Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas Mata Pelajaran Seni Budaya berupa Makalah. Makalah ini
yang kami susun berjudul “Seni Teater Modern”.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami telah
berhasil menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-
teman yang juga sudah memberikan bantuan kepada kami baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini pada khususnya dan pembuatan makalah-makalah yang lain dikemudian hari.
Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umummnya.
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu
unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan
manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran,
karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni.
Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide
yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita
dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus
yang kita terima.

Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah


yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari
penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan
kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah
pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi
sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut
terhadap seni. Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater.
Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada
amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud
menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu.

Salah satu jenis teater adalah teater modern atau teater transisi.Teater transisi adalah
penamaan atas kelompok teater pada periodesaat teater tradisional mulai mengalami
perubahan karena pengaruh budaya lain. Kelompok teater yang masih
tergolong kelompok teatertradisional dengan model garapan memasukkan unsur-
unsur Teknik teater Barat, dinamakan teater bangsawan. Perubahan tersebut terletak
pada cerita yang sudah mulai ditulis, meskipun masih dalam wujud cerita ringkas
atau outline story (garis besar cerita per adegan).Cara penyajian cerita dengan
menggunakan panggung dan dekorasi. Mulai memperhitungkan teknik yang
mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah teater tradisional berkenalan
dengan teater non-tradisi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teater modern ?
2. Apa saja jenis- jenis seni teater modern?
3. Apa fungsi dari seni teater modern?
4. Apa unsur dari seni teater modern tersebut?
5. Bagaimana seni teater modern dapat masuk di Indonesia?
BAB 2

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Secara umum
Teater modern atau teater non tradisional adalah jenis teater yang tumbuh dan
berkembang di tengah keramaian kota dan dipengaruhi oleh teori Barat. Cerita yang
dipentaskan dari teater modern ini memiliki sumber dari sebuah karya sastra atau
peristiwa sehari-hari.
2. Menurut para ahli
 Menurut Balthazar Vallhagen
Pengertian teater ini merupakan seni drama yang melukiskan mengenai sifat
serta juga watak manusia dengan melalui gerakan.

 Menurut Moulton

Pengertian teater ini merupakan suatu kisah hidup yang digambarkan atau
diilustrasikan di dalam bentuk gerakan atau disebuta dengan life presented in
action.

 Menurut Anne Civardi

Pengertian teater ini merupakan suatu seni drama yang menceritakan


mengenai sebuah kisah dengan melalui kata-kata serta gerakan.

 Menurut RMA. Harymawan

Pengertian teater ini merupakan aktivitas melakukan kegiatan atau aktivitas di


dalam seni pertunjukan (to act) sehingga kemudian tindak tanduk pemain di
atas pentas disebut dengan sebutan acting.

 Menurut Seni Handayani dan Wildan

Pengertian teater ini merupakan suatu bentuk karangan yang berpijak di dua
cabang kesenian, yaitu ialah seni sastra serta seni pentas.

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pengertian teater ini bisa atau dapat didefinisikan menjadi 3, diantaranya ialah;
1. Gedung atau pun juga ruang tempat pertunjukan film, sandiwara, serta
sebagainya.
2. Ruangan besar itu dengan deretan kursi-kursi ke samping, serta ke
belakang untuk mengikuti kuliah atau juga untuk peragaan ilmiah.
3. Pementasan drama ialah sebagai suatu seni atau juga profesi; sandiwara,
seni drama, drama.
B. SEJARAH SINGKAT TEATER MODERN

Dahulu, teater masih di anggap sebagai suatu yang khidmat dan serius, karena hanya
dipertunjukan dalam kegiatan ritual keagamaan. Seiring berjalannya waktu fungsi teater
mulai bergeser menjadi suatu hiburan. Achmad (1977: 949) berpendapat bahwa teater
modern ialah teater yang dipelajari dari Barat, menurut segi susunan naskah, latihan,
pementasan, pemikiran, dan cara menonton
Jakob Sumardjo dalam buku karya Riantiarno (2011:27) membagi teater modern
Indonesia menjadi lima periode, yaitu masa perintisan, masa kebangkitan, masa
perkembangan, masa mutakhir, dan masa kontemporer.
1. Masa Perintisan, berlangsung pada tahun 1885-125 yang diawali dengan hadirnya
teater bangsawan, masyarakat kelas bawah gemar menonton panggung tiruan Opera
yang bercerita tentang kehidupan raja-raja dengan pakaian gemerlapa yang
pengucapan dialognya dinyanyikan sebagaimana umumnya sebuah opera. Pada tahun
1891 berdiri Teater Stamboel di Surabaya yang dipimpin oleh August Mahie, teater
tesebut membawakan cerita yang bertema timur tengah.
2. Masa Kebangkitan, berlangsung pada tahun 1925-1941 yang diawali dengan
hadirnya perkumpulan Dardanella yang didirikan oleh A. Pierdro. Pertunjukan
tersebut menggunakan bahasa Melayu Rendah. Selanjutnya, hadir Miss Riboet Orion,
yakni grup teater yang sukses pada zaman kolonial di Indonesia. Pada tahun 1926
Rustam Effendi menulis naskah menggunakan bahasa Indonesia berjudul Bebasari.
Hal tersebut, merupakan awal tetaer modern Indonesia.
3. Masa Perkembangan, berlangsung pada tahun 1942-1970. Pada tahun 1942, para
pejajah Jepang memberlakukan sensor terhadap karya-karya naskah lakon Indonesia,
pada masa tersebut lahir penulis naskah, seperti Usmar Ismail (Liburan Seniman),
Abu Hanifah (Taufan di Atas Asia) dan lainnya. Kemudian, pasca kemerdekaan
Indonesia Usmar Ismail, D. Djajakusuma dan Asrul Sani mendirikan ATNI (Akademi
Teater Nasional Indonesia) yang berfunsgsi sebagai pendorong keaktifan grup-grup
teater di Indonesia dan pendidik calon-calon seniman teater Indonesia. Pada periode
tersebut banyak jumlah pengarang yang produktif dan berkualitas menghasilkan
karya, seperti Achdiat Karta Miharja (Bentrokan dalam Asmara, Pakaian dan
Kepalsuan), Aoh K Hadimaja (Lakbok, kapten Syap), Sitor Situmorang (Jalan
Mutiara) dan lainnya.
4. Masa Teater Mutakhir, berlangsung pada tahun 1970-1980). Pada tahun tersebut
terlahir teater-teater yang merupakan perintis dari ATNI, seperti Teater Populer yang
dipimpin oleh Teguh Karya pada tahun 1968 dan Teater Lembaga yang dipimpin oleh
D. Djajakusuma sebagai dosen ATNI, Pramana Padmodarmaya, dan Wahyu
Sihombing sebagai mahasiswa angkatan Pertama ATNI.
5. Masa Kontemporer, berlangsung pada tahun 1980 sampai sekarang. Pada periode
pengarang-pengarang sudah yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Hadir dewan
kesenian, lembaga kesenian, dan studi kebudayaan yang turut serta mendukung
lahirnya tokoh-tokoh teater Indonesia. Hal tersebut juga tidak lepas dari adanya
Taman Ismail Marzuki yang ikut serta memberikan warna dan corak teater Indonesia
dan sayembara- sayembara yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta yang telah
terjamin kualitas pemenangnya.
C. UNSUR-UNSUR TEATER MODERN
Adapun unsur utama dari Teater Modern yang harus kita ketahui antara lain:
1. Naskah/Skenario
Skenario merupakan naskah drama yang berisi kisah dengan nama tokoh, karakter
tokoh, petunjuk akting, dan dialog yang diucapkan.
2. Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film yang biasa
disebut aktor/aktris. Biasanya peran pemain terbagi atas 3 bagian yaitu: (a) Peran
utama; (b) Peran pembantu; dan (c) peran tambahan atau figuran.
3. Sutradara
Sutradara merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah Teknik
pembuatan atau pementasan suatu teater/drama/sinetron dan sebagainya.
4. Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan uang diperlukan dalam pementasan
drama atau film. Contohnya: kursi, meja, dekorasi dan lain-lain.
5. Penataan
Dalam teater modern, unsur penataan sangatlah dibutuhkan dan berpengaruh dalam
proses pementasan yang dilakukan. Unsur penataan teater, antara lain:
(a) Tata rias adalah cara mendandani pemain agar tampak seperti tokoh yang
dibawakan;
(b) Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar sesuai dengan keadaan
yang menghendaki;
(c) Tata lampu adalah proses pencahayaan dipanggung;
(d) Tata suara adalah pengaturan pengeras suara.
D. CIRI- CIRI TEATER MODERN
Berikut ini beberapa ciri-ciri dari teater modern yang bisa dijadikan pembeda dengan
jenis teater lainnya;

 Teater modern berasal dari hasil karya sastra.


 Dilihat secara teknik, teater modern ini menggunakan sumber konsep teater Barat.
 Teater modern diikat oleh teknik dari hukum dramatology.
 Teater dilakukan di tempat khusus, yaitu bangunan yang memisahkan antara
panggung pemain dan penonton.
 Unsur cerita yang digunakan dalam teater modern memiliki kaitannya dengan
peristiwa zaman.
 Ungkapan untuk teater menggunakan idem-idem modern, jadi di dalam ungkapan
tersebut ada intermezzo, sutradara, dan ditambah dengan lagu-lagu dari peralatan
modern.
 Bahasa yang digunakan seperti dialog, yaitu menggunakan bahasa Melayu pasar atau
berbahasa Indonesia. 
 Teater modern menggunakan naskah yang bisa dijadikan pegangan oleh setiap pemain
maupun kru yang bertugas.

Anda mungkin juga menyukai