Anda di halaman 1dari 3

NAMA : IRWILDHA MUSDALIFAH

NIM : F021201044
FAKLUTAS : ILMU BUDAYA
PRODI : SASTRA DAERAH BUGIS-MAKASSAR
TUGAS SENI PERTUNJUKAN

Resume Tentang Teater Tradisional

Teater merupakan kesenian yang sudah ada sejak lama dan terus berkembang di
kalangan masyarakat. Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia pun
seringkali ditunjukkan melalui seni teater. Teater yang lahir dan berkembang di
daerah tertentu, dan perkembangannya sesuai dengan kebudayaan daerah tersebut
disebut dengan teater tradisional.
Teater tradisional lalu berkembang menjadi teater modern, yaitu teater yang
dikemas lebih kekinian dan hanya bertujuan untuk menghibur.
Ada berbagai macam bentuk teater tradisional yang berkembang di Tanah Air,
seperti Didong teater suku bangsa Gayo, Randai teater tradisional Minangkabau,
pantun Sunda, lenong, teater tutur Betawi, ketoprak, wayang orang, dan masih
banyak lagi.
Teater tradisional berbeda dengan teater modern. Perbedaannya dapat terlihat dari
fungsi, ciri-ciri, maupun jenis-jenisnya.

Fungsi Teater Tradisional


Teater tradisional berfungsi sebagai sarana upacara penghormatan kepada roh
nenek moyang atau dewa, hiburan, serta presentasi estetis yang berpadu satu
dalam sebuah pementasan. Misalnya, dalam pertunjukan wayang kulit di daerah
Jawa Tengah, akan terlihat unsur-unsur ritual, hiburan, serta presentasi estetisnya.
Bahkan, ada pula fungsi propaganda dari pemerintah.
Mengutip buku All New Target 100 Nilai Ulangan Harian oleh Tim Guru Eduka,
selain sebagai sarana upacara dan hiburan, teater tradisional juga berfungsi
sebagai:

 Media ekspresi
 Media pendidikan
 Media penerangan sebagai sarana dalam memberikan informasi kepada
masyarakat

Ciri-Ciri Teater Tradisional


Teater tradisional dan teater modern dapat dibedakan melalui ciri-cirinya. Berikut
ciri-ciri teater tradisional dikutip dari buku Seni Budaya untuk Kelas IX Sekolah
Menengah Pertama oleh Drs. Harry Sulastianto dkk.

 Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng,


mitologi, ataupun kehidupan sehari-hari.
 Penyajiannya dengan dialog, tarian, dan nyanyian.
 Unsur lawakan kerap muncul.
 Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan
biasanya terdapat dua unsur emosi sekaligus, yaitu tertawa dan menangis.
 Pertunjukan menggunakan tetabuhan atau musik tradisional.
 Penonton mengikuti pertunjukan dengan santai dan akrab. Terkadang
terdapat dialog langsung antara pemeran dan penonton.
 Menggunakan bahasa daerah.
 Tempat pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton).

Jenis-Jenis Teater Tradisional

Ilustrasi teater tradisional. Foto: iStock


Mengutip buku Monograf Karakter Tokoh Teater Jingju oleh Tri Utami Ismayuni,
S.S., M.Si., teater tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Teater Rakyat
Merupakan teater yang berkembang di wilayah nusantara dan setiap daerah
biasanya berbeda-beda. Teater rakyat bersifat sederhana, spontan, serta diisi
dengan improvisasi yang menyatu dengan kehidupan rakyat.
Contoh teater rakyat antara lain Makyong dari Riau, Randai dari Sumatera barat,
Cepung dari Lombok Barat, serta Ketoprak, Srandul, dan Jemblung dari Jawa
Tengah.
2. Teater Klasik
Teater klasik adalah teater tradisional yang segala sesuatunya sudah teratur, baik
dari segi ceritanya, pelakunya yang sudah terlatih, maupun gedung pertunjukkan
yang sudah memadai dan tidak lagi menyatu dengan penonton. Contohnya, wayang
orang, wayang kulit, wayang golek, dan teater Jing Ju.
3. Teater Transisi
Teater transisi adalah teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya
penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Misalnya, teater komedi Instanbul
dan sandiwara Dardanela.

Contoh Bentuk Teater Tradisional di Indonesia


Ada berbagai macam bentuk teater tradisional yang berkembang di Tanah Air,
seperti Didong teater suku bangsa Gayo, Randai teater tradisional Minangkabau,
Pantun Sunda, Lenong, teater tutur Betawi, Ketoprak, wayang orang, dan masih
banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai