Anda di halaman 1dari 11

Latar belakang

Teater tradisional yang kita kenal sekarang lahir dari situasi sosial tertentu
yang berbeda dengan kondisi sekarang. Ada banyak peneliti teater yang
mengakui bahwa jika teater tradisional dipentaskan sesuai dengan format
aslinya, tentu tidak akan banyak menarik minat publik. Dan perlahan akan
mengubahnya menjadi ragam seni yang layak dimuseumkan.
Teater tradisional merupakan bagian dari identitas budaya dan menjadi
kekayaan kultural bangsa-bangsa yang berperadaban kuno. Meski demikian
sebagian besar pakar seni menilai perlu diadakannya perubahan dalam
menampilkan seni pentas tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat modern.
Menggali kembali akar sejarah teater tradisional merupakan langkah awal untuk
menggelar perubahan. Selain itu, mengenal asal-asul dan mencari unsur-unsur
asli teater tradisional dengan cara memisahkannya dari tendensi sosial dan
politik yang melingkupinya di masa lalu merupakan salah satu cara untuk
menemukan format dasarnya. Selain itu, memadukan teater tradisional dengan
sentuhan modern yang lebih inovatif seperti penggunaan tata cahaya, dekorasi,
dan musik merupakan salah satu cara untuk membuat seni pentas tradisional
terlihat makin menarik.

Pengertian Drama Menurut Para Ahli


 https://www.gurupendidikan.co.id/11-pengertian-drama-menurut-para-ahli-berserta-
unsurnya/
 Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak
(disajikan langsung dalam tindakan).
 Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang menggambarkan
alam dan sifat manusia dalam gerakan.
 Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan
oleh aksi atau gerakan.
 Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan
penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara
pemimpin di sana.
 Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang
menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku
(akting) yang dipentaskan.
 Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua
cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi
menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama
dipentaskan.
 Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni,
sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks
tertulis dan drama dipentaskan.
 Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui
kata-kata dan gerakan.

Persamaan drama dan teater:


http://gurupintar.com/threads/jelaskan-persamaan-dan-perbedaan-drama-dengan-
teater.2971/

- Pertunjukan akting yang dilakukan di atas panggung dihadapan penonton


- Menggunakan naskah cerita
- Dilakukan oleh banyak orang/pemain

Perbedaan:
Drama:
- Berasal dari kata draomai yang artinya berbuat, berlaku, atau bertindak
- Menampilkan cerita berdasarkan kehidupan sehari -hari

C. Pengertian Seni Drama dan Teater

“PENGKAJIAN DRAMA I” KARYA SOEDIRO SATOTO

Drama adalah jenis sastra di samping jenis puisi dan prosa. Hakikat

drama adalah konflik atau tikalan. Karena sastra termasuk cabang kesenian,

maka drama merupakan bentuk kesenian juga. Drama sering disebut seni

pertunjukan. Teater adalah istila lain dari drama, tetapi dalam arti yang lebih

luas; yakni meliputi; proses pemilihan naskah, penafsiran, penggarapan,

penyajian/pementasan, dan proses pemahaman atau penikmatan dari publik.

Perbedaan seni drama dan teater dapat dilihat pada ciri-ciri sebagai

berikut:

Drama Teater

Lakon (play) Pertunjukan (performance)

Naskah (script) produksi (production)

Teks (text) pemanggungan (staging)


Pengarang pemain, pelaku, pemeran (actor/aktris)

Kreasi (creation) penafsiran (interpretation)

Teori (theory) praktek (practice)

Bisa dikatakan perbedaan seni drama dan teater adalah;

Drama : - merupakan lakon yang belum dipentaskan.

- skripsi yang belum diproduksi

- teks yang belum dipanggungkan

- hasil kresi pengarang yang masih harus ditafsirkan

untuk merebut makna.

- teori yang harus dipraktekkan/dipentaskan.

Teater : naskah yang telah dipanggungkan untuk dinikmati.

Drama tradisional merupakan drama yang tidak menggunakan naskah .

https://bagiilmunei.blogspot.com/2017/08/makalah-karya-seni-teater-
tradisional.html?m=1

Teater tradisional atau yang juga dikenal dengan istilah “Teater daerah” adalah
merupakan suatu bentuk pertunjukan dimana para pemainnya berasal dari daerah setempat
dengan membawakan cerita yang bersumber dari kisah-kisah yang sejak dulu telah berakar

dan dirasakan sebagai milik sendiri oleh setiap masyarakat yang hidup di lingkungan
tersebut, misalnya mitos atau legenda dari daerah itu. Dalam teater tradisional, segala
sesuatunya disesuaikan dengan kondisi adat istiadat, diolah sesuai dengan keadaan sosial
masyarakat, serta struktur geografis masing-masing daerah. Teater Tradisional mempunyai
ciri-ciri yang spesifik kedaerahan dan menggambarkan kebudayaan lingkungannya.

Teater yang berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan
dari teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat inprovisasi).
Sifatnya supel, artinya dipentaskan disembarang tempat. Jenis ini masih hidup dan
berkembang didaerah-daerah seluruh Indonesia. Teater tradisional tidak menggunakan
naskah. Sutradara hanya menugasi pemain untuk memainkan tokoh tertentu. Para pemain
di tuntut mempunyai spontanitas dalam berimprovisasi yang tinggi.

http://sma-senibudaya.blogspot.com/2015/01/jenis-jenis-teater-di-indonesia.html?m=1
ciri utama Teater Tradisional :
a. Menggunakan bahasa daerah.
b. Dilakukan secara improvisasi.
c. Ada unsur nyanyian dan tarian.
d. Diiringi tetabuhaan (musik daerah).
e. Dagelan/banyolan selalu mewarnai.
f. Adanya keakraban antara pemain dan penonton.
g. Suasana santai.

Jenis teater yang dapat dikelompokan ke dalam Teater Tradisional adalah : Teater Rakyat,
Teater Klasik, dan Teater Transisi.

a. Teater Rakyat

Teater rakyat lahir dari spontanitas kehidupan dalam masyarakat, dihayati oleh masyarakat
dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Kelahiran Teater Rakyat
umumnya karena dorongan kebutuhan masyarakat terhadap suatu hiburan, kemudian
meningkat untuk kepentingan lain seperti ; kebutuhan akan mengisi upacara dan upacara
adat. Contoh teater rakyat adalah Longser, Sandiwara Sunda, Wayang Golek, Pantun
Sunda, Bengbengberokan (Bandung); Topeng Cirebon, Wayang Kulit, Sintren, Kuda
Kepang (Cirebon); Topeng Banjet, Odong-odong, Sisingaan (Karawang dan Subang) dan
lain-lain.

b. Teater Klasik

Teater Klasik adalah suatu perkembangan seni yang telah mencapai tingkat tinggi baik
teknis maupun coraknya. Kemapanan dari jenis Teater Klasik ini sebagai akibat dari adanya
pembinaan yang terus menerus dari kalangan atas, seperti; Raja, bangsawan atau tingkat
sosial lainnya. Oleh karena itu jenis kesenian klasik kebanyakan lahir dilingkungan istana
(pusat kerajaan). Untuk jenis teater yang termasuk klasik, misalnya: Wayang Golek (Jawa
Barat); Wayang Kulit dan Wayang Orang (Jawa Tengah dan Jawa Timur).

Cara pementasan Teater Klasik sudah tidak sebebas Teater Rakyat. Teater Klasik harus
menuruti aturan-aturan etis (tata kesopanan) dan estetis (nilai keindahan) yang telah
digariskan.

c. Teater Transisi

Pada dasarnya jenis Teater Transisi juga bersumber pada Teater Tradisional, tetapi gaya
pementasannya sudah dipengaruhi oleh Teater Barat. Pengaruh Teater Barat nampak pada
tata cara penyajiannya. Walaupun pada Teater Transisi masih belum setia terhadap naskah
Teater, namun karena tumbuhnya dari masyarakat kota dan banyak dimainkan oleh para
pendatang, tidak mencerminkan aspirasi rakyat secara utuh.

Jenis Teater Transisi pada masa awal, seperti: Komedi Stambul dan Sandiwara Dardanella.
Teater semacam ini lebih disebut “Sandiwara“. Sedangkan Teater Transisi masa sekarang
adalah : Sandiwara Srimulat (Jawa Timur); Sandiwara Sunda (Jawa Barat); Sandiwara
Bangsawan (Sumatra Selatan dan Utara).
http://wjprince1993.blogspot.com/2018/04/10-jenis-teater-tradisional-di-
indonesia.html?m=1masih berkembang hingga saat ini:

1. Ketoprak

Ketoprak merupakan salah seni teater asli Jawa, tepatnya Surakarta, dan berkembang
pesat di Jogjakarta. Seni teater ini pada awalnya menggunakan iringan lesung
(semacam alat untuk menumbuk padi) tetapi sekarang sudah diringi dengan gamelan.

Biasanya cerita yang dipakai untuk pementasan berupa cerita legenda/masyarakat


setempat yang mengandung nilai moral dan dapat ditonton untuk segala usia.
Sayangnya, dewasa ini, ketoprak makin jarang diminati karena majunya teknologi.
Namun demikian, ada salah satu acara di televisi yang mengambil inti dari seni teater
ketoprak dan mengubahnya menjadi seni teater kontemporer dan cukup mendapat rank
di tingkat nasional.

2. Lenong
Seni teater ini berasal dari Jakarta, tepatnya suku Betawi. Pertunjukan lenong biasanya
diiringi dengan gambang kromong dan bercerita tentang hubungan sesama manusia
(mengandung pesan moral). Bahasa yang digunakan pun juga bahasa Betawi. Biasanya
pertunjukan ini bersifat komedi diiringi dengan sindiran halus.

Pada awal kemunculannya, seni teater hanya hadir di setiap acara tertentu dan
bersifat ‘ngamen’ lalu para pemain meminta bayaran sukarela kepada para penonton
dengan cara mengitari penonton. Namun, seiring perkembangan, lenong mulai tampil di
atas panggung dan mulai merambah ke dunia pertelevisian.

3. Ludruk

Seni drama asli Jawa Timur ini berisi tentang kehidupan sehari-hari diiringi dengan
musik gamelan dan ditampilkan dengan bahasa khas Jawa Timur, tepatnya Surabaya.
Percakapan yang digunakan bersifat hiburan dan lawak sehingga membuat penonton
tertawa. Biasanya, ludruk diawali dengan Tari Remo. Di Jawa Tengah, ada juga seni
teater yang mirip dengan ludruk, yaitu ketoprak. Hal yang membedakan keduanya
adalah cerita yang dibawakan. Ketoprak berisi cerita rakyat atau legenda, sedangkan
ludruk berisi tentang cerita kehidupan sehari-hari, khususnya kalangan orang biasa
(kampung).

4. Mamanda
Mamanda merupakan seni teater yang berasal dari Kalimantan Selatandan mirip dengan
lenong, di mana terdapat hubungan komunikasi langsung antara pemain dan penonton
sehingga memberikan kesan ‘hidup’ tetapi mamanda cenderung kaku dengan mengikuti
alur cerita kerajaan. Mamanda memiliki nilai budaya yang bersifat sebagai hiburan dan
pendidikan. Seni teater ini biasa diiringi dengan lagu-lagu khas Melayu. Sayangnya,
mamanda semakin tersingkir keberadaannya sekarang, mengingat perkembangan
teknologi yang pesat. Bahkan, tidak banyak anak-anak Banjar sekarang yang tahu jenis
seni teater yang satu ini.

5. Makyong

Makyong merupakan perpaduan antara seni tari dan seni teater Melayu tradisional,
tepatnya di Kepulauan Riau dan sangat berkembang pesat pada zaman Kerajaan Johor.
Seni ini menggabungkan instrumen, vokal, dialog, tari, dan unsur ritual di dalamnya.
Selain sebagai upacara persembahan, makyong juga digunakan sebagai adat istiadat di
daerah Riau.
6. Randai

Seperti makyong, randai merupakan perpaduan berbagai macam seni yaitu drama, tari,
lagu, dan silat. Kesenian ini berasal dari Minangkabau. Fungsi randai sebagai hiburan
yang mengandung pelajaran moral berisi nasihat. Cerita yang ditampilkan berupa cerita
tentang kehidupan sehari-hari atau cerita rakyat daerah Minangkabau. Pada awal
kemunculannya, randai digunakan untuk mengiringi pembacaan gurindam (semacam
puisi yang terikat dengan peraturan tertentu).

7. Wayang orang / Wayang Wong

Seni teater yang satu ini kental dengan budaya Jawa Tengah. Dalam bahasa Jawa
disebut juga wayang wong. Kesenian ini sama dengan wayang yang dimainkan oleh
dalang pada umumnya. Hanya saja dilakoni oleh pemain yang mengenakan kostum
seperti wayang sehingga bukan alat peraga. Wayang orang diciptakan oleh Sultan
Hamangkurat I pada tahun 1731. Kesenian ini memadukan beberapa unsur seni yang
lain seperti seni vokal, musik, dan tari. Selain itu, kostum juga penting untuk
diperhatikan, terutama sewaktu ada pementasan.
8. Reog

Reog adalah seni tradisional hiburan rakyat yang dipertontonkan dalam bentuk tarian
di tempat terbuka. Reog mengandung unsur magis. Penari utamanya mengenakan
hiasan topeng berkepala singa dengan
hiasan bulu merak yang mengembang ke atas seperti kipas berukuran besar. Beberapa
penari lainnya bertopeng dan berkuda lumping yang semuanya laki-laki, biasanya
mengenakan baju khas Jawa dan berkaos loreng (putih dengan strip horizontal berwarna
merah). Tontonan tradisional ini bersifat humor (jenaka) yang
mengandung sindiran atau plesetan terhadap situasi dan kondisi masyarakat

9. Arja

di Bali cukup banyak bentuk teater tradisional. Di antara yang banyak itu, salah satunya adalah
Arja. Arja juga merupakan teater tradisional Bali yang bersifat kerakyatan. Penekanan pada
nontonan Arja adalah tarian dan nyanyian. Pada awalnya tontonan Arja dimainkan oleh laki-laki,
tapi pada perkembangannya lebih banyak pemain wanita, karena penekanannya pada
tari. Arja umumnya mengambil lakon dari Gambuh, yaitu;

yang bertolak dari cerita Gambuh. Namun pada perkembangannya dimainkan juga lakon dari
Ramayana dan Mahabharata. Tokoh-tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung
(Inye, Condong) pelayan wanita, Galuh atau Sari, Raja Putri, Limbur atau
Prameswari, mantri dan lain sebagainya

10. Dulmuluk

Dulmuluk adalah teater tradisional yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Nama
dulmuluk diambil dari nama tokoh cerita yang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Teater
tradisional Dulmuluk ini juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan. Tontonan
Dulmuluk ini juga menggunakan sarana tari, nyanyi dan drama sebagai bentuk ungkapannya,
dan musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena pemain
juga menyanyikan dialog-dialognya. Humor dan banyolan sangat dominan dalam
tontonan Dulmuluk, yang memadukan unsur-unsur tari, nyanyi dan drama ini.

http://diluarpengetahuan.blogspot.com/2015/04/ciri-dan-fungsi-teater-tradisional.html?m=1
Fungsi Teater Tradisional

 Pemanggil kekuatan gaib


 Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya pertunjukan
 Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat.
 Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan maupun
kepahlawanannya.
 Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup
seseorang seperti keberhasilan menempati suatu kedudukan, jabatan kemasyarakatan,
Jadi kepala suku atau adat.
 Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu. Upacara
kelahiran, kedewasaan dan kematian.
 Sebagai media hiburan. Fungsi hiburan ini yang lebih menonjol di kalangan teater
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai