PENDAHULUAN
subaspek, yaitu subaspek ekspresi lisan dan subaspek ekspresi tulis. Karya sastra
sastra adalah kehidupan yang telah diwarnai dengan sikap penulisannya, latar
bentuk karya sastra yang ia pilih. Karya sastra yang dihasilkan itu dengan
menggunakan bahasa indah dan menarik yang lahir dari realitas yang ada dengan
Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak diminati
kalangan masyarakat karena daya komunikasinya yang sangat luas sehingga novel
dapat dijadikan suatu contoh bagi pembaca. Novel juga biasanya dapat disebut
seseorang.
Tokoh dan penokohan adalah dua unsur yang tidak bisa dipisahkan dari
pencipta karya fiksi. Tokoh adalah pelaku yang ada dalam sebuah fiksi.Tokoh
dapat dihadirkan secara alamiah. Arti tokoh itu merupakan suatu gambaran dari
orang yang memiliki kehidupan atau memiliki ciri hidup. Menurut dan
Tokoh adalah orang yang ditampilkan dalam suatu bentuk karya naratif
atau drama yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu yang
diekspresikan dalam ucapan tentang apa yang dilakukan dalam tindakan para
dengan pandangan dan harapan pra pembaca, sedangkan tokoh antagonis adalah
Karakter merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam novel.
Sebuah karya sastra yang menarik jika pengarang dapat membuat karya sastra
atau budi pekerti yang dapat membedakan seseorang dari yang lain karakter
tersebut merupakan sifat kejiwaan yang dimiliki oleh seseorang. Karya sastra
Novel Cinta Dalam Keabadian karya Nuniek K.R novel ini banyak
menggambarkan hal yang menarik yang terdapat pada cerita ini terutama pada
tertarik untuk membacanya dan berbagai karakter yang dimiliki oleh tokoh yang
berperan aktif dalam novel. Adapun berbagai karakter misalnya seperti tanggung
B. Batasan Masalah
Pada latar belakang di atas, bahwa karya sastra bisa dipahami lewat
analisis terhadap unsurnya. Baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik karya sastra
khususnya novel. Oleh karena keterbatasan tenaga dan waktu maka penelitian ini
hanya difokuskan pada perwatakan tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian
C. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu bagaimanakah perwatakan tokoh dalam novel Cinta Dalam
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
2. Sebagai bahan referensi untuk peneliti yang lain yang akan melakukan
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
yang berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Pengarang dapat
realitas kehidupan masyarakat secara imajinasi ataupun fiksi. Karya itu dapat
itu kedalam satu bentuk karya sastra yang ia pilih. Karya sastra dihasilkan
dengan menggunakan bahasa yang indah, menarik yang lahir dari perpaduan
antara realitas yang ada dengan imajinasi. Karya sastra pada hakikatnya.
serapan dan bahasa sansekerta “sastra” yang berarti suatu teks yang
atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna”. Semi
(1988:8) menyatakan, “Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerja seni
a) Puisi
kata puisi berasal dari bahasa Yunani, Poeima yang berarti “membuat”
atau poesis berarti ‘pembuatan’ dan dalam bahasa inggris disebut poem
atau poetry , puisi diartikan “membuat” dan pembuat karena lewat puisi
maupun batiniah”.
b) Prosa
Prosa fiksi adalah perpaduan atau kerja sama antara pikiran dan
dialami disaksikan , didengar dan dibaca oleh pengarang. Dalam hal ini
Novel juga adalah gendre fiksi dan fiksi dapat didefenisikan sebagai
suatu masyarakat.
d) Cerpen
konflik antara tokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur.
Cerpen adalah novel yang diperluas atau tak lebih atau sekedar cerpen
yang diperpanjang.
e) Drama
kerja dran yang dapat diartikan berbuat. Menurut Moulton (Gasong 2012:
drama adalah suatu kesenian melukis sifat atau sikap manusia dengan
pentas.
yaitu:
menarik hati.
3. Pengertian Novel
cerita fiksi dalam bentuk prosa yang cukup panjang , yang tokoh dan
panjang untuk dimuat dalam satu volume lebih, baik tokoh-tokoh dan
dimasa lampau, dan digambarkan dalam satu plot yang cukup kompleks”.
karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan
dapat dibedakan atas dua bagian yakni unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik
Unsur intrinsik dan ekstrinsik ini merupakan unsur atau bagian yang secara
1. Unsur instrinsik
atau suatu gagasan utama dari suatu karya sastra,” Menurut Zaidan
b. Amanat
c. Alur\plot
disusun satu per satu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat
rangkaian suatu cerita yang dari awal sampai akhir tersusun sebagai
peristiwa yang lain dalam hubungan yang logis dan bersifat kausaitas
mencekam pembaca.”
d. Latar\setting
sebuah cerita. Menurut Suroto (dalam Gasong 2012; 95),” Latar atau
setting adalah suatu penggambaran situasi tempat dan waktu serta
cerita,”
e. Sudut pandang
2. Unsur ekstrinsik
adalah segala faktor luar yang melatar belakangi sastra seperti nilai
sastra ,cukup dapat membantu para penelaah sastra untuk memahami dan
1. Tokoh
pembaca.
a) Tokoh utama
dalam suatu cerita, tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyak
dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam setiap halaman buku cerita
yang bersangkutan.
komentar.
kadarnya. Tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak
c) Tokoh protagonis
mendukung cerita, biasanya ada satu atau dua figur tokoh protagonist
utama yang dibantu tokoh lain yang dalam cerit. Tokoh protagonis ini
d) Tokoh antagonis
2. Perwatakan
Membicarakan masalah tokoh berarti membicarakan pula penokohan.
pada sifat dan sikap. Masalah penokohan atau perwatakan ini merupakan
salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi amanat penting dan
bahkan menentukan karena tidak mungkin ada suatu karya fiksi tanpa adanya
tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya
unsur yang mutlak harus ada yang mengatur perbuatan sebagai proses .”
perilaku itu terjadi dengan sendirinya atau diperankan oleh suatu faktor
fiksi dapat dipandang dari dua segi, yang pertama: mengacu kepada pembawa
perbaruan dan minat, keinginan, emosi, dan moral yang membentuk individu
yang bermain dalam suatu cerita , yang kedua: pada umumnya fiksi
mempunyai tokoh utama yaitu orang yang mengambil bagian dalam sebagian
prosa.
produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang ada dalam
dituangkan pada bentuk yang tertentu secara sadar dalam penciptaan karya
sastra 2) mutu sebuah karya sastra yang ditentukan oleh proses penciptaan
(dalam Minderop, 2010:52), Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk
unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalaam karya sastra dan c) memahami
a. Ada kesamaan pencipta karya sastra dengan apa yang terjadi pada
tanda.
dan mendalam terhadap karya sastra itu terutama pada mnekankan analisis
selama ini. Teori ini menganalisis kehidupan jiwa manusia sampai pada
11) membandingkan manusia dengan gunung es yaitu bagian yang lebih kecil
a. Id
b. Ego
tidak sadar.
c. Superego
Dari ketiga struktur itu bersaing untuk mendapatkannya ,jika satu unsur
menjadi lebih kuat maka dua yang lain menjadi lemah kecuali ada energy
Alwisol,2011:24)
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dibawa ini diuraikan terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu
sebagai berikut;
1. Hasil penelitian pertama yang relevan dan dapat dijadikan acuan serta
masukan pada penelitian yang pernah dilakukan Nur Halisa dan Nur Ika,
jurnal analisis id, ego, dan superego novel pasung jiwa karya Oky Mandasari
menggunakan pendekatan psikologi sastra , jurnal ini meneliti bentuk id, ego
dan superego tokoh utama pasung jiwa karya Oki Madasari dengan
sama meneliti bentuk id, ego dan superego menggunakan teori psikoanalisis
dengan peneliti ini, peneliti sebelumnya meneliti pada novel yang berjudul
pasung jiwa karya Oky Madasari lain dengan peneitian ini yang meneliti
2. Hasil penelitian yang kedua dan relevan dapat dijadikan acuan serta masukan
judul Karakter Tokoh Dalam Novel Luka Cinta Karya Risna Utami mengkaji
Karakter Tokoh Dalam Novel Luka Cinta Karya Risna Utami, sedangkan
penelitian ini diteliti dari novel dengan judul Karakter tokoh dalam Novel
3. Hasil penelitian ketiga yang relevan dan dapat dijadikan acuan dalam
mengenai karakter tokoh yang ada dalam novel namun ditemukan juga
dramatic dalam novel Mariposa karya Luluk HF, sedangkan penelitian ini
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati,” Data yang diperoleh ini, dianalisis dengan cara deskriptif. Artinya data
yang ada dalam novel cinta dalam keabadian karya Nuniek K.R adalah data yang
1. Data
Menurut Arikunto (2006:161),” Data merupaka hasil dari pecatatan
tersebut,maka data dalam penelitian ini adalah berupa kata atau kalimat yang
Nuniek K.R.
