PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teater merupakan suatu media langsung atau media komunikasi langsung yang djadikan wahana
penting dalam menyebarkan kebudayaan dan pemikiran di sepanjang zaman. Teater terkadang
mengisahakan tragedi yang begitu menyedihkan yang terkadang memaksa penonoton untuk terhanyut
turut menangis dan terkadang pula ada teater yang terkadang menyodorkan pertanyaan kepada publik,
akan tetapi ada juga teater yang bisa membuat penontonnya tertawa lebar.
Perubahan struktural dalam substansi teater tradisional perlu diciptakan namun tetap mempertahankan
secara utuh kaidah pementasan, sehingga bisa terwujud pengalaman baru. Bahkan dalam beberapa
kasus, format dan penampilan pementasan harus diubah juga. Masyarakat sekarang sangat berbeda
dengan tipe masyarakat ratusan tahun yang lalu. Mereka memiliki tuntutan dan selera yang baru pula.
Karena itu, teater mesti menggarap persoalan hidup sehari-hari mereka. Dengan begitu, inovasi
semacam itulah yang akan menjamin kelestarian teater tradisional dan menjaganya untuk generasi
mendatang".
Teater tradisional yang kita kenal sekarang lahir dari situasi sosial tertentu yang berbeda dengan
kondisi sekarang. Ada banyak peneliti teater yang mengakui bahwa jika teater tradisional dipentaskan
sesuai dengan format aslinya, tentu tidak akan banyak menarik minat publik. Dan perlahan akan
mengubahnya menjadi ragam seni yang layak dimuseumkan.
Teater tradisional merupakan bagian dari identitas budaya dan menjadi kekayaan kultural bangsa-
bangsa yang berperadaban kuno. Meski demikian sebagian besar pakar seni menilai perlu
diadakannya perubahan dalam menampilkan seni pentas tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat
modern. Menggali kembali akar sejarah teater tradisional merupakan langkah awal untuk menggelar
perubahan. Selain itu, mengenal asal-asul dan mencari unsur-unsur asli teater tradisional dengan cara
memisahkannya dari tendensi sosial dan politik yang melingkupinya di masa lalu merupakan salah
satu cara untuk menemukan format dasarnya. Selain itu, memadukan teater tradisional dengan
sentuhan modern yang lebih inovatif seperti penggunaan tata cahaya, dekorasi, dan musik merupakan
salah satu cara untuk membuat seni pentas tradisional terlihat makin menarik.
Pementasan teater tradisional secara klasik sudah tidak menarik lagi bagi publik modern dan hanya
menghibur mereka beberapa jam saja. Karena itu, upaya mempromosikan teater tradisional harus
diiringi dengan rekonstruksi seni pentas ini. Kehidupan masyarakat tradisional dan problematika
mereka harus bisa menyusup dalam teater tradisional. Sebab hanya dengan cara itulah teater
tradisional bisa tetap bertahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka penulis menjabarkan beberapa rumusan masalah yang akan kami
bahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Teater Tradisional ?
2. Apa saja unsur-unsur teater tradisional ?
3. Apa ciri-ciri teater tradisional ?
4. Apa saja macam-macam teater tradisional ?
5. Apa Fungsi teater tradisional ?
C. TUJUAN
Dengan disusunnya makalah ini maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahui Pengertian Teater Tradisional
2. Untuk mengetahui unsur-unsur teater tradisional
3. Untuk mengetahui ciri-ciri teater tradisional
4. Untuk mengetahui macam-macam teater tradisional
5. Untuk mengetahui fungsi teater tradisional
BAB II
PEMBAHASAN
Eksposisi
Perkenalan tokoh melalui adegan-adegan dan dialog yang mengantarkan penonton pada keadaan yang
nyata.
Konflik
Pada tahapan ini mulai ada kejadian atau peristiwa atau insiden yang melibatkan tokoh dalam
masalah.
.Komplikasi
Insiden yang terjadi mulai berkembang dan menimbulkan konflik semakin banyak, rumit dan saling
terkait tetapi belum tampak pemecahan masalahnya.
Klimaks
Berbagai konflik telah sampai pada puncaknya atau puncak ketegangan bagi para penonton. Disinilah
konflik atau pertikaian antar tokoh semakin memanas.
Penyelesaian
Tahap ini merupakan akhir penyelesaian konflik. Disini, penentuan ceritanya akan berakhir
menyenangkan,mengharukan, tragis, atau menimbulkan sebuah teka-teki bagi para penonton.
3. Penokohan
Penokohan dalam teater mencakup beberapa hal di antaranya sebagai berikut.
Aspek Fsisikologis
Aspek ini berkaitan dengan penamaan, pameran dan keadaan fisik tokoh. Keadaan fisik antara lain
tinggi, pendek, warna rambut, rambut panjang, gemuk, kurus atau warna kulit.
