BAB 2
“ Ruang Lingkup Pajak Penghasilan Umum “
KELOMPOK 7
Kelas Pajak 3
1. Ni Made Sri Mahoni (1707342079 / 06)
2. Putu Evan T Darsanofa (1707342087 / 14)
3. I Wayan Yoga Adi Pratama (1707342096 / 22)
4. Ni Made Iga Abdi Pradnyandari (1707342098 / 24)
5. Putu Yulia Sinthia Dewi (1707342109 / 32)
Cara Menghitung PPh Terutang, baik PPh Tahunan Terutang, PPh Final Terutang,
maupun Uang Muka PPh Terutang bisa disajikan berupa rumus umum perhitungan PPh
Terutang sebagai berikut:
Besarnya Tarif
Tarif Pasal 17 untuk pemajakan PPh Tahunan dan PPh Bulanan Pasal 21 dibedakan
atas tarif Pasal 17 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan tarif Pasal 17 untuk
WP Badan Dalam Negeri dan WP BUT.
Tarif Pasal 17 ayat 1a untuk WP Orang Pribadi Dalam Negeri sebesar
PenghasilanNetto Tarifpajak
Sampaidengan 50 juta 5%
Andi Ahmad pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Abadi Selamat dengan
memperoleh gaji sebulan Rp 5.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp
100.000,00. And imenikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal 21 adalah
sebagai berikut :
Pengurangan :
PTKP setahun
PPhPasal 21 terutang :
5% x Rp 31.500.000,00 = Rp 1.575.000,00
2.2 Biaya – Biaya Yang Boleh Dan Tidak Boleh Di Kurangkan Dari
Penghasilan Bruto
Rp. 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang
pribadi;
Rp. 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak
yang kawin;
Rp. 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan;
Rp. 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk
setiap keluarga.
PTKP ini mulai berlaku mulai Masa Januari Tahun Pajak 2016 bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam menjalankan kewajiban PPh Pasal 21 dan PPh Orang Pribadi.
Penerapan PTKP Dalam Perhitungan PPh Pasal 21 Dan PPh Orang Pribadi
Tahun Pajak 2018, 2017 dan 2016 :
Penerapan ketentuan tersebut ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak atau awal
bagian tahun pajak.
Contoh :
PTKP Tuan Aditya Tahun 2016 adalah dengan status Kawin anak 1 (satu).
Tanggal 1 Pebruari Tahun 2017 Isteri Tuan Aditya melahirkan anak laki-laki sehingga
Tuan Aditya mulai 1 Pebruari 2017 memiliki 2 (dua) anak.
PTKP Tuan Aditya Tahun Pajak 2017 adalah tetap status Kawin anak 1 (satu).
Penerapan PTKP Tahun Pajak 2018, 2017 dan 2016 untuk satu tahun :
PTKP Untuk Laki-laki Tidak Kawin dan Wanita (kawin/tidak kawin)
STATUS TK/0 TK/1 TK/2 TK/3
Wajib Pajak
(Laki-laki tidak
54.000.000 58.500.000 63.000.000 67.500.000
kawin &
Wanita)
Penjelasan :
Status Wanita meskipun sudah kawin tetap mempunyai PTKP tidak kawin kecuali
dapat membuktikan bahwa suami tidak bekerja (dari Instansi terkait/kelurahan).
TK/0 : Tidak Kawin tidak ada tanggungan PTKP sebesar 54.000.000.
PTKP untuk isteri yang bekerja pada satu pemberi kerja tidak digabung dengan
suami, yang digabung dengan PTKP suami hanya yang bekerja pada lebih dari satu
pemberi kerja dan/atau isteri yang memiliki usaha (penghasilan digabung dengan
penghasilan suami)
K/I/0 = Kawin Isteri Bekerja/Usaha tidak ada tanggungan 112.500.000 (54.000.000
+ 54.000.000+ 4.500.000)
PPh Terutang
5% X Rp.50.000.000 = Rp 2.500.000
15% X Rp. 96.000.000 = Rp. 14.400.000
Jumlah = Rp. 16.900.000
Total beban pajak keluarga = Rp 47.000.000 + Rp. 16.900.000 = Rp. 63.900.000
2. Istri karyawati dengan NPWP sendiri (2 NPWP)
Perhitungan pajak saat mengisi SPT
Penghasilan netto suami = Rp 400.000.000
Penghasilan netto istri = Rp 200.000.000
Jumlah = Rp.600.000.000
PTKP (K/I/3) = Rp.72.000.000
WP sendiri = Rp. 54.000.000
WP Kawin = Rp. 4.500.000
3 orang anak = Rp. 13.500.000 (Rp.4.500.000 x 3orang )
Penghasilan kena pajak(PKP) = Rp.672.000.000
PPh terutang
5% X 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% X 250.000.000 = Rp.37.500.000
25% X 372.000.000 = Rp. 93.000.000
Jumlah = Rp. 133.000.000
Beban PPh suami
Penghasilan netto suami dibagi penghasilan netto gabungan dikali PPh terutang = Rp
(400.000.000 : Rp.600.000.000) x Rp. 133.000.000 = Rp.88.666.666,671
Beban PPh istri
Penghasilan netto istri dibagi penghasilan netto gabungan dikali PPh terutang =
(Rp.200.000.000 : Rp.600.000.000) x Rp133.000.000 = Rp.44.333.333,329
Jadi akibat penghitungan gabungan, maka keluarga akan menanggung beban pajak lebih
besar.
