Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS TEATER BERDASARKAN KAJIAN FILSAFAT ILMU BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah : Drama pada umumnya didesain

untuk dipertunjukkan di atas panggung (Reaske, 1966: 5 dan Asmara, 1983: 9). Kritik drama mencoba menganalisis drama sebagai kerja-kerja seni sebaik pertunjukan-pertunjukan. Untuk itu, sebelum dipentaskan, teks tertulis perlu dipelajari. Sebagai bentuk kesusastraan, tidak ada alasan bagi kita, baik praktisi, peneliti, ataupun penikmat drama pada umumnya, untuk tidak mempelajari teks drama sepanjang kita tidak melupakan bahwa tulisan itu untuk dipentaskan (Reaske, 1966: 5 dan Asmara, 1983: 9). Kernodle membagi tiga tahapan yang harus dilalui sebelum drama dapatdipentaskan di panggung, yaitu perencanaan, latihan, dan pertunjukan (Kernodle, 1967: 337). Perencanaan dilakukan untuk mewujudkan naskah dari penulis drama menjadi perencanaan yang utuh dari seorang sutradara. Tahap selanjutnya adalah latihan. Tahapan ini dilakukan untuk melihat dan mendengarkan drama dalam suara dan tubuh aktor yang dibangun dalam kesatuan dengan dekorasi panggung dan kostum. Tahapan yang terakhir adalah pertunjukan. Sutradara dan perancang, sebagai orang belakang panggung, membantu aktor-aktornya mempertunjukkan drama kepada penonton. Setelah drama dipertunjukkan maka pendengar atau penikmat dapat menilai bagaimana peran yang terjadi dalam sebuah drama dengan membuat berbagaai analisis. Tujuan : Untuk melihat kejadian yang diperankan di dalam drama dan hubungannya dengan kajian filsafat ilmu. Rumusan masalah : 1. Apakah peristriwa dalam drama terjadi dalam kehidupan nyata? 2. Kebenaran yang terjadi di dalam drama? 3. Apakah ada unsure ontology, epistimologi, dan aksiologi di dalam drama yang dipertunjukkan? 4. Ilmu yang harus dikaji dalam darama? 5. Apakah ada unsur religeus yang dapat dipedomani di dalam drama yang di mainkan?

BAB II PEMBAHASAN 1. GAMBARAN DRAMA Drama Bunga Rumah Makan merupakan gambaran dari kehidupan zaman 50-an. Drama yang menceritakan bagaimana terbelenggunya sosok seorang wanita yang cantik jelita yang karena kecantikannya dimanfaatkan seorang juragan kaya pemilik rumah makan. Kita mengetahui bahwa pada zaman 50-an merupakan zaman awal kemerdekaan, zaman yang menggambarkan perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari pada zaman penjajahan. Jika kita membandingkan dengan kehidupan zaman sekarang, kejadian yang di perankan dalam drama Bunnga Rumah Makan tidak terjadi lagi pada zaman sekarang. Hal tersebut terjadi karena belenggu yang mengikat kaum hawa sedikit demi sedikit terkikis karena emansipasi wanita pada zaman sekarang sudah besar dan meluas. Kejadian yang terjadi dalam drama merupakan gambaran yang terjadi pada wanita yang hidup pada zaman 50-an, dimana wanita merupakan objek yang dijadikan sebagai pembantu dan jika memiliki rupa yang cantik dijadikan sebagai sosok yang didambakan padahal hanya untuk memanfaatkan kecantikannya untuk kepentingan pribadi. Jadi, kejadian yang diperankan di dalam drama terjadi pada zaman lampau tetapu tidak terjadi pada wanita zaman sekarang yang telah memiliki pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dan luas. 2. KEBENARAN DALAM DRAMA a. Pada zaman 50-an kehidupan wanita adalah kehidupan yang digambarkan dari drama Bunga Rumah Makan. Pada zaman itu wanita hanya dimanfaatkan oleh kaun priyayi dan bangsawan demi kepentingan pribadinya, namun ada saja sosok pahlawan yang berusaha membebaskan wanita dari belenggu itu meski harus berjuang sedemikian mungkin hingga akhirnya terlepass dari belenggu yang mengekangnya. b. Keramahan sosok bunga desa tercermin dari sosok Ani yang menjadi pemeran utama. c. Dari zaman dulu sampai sekarang sosok seorang polisi adalah sebagai penegak hukum dan mengusahakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Sosok kyiayi adalah sosok yang mengyomi orang-orang untuk melakukan hal-hal yang baik dan sesuai dengan ajaran rasul. e. Selalu ada sosok pahlawan yang mau memperjuangkan kebebasan yang dapat mengeluarkan wanita dari belenggu yang tidak dapat ditinggalkannya.

3. UNSUR ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, dan AKSIOLOGI dalam DRAMA a. Ontolog Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno yang berasal dari Yunani, studi tersebut membahas kebenaran sesuatu yang bersifat konkret Dalam drama Bunga Rumah Makan memiliki unsur ontologi, karena drama tersebut membahas kejadian yang bersifat konkret atau nyata. Penjelasan mengenai hal tersebut telah dibahas dalam kajian yang pertama. Kenyataan itu dapat tersilah situasi dan konteks yang ditonjolkan dan ditunjukkan dalam drama tersebut. b. Epistemologi Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan. Dalam drama Bunga Rumah Makan unsur epistemologi ada dalam drama tersebut, hal tersebut terlihat dalam adegan perkelahian dan datang seorang polosi menyelidiki kebenaran yang sebenarnya terjadi dengan menggunakan metode-metode tertentu. c. Aksiologi Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunalan ilmunya. Dalam drama Bunga Rumah Makan unsure aksiologi terlihat dalam adegan terakir, yaitu bagaimana Ani sebagai pemeran utama drama mengambil keputusan yang tepat setelah mempelajari bagaimana kejadian sebenarnya, yaitu lingkungan yang selalu memanfaatkannya utuk kepentingan pribadi mereka. Setelah Ani tahu bahwa dia telah dimanfaatkan dia mengambil keputusan yang tepat untuk kehidupannya.

4. ILMU yang HARUS DI KAJI dalam DRAMA Ilmu yang perlu dikaji dalam drama Bunga Rumah Makan adalah ilmu sosiologi dan sastra. Ilmu sosiologi yang dikaji menyangkut masalah kehidupan sosial masyarakat yang terjadi dalam setiap lini kehidupan. Kehidupan social yang harus diperjuangkan merupakan hal yang perlu dikaji dan dicari solusi melalui kacamata sosiologi. Kesusastraan merupakan hal yang dapat dijadikan sebagai cerminan kehidupan yang dinggap dapat mengubah kehidupan social . 5. UNSUR RELIGEUS Unsur religeus yang dapat di petik dari drana Bunga Rumah Makan adalah bagaimana kita sebagai seseorang yang beragama dapat menghormati orang lain meskipun kehidupan social, ekonomi, dan jenis kelamin berbeda. Jika kita berjanji akan memberikan sedekah kepada orang lain hendaknya kita harus menepati janji kita tanpa harus diingatkan oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai