LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini, penulis memaparkan beberapa konsep atau landasan teori
yang digunakan dalam penelitian ini. Teori yang dibutuhkan untuk menganalisis
Novel merupakan salah satu karya sastra fiksi. Kata novel berasal dari
bahasa Latin novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti “baru”
sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, jenis novel ini muncul kemudian
(Tarigan, 2011: 164). Dalam sastra Indonesia, pada angkatan 45 dan seterusnya,
jenis prosa fiksi yang disebut roman lazim dinyatakan sebagai novel. Dengan
Dalam dunia sastra novel dikenal sebagai karya fiksi yang bersifat
prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan
antarmanusia.
12
13
Menurut Abrams (Tuloli, 2000:16), novel adalah fiksi prosa yang dalam
bahasa-bahasa di Eropa disebut roman berasal dari kata romance. Di Inggris novel
berasal dari bahasa Italia novella yaitu sesuatu yang baru yang kecil yang menjadi
novella sering disamakan dengan novelette, yaitu suatu fiksi prosa yang
panjangnya menengah.
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel
merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel juga
menciptakan sebuah cerita. Sebagai bentuk karya, novel sangat ideal untuk
(2012:80), novel merupakan salah satu karya seni yang diciptakan oleh sastrawan
1989: 19) bahwa novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang
menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh
cerita), luar biasa karena dari kejadian ini terlahir suatu konflik, suatu pertikaian,
pemusatan, kehidupan dalam satu saat, dalam satu krisis yang menentukan. Pada
dibatasi dengan pengertian suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan
benda yang ada di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat
Novel adalah suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda
yang ada di sekitar kita, tidak mendalam dan lebih banyak melukiskan peristiwa
suatu konsentrasi kehidupan pada setiap saat yang tegang dengan memfokuskan
pada kehidupan. Novel berkembang dari bentuk psikologi yang mendalam suatu
cerita yang bermain dalam dunia manusia dan lebih banyak melukiskan kehidupan
seseorang.
15
bahasa, misalnya, merupakan salah satu bagian dari totalitas itu. Salah satu unsur
pembangun cerita itu, salah satu subsistem organisme itu. Kata inilah yang
Sebuah karya sastra, baik fiksi mapun nonfiksi dibangun oleh unsur
cermat, seteliti, dan mendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua aspek
2010:36).
unsur-unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga
yang bersifat intrinsik. Unsur intrinsik tersebut adalah tema, alur, tokoh,
penokohan, dan latar. Akan tetapi, tidak sampai pada fungsi dan hubungan
antarunsur intrinsik. Dipilihnya unsur tersebut karena merupakan unsur isi dari
sebuah karya sastra yang dapat membangun sebuah cerita yang menarik.
Dari berbagai teori dapat disimpulkan bahwa novel adalah sebuah karya
disebut sebagai rangkaian cerita. Akan tetapi, fungsi setiap unsur struktur harus
2.2.1 Tema
bahasa Latin yang berarti ’tempat meletakkan suatu perangkat’. Disebut demikian
karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga
pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-
Setiap karya fiksi haruslah mempunyai dasar atau tema yang merupakan
pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang
bersifat universal.
Tema dinyatakan sebagai ide, inti atau dasar cerita. Sesuai ide dasar itulah
intrinsik seperti plot, penokohan, dan latar (Kadir, 2011:115). Tema dalam hal ini
meskipun inklusif di dalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara
(2) memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang
dibaca;
(3) memahami suatu peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam
(4) memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca;
18
ditampilkannya;
(8) menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam
satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang
dipaparkan pengarangnya.
