PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya setiap manusia pada setiap zaman dan setiap tempat
melakukan kegiatan bersastra. Oleh karena itu, sastra merupakan bidang
kebudayaan manusia yang paling tua yang mendahului cabang-cabang
kebudayaan lain. Pada awal kehidupan manusia sastra sudah hadir sebagai
media ekspresi pengalaman estetik, manusia berhadapan dengan alam sebagai
penjelmaan keindahan.
Karya sastra adalah salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah
manusia dan kemanusiaan melalui karya sastra itu sendiri. Sastra merupakan
suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Selain itu, sastra juga merupakan
karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya dari pada fiksi
(Wellek dan Werren, 1993:3-11).
Sastra adalah kegiatan kreatif yang menjadi alat mengekspresikan dan
menyampaikan pesan ataupun perasaan manusia. Manusia berinteraksi dan
bersosialisasi ,banyak sekali cerita dan inspirasi yang harus diutarakan karena
sifat mendasar manusia sendiri sebagai makhluk sosial. Sehingga munculah
karya sastra baik novel, puisi dan lain-lain yang dijadikan alat
mengekspresikan dan mengutarakan pesan tersebut. Perkembangan sastra
pesat sekali berkembang dan timbulah sastra sebagai cabang ilmu untuk
mengkritisi suatu karya sastra, yaitu kritik sastra. Sastra juga cabang ilmu
pengetahuan yang dewasa ini didalami dan dikaji oleh para pakar sastra. Studi
sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak selalu
sama dengan metode ilmu-ilmu alam. Hanya saja ilmu-ilmu alam berbeda
dengan tujuan ilmu-ilmu budaya. Ilmu-ilmu alam mempelajari fakta-fakta
yang berulang, sedangkan sejarah mengkaji fakta-fakta yang silih berganti.
Karya sastra pada dasarnya bersifat umum dan sekaligus bersifat khusus, atau
lebih tepat lagi : individual dan umum. Studi sastra adalah sebuah cabang ilmu
pengetahuan yang berkembang terus-menerus.
Dengan berkembangannya ilmu tentang sastra maka bukan hanya unsur-
unsur yang terdapat didalam sebuah karya sastra saja yang dapat dikaji atau
analisis tetapi pada saat ini sastra juga dapat dikaji berdasarkan faktor-faktor
yang berasal dari luar sastra itu. Faktor-faktor dari luar karya sastra yaitu
sosiologi sastra, psikologi sastra serta antropologi sastra. Sosiologi sastra
dianalisis dalam kaitannya dengan masyarakat yang menghasilkannya sebagai
latar belakang sosialnya. Antropologi sastra, dibangun atas dasar asumsi-
asumsi genesis, dalam kaitannya dengan asal usul sastra.
Psikologi Sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan
relevansi dan peranan studi psikologis. Artinya, psikologi turut berperan
penting dalam penganalisisan sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut
kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun
pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan
dapat dianalisis konflik batin yang terkandung dalam karya sastra. Jadi,
Secara umum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sastra dan psikologi
sangat erat hingga melebur dan melahirkan ilmu baru yang disebut dengan
“Psikologi Sastra”
Menurut Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki
tiga tingkat kesadaran, yakni sadar atau conscious, prasadar atau
preconscious dan tak sadar atau unconscious. Topografi atau peta kesadaran
ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalam setiap event
mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920-an, teori
tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran tersebut.
Baru pada tahun 1923, Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain,
yakni id, ego serta Superego.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang novel
Pasung Jiwa karya Oky Madasari dengan menggunakan pendekatan
psikologi sastra teori Sigmund Freud dengan menganalisis struktur yang
terdapat dalam kejiwaan tokoh novel, yaitu id, ego, dan superego
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah
1. Bagaimana id, ego, dan superego tokoh utama dalam novel Pasung Jiwa
karya Oky Madasari dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk id, ego dan superego
tokoh utama novel Pasung Jiwa karya Oky Madasari dengan
menggunakan pendekatan psikologi sastra
BAB II
A. Sastra
1. Sejarah Sastra
Sastra merupakan bagian dari gambaran kehidupan social yang disajikan
melalui perenungan sehingga dapat hasil karya yang tercipta benar-benar
citraan dari perkemangan zaman yang terjadi pada masyarakat. Di dalam
karya sastra sering kita jumpai berbagai kisah yang menggambarkan
kehidupan sosial masyarakat seperti politik, ekonomi sosial, budaya, dan
agama. Oleh karena itu, meskipun dikatakan karya fiksi, sebuah karya sastra
tidak serta-merta murni sebuah hayalan dan imajinasi. Akan tetapi, sebuah
karya sastra lahir melalui tempaan pengalaman penulisnya
Secara Umum, Sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lampau yang
disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Sedangkan
sastra menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah "bahasa (kata-
kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari)".
Sedangkan karya sastra berarti karangan yang mengacu pada nilai-nilai
kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Jadi, secara sederhana
sejarah sastra dapat diartikan sebagai salah satu cabang ilmu bahasa yang
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan sastra suatu bangsa. Dalam hal
ini kita akan membahas tentang Sejarah Sastra Indonesia. Yakni pertumbuhan
dan perkembangan sastra di Indonesia. Kata Indonesia sendiri merujuk pada
suatu bangsa atau negara kepulauan yang merdeka pada 17 Agustus 1945.
Secara umum, periodisasi Sejarah Sastra Indonesia terbagi dalam beberapa
angkatan seperti:
1. Angkatan Balai Pustaka
2. Angkatan Pujangga Baru
3. Angkatan 1945
4. Angkatan 1950-an
5. Angkatan 1960-an
6. Angkatan kontemporer (1970an sampai sekarang).
Sastra
v
Novel
Psikologi
sastra
Teori Sigmen
Freud
Id Ego Supereg
o
Analisis
BAB III
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian
kualitatif, karena jenis penelitian kualitatif menurut Moleong (2005:6),
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
B. Data dan Sumber Data
1. Data
Data pada penelitian ini berupa berupa psikologi pendidikan dari teori
Sigmund Freud yaitu id, ego, superego.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini berasal dari novel Pasung Jiwa karya
Okky Madasari dengan 328 halaman dan tahun terbit 2005.
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Mencari referensi tentang psikologi pendidikan yang akan dikaji
2. Membaca novel Pasung Jiwa secara berulang-ulang, kemudian memberi tanda
pada hasil temuan berupa id, ego, dan superego
3. Hasil temuan yang ada pada novel tersebut disalin ke leptop.
D. Teknik Analisis Data
Data yang ditemukan pada proses pengumpulan data selanjutnya dianalisis
menggunakan teori Sigmund Feud dengan langkah-langkah seperti berikut:
1. Id
2. Ego
3. Superego
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, data yang dianalisis pada penelitian ini
tentang kepripadian tokoh utama dalam novel Pasung Jiwa oleh Okky
Madasari dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. Teori yang
digunakan untuk menentukan psikologi atau kepribadian tokoh ini yaitu teori
Sigmund Freud yang mengatakan bahwa ada 3 langkah-langkah atau struktur
kepribadian yang dilakukan untuk menentukan psikologi seseorang, yaitu id,
ego, dan superego.
Adapun beberapa hasil temuan tentang id, ego, dan superego pada novel
Pasung Jiwa, yaitu:
1. Id
Adapun kutipan id dalam novel Pasung Jiwa tokoh utama dari Sasana,
yaitu:
“Suara gitar, gendang, seruling…semua berpadu indah dan bergairah.
Orang-orang di sekelilingku juga ikut bergoyang. Kepala mereka
menunduk, miring, menengadah, sambil mulut tetap terus bernyanyi.
Perlahan tubuhku mulai bergerak. Tanpa kusadari aku ikut bergoyang.”
Pada kutipan di atas menandakan adanya id yang melekat pada tokoh
Sasana. Id yang terdapat pada tokoh Sasana muncul secara alamiah, karena
adanya dorongan dari isting dan juga implus bahwa yang menggerakkan
Sasana bergoyang adalah isting yang berawal pada saat berada diantara
orang-orang yang bergoyang.
2. Ego
Adapun kutipan ego dalam novel pasung jiwa, yaitu:
“Tanpa aku sadari aku ikut bergoyang. Awalnya hanya goyangan kecil,
lalu tanganku mulai bergerak, lalu tubuhku meliuk ke kanan dan ke kiri,
lalu seluruh tubuhku. Aku menirukan goyangan orang-orang yang ada di
sekitarku, mengikuti suara-suara yang mereka keluarkan seperti “Uooooo
“Ahoooo”, atau “Ah…Ah… Ah…. Aku terus bergoyang. Aku terbius. Aku
melayang.”
Pada kutipan di atas menandakan adanya ego yang terdapat pada
tokoh Sasana. Ego yang ada pada Sasana tersebut ada, hanya untuk
memperoleh kesenangan, kepuasan atau kenikmatan sesaat dengan
memprioritaskan kebutuhan saja. Sangat jelas ego pada kutipan di atas,
bahwa tokoh Sasana bergoyang hanya untuk kesenangan dan kenikmatan
sesaat.
3. Superego
Adapun kutipan superego yang terdapat dalam novel ini daro tokoh
Sasana, yaitu:
“sesekali aku memejamkan mata dan merasakan nikmat yang berbeda.
Saat mataku terpejam, tiba-tiba tanganku ditarik orang. Tarikan yang
sangat kasar. Aku tergelagap. Baru kemudian aku sadar siapa yang
menarik tanganku: ibuku… Aku itu aku bisa datang ke sini sendiri dengan
jalan kaki, walaupun baru pertama kali.
Yah, ini baru pertama kali. Banyak sekali hal pertama yang kudapatkan
mala mini. Malam ini adalah malam terindah dalam 12 tahun usiaku. Aku
tak akan melupakan dan menyesalinya. Meski aku harus menanggung
akibatnya.”
Pada kutipan di atas terdapat superego pada tokoh Sasana pada
kalimat Malam ini adalah malam terindah dalam 12 tahun usiaku. Aku tak
akan melupakan dan menyesalinya. Meski aku harus menanggung
akibatnya. Terdapat nilai-nilai moral yang baik ataupun yang buruk,
karena Sasana menyadari dan tidak menyesal atas kejadian itu bahkan
Sasana juga harus menanggung akibatnya dari kesenangan yang ia
lakukan.
PENUTUP
A. Simpulan
karya sastra berarti karangan yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan yang
ditulis dengan bahasa yang indah. Jadi, secara sederhana sejarah sastra dapat
diartikan sebagai salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan sastra suatu bangsa. Adapun bentuk-bentuk
karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan psikologi sastra.
Menurut Ratna (2004:350), “Psikologi Sastra adalah analisis teks dengan
mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Kemudian
penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan teori Sigmund Freud yang
mengemukakan bahwa psikologi atau kejiwaan seseorang dipengaruhi oleh
tiga strukrtuk, yaitu id, ego, dan superego.
B. Saran
Dalam penelitian ini ada beberapa kutipan id, ego, dan superego yang
ditemukan dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari. Dalam kejiwaan
(psikologi) seseorang harus ada keseimbangkan antara id, ego, dan superego.
Dan apabila terdapat kekeliruan penulis dalam penelitiaan ini, maka penulis
meminta saran, tanggapan, dan kritikan yang bersifat membangun agar karya
tulis ilmiah ini sempurna.
DAFTAR PUSTAKA