Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENGANTAR ANTROPOLOGI

“BAHASA SEBAGAI CERMIN KEBUDAYAAN”

Diajukan untuk Memenuhi Tuga Mata Kuliah Pengantar Antropologi

Dosen pengampu Dr.Rosmadanah, M.Si dan Daud, M.Si

DISUSUN OLEH :

Chica Diana Marbun 3192422015

C REG 2019

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih Kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah mempermudah
dalam pembuatan Critical Book Review ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Tanpa
bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Adapun penulisan critical journal review ini
merupakan bentuk dari pemenuhan tugas CJR mata kuliah Pengantar Antropologi. Pada critical
journal review ini akan dibahas mengeenai tentang masyarakat terkususnya dibidang Basa dalam
kebudayaan masyarakat yang saling berhubungan antara satu sama lain, bagaimana masyarakat
dapat menjalani kehidupan dengan masyarakat lain.

Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah.Tidak ada
manusia yang sempurna kecuali Tuhan.

Medan, 14 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

ATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4


A. Identitas buku ......................................................................................... 4
B. Latar Belakang......................................................................................... 5
C. Tujuan penulisan CjR .............................................................................. 6
D. Manfaat ..................................................................................................6
BAB II RINGKASAN JURNAL .......................................................................7
A. Pengertian ................................................................................................ 7
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 12
C. Metode Penelitian .................................................................................. 12
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 13
A. Kekurangan dan Kelebihan ...................................................................13
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................... 14
B. Saran .....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. IDENTITAS JURNAL

JURNAL UTAMA

Judul : BAHASA SEBAGAI CERMIN KEBUDAYAAN

Jurnal : Jurnal Tarabiah

Tahun : 2017

Volume : Vol.24, No. 2

ISSN : 0854-2627

Penulis : Rina Devianty

Penerbit : Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Sumatra Utara

Revier : Chica Diana Marbun

Halaman : 22 halaman

Tanggal : Juli-Desember 2017

JURNAL PEMBANDING

Judul : BAHASA SEBAGAI PENDIDIKAN BUDAYA DAN


KARAKTER BANGSA

Jurnal : Jurnal Salaka

Tahun : 2019

Volume : Vol.1, No. 1

ISSN : -

4
Penulis : Triyanto, Fuzi Afiza Fauziyah , Muhammad Tesar Hadi

Penerbit : -

Revier : Chica Diana Marbun

Halaman : 4 halaman

Tanggal : April 2019

2. Latar Belakang

JURNAL UTAMA

Merupakan makhluk yang berinteraksi dan bersosialisai dengan manusia lainnya. Bahasa
merupakan sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan maksud, ide, pikiran,
maupun perasaannya kepada orang lain. Dengan bahasa kita bisa berinteraksi dengan mudah
dengan orang lain. Sebaliknya, tanpa bahasa tentu akan menyulitkan sesorang untuk
menyampaikan apa yang menjadi keinginan maupun harapannya. Jadi, penting bagi seseorang
untuk menguasai dan terus meningkatkan kemampuan berbahasanya.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan yang dimiliki manusia dan membedakan
manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Bahasa memungkinkan manusia untuk menyampaikan
informasi dan meneruskan informasi tersebut dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
ungkapan secara tertulis. Bahasa juga dapat mempengaruhi arah perilaku manusia. Kemampuan
bahasa, pikiran, perasaan, dan penalaran seseorang dapat dirangsang dan dilatih agar fungsi
bahasa dapat dirasakan lebih efektif lagi. Meskipun hubungan bahasa dan budaya sangat
berkaitan, namun pengajaran bahasa sering dipisahkan dari pengajaran budaya (culture), bahkan
ada yang menganggap bahwa bahasa tidak ada hubungannya dengan budaya. Padahal, bahasa
bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat
pemakainya. Bahasa merupakan produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan
dari masyarakat bahasa yang bersangkutan. Bahasa harus menjadi alat pengembangan
kebudayaan bangsa Indonesia. Bahasa dan budaya memang tidak terpisahkan karena memang
mempunyai hubungan yang sangat berkaitan erat.