2.2.2 Tokoh
pada tokoh cerita, perwatakan, dan penempatan serta pelukisannya dalam sebuah
dalam cerita rekaan keberadaan tokoh merupakan hal yang penting karena pada
oleh seseorang atau suatu hal yang menjadi pelaku cerita. Jika kita membaca
sebuah cerpen atau cerita yang lainnya, akan timbul dalam pikiran kita tentang
terhadap diri tokoh atau perubahan pandangan kita sebagai pembaca terhadap
tokoh tersebut. Selain itu, ketepatan penempatan tokoh cerita akan menjadikan
tokoh sebagai pembawa pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin
sebagai berikut.
tokoh protagonis dan antagonis dalam novel itu?” dan sebagainya. Tokoh adalah
pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh yang dijadikan pelaku dalam karya sastra
hendaknya tokoh yang hidup bukan tokoh mati yang merupakan boneka di tangan
pengarang. Tokoh hidup adalah tokoh yang berpribadi, berwatak dan memiliki
baik itu dalam cara berpikir, bersikap, berperasaan, berperilaku, dan bertindak
pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada
terhadap isi cerita, seperti apa arah cerita entah itu berakhir senang atau
Dilihat dari segi atau tingkat pentingnya, ada tokoh yang tergolong penting
Tokoh ini disebut tokoh utama. Tokoh utama adalah tokoh yang banyak
Berdasarkan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat saja dikategorikan
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh, dapat dibedakan
yang hanya muncul sekali atau beberapa kali guna melengkapi dan menyertai
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya
norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiyantoro,
dibedakan ke dalam tokoh sederhana (simple atau flat character) dan tokoh
kompleks atau tokoh bulat (complex atau round character). Tokoh sederhana
dalam bentuknya yang asli adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas
tindakannya itu akan dapat dikembalikan pada perwatakan yang dimiliki dan telah
diformulakan itu.
dengan tokoh sederhana, adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai
kompleks lebih sulit dipahami, terasa kurang familiar karena yang ditampilkan
cerita dalam sebuah novel, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh statis, tak
Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan
manusia dari kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh
tipikal dan tokoh netral. Menurut Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiyantoro,
2010:190), tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan
demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya
Setiap tokoh dalam sebuah cerita pasti akan memiliki watak tertentu.
Watak adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang. Cara mengetahui watak dapat
dilihat dari berbagai segi di antaranya adalah ucapan, sikap, tingkah laku, jalan
pikiran, dan cara berpakaian. Watak, perwatakan, dan karakter menunjuk pada
sifat dan sikap para tokoh seperti ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada
menampilkan para pelaku melalui sifat, sikap dan tingkah lakunya. Menurut
Sudjiman (1991: 78), tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa
atau perlakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Cerita rekaan termasuk
novel, terdapat tokoh utama (central character), yaitu orang yang ambil bagian
dalam sebagian besar peristiwa dalam cerita. Selain tokoh utama, ada juga tokoh
ditampilkan dalam sebuah cerita. Setiap tokoh mempunyai karakter sendiri untuk
membedakannya dengan tokoh lain. Karakter atau waktu merujuk kepada sifat
dan sikap para tokoh, serta kualitas pribadinya. Penokohan mencakup masalah
tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya
naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
pelukisan atau gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam
suatu cerita. Tokoh berdasarkan sifatnya ada tokoh protagonis dan tokoh
antagonis. Tokoh protagonis bersifat statis dan tokoh antagonis bersifat kompleks
Pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang
berhubungan dengan jati diri tokoh- dapat dibedakan ke dalam dua cara
teknik, yaitu teknik uraian (telling) dan teknik ragaan (showing), atau
teknik penjelasan, ekspositori (expoxitory) dan teknik dramatik (dramatic),
atau teknik diskursif (discursive), dramatic, dan konstektual. Teknik yang
pertama – juga pada yang kedua, walau terdapat perbedaan istilah, namun
secara esensial tidak berbeda-menyaran pada pelukisan secara langsung,
sedangkan teknik yang kedua pada pelukisan secara tidak langsung.
tabiat, latar belakang, pikiran dan perasaan tokoh. Penokohan secara dramatik
lingkungan hidup tokoh, dialog yang satu dengan yang lain, perbuatan tokoh dan
lain-lain.
