Anda di halaman 1dari 6

A.

Arti Sastra
Sastra, Sanskerta : shastra adalah kata serapan dari bahasa Sanskerta, yang mempunyai
makna “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang
bemakna “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasanya digunakan
untuk mengacu kepada “kesusastraan” atau sebuah tulisan yang mempunyai arti atau
keindahan tertentu.
Pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai
defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental
nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan
sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra
lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan
bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

B. PENGERTIAN SASTRA
Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan
pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif,
cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa.
Pengertian di atas diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997, hlm. 3) yang berpendapat bahwa
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona
dengan alat bahasa.
Mengapa bentuknya dapat berupa imajinasi atau justru data real secara bersamaan?
Karena terdapat jenis Sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini mengambil data real
berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menggugah
pembacanya.
Sementara itu, meskipun suatu karya tulisan adalah fiksi, ia tetap dapat mencerminkan
kenyataan. Seperti pendapat Saryono (2009, hlm.18) bahwa sastra mempunyai kemampuan
untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-
supernatural.
Sederhananya, Sastra dapat menjadi saksi bisu dan komentator kehidupan manusia.
Latar belakang karya sastra saja dapat mencerminkan bagaimana kehidupan masyarakat suatu
wilayah secara umum. Dari sana juga kita dapat belajar seperti apa budaya, kehidupan,
hingga nilai-nilai yang dijunjung masyarakat dalam keadaan latar belakang tersebut. Kita
juga dapat menemukan secercah sejarah penting seperti pada novel “Bumi Manusia” karya
Pram.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Pengertian Sastra adalah hal yang tidak berhenti dibicarakan sepanjang masa.
Pengertiannya terus diperdebatkan sejalan dengan pendapat para pelaku dan perkembangan
zaman. Sehingga, untuk mengetahui perkembangannya. Oleh karena itu, ada baiknya kita
mengetahui berbagai pendapat para ahli mengenai pengertian sastra ini.
1. Mursal Esten
Mursal Esten (Esten, 1978, hlm. 9) berpendapat bahwa Sastra adalah pengungkapan dari
fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia dan masyarakat
umumnya, melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek positif terhadap kehidupan
manusia.
2. Atar Semi
Suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya (atau subjeknya) adalah
manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medium (1988, hlm.8 ).
3. Panuti Sudjiman
Sastra merupakan karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapanya (1990, hlm.68).
4. Ahmad Badrun
Menurut Ahmad Badrun, Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa
dan simbol-simbol lain sebagai alat untuk menciptakan sesuatu yang bersifat imajinatif
(1983, hlm.16).
5. Sastra Menurut Eagleton
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan
bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
6. Sastra Menurut Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra
harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan.
Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
7. Sastra Menurut Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
8. Sastra Menurut Robert Scholes
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda.
9. Sastra Menurut Sapardi
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
10. Sastra Menurut Taum
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah
penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”.
11. Sastra Menurut Mukarovsky, E.E. Cummings, dan Sjklovski
Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang
spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik antara aspek kebahasaan
maupun aspek makna.
12. Sastra Menurut Wellek dan Warren
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sederetan karya seni.
13. Sastra Menurut Lefevere
Sastra adalah deskripsi pengalaman kemanusiaan yang memiliki dimensi personal dan
sosial sekaligus serta pengetahuan kemanusiaan yang sejajar dengan bentuk hidup itu
sendiri.
14. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sastra Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : 2008 adalah “karya tulis yang
bila dibandingkan dengan tulisan lain, ciri-ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan,
keindahan dalam isi dan ungkapannya”. Karya sastra berarti karangan yang mengacu
pada nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan
wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial, maupun intelektual, dengan
caranya yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra
sesuai dengan wawasannya sendiri.

