Anda di halaman 1dari 5

1.

Lenong (DKI Jakarta)

Lenong adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat Betawi,


Jakarta. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang
bernama Lien Ong. Konon, dahulu Lien Ong lah yang sering memanggil
dan menggelar pertunjukan teater yang kini disebut Lenong untuk
menghibur masyarakat dan khususnya dirinya beserta keluarganya. Pada
zaman dahulu (zaman penjajahan), lenong biasa dimainkan oleh
masyarakat sebagai bentuk apresiasi penentangan terhadap tirani penjajah.

Kesenian teatrikal tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat


Betawi atas kesenian serupa seperti "komedi bangsawan" dan "teater
stambul" yang sudah ada saat itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman
Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi
musik gambang kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak tahun
1920-an.

Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari


kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa
panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris
mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela

Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. Dalam
lenong denes (dari kata denes dalam dialek Betawi yang berarti “dinas”
atau “resmi”), aktor dan aktrisnya umumnya mengenakan busana formal
dan kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan,
sedangkan dalam lenong preman busana yang dikenakan tidak ditentukan
oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari. 
https://www.pojokseni.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html

2.Ludruk(Jawa Timur)

Ludruk

Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup


terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah
laki-laki. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan
oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan
mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari (cerita wong cilik),
cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan
diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat


penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-
kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang,
Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan
pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek
(tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, dll).
https://www.pojokseni.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html
3.Ketoprak(Jawa Tengah)

Ketoprak

Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer, terutama di


daerah Yogyakarta dan daerah Jawa Tengah. Namun di Jawa Timur pun
dapat ditemukan ketoprak. Di daerah-daerah tersebut ketoprak merupakan
kesenian rakyat yang menyatu dalam kehidupan mereka dan mengalahkan
kesenian rakyat lainnya seperti srandul dan emprak.

 Kata ‘kethoprak’ berasal dari nama alat yaitu Tiprak. Kata


Tiprak ini bermula dari prak. 

Karena bunyi tiprak adalah prak, prak, prak. Serat Pustaka Raja Purwa
jilid II tulisan pujangga R. Ng. Rangga Warsita dalam bukunya
Kolfbunning tahun 1923 menyatakan “… Tetabuhan ingkang nama
kethoprak tegesipun kothekan” ini berarti kethoprak berasal dari bunyi
prak, walaupun awalnya bermula dari alat bernama tiprak.
Kethoprak juga berasal dari kothekan atau gejogan. Alat bunyi-bunyian
yang berupa lesung oleh pencipta kethoprak ditambah kendang dan
seruling.
Artikel terkait: Mengenal Teater Tradisional khas Nusantara

Ketoprak merupakan salah satu bentuk teater rakyat yang sangat


memperhatikan bahasa yang digunakan. Bahasa sangat memperoleh
perhatian, meskipun yang digunakan bahasa Jawa, namun harus
diperhitungkan masalah unggahungguh bahasa. Dalam bahasa Jawa
terdapat tingkat-tingkat bahasa yang digunakan, yaitu:

 Bahasa Jawa biasa (sehari-hari)


 Bahasa Jawa kromo (untuk yang lebih tinggi)
 Bahasa Jawa kromo inggil (yaitu untuk tingkat yang tertinggi)

Menggunakan bahasa dalam ketoprak, yang diperhatikan bukan saja


penggunaan tingkat-tingkat bahasa, tetapi juga kehalusan bahasa. Karena
itu muncul yang disebut bahasa ketoprak, bahasa Jawa dengan bahasa
yang halus dan spesifik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kethoprak adalah seni


pertunjukan teater atau drama yang sederhana yang meliputi unsur tradisi
jawa, baik struktur lakon, dialog, busana rias, maupun bunyi-bunyian
musik tradisional yang dipertunjukan oleh rakyat.
https://www.pojokseni.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html

4.Longser(Jawa Barat)
Longser merupakan salah satu bentuk teater tradisional masyarakat sunda,
Jawa barat. Longser berasal dari akronim kata melong (melihat dengan
kekaguman) dan saredet (tergugah) yang artinya barang siapa yang melihat
pertunjukan longser, maka hatinya akan tergugah. 

Longser yang penekanannya pada tarian disebut ogel atau doger. Sebelum
longser lahir dan berkembang, terdapat bentuk teater tradisional yang
disebut lengger.

Busana yang dipakai untuk kesenian ini sederhana tapi mencolok dari segi
warnanya terutama busana yang dipakai oleh ronggeng. Biasanya seorang
ronggeng memakai kebaya dan kain samping batik. Sementara, untuk
lelaki memakai baju kampret dengan celana sontog dan ikat kepala.
https://www.pojokseni.com/2013/02/10-bentuk-teater-tradisional-di.html

Anda mungkin juga menyukai