Anda di halaman 1dari 4

Menghitung dan Menjelaskan Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak atau yang biasanya disingkat dengan PKP adalah penghasilan Wajib
Pajak yang menjadi dasar untuk menghitung Pajak Penghasilan. Pendapatan kena pajak diatur
dalam Pasal 6 Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

Jadi dapat disimpulkan bahwwa PKP adalah Penghasilan Wajib Pajak yang didapat setelah
kita menghitung penghasilan netto dalam setahun dan dikurangi PTKP dan hasil yang didapat
tersebut akan menjadi dasar kita menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 dalam satu tahun.
Adapun lebih jelasnya penulis menjabarkan bagaimana cara menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak (PKP) yang terbagi kedalam 5 macam perhitungan, yaitu :

1.Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan


PKP didapat dari Penghasilan Neto. Dan Penghasilan Neto didapat dari penghasilan bruto
dikurangi dengan pengurang / biaya yang diperkenankan sesuai Undang-Undang Pajak
Penghasilan (PPh).

Dalam PKP ini, misalnya terdapat tugi tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasikan
maka PKP dapat dihitung dari penghasilan neto dikurangi kompensasi kerugian.

2. Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
yang menggunakan pembukuan

Dalam hal ini ada tiga cara peritungan :

a. PKP = penghasilan neto – PTKP

(Penghasilan bruto – pengurang/biaya diperkenankan sesuai UU PPh) – PTKP

b. PKP = penghasilan neto – zakat – PTKP


(Penghasilan bruto – pengurang/biaya diperkenankan sesuai UU PPh) – zakat - PTKP

c. PKP = penghasilan neto – zakat – kompensasi rugi – PTKP

(Penghasilan bruto – pengurang/biaya diperkenankan sesuai UU PPh) – zakat – kompensasi rugi


– PTKP

3. Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
yang menggunakan Norma Perhitungan

PKP = penghasilan neto – PTKP

(Peredaran usaha * presentase NPPN) – PTKP

Dan apabila dalam hal ini Wajib Pajak membayar zakat, maka perhitungannya adalah

PKP = penghasilan neto – zakat - PTKP

(Peredaran usaha * presentase NPPN) – zakat - PTKP

4. Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan Usaha Tetap (BUT)
Peredaran Bruto

Cara menghitung PKP Wajib Pajak BUT ini agak rumit dari tiga cara perhitungan di atas, disini
penulis akan menjabarkan cara untuk menghitung PKP Wajib Pajak BUT, yaitu

Peredaran Bruto xxx

Biaya xxx
Laba (penghasilan neto) Usaha xxx

Penghasilan Bunga xxx

Penjualan Langsung Oleh Kantor Pusat

Untuk Barang yang Sejenis dan-

Barang yang Dijual BUT xxx

Biaya xxx

Deviden yang Diterima/Diperoleh xxx

Kantor Pusat yang mempunyai

Hubungan Efektif Dengan BUT xxx

xxx

Biaya-Biaya Menurut Pasal 5 (3) xxx

PKP xxx

5. Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang kewajiban
pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri ada dalam Bagian Tahun Pajak

PPh = Tarif Pasal 17 UU PPH * PKP

Disini penulis akan memberitahukan bagaimana cara perhitungan PKP jenis ini.
Contoh:

Penghasilan Tuan A (TK/-) selama tiga bulan adalah sebesar Rp10.000.000,-. Penghasilan
setahun adalah

360 : (3*30) X Rp10.000.000,- Rp40.000.000,-

PTKP Rp24.300.000,-

PKP Rp15.700.000,-

***

Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap Penghasilan Kena Pajak Seseorang berbeda satu dengan
yang lainnya, hal tersebut bergantung pada penghasilan Netto, PTKP seseorang. Dan juga
bergantung bagaimana cara perhitungannya, karena perhitungan Penghasilan Kena Pajak untuk
orang pribadi dan Badan Usaha berbeda. Dan semakin besar jumlah pengasilan Netto yang
didapat oleh Wajib Pajak Orang Pribadi ataupun Badan Usaha Tetap maka aka semaki besar pula
PKP yang akan dihasilkan dan itu berarti akan semakin besar pula Pajak Peghasilan yang akan
ditanggung.

https://id.wikipedia.org/wiki/Penghasilan_kena_pajak

https://www.kompasiana.com/lisarosi/566cc7e6c323bd3d0525e354/lalu-cara-menghitung-pkp-
nya-bagaimana?page=all

Anda mungkin juga menyukai