2. Sumber Data
Sumber data menurut Sukidin dan Mundir (2005:79) Dari mana data
itu diperoleh,” data dalam penelitian ini bersumber dari novel Cinta dalam
keabadian karya Nuniek K.R. Yang diterbitkan oleh Rumah Orange pada
1. Teknik Baca
digunakan untuk mengamati objek yang dibaca secara kritis. Teknik ini
2. Teknik Catat
yang dilakukan ketika menerapkan teknik metode baca,” Teknik ini yang
digunakan untuk memperoleh data dengan mengkaji karakter tokoh dalam
sebagai berikut:
Nuniek K.R.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Perwatakan Tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya Nuniek K.R
terdapat beberapa data yang berkaitan pada penelitian ini. Berikut identifikasi
karakter tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya Nuniek K.R,
berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud yang terdiri dari tiga aspek
kejiwaan manusia yakni Id, Ego dan Super Ego yaitu sebagai berikut.
1. Perwatakan Tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian Karya Nuniek
K.R
sifat lahir dan batin manusia yang mempengaruhi setiap pikiran dan tingkah
digambarkan oleh pengarang melalui ucapan, tingkah laku tokoh yang dilihat
dari narasi, dialog ataupun monolog para tokohnya. Berikut hasil penelitian
Tabel 4.1 Perwatakan Tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya
Nuniek K.R
No Struktur Perwatakan No. Data
Kepribadian
1 Id Jujur 44, 55
Keras kepala 70
2 Ego Bertanggung Jawab 37
Berani 19
Perhatian 42, 45, 110
Penyayang 14,
Rendah hati 30, 35
Beriman 97
3 Super ego Bijaksana 27
Perhatian 53, 79
Menepati Janji 45, 53, 124
Sederhana 122
Peduli 9, 21, 60
Pasrah 75, 79, 80, 98
Tabel 4.2 Konflik Psikis Tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya
Nuniek K.R
No Wujud Konflik Struktur Kepribadian No Data
Psikis Id Ego Superego
1 Kekecewaan √ 108
2 Kecemasan √ 120
3 Emosi √ 122
4 Kekhawatiran √ 26
5 Kekaguman √ 50
B. Pembahasan
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa penelitian ini akan membahas dua
pokok permasalahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu wujud
perwatakan tokoh utama dan konflik psikis tokoh utama dalam novel Cinta
Dalam Keabadian karya Nuniek K.R. Watak tokoh adalah percaya diri, beriman,
pandai bergaul, menepati janji, namun dalam beberapa kondisi Lirih juga
memiliki watak yang kurang baik yaitu keras kepala dan nekat dapat
terjadinya konflik.
Nuniek K.R
reaksi secara emosional dari seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh
Sujanto (2001: 17) bahwa watak adalah pribadi jiwa yang menyatakan dirinya
dalam segala tindakan dan pernyataan, dalam hubungannya dengan bakat,
karya Nuniek K.R diperoleh bahwa Shasi merupakan tokoh utamanya. Shasi
perwatakan tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya Nuniek K.R.
a. Id
1) Jujur
dalam keabadian memiliki sifat yang jujur. Hal tersebut terlihat dalam
jujur dimana ketika ia pergi keluar Bersama dengan Neil dia melihat
2) Keras Kepala
nasehat orang lain dan menuruti kemauannya sendiri. Tokoh Neil pada
novel Cinta Dalam Keabadian juga memiliki watak keras kepala. Hal
b. Ego
dorongan Id yang kuat, mengubah sifat Id dari yang abstrak dan gelap ke
1) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah orang yang selalu bertanggung jawab
untuk menjaga shasi pada saat mereka keluar. Tanggung jawab Neil
terlihat ketika Mereka pergi keluar jalan – jalan. Hal tersebut seperti
Iya Bi, tenang saja. Aku akan menjaga Shasi.” (Hlm 37)
dengan Shasi dia akan menjaga sampai Shasi pulang kerumah dengan
selamat.
2) Berani
dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk dengan membuat
suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih percaya
diri. Pada novel cinta dalam keabadian watak berani dimiliki oleh
“Untung kamu lihat ularnya Neil. Aku tak tahu apa yang akan
terjadi.” (Hlm 19)
melawan melawan ular. Tidak hanya melawan secara fisik, tetapi juga
melawan karena ular tersebut hamper menggigit Shasi. Neil berani
3) Perhatian
Kita berhenti disini dulu ya? Kamu tunggu saja disini, biar
aku yang menjual semua jagungnya dulu..’ (Hlm 42)
jagungnya.
“Ah iya, aku nggak pernah ajak kamu keliling kota sih ya?
Paling aku ajak pergi ke padang rumput, cari bunga, cari
burung…. Maaf ya? (Hlm 45)
Dari kutipan di atas menunjukan bahwa Neil juga memiliki
4) Penyayang
Penyayang adalah orang yang peduli terhadap lingkungan dan
orang lain untuk memahami apa yang orang lain rasakan. Dalam setiap
“Enggak bi, ibu masak terlalu banyak. Salam juga dari ibu.”
5) Rendah Hati
sombong atau tidak angkuh. Orang yang rendah hati berarti orang
juga ditampilkan oleh tokoh Neil. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
di bawah ini:
rendah hati yang selalu berterima kasih kepada ibu Shasi yang selalu
membantu mereka.
berikut:
35)
6) Beriman
rukun dengan pemeluk agama lain. Jadi dapat diketahui bahwa religius
juga memiliki watak religius dimana ia dulu jauh dari Tuhan. Namu
c. Super Ego
super ego.
1) Bijaksana
jagungnya.
2) Perhatian
psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan
parade.
3) Menepati Janji
apa yang telah dijanjikan seseorang terhadap orang lain. Seperti halnya
Shasi yang juga memiliki watak tepat janji. Shasi berjanji kepada Neil
bahwa dirinya akan berjslsn tegak dan tidak peduli terhadap apa yang
yang menepati dimana ia berjanji kepada Shasi bahwa suatu saat nanti
janji juga ditunjukkan oleh Shasi yang sudah berjanji kepada Neil
untuk selalu berjalan tegak dan tidak peduli lagi apapun yang orang
berikut:
“Janji padaku Shasi, jangan terlalu dekat dengannya!
Sekalipun dia bangsawan atau apapun itu, dia orang yang kita
tidak kenal dan bukan siapa -siapa.” (Hlm 124)
janji kepada Neil untuk tidak terlalu dekat dengan Pangeran Sebastian,
sekalipun ia bangsawan.
4) Sederhana
bawah ini:
5) Peduli
“Iya akhir – akhir ini dia memang lebih pucat dari biasanya.
Mungkin Bibi kurang membawa Shasi keluar rumah..” (Hlm
21)
“Aku nggak tahu! Ayo cepat pergi Shasi! Aku nggak mau
kamu kenapa – kenapa!” (Hlm 60)
Pada kutipan diatas menunjukkan bahwa Neil sangat peduli
6) Pasrah
“Aku tak tahu harus pergi kemana, jika salah satu diantara
kalian mau memberikan tempat menginap barang satu atau
dua bulan..” (Hlm 75)
“Panggil saja aku Bodoh Bi, aku tak tahu apa – apa! Asalkan
izinkan aku tinggal disini untuk beberapa waktu! Aku mau
bekerja siang dan malam disini untuk..” (Hlm 79)
“Tapi aku tak punya tempat tujuan! Aku mohon! Aku bukan
orang jahat! Aku orang baik – baik !
harus pergi kemana dan tidak punya tujuan sehingga memohon kepada
2. Analisis Konflik Psikis yang dialami Tokoh Darba dalam Novel Cinta
adalah bagaiamana energi psikis itu disalurkan dan digunakan oleh sistem
Oleh karena itu, demi keselarasan batin energi psikis disalurkan atau
berikut.
a. Id
1) Kekecewaan
“Kamu itu laki – laki atau bukan? Mana ada laki – laki yang
tak bisa memanjat” (Hlm 108)
Kekecewaan Shasi terjadi saat Pangeran Sebastian yang tidak bisa
b. Ego
1) Kecemasan
“Ya, tentu saja. Aku tak tau apa yang akan terjadi padaku
besok. Siapa yang tau besok ajalku akan datang menemuiku?
(Hlm120)
Kecemasan Shasi pada saat memperhatikan pangeran Sebastian
dimana ia tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya suatu hari
2) Emosi
Konflik psikis emosi dalam diri Toko Neil terdapat pada kutipan
sebagai berikut:
emosi dari hati Neil yang kesal dan marah. Sistem ego Neil dalam
id.
3) Kekhawatiran
sebagai berikut:
c. Super Ego
1) Kekaguman
ego penjual bunga yang merasa kagum dengan Shasi dan Neil yang
BAB V
adalah Jujur dan Keras Kepala. Sedangan, perwatakan yang termasuk ego
2. Hasil penelitian terhadap konflik psikis yang dialami oleh tokoh dalam novel
tersebut lebih di dominasi konflik psikis cemas dan pertentangan batin yang
B. Saran
1. Bagi pembaca, penelitian ini semestinya dapat dijadikan sebagai media untuk
Dalam Keabadian karya Nuniek K.R ditinjau dari teori Psikologi Sigmund
seseorang.
2. Bagi peneliti lain, penelitian ini seyogyanya dapat dijadikan bahan referensi
bagi penelitian lain yang sejenis, khususnya psikologi sastra. Hal ini
lain lebih memahami lagi keterkaitan antara perwatakan dengan konflik psikis
yang tinggi. Sehingga para siswa lebih kreatif dalam mengapresiasi novel