25
Contoh
Eka memang sangat menarik. Dia cantik dengan rambut ikalnya yang
panjang. Hidungnya kecil dan lancip, matanya yang lebar dilengkapi
dengan bulu mata yang lebat dan lentik. Wajahnya disempurnakan
dengan bibirnya yang sensual dan merah, meski tak memakai lipstik.
Dia sangat supel sehingga disukai teman-temannya. Teman-temannya
pun beragam mulai dari kalangan ekonomi lemah sampai dengan
ekonomi atas. Eka sendiri berasal dari keluarga yang kaya, tetapi sangat
mengedepankan kesederhanaan. Tak heran kalau Eka terbiasa rajin dan
rapi untuk urusan pribadinya.
melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun
nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melalui peristiwa yang
sebagai berikut.
26
Contoh
Pak Wandi adalah seorang guru. Kamarnya tak terlalu kecil sekitar 4x8.
Akan tetapi, banyak sekali barang berserakan di sana. Bungkus
makanan siap saji tergeletak di dekat TV. Buku-buku kuliah berada di
berbagai sudut kamar.
Contoh
Contoh
Contoh
Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono langsung masuk rumah dan
dibantingnya pintu rumahnya dengan keras. Ibunya yang sedang berada
di dapur sampai terkejut. Begitu masuk, Tono langsung menuju meja
makan, segera dibukanya tudung saji. Ketika dilihatnya lauknya itu-itu
saja, dibantingnya tudung saji sampai gelas yang yang ada di meja
27
tiga dimensi sebagai struktur pokoknya, yaitu dimensi fisiologis, psikologis, dan
dalam sebuah karya sastra. Dimensi fisiologis, meliputi jenis kelamin, umur,
tinggi, berat badan, warna kulit, rambut, potongan tubuh, penampilan, dan cacat
tokoh dalam sebuah cerita. Semua unsur cerita rekaan hanya bersifat rekaan
semata. Tokoh dalam cerita di dunia nyata tidak ada. Sudjiman (1991:58)
apa yang diucapkannya, apa yang diperbuatnya, apa yang dipikirkannya, serta apa
tersebut.
28
menurut karakternya.
mengenai bentuk tubuh dan wajah tokoh-tokohnya. Selain itu, dari cara
tokoh adalah salah satu cara penting untuk mengungkapkan suatu karakter.
Contoh:
Cathie Novel Liak Ngakaki Karya Putra Mada dilukiskan sebagai tokoh
yang mudah bergaul. Pengarang juga menggambarkan Cathie sebagai
tokoh yang agresif dan pemberani. Hal ini mengakibatkan Cathie bisa
beradaptasi dengan lingkungan baru, sehingga mudah untuk Cathie
mencari informasi tentang ilmu liak. Dari gayanya berbicara aku dapat
menarik kesimpulan bahwa gadis Australia yang cantik ini adalah
seorang periang, lincah dan berhati terbuka. Belum ada 5 menit kami
berkenalan namun rasa-rasanya bagaikan sudah kenal bertahun- tahun
saja.
29
Alberthiene Endah yang sangat kompleks wujud konflik batin ini yaitu
Sejujurnya, saya ingin seperti teman yang lain, yang menikmati peluh
dalam antrean tukang bakso kojek. Atau menjumput panganan yang legit
di pelataran sekolah. Sebagian lagi tak jajan apa-apa.Tapi mereka bisa
main dorong-dorongan.
pilihan tidak sesuai dengan keinginan dalam novel digambarkan oleh tokoh utama
walaupun dia hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama Katolik
Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam
keheranan. Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar
seorang pendeta. Sebetulnya beliau adalah seorang pastor karena beliau
seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovany.
yang taat pada perintah agama, hal itu terbukti bahwa setiap habis magrib dia
2.2.3 Latar
Stanton (2007:35). Latar atau setting disebut juga sebagai landas tumpu,
menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
diceritakan lebih dahulu kemudian disusul peristiwa yang lainnya. Peristiwa yang
satu melatari peristiwa yang lain. Latar adalah segala keterangan, petunjuk,
pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa
Latar memberi pijakan secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk
penempatan latar waktu dan latar tempatnya dilakukan secara tepat, karena latar
berhubungan dengan tokoh, dan tokoh berkaitan erat dengan karakter. Kontruksi
latar yang baik dapat menunjukkan bahwa cerita tertentu tidak dapat dipindahkan
31
khas yang hanya terjadi di suatu latar tertentu saja. Dengan kata lain, latar
tokoh-tokoh spesifik dengan sifat-sifat tertentu yang hanya ada pada kawasan
spesifik dan unik. Cakupan latar dalam sebuah cerita sangat luas. Keluasan ini
dapat disimpulkan dalam tiga bagian yakni latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial.
dipergunakan dalam sebuah teks kesusastraan, manakala nada adalah sesuatu yang
terbangkitkan oleh pemilihan berbagai bentuk komponen gaya tersebut. Jadi, nada
bahasa merupakan bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan
bukan pada apa yang disampaikan, tetapi pada bagaimana mengatakannya. Senada
penulis mengisahkan, itulah gaya bahasa. Hal ini dapat dilihat sebagai tulisan itu
32
sendiri atau isi keseluruhan bukunya. Selain itu, gaya bahasa haruslah cocok
Hakikat gaya bahasa itu sendiri dapat dipahami sebagai sebuah cara
yang akan diungkapkan. Sementara itu, gaya bahasa juga ada yang menyebutkan
sebagai majas. Hal ini dikarenakan majas adalah gaya bahasa dalam bentuk
tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk
2.2.5 Alur
Pengertian alur dalam cerpen atau pada karya sastra pada umumnya adalah
suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Istilah alur
dalam hal ini sama dengan istilah plot maupun struktur cerita. Tahapan peristiwa
yang menjalin suatu cerita dapat berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang
tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi lebih penting ialah
menyebutkan bahwa alur adalah cerita yang berisi uraian kejadian. Namun, tiap
kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain. Dalam sebuah cerita, mesti ada
banyak peristiwa yang dirangkai menjadi satu kesatuan yang padu. Peristiwa-
33
peristiwa yang dimunculkan itu sendiri tidak boleh terjadi secara insidental yang
(1) alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus, atau alur progresif.
Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secara runtut
dari awal tahap, tengah, dan hingga akhir;
(2) alur mundur disebut dengan alur tidak kronologis, sorot balik, regresif,
atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau
tengah dan baru kemudian tahap awalnya; dan
(3) alur campuran merupakan hasil paduan dari alur maju dan alur mundur.
2.2.6 Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca dan pendengar terdapat
di dalam karya sastra. Amanat ini biasanya tersirat di dalam karya sastra lama
Pesan moral dalam sastra lebih memberat pada kodrati manusia yang
hakiki, bukan pada aturan-aturan yang dibuat, ditentukan, dan dihakimi oleh
atau pesan yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca. Akhir permasalahan
ataupun jalan keluar permasalahan yang timbul dalam sebuah cerita bisa disebut
amanat. Amanat sebagai renungan yang disajikan kembali oleh pembaca. Pesan
atau amanat, yakni maksud yang terkandung dalam suatu cerita. Amanat sangat
langsung, boleh dikatakan, identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang
bersifat uraian atau penjelas. Jika dalam teknik uraian pengarang secara langsung
34
untuk memahaminya, hal yang demikian juga terjadi dalam penyampaian amanat.
Artinya, amanat yang ingin disampaikan, atau diajarkan, kepada pembaca itu
Sudut pandang atau point of view berkenaan dengan cara sebuah cerita
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai
peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan
ceritanya.
posisi pengarang dalam cerita tersebut. Dengan kata lain, posisi pengarang
menempatkan dirinya dalam cerita tersebut dari titik pandang ini pula pembaca
mengikuti jalannya cerita dan memahami temanya. Terdapat beberapa jenis sudut
(1) pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian
Dalam posisi yang demikian itu, sering disebut sudut pandang orang
pertama pasif;
(3) pengarang hanya sebagai pengamat sebagai yang berada di luar cerita.
2.3 Eksistensi
Secara etimologi, istilah existence berasal dari bahasa Latin existo, yang
terdiri dari dua suku kata, ex dan sistere yang berarti muncul, menjadi, atau hadir
manusia ada sebagai dirinya sendiri dengan kesadaran. Dengan demikian maka
“ada” tidak dapat dipertukarkan. Hal ini jugalah yang menyebabkan manusia
berbeda dari benda-benda atau hal-hal lain. Dengan kata lain, bagi manusia,
eksistensi adalah keterbukaan. Ini berarti bahwa manusia sebagai pencipta dirinya
Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada.
Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang
artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak
bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan
dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya (Abidin, 2007:16).
Eksistensi bisa juga dikenal dengan satu kata yaitu keberadaan. Eksistensi
berubah bila kini menjadi sesuatu yang mungkin maka besok akan berubah
36
hidupnya. Konsekuensinya jika kita tidak bisa mengambil keputusan dan tidak
akan pernah selesai dalam membangun dirinya. Hal ini karena eksistensi manusia
dipandang sebagai satu kesatuan yang menyeluruh, yakni sebagai kesatuan individu
dan dunianya.
dirinya sendiri, mengambil tanggung jawab untuk menjadi dirinya sendiri dengan
(Rodgers & Thompson, 2015). S ebagai kesadaran manusi terhadap tujuan hidup
dan dengan sepenuhnya dapat menerima potensi-potensi serta batasan diri secara
intensionalitas (selalu memiliki maksud atau terarah kepada sesuatu) dan dunia
37
hidup dalam dunia yang telah “diciptakan” atau dimaknakannya. Para eksistensialis
lebih lanjut memiliki keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai potensi untuk
bermakna.
Setiap manusia yang hadir di dunia ini memiliki tugas sendiri yang sesuai
dengan kodratnya. Tugas tersebut merupakan pilihan sendiri tanpa ada ada
campur tangan orang lain atau paksaan. Menurut Hassan (2005:125), dalam
memilih bagi diri sendiri, ia memilih sebagai manusia. Tidak ada yang memaksa
kita untuk melakukan tindakan dengan cara apapun juga atau secara mutlak kita
bebas.
yang diamati dengan membagi diri ke dalam dua bagian, yaitu ada untuk
dirinya sendiri yang mengacu kepada kehadiran material repetitif yang dimiliki
oleh manusia dengan binatang, sayuran, dan mineral. Selanjutnya, ada untuk
tentang manusia. Dengan memilih apa yang mau kita lakukan, kita sendiri
esensinya.
Dalam setiap pilihan manusia tidak bisa tidak memilih apa yang
dianggapnya lebih baik, jadi apa yang menjadi cita-citanya tentang dirinya
karena itu manusia bertanggung jawab seratus persen atas dirinya sendiri. Ia
38
positif yang mungkin diambil. Meskipun begitu, keputusan tetap diambil dan
setiap individu harus bertanggung jawab atas keputusan tersebut sehingga para
yang statis dan selalu sama, melainkan sebagai penciptaan dirinya yang secara
Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa eksistensi diri adalah
cara individu memaknai keberadaan dirinya di dunia melalui berbagai upaya dengan
merencanakan segala sesuatu bagi dirinya sendiri. Dengan kata lain, manusia
tersebut, ia memiliki kebebasan untuk memilih yang baik dan kurang baik untuk
dirinya sendiri. Pilihan itu adalah pilihannya sendiri tanpa melibatkan orang lain.
tidak terlepas dari peran yang dilakukan tokoh. Dari peran tokoh, akan ditemukan
manusia menghadapi dunia, mengerti apa yang dihadapinya, dan mengerti akan
arti hidupnya. Artinya, manusia adalah subjek, yang menyadari, yang sadar akan
39
Manusia mancari makna keberadaan di dunia bukan pada hakikat manusia sendiri,
rencana hidup. Eksistensi seseorang tercermin dari diri seseorang karena suatu
tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya (Abu, 1982:24). Di samping
itu, eksistensi juga muncul dari perilaku yang dapat dilaksanakan oleh individu
Ayah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang tua
seorang “ayah” dapat merupakan ayah kandung (ayah secara biologis) atau ayah
angkat. Panggilan “ayah” juga diberikan kepada seorang yang secara defacto
Parenting merupakan tugas orang tua untuk mengarahkan anak menjadi mandiri di
40
masa dewasanya, baik secara fisik dan biologis. Parenting merupakan suatu
resiprokal, saling pengertian, dan respon terhadap apa yang dibutuhkan oleh anak
aspek waktu yaitu ketersediaan waktu orang tua untuk anaknya, interaksi yang
intens antara orang tua dan anak, dan perhatian yang cukup dari orang tua. Peran
ayah dan ibu dalam sebuah keluarga harus baik dan saling melengkapi terlebih
Sebagai tokoh utama yang mencari nafkah untuk keluarga. Mencari nafkah
merupakan suatu tugas yang berat. Pekerjaan mungkin dianggap hanya sebagai
suatu cara untuk memenuhi kebutuhan utama dan kelangsungan hidup. Padahal
melihat pekerjaan seorang ayah, ibu mempunyai jangkauan lebih jauh. Anak yang
melihat ibu dan ayah bekerja, atau ayah saja yang bekerja akan melihat bahwa
tanggung jawab dan kewajiban harus dilaksanakan secara rutin (Niken, 2004:24).
Dengan demikian, anak tahu bahwa kewajiban dan tanggung jawab harus
dilaksanakan tanpa paksaan. Selanjutnya dari cerita orang tua mengenai tugas dan
Hal ini sering kurang diperhatikan dan dilaksanakan. Padahal istri sebagai ibu,
bila tidak mendapat dukungan keakraban dan kemesraan dari suami, bisa jemu
dan pekerjaan di luar rumah, akhirnya uring-uringan dan cepat marah sehingga
merusak suasana keluarga. Ibu yang merasa tidak aman dengan adanya suasana
keluarga yang gaduh, akan mengakibatkan anak merasa tidak aman dan tidak
senang di rumah. Agar suasana keluarga bisa terpelihara baik maka perlu tercipta
bagi anak laki-laki, ayah menjadi model, teladan untuk perannya kelak sebagai
seorang laki-laki. Bagi anak perempuan, fungsi ayah juga sangat penting yaitu
pelindungnya. Dari sikap ayah terhadap ibu dan hubungan timbal balik mereka,
Ayah tidak jauh berbeda dengan ibu, ayah juga harus berperan aktif dan
bertanggung jawab apa saja yang diperlukan oleh anak. Kebutuhan anak dari
balita hingga anak tumbuh menjadi dewasa. Ayah merupakan sosok teladan bagi
42
anak, karena anak akan mengikuti perilaku yang dilakukan oleh ayahnya. Selain
itu juga ayah juga harus bias bertindak sebagai pengajar dalam kehidupan sehari-
orang lain. Oleh karena itu ayah sering kali dijadikan sebagai panutan dan teladan
Seorang ayah adalah pelindung dan tokoh otoritas dalam keluarga, dengan
sikapnya yang tegas dan penuh wibawa menanamkan pada anak sikap-sikap patuh
terhadap otoritas, dan disiplin. Ayah dalam memberikan tugas kepada anak perlu
melihat kemampuan anak untuk bisa menyelesaikan tugas itu (Santrock, 2007:45).
Bahwa ayah sering kali dianggap sebagai sosok “fun parent”. dan lebih
memiliki waktu bermain dibandingkan dengan ibu. Ayah sering bermain dan
memberikan stimulus fisik terutama kepada anak laki-laki, selain itu melalui
permainan dengan anak, ayah dapat berhumor dan bercanda dengan sehat kepada
anak.. Sehingga dengan demikian terjalin hubungan yang baik, kesulitan dan stres
43
yang dialami oleh anak dapat dikeluarkan. Dengan demikian peran ayah sebagai
friend and playmate menjadi harmonis sehingga dapat meningkatkan belajar dan
Peran ayah sebagai teman ataupun sahabat anak laki-lakinya, mereka akan
alami. Ayah harus tahu permasalahan apa yang dialami oleh anak laki-lakinya.
Sehingga ketika anak memiliki masalah dapat bercerita dengan ayahnya, karena
anak menganggap ayahnya adalah teman sehingga anak tidak sungkan untuk
bercerita.
gadis bernama Marlena. Sabari pertama kali berjumpa dengan Marlena ketika
ujian masuk SMA. Pertemuan mereka terjadi dengan tidak sengaja. Pada saat itu
Marlena tidak belajar untuk mengikuti ujian sehingga ketika ujian dia mengambil
paksa kertas jawaban Sabari. Sabari ini dikenal sebagai siswa yang pandai dala
Marlena, tetapi dia tidak tau raut wajah Marlena. Ketika berjumpa, Marlena tidak
acuh dengan Sabari. Lena tidak pernah memedulikannya Sabari. Sabari tidak
pernah menyerah. Ia kerap memajang kertas berisi puisinya untuk Lena di majalah
beberapa tahun bekerja, dia balik ke Belitong untuk bekerja di pabrik Batako toko
Markoni, ayahnya Marlena. Tujuan dia bekerja agar bisa berjumpa dengan
Marlena.
Ketika sudah dewasa pun, Sabari tetap tak bisa melupakan Lena. Suatu
hari, ia mendengar kabar bahwa Lena hamil di luar nikah. Saat itu Sabari bekerja
di pabrik batako milik Markoni, ayah Lena. Sabari pun mau saja ketika diminta
menikahi Lena, demi menyelamatkan nama baik Markoni yang kurang akur
Anak lelaki yang kemudian lahir dari rahim Lena itu kemudian diberi
nama Zorro oleh Sabari. Pasalnya, bocah itu ketika diberi boneka Zorro tak mau
waktu, terpesona melihat makhluk kecil yang sangat indah itu dan seluruh
kebaikan yang terpancar darinya. Tiap malam, Sabari susah susah tidur lantaran
membayangkan bermacam rencana yang akan dia lakukan bersama anaknya jika
besar nanti. Dia ingin mengajaknya melihat pawai 17 Agustus, mengunjungi pasar
berpuasa dan mengaji, dan memboncengnya naik sepeda saban sore ke taman
kota.
Dia juga Ikhlas ketika Lena bahkan tak mau tinggal bersama mereka.
Beberapa tahun kemudian Lena malah minta cerai dan menikah lagi hingga tiga
kali, bahkan akhirnya mengambil Zorro dari Sabari. Pelan-pelan, Sabari mulai
tampak seperti orang gila dalam penampilan dan tingkah laku. Dua sahabatnya,
45
Ukun dan Tamat, lama-lama tak tahan melihat Sabari seperti itu, sehingga
Dam adalah seorang anak yang dididik dan dibesarkan dengan segala
cerita hebat masa muda ayahnya. Akan tetapi, dengan semua cerita itulah, tumbuh
keperibadian yang baik dalam diri Dam. Pengajaran yang sederhana, namun
berdampak sangat besar. Ayah Dam adalah seseorang yang dikenal sebagai
pegawai negeri biasa yang ramah,baik dan tidak pernah berbohong dalam setiap
adalah tentang seorang pemain sepak bola terkenal yang dijuluki “ Sang Kapten”.
Ayah menceritakan bagaimana pekerja kerasnya sang Kapten saat masih kecil,
bekerja menjadi pengantar sup untuk menghidupi keluargannya dan juga terus
berlatih saat ada waktu demi meraih cita-citanya menjadi pemain sepak bola. Dari
Hari berganti menjadi minggu,bulan dan tahun, kini Dam sudah lulus SMP
Dam tiba disana dengan menaiki kereta api selama 8 jam dari kotanya. Di tahun
pertama ini Dam sering membuat masalah, yaitu dengan menonton Piala Dunia
dihukum kepala sekolah. Selain itu, saat pelajaran tentang gravitasi, mereka
46
merusak alatnya sehingga dihukum menunggui buah apel jatuh dari pohonnya.
Awalnya Dam memang kesal dan bosan disana, tetapi akhirnya Dam memiliki
dengan judul buku yang sedang dibaca Retro, “Apel Emas Lembah Bukhara”.
Dam ingat itu adalah cerita petualangan ayahnya tentang keindahan lembah
Bukhara yang dibangun selama 100 tahun karena kerusakan yang ditimbulkan
oleh penambang liar dan juga tentang adanya apel emas yang diberikan pada
ayahnya.
hukuman untuk membayar buku perpustakaan yang rusak. Akhirnya, Dam bekerja
di rumah penduduk dan banyak temannya yang ikut serta. Dam juga menabung
untuk biaya pengobatan ibunya. Namun, pada pagi setelah acara perburuan tim
tentang keadaan ibunya setahun lalu. Melalui penanganan dokter, Ibu Dam tetap
kembali ke Akademi Gajah. Sekolah itu kosong. Dam menemui kepala sekolah
dengan menggunakan surat itu. Beberapa tahun kemudian, Dam bertemu dengan
Taani (teman SMP Dam). Mereka mengobrol dan jadi sering bertemu. Semakin
lama mereka menjadi dekat dan memutuskan untuk menikah dengan syarat dari
Dua tahun setelah menikah, lahirlah anak pertama mereka, Zas. Taani
sering mengunjungi Ayah bersama Zas dan lebih sering lagi saat lahirnya anak
kedua mereka dua tahun kemudian, Qon. Saat Zas berusia 8 tahun dan Qon 6
anak-anaknya dari segala cerita ayahnya, tetapi dilarang Taani. Sampai suatu hari
Dam mengetahui kalau anaknya membolos yang ternyata karena mencari cerita
melarang ayahnya bercerita. Saat Dam pergi dinas, Ayah kembali bercerita hanya
saja itu tentang Akademik Gajah dan Ibu Dam. Dam yang mengetahuinya marah
dan di malam hujan itu Ayah memutuskan pergi dari rumah. Dam kembali
keruang kerjanya dan mencari Akademik Gajah, namun tidak ditemukan. Hal ini
membuat Dam bingung sampai Dam menuliskan nama ibunya di kolom pencarian
dan keluarlah semua berita tentang ibunya yang ternyata seorang artis saat masih
kota. Setelah ditangani Ayah sempat siuman dan memanggil Dam. Ayah meminta
Dam mendengarkan cerita terakhinya tentang Danau Para Sufi. Danau Para Sufi
48
adalah danau yang dibuat oleh ayahnya selama bertahun-tahun untuk mencari tahu
kebahagiaan itu adalah hati yang lapang. Jika seseorang memiliki hati yang
lapang, hidup dalam kesederhanaan pun akan terasa indah dan itulah kebahagiaan.
Setelah bercerita, akhirnya Ayah pergi untuk selama-lamanya. Dan hari itu Dam
Pada hari pemakaman Ayah Dam, tempat itu dipenuhi hampir seluruh
warga kota itu sendiri. Mereka menyalami Dam dan mengucapkan rasa
formasi layang-layang dimusim hujan seperti ini yang menurut Qon adalah
formasi layang-layang suku Penguasa Angin. Namun, yang membuat Dam merasa
lebih kaget,bersalah sekaligus terharu adalah ketika “Sang Kapten” dan “Si
Nomor 10” datang dan mengucapkan rasa sedihnya karena tidak sempat bertemu