KELAS :XI
Materi: PAJAK
By: Rochani Ningsih, S.Pd
PAJAK
A. Pengertian Pajak
UU NO 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
B. CIRI PAJAK
2. Bersifat memaksa.
C. Fungsi Pajak
Fungsi Alokasi
Fungsi Distribusi (Alat Pemerataan Pendapatan)
Fungsi Stabilitas
D. JENIS PAJAK
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi Bangunan
(PBB), Pajak Kendaraan Bermotor.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang harus dibayar pihak tertentu dan dapat dilimpahkan
seluruhnya atau sebagian kepada pihak lain. Contoh Pajak Penjualan, Pajak Pertambahan Nilai
(PPN), dan Bea Impor.
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan subjeknya (orangnya), dengan
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Penghasilan, Pajak Kekayaan.
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan objeknya, tanpa memperhatikan
keadaan diri wajib pajak. Contoh Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan Barang Mewah.
a. Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui aparatnya yaitu Dirjen Pajak,
Kantor Inspeksi Pajak, Dirjen Bea Cukai. Contoh Pajak Penghasilan, Pajak Penjualan Barang
Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan.
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik oleh pemerintah Provinsi
maupun pemerintah Kota/Kabupaten. Contoh Pajak Kendaran Bermotor, Pajak Hotel dan
Restoran, Pajak Reklame
PAJAK PENGHASILAN
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
PPh 21 adalah pajak pemotongan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh seorang Wajib
Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri atas pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukannya.
Tarif pajak yang dimuat pada PPh Pasal 21 dibebankan kepada Wajib Pajak yang telah berpenghasilan
Perlakuan atas PPh 21 sangat bervariasi tergantung pada jenis penghasilannya. Ada berbagai kategori
jenis penghasilan yang dikenakan PPh 21, seperti:
SUBYEK PPH
OBYEK PPH
1. gaji
2. upah
3. honorarium
4. hadiah
5. komisi
6. laba usaha
7. bunga
8. deviden
9. royalti
10. Keuntungan dari penjualan atau pengalihan harta.
11. Penerimaan dan perolehan dari pembayaran berkala.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menghitung PPh
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pendapatan yang tidak dikenai Pajak
Penghasilan seperti yang termuat dalam PPh Pasal 21. Menurut Direktorat Jenderal Pajak,
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dijelaskan sebagai pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan dasar Wajib Pajak beserta keluarga, dalam satu tahun. Maka tidak termasuk dalam
PPh Pasal 21.
Berdasarkan PMK No. 101/PMK. 010/2016, Wajib Pajak tidak akan dikenakan pajak
penghasilan apabila penghasilan Wajib Pajak sama dengan atau tidak lebih dari Rp54.000.000,-.
Objek Penghasilan Tidak Kena Pajak dipaparkan sebagai berikut.
3. Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER-32/PJ/2015 Penghasilan Kena Pajak
adalah pegawai tetap dan penerima pensiun berkala dikenakan PKP sebesar Penghasilan Netto
dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terbaru. Sementara pegawai tidak tetap
dikenakan PKP sebesar Penghasilan Bruto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak
(PTKP) terbaru.
4. Berdasarkan Pasal 17 Ayat 1 UU PPh, perhitungan tarif pajak pribadi menggunakan tarif progresif
sebagai berikut:
1) Penghasilan sampai dengan Rp50.000.000 per tahun dikenakan tarif pajak sebesar 5%.
2) Penghasilan Rp50.000.000,- sampai dengan Rp250.000.000,- per tahun dikenakan tarif pajak
sebesar 15%.
3) Penghasilan Rp250.000.000,- sampai Rp500.000.000,- per tahun dikenakan tarif sebesar
25%.
4) Penghasilan di atas Rp500.000.000,- per tahun dikenakan tarif pajak sebesar 30%.
Sedangkan untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif sebesar 20% lebih
tinggi daripada Wajib Pajak yang telah memiliki NPWP.
MENGHITUNG PPH
Penghasilan Tetap
Contoh soal:
Satria adalah seorang karyawan swasta yang mulai bekerja di PT Harapan Kreasi pada bulan
Januari 2018 dengan status menikah dan mempunyai dua orang anak. Gaji pokok Satria adalah
sebesar Rp10.000.000 per bulan dengan tambahan tunjangan pada bulan Januari 2018 dari
perusahaan sebagai berikut:
Selain itu, perusahaan juga mengikuti program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang
menimbulkan iuran yang harus dibayarkan sebagai berikut:
_______________+
374.000
______________+
PTKP (k/2)
WP 54.000.000
ST K 4.500.000
2 anak 9.000.000
__________+
__________________(-)
TARIF PPH
5% x 50.000.000 2.500.000
Tania adalah seorang freelancer dengan status belum menikah dan sudah memiliki NPWP.
Penghasilannya adalah Rp2.000.000 per minggu. Maka akan diakumulasikan sebulan yaitu
Rp8.000.000. Perhitungan pajak Tania yang gajinya dibayarkan secara mingguan adalah sebagai
berikut:
Rp2.000.000 x 4 = Rp8.000.000,-.
________________(-)
______________(-)
Maka PPh Pasal 21 dalam satu bulan yang dikenakan pada penghasilan Tania adalah Rp38.750,-.