5
JURNAL PEMBANDING

Bahasa adalah sistem symbol manusia yang paling lengkap sehingga bahasa bisa dijadikan
simbol dari sebuah kebudayaan suatu suku bangsa (etnokultur) berdasarkan adanya dialek atau
logat bahasa yang beraneka ragam variasinya. Setiap dialek dalam suatu masyarakat merupakan
ciri khas yang membedakan suatu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Perbedaan dialek
tersebut disebabkan adanya perbedaan daerah geografis dan pelapisan lingkungan sosial antar
masyarakat. Adanya perbedaan bahasa dan dialek antar masyarakat tersebut memerlukan factor
pemersatu berupa bahasa nasional. Dalam konteks yang lebih luas, bahasa Indonesia yang
termasuk dalam rumpun bahasa Melayu berperan sebagai pemersatu atau pengikat rasa identitas
bangsa Indonesia. Dengan demikian, bahasa mempengaruhi hamper setiap aspek kehidupan dan
kebudayaan manusia.

TUJUAN PENULISAN CJR

1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis jurnal


2. Untuk memenuhi salah satu bentuk penugasan KKNI CJR
3. Menambahkan kemampuan mahasiswa dalam memahami buku
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi sebuah masalah.

MANFAAT CJR

1. Terpenuhinya salah satu tugas KKNI CJR


2. Menambah kemampuan memahami jurnal.
3. Menambah kemampuan mahasiswa dalam memahami jurnal

6
BAB II

RINGKASAN

1. PENGERTIAN

JURNAL UTAMA

Pengertian Bahasa

Semua manusia, dari mana pun dia berasal tentu mempunyai bahasa. Begitu mendasar
berbahasa ini bagi manusia, sama halnya seperti bernafas yang begitu mendasar dan perlu dalam
hidup manusia. Jika kita tidak mempunyai bahasa, maka kita akan kehilangan kemanusiaan kita.
Kita tidak lagi dapat berfungsi sebagai homo sapiens (makhluk yang berpengetahuan). Bahasa
adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Pengertian bahasa itu meliputi dua bidang. Pertama, bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi itu sendiri. Bunyi itu merupakan
getaran yang merangsang alat pendengaran kita. Kedua, arti atau makna, yaitu isi yang
terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi terhadap hal yang kita dengar.
Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa bila
tidak terkandung makna di dalamnya. Apakah setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak,
haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat
bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap sruktur bunyi
ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian, terhimpunlah bermacam-
macam susunan bunyi yang satu berbeda dengan yang lain, yang masing-masing mengandung
suatu maksud tertentu di dalam suatu masyarakat bahasa. Kesatuan-kesatuan arus ujaran tadi,
yang mengandung suatu makna tertentu, bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari
suatu masyarakat bahasa.
Perbendaharaan kata baru akan mendapat fungsinya bila telah ditempatkan dalam suatu
arus ujaran untuk mengadakan interelasi antaranggota masyarakat. Penyusunan kata-kata itu pun
harus mengikuti suatu kaidah tertentu, diiringi suatu gelombang ujaran yang keras-lembut,
tinggi-rendah, dan sebagainya. Bila semuanya telah mencapai taraf yang demikian, maka kita
sudah boleh berbicara tentang bahasa secara umum, yaitu bahasa yang berfungsi sebagai alat
komunikasi antaranggota masyarakat.

7
Bila fungsi bahasa secara umum itu dirinci, maka dapat dikatakan bahwa bahasa
mempunyai fungsi untuk:

a. Tujuan praktis, yaitu untuk mengadakan antarhubungan (interaksi) dalam pergaulan sehari-
hari.

b. Tujuan artistik, yaitu kegiatan manusia mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan
seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis.

c. Menjadi kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain

d. Tujuan filologis, yaitu mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang
sejarah manusia, sejarah kebudayaan, dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.

Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia.
Ada beberapa macam definisi kebudayaan, bergantung pada sudut pandang pembuat
definisi itu. Kroeber dan Kluckhon (1952) mengumpulkan berpuluh-puluh definisi yang dibuat
ahli-ahli antropologi dan membaginya atas enam golongan, yaitu:

1. Deskriptif, yakni definisi yang menekankan unsur-unsur kebudayaan.

2. Historis, yakni definisi yang menekankan bahwa kebudayaan itu diwarisi secara
kemasyarakatan.

3. Normatif, yakni definisi yang menekankan hakikat kebudayaan sebagai aturan hidup dan
tingkah laku.

4. Psikologis, yakni definisi yang menekankan kegunaan kebudayaan dalam penyesuaian diri
kepada lingkungan, pemecahan persoalan, dan belajar hidup.

8
5. Struktural, yakni definisi yang menekankan sifat kebudayaan sebagai suatu sistem yang
berpola dan teratur.

6. Genetik, yakni definisi yang menekankan terjadinya kebudayaan sebagai hasil karya manusia.
Bahasa sebagai Sistem Simbol
Dalam proses komunikasi, ada sistem atau lambang yang disepakati bersama oleh pihak-
pihak yang berkomunikasi. Sistem tanda atau lambang yang disepakati bersama oleh pihak-pihak
yang berkomunikasi. Sistem tanda atau lambang tersebut mempunyai nilai dan acuan yang sama
bagi yang berperan serta dalam berkomunikasi.Gagasan, konsep yang diacu atau diungkapkan
lewat kesatuan dan hubungan yang bervariasi dari sistem simbol itu dimiliki bersama oleh
penutur dan penanggap tutur. Bahasa itu sendiri sebagai sistem yang kita warisi atau peroleh dari
kebudayaan atau masyarakat tempat kita tumbuh. Jadi, bahasa itu sudah begitu kuat sehingga
individu tidak bisa mengubahnya. Sudah banyak teori yang mencoba menerangkan hubungan
antara bahasa sebagai sistem simbol dengan fungsi-fungsi mental dan struktur-struktur kognitif
dari pemakainya.
Fungsi Bahasa dalam Kebudayaan
Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan, bahkan bahasa sering juga disebutkan
sebagai faktor dominan dari kebudayaan. Kebudayaan dari sudut pandang ilmu bahasa adalah (1)
pengatur dan pengikat masyarakat penutur bahasa itu, (2) butir-butir dan satuan-satuan yang
diperoleh manusia pemakai bahasa melalui jalur belajar atau pendidikan, (3) pola kebiasaan dan
perilaku manusia, dan (4) suatu sistem komunikasi dalam masyarakat yang berperan dalam
membentuk dan memelihara kesatuan, kerja sama, dan kehidupan.
Dengan dasar-dasar di atas, maka dalam kebudayaan bahasa berfungsi sebagai:
1. Sarana pengembangan kebudayaan

2. Sarana pembinaan kebudayaan

3. Jalur pemeliharaan dan penerus kebudayaan

4. Jalur dan sarana inventarisasi kebudayaan.


Jadi, bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan budaya manusia karena antara bahasa
dan budaya ada semacam hubungan timbal-balik atau kausalitas. Bahasa merupakan salah satu
hasil budaya, sedangkan budaya manusia banyak pula dipengaruhi oleh bahasa. Fungsi bahasa

9
dalam masyarakat adalah sebagai alat interaksi sosial, walaupun bukan satu-satunya alat interaksi
sosial. Selain bahasa, masih banyak alat lain yang dapat digunakan sebagai alat interaksi sosial
tersebut, tetapi apabila dibandingkan dengan media lainnya, bahasa merupakan alat yang paling
penting dan lengkap, serta paling sempurna dalam melaksanakan interaksi.
Bahasa sebagai Cermin Kebudayaan
Bahasa bukan saja merupakan sarana yang ada dalam diri manusia yang dikaji sepihak
oleh para ahli bahasa, melainkan bahasa juga alat komunikasi antarpersona. Komunikasi selalu
diiringi oleh interpretasi yang di dalamnya terkandung makna. Dari sudut pandang wacana,
makna tidak pernah bersifat absolut; selalu ditentukan oleh berbagai konteks yang selalu
mengacu kepada tanda-tanda yang terdapat dalam kehidupan manusia yang di dalamnya ada
budaya. Oleh karena itu, bahasa tidak pernah lepas dari konteks budaya dan keberadaannya
selalu dibayangi oleh budaya.
Dalam analisis semantik, Chaer (2003:51) mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik
dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya. Maka
analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk
menganalisis bahasa lain.

JURNAL PEMBANDING

Bahasa sebagai Unsur Kebudayaan


Hampir seluruh bagian dalam kehidupan manusia dilingkupi oleh bahasa sehingga bahasa
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan budaya manusia. Segala aktivitas yang
dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari unsur bahasa di dalamnya.
Bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk budaya, bahkan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Sebagai produk sosial dan budaya tentunya bahasa
merupakan wadah untuk aspirasi sosial, kegiatan dan perilaku masyarakat, wadah pengungkapan
budaya, termasuk teknologi yang diciptakan masyarakat pemakai
bahasa itu sebagai cipta dan karyanya. Bahasa dalam masa tertentu berperan sebagai wadah apa
yang terjadi dalam masyarakat (Sumarsono, 2007: 20).

10
Pengertian Budaya

Brown (1963:46) menyatakan “Budaya merupakan apa yang mengikat manusia satu
dengan lainnya. Budaya adalah semua cara perilaku yang berterima dan terpola dari manusia”.
Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kuntjaraningrat (dikutip Suriasumantri,1983:261) secara lebih terinci
membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem
mata pencarian serta sistem teknologi dan peralatan. Salah satu cara berpikir tentang budaya
adalah dengan mengkontraskannya dengan alam (nature). Alam mengacu kepada apa yang
dilahirkan dan tumbuh secara organic sedangkan budaya mengacu kepada apa yang telah
dikembangkan dan dipelihara (Kramsch, 1990:3).
Fungsi Bahasa sebagai Pengembang Budaya
Anggota masyarakat atau kelompok sosial tidak hanya mengekspresikan pengalaman,
mereka juga menciptakan pengalaman melalui bahasa. Mereka memberi makna kepada
pengalaman melalui medium yang mereka pilih untuk berkomunikaksi satu sama lain, misalnya
berbicara di telepon atau tatap muka, menulis surat atau menulis pesan email, membaca koran
atau mengiterpretasikan grafik. Cara di mana manusia menggunakan medium lisan dan tertulis
atau medium visual itu sendiri menciptakan makna yang dapat dipahami oleh kelompok mereka,
misalnya melalui suara pembicara, aksen, gaya percakapan, gerak tubuh, dan ekspresi muka.
Melalui semua aspek verbal dan nonverbal inilah bahasa mewujudkan realitas budaya . Kegiatan
berbahasa memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakatnya dalam setiap aspek.
Bahasa memainkan peranan aktif dalam perkembangan budaya termasuk ide-ide dalam ilmu
pengetahuan. Sistem notasi dan komunikasi ilmiah pun telah khusus dirancang untuk
mempermudah

11
2. HASIL PENELITIAN

JURNAL UTAMA

Pada dasarnya bahasa merupakan milik manusia. Bahasa memiliki fungsi dan peran yang
sangat penting bagi manusia. Di Indonesia, manusia mempergunakan bahasa Indonesia sebagai
wahana dalam berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kedudukan bahasa Indonesia kini
semakin mantap sebagai sarana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun dalam
hubungan formal. Bahasa Indonesia harus bisa menjadi alat pengembangan kebudayaan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia merupakan hal yang
penting dilakukan.
Bahasa adalah alat komunikasi utama. Dengan bahasa, manusia mengungkapkan pikiran
dan perasaannya kepada orang lain. Proses-proses pemikiran sangat ditentukan oleh kemampuan
berbahasa. Melalui kemampuan bahasa, pikiran, perasaan, dan penalaran seseorang dapat
dirangsanng dan dilatih. Kemampuan bahasalah yang paling membedakan manusia dengan
mahhluk hidup lainya. Bahasa memungkinkan manusia untuk menyampaikan informasi dan
meneruskannya dari generasi- kegenerasi, melalui ungkapan secara tertulis. Bahasa
memungkinkan manusia untuk membngun kebudayaan serta menguasai ilmu pengetahuan dan
dengan demikian meningkatkan mutu kehidupanya .Bahasa juga dapat mempengaruhi arah
perilaku manusia.
Akhirnya dapat dikatakan bahwa bahasa memberikan manusia memberikan identitasnya,
untuk menentukan posisinya di dalam dunia dan membentuk pandanganya tentang dunianya.
Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan
menulis bahwa akibat masa pascarevolusi dan proses kolonialisasi berlangsung terlalu lama,
tumbuh sikap batin yang tidak sesuasi dengan jiwa pembagunan yang kita perlukan

JURNAL PEMBANDING
Salah satu lembaga yang berperan penting sebagai wahana memperteguh karakter dan
nilai budaya bangsa adalah sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan di lingkupi pihak-
pihak yang seharusnya memiliki dedikasi baik untuk bangsa, sehingga dapat dijadikan wahana
yang potensial dalam penanaman karakter peserta didik. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan penelitian ini menemukan problematika mengenai bahasa dalam

12
budaya dan karakter di antaranya:
1. Siswa tidak diberikan contoh konkret budaya dan karakter bangsa yang diharapkan. Karena
kurang mencontohkan tokoh/figur yang bias diteladani.
2. Pembelajaran hanya sekedar pemberian pengetahuan tentang budaya dan karakter yang
diharapkan bukan upaya menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter serta aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Kurangnya mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler untuk menanamkan pendidikan
budaya dan karakter bangsa.
4. Solusi yang diharapkan untuk mengatasi permasalahan terkait budaya dan sopan santun
karakter siswa

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Maman (2002:3) menjelaskan


bahwa penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial, dengan kata lain
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat
studi. Penelitian kualitatif di sini berupaya mendeskripsikan hasil melalui kata-kata dalam bentuk
tulisan, bukan angka-angka.

13
BAB III

PEMBAHASAN

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. KELEBIHAN

JURNAL UTAMA

 Dalam jurnal menggunakan bahasa dan kata yang mudah dimengerti oleh pembaca
 Setiap kalimat dijelaskan secara lengkap singkat dan jelas
 Didalam jurnal tidak terdapat pengulangan kata berkali-kali
 Jurnal ini menjelaskan secara detail tentang bahasa sebagai cermin kebudayaan.

JURNAL PEMBANDING
 Jurnal ini menjelaskan secara detail bagaimana Bahasa sebagai pendidikan mengenai
karakter bangsa
 Judul jurnal yang digunakan sangat bagus, sehingga dapat lebih menarik perhatian para
pembaca
 Abstrak yang terdapat pada jurnal sangat bagus karna didalam nya terlampir tujuan dari
materi yang terkandung dalam jurnal

2. KEKURANGAN

JURNAL UTAMA

 Didalam jurnal terdapat beberapa kata yang tidak dimengerti pembaca


 Susuna Jurnal yang kurang rapi
 Bentuk jurnal yang terbagi dua mempersulit pembaca untuk menggabngkan kalimat.

JURNAL PEMBANDING
 Pada jurnal ini tidak terdapat ISSN
 Didalam jurnal masih terdapat kata yang berulang yang kurang dimengerti
 Isi jurnal sangat monoton dengan penjelasan tidak disertai dengan conto

14
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin, A.R. 1986. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka

Sumarsono. (2007). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sabda.

15

Anda mungkin juga menyukai