Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SENI BUDAYA

Seni Teater Ludruk

Oleh:

Chairunnisa Putri Utami Simanjuntak


Muhammad Al Hafidz
Nasywaa Zaveln
Sergion Ananda
Tiara Clianta Andiwi

XII MIPA 3
SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG
2022/2023
PEMBAHASAN

A. Definisi Seni Teater

Kata teater berasal dari bahasa Inggris “theater”, bahasa Perancis “theatre” dan
dari bahasa Yunani “theatron” yang berarti takjub melihat dan mendengar.

Secara umum, seni teater memiliki definisi sebagai sebuah seni drama yang
dipentaskan di atas panggung dan menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan
nyanyian yang dijadikan lengkap dengan dialog dan akting.

Definisi seni teater menurt para ahli :

1. Balthazar Vallhagen
Menurut Balthazar Vallhagen teater merupakan sebuah bentuk seni drama
yang melukiskan berbagai hal mengenai sifat serta watak dari manusia melalui
gerakan yang dilakukannya.

2. Anne Civardi
Anne Civardi mengartikan teater sebagai suatu bentuk seni drama yang
menggambarkan kisah kehidupan dengan melalui kata-kata dan juga gerakan.

3. R.M.A. Harymawan
Menurut Harrymawan, secara khusus teater mengacu kepada aktivitas
melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan (to act), sehingga tindak-tanduk pemain
di atas pentas disebut acting.

B. Fungsi Seni Teater

Seni teater memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

1. Fungsi seni teater sebagai sarana upacara


Pada awal kemunculannya, teater hadir sebagai sarana upacara untuk
persembahan kepada Dewa Dionisos, dan pesta untuk Dewa Apollo. Dalam fungsinya
ini, teater tidak membutuhkan penonton. Karena penontonnya berasal dari peserta
upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara
dikenal dengan istilah teater tradisional.

2. Fungsi seni teater sebagai media ekspresi


Seni teater berfokus pada lakon dan dialog. Lewat kesenian ini, para seniman
akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh serta dialog.

3. Fungsi seni teater sebagai hiburan


Sebagai hiburan, teater berfungsi menghibur penonton. Oleh sebab itu, para
seniman harus mempersiapkan pertunjukannya dengan matang agar penonton
terhibur.

4. Fungsi seni teater sebagai media pendidikan


Seni teater adalah seni kolektif. Artinya teater tidak dikerjakan individual.
Untuk mewujudkan penampilan yang baik, dibutuhkan kerja sama tim yang
harmonis. Harapannya melalui pementasan teater, pesan dapat tersampaikan dengan
baik dan mudah dimengerti penonton.

C. Bentuk – Bentuk Seni Teater

Teater adalah seni pertunjukan di mana para aktor memerankan karakter dan
menceritakan cerita di depan penonton. Ada berbagai bentuk teater yang telah
berkembang dari masa ke masa. Berikut adalah beberapa bentuk teater yang umum:

1. Drama
Drama adalah bentuk teater yang paling umum dan dikenal luas. Ini adalah
representasi cerita serius yang sering menggambarkan perjuangan emosional dan
konflik karakter. Drama dapat mencakup tema-tema seperti cinta, tragedi, politik, dan
konflik sosial.

2. Komedi
Teater komedi bertujuan untuk membuat penonton tertawa dengan cerita yang
lucu dan situasi konyol. Biasanya, komedi menyoroti kesalahpahaman, kebingungan,
dan peristiwa humor lainnya.

3. Tragedi
Tragedi adalah bentuk teater yang menampilkan peristiwa-peristiwa tragis yang
menghasilkan kehancuran dan penderitaan. Tragedi sering menggambarkan kegagalan
karakter utama dan sering kali memiliki akhir yang menyedihkan.

4. Musikal
Musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan dialog, tarian, dan musik.
Musikal biasanya memiliki narasi yang kuat dan menggunakan lagu-lagu untuk
mengungkapkan perasaan dan memperkuat cerita.

5. Opera
Opera adalah bentuk teater yang menggunakan musik klasik dan opera untuk
menggambarkan cerita. Karakter menyampaikan dialog mereka dalam bentuk
nyanyian.

6. Pantomim
Pantomim adalah bentuk teater di mana cerita diceritakan melalui gerakan tubuh,
mimik wajah, dan tarian, tanpa menggunakan kata-kata.
7. Teater eksperimental
Teater eksperimental mencoba berbagai bentuk teater baru dan seringkali tidak
mengikuti aturan tradisional. Ini dapat mencakup teater yang lebih interaktif,
menggunakan teknologi modern, atau mencari cara-cara baru untuk berkomunikasi
dengan penonton.

