Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PAJAK PENGHASILAN FINAL

(PPH FINAL)
Mata kuliah : Perpajakan 1
Dosen Pengampu : Bpk. Eko Tamina, S.H.,M.Kn.

DISUSUN OLEH:
GITA NUUR MATINIAH (20010005)

D3 AKUNTANSI
INSTITUT MARITIM
PRASETYA MANDIRI LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kekuatan-Nya
penyusun dapat menyelesaikan Makalah PAJAK PENGHASILAN FINAL (PPH FINAL).

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini
terdapat. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bandar Lampung, 15 Mei 2021

Gita Nuur Matiniah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN....................................................................................................................iii
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................1
1.2 Perumusan masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan masalah.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................iv
2.1.1 Pengertian PPh Final..........................................................................................................1
2.1.2 Pengelompokan Pajak Penghasilam Final.....................................................................2
2.1.3 kategori Pajak Penghasilan Final.......................................................................................3
2.1.4 Objek PPh Final atau Objek Pajak Final......................................................................4
2.1.5 Tarif PPh Final dan Pelunasan atas Pajak Penghasilan Final....................................5
PENUTUP..................................................................................................................................v
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, penghasilan terbagi menjadi dua; penghasilan yang
merupakan objek pajak dan penghasilan yang bukan objek pajak. Begitu pula cara pengenaan
pajak penghasilan (PPh) atas penghasilan yang merupakan objek pajak, juga terbagi menjadi
dua. Pertama, dikenakan PPh secara umum dengan menggunakan tarif pasal 17 (tarif umum),
dan pengenaannya dilakukan di SPT Tahunan. Kedua, dikenakan PPh Final.
Pengenaan PPh secara final berarti penghasilan yang diterima atau diperoleh akan dikenakan
PPh dengan tarif tertentu, dan dasar pengenaan pajak tertentu pada saat penghasilan tersebut
diterima atau diperoleh. PPh yang dikenakan, baik yang dipotong pihak lain maupun yang
disetor sendiri, bukan merupakan pembayaran di muka atas PPh terutang, tetapi sudah
langsung melunasi PPh terutang untuk penghasilan tersebut.
Maka dari itu, penghasilan yang dikenakan pajak ini tidak akan dihitung lagi PPh nya di SPT
Tahunan untuk dikenakan tarif umum bersama-sama dengan penghasilan lainnya. Begitu
juga, PPh yang sudah dipotong atau dibayar tersebut juga bukan merupakan kredit pajak di
SPT Tahunan. PPh Final menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2013 dikenakan pada wajib pajak pribadi dan badan yang memiliki omzet usaha kurang dari
Rp 4,8 miliar dalam setahun.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diajukan dalam makalah
ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan Pajak Penghasilan Final?
2. Sebutkan pengelompokan PPH final!
3. Apa saja kategori yang termasuk dalam PPH final?
4. Sebutkan objek dan tarif dari PPH final!

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan apa itu Pajak Penghasilan Final.
2. Menyebutkan pengelompokkan PPH final.
3. Mengetahui kategori PPH final.
4. Menyebutkan objek serta tarif dari PPH final.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian PPh Final

Pajak Penghasilan Final atau PPh Final adalah pajak yang dikenakan dengan tarif
dasar pengenaan pajak tertentu yang berbeda dengan skema pajak secara umum atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh sepanjang tahun berjalan. Jadi, Pajak Penghasilan
Final ini merupakan pajak yang tidak diikutsertakan lagi dalam penghitungan Pajak
Penghasilan (PPh) Terutang tahunan. Artinya pajak penghasilan yang sudah bersifat final ini
tidak dapat dikreditkan dengan PPh Terutang. Dengan demikian, penghasilan yang telah
dikenakan PPh Final ini tidak akan dihitung lagi pajak penghasilannya pada Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan penghasilan lain yang tidak final (non final) untuk
dikenakan tarif progresif sesuai Pasal 17 ayat (1) UU PPh.

2.1.2 Pengelompokan Pajak Penghasilam Final


Pajak Penghasilan Final terdiri dari beberapa jenis yang dikelompokkan berdasarkan
pasal dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh).
a. PPh Final Pasal 4 ayat (2)
Secara umum, merujuk Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan (UU PPh), ada 5 pengelompokan penghasilan yang dikenakan PPh
Final sesuai Pasal 4 ayat 2, yaitu:
1. Penghasilan berupa Bunga Deposito dan Tabungan lainnya, Bunga Obligasi dan Surat
Utang Negara (SUN), dan Bunga Simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi
2. Penghasilan berupa Hadiah Undian
3. Penghasilan dari Transaksi Saham dan Sekuritas lainnya, Transaksi Derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan Transaksi Penjualan Saham atau Pengalihan Penyertaan
Modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
4. Penghasilan dari Transaksi Pengalihan Harta berupa tanah dan/atau bangunan, Usaha
Jasa Konstruksi, Usaha Real Estate, dan Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
5. Penghasilan Tertentu lainnya
b. PPh Final Pasal 15
Pajak Penghasilan Final berdasarkan Pasal 15 UU Pajak Penghasilan No. 7 Tahun 1983 ini
artinya PPh Final digunakan pada pengenaan pajak penghasilan netto yang menggunakan
Norma Penghitungan Khusus. Norma Penghitungan Khusus ini untuk menghitung
penghasilan neto dari Wajib Pajak tertentu yang tidak dapat dihitung berdasarkan Pasal 16.
Tarif PPh Final sesuai Pasal 15 UU PPh ini diatur dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Dari sinilah yang saat ini berlaku adanya PPh Final berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 46 Tahun 2013 dan PP No. 23 Tahun 2018 yakni tarif 0,5% dari omzet bruto.
c. PPh Final Pasal 17 ayat (2c)
Sedangkan Pajak Penghasilan Final yang merujuk pada Pasal 17 ayat (2c) UU Pajak
Penghasilan No. 36 Tahun 2008, artinya tarif pajak penghasilan bersifat final yang
dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada WP Orang Pribadi
dalam negeri. Tarif PPh Final sesuai Pasal 17 ayat (2c) atas dividen ini adalah paling
tinggi sebesar 10% dan bersifat final.
d. PPh Final Pasal 19
Pajak Penghasilan Final sesuai Pasal 19 UU Pajak Penghasilan merupakan pajak atas
selisih penilaian kembali aktiva apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya
dengan penghasilan karena perkembangan harga. Tarif PPh Final sesuai Pasal 19 ini
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan bersifat final.
e. PPh Final Pasal 21
Sesuai penjelasan Pasal 21 UU PPh, Pajak Penghasilan Final ini merupakan pajak yang
dipotong/dipungut atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan
bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh WP Orang Pribadi dalam negeri. Objek pajak
penghasilan yang dipotong/dipungut dan bersifat final berdasarkan PPh Pasal 21 di
antaranya gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai
imbalan/pembayaran sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, yang dilakukan
oleh pegawai atau bukan pegawai. Kemudian pembayaran uang pensiun, honorarium atau
pembayaran lain yang melakukan pekerjaan bebas, maupun pembayaran sehubungan
dengan pelaksanaan kegiatan.
f. PPh Final Pasal 22
Pajak Penghasilan Final yang dikenakan sesuai Pasal 22 UU PPh ini dilakukan terhadap
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. Atau pengenaan pajak yang
bersifat final pada pembelian atas penjualan barang yang tergolong mewah.
g. PPh Final Pasal 26
Sedangkan PPh Final berdasarkan Pasal 26 UU PPh ini adalah pajak bersifat final yang
dikenakan pada wajib pajak luar negeri atau Badan Usaha Tetap (BUT) atas:
 Dividen
 Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
 Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
 Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
 Hadiah dan penghargaan
 Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
 Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
 Keuntungan karena pembebasan utang

2.1.3 kategori Pajak Penghasilan Final


Secara garis besar, kategori Pajak Penghasilan Final dibagi menjadi 2 berdasarkan
mekanisme pengenaannya, yaitu:
 PPh Final dipotong pihak lain
Kategori Pajak Penghasilan Final melalui mekanisme yang dipotong atau dipungut pihak
lain ini artinya wajib pajak yang telah dipotong/dipungut pajak penghasilannya hanya akan
menerima bukti pemotongan pajaknya dari pihak pemotong PPh Final.
 PPh Final disetor sendiri
Sedangkan kategori Pajak Penghasilan Final yang melalui mekanisme pembayaran atau
disetor sendiri artinya wajib pajak sebagai pihak pemotong/pemungut Pajak Penghasilan
Final dan harus menyetorkannya ke kas negara.

2.1.4 Objek PPh Final atau Objek Pajak Final


Merujuk pada Pasal 4 ayat (2) dan beberapa pasal lain yang masuk dalam Pajak
Penghasilan Final, maka objek PPh Final  atau objek pajak final adalah:
1. Objek PPh Final atas Bunga Deposito
2. Objek PPh Final atas Tabungan lainnya
3. Objek PPh Final atas Bunga Obligasi
4. Objek PPh Final atas Surat Utang Negara (SUN)
5. Objek PPh Final atas Bunga Simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi
6. Objek PPh Final atas Hadiah Undian
7. Objek PPh Final atas Transaksi Saham
8. Objek PPh Final atas Sekuritas lainnya
9. Objek PPh Final atas Transaksi Derivatif yang diperdagangkan di bursa
10. Objek PPh Final atas Transaksi Penjualan Saham
11. Objek PPh Final atas Pengalihan Penyertaan Modal pada perusahaan pasangannya
yang diterima oleh perusahaan modal ventura
12. Objek PPh Final atas Transaksi Pengalihan Harta berupa tanah dan/atau bangunan
13. Objek PPh Final atas Usaha Jasa Konstruksi
14. Objek PPh Final atas Usaha Real Estate
15. ObjekPPh Final atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
16. Dan PPh Final atas Penghasilan Tertentu lainnya

Dari PPh Final atas Penghasilan Tertentu lainnya ini, yang menjadi objek PPh Final atau
objek pajak final dalam pasal lainnya yang dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final adalah:
1. Objek pajak final (PPh Final) atas Omzet Bruto sesuai PP 46/2013 dan PPh 23/2018
2. Objek pajak final (PPh Final) atas Dividen
3. Objek pajak final (PPh Final) atas Impor dan Pembelian Penjualan Barang Mewah
4. Objek pajak final (PPh Final) atas Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang
5. Objek pajak final (PPh Final) atas Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta
6. Objek pajak final (PPh Final) atas Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegiatan
7. Objek pajak finak (PPh Final) atas Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
8. PPh Final atas Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
9. PPh Final atas Keuntungan karena pembebasan utang

2.1.5 Tarif PPh Final dan Pelunasan atas Pajak Penghasilan Final
Seperti penjelasan di atas seiring banyaknya jenis PPh Final yang diatur sesuai dengan
pasal-pasal dalam UU Pajak Penghasilan, maka tarif PPh Final berbeda-beda karena ada tarif
yang diatur dan ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
A. Tarif PPh Final Pasal 4 ayat (2) & Pasal 26
Tentu saja besar tarif PPh Final akan memengaruhi perhitungan PPh Final wajib pajak.
1. Tarif PPh Final Bunga Deposito, Tabungan, dan Diskonto SBI
a. Tarif PPh Final Deposito dalam mata uang USD
Atas bunga dari deposito dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) yang dananya
bersumber dari Devisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank yang
didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia dikenai Pajak Penghasilan Final dengan tarif:
 Deposito jangka waktu 1 bulan = 10% dari jumlah bruto
 Deposito jangka waktu 3 bulan = 7,5% dari jumlah bruto
 Deposito jangka waktu 6 bulan = 2,5% dari jumlah bruto
 Deposito jangka waktu lebih dari 6 bulan = 0%
b. Tarif PPh Final Deposito dalam mata uang Rupiah
Atas bunga dari deposito dalam mata uang rupiah yang dananya bersumber dari Devisa
Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia dikenai Pajak
Penghasilan Final dengan tarif:
 Deposito jangka waktu 1 bulan = 7,5% dari jumlah bruto
 Deposito jangka waktu 3 bulan = 5% dari jumlah bruto
 Deposito jangka waktu 6 bulan atau lebih dari 6 bulan = 0% dari jumlah bruto

2. Tarif PPh Final Diskonto SBI


Atas bunga dari tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI), serta bunga dari
deposito selain dari deposito di atas, dikenai Pajak Penghasilan Final dengan tarif:
 Bagi WP dalam negeri dan BUT = 20% dari jumlah bruto
 WP luar negeri = 20% dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku

3. Tarif PPh Final Bunga dan Diskonto Obligasi


Obligasi adalah Surat Utang Negara (SUN) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan
yang merupakan imbalan diterima dan/atau diperoleh pemegang obligasi dalam bentuk
bunga dan/atau diskonto.
Atas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh wajib pajak berupa bunga obligasi ini
dikenai Pajak Penghasilan Final yang tarifnya dibedakan berdasarkan:
 WP dalam negeri dan BUT
 WP luar negeri
 WP reksa dana
Maka tarif PPh Final Bunga dan Diskonto Obligasi ini adalah:
a. Tarif PPh Final bagi WP dalam negeri dan BUT = 15% dari:
 bunga dari obligasi dengan kupon (dari jumlah bruto bunga sesuai masa kepemilikan
obligasi)
 diskonto dari obligasi dengan kupon (dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di
atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan)
 diskonto dari obligasi tanpa bunga (dari selisih harga jual atau nilai nominal di atas
harga perolehan obligasi)
b. Tarif PPh Final bagi WP luar negeri selain BUT = 20% atau sesuai tarif P3B (tax
treaty)
c. Tarif PPh WP reksa dana sebesar:
 Tarif PPh Final Reksa dana = 10%

4. PPh Final Diskonto Surat Utang Negara (SUN)


Surat Utang Negara (SUN) atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah Surat
Utang Negara yang memiliki tenor paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga
secara diskonto.
Diskonto SPN adalah selisih lebih antara:
 Nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga perolehan di Pasar Perdana atau di
Pasar Sekunder
 Harga jual di di Pasar Sekunder dengan harga perolehan di Pasar Perdana atau di
Pasar Sekunder, tidak termasuk Pajak Penghasilan yang dipotong.
Maka, besar PPh Final atas Diskonto SPN = 20% dari diskonto SPN.
5. Tarif PPh Final atas Penjualan Saham Pendiri dan Bukan Pendiri di Bursa Efek
Pada dasarnya penghasilan atas penjualan saham di bursa dikenakan tarif PPh Final =
0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham.
Khusus untuk transaksi penjualan saham pendiri, maka ketentuannya adalah:
 Tarif PPh Final atas transaksi penjualan saham pendiri dikenakan tambahan PPh
dengan tarif = 0,5% dari nilai saham perusahaan sehingga tarif efektifnya
menjadi 0,6%

6. Tarif PPh Final Hadiah Undian


Besar tarif PPh Final atas hadiah atau undian adalah 25%.
Pajak Penghasilan atas hadiah atau undian ini wajib dipotong oleh penyelenggara
undian atau pemberi hadiah.
B. Tarif PPh Final Pasal 21 pada Objek Pajak Final
1. Tarif PPh Final Uang Pesangon yang Dibayarkan Sekaligus
Sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan, atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh pegawai berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua,
atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus dikenai pemotongan Pajak Penghasilan
Pasal 21 yang bersifat Final.
a. Tarif PPh Final Pasal 21 atas Uang Pesangon adalah:
 Penghasilan bruto sampai dengan Rp50.000.000 = 0%
 Penghasilan bruto di atas Rp50.000.000 = 5%
 Penghasilan bruto di atas Rp100.000.000 = 15%
 Penghasilan bruto di atas Rp500.000 = 25%
b. Tarif PPh Final Pasal 21 atas Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau
Jaminan Hari Tua adalah:
 Penghasilan bruto sampai dengan Rp50.000.000 = 0%
 Penghasilan bruto di atas Rp50.000.000 = 5%
2. Tarif PPh Final Honorarium dan Imbalan Lain yang Diterima PNS atas Bebas
APBN/APBD
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010, penghasilan berupa honorarium
dan imbalan lain yang diterima PNS atas bebas dari APBN atau APBD dikenakan Pajak
Penghasilan Final.
Tarif PPh Final atas honorarium ini ditentukan berdasarkan golongan atau tingkat
jabatannya, yaitu:
 Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan POLRI, Golongan Pangkat Tamtama
dan Bintara, dan Pensiunannya adalah = 0%
 Golongan III, Anggota TNI dan POLRI Golongan Pangkat Perwira Pratama, dan
pensiunannya adalah = 5%
 Pejabat negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan POLRI Golongan Pangkat
Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan pensiunannya adalah = 15%