Pada saat Irwan berhenti bekerja dan memasuki masa pensiun, maka pemberi kerja
memberikan bukti pemotongan PPh 21 ( Fporm 1721 A1) dengan data sbb :
Gaji selama 6 bulan
6 x Rp. 15.000.000 Rp. 90.000.000
Pengurangan :
- Biaya jabatan
5% x Rp. 90.000.000 Rp. 4.500.000
- Iuran pensiun
6 x Rp. 250.000 Rp. 1.500.000 +
Rp. 6.000.000 -
Penghasilan neto selama 6 bulan Rp. 84.000.000
PTKP (K/2)
- WP sendiri Rp. 54.000.000
- Tambahan kawin Rp. 4.500.000
- Tambahan 2 anak Rp. 9.000.000+
Rp. 67.500.000 –
Penghasilan Kena Pajak Rp. 16.500.000
PPh 21 terutang (5% x Rp. 16.500.000) Rp.825.000
Pph 21 telah dipotong ( 6 x Rp. 137.500) Rp. 825.000 -
PPh 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL
Apabila pemotongna PPh 21 setiap bulan didasarkan pada penghasilan yang disetahunkan,
karena pada saat perhitungan belum diketahui secara pasti saat pensiun atau saat berhenti
bekerja, maka pada saat perhitungna PPh 21 terutang umtuk masa akhir , akan terjadi
kelebihan pemotongan PPh 21 atas penghasilan pegawai yang bersangkutan, yang harus
dikembalikan oleh pemotong pajak kepada pegawai yang bersangkutan.
Cara menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang terbagi kedalam 5 macam
perhitungan, yaitu :
PKP didapat dari Penghasilan Neto. Dan Penghasilan Neto didapat dari penghasilan bruto
dikurangi dengan pengurang / biaya yang diperkenankan sesuai Undang-Undang Pajak
Penghasilan (PPh). Dalam PKP ini, misalnya terdapat tugi tahun sebelumnya yang masih
dapat dikompensasikan maka PKP dapat dihitung dari penghasilan neto dikurangi
kompensasi kerugian.
2. Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri yang
menggunakan pembukuan
3. Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri yang
menggunakan Norma Perhitungan
PKP = penghasilan neto – PTKP
Dan apabila dalam hal ini Wajib Pajak membayar zakat, maka perhitungannya adalah
4. Menghitung Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan Usaha Tetap (BUT) Peredaran
Bruto
Cara menghitung PKP Wajib Pajak BUT ini agak rumit dari tiga cara perhitungan di atas,
disini penulis akan menjabarkan cara untuk menghitung PKP Wajib Pajak BUT, yaitu
Biaya xxx
Biaya xxx
xxx
Biaya-Biaya Menurut Pasal 5 (3) xxx
PKP xxx
Referensi :
https://makalahubb.blogspot.com/2017/05/makalah-perpajakan-pajak-penghasilan.html
Prof. Dr. Mardiasmo, MBA.,AK, Dkk. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
http://dista246.blogspot.com/2016/12/makalah-pph-pasal-21.html
https://pphop34stan.wordpress.com/2017/10/24/penggabungan-dan-pemisahan-penghasilan/
http://www.kabarpajak.com/2013/06/contoh-penghitungan-pkp.html?m=1
https://www.online-pajak.com/pkp-penghasilan-kena-pajak-pph-21
https://www.infokyai.com/2016/11/ketahui-rumus-perhitungan-penghasilan.html
https://www.kompasiana.com/lisarosi/566cc7e6c323bd3d0525e354/lalu-cara-menghitung-
pkp-nya-bagaimana?page=all