Anda di halaman 1dari 3

Telaah Prosa

Pertemuan 2 (Senin, 7 September 2020)

Sastra itu apa?


Untuk menelaah prosa harus mengerti konsep sastra itu bagaimana. Sastra itu sesuatu
yang estetika dengan bahasa. Kalau tidak ada unsur bahasa berarti tidak bisa disebut
sastra.
Dalam karya sastra, khususnya yang berbentuk prosa (seperti cerpen atau novel), ada
suatu pesan yang ingin disampaikan penulis yang bisa diterima pembaca.
Dalam perkembangannya, sastra didefinisikan dalam banyak hal .
Contoh definisi sastra menurut beberapa kritikus (yang masih menekankan unsur bahasa)
1. Danziger dan Johnson (1961) melihat sastra sebagai suatu “seni bahasa”. Yakni cabang
seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya.
2. Daiches (1964) mengacu pada Aristoteles yang melihat karya sastra sebagai suatu
karya yang “menyampaikan suatu jenis pengetahuan yang tidak bisa disampaikan dengan
cara yang lain”. yakni suatu cara yang memberi kenikmatan yang unik dan pengetahuan
yang memperkaya wawasan pembacanya.

Perbedaan dua teks antara puisi dan prosa (berbentuk pesan) atau yang lainnya, mengapa
bisa demikian bisa dibedakan, siapa yang menentukan aturan-aturan tersebut, dalam hal ini
adalah adanya konvensi.
Konvensi yakni suatu kesepakatan yang sudah diterima orang banyak dan sudah menjadi
tradisi. Artinya, kebiasaan itu dilakukan orang secara terus menerus dan dari waktu ke
waktu. Sastra berkaitan dengan konvensi.

Konvensi yang paling dasar dalam sastra


1. Puisi
2. Prosa
3. Drama
Masing-masing genre masih bisa dibagi lagi menjadi sub-sub genre.
Fungsi Sastra
Fungsi sastra : untuk mendidik dan menghibur , jika salah satunya hilang disebut bukan
karya sastra atau karya sastra yang kurang baik/sempurna.
Horatius, mengemukakan istilah dulce et utile. Artinya, sastra mempunyai fungsi ganda
yakni menghibur dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya.
Karya sastra dapat diibaratkan sebagai “potret” atau “sketsa” kehidupan.

Perbedaan Pengalaman Membaca Synopsis dengan Secara Utuh.


Perbedaan pengalaman itu menunjukkan apa yang bisa kita dapatkan ketika membaca suatu
karya sastra, dibandingkan dengan membaca pernyataan-pernyataan yang bersifat actual,
berita, artikel, atau juga opini.
Hal ini menunjukkan bagaimana karya sastra menyampaikan “pemahaman” tentang kehidupan
dengan caranya sendiri.
Di sinopsis tidak menemukan suatu rasa, dibandingkan dengan ketika membaca utuh
cerpennya.
Jika ingin mendapatkan rasa ketika membaca novel atau cerpen, baca secara utuh. Ketika
membaca, cermati (dikunyah dulu jangan langsung ditelan) jangan terburu buru.

Unsur-unsur prosa
Karya sastra terdiri dari unsur unsur yan saling berhubungan erat.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, terdiri dari tokoh,
latar, alur, point of view, dan tema.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.

Struktur Karya Sastra Menurut Robert Stanton


1. Tema
2. Fakta cerita: tokoh, alur, latar
3. Sarana sastra: Point of View, gaya bahasa
Ketiga hal tersebut dilebur menjadi karya sastra. Jadi, karya sastra merupakan sebuah
struktur yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berhubungan erat.
Robert Stanton berpendapat bahwa tidak cukup memandang sastra hanya dari unsur
intrinsik saja. Maka dikaitkan dengan unsur lainnya yang membantu kelahirannya (dilihat
unsur ekstrinsiknya). Maka munculah teori yang lain, diantaranya; sosiiologi sastra
semiotic, feminism, dan lain-lain. Ketika menelaah prosa tidak hanya stukturnya saja.
Unsur ekstrinsik masing mainng penulis punya ciri khas sendiri.

Unsur Ekstrinsik;
1. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan
hidup.
2. Psikologi
a. Psikologi pengarang (mencakup proses kreatif)
b. Psikologi pembaca
c. Penerapan prinsip psikologi dalam karya.
3. Lingkungan
4. Pandangan hidup, ideologi suatu bangsa.

Contoh karya :

Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy


 Lahir dari konsisi sosiologi Mesir.
 Lahir dari kondisi psikis seorang Habib.
 Lahir dari seorang Habib yang anggota FLP (Forum Lingkar Pena) yang mempunyai
estetika tersendiri dalam sastra.

Perbandingan karya Ayu Utami dengan Helvy Tiana Rosa


Mereka mempunyai ciri khas karya yang berbeda karena dipengaruhi unsur ekstrinsik.
Agama, keyakinan, dan ideology, sangat mempengaruhi karya yang dihasilkan.
Lahir dan berada di keadaan sosial yang berbeda akan menghasilkan karya yang berbeda
pula.

Mingdep : karakteristik sastra.

Anda mungkin juga menyukai