Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH & PERKEMBAN

GAN TEATER DI INDON


ESIA
Kelompok 2
Ketua : muhammad siddik al fajri
Sekretaris : dwi putra ramadhandy
Moderator : recxy ariansyah
Anggota :

A.Teater Rakyat (tradisional)


Teater tradisional atau Teater Rakyat lahir di
tengah-tengah rakyat dan masih menunjukkan
kaitan dengan upacara adat dan keagamaan. Artinya
pertunjukan hanya dilaksanakan dalam kaitan
dengan upacara tertentu, seperti khitanan,
perkawinan, selamatan dan sebagainya. Yang
menanggung semua pembiayaan adalah yang punya
hajat dan dapat ditonton gratis oleh undangan dan
masyarakat. Tempat pertunjukan dapat dimana saja;
halaman rumah, kebun, balai desa, tanah lapang
dan seterusnya. Contoh-contoh teater rakyat adalah
sebagai berikut :
1) Makyong dan Mendu di daerah Riau dan
Kalimantan Barat
2) Randai dan Bakaba di Sumatera Barat
3) Mamanda dan Bapandung di Kalimantan Selatan
4) Arja, Topeng Prembon, dan Cepung di Bali
5) Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling,
dan Ketuk Tilu di Jawa Barat
6) Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco di Jawa
Tengah
7) Kentrung, Ludruk, Ketoprak, Topeng Dalang,
Reyog, dan Jemblung di Jawa Timur
8) Cekepung di Lombok
9) Dermuluk di Sumatera Selatan dan Sinlirik di
Sulawesi Selatan
10) Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi di Jakarta
11) Randai di Sumatera Barat

B.Teater

Klasik (keraton)
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya
sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung
pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan
kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini
dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis
teater ini. Para seniman dihidupi oleh raja dengan menjadi
pegawai kerajaan yang mendapat tugas religius dan tugas
mengangkat kebesaran atau kemuliaan sang raja.
Contohnya Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek,
dan Langendriya. Ceritanya statis, tetapi memiliki daya tarik
berkat kreatifitas dalang atau pelaku teater tersebut dalam
menghidupkan lakon.

C.Teater Modern
Teater modern merupakan teater yang bersumber dari
teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah
dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti Komedi
Stambul, Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan
sebagainya merupakan contoh teater modern. Dalam
Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan
Ludruk atau Ketoprak, jenis ceritanya diambil dari dunia
modern. Musik, dekor, dan properti lain menggunakan
teknik Barat.
Dari contoh-contoh di atas, nyatalah bahwa teater sudah
membudaya dalam kehidupan bangsa kita. Dalam teater,
penonton tidak hanya disuguhi pengetahuan tentang
baik/buruk, dan indah/jelek, tetapi ikut menyikapi dan
melihat action. Kalau mungkin, jika siswa-siswa berteater,
mereka melaksanakan tiga matra tujuan mengajar menurut
Bloom, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebab
itulah penggunaan teater dalam media pendidikan semakin
populer.
Menurut Sumardjo periodisasi teater modern adalah :

D.Perkembangan Teater di In

Istilah teater berasal dari bahasa Yunani kuno


pada zaman dahulu kala masih dapat dilihat seba
Tradisi
teater
sudah
1.
2.
3.
4.
5.
Pel
6.
1.
Teater tradisional atau Teater Rakyat, lahir d
kebun,
balai
1.

2.
3.
4.
5.
Ubrug,
6.
7.
Kentrung,
8.
9.
D
10.Lenong,
11.

Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala


Contohnya
Wayang
Kulit,
3.
Teater modern merupakan teater yang bers
Dari contoh-contoh di atas, nyatalah bahwa
populer.
1.

1)MasaPerintisan(18851925)
TeaterBangsawan(18851902)
TeaterStamboel(18911906)
TeaterOpera(19061925)
2)MasaKebangkitan(19251941)
TeaterMissRiboetsOreon(1925)
TeaterDardanelaopera(19261934)
AwalteatermoderndiIndonesia(1926)
3)Masaperkembangan(19421970)
TeaterzamanJepang
Teatertahun1950an
Teatertahun1960an
4)MasaTeatermutakhir(19701980an)
Akhirakhir ini banyak keluhan karena bengkrutnya groupgroup teater tradisional. Di zaman modern ini para pengelola group kesenian
dituntut kemampuan yang lebih canggih, tidak hanya kemampuan dalam bidang kesenian atau penyutradaraan. Kemampuan manajemen
perusahaan,kemampuanpemasaran,kemampuanpsikologimassauntukmembacaselerapenontonsangatdiperlukan.Senimansenimanteater
tradisional kini juga sudah semakin sedikit jumlahnya karena ditinggalkan oleh mereka yang senior. Namanama besar seperti Cokro Jiyo,
Markuat, Atmonadi, Basiyo, Narto Sabdo, dan sebagainya kini telah tiada. Siswo Budoyo dengan Siswondo dan Jusuf Agil juga mengalami
kehancuran
karena
dua
tokoh
itu
telah
tiada.
Kinikitaberpalingkedramadramamodernyangmenggunakannaskah.Kiranyasuksesdramatradisionaldalamkemandiriannyatidakdapat
diwarisiolehgrupgrupdramamodern.WalaupunbegitukehadiranmerekadalamkhasanahsastraIndonesiamerupakanfenomenayangtidak
dapat dilupakan. Kita kenal namanama besar seperti Bengkel Teater, Teater Populer, Teater Starka, Teater Alam, dan sebagainya.
Profesionalisme dalam berkesenian belum cukup untuk menjawab tantangan jaman. Dibutuhkan pengelola keuangan dan organisator yang
mampumemanjangkannafashidupgroupgroupteatermodern.Palingtidakteatermodernmembutuhkanimpresarioatautokohsemacamitu.
Di berbagai kota, banyak dramawandramawan muda yang masih memiliki idealisme tinggi meneruskan kegiatan berteater meskipun secara
finansialtidakmenjajikanperbaikannasib.DiSurakarta,kehidupanTamanBudayaSurakarta(TBS)dimotoriolehdramawandramawanmuda,
seperti Hanindrawan, Sosiawan Leak, dan dramawandramawan muda dari 9 fakultas di UNS, serta dari perguruan tinggi lain di Surakarta.
Teaterteater sekolah marak tumbuh. Begitu juga teater di perguruan tinggi. Setiap fakultas biasanya memiliki group teater karena ditunjang
olehdanakemahasiswaanyangmemadai.Halinimenyebabkanlahirnyadramawandramawanmudayangpenuhidealismedanbanyakberpikir
pentas yangdisertai dengandiskusidiskusi tentangdramadan teater.Pertanyaannya,seberapa besarperan kita(teaterkampus) dalamdunia
perteateranIndonesia?

Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai