Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pengertian Seni
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata mata
sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah
pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa
untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra,
pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia.
Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk
mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang
termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun,
sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.
Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang. Bahkan
di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang teater. Contohnya
sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan pertunjukan lain yang menggambarkan
kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa.
Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta
menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran
harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.
B. Tujuan Dan Manfaat
Menyalurkan hobi
Berkelompok (Bersosialisasi)
Pembentukan Postur Tubuh
Apresiasi dramatik.
Pengembangan ujar
Mempertajam kepekaan emosi
Meningkatkan pemahaman

BAB II
PEMBAHASAN
1

A. Sejarah Seni Tari Dan Teater


Sejarah Seni Tari

Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia. Entuk dan
wujud tariannya cenderung menirukan gerak alam lingkungannya yang bersifat
imiatatif. Sebagai contoh menirukan binatang yang akan diburu, pemujaan dan

penyembuhan penyakit
Zaman Indonesia Hindu
Pada zaman Indonesia hindu, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan dar India. Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia hindu seperi taritarian adat dan keagamaan berhasil disempurnakan menjadi tarian klasik yang

beratistik tinggi. Sebagai contoh wayang wong, wayang topeng.


Zaman Indonesia Islam
Pada zaman Indonesia islam, seni mengalami keyaan penggarapannya kebanyakan
di

keraton

yaitu

kasutanan

dan

kesultanan.

Kedua

kerajaan

tersebut

mengembangkan identitasnya yang akhirnya menjadi 2 jenis tari yaitu kasunanan


dan kasultanan.

Zamn Penjajahan
Pada zaman penjajahan, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada dalam
suasana peperangan dan penjajahan.
Zaman Setelah Merdeka Sampai Sekarang

Setelah merdeka, peran tari mulai difungskikan untuk keagamaan ataupun sebagai
hiburan dan muncul banyak kreasi-kreasi baru ataupun inovasi terhadap seni tari
klasik.
Sejarah Teater

Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun
demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita
bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani,
berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos
Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama
atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk
action dan indikasi berbagai tokohnya.
Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama. Menurut Brockett,
drama mungkin telah berkembang dari upacara relijius primitif yang dipentaskan untuk
minta pertolonga dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta
sering memerankan mahluk superaalami atau binatang; dan kadang kadang meniru
action berburu, misalnya. Kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ritus dan tetap hidup
bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu
merupakan dasar dari banyak drama.
Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan
makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan
perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan
makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa
sementara koor makinlama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai
terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.
3

Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk
bercerita. Kisah kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan
kembali kisah kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan
yang telah gugur. Ketiga teaori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang
pun merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang
action. Konon, action adalah intisari dari seni pertunjukan.
B. Unsur Pokok Pendukung Seni Tari Dan Teater
Unsur Pendukung Teater
Unsur-unsur dalam teater antara lain:
1. Naskah/Skenenario
Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang duicapkan.
2. Skenario
Skenario merupakan nsakah drama (besar) atau film, yang isinya lengkap, seperti :
keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan sebagainya. Tujuan
dari naskah/skenario untuk sutradara agar penyajiannya lebih realistis.
3. Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron
biasa disebut aktris/aktor.
Unsur Pendukung Seni Tari
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam
sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan
waktu.
1. Gerak
Gerak didalam tarian bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari-hari. Gerak
tari adalah gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak
wantah (asli) ke gerak murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah
mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat dan dinikmati karena menjadi gerakan
yang memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak maknawi). Gerak wantah
contohnya mencangkul, membatik dll.gerak wantah mudah dipahami sebalikknya
gerak murni dan maknawitidak mudah dipahamikarena sudah mengalami proses
stilisasi atau perubahan baik penambahan dan pengurangan. Gerak murni
merupakan gerak wantah yang telah diubah menjadi gerak yang indah namun tak

bermakna. Gerak maknawi adalah gerak wantah merupakan gerak yang telah
diubah menjadi gerak indah yang bermakna
2. Unsur Tenaga
Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :
a. Intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan
tingkat ketegangan gerak
b. Aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras
c. Kualitas berkaitan dengan cara penggunakaan atau penyaluran tenaga.
3. Unsur Ruang
Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang
diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan
gerak. Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi
penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya
dalam posisi tidak pindah tempat. Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh
penari yang biasa disebut dengan panggung, lapangan atau halaman terbuka.
4. Unsur Waktu
Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur
waktu ada 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak
tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme lebih
mengarah pada ukuran cepat atau lambat setiap gerakan yang dapat dicapai .
C. Tujuan Seni Tari Dan Teater
Menyalurkan hobi
Berkelompok (Bersosialisasi)
Pembentukan Postur Tubuh
Apresiasi dramatik.
Pengembangan ujar
Mempertajam kepekaan emosi
Meningkatkan pemahaman

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar
menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan
dalam suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan
rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Proses terjadinya
atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan
daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu
berbedabeda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata-cara di
mana teater tradisional lahir. Tetaer juga dikenal dengan seni yang kolektif di mana dalam
sebuah tetaer tidak terlepas dari yang namanya sutradara sebagai pengkordinasi
pementasan. Sehingga menjadi seorang sutradara harus menguasai apa-apa yang harus di
lakasanakan karena baik/tidaknya pementasan tergantung dari seorang sutradaranya.
Sehingga dalam seni teater juga memiliki peran yang sangat penting dalam lingkup
sosisal. Ini sudah jelas karena yang namanya seni pertunjukan pasti dipertunjukan di depan
orang banyak dalam hal ini salah satu contohnya adalah masyarakat. Seni teater bisa

dijadikan media penyampaian segala bentuk rasa atau argumen yang berkaitan dengan
kehidupan sosial.
B. Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada
semua pihak bisa menggali ilmunya (khususnya ilmu tentan seni teater) dengan
mendalami isi makalah ini. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang
begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara
Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
.

DAFTAR PUSTAKA
http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-penulisannaskah-drama/
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-pelajaranbahasa-indonesia
http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-drama
http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai