Anda di halaman 1dari 11

MENGAPRESIASI DAN MENGKREASIKAN CERPEN

Sumber : ArtsyBee, pixabay.com


Wujud atau struktur fisiknya berbentuk pendek

Umumnya, cerpen habis dibaca sekitar 10 menit


sampai setengah jam

CERPEN

Jumlah katanya sekitar 500-5000 kata

Latar juga terbatas mencakup 1- 2 tempat dan


waktu beberapa saat saja.
Hakikat cerpen adalah kesederhanaan dan
keterbatasan. Karena bentuknya yang singkat, alur
dalam cerpen lebih hanya penanjakan, puncak, dan
penyelesaian. Kesederhanaan cerpen tidak hanya
dinyatakan dalam strukturnya, tetapi juga pada
tema, penokohan, dan latar.
TIGA KARAKTERISTIK UTAMA YANG MENJADI
CIRI KHAS CERPEN

Struktur (alur) sederhana: penanjakan,


konflik, peleraian

Tema dan latar berfokus pada


masalah/wilayah yang terbatas

Hanya melibatkan 1-3 tokoh


NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN

Nilai-nilai agama (hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran


yang berkaitan dengan ajaran agama)

Nilai-nilai budaya (berkaitan dengan kebiasaan, tradisi,


adat istiadat yang berlaku)

Nilai-nilai sosial (berkaitan interaksi dengan tokoh


lain,lingkungan, dan masyarakat sosial)

Nilai-nilai moral ( berkaitan dengan akhlak atau etika yang


berlaku di dalam masyarakat ( nilai baik maupun buruk)
C. Menganalisis unsur-unsur pembangn cerita pendek dalam buku
kumpulan cerita pendek

Struktur isi dari Cerpen


Untuk lebih memahami isi sebuah cerpen maka kita perlu mengetahui struktur
isi yang biasa dilibatkan dalam sebuah cerpen, sebagai berikut:
1. ABSTRAK: ringkasan/inti cerita, dalam cerpen abstrak ini sifatnya opsional
boleh di libatkan atau tidak, tidak jadi masalah
2. ORIENTASI: pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan dalam sebuah
cerita, baik pengenalan sifat tokoh tempat terjadinya peristiwa dalam cerita,
maupun pengenalan suasana dalam cerita.
3. KOMPLIKASI: bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita,
masalah mulai timbul karena sebab-akibat rangkaian peristiwa, kemudian
sampai pada klimaks
4. EVALUASI: penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang
mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik
tersebut.

5. RESOLUSI: penyelesaian masalah yaitu struktur teks yang mengungkapkan


solusi yang dialami tokoh atau pelaku.
6. KODA: pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca, koda ini
sifatnya opsional boleh dilibatkan atau pun tidak
Unsur Intrinsik dan ektrinsik cerpen
Unsur Intrinsik adalah suatu unsur yang menyusun suatu karya sastra dari
dalam yang mewujudkan struktur sebuah karya sastra. sedangkan unsur
ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan
pembentuk sebuah karya sastra.
Jadi secara singkat unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam teks
cerpen sedangkan unsur ektrinsik adalah unsur yang terdapat diluar teks cerpen.

Unsur intrinsik cerpen


Unsur intrinsik yang menyusun suatu cerpen terdiri dari tema cerita, alur cerita
atau plot, latar, penokohan dan sudut pandang, secara lengkap dan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Tema cerita
Tema biasanya dalam karya sastra berisfat mengikat dan merupakan Tema
merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah
satunya dalam membuat suatu tulisan, Tema disaring dari motif- motif yang
terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya
peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu.
2. Alur Cerita atau plot
Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun
sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian,
plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga
menjadi kerangka utama cerita. Plot biasanya berisi urutan kejadian, namun
tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
3. Penokohan
Dalam sebuah cerita pendek sering melibatkan istilah-istilah seperti tokoh
dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi
secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama.
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita. Sementara tokoh adalah orang/pelaku yang berperan dalam
cerita.
Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana
perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah
cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan
tokoh dalam sebuah cerita.
4. Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa
atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu
tertentu dan pada tempat tertentu. Lantas apa itu latar di dalam cerpen ?
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya
peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang
lainnya adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu
serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra seperti
misalnya:
1). Latar Tempat, Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta
inisial tertentu.
2). Latar Waktu, Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ”
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
3). Latar Sosial, Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan
dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam
karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai
masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa
kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara
berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan
status sosial tokoh yang bersangkutan.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita
atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa
sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita:
a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan
kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat
dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan
kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan
sebagai titik berat cerita.
c. Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak
seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah
laku tokoh.
d. Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat
serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang
pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang
pertama.

Unsur Ektrinsik Cerpen


Selain unsur intrinsik di dalam sebuah cerpen juga terdapat unsur
ektrinsik atau unsur -unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan
pembentuk sebuah karya sastra, biasanya selalu menyangkut sebuah latar
belakang, meliputi latar belakang masyarakat, nilai-nilai yang terkandung di
dalam cerpen itu sendiri dan juga latar belakang masyarakat.

Untur ektrinsik sebuah cerpen secara lengkap adalah sebagai berikut:


a. Latar belakang masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen
berupa faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada
sehingga berpengaruh terhadap penulis itu sendiri.
Di antara latar belakang yang mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen
adalah;
1. Ideologi suatu negara, konsisi ideologi suatu negara sangat mempengarui
hasil karya sastra, diantaranya cerpen. Setiap negara yang mempunyai
ideologi yang berbeda akan melahirkan hasil karya sastra yang berbeda pula.
2. Kondisi politik suatu negara, konsisi politik suatu negara atau wilayah akan
sangat mempengaruhi hasil sebuah karya sastra, semisal cerpen. Misalnya,
pergolakan kondisi polikit dalam suatu waktu akan mempengaruhi hasil
sebuah karya sastra.
3. Kondisi ekonomi suatu negara, kondisi perekonomian sebuah bangsa atau
negara juga akan ikut berpengaruh terhadap hasil dari sebuah karya sastra
termasuk karya sastra cerpen.
4. Kondisi sosial suatu negara, Selain kondisi ideologi, politik dan
perekonomian suatu negara, kondisi sosial juga akan mempengaruhi hasil
sebuah karya sastra.
b. Biaografi pengarang atau latar belakang penulis
Latar belakang penulis adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri
pengarang itu sendiri yang memotivasi atau mempengaruhi penulis dalam
menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor,
antara lain:
1. Aliran sastra penulis, aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis
dan setiap penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat
berpengaruh juga terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa
diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.
2. Riwayat hidup sang penulis, Riwayat hidup sang penulis berisi tentang
biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan
pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen yang dihasilkan
dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini
mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.
3. Kondisi psikologis, Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi
seorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis
ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita mereka, misalnya jika
mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih
atau gembira pula.
Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen
Cerpen juga karakteristiknya dapat dikenal dari bahasa yang digunakan di
dalamnya, ciri bahasa dari cerpen adalah sebagai berikut
1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga
kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya
tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan
suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu
yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.
3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan
dalam percakapan di dalam cerpen
4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya :
pucuk langit, memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
5. Bahasa yang digunakan tidak baku dan tidak formal.
6. Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan, pertautan
maupun perulangan.

TUGAS 10:
Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Bacalah cerpen di bawah ini dengan cermat!
Bolos Sekolah
Siapa sih yang tak suka dengan hari minggu. Hari dimana kamu
bisa bersantai sepanjang hari tanpa harus pergi ke sekolah dan mengikuti
pelajaran dengan soal-soal yang membuat kepala pusing. Pada hari
minggu ini Danu memutuskan untuk pergi ke waterboom dan menikmati
hari liburnya untuk bersenang-senang bersama keluarga. Suasana yang
begitu menyenangkan membuat Danu lupa jam hingga tak disadari
ternyata ia bermain di waterboom hingga siang.
Karena lapar ia dan keluarganya pergi ke mall untuk makan siang
dan nonton di bioskop. Kebetulan hari itu ada film anime anak yang
cukup bagus dan pastinya mendidik. Liburan menyenangkan ini berlanjut
hingga malam dan sesampainya di rumah ia langsung pergi ke kamar
membaringkan tubuhnya yang sudah begitu lelah namun bahagia.
Kring.. kringgg… Suara alarm terdengar nyaring dari meja belajar
di kamar Danu.
Ia pun segera bangkit mematikan alarm tersebut, namun bukannya pergi
ke kamar mandi Danu justru melanjutkan tidurnya.
“Danu.. sudah siang begini kenapa belum bangun. Nanti kamu telat
sekolah lho” panggil ibunya.
“Danu masih lelah bu, bolos sehari boleh ya. Lagian hari ini gak
ada tes ataupun PR kok jadi aman” sahutnya.
“Kamu itu sekolah untuk masa depanmu, tak bisa sembarangan
begitu. Lagi pula sekolahmu itu mahal.”
“Iya bu, tapi sekali saja bolos boleh yaa” lanjut Danu merayu
Geram dengan jawaban anak sematang wayangnya, ibu Danu kemudian
membangunkan paksa anaknya dan membawanya ke sebuah tempat.
Tanpa turun dari mobil, ibu Danu menunjuk anak-anak yang sedang
bermain dengan baju ala kadarnya.

Ternyata Danu diajak ke sebuah panti asuhan.


“Lihat anak-anak itu, mereka tak memiliki orang tua yang bisa
membiayai sekolah. Padahal mereka sangat ingin menimba ilmu di
sekolah sepertimu” Jelas ibu Danu.
Selanjutnya Danu diajak menyusuri jalan dan berhenti di sebuah
persimpangan. Dari situ terlihat segerombolan anak dengan penampilan
yang lusuh. Mereka sedang memainkan alat musik tiup kecil sembari
menyodorkan plastik bekas untuk meminta uang pada orang yang lewat.
Ya, anak-anak gelandangan tersebut harus bersusah payah demi
mendapatkan uang untuk makan. Jangankan sekolah, untuk makan 3 kali
sehari saja mereka harus berjuang keras terlebih dahulu.
Di perjalanan pulang Danu pun melihat seorang anak dengan
tongkat sedang berjalan kaki. Terlihat anak itu mengenakan seragam
merah putih dan menggendong tas yang sudah nampak using.
Dalam hatinya mulai sadar “betapa beruntungnya aku, hidup
berkecukupan dan bisa menempuh pendidikan dengan enak. Fisik yang
sempurna juga ku miliki tapi kenapa aku menyia-nyiakan kenikmatan
ini.”
Setelah dibeli pelajaran berharga oleh ibunya, akhirnya Danu
berangkat sekolah. Meskipun telat namun ia tetap semangat mengikuti
pelajaran di kelas.
2. Identifikasilah unsur intrinsik cerpen tersebut!
3. Identifikasilah unsur ekstrinsik (nilai- nilai ) yang terkandung dalam
cerpen tersebut!
4. Analisislah unsur kebahasaan cerpen tersebut!
5. Tentukan hal menarik yang Anda temukan pada cerpen tersebut!

Anda mungkin juga menyukai