C. Jenis-Jenis Karya Sastra


Pengertian di atas jika diperhatikan banyak yang mengacu pada karya imajinatif yang
bersifat estetis. Itu karena bidang ini sering diidentikan dengan jenis imajinatifnya seperti
prosa fiksi dan puisi. Padahal tulisan non imajinatif dan non-fiksi juga banyak diciptakan,
hanya saja ketika kita menikmatinya kita tidak merasa sedang membaca karya Sastra.
Pembagian cabang/jenis sastra menurut Sumardjo
1. Sastra Imajinatif
Sastra imajinatif terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu Puisi dan Prosa
 Puisi
Puisi adalah bentuk tulisan bebas yang merupakan ekspresi dan gagasan Penulisnya
dalam bentuk bait-bait yang diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan tulisan estetis
yang dapat menggugah dan memberikan pesan secara tidak langsung melalui berbagai
gaya bahasa.Sastra jenis puisi memiliki jenis yang beranekaragam seperti puisi: epik,
lirik, dramatik, dsb.
 Prosa
Prosa adalah tulisan berupa cerita atau kisah berplot dalam rangkaian berbagai
peristiwa yang dihasilkan dari imajinasi, cerminan kenyataan, dan atau dari data dan
informasi sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah. Jenis karya sastra ini terbagi menjadi
dua jenis, yakni prosa fiksi (kisah dari kejadian atau peristiwa nyata) dan non fiksi
(tidak nyata).
 Prosa Fiksi
 Murahnya, prosa adalah genre sastra yang berkutat dalam teks narasi (cerita). Prosa
fiksi adalah tulisan cerita berplot yang dihasilkan dari imajinasi atau cerminan
kenyataan yang dapat diambil juga dari data real seperti sejarah. Hanya pelaku, nama
tempat atau alur ceritanya saja yang dikarang. Contohnya adalah novel-novel
Pramoedya Ananta Toer yang kaya akan sejarah. Prosa Fiksi dapat dibagi menjadi
beberapa jenis lagi seperti:
 Novel. Karya prosa fiksi yang ceritanya panjang dan memiliki rangkaian peristiwa
yang detail dan lengkap.
 Cerita Pendek (Cerpen). Prosa yang aspek masalahnya yang sangat dibatasi,
sehingga menghasilkan cerita yang jauh lebih pendek dari Novel.
 Novelet. Jumlah halaman dan durasi ceritanya lebih pendek dari novel namun tetap
jauh lebih panjang dari Cerpen, sekitar 60-150 halaman.
2. Sastra Non-Imajinatif
Sastra non-imajinatif adalah karya yang tidak berasal dari khayalan semata dan
didasarkan pada data-data real yang ilmiah. Karya tulis jenis ini mengambil informasi dari
sumber terpercaya, lalu mengemasnya dalam tulisan estetis agar lebih menarik dan

menggugah pembacanya.

D. Fungsi Sastra
1. Fungsi Hiburan (Reaktif)
Karya sastra dapat menghibur pembacanya. Menimbulkan tawa dalam cerita yang kocak,
memberikan hiburan intelegen dengan melalui kandungan wawasan barunya,
membangkitkan sensitifitas kemanusiaan melalui kisah tragedi, menginspirasi dari kisah
seseorang, dsb.
2. Fungsi Pendidikan (Didaktif)
Mendidik adalah sifat alamiah dari karya yang dibuat dengan penuh perhatian terhadap
isi dan bentuk dasarnya. Sehingga dapat memberikan informasi, pengetahuan, wawasan
atau kebijaksanaan (wisdom) baru yang dapat dihubungkan dengan kehidupan.
3. Fungsi Keindahan (Estetis)
Seperti puisi, karyanya dapat hanya memberikan keindahan atau nilai estetis yang
disampaikan oleh Penulisnya. Sehingga, keindahan atau gagasan pemikirannya yang
kreatif dapat dinikmati dan menggugah penikmat/pembacanya.
4. Fungsi Sosial
Sastra dapat menggugah pembacanya untuk menjadi lebih sadar terhadap isu-isu sosial
yang tengah terjadi di dunia. Melalui perumpamaan atau cerminan realita, tulisan ini juga
dapat mengkritik tanpa main hakim sendiri (judging), karena tidak mengarahkannya
langsung pada pihak atau individu yang bersangkutan.
5. Fungsi Sejarah
Sejarah sudah terlalu sering ditunggangi oleh kepentingan dari pihak yang diunggulkan
pada masanya. Sehingga sejarah dapat menjadi sangat tidak objektif dan memihak.
Sastra dapat menjadi saksi bisu sekaligus pengomentar terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi disekitar Penulisnya.

E. Contoh Karya Sastra


Contoh karya sastra di yang diterbitkan di abad ke-21, ada banyak sekali. Kamu bisa
temukan di toko buku hingga di internet. Jumlahnya pun tak terhitung. Hanya, beberapa
karya sastra saja yang karyanya tak lekang oleh waktu. Berikut beberapa contoh karya
sastra yang sudah dilahirkan oleh sastrawan ternama di Indonesia.
1. Novel: Siti Nurbaya oleh Marah Roesli
2. Roman: Tenggelamnya Kapal van Der Wijck oleh Hamka
3. Novel: di Tepi Kali Bekasi oleh Pramoedya Ananta Toer
4. Novel: Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata
5. Puisi: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia oleh Taufik Ismail
6. Puisi: Kerikil Tajam oleh Chairil Anwar
Seni Budaya
SASTRA
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
1. BARKAH JURGAN ABRIAH
2. M. AKIB
3. RAYYAN RAFSADIKA
4. MEISYAH PUTRI

SMP NEGERI 28 PALEMBANG


Tahun Pelajaran 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai