1. Menurut Herman J. Waluyo (2002: 44) berpendapat bahwa apresiasi biasanya dikaitkan dengan seni. Apresiasi drama berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan drama, yaitu mendengar dan berakting dengan penuh penghayatan yang sungguh-sungguh. Kegiatan ini membuat orang mampu memahami drama secara mendalam, merasakan cerita yang ditayangkan, serta mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam drama dan menghargai drama sebagai seni dengan kelebihan dan kelemahannya. 2. Menurut Howes (1986:6-7) pengajar drama perlu menerapkan beberapa strategi pengayaan, yaitu: (1) diskusi kelas. Diskusi dapat diawali dengan menonton rekaman drama; (2) kunci pemaknaan adalah pemahaman karakter tokoh; (3) perhatikan tata panggung, seperti tata lampu, amat penting sebagai pendukung makna; (4) bentuk-bentuk teatrikal juga mendukung tema serta karakter tokoh, (5) pemahaman ditingkatkan dengan menarik minat dan perhatian subjek didik. Pengayaan dimaksudkan untuk menambah kepekaan apresiasi dan kelak mampu bermain drama. 3. Menurut Ardiana (1990) mengapresiasi karya drama seharusnya dilakukan dengan mengakrabi, menggauli dengan sungguh-sungguh drama itu, agar memperoleh pengalaman yang hakiki. Mengakrabi drama mengandung makna bahwa subjek didik harus membaca, menonton, mencermati drama itu, memahaminya, menikmatinya, menghargainya, mengenal secara mendalam terhadap pengalaman manusia yang indah dalam drama 4. Menurut Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana. 5. Menurut Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan. 6. Menurut Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan. 7. Menurut Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan. 8. Menurut KBBI, drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan. 9. Menurut E. R. Reaske drama adalah sebuah karya sastra atau sebuah komposisi yang menggambarkan kehidupan dan aktivitas manusia dengan segala penampilan, berbagai tindakan dan dialog antara sekelompok tokoh di dalamnya. 10. Menurut Tjahjono, drama diciptakan bukan untuk dibaca saja, namun juga harus memiliki kemungkinan untuk dipentaskan. Drama sebagai tontonan atau pertunjukan disebut dengan istilah teater yang memiliki sifat ephemeral, yang berarti bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama. B. Definisi apresiasi drama menurut saya Apresiasi drama yaitu sebuah kegiatan menghayati atau menghargai sebuah karya sastra pertunjukan seni yang menceritakan sifat dan karakter manusia melalui kata kata dan gerak. C. Jenis – jenis drama - Drama tradisional 1. Ketoprak, Teater Tradisional Dari Yogyakarta Ketoprak merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang di daerah Yogyakarta. Meskipun demikian, awal mula keberadaan teater tradisional ini dipercaya berasal dari daerah surakarta atau yang saat ini bernama Kota Solo. Di zaman dahulu, iringan musik dari teater tradisional ketoprak ini hanya berupa musik seadanya saja, seperti halnya menggunakan lesung atau alat penumpuk padi dan kendang. Akan tetapi, seiring dengan perkembangannya, saat ini kesenian ketoprak cenderung lebih banyak diiringi oleh beberapa alat musik tradisional, seperti gamelan Jawa. Kesenian ketoprak pada umumnya tidak hanya menyajikan 1 atau 2 jenis cerita saja, akan tetapi juga menyajikan beberapa cerita lainnya, seperti epos ramayana dan juga kisah 1001 malam. Cerita-cerita tersebut biasanya akan dipentaskan oleh para pemain ketoprak dengan menggunakan beberapa penyesuaian tokoh yang diperankan. 2. Wayang Wong, Teater Tradisional Dari Jawa Wayang Wong atau yang artinya adalah wayang orang ini adalah seni teater tradisional nusantara yang tumbuh dan berkembang di tanah Jawa, baik itu di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, maupun di Yogyakarta. Dalam pementasannya, kesenian wayang wong ini pada umumnya banyak mengambil dari cerita kisah pewayangan dan mempunyai pakem alur cerita tertentu, yakni alur cerita yang ditampilkannya tidak diperbolehkan untuk dirubah. Selain itu, para pemain dari kesenian wayang wong biasanya akan memakai beberapa busana, aksesoris, dan properti lainnya seperti halnya wayang. Untuk kisahnya sendiri, wayang wong biasa mengangkat beberapa kisah yangg berasal dari kisah Ramayana dan Mahabaratha. 3. Lenong, Teater Tradisional Dari Betawi Jakarta Lenong merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh dari masyarakat Betawi di Jakarta. Kesenian ini umumnya dikemas dengan banyolan (candaan) dan juga selingi oleh musik. Sementara dalam pertujukannya, dialog-dialog yang diucapkan oleh para pemain kesenian lenong juga memakai logat khasnya, yaitu khas betawi. 4. Mendu, Teater Tradisional Dari Kepulauan Riau Mendu merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Kalimantan Barat. Kesenian ini pada umumnya lebih cenderung ke dalam seni drama yang dikombinasikan dengan beberapa seni, seperti seni tari, silat, dan pantun. Dalam pertunjukannya, kesenian mendu ini biasanya akan diawali oleh beberapa tarian tradisional khas melayu yang ada di Kepulauan riau maupun di Kalimantan Barat. Di tahun 2014 kemudian pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan bahwa Seni Teater Mendu merupakan Warisan budaya tak benda milik bersama Provinsi kepulauan Riau dan Provinsi Kalimantan Barat. 5. Mamanda, Teater Tradisional dari Kalimantan Selatan Mamanda merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang berkembang dan tumbuh di Provinsi Kalimantan Selatan. Satu yang paling unik dan menarik pada kesenian ini, dimana busana yang dipakai di dalam pertunjukannya cenderung dibuat gemerlap dan juga mewah. Selain itu, pertunjukan dari kesenian Mamanda ini ternyata mempunyai kesamaan dengan kesenian lainnya yang berasal dari betawi, yaitu kesenian Lenong. Hal ini dikarenakan interaksi antar para pemain dan juga penonton sangat aktif, dimana para penonton pada kesenian ini juga bisa berseloroh dan juga berkomentar atas beberapa adegan yang dipertunjukkannya. Hingga sampai saat ini, kesenian Mamanda ini lebih banyak menampilkan cerita yang bertemakan istanasentris yang banyak membahas beberapa tentang kehidupan raja dan bawahannya. Meskipun demikian, pada kesenian Mamanda ini dialog dari para pemainnya tidak terikat oleh sebuah naskah, sehingga para pemainnya bisa berimprovisasi dengan sesuka hatinya. 6. Ludruk, Teater Tradisional Dari Jawa Timur Ludruk merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di Provinsi Jawa Timur. Dalam pertunjukannya, kesenian ludruk ini umumnya kerap dimainkan diatas panggung dengan membawa tema utama tentang keseharian dikehidupan masyarakyat. Selain itu, kesenian ludruk juga terkadang mengambil beberapa cerita yang bertemakan tentang perjuangan di dalam melawan para penjajahan atau sebuah kisah 1001 malam. Sama seperti teater tradisional lainnya, dimana dalam pementasannya, kesenian ludruk ini juga tidak sepenuhnya mempertunjukan drama, akan tetapi juga akan diselingi oleh seni musik dan guyonan. Hal yang unik pada kesenian ini adalah saat pertunjukannya akan diawali dengan tarian tradisional khas Jawa Timur, yaitu Tari Remo. 7. Longser, Teater Tradisional Dari Jawa Barat Longser merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak tumbuh dan berkembang di Provinsi Jawa Barat. Longser sendiri adalah akronim dari Melong atau melihat dan Seredet atau tergugah, jadi jika diartikan longser ini mempunya arti yaitu jika siapapun yang melihat akan tergugah. Dalam pertujukannya, kesenian longser biasanya akan meninggalkan bebera kesan yang sederhana, jenaka, dan juga menghibur. Selain itu, kesenian longser juga lebih banyak menambil beberapa cerita yang berasal dari kehidupan sehari-hari. 8. Randai, Teater Tradisional Dari Minangkabau Randai merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di daerah Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat. Dalam pertunjukannya, kesenian randai ini umumnya menggunakan irama dendang yang disertai dengan dialog gurindam di dalam menyampaikan sebuah pesan. Sementara untuk alat musiknya, kesenian ini biasanya akan diiringi oleh alat musik tradisional, seperti Gendang, Talempong, dan Puput. 9. Kondobuleng, Teater Tradisional Dari Makasar Kondobuleng merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh dari kebudayaan masyarakat Bugis di Makasar. Kata kondobuleng pada kesenian ini sendiri berasal dari 2 kata, yaitu "Kondo" yang artinya "bangau" dan "buleng" yang artinya adalah "putih". Jadi jika diartikan secara keseluruhan, kondobuleng ini artinya adalah bangau putih. Dalam pertunjuakannya, kesenian kondobuleng ini pada umumnya akan dipentaskan dengan gaya yang jenaka atau lucu. 10. Dulmuluk, Teater Tradisional Dari Sumatera Selatan Dulmuluk merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Nama Dulmuluk pada kesenian ini sendiri diambil dari tokoh cerita yang ada didalam "Hikayat Abdoel Moeloek". Untuk pertunjukannya sendiri, kesenian dulmuluk umumnya hanya memadukan beberapa unsur seni saja, seperti halnya seni menyanyi, tari-tarian, dan seni drama. 11. Topeng Banjet, Teater Tradisional Dari Karawang Jawa Barat Topeng Banjet merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di Karawang, Provinsi Jawa Barat. Dalam pertunjukannya, kesenian Topeng Banjet biasanya akan diirama oleh gamelan. Jika diliat secara seksama, iringan dari kesenian Topeng Banjet ini ternyata mempunyai kemiripan bunyi di dalam gamelan Bali. 12. Maknyong, Teater Tradisional Dari Kepulauan Riau Maknyong merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di Mantang, yaitu salah satu pulau yang letak geografisnya berada di Provinsi Kepulauan Riau. Pada zaman dahulu, kesenian Makyong ini hanyalah berupa beberapa seni saja, seperti seni tari dan seni menyanyi. Akan tetapi, seiring dengan perkembangannya, kesenian Maknyong ini pun mulai banyak mengadopsi dari beberapa cerita, seperti cerita rakyat maupun cerita legenda. Dalam pertunjukanya, kesenian ini lebih cenderung di dominasi oleh beberapa unsur seni, seperti seni tari-tarian, nyanyian, dan beberapa humor jenaka. Selain itu, wajah para pemain pria kesenian Maknyong ini selalu ditutupi dengan topeng. Hal ini justru berbeda bagi tokoh wanita, dimana tokoh wanita tidak akan ditutupi oleh topeng seperti halnya tokoh pria. 13. Bakaba, Teater Tradisional Dari Sumatera Barat Bakaba merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di Provinsi Sumatera Barat. Dalam pertunjukannya, kesenian bakaba umumnya hanya dituturkan dan disajikan oleh 2 (dua) orang tukang Kaba saja, dimana salah satunya akan berperan sebagai pencerita, sementara satunya lagi akan berperan sebagai pengiring musik. Kesenian bakaba ini biasanya hanya dipentaskan dibeberapa acara penting saja, seperti acara upacara perkawinan, pesta panen, atau acara saat seseorang menggelar syukuran atas rumah baru. 14. Lenong Denes, Teater Tradisional dari Betawi Jakarta Lenong merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh dari kebudayaan masyarakat betawi. Dalam pertunjukannya, kesenian ini cenderung lebih menceritakan tentang kehidupan yang ada didalam istana serta beberapa cerita yang diambil dari "kisah 1001 malam". Karena dalam pertunjukannya yang lebih berceritakan kepada seputar kehidupan kerajaan, maka kostum atau busana yang dipakainya juga busana yang mewah dan juga gemerlap sesuai dengan latar ceritanya. 15. Ubrug, Teater Tradisional Dari Banten Ubruk merupakan salah satu teater tradisional nusantara yang banyak berkembang dan tumbuh di Provinsi Banten. Kesenian ubrug umumnya hanya diiringi oleh alat musik gamelan saja. Kisah yang dipentaskannya pun juga lebih cenderung mengambil kepada lakon yang berasal kehidupan sehari-hari, ataupun kisah kepahlawanan. - Drama modern 1. Opera Opera merupakan jenis drama di mana dialog dalam drama tersebut disampaikan dengan cara dinyanyikan serta diiringi musik. Drama jenis ini berkembang pesat di daratan Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Opera umumnya dimainkan oleh penyanyi dan diiringi orchestra lengkap. Salah satu contoh music opera terkenal adalah “Le nozze di Figaro” (The Marriage of Figaro) karya dari Wolfgang Amadeus Mozart. Salah satu karya terkenal dari Mozart lainnya adalah Don Giovanni. 2. Melodrama Hampir mirip dengan opera, melodrama merupakan perpaduan antara seni peran dan musik. Yang membedakannya dialog pada melodrama diucapkan sebagaimana biasa hanya saja tetap diiringi dengan musik. “The Heiress” merupakan salah satu contoh melodrama terkenal yang adaptasi dari novel karya Henry James, “The Washington Square”. Drama ini mengisahkan tentang seorang putri seorang dokter kaya, Catherine, yang jatuh pada seorang pemuda, Morris Townsend. Salah satu contoh melodrama terkenal lainnya adalah drama yang bertajuk “Mamma Mia”. 3. Sendratari Sendratari merupakan jenis drama yang memadukan seni peran dengan seni tari. Aktris dan aktor yang memainkan drama ini mengucapkan dialog secara biasa, namun pada bagian bagian penting suatu drama (misal peperangan, adegan bermesraan) disampaikan lewat tarian. Sendratari yang terkenal di Indonesia salah satunya adalah Sendratari Ramayana yang dipentaskan di pelataran Candi Prambanan. 4. Pantomim Pantomim adalah pertunjukan teater tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah, serta biasanya diiringi musik. Dari definisi ini, pantomim merupakan seni pertunjukan yang penampilannya lebih mengandalkan gerak-gerik tubuh dan ekspresi wajah. 5. Kabaret Kabaret adalah sebuah pertunjukan atau pementasan seni yang berasal dari Dunia Barat di mana biasanya ada hiburan berupa musik, komedi dan seringkali sandiwara atau tari-tarian. Perbedaan utama antara kabaret dengan pertunjukan lainnya adalah tempat pertunjukannyaâ restoran atau kelab malam dengan sebuah panggung pertunjukan dan penontonnya yang duduk mengelilingi meja-meja (seringkali sambil makan atau minum) dan menyaksikan pertunjukannya. Tempatnya sendiri seringkali juga disebut "kabaret". Pada peralihan abad ke-20, terjadi perubahan besar dalam budaya kabaret. Para penarinya termasuk Josephine Baker dan penari waria Brasil João Francisco dos Santos (alias Madame Satã). Pertunjukan- pertunjukan kabaret dapat beraneka ragam dari satire politik hingga hiburan ringan, masing-masing diperkenalkan oleh seorang master of ceremonies (MC), atau pembawa acara. 6. Monolog Monolog adalah istilah keilmuan yang diambil dari kata mono yang artinya satu dan log dari kata logi yang artinya ilmu.Secara harfiah monolog adalah suatu ilmu terapan yang mengajarkan tentang seni peran di mana hanya dibutuhkan satu orang atau dialog bisu untuk melakukan adegan / sketsa nya . Kata monolog lebih banyak ditujukan untuk kegiatan seni terutama seni peran dan teater 7. Farce Drama jenis ini merupakan drama yang menyerupai dagelan, namun bukan sepenuhnya drama tersebut merupakan dagelan. Drama ini biasanya berisi tentang kejadian yang ditanggapi secara berlebihan (overeacts) serta humor humor slapstick. Salah satu contoh farce terkenal adalah drama karya Oscar Wilde yang berjudul “The Importance of Being Earnest”. Drama ini merupakan drama bergaya Victorian yang menceritakan tentang seorang pemuda yang menggunakan dua identitas berbeda untuk menemui dua orang wanita yang berbeda.