Anda di halaman 1dari 3

Mapel : Seni Budaya

Kelas :X
Guru Mapel : Frantinius Rumapea, S.Sn

PERGELARAN SENI TEATER TRADISIONAL NUSANTARA


Teater tradisional tiap-tiap daerah memiliki keunikan yang berbeda-beda. Namun, secara umum teater
tradisional memiliki ciri-ciri yang bersifat sama, berikut beberapa pergelaran teater tradsional yang
ada di nusantara:
1. Teater Wayang Wong dari Jawa
Wayang Wong atau wayang orang merupakan seni teater tradisional yang berkembang di pulau Jawa,
baik Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Wayang wong mengambil cerita dari
kisah pewayangan, memiliki pakem alur cerita tertentu, dimana alur cerita yang disajikan tidak boleh
diubah. Pemain wayang wong menggunakan busana dan aksesoris seperti wayang. Kisah yang biasa
diangkat dalam pertunjukan wayang wong adalah kisah Ramayana dan Mahabaratha.
2. Teater Ketoprak dari Yogyakarta
Ketoprak adalah seni teater tradisional yang berkembang pesat di Yogyakarta, awal mula keberadaan
ketoprak diyakini berasal dari daerah surakarta. Pada jaman dahulu ketoprak diiringi oleh musik
seadanya saja seperti lesung yang merupakan alat penumpuk padi dan kendang. Namun saat ini
Ketoprak lebih banyak diiringi oleh musik gamelan Jawa. Ketoprak tak hanya menyajikan satu atau
dua jenis cerita, cerita cerita seperti epos ramayana dan juga kisah 1001 malam pun dipentaskan oleh
pemain ketoprak, dengan beberapa penyesuaian tokoh tentunya.
3. Teater Mendu dari Kep. Riau
Mendu adalah seni teater tradisional yang berkembang di kepulauan riau dan kalimantan barat.
Pertunjukan Mendu merupakan kombinasi dari drama, silat, seni tari dan pantun. Pertunjukan Mendu
biasanya diawali oleh tarian khas melayu seperti tari Baladun. Pada tahun 2014 pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan Seni Teater Mendu sebagai
Warisan budaya tak benda milik bersama kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.
4. Teater Lenong dari Betawi, Jakarta
Lenong merupakan sandiwara tradisional dari Betawi yang dikemas dengan banyolan dan selingan
musik. Dialog dialog yang diucapkan oleh pemain Lenong menggunakan Logat Betawi
5. Teater Ludruk dari Jawa Timur
Teater Ludruk merupakan seni pertunjukan tradisional dari Jawa Timur. Ludruk dimainkan diatas
panggung, mengambil tema utama keseharian kehidupan rakyat, perjuangan melawan penjajahan atau
kisah 1001 malam. Ludruk tidak sepenuhnya mempertunjukan drama namun juga diselingi musik dan
guyonan. Biasanya seni teater tradisional Ludruk diawali dengan tari remo
6. Teater Mamanda dari Kalimantan Selatan
Mamanda berkembang di Kalimantan Selatan. Yang paling mencolok dalam pertunjukan mamanda
adalah busana yang digunakan oleh pemain Mamanda, busana yang dikenakan memang sengaja
dibuat gemerlap dan mewah. Pertunjukan Mamanda memiliki kesamaan dengan pertunjukan Lenong
jika dilihat dari interaksi antar pemain dan penonton, dimana penonton juga dapat ikut aktif
berseloroh dan berkomentar atas adegan yang dipertunjukkan. Hingga saat ini kebanyakan cerita yang
ditampilkan dalam pertunjukan Mamanda adalah cerita dengan tema istanasentris yang membahas
kehidupan raja dan bawahannya. Dalam Mamanda, dialog pemain tidak terikat oleh naskah, pemain
Mamanda dapat berimprovisasi sesuka hati.
7. Teater Randai dari Minangkabau
Pertunjukan Randai berkembang di daerah Minangkabau. Dialog yang digunakan dalam Randai
memiliki irama dendang dan umumnya menggunakan gurindam untuk menyampaikan maksud. Alat
musik pengiring kesenian Randai terdiri dari Talempong, Gendang dan Batang padi yang disebut
Puput.
8. Teater Longser dari Jawa Barat
Seni pertunjukan Longser berasal dari jawa barat. Longser merupakan akronim dari Melong ( melihat)
dan Seredet ( tergugah), yang dapat diartikan bahwa siapapun yang melihat akan tergugah. Umumnya
Longser meninggalkan kesan sederhana, jenaka dan menghibur. Longser lebih banyak menceritakan
kehidupan sehari hari masyarakat biasa.
9. Teater Dulmuluk dari Sumatera Selatan
Dulmuluk berasal dari sumatera selatan, tepatnya Palembang. Nama Dulmuluk sendiri diambil dari
tokoh cerita di dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Pertunjukan Dulmuluk memadukan sejumlah unsur
seperti nyanyian, tarian dan drama.
10. Teater Kondobuleng dari Makasar
Kondobuleng berasal dari kata Kondo yang bermakna bangau dan buleng yang bermakna putih,
dengan demikian kondobuleng berarti bangau putih. Seni pertunjukan Kondobuleng berasal dari
Bugis, Makasar. Kondobuleng dipentaskan dengan gaya lucu dan jenaka
11. Teater Maknyong dari Kep. Riau
Seni pertunjukan teater Maknyog berasal dari Mantang, salah satu pulau di kepulauan Riau. Pada
jaman dahulu Makyong hanya berupa seni tari dan menyanyi, namun seiring berkembangan jaman,
kesenian Maknyong mengadopsi cerita rakyat, dan cerita legenda. Ketika dipentaskan unsur tarian,
nyanian dan humor jenaka mendominasi keseluruhan pertunjukan. Dalam Teater Maknyong, wajah
pemain pria selalu ditutupi dengan topeng sedangkan tokoh wanita tidak ditutupi oleh topeng.
12. Teater Topeng Banjet dari Karawang Jawa Barat
Topeng Banjet adalah seni teater tradisional dari daerah Karawang, Jawa Barat. Irama gamelan yang
dimainkan untuk mengiringi Topeng Banjet memiliki kemiripan bunyi seperti gamelan Bali.
13. Teater Bakaba dari Sumatra Barat
Seni pertunjukan teater Bakaba berasal dari daerah sumatera Barat. Pertunjukan bakaba dituturkan
dan disajikan oleh dua orang tukang Kaba, yang berperan sebagai pencerita dan satu lagi berperan
sebagai pengiring musik. Bakaba biasanya dipentaskan dalam acara pesta panen, upacara perkawinan
dan ketika seseorang menggelar syukuran atas rumah baru.
14. Teater Ubrug dari Banten
Pertunjukan Ubruk berasal dari daerah banten. Ubrug diiringi oleh instrumen musik gamelan. Kisah
yang dipentaskan dalam pertunjukan Ubrug mengambil lakon kehidupan sehari hari atau cerita
kepahlawanan
15. Teater Lenong Deenes dari Betawi Jakarta
Seni pergelaran Lenong Denes biasanya mengisahkan kehidupan di dalam istana dan cerita yang
diambil dari kisah 1001 malam. Karena bercerita seputar kerajaan maka pakaian atau busana yang
digunakan oleh pemain lenong Denes adalah busana yang mewah dan gemerlap.

TUGAS SISWA:

IDENTIFIKASILAH PERGELARAN TEATER TRADISIONAL NUSANTARA


DIBAWAH INI BERDASARKAN KONSEP TATA BUSANA DAN TATA RIASNYA

Gbr. 1 Gbr. 2 Gbr. 3

Gbr. 4 Gbr. 5 Gbr. 6


Gbr. 7 Gbr. 8 Gbr. 9

Gbr. 10 Gbe. 11 Gbr. 12

Gbr. 13 Gbr. 14 Gbr. 15

Anda mungkin juga menyukai