Aspek Sosiologis
Aspek ini berkaitan dengan keadaan sosial tokoh, yaitu interaksi atau peran sosial tokoh dengan tokoh
lain.
Aspek sosiologis
Aspek ini berkaitan dengan karakter yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa atau kepribadian seorang tokoh.
Jenis karakter dalam sebuah pementasan teater antara lain protagonis, antagonis, figuran serta
tritagonis.
Penokohan/karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/kepribadian pelaku utama. Penokohan
erat hubungannya dengan perwatakan. Penokohan berhubungan dengan nama pelaku, jenis kelamin,
usia, bentuk fisik, dan kejiwaannya. Perwatakan berhubungan dengan sifat pelaku. Dalam teater
penokohan dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu:
· Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang pertama kali mengambil prakarsa dalam cerita. Tokoh
protagonis adalah tokoh yang pertama mengalami benturan-benturan atau masalah, memiliki sifat
yang baik sehingga penonton biasanya berempati.
· Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang menentang tokoh protagonis atau tokoh yang menentang
cerita. Tokoh antagonis biasanya memiliki sifat jahat.
· Tokoh tritagonis, yaitu tokoh penengah serta pendamai dua pihak (tokoh protagonis dan tokoh
antagonis) dan penyelesaian ketegangan.
Dialog
Dialog adalah percakapan antar tokoh (yang bersamaan dalam satu gerak atau adegan) untuk
merangkai jalannya kisah. Dialog harus mendukung karakter tokoh, mengarahkan plot dan
mengungkap makna yang tersirat.
5. Bahasa
Bahasa merupakan bahan dasar naskah atau skenario dalam wujud kata dan kalimat. Kata dan kalimat
harus dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan secara komunikatif dan efektif.
6. Ide dan Pesan
Ide dan pesan dalam pertunjukan harus bisa di tuliskan oleh penulis dan di implementasikan di atas
panggung oleh pemeran. Ide bisa di dapat dengan cara merekayasa secara logis, sehingga selain dapat
menghibur, pementasan teater juga menampilkan pesan moral melalui nilai-nilai pendidikan.
7. Setting
Setting atau latar adalah keadaan tempat dan suasana terjadinya suatu adegan di panggung. Setting ini
bisa mencakup tata panggung dan tata lampu.
9. Lenong
"Lenong" adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat Betawi, Jakarta. Lenong berasal dari
nama salah seorang Saudagar China yang bernama Lien Ong. • Pada zaman dahulu (zaman
penjajahan), lenong biasa dimainkan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi penentangan terhadap
tirani penjajah. • Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke
kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung,
salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela •
Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. kedua jenis lenong ini juga
dibedakan dari bahasa yang digunakan; lenong denes umumnya menggunakan bahasa yang halus
(bahasa Melayu tinggi), sedangkan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.
10. Ubrug
"Ubrug" di Pandeglang dikenal sebagai kesenian tradisional rakyat yang semakin hari semakin
dilupakan oleh penggemarnya. Istilah ‘ubrug’ berasal dari bahasa Sunda ‘sagebrugan’ yang berarti
campur aduk dalam satu lokasi. • Kesenian ubrug termasuk teater rakyat yang memadukan unsur
lakon, musik, tari, dan pencak silat. Semua unsur itu dipentaskan secara komedi. • Bahasa yang
digunakan dalam pementasan, terkadang penggabungan dari bahasa Sunda, Jawa, dan Melayu
(Betawi). Alat musik yang biasa dimainkan dalam pemenetasan adalah gendang, kulanter, kempul,
gong angkeb, rebab, kenong, kecrek, dan ketuk.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Arti Teater secara etimologis teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas teater
ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit teater adalah
drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media :
Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik,
nyanyian, tarian, dsb. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk, arja, reog, lenong, topeng, dagelan,
sulapan akrobatik, bahkan pertunjukan band dan lain sebagainya. Dalam arti sempit/khusus: drama,
kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh penonton, dengan
media percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor (setting), didasarkan atas naskah yang
tertulis (hasil dari seni sastra) dengan atau tanpa musik, nyanyian, tarian.
B. SARAN
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada semua pihak bisa
menggali ilmunya ( khususnya ilmu tentang seni teater ) dengan mendalami isi makalah ini.
Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada
segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat
dalam dunia seni.
Makalah
“TEATER”
Di Susun Oleh :
KELOMPOK IV
Rahmat Risky
Dimas Seto Hafidz
Taufik Fadli Rauf Irfan
Danu Dirga Aril
Rohit Nauval
Topik Cahyadi
SMA NEGERI 8 LUWU TIMUR
2022