PPhPasa l5diselorsebesar25l,kxl1k'Rp5000000000atausebesarRp87500000.
t:
i b.
i. PPhPasal l5disetorkekasnegarapainglambaltangga l5bulanberikutnyadanmeaporkanSPTMasakeKPPpaiing
lambat tanggal 20 bulan berlkutnya dengan melampirkan buktl pembayaran pajak.
!:

i. c. Kode akun yang digunakan dalam penyetoran pajak adalah 41 1 128 dan kode jen s setoran 499.

i,
i.
i
i
I

[ ',i

t'
i
----

Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal t,


Pelunasan dan peiaporan PPh Pasal 15 yang terutang dilakukan sebagai berikut'
1. |ika penghasilan diperoleh dari pemotong pajak, pemotong ivajib:
a. memotong PPh yang terutang pada saat pembayaran atau terutangnya imbalan
atau nilai pengganti;
b. memberikan Bukti Pemotongan PPh atas Penghasilan Perusahaan Pelayaran Dalam
Negeri (Final) kepada pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan;
c. menyetor PPh yang terutang ke bank perSepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya
imbalan.
d. melaporkan pemotongan clan penyetoran yang dilakukan ke Kantor Pelayanan I l9
pajak selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah buian pembayaran
atau terutangnya imbalan, dengan menggunakan SPT Masa PPh Pasal 15 dilampiri
clengan bukti pembayaran pajak dan Lembar ke-2 Bukti Pemotongan PPh atas
Penghasilan Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri (Final)'
2. flka penghasilan diperoleh selain sebagaimana dirnaksud pada huruf a maka:
a. menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-

lambatnya tanggal 15 bulan berikut setelah bulan diterirna atau diperolehnya


penghasilan.
b. melaporkan penyetoran yang dilakukan ke Kantor pelayanan Pajak selambat-
lambatnya tanggal 20 bulan berikut setelah bulan diterima atau diperolehnya
penghasilan, dengan menggunakan bentuk SPT Masa PPh Pasal 15, dilampiri
dengan bukti pembaYaran Pajak.

Pengisian SPT Masa PPh Pasal t)


Berikut ini disajikan contoh penghitungan PPh Pasal 15'

ffi conron'
PT AQ mencarter pesawat Duboy A rl nes untuk mengangkui barang Duboy A rl nes ada
ah sebuah maskapa penerbangan

internas 0fa . 0ngkos carter sebesar Rp200 000,000 d bayarkan pada ianuari l0 7
Berikut ini aspek pengenaan pajaknya

a. PT AQ walib memotong PPh Pasal


'l
5 sebesar 2,640/o , Rp200.000.000 atau sebesar Rp5.280.000 pada saat mern:

ongkos rarter.

b. PTAQharusmembuatBukti PemotonganPajakrangkp3untukarsip,DuboyAirlines,danKPP(sebagai lampiranSPl


Masa). PTAQ harus menyetor ke kas negara paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya clan melaporkan SPT tt/ae c
KPP paiing lambat tanggal 20 bu an berikutnya dengan melampirkan bukti pembayaran palak dan Bukti Pernotongan rlt'
Pasal 1 5.

c. Apabila pelanggan Duboy Airllnes bukan pemotong pajak sehingga tidak melakukan pemotongan PPh, Duboy Air '*
wajib menyetor sendiri PPh nya paling lambat tanggal 1 5 dan melaporkannya tanggal 20 bulan berikutnya,

Pembayaran PPh kurang bayar melalui e-billing dengan rincian sebagai berikut:

1. PPh Pasal 15 411128 411 5.280.000

Pengisian SPT PPh Pasal 15 dengan mengambil contoh PT AQ sebagai Pemotong PPh
Pasal 15.
.-

I I
K'IIEI]TERIAII
KEUAI.]6AN R,I,
SURAT FEi,lBEAl'rAHr l4r.l lSPl ) LiA54 LI
fl
5PT Nomat
PAJAK PEI'IGHASILAI.I PASAL 15 tt SPT PembetulEn Ks-
OIRE HICRAT l;or tr:L.rirr 1frr drqLrnaken u,riuk ffrelapcrkan Perr:olcnga:: Masa Pajak
,!il{} RAt pa,rnK Falnk Pen.:ihasrla,r Pa-sai 15 fTrlrtrToTllil
ilA{ilAtl A- lllttllllAS Pil,lOTOtlC PAJAKATUAJIB PAJAK

': ,'E -a-, ft-l ;Trt ]8F-til -iolo-ttl trTtTtl


i.rac,a lFll-t- tA"l aT-T_l- r -[fT
.L:l t-l 3_

i,.,ril!r iJl.al l6l AfwlnrF IEI-TtT6 -iJl-rl,aTAiRtffi


BA6IAII B, OB.]EK PAJAK

Ureia$ t{*F}l(r5 J{mlslr Sdrls Imb*l6r*. T*ril FFti:y**$ Sits&*sj


, -'{**} r?i , r+rrlryt*+l
tl; {zl #1 f41 tll
J naalilr l arrr- l i:a isr[-:r].:?rLtiri! kEFsii
F'ifuiil ;in P!li! r13n Dnlaftr i;anl"fi lilB I1Ll
l Jr:alilr i rN! Lar:9ili*: rrl:p!r!lil Sa lrilLa[rga::
,ie:rq:rr Periq:r:,1i:[1a]i lf:rt,l .lJn:3lard Eaiir,.l
Ie,rri;:rl: Fcr:t erl:er ilila: Lgrl ,ielr
P.'t;s;hagn lel:.;:i:n [ra];rn llEgtsl
; lerqh;:riar ilir irdrfP-.ia
i i)e,r,.lIasrl;,r ii. lLar inaD,re:iJ
i , Fh Fa;a: :J ,-e.,- iarii diperhriLrIq].iar
a qFIl sn3 iir:ltrnq ; i:6l, is.n
.

Far t,arg h;rus irlJ:,ar;eidri ta-bt 1a'd I l l:-l ltl


^_.:i l - il., l.[_ -.,._ ':' ;'_.r re:a' t'
i-:iiia i ;f ! Dl..rtiirii:r, llr:,t:,rrtj ir:Ferla
F'nr.,!ih3in Pnl:! :ri :i ilainj!:3! F'inerLarqtrr
iu:r ila.j!n 1i 280.000.080 2-64'+ 5.280.000
': - gi: ,-r.-.r "..:.','r.
r:ieft.r:n Fr-r!an_q!i!1al ilrisr ::t ".-":r ;1ar Ear:T1
-IE.n:!irl Ch!fler (Efcl L3if, 4ar iitg!
:,ri - j_o
..t ttl .. r-d

lFr: airl t'rrigii::srqar Lr:r il;qrr:


i !:ts'l . i lq iji..ei.r : Frrt .
i iri:'h i3nr:l itia,t.iil trt!,itli :iifi
lIt-alJ:: illirlii Jrp!aii;.jl L iaia'J ar:g

[]i:a!- ar{sr,Te(iar! i'.if,nra Pe.iE.rliiran


Dnn:r:3,:iif, Tial:rrr I lF.Fr

"iL
ri,ll.:tl 200.000.000 5.280.000
1 trb, ;f.1 litJrl.lilTA :-rlii ii"qllJ::i ilf:l air,lll i:'i-rL l)!, tiiFjlr I:1L.rfr1Ail

BAGIAII C. LAF,IPIRAII

| )L ;. JCIJ l' Fl.-'" _ :

2 [ Daft;:r 6ul.tr Peiliii.ri!^.:r PPt Pa!el 1i

L t., u.r'-.ti.," -- -,.. :'


:
I

I f--: Srra: l{Lr!s3 i\rrjsr:i


l, I f,:t:IocrliuraiIEieiarqrnS.n]ieiItCEfiri.a:ri:illle:,denleiCilfilr'ir!bEilEi.i,liC.:kl?brhCsfrli..rlr;ialLrtdartinggai
c!f.,niunqel a:rJttia:!riiI,i.n1GI L.a];r lti.ti.jig:lpfirl iiEmpE:limL:Jirjiia.i Ferler:1i:l Perrglrrldara,i Pjlak Eerganda iP:Ej

BAGIAI.I D. PERIIYAlAAI{ OAI{ TAIIDA IANGAI.]

Ij?r.l;t nrifrsCat:.eilEfirl:l\i 3;:!r aqilala at:ri-air!i i.rihn:riri tnnii:il iirni-: :._ ! :Pnl!rf Bli*lGl3}l F+tsEs
i..ei!Fi.r3Fcgriindan,j-uiil:rq;n.,:ftalEil6l.!l :3fi,11.F!ratf,l'.;1hrhr.:i:llili !iEJr'!3,.. SPT ful;:: tlrtr.rme
a9.!16N|[;i ]li ala: beBef,a iarr:tian-l:cprrl:r,;.i j.j3lilr !en.ir :E:i.ilcF Jiil iriaj I r,r:rg:urg tiarr',!F
]-I rp1,r,11,;,i.11'; PA.rrK,Fit,i:rir4rj il r',t,,.:1i',',,-,6, ,i"111. fl rr,leratu, Pr:-;

r;as,a ffil]_ [f_L._i.1,]-..1..-T _l E t-l--T--fTrT!T-n


,F.= tr-tr-l =tr-El t;liir': Lt_l Iili;-l-iI irilrlrI E li:,1:-; 5i;-::: i lai'n

i:fil; i:r.q:n i C3p f311ga1 tiT I Elll 211,-l i] i Tancd Tarilair


.: :!i: . !

F.1.1.32.05 Lamorrin ll.1 [,e.rtu.rn hr.k1il.,]ei4eral Pitak Homo. pER- 53 PJ'200t


I I
NAFTAfl BUI{TI PEITOTOI,T€A!{
FPh FASAL 15

A. PPH YAI,IG D'FOTON6 PIHAK LAIM

, PPH P,.IAi{ IAIN YAH6 BIPOTO}IG


t22

' -t,

II. PERHITUHGA}i PPH PASAL 24

Jumlah Paiak ferulaflg,


Dibayar di Luar N69eri [Rpl

[-] , rr:!i,:.,,

[-'=:r,,

i : :ii:'ii'i::

. :;;r:, tii.

i :,.t-,,:r l'

t:l.Lr,,r. rt
::i1 ,i, ,

':-:1i-ni::t

LrmpiFan il.? geratlrro Diriht!! #nd€frt prytr pEfi_


ffomor i3:pJr?m
,j:l':::,.
L!6bE Le-l untul: '.rinq tr€ft)tlslttn
LeBEer ie-l unirt i Ka.ttr Fehys*tn PaFl
LtffiI le-3 u0iut iFnYe*i

ITEMEHIERIAfI KEUAI.I6AH REFIJELIK II{BON'SIA


OIREKTORAT JEHSENAL PAJAIT
I{SHTOR FEL4YAHAH PAJAI{

, folsl - lcfoF-l - 1olofil -tr -l*l-alt-l - Fl-oIsl

L]MA JUIA DUA, RATUS OELAP T.J PULUH RIEU RUPAH

JAT{ARTA 31 JAIJUARI 2015 rr:

Pemo$fig Paiah i5;

HpwF : loTtl -FItTf l-trf6f6l-tr-FltI*l'

Tanda Tangan, l'lama daff CaP


1 Jumlah Pagak Penghasilan atas imbal$ Yang
dibsyarkarulerutasg keFada Pelusaharfi
Pelaysran dan,' atau Penerbtngail Lsar lrl€geri
yang dip0tong di atas ilukan mEruFakan kredit
paJak dalam Surat Pemlreritshuan tSPIi
TBhusan PPh
2 DElam hel terdaFat FE.setuj$3n PEnghindaran
Pajak Bergalda. tadfrya disesuaikan.
3 Eukti FeEqttngan ini dianggEF sah apaBila
diisi densan lEnqk3g dan bBn6r

LiBpi6n 11.,t P€rctuEer Bi.el(lur JeEdcril Paiak ltoe*r PEE- 53lpJa0fr


F.1.1.13.14
Rangkuman dan Latihan
PPh Pasal 15 dikenakan dengan menggunakan Norma Penghitungan Khusus untuk
menghitung penghasilan neto dari Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan Menteri Keuangan
Penerapan norma penghitungan khusus ini bertujuan untuk menghindari kesukaran dala"t
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak tertentu tersebut, pertimbangau
praktis, atau sesuai dengan kelaziman pengenaan pajak dalam bidang usaha tersebut.

Latihan 6A
1. |elaskan ketentuan pengenaan PPh Pasal 15.
2. ]elaskan objek PPh Pasal 1 5 maskapai penerbangan dalam negeri.
3. Jelaskan objek PPh Pasal 1 5 maskapai pelayaran dalam negeri'
4. felaskan objek PPh Pasal 15 maskapai penerbangan/pelayaran luar negeri.
5. |elaskan objek PPh Pasal 15 kantor perwakilan dagang asing.

Latihan 68
Pilihlah jawaban Benar (B) atau Salah (S) untuk pernyataan berikut ini.
1. B - S Norma Penghitungan Khusus untukWajib Pajaktertentu digunakan
untuk menghitung PPh Pasal 15.
2. B S Tarif efektif dari pengenaan PPh Pasal 15 atas penghasilan dari
perusahaan penerbangan nasional adalah 1,2o/o dan bersifat final.
3. B S Wajib Pajak tertentu dalam Pasal 15 UU PPh antara lain adalah
perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional dan
perusahaan dagang asing.
4. B S Wajib Pajak tertentu dalam Pasal 15 UU PPh antara lain adalah
perusahaan angkutan darat dan perusahaan dagang dalam negeri.

B S Penerapan Norma Penghitungan Khusus sebagai dasar penghitungan


penghasilan neto yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan bertujuan
untuk menghindari kesukaran dalam menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi golongan Wajib Pajak tertentu, untuk
pertimbangan praktis, dan sesuai dengan kelaziman pengenaan pajak
dalam bidang-bidang usaha Wajib Pajak tertentu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai