Anda di halaman 1dari 7

KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

“KONSPIRASI ALAM SEMESTA” KARYA FIERSA BESARI


BERDASARKAN PERSPEKTIF PSIKOLOGI KARYA SASTRA
M.Sayyidin Bachtiyar Alwi dan Nur Hasaniyah

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

bachtiyaralwi22@gmail.com

‫ كأن األدب كلما يزيد العام يزيد‬.‫ نشأة والتطور األدب سريعا حول اإلجتماع في هذا العصر‬:‫امللخص‬
‫اقم‬,,‫ذي يتف‬,,‫ر الل‬,‫ات نظ‬,‫ال أو وجه‬,,‫رح عن األدب في اي ح‬,,‫ حتي يسبب يخرج النظريات اللذي يش‬.‫مجاله‬
‫اتب‬,, ,‫ الك‬,‫يلوجيا‬,, ,‫ة فس‬,, ,‫ و النظري‬,‫يكولوجيا‬,, ,‫ة سس‬,, ,‫ و النظري‬,‫اس األدب‬,, ,‫ إحسس‬,‫ة‬, ,‫ من النظري‬.‫عن األدب‬
‫ة من‬,, ‫ات" محاول‬,, ‫دة الكائن‬,, ‫وع "مكي‬,, ‫ات تحت املوض‬,, ‫بيق الى الرواي‬,, ‫يلوجيا للتط‬,, ‫ة فس‬,, ‫ار عن النظري‬,, ‫يخت‬
.‫يكولوجيا‬,‫ة س‬,,‫ات نظري‬,‫ا بوجه‬,‫ية فيه‬,,‫ الشحصية الرئيس‬,‫فيرسا بيساري و يحاول عن تقديم الصراعات‬
‫بيق‬,,‫ات و التط‬,‫ية في الرواي‬,‫ية الرئيس‬,,‫ الشحص‬,‫راعات‬,,‫رح عن الص‬,‫ديم و اللش‬,,‫و للتق‬,,‫هدف هذا البحث ه‬
‫ية‬,‫راعات الشحص‬,‫ عن الص‬,‫ات‬,‫د املعلوم‬,,‫رف و أخ‬,‫ والحاصل نحن نع‬.‫وجهات نظرية األدب سيكولوجيا‬
.‫الرئيسية‬

.‫ وجهات نظرية‬,‫ محاولة األدب‬,‫ الرئيسية‬,‫ الصراعات‬,‫ سيكولوجيا‬:‫الكلمات الرئيسية‬


ABSTRAK: Pada zaman kali ini, petumbuhan dan perkembangan sastra semakin cepat di
kalangan masyarakat. Seakan-akan sastra semakin tahun semakin luas cakupannya. Hingga
mengakibatkan muncullah berbagai teori-teori yang menjelaskan tentang karya sastra atau
perspektif-perspektif yang mengkritisi karya sastra tersebut. Dari berbagai teori karya sastra yang
ada, dimulai dari teori resepsi sastra, teori sosiologi karya sastra dan teori psikologi karya sastra.
Di sini, penulis memilih teori psikologi karya sastra untuk diaplikasikan ke dalam novel yang
berjudul “Konspirasi Alam Semesta” karya Fiersa Besari dan berusaha memaparkan konflik tokoh
utama yang berada dalam novel tersebut berdasarkan perspektif teori psikologi sastra. Penulisan
karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan dan menjelaskan konflik tokoh utama yang ada di
dalam novel tersebut bersamaan dengan mengaplikasikan perspektif psikologi karya sastra. Dan
hasilnya, kita bisa mengetahui dan mendapatkan informasi tentang konflik tokoh utama yang
berada dalam novel tersebut.

Kata Kunci: Karya sastra, Konflik utama, Perspektif, Psikologi sastra.

Pendahuluan

Bahasa bagi seorang sastrawan atau penyair merupakan sebuah media


untuk menuangkan ide-ide sekaligus sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-
pesan tertentu pada masyarakat. Ide-ide tersebut bersumber dari dari intuisi, imaji,
dan pengalaman diri pribadi seorang sastrawan dalan masyarakatnya. Oleh karena
itu karya sastra merupakan suatu karya tulis yang intuitif, karya tulis yang
imajinatif, dan sekaligus sebagai karya seni, sebab diciptakan dengan karya kreasi
sastrawan atau penyair yang merupakan anggota dari kelompok masyarakat yang
berjiwa seni (Abdurrahman, 2008:32).