C. Tarif PPh Final PP 46/2013 dan PP 23/2018


Pajak penghasilan yang diatur dalam PP 46 Tahun 2013 dan PP 23 Tahun 2018
merupakan pajak penghasilan yang bersifat final.
Pajak Penghasilan Final PP 46/2013 dan PP 23/2018 ini dikenakan pada UMKM dengan
omzet bruto tidak lebih dari Rp4.800.000.000 setahun.
 Besar tarif PPh Final UMKM sesuai PP 46 Tahun 2013 adalah 1% dari peredaran
bruto
 Sedangkan tarif PPh Final UMKM sesuai PP 23 Tahun 2018 adalah 0,5% dari
peredaran bruto
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian PPh Final Pajak Penghasilan Final atau PPh Final adalah pajak yang
dikenakan dengan tarif dasar pengenaan pajak tertentu yang berbeda dengan skema pajak
secara umum atas penghasilan yang diterima atau diperoleh sepanjang tahun berjalan.
Dengan demikian, penghasilan yang telah dikenakan PPh Final ini tidak akan dihitung lagi
pajak penghasilannya pada Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan penghasilan lain
yang tidak final (non final) untuk dikenakan tarif progresif sesuai Pasal 17 ayat (1) UU PPh.

PPh Final Pasal 21 Sesuai penjelasan Pasal 21 UU PPh, Pajak Penghasilan Final ini
merupakan pajak yang dipotong/dipungut atas penghasilan dari pekerjaan, jasa, atau kegiatan
dengan nama dan bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh WP Orang Pribadi dalam
negeri.

PPh Final Pasal 26 Sedangkan PPh Final berdasarkan Pasal 26 UU PPh ini adalah pajak
bersifat final yang dikenakan pada wajib pajak luar negeri atau Badan Usaha Tetap (BUT)
atas:
• Dividen
• Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
• Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
• Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
• Hadiah dan penghargaan
• Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
• Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
• Keuntungan karena pembebasan utang
kategori Pajak Penghasilan Final Secara garis besar, kategori Pajak Penghasilan Final dibagi
menjadi 2 berdasarkan mekanisme pengenaannya, yaitu PPh Final dipotong pihak lain
Kategori Pajak Penghasilan Final melalui mekanisme yang dipotong atau dipungut pihak lain
ini artinya wajib pajak yang telah dipotong/dipungut pajak penghasilannya hanya akan
menerima bukti pemotongan pajaknya dari pihak pemotong PPh Final.

Objek PPh Final atau Objek Pajak Final Merujuk pada Pasal 4 ayat (2) dan beberapa pasal
lain yang masuk dalam Pajak Penghasilan Final, Dan PPh Final atas Penghasilan Tertentu
lainnya Dari PPh Final atas Penghasilan Tertentu lainnya ini.
Tarif PPh Final dan Pelunasan atas Pajak Penghasilan Final Seperti penjelasan di atas seiring
banyaknya jenis PPh Final yang diatur sesuai dengan pasal-pasal dalam UU Pajak
Penghasilan, maka tarif PPh Final berbeda-beda karena ada tarif yang diatur dan ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai