Anda di halaman 1dari 5

3.

2 Materi Pembelajaran

SEGALA HAL TENTANG NOVEL

Pengertian Novel

Sebutan novel dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Itali novella, dalam bahasa Jerman novelle berarti sebuah
barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah
novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet ( Inggris : novelette ) yang
berarti sebuah karya prosa fiksi yang tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek.

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling beredar, karena daya
komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
sastra serius dan sastra hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut
menjadi karya yang indah, menarik  dan juga memberikan hiburan kepada pembacanya, tetapi lebih dari itu. Syarat
utama novel adalah harus menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang selesai membacanya.

Novel yang baik adalah novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai saja, yang penting memberikan
keasyikan pada pembacanya untuk  menyelesaikannya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi sosial, sedangkan novel hiburan hanya berfungsi
personal. Novel berfungsi sosial karena novel yang baik ikut membina orang tua, masyarakat menjadi manusia.
Sedangkan novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia yang
terpenting bahwa novel tersebut memikat orang untuk segera membacanya.

Banyak sastrawan yang memberi batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda –
beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda – beda karena sudut pandang yang mereka
pergunakan juga berbeda – beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Novel adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan
paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs)
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, moral, dan
pendidikan ( Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M.Pd )
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, dan
keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra ( Drs.
Rostamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd )
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik ( Paulus Tukam,
S.Pd )

Unsur – Unsur Novel

Novel mempunyai unsur-unsur yang turut membangun novel menjadi cerita yang menarik, unsur tersebut dibagi
menjadi 2 ( dua ) yaitu (1) unsur intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik.

A. Unsur Instrinsik

Unsur instrinsik dalam sebuah novel terdiri dari :


1. Tema

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks.
Sebagai unsur semantris dan yang menyangkut persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan ( Hartoko dan
Rahmanto, 1986 : 142 ). Tema disaring dari motif – motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang
menentukan hadirnya peristiwa – peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat mengikat
kehadiran dan ketidakhadiran peristiwa, konflik, situasi tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena
hal – hal tersebut haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin disampaikan. Tema menjadi dasar
pengembangan seluruh cerita, maka ia pun  bersifat menjiwai selurh bagian cerita itu.  Tema mempunyai
generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.

2. Setting / latar

Latar / setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan ( Abrams, 1981 : 175 ).

Senada dengan pendapat diatas menyatakan bahwa setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan
cerita. Setting ini meliputi waktu, tempat, sosial budaya, ( Drs. Rustamaji, M.Pd., Agus Priantoro, S.Pd ). Latar
memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada
pembaca. Menciptakan suasana tertentu yang seolah – olah sungguh – sungguh ada dan terjadi.

Latar dapat dibedakan tiga unsur pokok yaitu :

(1)      Latar tempat

Latar tempat menyusun pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

(2)      Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa – peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
karya fiksi.

(3)      Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat
yang diceritakan dalam karya sastra.

3. Penokohan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang diotampilkan dalam sebuah cerita.
Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan dan
pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran  yang jelas kepada pembaca.

Berdasarkan perbedaan sulit pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikanm ke dalam beberapa jenis,
yaitu:

(1)      Tokoh utama

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.

(2)      Tokoh Protagonis


Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang
ideal bagi kita.

(3)      Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik dalam sebuah cerita.

(4)      Tokoh sederhana

Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas peribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu
saja.

(5)      Tokoh bulat ( kompleks )

Tokoh bulat ( kompleks ) adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi
kepribadian dan jati dirinya.

(6)      Tokoh Statis

Tokoh Statis memiliki sikap dan watak yang relatif tetap , tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita.

(7)      Tokoh Berkembang

Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan berkembang perwatakan sejalan dengan
perkembangan serta perubahan peristiwa dan plot yang dikisahkan.

(8)      Tokoh Tipikal

Tokoh Tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan
kualitas  pekerjaan atau kebangsaan. Tokoh ini merupakan penggambaran pencerminan atau penunjukkan terhadap
orang atau sekelompok orang yang terikat dalam sebuah lembaga, atau seorang individu sebagai bagian dari
lembaga yang ada di dunia nyata.

(9)      Tokoh Netral

Tokoh Netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar – benar merupakan tokoh
imajiner, yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi, Ia hadir semata – mata demi cerita, atau bahkan
dialah yang empunya cerita, pelaku cerita  dan diceritakan.

(10)  Tokoh Tambahan

Tokoh lain dalam cerita selain tokoh utama.

4. Alur / Plot

Alur / Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pertama alur
maju ( progesif ) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita.
Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back progesif ) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang
berlangsung. Plot / alur menampilkan kejadian – kejadian yang mengandung konflik maupun menarik bahkan
mencekam pembaca.

5. Sudut Pandang
Sudut pandang ( point of view ) merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk
mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :

1)      Sudut Pandang orang pertama : “ Aku “

Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan
dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata – katanya sendiri.

2)      Sudut Pandang orang ketiga : “ Dia “

Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlibat di
dalam cerita, pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.

3)      Sudut pandang campuran

Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, Ia serba melihat, serba
mendengar dan serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh  dan mampu mengisahkan  rahasia batin yang
paling dalam dari tokoh.

B. Unsur Ekstrinsik

Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan lain – lain diluar unsur intrinsik. Unsur
ekstrinsik yaitu unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur-unsur ini  akan
membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra.

2.      Langkah-langkah membandingkan teks cerita fiksi dalam novel

Membaca/ mengamati dua teks secara saksama

Memahami kaidah struktur dan isi dua teks

Mengenali bahasa yang digunakan

Menganalisis perbedaan struktur isi dan bahasa

3.      Langkah-langkah memproduksi teks cerita fiksi dalam novel

Menetapkan tema teks

Menetapkan tujuan teks

Menuliskan isi teks secara urut sesuai struktur isi teks dan kaidah bahasa

Mengamati dan meneliti kesesuaian bahasa dan isi teks dengan kaidah bahasa dan struktur isi
Memperbaiki bila ada ketidaksesuaian bahasa dan isi

Anda mungkin juga menyukai