8. Teater Teks
Teater teks mengacu pada pertunjukan teater yang mengandalkan naskah tulisan
untuk dialog dan arahan. Hal ini berbeda dari teater improvisasi yang lebih
mengandalkan improvisasi oleh para aktor.

9. Teater Interaktif
Teater interaktif melibatkan penonton secara aktif dalam pertunjukan. Penonton
mungkin diminta untuk berpartisipasi dalam cerita, mengubah alur cerita, atau
berinteraksi langsung dengan para aktor.

Itu hanya beberapa contoh bentuk teater yang ada, dan ada banyak variasi lainnya
yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan seni dan budaya di berbagai
belahan dunia.

D. Jenis – Jenis Seni Teater

1. Teater Tradisional

- Teater rakyat
Sesuai dengan namanya, teater rakyat lahir dan berasal dari kehidupan
bermasyarakat, seperti upacara adat serta upacara keagamaan. Unsur yang ada
dalam teater rakyat adalah cerita, pelaku (pementasan drama), serta penonton.

- Teater klasik
Jika teater rakyat berasal dari kehidupan rakyat, berbeda halnya dengan
teater klasik. Jenis teater ini lahir dan berasal dari pusat kerajaan atau keraton.

- Teater transisi
Teater transisi bersumber dari teater tradisional seperti pada umumnya.
Hanya saja cara penyuguhannya dipengaruhi oleh teater gaya barat.

2. Teater Modern

- Teatrikalisasi Puisi
Sesuai namanya, jenis teater modern ini diambil dari sebuah karya puisi.
Dalam pementasan, puisi akan dibacakan secara teatrikal. Oleh sebab itu, nilai
estetika puitik dari karya puisi menjadi hal paling esensial. Untuk memperkuat
makna dari puisi yang dibacakan, maka panggung akan dirancang dan didominasi
sedemikian rupa. Biasanya, pembacaan puisi juga akan diiringi dengan musik
untuk menciptakan suasana lebih mendalam. Tujuannya adalah agar penonton
bisa merasakan apa yang dirasakan sang seniman.

- Teater Dramatik
Jenis teater modern dramatik memiliki ciri khas berupa adanya perubahan
karakter yang dibuat secara detail sesuai alur cerita. Tujuan pementasan teater
dramatik adalah agar penonton dapat mengikuti alur dari situasi dan kondisi yang
terjadi di dalam cerita tersebut. Supaya dapat memberikan pengaruh secara
emosional kepada penonton, maka para aktor dan aktris dituntut untuk bekerja
keras dalam memainkan perannya.

- Teater Gerak
Seni teater modern jenis gerak memiliki unsur utama berupa gerakan dan
ekspresi wajah para pemain. Pada saat pertunjukan, gerakan menjadi satu-satunya
dialog yang dilakukan antar tokoh. Sekilas, teater gerak memang hampir sama
dengan pantomim, hanya saja kostum yang dipakai berbeda. Melalui gerakan dan
ekspresi para pemain, maka penonton dapat menangkap pesan yang hendak
disampaikan. Meskipun sudah jarang dipentaskan, namun teater gerak masih eksis
hingga sekarang.

- Teater Boneka
Jenis teater boneka biasanya sarat dengan kisah legenda atau hal-hal yang
memiliki unsur religi. Pada dasarnya terdapat beberapa macam teknik yang
digunakan dalam pementasan teater boneka. Dua diantaranya adalah dengan
memasukkan kedua tangan dalam boneka, maupun menggunakan tongkat yang
berfungsi menggerakan boneka tersebut.

- Drama Musikal
Salah satu jenis teater modern yang paling banyak dipentaskan hingga saat
ini adalah drama musikal. Kombinasi antara seni peran, tari, dan musik menjadi
ciri khas dari teater modern jenis ini. Pertunjukan drama musikal umumnya
berfokus pada keharmonisan lagu dan gerakan tari dibandingkan dialog antar
pemain. Pada setiap pementasan, maka pemain akan menari sesuai dengan
perannya masing-masing mengikuti alunan musik.

E. Unsur – Unsur Seni Teater

Teater merupakan kombinasi dari semua unsur internal pemintasan dan unsur
eksternal pemintasan yang dalam hal ini harus menjadi satu kesatuan untuk menghasilkan
suatu pemintasan yang benar-benar baik:

1. Unsur internal Teater

- Aktor
Aktor merupakan penunjang utama dalam teater. Dan aktor juga
menghasilkan beberapa unsur diantaranya, unsur gerak dan suara.
- Naskah
Naskah atau bisa disebut lakon dalam teater juga merupakan penunjang
yang melahirkan berbagai unsur-unsur yang ada yaitu, aktor, pentas, sutradara,
dan kostum.

- Pentas
Pentas merupakan salah satu unsur yang menghadirkan keestetikan sebuah
pertunjukan, karena pentas merupakan juga menghadirkan unsur penunjang yang
di dalamnya ada property, tata lampu, dan alat-alat yang lain yang berkenaan
dengan pentas.

- Sutradara
Sutradara merupakan unsur yang mengarahkan semua unsur dalam sebuah
seni pertunjukan. Mengarahkan seorang aktor, membedah naskah, melahirkan ide-
ide tentang pentas yang mau digunakan.

- Kostum
Kostum adalah unsur penunjang yang membuat seorang aktor bisa
kelihatan membawan wataknya yang bagaimana.

Unsur internal tersebut menyangkut bagaimana didalam pemintasan tersebut,


karena bisa dikatakan unsur internal merupakan hatinya teater, bila tidak ada unsur
internal tidak akan tercipta suatu pemintasan. Tetapi perlu perlu diketahui pula unsur
internal tidak akan bisa berjalan tanpa unsur eksternal.

2. Unsur Eksternal Teater

- Staf produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan
dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun
tugasnya yaitu menjadi produser/pimpinan produksi, mengurus semua hal tentang
produksi, dan menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program
kerja, dan lain sebagainya.

- Sutradara
Tugas sutradara teater adalah sebagai pembawa sekaligus pengarah
jalannya naskah, koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan,
mencari dan menyiapkan aktor, menyiapkan makeup dan juga men-setting segala
sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.

- Stage manager
Tugas stage manager adalah menjadi pemimpin dan penanggung jawab
panggung, serta membantu sutradara.
- Desainer
Tugas desainer adalah menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut
setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata
lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti audio).

- Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian
desainer, di antaranya bagian pentas/tempat, bagian tata lampu (lighting), bagian
perlengkapan, dan tata musik.

F. Seni Teater Ludruk

1. Definisi Ludruk

Ludruk merupakan kesenian teater rakyat Jawa Timur yang berasal dari kalangan
rakyat jelata. Di Surabaya ludruk masih kerap dipentaskan, bertahan meski hanya
dimainkan oleh beberapa puluh orang.

Ludruk adalah salah satu jenis teater tradisi. Artinya ludruk tumbuh dari ekspresi
rakyat kebanyakan. Tema-tema ceritanya muncul dari permasalahan keseharian rakyat.
Dipentaskan dengan bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat kalangan bawah.
Karena itu pula ludruk dinilai sebagai teater rakyat.

2. Pola Penyajian Ludruk

Ludruk befungsi sebagai hiburan, pertunjukkan, maupun penerangan. pola


penyajian ludruk yaitu:

a. Bagian awal pertunjukkan meliputi: patalun (lagu/gending awal sebagai simbol


akan segera dimulai pertunjukkan ludruk), tari ngremo (tari untuk menyambut
tamu).

b. Bagian inti pertunjukkan meliputi: prolog (pemaparan cerita dan pelaku), adegan
1, adegan 2, konflik 1, pelawak, klimaks cerita, akhir cerita.

c. Bagian akhir pertunjukkan, merupakan ucapan terima kasih kepada Tuhan, dan
semua penonton atas selesainya pertunjukkan ludruk.

Sumber cerita yang digunakan bersumber pada sejarah perjuangan, legenda, babad,
dan cerita carangan (yaitu cerita yang dibuat sendiri oleh penulis naskah dikait-
kaitkan dengan kehidupan manusia dan lingkungannnya).
3. Fungsi Ludruk

Ludruk merupakan pertunjukan kesenian yang fungsi utamanya adalah sebagai


media hiburan masyarakat. Selain itu ludruk juga berfungsi sebagai pengungkapan
suasana kehidupan masyarakat. Di samping itu, kesenian ini juga sering dimanfaatkan
sebagai penyaluran kritik sosial terhadap situasi pemerintahan dan juga persoalan
masyarakat yang terjadi.

Kesenian ludruk diduga merupakan budaya rakyat yang lahir untuk


“memberontak” model kesenian keraton dan istana semacam wayang dan ketoprak
yang ceritanya terlalu elit dan tak menyentuh rakyat. Cerita-cerita ludruk umumnya
mengangkat masalah kehidupan orang kecil sehari-hari dengan penggunaan bahasa
yang lebih merakyat atau sederajat dan terkesan “kasar” tanpa unggah-ungguh
(bahasa ngetannan) bila dibandingkan dengan bahasa yang digunakan dalam
pewayangan ataupun ketoprak.

Pada jaman revolusi, ludruk bukan hanya berfungsi sebagai sarana hiburan saja
melainkan juga sarana komunikasi antara pejuang bawah tanah dengan rakyat yang
menyaksikannya. Pada zaman Jepang kesenian ludruk berfungsi sebagai media kritik
terhadap pemerintah. Ini tampak terutama dalam ludruk Cak Durasim yang terkenal
dengan parikan “Pagupon omahe dara, melok Nippon tambah sengsara”.

Dengan parikan serupa itu Cak Durasim ternyata berhasil membangkitkan rasa
tidak senang rakyat terhadap Jepang. Cak Durasim akhirnya ditangkap dan meninggal
dalam tahanan Jepang.

4. Unsur Ludruk

- Dialog
Unsur pertama dalam ludruk adalah dialog. Hal ini menjadi dalam ludruk
sangat penting, karena dialog-lah yang menjadi jantung dari pertunjukan ludruk.
Dialog dalam ludruk biasanya menggunakan bahasa Jawa dengan logat khas Jawa
Timur.

- Lawakan
Lawakan adalah unsur penting dalam ludruk yang membuat penonton
tertawa. Lawakan dalam ludruk biasanya menggunakan bahasa Jawa dengan
humor yang khas.

- Musik
Musik dalam ludruk menggunakan alat musik tradisional seperti gamelan,
kendang, dan saron.

- Tari
Unsur terakhir adalah tari, dalam ludruk tari digunakan sebagai pelengkap
dan biasanya digunakan saat pergantian babak.
5. Eksistensi Ludruk di Masa Kini

Eksistensi Ludruk di masa sekarang ini semakin pudar, disebabkan oleh


beberapa faktor.
Yang pertama, dengan perkembangan dan perubahan zaman yang ada
ditambah dengan derasnya arus globalisasi yang terjadi, menyebabkan masuknya
pengaruh dari luar tak terkecuali budaya mengubah cara pandang, gaya hidup, dan
juga cara berpikir yang dimiliki oleh masyarakat.
Salah satu perubahan tersebut tentunya adalah sumber hiburan yang dimiliki
masyarakat.
Dahulu, pilihan hiburan yang dimiliki oleh masyarakat masih minim sehingga
pentas ludruk yang menghibur mulai dari tarian, guyonan, dan cerita yang
dipentaskan menjadi salah satu hiburan yang ditunggu oleh masyarakat.
Sedangkan saat ini pilihan sumber hiburan masyarakat menjadi lebih banyak
dan beragam, dimana ludruk harus berhadapan dengan contohnya film dan drama
atau sinetron dengan plot cerita yang menarik, baru, dan relatable dengan
perkembangan zaman beserta pemeran yang memikat hati tentunya membuat
masyarakat lebih memberikan perhatian dan minat mereka terhadap hal tersebut,
sehingga seni ludruk seakan-akan kalah saing dan kalah pamor saat dihadapkan
dengan hal tersebut.
Ditambah juga dengan cukup banyaknya permasalahan yang terjadi antara
lain kurang maksimalnya peran pemerintah dalam menjaga dan melestarikan
keberlangsungan pentas ludruk, seperti minimnya sarana dan fasilitas yang diberikan
untuk pementasan ludruk menyebabkan kelompok dan seniman ludruk untuk tampil
di tempat yang kurang strategis dan membuat masyarakat sukar untuk menonton dan
menikmatinya.
Juga minimnya lembaga yang dapat menaungi dan melindungi ludruk
sehingga membuat ludruk mengalami kesulitan untuk dapat berkembang.
Lalu, kurangnya exposure dan juga edukasi kepada masyarakat membuat
masyarakat kurang mengenal dan bahkan tidak banyak yang mengetahui lagi
mengenai kesenian ludruk.

Anda mungkin juga menyukai