Sastra adalalah seni yang berhubungan dengan penciptaan dan ungkapan


pribadi(ekspresi). Selain itu, sastra juga merupakan salah satu
hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia hidup di dunia ini
memerlukan banyak kebutuhan. Manusia perlu makan, pakaian agar tidak
kedinginan, rumah agar tidak kehujanan dan kepanasan, perlu kedokteran agar
tidak jatuh sakit. Manusia juga perlu hiburan agar mendapat kesenangan. Manusia
perlu berpikir dan mencipta untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya itu. Ada
kebutuhan manusia yang berupa kebendaan, ada pula kebutuhan manusia yang
bersifat kerohanian seperti aturan-aturan hidup dalam hidup bersama, kesenian
untuk hiburan. Semua hasil kerja manusia untuk memenuhi kebutuhannya itu
disebut kebudayaan. Karena kebutuhan manusia begitu banyak maka
kebutuhankebutuhan tersebut digolongkan dalam beberapa kategori yaitu
kebutuhan kebendaan yang terdiri dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi;
kebutuhan kerohanian terdiri dari kesenian, tata cara beribadah dalam agama,
peraturanperaturan dalam masyarakat, dan filsafat (Sumardjo, 1984: 2).

Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan
dapat menimbulkankesan yang indah pada jiwa pembaca. Imaji adalah daya pikir
untuk membayangkan ataumenciptakan gambar-gambar kejadian berdasarkan
kenyataan atau pengalaman seseorang (Nurgiyantoro, 2005:2).

Menurut jenisnya, karya sastra dibagi menjadi tiga yaitu : prosa (fiksi),
puisi, dan juga drama. Dan di sini penulis akan mengkaji tentang salah satu karya
sastra prosa yaitu novel dan mengkaji tentang konflik tokoh utama berdasarkan
psikologi sastra.

Adapun novel adalah sebuah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia
yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif yang dibangun
melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh dan penokohan,
latar, dan suddut pandang yang kesemuanya bersifat imajinatif, walaupun semua
yang direalisasikan pengarang sengaja dianalogilan dengan dunia nyata tampak
seperti sungguh ada dan benar terjadi, hal ini terlihat sistem koherensinya sendiri
(Nurgiyantoro, 2005:4).

Goldman mengatakan bahwa bentuk novel tampaknya merupakan


transposisi ke dataran sastra kehidupan sehari-hari dalam masyarakat
individualistik yang diciptakan oleh produksi pasar. Dalam hal ini, novel lebih
mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan
dengan lebih halus. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa sebuah novel
merupakan suatu hasil imajinasi penulis yang menggambarkan refleksi kehidupan
tokoh dan segala masalah yang menyertainya secara utuh dengan berbagai nilai
yang turut membangun kelengkapan sebuah cerita. Nilai-nilai yang terkandung di
dalam novel tersebut tidak dituangkan secara eksplisit oleh penulisnya, tetapi nilai
tersebut pada akhirnya dapat diambil hikmah oleh pembaca sebagai sebuah
pelajaran yang mungkin bermanfaat untuk kehidupannya (Faruk, 1999: 31).

Di dalam suatu novel tidak lepas dari unsur-unsur yang membangun novel
tersebut ada kala unsur itu bisa berupa unsur-unsur instrinsik dan ada kala juga
yang berupa unsur-unsur ekstrinsik. Dan penulis di sini mencoba menjelaskan
tentang konflik tokoh utama novel Fiersa Besari yang berjudul “Konspirasi Alam
Semesta”.

Adapun konflik menurut Robert diartikan sebagai perjuangan untuk


memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya
dimana tujuan mereka beronflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi
juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik juga dapat diartikan sebagai
benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lain
dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial,
dan budaya) yang relative terbatas (Robert, 1944:53).

Dan berdasarkan kajian psikologi sastra menjelaskan bahwa kajian sastra


yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan
cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi
karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Bahkan, sebagaimana
sosiologi refleksi, psikologi sastra pun mengenal karya satra sebagai pantulan
kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks
dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan
pengalaman hidup di sekitar pengarang, akan terproyeksi secara imajiner ke dalam
teks sastra (Endraswara, 2003:96).

Menurut Ratna tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek


kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra. Penelitian psikologi sastra
dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi
kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan
terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai obyek penelitian,
kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk
melakukan analisis.( Ratna, 2009:342-344).

Pada dasarnya, psikologi sastra akan ditopang oleh tiga pendekatan


sekaligus. Pertama, pendekatan tekstual, yang mengkaji aspek psikologis
tokoh dalam karya sastra. Kedua, pendekatan reseptif-pragmatik, yang
mengkaji aspek psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra yang
terbentuk dari pengaruh karya yang dibacanya, serta proses resepsi
pembaca dalam menikmati karya sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif, yang
mengkaji aspek psikologis sang penulis ketika melakukan proses kreatif
yang terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun
wakil masyarakatnya (Roekhan, 1990:88).

Teori dan Metode Penelitian

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata penelitian diartikan sebagai


pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan dan kata penyelidikan diartikan sebagai
pemeriksaan atau pengusutan, dan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan
teliti, megusut dengan cermat, atau menelaah (mempelajari) dengan
sungguhsungguh. Dengan pengertian demikian, maka kata penelitian dan
penyelidikan dianggap bersinonim (Iqbal, 2002:9).

Jenis penelitian di sini adalah penelitian kualitatif. Menurut Prof. Parsudi


Suparlan, antropolog dari Universitas Indonesia, pendekatan kualitatif seringkali
dinamakan sebagai pendekatan yang humanistic, karena di dalam pendekatan ini
cara pandang, cara hidup, selera, ataupun ungkapan emosi dan keyakinan dari
warga masyarakat yang diteliti sesuai dengan masalah yang diteliti, juga termasuk
data yang dikumpulkan (Hamid, 2005:2).

Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan tentang konflik-konflik yang


dialami oleh tokoh utama dalam novel “Konspirasi Alam Semesta” karya fiersa
besari dan faktor pendukung serta akhir penyelesain konflik dengan didukung
oleh berbagai macam refrensi berupa buku-buku, pdf, dan jurnal.

Pembahasan

Langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti psikologi sastra, tidak


akan lepas dari sasaran penelitian. Apakah peneliti sekadar menitikberatkan
pada psikologi tokoh atau sampai proses kreativitas pengarang. Yang
penting harus dilakukan dari sasaran penelitian tentang psikologi tokoh ada
beberapa proses, yaitu: Pertama, pendekatan psikologi sastra menekankan
kajian keseluruhan baik berupa unsur isntrinsik maupun ekstrinsik. Namun,
tekanan pada unsur instrinsik, yaitu tentang penokohan dan perwatakannya.
(Endraswara, 2003:104).

Kedua, di samping tokoh dan watak, perlu dikaji pula masalah tema
karya. Analisis tokoh seharusnya ditekankan pada nalar perilaku tokoh.
Tokoh yang disoroti tak hanya fokus pada tokoh utama, baik prontagonis
maupun antagonis. Tokoh-tokoh bawahan yang dianggap tak penting pun
harus diungkap. Yang lebih penting, peneliti harus memiliki alasan yang
masuk akal tentang watak tokoh, mengapa oleh pengarang diberi
perwatakan demikian (Endraswara, 2003:104).
Ketiga, konflik perwatakan tokoh perlu dikaitkan dengan alur cerita.
Misalkan saja, ada tokoh yang phobi, neurosis, halunisasi, gila, dan
sebagianya harus dihubungkan dengan jalan cerita secara struktural. Itulah
sebabnya, struktur karya harus tetap menjadi pegangan dari awal sampai
akhir penelitian. Hal ini untuk menghindari agar peneliti tidak terjebak
hanya pada penggunaan teori psikologi. Jika yang terakhir ini sampai
terjadi, berarti ini menjadi wilayah penelitian psikologi,bukan penelitian
psikologi sastra (Endraswara, 2003:104).

a. Wujud Konflik Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel

Konflik yang ada dalam novel ”Konspirasi Alam Semesta”


menjelaskan bahwa Jung adalah seorang wartawan yang berkorban dengan
segala tenaganya untuk memenuhi tugas-tugasnya dan sosok pribadi yang
bertanggung jawab serta peduli dengan sahabatnya. Hal ini bisa dibuktikan
dengan Juang ketika mendapati tugas film dokumenter di Papua, yang
mana di sana terdapat sinyal yang sedikit sehingga menyebabkan Juang dan
pihak keluarganya kurang berkomunikasi dan dia sosok yang prihatin
terhdap dirinya sendirinya karena belum sempat mengabdi kepada ibunya
tatkala ibunya meninggal ketika sepulang dari memnuhi tugasnya. Di
samping itu, Juang adalah sosok pribadi yang bertanggung jawab atas
kekasihnya,Ana. Hal ini bisa dibuktikan dengan menikahinya pada saat
Ana mengidap penyakit tumor karena sebelumnya memang ada ikatan
hubungan antara keduanya. Dan yang terakhir Juang adalah sosok yang
peduli, hal ini bisa di buktikan dengan Dia akan menolong dan
mengevakuasi sahabatnya yang menjadi korban Gunung Sinabung,
meskipun tidak ada izin dari istrinya, yaitu, Ana,dikarenakan pada saat itu
Ana memang sedang hamil. Tetapi dia terus meluruskan tekadnya untuk
menolong sahabatnya sehingga alam semesta berkendak lain dan
menyebabkan Juang meninggal dunia.

b. Faktor Penyebab Konflik Psikologis

Faktor penyebab konflik psikologis tokoh utama dalam novel yang


berjudul “Konpirasi Alam Semesta” adalah pada saat Dia akan
mengevakuasi sahabatnya, di dalam pemikiran Juang, sahabat adalah
segala-galanya, dia memang sedang memiliki istri dan juga dalam keadaan
hamil, tetapi Juang lebih berpikir bahwa sahabat adalah orang yang telah
lama berjuang bersama dari kebahagiaan, sampai-sampai dengan segala
kesedihan, hal ini mungkin bisa jadi faktor Juang rela meninggalkan
istrinya yang sedang hamil hanya untuk mengevakuasi sahabatnya di
tengah genting-gentingnya Gunung Sinabung.

c. Upaya Penyelesaian Konflik Psikologis Tokoh Utama


Upaya penyelesaian Konflik Piskologis Tokoh Utama dalam novel
ini adalah upaya yang dilakukan oleh Ana, istir Juang. Hal ini dikarenakan
Ana mencoba berusaha untuk membatalkan niat Juang untuk mengevakuasi
dan menolong sahabatnya, dikarenakan Ana khawatir dengan keadaan
Juang yang memang pada saat itu Gunung Sinabung tidak aman untuk di
kunjungi. Ini bisa dikatakan upaya penyelesaian konflik dikarenakan
mungkin apabila Juang menuruti keinginan Ana untuk tidak mengevakuasi
sahabatnya, konflik ini mungkin selesai dan mungkin alam semesta tidak
merenggut Si Juang.

Kesimpulan

Wujud Konflik Psikologis Tokoh Utama dalam novel ”Konspirasi


Alam Semesta” karya fiersa besari menonjol pada sosok Juang dan Ana.
Dan faktor yang menyebabkan konflik psikologis tokoh utama adalah
berasal dari pribadi Si Juang yang lebih mengedepankan pada menolong
sahabatnya, dan mengesampingkan istrinya yang sedang hamil pada saat
itu. Sedangkan Akhir Penyelesaian Konflik Psikologis Tokoh Utama
terletak pada Si Ana, istri Juang yang mana ingin menghentikan tekad dan
niat Juang dalam mengevakuasi sahabatnya, melihat kondisi Gunung
Sinabung yang dalam keadaan tidak aman.

Daftar Pustaka

Abdurrahman. (2008). “ SOSIOLINGUSTIK: Teori,Peran,dan Fungsinya


Terhadap Kajian Bahasa Sastra dalam jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra
Fakultas Humaniora UIN Malang,Malang, Vol 3, No 1,Hal. 32.
Endraswara, Suwardi. (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Cetakan
pertama. Yogyakarta: CAPS.

Faruk. (1999). Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamid, Patilima. (2005). Metode Penelitian Kualitiatif. Bandung: Alfabeta.

Iqbal, Hasan. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan


Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Ratna, N.K. (2012). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Robert, Lawang. (1944). Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi. Jakarta:


Universitas Terbuka.
Roekhan. (1990). Kajian Tekstual dalam Psikologi Sastra; Persoalan Teori dan
Terapan. Malang: YA3.

Sumardjo,J. (1984). Memahami Kesusteraan. Bandung: Alumni.

Anda mungkin juga menyukai