Ketoprak adalah teater rakyat yang paling populer, terutama di daerah Yogyakarta
dan daerah Jawa Tengah. Namun di Jawa Timur pun dapat ditemukan ketoprak. Di daerahdaerah itu ketoprak adalah kesenian rakyat yang menyatu dalam kehidupan mereka dan
mengalahkan kesenian rakyat lainnya seperti srandul dan emprak.
Pada mulannya Ketoprak hanyalah permainan orang-orang desa yang sedang
menghibur diri dengan menabuh lesung di bulan Purnama, yang disebut dengan gejogan.
Pada perkembangannya, hiburan Ketoprak menjadi suatu bentuk tontonan teater
tradisional yang lengkap dan paling populer di Jawa Tengah. Semula disebut Ketoprak
lesung, kemudian dengan dimasukkannya musik gendang, terbang, suling, nyanyian dan
lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan, maka lengkaplah Ketoprak
sebagimana yang kita kenal sekarang, yang dipentaskan sekitar tahun 1909. Ketoprak
adalah salah satu bentuk teater rakyat yang sangat memperhatikan bahasa yang digunakan.
Bahasa sangat mendapat perhatian, walaupun yang digunakan bahasa Jawa, namun harus
diperhitungkan masalah unggahungguh bahasa.
Sama seperti teater tradisional umumnya, tontonan Kondobuleng juga dimainkan secara
spontan. Ceritanya simbolik, tentang manusia dan burung bangau yang dimainkan dengan
gaya lelucon, banyolan yang dipadukan dengan
gerak stilisasi. Yang unik dari tontonan ini
adalah tidak adanya batas antara karakter
pemain dengan properti yang berlangsung
pada adegan tertentu. Mereka pelaku,
tapi pada adegan yang sama mereka
juga
adalah
perahu
yang
sedang
mengarungi samudera. Tapi pada saat yang sama, mereka adalah juga penumpangnya.
Nama
tokoh
utama
ini
sejak tahun 1990-an, hal itu disebabkab semakin banyaknya alternatif media hiburan,
terutama melalui televisi dan film layar lebar.