PERTEMUAN I4
PAJAK PENGHASILAN PASAL 15
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
1. Subjek PPh Pasal 15
Beranjak dari PPh pasal 4 ayat (2) yang mempunyai sifat final, pada
pertemuan kali ini kita akan mempelajari PPh pasal 15. PPh pasal 15 ada yang
bersifat final dan ada juga yang tidak final. Apakah definisi dari PPh Pasal 15
ini? PPh pasal 15 adalah pajak penghasilan yang mengatur Norma
Penghitungan Khusus untuk menentukan penghasilan netto Wajib Pajak
tertentu. Definisi tersebut dapat dilihat pada pasal 15 beserta penjelasannya,
undang-undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Seperti sudah disebutkan di atas bahwasanya PPh pasal 15 ini
mengatur tentang Norma Perhitungan Khusus Wajib Pajak tertentu. Apa yang
dimaksud dengan Norma Penghitungan Khusus? Norma Penghitungan Khusus
berupa tarif persentase tertentu yang akan berbeda-beda untuk setiap subjek
dan/atau objek PPh untuk menemukan besarnya penghasilan kena pajak.
Maka :
Untuk subjek pajak berupa Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Luar Negeri,
akan dikenakan tarif 6% untuk mencari penghasilan neto, dan tarif 2,64%
dikali omzet untuk mencari PPh terutang. Lebih jelasnya lihat perhitungan
berikut :
omzet Rp 500.000.000,-
Penghasilan Neto = 6% X Rp500.000.000,- Rp 30.000.000,-
PPh = 2,64 % X Rp500.000.000,- Rp 13.200.000,-
PPh pasal 15 dengan subjek Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Luar
Negeri ini bersifat final yang berarti sudah tidak lagi diperhitungkan saat
pembuatan SPT Tahunan.
Terkait transaksi di atas, kewajiban PT Nyaman Bahagia adalah :
1) Memotong PPh Pasal 15 atas pembayaran jasa pelayaran untuk
pengangkutan barang tersebut sebesar Rp13.200.000 dan bukti
potongnya diberikan kepada PT Sea Weed Ltd.
2) Menyetorkan PPh yang telah dipotong ke Kas Negara melalui Kantor
Pos atau bank persepsi (bank persepsi = bank yang ditunjuk oleh
Menkeu untuk menerima pembayaran pajak) maksimal tanggal 10
September 2019;
3) Melaporkan SPT Masa PPh Pasal 15 Masa Pajak Agustus 2019 paling
lama tanggal 20 September 2019.
C. LATIHAN
D. REFERENSI